Partisipasi masyarakat dalam penyusunan
peraturan perundang-undangan. Dalam penyusunan perundang-undangan di Indonesia tidak terlepas dari partisipasi masyarakat itu sendiri. Masyarakat dapat menyampaikan pendapat dan masukan-masukan kepada pemerintah atau lembaga pemerintah yang berwenang untuk membuat perundang-undangan tersebut.
100
www.kinerja.or.idLAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI
Tata Kelola Distribusi Guru Secara Proporsional (DGP)
Indonesia adalah sebagai berikut: • Mengoptimalkan lembaga-lembaga
penyalur aspirasi masyarakat yang telah ada, yaitu MPR, DPR, DPRD, Orsospol, Badan Permusyawaratan Desa, dan media massa. Lembaga-lembaga itu melakukan pengembangan dalam bidang politik sesuai dengan isi UUD 1945 Pasal 28 yaitu “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya yang ditetapkan dengan undang-undang.”Undang-undang tersebut adalah Undang-Undang RI No.9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum.
• Mengawasi berlangsungnya proses pengolahan penyusunan peraturan perundang-undangan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai objektivitas dan tanggung jawab serta hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat yang baik.
• Sebagai motivator percepatan penyusunan dan pemberlakuan peraturan perundang-undangan. • Sebagai subjek pendukung ketertiban suasana penyusunan peraturan perundang-undangan. Contoh: Dalam sidang DPR atau MPR yang sedang menyusun RUU atau ketetapan Majelis harus selalu didukung oleh suasana yang aman, tertib, dan teratur dalam pelaksanaannya. Hal ini tidak terlepas dari partisipasi masyarakat yang tanpa membuat gaduh suasana sidang, baik di dalam maupun di luar sidang.
Apabila di dalam pelaksanaan undang-undang yang telah ada dan disahkan oleh pihak berwenang seperti yang dikemukakan di atas terdapat
undang-undang yang tidak mengakomodasi aspirasi masyarakat Indonesia, maka undang-undang tersebut tidak akan mungkin terlaksana dengan baik. Oleh karena dalam pelaksanaan undang-undang tersebut harus terdapat keinginan, harapan dan kenyataan yang diaspirasikan oleh masyarakat itu sendiri.
Pemerintah atau pihak yang berwenang harus dapat menerima aspirasi rakyatnya karena pemerintah tanpa rakyat tidak akan berarti apa-apa. Begitu pula sebaliknya rakyat tanpa ada pemerintah yang berdaulat tidak berarti apa-apa. Pihak yang satu membutuhkan pihak yang lain sebagai subjek maupun objek pelaksana undang-undang itu sendiri. Pemerintah harus memperhatikan, menindaklanjuti aspirasi-aspirasi masyarakatnya dengan
bertanggung jawab.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengawal untuk memastikan terbitnya peraturan bupati/walikota tentang DGP yaitu:
1. Lokakarya penyamaan persepsi (Analisis kesenjangan DGP dan Alternatif
pendanaan)
Tujuan lokakarya ini adalah penyatuan persepsi dan orientasi stakeholder tentang penghitungan DGP dalam pemenuhan standar pelayanan minimum.
Hasil yang ingin dicapai dalam lokakarya ini: • Teridentifikasinya Stakeholder pendidikan
• Melalui MSF Stakeholder dapat memahami isu-isu berkaitan dengan pedidikan
khususnya DGP;
• Adanya rekomendasi tentang strategi pengawalan hasil penghitungan DGP.
2. Diskusi tematik DGP (Penguatan Kemampuan Analisis Forum Multi Stakeholder dalam Advokasi DGP)
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan adalah peningkatan dan penguatan kapasitas multi stakeholders dan penyelenggara pendidikan dalam advokasi DGP untuk penyelenggaraan pendidikan dasar yang memenuhi standar pelayanan.
Hasil yang ingin dicapai dalam lokakarya ini: • MSF semakin memahami isu DGP dan
standar pelayanan pendidikan dasar. • Lahirnya kesepakatan agenda kerja
bersama dan strategi MSF dalam mengadvokasi DGP.
• Lahirnya rekomendasi stakeholder kepada pemerintah daerah dan DPRD dalam mempersiapkan kebijakan dalam bentuk regulasi dan anggaran berkenaan dengan DGP.
3. Dengar Pendapat I dengan Bupati/Walikota
Tujuan kegiatan ini meliputi:
• Membangun intensitas komunikasi antara MSF dengan Bupati/Walikota.
• Melaporkan kepada pihak Pemerintah Kabupaten/Walikota tentang agenda kerja MSF dalam mengadvokasi DGP.
• Menindak lanjuti rekomendasi stakeholder dalam hal mempersiapkan kebijakan atau regulasi berkenaan dengan DGP.
Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan ini yaitu membentuk team penyusun Regulasi DGP.
4. Focus Group Discussion (FGD) I Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati/Walikota
tentang DGP
Tujuan FGD I ini adalah untuk menyusun draf Pertaturan Bupati/Walikota tentang Distribusi Guru.
