• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data-data yang diperoleh dari lapangan merupakan bentuk deskriptif yang dijadikan menjadi etnografi. Etnografi tersebut menggunakan metode kualitatif dengan teknik-teknik pengumpulan data lebih mendalam sebagai berikut:

1.5.1 Teknik Observasi Partisipasi

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi partisipasi. Observasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan peneliti secara langsung. Peneliti merasakan secara langsung selama proses penelitianapa yang dilakukan oleh informan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan informasi berdasarkan pengalamannya di lapangan.

Peneliti melakukan observasi partisipasi supaya peneliti bisa mendapatkan informasi mengenai konsep adaptasi dengan lingkungan, pola menetap, mengenai interaksi, mengenai tindakan maupun ekspresi ketika saat

40

berinteraksi, mengenai topik-topik apa yang dibahas saat berinteraksi, serta berbagai kejadian-kejadian yang ada di Desa Lawe Sigala II yang fakta sesuai dengan pengamatan yang ditemukan di lapangan. Selain itu, peneliti bisa mendapatkan informasi yang lebih dipercaya, dan bisa dipertanggungjawabkan karena peneliti melakukan observasi partisipasi dilapangan.

Untuk mendapatkan informasi melalui observasi partisipasi, peneliti ikut serta atau terjun langsung dalam kegiatan aksi gotong-royong dalam pembersihan yang terkena banjir bandang yang melanda beberapa hari yang lalu.

Peneliti mendapatkan informasi dari masyarakat yang bertempat tinggal di pinggiran sungai. Pada saat melakukan penelitian, peneliti merasakan langsung dan melihat bencana banjir bandang pada sore hari pukul 15:40 WIB. Peneliti melakukan partisipasi pada masyarakat dengan aksi pembuatan tanggul dekat sungai, menyisihkan kayu-kayu yang dibawakan oleh terjangan banjir bandang, mengkontrol masyarakat agar jauh dari derasnya air sungai, membantu masyarakat untuk menghimbau derasnya air banjir bandang dengan cara pergi ke kaki gunung dengan beberapa warga lainnya untuk memantau apakah ada kayu-kayu besar yang tersumbat, dan memantau masyarakat yang sedang melakukan aktivitas di pegunungan agar memanggil pulang ke rumah atau daerah yang aman. Itu adalah beberapa tindakan aksi peneliti pada saat melakukan penelitian.

Keesokan harinya, peneliti bertanya kepada salah satu warga masyarakat yang bertempat tinggal di dekat pinggiran sungai, dengan menanyakan mengapa Bapak tidak meninggalkan kampung ini saja, dan mencari tempat yang lebih aman? Dia mengatakan bahwa: jika kami pergi dari desa ini, kami akan mau pergi kemana kami tidak mempunyai tempat tinggal yang lain, walaupun

41

keadaan rawan banjir di desa ini kami pasrah-pasrah saja. Demikian jawaban dari salah satu warga tersebut.

Saat melakukan observasi partisipasi, peneliti menggunakan kamera sebagai alat bantu mengambil foto-foto atau gambar. Foto-foto atau gambar tersebut dapat menjelaskan situasi apa yang terjadi di lapangan. Peneliti juga mengamati keadaan kehidupan subjek penelitian. Dalam hal ini, peneliti mengamati bagaimana antisipasi mereka untuk menghadapi bencana banjir bandang. Setelah sampai di rumah, maka seluruh data apa yang saya dapatkan pada saat di lapangan peneliti menuangkan atau menulis dalam bentuk catatan lapangan itu dilakukan agar data yang saya peroleh di lapangan tidak hilang ataupun lupa.

1.5.2. Teknik Wawancara

Selain teknik observasi partisipasi, peneliti juga menggunakan teknik wawancara. Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara mendalam. Wawancara mendalam merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dan yang diwawancarai secara langsung ataupun tatap muka, dengan melakukan penggalian informasi secara mendalam terhadap satu topik penelitian. Wawancara mendalam, mempermudah peneliti untuk dapat mengetahui hal-hal yang mendalam dari kehidupan masyarakat, seperti tentang bagaimana masyarakat beradaptasi dengan lingkungannya, kejadian-kejadian alam yang terjadi dalam lingkungan tempat tinggalnya, dan peneliti juga melihat itu semua berdasarkan cara pandang masyarakat yang diteliti (emic view).Dalam penelitian ini yang menjadi informan pangkal penulis adalah informan-informan

42

pertama yang dapat memberikan informasi awal mengenai banjir bandang.

