• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan

Dalam dokumen TESIS OLEH MUJITA SEKEDANG (Halaman 72-78)

C. Analisis Hukum Proses Pelaksanaan Diversi Dalam Tindak

2. Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan

Tindak pidana pencurian dengan kekerasan oleh pembentuk undang-undang telah diatur dalam Pasal 365 KUHP yang rumusan aslinya di dalam bahasa belanda berbunyi sebagai berikut :147

(1) Met gevangenisstraft van ten hoogste negen jaren wordt gestraft diefstal, voorafgegan, verzeld of gevolgd van geweld, bedreiging met geweld tegen persone, gevleegd met het oogmerk om dien diefstal voor te bereiden of gemakkelijk te maken, of om, bij betrapping op hetterdaad, aan zich zelven of andere deelnemers aan het misdriff, hetzij de vlucht mogelijk te maken, hetzij het bezit van het gestolene te verzekeren.

(2) Gevangenisstraf van ten hoogste jaren wordt opgelegd :

1. Indien het feit wordt gepleegd hetzij bij nacht in cene woning of op een besloten erf waarop eene woning staat; hetzij op den openbaren weg hetzij in een sportrein of tram die in beweging is;

2. Indien het feit wordt gepleegd door twee of meer verenigde personen;

3. Indien de sculdige zich de toegang tot de plaats des misdrijfs heeft verschaft door middel van braak of inklimming, van valse sleutels, van een valse order of een vals kostuum;

4. Indien het feit zwaar lichamelijk letsel ten gevolge herft;

(3) Gevenenisstraf van ten hoogste vijftien jaren wordt opgelegd, indien het feit den dood ten gevolge heeft;

(4) De doodstraft of levenslange gevengenisstraf of tijdelijke van ten hoogste twenting jaren wordt opgelegd, indien het feit zwaar lichamelijk letsel of den dood ten gevolge heeft, door twee of meer verenigde personen wordt gepleegd en daarenboven van een der in No. 1 en No. 3 vermeide omstandigheden vergezeld gaat.

Artinya :

(1) Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya Sembilan tahun, pencurian yang di dahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan terhadap orang-orang, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau untuk memudahkan pencurian tersebut, atau untuk memungkinkan dirinya sendiri atau lain-lain peserta dalam kejahatan dapat melarikan diri jika diketahui pada waktu itu juga, ataupun untuk menjamin penguasaan atas benda yang telah dicuri.

(2) Dijatuhkan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun;

1. Jika tindak pidana itu dilakukan pada malam hari di dalam sebuah tempat kediaman atau diatas sebuah pekarangan tertutup yang

147P. A. F. Lamintang dan Theo Lamintang, Delik-Delik Khusu KejahatanTerhadap Harta Kekayaan, (Jakarta : Sinar Grafika, 2013), hal. 54-56

diatasnya terdapat sebuah tempat kediaman, atau diatas jalan umum, atau diatas kereta api atau trem yang bergerak.

2. Jika tindak pidana itu dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama.

3. Jika untuk mendapat jalan masuk ke tempat kejahatan, orang yang bersalah telah melakukan pembongkaran atau pemanjatan atau telah memakai kunci-kunci palsu, sesuatu perintah palsu atau suatu seragam palsu;

4. Jika tindak pidana itu telah mengakibatkan luka berat pada tubuh.

(3) Dijatuhkan pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun, jika tindak pidana itu mengakibatkan matinya orang,

(4) Dijatuhkan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun, jika tindak pidana itu mengakibatkan luka berat pada tubuh atau matinya orang, yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama dan disertai dengan salah satu keadaan yang disebutkan dalam angka 1 dan angka 3.

Tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang diatur dalam pasal 365 KUHP juga merupakan gequalificeerde diefstal atau suatu pencurian dengan kualisifikasi ataupun merupakan suatu pencurian dengan unsur-unsur yang memberatkan.148

Dengan demikian maka yang diatur dalam Pasal 365 KUHP sesungguhnya hanya satu kejahatan, dan bukan dua kejahatan yang terdiri atas kejahatan pencurian dan kejahatan pemakaian kekerasan terhadap orang, ataupun bukan merupakan suatu samenloop149dari kejahatan pencurian dengan kejahatan pemakaian kekerasan terhadap orang.150

Pendapat yang sama dengan pendapat seperti yang telah dikatakan diatas, juga penah dikemukakan oleh Ort dalam kesimpulannya yang ia tuliskan di bawah arres

148Ibid.

149 Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, (bandung : Sinar Baru, 1984), hal. 642

150 Simons, Leerboek van het nederlanse strafrecht (Batavia : P. Noordhoff NV, Groningen, 1937), hal 1353, dalam P. A. F. Lamintang dan Theo Lamintang, Op. Cit. hal 56

Hoge Raad tanggal 28 Juli 1911, W.9225 dengan maksud untuk mencegah adanya pengertian yang ternyata sesuai dengan arrest Hoge Raad.151

Arrest Hoge Raad tanggal 28 Juli 1911, W. 9225 itu sendiri, antara lain berbunyi sebagai berikut :152

Sr. 311 behandelen diefstal, gepleegd onder verzwarende omstandigheden. B.

