• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PODA SAGU-SAGU MARLANGAN

4.5. Tugu Raja Silahi Sabungan Sebagai Lambang Kekerabatan

Keturunan Silahi Sabungan memilii cita-cita dasar dalam hidup, dengan menujukkan suat penghormatan terhadap nenek moyang/ leluhur melalui pembangunan Tugu Raja Silahi Sabungan, menjelang peresmian makam/tugu, tulang berulang Raja Silahi Sabungan sudah digali dan disemayamkan pada makam/tugu tersebut yang semula berada di Huta Lahi beberapa ratus tahun yang lalu. Pada bulan november 1981, tugu Silahi Sabungan diresmian di Silalahi Nabola dan tugu ini merupaan suatu lambang kekerabatan marga Silahi Sabungan dalam mempererat hubungan kekeluargaan. Tiap

tahun diadakan Pesta Lulutan Bolon Pomparan Raja Silahi Sabungan ke..Bolahan Amak.. yang diadakan secara bergiliran dari kedelapan keturunan Raja Silahi Sabungan.

Bangunan tugu/makam Silahi Sabungan sangat memiliki makna dan fungsi bagi keturunan dan orang-orang yang berkunjung. Salah satunya adalah supaya keturunannya Silahi Sabungan tetap bersatu dari masa dahulu, masa sekarang dan masa dan masa yang akan datang. Untuk mengngat dan menghormati leluhur tiap tahun diadakan pesta ulang tahun tugu atau yang disebut sekarang pesta luhutan bolonpomparan Silahi Sabungan secara bergiliran.

Menjelang pesta luhutan TambunRaja mendapat giliran sebagai tuan rumah dalam penyelenggara pesta, mereka telah menyiapkan beberapa persiapan dan susunan acara yang dilaksanakan slama tiga hari, menjelang hari pertama, panitia telah menyiapkan komsumsi (makanan) untuk tiga kali sehari yaitu pagi, siang dan malam selama 3 hari dan juga menyediakan tempat penginapan untuk undangan.

Kunjungan ketugu/makam ini masih bersifat tradisional, masih ada kepercayaan akan roh-roh (dinamisme dan animisme), banyak orang-orang datang bersembayang dengan membawa daun sirih, jeruk purut sebagai sabun mandi untuk mandi di tao (danau) dan ada juga yang membawa rokok. Tradisi ini masih dipercayai masih ada kekuatan gaibnya, adajuga yang datang untuk bersembayang agar usahanya sukses, dan beberapa permintaan yang lainnya.

Aikbat dari pengaruh modernisasi, masyarakat dapat mengerti dari makna dan fungsi dari tugu tersebut, adanya perubahan kepercayaan tetapi mereka tetap menghormati dan menjaga keadaan agar pesta tersebut berjalan sukses.

Dalampesta tersebut, Tambun Raja memilih tema apa yang bagus untuk pesta tersebut, karena semakin majunya dunia era globalisasi yang dapat memisahkan persatuan dan kesatuan sesama manusia, tema untuk pesta tahun ini, panitia memilih tema Poda Sagu-sagu Marlangan. Karena undangan yang hadir berasal dari berbagai propinsi, yaitu propinsi Aceh, Bengkulu, Sumatera Utara, Jambi, Lampung, Jabotabek, Surabaya, Kalimantan Timur, Batam, Bali, dan NTT.

Semua undangan ini merupakan salah satu keturunan Silahi Sabungan baik statusnya sebagai anak, boro, bere dan ibebere. Sesuai dengan keterangan yang diperoleh dari beberapa panitia penyelenggara yaitu Bapak Tambunan mengatakan bahwa pesta tugu ini telah mengeluarkan biaya yang sangat besar, hal ini dapat diatasi karena adanya dukungan dari tiap-tiap marga yang bersedia memberikan sumbangan agar pesta ini dapat terlaksana dengan baik walaupun berada jauh dari Bona Pasogit, pesta ini juga didukung oleh para Raja-raja Turpuk atau tokoh-tokoh pomparan Raja Silahi Sabungan yang telah menyumbangkan pemikiran dan perhatian terhadap pesta tugu tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan raja turpuk Tambun Raja, P. Tambunan (67) mengatakan dengan kehadiran dan peran aktif keturunan dari 8 (delapan) anak dari Raja Silahi Sabungan yaitu Loho Raja, Tungkir Raja, Sondi Raja, Butar Raja, Dabariba Raja, Debang Raja, Batu Raja dan Tambun Raja, pesta tugu dapat terlaksana sehingga kerinduan dan harapan Raja Silahi Sabungan dapat terwujud dan menjaga agar punguan-punguan (perkumpulan) marga yang sudah ada dan membentuk yang belum ada sebagai wadah kekerabatan dan meningkatkan sumber daya manusia, kerja sama, partisipasi dan terwujud persatuan kesatuan keluarga besar Raja Silahi Sabungan.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar tugu agar kelihatan rapi dan bersih. Kemudian dilakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan wisma Tambun Raja di Silalahi Nabolak. Pesta yang berlangsung selama tiga hari lamanya sudah dirangkai beberapa acara termasuk sholat jumat yang beragama islam dan kebaktian akbar hari minggu yang beragama Kristen yang berlokasi di areal tugu.

Acara adat tersebut berlangsung dengan baik, tiap undangan mendapat giliran untuk martortor (menari), sebelumnya semua keturunan Silahi Sabungan dan para undangan yang hadir berdiri dan bergandengan tangan satu dengan yang lain sambil mengucapkan isi dari Poda Sagu-Sagu Marlangan, supaya menjadi senjata untuk menghilangkan perbedaan persepsi diantara pomparan dan biarlah kasih menjad\i alat pemersatu.

Setelah pengucapan ikrar tersebut, dimulailah acara adat yaitu tor-tor boru, bere dan ibebere , dengan diiringi gondang raja Silahi Sabungan dan dilanjutkan dengan membawa ulos Raja Silahi Sabungan .

Acara selanjutnya diadakan tor-tor penyambutan hula-hula yang pertama Padang Batanghari dengan membawa ayam, uah pisang, tebu dan membawa makanan khas pakpak, mereka martortor dan menyerahkan ole-ole yang mereka bawa. Penyambutan hula-hula yang kedua yaitu Nairasaon/Manurung, penyambutan diiringi dengan gondang dan tor-tor, Manurung membawa ikan mas (dekke), air minum dan nasi yang akan di lalap untuk makan siang bersama, setelah selesai tor-tor mereka menempati tempat yang telah disediakan.

Tibalah tor-tor Raja Turpu dan undangan, lokasi pesta terlaksana dengan baik dan nampak suatu kekerabatan yang baik antara keturunan yang berbeda agama. Dari hal ini telah nampak bahwa keturunan Silahi Sabungan yang beragama islam berani tampil untuk mengikuti acara tersebut dan berperan aktif dalam pembagian tugas, setelah pesta telah selesai dilaksanakan maka mereka kembali ketempat asalnya. Semuanya itu berlandaskan Poda Sagu-sagu Marlangan mereka bersedia mengambil bagian dalam pesta tugu dan tidak mempengaruhi status undangan, mereka juga mau bersembahyang dan menikmati suasana tao Silalahi.

Akhir acara dilakukan penyerahan kunci bolahan amak dari Tambun Raja ke Loho Raja sebagai giliran tuan rumah ditahun berikutnya dan seterusnya. Dengan terlaksananya pesta luhutan bolon (Pesta Ulang Tahun Tugu Raja Silahi Sabungan), dapat menjadi pendorong semangat persatuan dan kesatuan marga Silahi Sabungan dimanapun berada.