Hasil yang ingin dicapai dalam lokakarya ini: • Lahirnya remomendasi Multi Stakeholder
Forum (MSF) kepada Pemerintah Daerah dan DPRD dalam mempersiapkan kebijakan dalam bentuk regulasi dan anggaran berkenaan dengan DGP.
• Lahirnya draf awal Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang DGP.
5. FGD II Penyusunan Draf Peraturan Bupati/ Walikota
Tujuan FGD II DGP:
• Meninjau kembali draf Peraturan Bupati/ Walikota tentang DGP yang akan direvisi • Melakukan analisa secara partisipatif
102
www.kinerja.or.idLAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI
Tata Kelola Distribusi Guru Secara Proporsional (DGP)
Hasil yang ingin dicapai:
• Draf Peraturan Bupati/Walikota direvisi sesuai petunjuk teknis SKB 5 Menteri
• Ada mekanisme pengawasan dan partisipasi publik untuk memonitor pelaksanaannya. • Adanya rencana kongkrit bagi MSF dalam
keterlibatan perumusan kebijakan untuk peningkatan pelayanan pendidikan di kabupaten/kota.
6. Dengar pendapat I dengan DPRD
Tujuan kegiatan ini:
• Membangun komunikasi dengan DPRD tentang adanya agenda kerja MSF terkait Peraturan Bupati/Walikota tentang DGP. • Menyamakan persepsi dengan unsur DPRD
Komisi Pendidikan.
Hasil yang ingin dicapai dalam lokakarya ini: • Legitimasi Agenda kerja MSF dari DPRD • Persamaan persepsi mengenai pentingnya
Draf Peraturan Bupati/Walikota tentang DGP.
7. FGD III Semi Final draf Peraturan Bupati/ Walikota
Tujuan FGD III yaitu:
• Meninjau kembali draf Peraturan Bupati/Walikota DGP yang telah direvisi sebelumnya.
• Menyamakan persepsi persiapan dengar pendapat dengan Bupati/Walikota dan DPRD.
Hasil yang ingin dicapai dalam lokakarya ini: • Finalisasi Draft Peraturan Bupati/Walikota • Persamaan persepsi mengenai draft
Peraturan Bupati/Walikota DGP.
8. Dengar Pendapat II dengan Bupati/Walikota
Tujuan dengar pendapat dengan Bupati/Walikota: • Memberikan informasi kepada Bupati/Walikota
sejauh mana draf Peraturan Bupati/Walikota ini telah disusun.
• Mendengarkan pendapat Bupati/Walikota mengenai draf Peraturan Bupati/Walikota tersebut.
Hasil yang ingin dicapai dalam lokakarya ini: • Bupati/Walikota memahami maksud dan
tujuan penyusunan draf Peraturan Bupati/ Walikota tentang DGP.
• Mendapatkan masukan/tanggapan dari Bupati/Walikota mengenai draf Peraturan Bupati/Walikota tersebut.
9. Dengar Pendapat II dengan DPRD
Tujuan kegiatan ini adalah untuk 'share' dengan DPRD sejauh mana penyusunan draf Peraturan Bupati/Walikota ini telah dilaksanakan.
Hasil yang ingin dicapai dalam lokakarya ini adalah meminta kepada DPRD untuk membantu MSF dalam hal pengawasan implementasi Peraturan Bupati/Walikota di lapangan nantinya.
10. Lokakarya Perumusan Kebijakan Pemerintah dalam bentuk Peraturan Bupati/Walikota.
Tujuan lokakarya ini adalah untuk memaparkan proses penyusunan draf Peraturan Bupati/ Walikota tentang DGP.
Hasil yang ingin dicapai dalam lokakarya ini adalah laporan tahapan-tahapan penyusunan draf Peraturan Bupati/Walikota tentang DGP.
11. FGD IV Finalisasi Peraturan Bupati/ WalikotaDGP “Penyelarasan Batang Tubuh dan Lampiran Peraturan Bupati/ WalikotaDGP”.
Tujuan Lokakarya ini adalah untuk melakukan finalisasi Draf Peraturan Bupati/Walikota tentangDGP.
Hasil yang ingin dicapai dalam lokakarya ini : • Lahirnya remomendasi Forum Multi
Stakeholder (FMS) kepada Pemerintah
Daerah dan DPRD dalam mempersiapkan kebijakan dalam bentuk regulasi berkenaan dengan DGP.
• Penyempurnaan draf Peraturan Bupati/ Walikota tentang DGP.
12. Lokakarya Konsultasi Eksternal “Sosialiasi Peraturan Bupati/Walikota tentang Petunjuk Teknis Penghitungan DGP”.
Tujuan kegiatan lokakarya adalah sebagai medium sosialisasi Peraturan Bupati/Walikota tentang petunjuk teknis penggunaan dana DGP. Hasil yang ingin dicapai dalam lokakarya ini: • Lahirnya rekomendasi Multi Stakeholder
Forum (MSF) kepada Pemerintah Daerah dan DPRD dalam mempersiapkan kebijakan dalam bentuk pengawalan regulasi berkenaan dengan DGP. • Pemaparan Peraturan Bupati/Walikota
tentang DGP kepada Kepala Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.