• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PODA SAGU-SAGU MARLANGAN

4.3. Tempat-tempat Bersejarah raja Silahi Sabungan di Silalahi Nabolak

Adanya tempat-tempat bersejarah peninggalan Silahi Sabungan ini adalah sebagai salah satu fakta bahwa Silahi Sabungan adalah seorang Raja dan manusia yang mempunyai daya nalar yang tinggi, bijaksana, memiliki kesaktian dan berbakat seni. Tempat-tempat bersejarah Raja Silahi Sabungan menurut Silalahi, TP, (1989 : 6) yaitu :

1. Dolok Hole

Tempat Silahi Sabungan terancam bahaya dari cengkraman harimau belang dan ular berbisa. Namun di saat itu pula Silahi Sabungan di datangi Humala Jolma yang memberikan Silahi Sabungan Lak-lak Tumbaga Holing.

2. Dapdap

Disinilah Raja Silahi Sabungan ;

a. Menentukan Pilihan yang akan dihuninya.

b. Pertama sekali membakar hutan dan asap membumbung ke angkasa dengan maksud agar Si Raja Oloan (adiknya yang ke-4) melihatnya.

d. Mendirikan pemukiman yang diberi nama Huta Lahi

e. Menanam pohon serta menjadi tempat berteduh sekaligus tempat menuju Debata Humala Jadi Nabolon.

3. Lassa Bunga

Menurut wawancara beberapa tokoh masyarakat Amin Sidabariba (60) pada hari senin tanggal 6 agustus ’07 mengatakan bahwa di Lassa Bungan Silahi Sabungan menjadi delapan bagian menurut jumlah anaknya sesuai dengan urutan. Setiap Silahi Sabungan memuja Dewata Mula Jadi Nabolon harus lebih dahulu membersihkan diri dengan mandi di Lassa Bunga.

4. Huta Lahi

Huta lahi didirikan Silahi Sabungan sebagai pemukimanya, yang merupakan Huta Silahi Sabungan pertama sekali. Penataan lingkungan, arsitektur dan sarana yang lainnya di ciptakan sendiri oleh Silahi Sabungan sesuai dengan Filsafat hidupnya yang mengatakan ”ingkon asing adathu, jabungku, parbinotaonku, ulushu, uning-uningku sian toba holbung”. Artinya Silahi Sabungan harus memiliki ciri khas sendiri, lain dari yang di Toba Holbung dalam hal tatanan adat, arsitektur rumah adat, ilmu kemasyarakatan, corak tenunan ulos, perangkat dan komposisi gendang, komposisi huta dan adat pembagian tanah warisan.

• Disebelah kanan didirikan berturut-turut Huta anaknya bernomor ganjil yaitu : - Sihaloho (anak pertama)

- Sondi Raja (Anak ketiga) - Sidabaria (anak kelima) - Pintu Batu (Anak ketujuh)

• Disebelah kiri didirikan berturut-turut anaknya yang bernomor genap yaitu : - Situngkir (anak kedua)

- Sinabutar (anak keempat) - Sidebang (anak keenam) - Tambun Raja (anak kedelapan)

Dari dahulu sejak didirikan sampai saat ini, bagaimanapun derasnya hujan namun air batu atau air banding belum pernah meluap dari lokasi Huta Lahi, sebab Silahi Sabungan saat membangun Huta Lahi melengkapi huta tersebut dengan dangkal, salah satu kesaktiannya yang diperoleh dari buku lak-lak Tumbang Holing. Mengenai hukum warisan yang menjadi hukum adat yang dilestarikan seluruh turunanya, Silahi Sabungan jelas dan tegas mewariskan suatu hukum adat yakni, di Huta Lahi atau Silalahi Nabolak tidak boleh marga diluar Silahi Sabungan menjadi Raja baik dalam adat maupun teritorial.

Pantang buan kotoran di hulu sungai Sibola Huta. Siapa yang berani mwelakukannya akan merasa panas dingin dan melihat yang belum pernah dilihanya, keajaiban dunia misteri baik dalam mimpi maupun saat berjalan, sebagai ciptaan Dewata Mulajadi Nabolon. Kelak huta lahi dikenal dengan nama Silalahi Nabolak.

