MODEL DESAIN KURIKULUM
MODEL-MODEL DESAIN KURIKULUM
1. Subject Centered Design
1.3. The Integrated Curriculum Design
Cukup banyak model kurikulum terintegrasi yang dikembangkan oleh para pakar kurikulum yang dapat dimodifikasi menjadi sebuah model kurikulum yang memadukan semua atau sebagian bidang ilmu. Diantara pakar yang paling lengkap mengemukakan model kurikulum terintegrasi tersebut adalah Fogarty (1991). Ia mengemukakan ada 10 model pemaduan kurikulum yang dikelompokkannya dalam tiga kelompok, yaitu: (1) within single disciplines, meliputi: (a) Fragmented, (b). Connected, dan (c) nested; (2) across several disciplines, meliputi: (d) sequenced,
(e) shared, (f) webbed, (g) threaded, dan(h) integrated; (3) within and acrosslearners, meliputi: (i) immersed dan (j) networked.
Kesepuluh model di atas memiliki pola organisasi materi masing-amsing sebagaimana gambar berikut:
Dari apa yang dikemukakan oleh Fogarty di atas, model kurikulum yang memadukan sainstek dengan imtaq yang dapat dikembangkan antara lain, sebagai berikut:
1. Model satu bidang studi
Model kurikulum satu bidang studi adalah model pemaduan sainstek dengan imtaq yang dikembangkan dalam bentuk pemaduan materi/pokok bahasan/sub pokok bahasan, konsep/sub konsep, keterampilan atau nilai yang ada dalam satu bidang studi. Dalam hal ini pemaduan tidak melibatkan bidang studi lain. Pemaduan semacam ini dapat dilakukan jika konsep dan isi kurikulum bidang studi umum (seperti Biologi, Fisika, Kimia) telah didesain dan berisikan materi/ pokok bahasan/sub pokok bahasan, konsep/sub konsep, keterampilan atau nilai sainstek dan sekaligus imtaq di dalamnya. Menurut Fogarty ini dapat di-lakukan dalam bentuk model Fragmented, (b). Connected,
atau (c) nested.
2. Model antar bidang studi
Model kurikulum yang memamdukan antar bidang studi adalah model pemaduan sainstek dengan imtaq yang dikembangkan dalam bentuk pemaduan materi/pokok bahasan/sub pokok bahasan, konsep/ sub konsep, keterampilan atau nilai yang ada dalam dua atau beberapa bidang studi/mata pelajaran. Model yang berbentuk antar dua bidang studi/mata pelajaran, seperti antara mata pelajaran Biologi dengan Fikih). Model yang berbentuk antar berbagai bidang studi/ mata pelajaran dapat dikembangkan dalam bentuk antar satu mata pelajaran umum dengan beberapa mata pelajaran agama Islam, seperti antar mata pelajaran Biologi dengan fikih, Qur’an Hadits, dan Aqidah-Akhlaq, atau sebaliknya antara satu mata pelajaran agama Islam dengan beberapa mata pelajaran umum.
Model yang berbentuk antar berbagai bidang studi/ mata pelajaran dapat dikembangkan dalam bentuk antar beberapa mata pelajaran umum dengan beberapa mata pelajaran agama Islam.
Selanjutnya lebih jauh, jika kesepuluh model kurikulum terintegrasi yang dikembangkan oleh Fogarty di atas tersebut dipakai dalam model kuri-kulum yang memadukan sainstek dengan imtaq, maka dapat dilihat sebagai berikut:
(a)Fragmented
Sesuai dengan istilah yang digunakan yakni fragmented, yang berarti pecahan, maka bentuk organisasi kurikulum ini juga berbentuk pemisahan yang tegas antara berbagai bidang studi. Fogarty (1991:5) menggambarkannya sebagaimana ungakap-an berikut: the pragmented curriculum like a raccination: “math is no science, Science is not English, English is not History”. Dalam hal ini secara langsung tidak ada penyatuan antara satu mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainya, kecuali hubungan akan mungkin bias terjadi dalam diri siswa sendiri ketika ia telah menerima berbagai materi yang sama atau berhubungan dari berbagai mata pelajaran tersebut.
(b). Connected
Pemaduan dalam model ini adalah dalam bentuk pemaduan topik dengan topik lainnya, konsep dengan konsep lainnya, skill dengan skill lainnya yang
berlangsung dalam rentang satu masa pembelajaran. Pemaduan ini hanya berlangsung di dalam disiplin yang bersangkutan saja tanpa mengaitkan dengan disiplin lain (Fogarty, 1991:14).
(c) Nested
Sebagaimana model fragmented dan
connected di atas, model nested juga masih dalam satu disiplin atau mata pelajaran. Oleh karenanya maka organisasi materi pada model ini juga hanya dilakukan di dalam atau terbatas pada satu bidang studi saja. Organisasi materi disusun atas dasar upaya menghubungkan berbagai keterampilan belajar siswa (multiple skill), baik dalam bentuk konsep ( con-cepts), sikap (attitudes) dan keterampilan (skills) secara berlapis. Dalam konteks ini Fogarty (1991:28) nyatakan sebagai berikut: “within a content, the teacher uses the subject matter as the frame for a number of skills, concepts, and attitudes. The topic or unit provides the vehicle to carry along learning in related areas”.