Informan pangkal tersebut adalah : Bapak Zaharuddin (46) Petani, Siska Mastina (35) Wirausaha, Bapak Melpa (58) Petani. Informan kunci Op Christine (65) Petani, Ibu Geby (40) Petani, Ibu Tasya (45) Petani, Ibu Dian (30) Petani.

Sedangkan informan kunci adalah: Op Sarah Simangunsong (57) Petani, Bapak Ucok (43) Petani, Bapak Sarah Panjaitan (45) Petani. Informan biasa Op Dian Tambunan (76) Petani, Bapak Surman Simanjuntak (65) Petani, Op Dosma (78) Petani. Alasan saya memilih informan tersebut karena sudah mengalami dan begitu paham dengan banjir bandang dan bagaimana mereka menyikapi atau mengantisipasi bencana banjir bandang.

Tujuan wawancara mendalam ialah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran atau pengetahuan, dan hati orang lain. Wawancara mendalam juga berfungsi untuk mendapatkan informasi yang tidak dapat ditemukan melalui teknik observasi partisipasi. Dalam wawancara mendalam, peneliti membedakan informasi kedalam dua kategori, yaitu: informan kunci dan informan biasa.

Informan kunci adalah seseorang yang secara lengkap dan mendalam mengetahui informasi yang yang akan menjadi topik permasalahan dalam penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini terdiri dari lima orang, karena lima orang tersebut sudah cukup bagi peneliti untuk memberikan informasi-informasi mendalam tentang topik penelitian. Adapun informasi-informasi yang ingin diperoleh dari informan kunci yaitu, tentang pengetahuan mereka terhadap bencana banjir bandang, faktor penyebab banjir bandang, cara antisipasi mereka

43

dalam menghadapi banjir bandang serta melakukan tindakan pra banjir, saat banjir hingga pasca banjir terutama di Desa Lawe Sigala II.

Sedangkan informan biasa adalah seseorang yang mengetahui informasi tentang masalah penelitian secara umum tidak mendalam. Informan biasa dalam penelitian ini juga terlibat dalam kejadian yang harus di wawancarai untuk melengkapi data penelitian tersebut.

1.5.3. Studi Pustaka

Studi pustaka sangat penting bagi peneliti untuk menunjang kelancaran penelitian, karena studi pustaka dapat memberikan informasi terkait dengan topik penelitian. Studi pustaka yang dipakai peneliti bisa berupa buku, artikel, jurnal, dan sebagainya, yang berhubungan dengan topik kajian. Hal tersebut, membantu peneliti dalam mengetahui bagaimana antisipasi masyarakat terhadap bencana banjir bandang, khususnya di Desa Lawe Sigala II.

1.5.4. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian etnografi merupakan bagian dari alur penelitian maju bertahap. Alur penelitian maju bertahap adalah suatu proses yang dimulai dari menetapkaninforman, hingga menulis sebuah etnografi.

Dalam metode etnografi, (Spradley 2006:68) menjelaskan ada lima syarat untuk memilih informan yang baik yaitu: (1) Enkulturasi penuh, yaitu orang yang mengetahui budaya miliknya dengan baik. (2) keterlibatan langsung, yaitu orang yang tidak bekerja lagi karena adanya teknologi baru ataupun orang yang berganti pekerjaan untuk menjadi penggerak mesin, (3) suasana budaya yang tidak dikenal. (4) waktu yang cukup. (5) Non-analitis. Peneliti melihat gambaran

44

umum dan menganalisis lokasi penelitian dan masalah penelitian. Data-data yang diproleh melalui pengumpulan data analisis secara kualitatif. Keseluruhan data yang diperoleh dari observasi dan wawancara dianalisis. Setelah dianalisis pada tiap-tiap data yang dikumpulkan, kemudian menguraikan bagian-bagian permasalahan dengan membuat sub-sub judul pada bab-bab penulisan penelitian.

Analisis data dilakukan sesuai dengan kajian antropologi dengan melihat permasalahan yang ada. Peneliti menggunakan dalam analisis data ini adalah on going analysis adalah analisis dimana dilakukan selama peneliti proses pengumpulan data yang berlangsung hingga penulisan skripsi selesai. Pada penelitian ini penulis juga menggunakan data-data yang diperoleh dari sumber dokumentasi, yang berupa hasil penelitian dan dokumen-dokumen administratif.

Peneliti juga melakukan pendokumentasian selama melakukan observasi berupa foto dan rekaman wawancara yang diperoleh saat penelitian.