5. Batu Gadap dan Pengadilan

Dari hasil wawancara dengan Raja Turpuk Sihaloho H. Sihaloho (68)di Silalahi Nabolak terdapat sarana pengadilan bagi warga keturunan Silahi Sabungan untuk menjadi lesatarinya kejujuran, kebenaran agar jangan ada perselisihan diantara Silahi Sabungan, maka dibuatlah lokasi penelitian dengan sarana ritus sebongkah batu berdiri dan disampingnya sebuah batu tergeletak (tidur). Bagi siapa yang

salah, tidak jujur dan tidak benar. Jika disentuh batu sumpah itu, maka tumbanglah hidupnya dari dunia ini seperti batu tergeletak tersebut (meninggal secara tiba-tiba), sebaliknyua dia jujur, benar tidak bersala, walaupun dipegang batu sumpah tersebut tidak akan terjadi sesuatu. Itulah sebabnya sampai sekarang masyarakat di Silalahi Nabolak tidak ada yang berani bersumpah pada batu Tundung dan Batu Gadap tersebut.

Sarana pengadilan ini tentunya unsur kebijakan dari Silahi Sabungan untuk ketentraman para turunannya hingga akhir zaman. Batu Gadap dan batu Tiang Besi ini masih utuh, bahkan sudah dipagar dengan pagar besi

6. Parnamoran

Parnamoran adalah tempat Si Boru Deang Namora bertenun ulos, Si Boru Deang Namora adalah satu-satunya puteri Raja Silahi Sabungan yang sangat disayanginya. Si Boru Deang Namora juga sangat sayang kepada saudara-saudaranya, istimewa kepada Tambun Raja.

Dan apa yang diminta dari Ayahnya Silahi Sabungan, tak pernah di tolak. Si Boru Deang Namora juga seorang dukun sakti yang selalu terkabul permohonannya bila meminta Dewata Mulajadi Nabolon.

7. Simalas

Simalas adalah tenpat lokasi tempat kuburan Si Deang Namora, mayatnya ditemukan dalam gua batu setelah meninggal. Tidak banyak yang mengetahui dengan jelas tempat kuburan, tapi yang pasti di Simalas, kecuali orang-orang sakti dengan indera keenamnya.

Di Simalas ini dulunya ada tempat mandi si Deang Namora yang sampai saat ini masih ada. Jika pengunjung ada menemukan sirih di pemandian itu. Ini pertanda Si Boru Deang Namora berkenan bagi yang datang untuk mandi atau menyampaikan hajat padanya.

Menurut beberapa responden mengatakan bahwa Si Boru Deang Namora suka makan umbut padi. Bila padi sedang tumbuh disawah dan tikus memakanya, bagi penduduk itu pertanda Si Boru Namora menginginkan sesuatu dari mereka.

Maka bila sesajen diberi kepada Si Boru Deang Namora di Simalas segera wabah tikus akan berhenti. Si Boru Deang Namora harus melalui perantara sekaligus pemimpin acara yakni kelompok Sidabutar nomor 4 yang merupakan penaseha acara agar Si Boru Deangb Namora merasa senang.

Sampaia saat ini semua benda-benda pusaka Siboru Deang Namora disimpan dan dirawat dan dijaga oleh kelompok Sidabutar/Sinabutar seperti pakaian, honde-honde, tombak, ulos dan kampil. Sebagian masih asli pakaian dan tambak, selainnya dibuat gantinya seperti benda aslinya.

8. Mual Sipauluk Hosa

Mual atau mata air yang di buat Silahi Sabungan ini berada di pertengahan bukit menuju Aek Hondom, menjadi tempat orang yang berjalan melewati bukit untuk melepaskan dahaga. Setiap Silahi Sabungan menuju negeri Balna atau melepas rindu bersama Pinggan Matio dan mertuanya Padang Batanghari, raja Pakpak juga melewati Mual Sipaulak Hosa ini.

Menurut mitos mual ini tercipta setelah Silahi Sabungan menancapkan tongkatnya, atas permintaan Pinggan matio yang sedang mengandung, dalam perjalanan menuju kampung Raja Pakpak. Dari tancapan tongkat ini keluarlah air bersih.