(d) Sequenced
Walaupun pada dasaarnya masih mengakui adanya pemisahan antar bidang studi atau mata pelajaran, namun dalam model ini telah ada upaya untuk melakukan hubungan antara dua bidang studi atau mata pelajaran yang berbeda. Hanya saja sesuai dengan namanya sequenced yang berarti urutan, maka penghubungan keduanya juga masih terbatas dan belum benar-benar menjadi sebagai
sebuah kesatuan yang utuh. Model ini mencoba untuk melakukan pemaduan melalui pembuatan urutan pada masing-masing (dua) bidang studi yang akan dihubungkan berdasarkan kesamaan ide atau konsep untuk kemudian dapat disajikan secara paralel atau berbarengan dalam waktu yang bersamaan atau berdekatan.
(e) Shared
Sesuai dengan namanya shared yang berarti saling mengisi atau memberi, maka model ini diatur dengan cara menggabungkan materi yang ada pada dua bidang studi atau mata pelajaran. Konsep (concepts), sikap (attitudes) dan keterampilan (skills) yang memiliki kesamaan atau overlapping
digabungkan untuk saling melengkapi dan saling mendukung.
(f) Webbed
Model ini merupakan sebuah model kurikulum terintegrasi yang mengga-bungkan tidak hanya dua mata pelajaran tetapi berbagai mata pelajaran dengan menggunakan sebuah tema subur (fertile theme) untuk menjaring konsep, topik dan ide-ide yang dianggap penting. Dalam konteks pemaduan sainstek dan imtaq, tema subur yang dipilih diharapkan dapat menjadi perajut bagi berbagai konsep, topik dan ide-ide yang terdapat pada mata pelajaran umum (Biologi, Fisika dan Kimia) atau pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(Qur‘an-Hadits, Aqidah-Akhlak, Fikih, dan SKI). Tema subur dapat diambil dari salah satu topik, konsep atau ide yang terdapat pada mata pelajaran umum atau imtaq dan dapat pula diambil dari luar, misalnya tema-tema aktual yang sedang hangat di dalam dunia pendidikan atau di masyarakat, misalnya “Pencemaran Lingkungan” sebagai salah satu sub topik dalam Mata Pelajaran Biologi, dapat dijadikan tema pemaduan bagi sejulah mata pelajaran lain, baik mata pelajaran umum maupun Pendidikan Agama Islam.
(g) Threaded
Fogarty menyebut model ini sebagai
metacurricular, yang bermakna sebuah kurikulum yang memiliki sasaran kegiatan bukan penguasaan materi pelajaran yang tersurat, tetapi dalam bentuk skill yang tersirat di balik materi tersebut yang dipelajari oleh siswa melalui penyajian materi yang dilakukan dalam proses pembelajaran oleh beberapa guru mata pelajaran. Dalam model kurikulum ini yang menjadi sasaran adalah berbagai bentuk keterampilan (skills) seperti thinking skills, social skills, multiple intelligentces, technology, dan study skills yang mungkin didapat dari penyajian materi-materi yang terdapat pada berbagai mata pelajaran yang terkait (Fogarty, 1991:64-65).
Sesuai dengan istilah yang digunakan “threaded”
yang berarti benang penjalin, maka dalam model ini merangkai berbagai materi bahasan pada berbagai bidang studi untuk melatihkan satu atau beberapa
bentuk keterampilan (skills). Bentuk keterampilan (skills) inilah yang dijadikan sebagai perekat berbagai materi yang disajikan pada berbagai mata pelajaran/bidang studi (Fogarty, 1991: 70).
(h) Integrated
Model ini merupakan salah satu model interdisipliner yang melibatkan banyak mata pelajaran yang dikokohkan dalam sebuah team teaching. Organisasi materi dalam model ini didesain dengan mencari konsep-konsep, skills dan attitudes yang operlaping pada berbagai mata pelajaran untuk kemudian menjadikannya sebagai prioritas atau tar-get pembahasan bagi masing-masing mata pelajaran yang terkait (Fogarty, 1991: 76-80).
(i) Immersed
Sebagaimana dikemukakan pada pembahasan tentang berbagai model kurikulum terintegrasi di atas, model ini termasuk salah satu model yang berfokus pada kerja siswa/mahasiswa (learner). Organisasis materi pembahasan dalam model ini diatur secara mandiri oleh siswa/mahasiswa yang bersangkutan sesuai dengan topik dan rangkaian aktivitas kajian yang dipilih dan direncanakannya. Topik yang dipilih dicari bahasannya pada berbagai mata pelajaran/bidang ilmu (Fogarty, 1991: 85-88).
(j) Networked.
Sama halnya dengan model immersed
di atas, model ini juga berfokus pada aktvitas siswa/mahasiswa, hanya saja model ini melibatkan juga beberapa pakar yang terkait untuk mendukung proyek kajiannya. Organisasi materi kajian di samping dilakukan sebagaimana pada model immersed di atas ditambah pula dengan kerjasama kajian dengan beberapa pakar tertentu yang dianggap terkait (Fogarty, 1991: 95-99). Secara singkat Fogarty (1991:xv) menggambarkan model ini dengan lambang Prisma yaitu: “a view that creates multiple dimensions and directions of focus.”