• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

E. Teknik Pengumpulan Data

Beragam sumber data yang telah didapatkan oleh peneliti menuntut cara atau teknik pengumpulan data tertentu yang sesuai dengan sumber data untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam menjawab permasalahan yang dikemukakan peneliti. Untuk itu diperlukan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat sehingga memungkinkan tercapainya pemecahan masalah secara valid dan reliabel. Menurut Goetz dan LaComte dalam H.B.Sutopo (2006: 66) menyatakan bahwa, “Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua cara yaitu metode yang bersifat interaktif dan non interaktif”. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode interaktif yaitu dengan melakukan observasi secara langsung melalui wawancara dengan para narasumber, sedangkan metode non interaktif meliputi observasi, dan mencatat dokumen maupun arsip.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara

Sumber data yang sangat penting dalam suatu penelitian kualitatif adalah manusia sebagai narasumber atau informan. Menurut Lexy J. Moleong (2000:

135), “Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan orang yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.

Maksud dalam melakukan wawancara, seperti yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba dalam Lexy J. Moleong (2000: 134) adalah :

a. Mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian-kejadian, kegiatankegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan kebulatan;

b. Merekonstruksikan kebulatan-kebulatan sedemikian rupa sebagai sesuatu yang dialami masa lalu;

c. Memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang;

d. Memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain baik dari manusia maupun bukan manusia;

e. Memverifikasi, mengubah, serta memperluas konstruksi-konstruksi yang

dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Pembagian jenis wawancara juga dikemukakan oleh Guba dan Lincoln sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong (2000: 137) adalah :

1. Wawancara oleh tim panel

2. Wawancara tertutup dan Wawancara terbuka

3. Wawancara riwayat secara lisan

4. Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur

Berdasarkan jenis-jenis wawancara diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Wawancara oleh Tim Panel

Wawancara oleh tim berarti wawancara yang dilakukan tidak hanya oleh satu orang, tetapi wawancara dua orang atau lebih terhadap seseorang yang diwawancarai. Sedangkan wawancara panel yaitu satu pewawancara dapat saja berhadapan dengan dua orang atau lebih yang diwawancarai sekaligus.

2. Wawancara Tertutup dan Wawancara Terbuka

Wawancara tertutup merupakan wawancara pihak yang diwawancarai tidak mengetahui atau tidak menyadari bahwa mereka diwawancarai. Sedangkan wawancara terbuka adalah suatu wawancara pihak yang diwawancarai

mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai serta mengetahui tujuan wawancara tersebut.

3. Wawancara Riwayat Secara Lisan

Wawancara ini dimaksudkan untuk mengungkapkan riwayat tertentu, pihak yang diwawancarai bicara secara terus menerus dan pewawancara sekali-kali mengajukan pertanyaan.

4. Wawancara Terstruktur dan Tak Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah suatu wawancara pewawancara menetapkan sendiri pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan disusun secara ketat. Sedangkan wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang digunakan untuk menemukan informasi yang tidak baku. Responden biasanya terdiri dari mereka yang mempunyai pengetahuan dan mendalami serta memahami informasi yang dibutuhkan.

Dalam penelitian ini, peneliti sebagai pewawancara menggunakan teknik wawancara terstruktur yang pokok-pokok pertanyaan telah diatur secara terstruktur dibuat kerangka dan garis besarnya sebelum berada di lapangan penelitian sehingga pertanyaan dan jawaban lebih terarah pada pokok-pokok penelitian.

Data yang dikumpulkan melalui wawancara adalah tentang:

1. Prosedur permohonan pembiayaan mudharabah BMT Bina Insan Mandiri

Gondangrejo bagi pengusaha kecil menengah.

2. Peranan pembiayaan mudharabah dari BMT Bina Insan Mandiri (BIM)

Gondangrejo terhadap perkembangan usaha kecil menengah di Kecamatan Gondangrejo tahun 2008.

3. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh BMT Bina Insan Mandiri dalam

proses penyaluran pembiayaan mudharabah kepada usaha kecil menengah dan solusi untuk menanganinya.

Nasution (1996: 63) menyatakan bahwa, “Observasi dilakukan secara langsung, terfokus dan selektif”. Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda dan rekaman gambar. Menurut H.B Sutopo (2006: 75) bahwa “Observasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung”. Teknik ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dan mencatat fenomena yang diselidiki dengan menggunakan penglihatan dan pendengaran peneliti secara langsung.

Observasi merupakan salah satu cara penelitian ilmiah yang paling sesuai di bidang ilmu sosial. Dengan metode ini dapat diketahui mengenai lingkungan tempat penelitian dilaksanakan. Lexy J.Moleong (2000:126) menyatakan bahwa “Pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan, dihayati oleh subyek, sehingga memungkinkan peneliti menjadi sumber data pengamatan, memungkinkan adanya pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihak peneliti maupun dari pihak subyek penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap kondisi fisik Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri (BIM) Kecamatan Gondangrejo, aktivitas kerja pengurus dan pegawai, serta sarana dan prasarana yang ada didalamnya. Pengamatan juga dilakukan terhadap aktivitas para pengusaha kecil menengah yang menjadi nasabah BMT Bina Insan Mandiri. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilakukan secara berulang-ulang dengan harapan data yang diperoleh akan lebih valid.

3. Dokumentasi

Untuk mendapatkan data-data yang berupa arsip sejarah, visi, misi dan perkembangan Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri secara lengkap dan relevan, serta mendukung dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berupa dokumentasi. Guba dan Lincoln dalam Lexy J.Moleong (2000: 161) mengatakan bahwa :

Dokumentasi adalah setiap bahan yang tertulis ataupun film, selain dari pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau penyajian akunting yang akan dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang ada. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Hadari Nawawi (1985: 133) sebagai berikut “Teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan”. Tujuan penggunaan dokumentasi ini adalah untuk memperoleh data yang bersifat notulis sehingga apa-apa yang belum tergali melalui teknik wawancara dan observasi dapat tergali melalui dokumen yang ada.

Data yang dikumpulkan melalui dokumentasi adalah data tentang :

1. Sejarah singkat berdirinya BMT Bina Insan Mandiri Gondangrejo

2. Struktur organisasi BMT Bina Insan Mandiri

3. Prosedur permohonan pembiayaan mudharabah

4. Perkembangan usaha kecil menengah di Kecamatan Gondangrejo

4. Foto

Foto sering digunakan dalam penelitian kualitatif karena dapat membantu dalam pengumpulan data-data, terutama untuk memperjelas deskripsi berbagai situasi dan perilaku subjek yang diteliti. Namun, foto bukan merupakan teknik utama dalam pengumpulan data penelitian kualitatif. H.B.Sutopo mengatakan bahwa “…cara perekaman ini bukan sebagai teknik khusus pengumpulan data tetapi hanya untuk menjamin kelengkapan catatan lapangan”.

Dokumen terkait