9. Simartaja

Simartaja adalah daerah tempat Silahi Sabungan mengembalakan ternak yang berada dekat perbukitan Nauli basa. Martaja artinya menculik, sebab disinilah cucunya Si Raja bunga-bunga diculik Tuan Sihubil, oleh keturunan Si Bangot Ni Pohan dan membawanya ke Balige. Tuan Sihubil memberi nama Si Raja Bunga-bunga menjadi Si Raja parmahan, sebab ia diculik saat mengembalakan ternak di Simarmataja.

10. Pagar

Pengertian pagar disimbolkan seperti pagar pengaman rumah, kebun atau sawah yang dibuat dari bahan alun seperti kayu, besi, bambu atau tanah yang ditimbun tinggi sekeliling huta yang ditanami bambu atau disebut parit.

Silahi Sabungan melengkapi sarana pengaman Huta Lahi, berupa mahluk misteri seperti berhala dan ijin yang fungsinya adalah :

a. Menjaga keamanan dan keselamatan jiwa dan harta benda penghuni Huta Lahi.

b. Menjadi pemberi aba-aba atau tanda yang bakal terjadi di daerah tersebut. c. Menghamparkan niat jahat orang yang bermaksud tidak baik ke Huta Lahi dan

4.4. Faktor-fator yang menyebaban Ikrar Tersebut Sampai Sekarang Bertahan. Faktor-fator yang menyebaban Ikrar Tersebut Sampai Sekarang Bertahan adalah : 1. Adanya perumpulan marga Silahi Sabungan hususnya orang-orang yang telah

merantau jauh di Bona Pasogit (ampung Halaman) yang sudah menjad setor di setiap lingungan sekitarnya. Misalnya sekalo sebulan diadakan partangiangan Pungan Raja Silahi Sabungan Ana, Boru, dohot Ibebere setor Menteng raya. Acara ini dilauan secara bergilir tiap bulannya. Dengan adanya perumpulan pungan Raja Silahi Sabungan dapat menambah rasa persaudaraan antar sesama, jia ada permasalahan diselesaian secara bersama-sama dan jika ada salah satu marga yang mengawinkan anak dapat dibicarakan dalam partangiangan hal-hal yang perlu dipersiapkan

2. karena adanya rasa takut (hukum karma) yang menyebabkan adanya akibat buruk dari perbuatan jika melanggar poda dari nenek moyang yang dapat dilihat dari kejadian yang pernah terjadi.

3. Orang tua selalu mengingatkan dan mengajari anak-anaknya dalam bertarombo dan adat istiadat (partuturan). Hal ini dapat dilakukan kelak suatu saat anaknya tidak melakukan kesalahan dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Bahwa orang-orang yang kurang mengetahui partuturan akan jauh dari pergaulan masyarakat, seperti dalah istilah adat ”Humarga dope sian sere na polin” yang artinya bahwa adat itu lebih berharga dari pada emas murni, arena dalam masyarakat adat ini sangat berperan dalam kehidupan manusia. Manusia tanpa adat adalah manusia yang tidak tahu peraturan dan sopan dalam pergaulan masyarakat.

4. Adanya kesadaran putera-puteri keturunan Silahi Sabungan dalam memahami amanah leluhur dan menerima dengan iklas

5. dibangunnya tugu raja silahi sabungan supaya semua keturunannya (pinompar) dari sekarang dan masa yang akan datang tetap mengingat Bona Pasogit (kampung halaman) dan menjunjung tinggi martabat marga Silahi Sabungan. 6. Keturunan Silahi Sabungan masih mempertahankan dan menjaga pusaka/warisan

dari enenk moyang dan pusaka-pusaka tersebut masih dijaga salah satu keturunan Sialhi Sabungan di Silalahi Nabolak pusaka-pusaka tersebut adalah :

a. Pusaka yang berupa marga-marga pomparan Raja Silahi Sabungan b. Pusaka berupa nasehat yang disebut Poda Sagu-sagu Marlangan

c. Pusaka berupa dua buah batu eramat yang dipercayai mempunyai kekuatan mistik.

d. Pusaka buatan yang bernilai sejarah yaitu suatu tugu/makam Raja Silahi Sabungan.