312 wordt strafbaar gesteld een afzonderlijk, al seen geheel gedacht misdrijf, n.l. diefstal gepleegd onder de verzwarende omstandigheid, dat daarbij geweld of bedreiging met geweld tegen personen is gepleegd met her heir omschreven oogmerk.

Deze belaping is ook toepasselijk, wannner het geweld op zich zelf geen strafbaar geweld oplevert. Dan zou er geen sprake zijn van de samenloop van Sr. 56 en 57, daar deze artikelen alleen van strafbare feiten betreffen. Als het geweld is gepleegd in de vertrekken, waar de beoogde diefstal onmiddelijk na het geweld zou worden colvoerd, en het de dood ten gevolge heeft, is het geweel een uitvoering-shandeling van het misdrijf. Er is strafbare poging hiertoe aanwezig.

Artinya :

Pasal 363 KUHP dan Pasal 365 KUHP itu mengatur masalah pencurian, yang dilakukan dalam keadaan-keadaan yang memberatkan. Yang dinyatakan dapat dipidana dalam Pasal 365 KUHP itu ialah satu kejahatan yang berdiri sendiri, yakni pencurian yang dilakukan dalam suatu keadaan yang memberatkan, karena dalam pelaksaannya telah dipakai kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang-orang dengan maksud seperti yang dikatakan dalam rumusannya. Ketentuan Pasal 339 KUHP, yang mengatur suatu jenis gabungan khusus dari beberapa tindak pidana yang diatur dalam Pasal 365 KUHP tidak dicantumkan di dalam KUHP, maka bagi tindak pidana yang diatur di dalamnya itu akan berlaku ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam pasal 64 KUHP dan Pasal 65 KUHP. Ketentuan ini juga berlaku jika kekerasan yang dipakai itu ternyata bukan merupakan suatu kekerasan yang dapat dipidana. Dengan demikian, orang juga tidak dapat berbicara tentang adanya suatu gabungan tindak pidana menurut Pasal 64 KUHP dan Pasal 65 KUHP, karena pasal-pasal ini hanya mengatur tindak pidana saja. Jika kekerasan itu telah dilakukan dalam ruangan-ruangan rumah di mana pencurian yang dimaksud akan dilakukan segera setelah kekerasan itu terjadi, dengan mengakibatkan matinya orang, maka kekerasan itu merupakan permulaan pelaksanaan dari kejahatan yang bersangkutan, dalam hal semacam itu terdapat percobaan yang dapat dipidana untuk melakukan kejahatan tersebut.

151Ibid. hal. 56

152Ibid., hal. 57-58

Dari Arrest Hoge Raad tersebut dapat diketahui, bahwa keadaan yang memberatkan itu ialah, karena di dalam pencurian itu, orang telah memakai kekerasan atau ancaman kekerasan.153

Tentang yang disebut kekerasan itu menurut Simons Onder geweld zal ook hier mogen worden verstaan, elke uitoefening van lichamelijke kracht al te geringe betekenis.154

artinya :

dapat dimasukan dalam pengertian kekerasan yakni setiap pemakaian tenaga badan yang tidak terlalu ringan.155

Dalam Pasal 89 KUHP, pembentuk Undang-undang telah menyamakan dengan melakukan kekerasan yakni perbuatan membuat orang dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya.156

Kekerasan atau ancaman kekerasan seperti yang dimaksudkan di atas harus ditujukan kepada orang-orang, tetapi tidaklah perlu bahwa orang tersebut merupakan pemilik dari benda yang akan dicuri atau telah dicuri.157

Menurut Simons, kekerasan itu tidak perlu merupakan sarana atau cara untuk melakukan pencurian, melainkan cukup jika kekerasan tersebut terjadi sebelum, selama, dan sesudah pencurian itu dilakukan dengan maksud seperti yang dikatakan di dalam rumusan Pasal 365 ayat (1) KUHP yakni :

a. Untuk mempersiapkan atau untuk memudahkan pencurian yang akan dilakukan;

153Ibid.

154 Simons, Leerboek, hal. 11, dalam P. A. F. Lamintang dan Theo Lamintang, Ibid.

155Ibid.

156Ibid.

157Ibid.

b. Jika kejahatan yang mereka lakukan itu op heterdaad betrept atau diketahui pada waktu sedang dilakukan, untuk memungkinkan dirinya sendiri atau lain-lain peserta kejahatan dapat melarikan dir;

c. Untuk menjamin tetap mereka kuasai benda yang telah mereka curi.158

Dari hal-hal diatas, dapat diketahui bahwa tidak setiap pencurian disertai dengan pemakaian kekerasan merupakan pencurian seperti yang dimaksud dalam Pasal 365 KUHP ayat (1) KUHP, yakni misalnya pencurian pada malam hari pada sebuah tempat kediaman yang disertai dengan kekerasan dengan maksud untuk dapat melakukan perbuatan melanggar susila dengan anak gadis pemilik rumah.159

Kejahatan tersebut bukan merupakan kejahatan seperti yang dimaksudkan dalam Pasal 365 ayat (2) KUHP angka 1 KUHP, karena kekerasan yang dilakukan orang dalam Pasal ini juga harus dimaksud untuk maksud yang sama seperti yang ditentukan dalam Pasal 365 ayat (1) KUHP.160

Kejahatan seperti yang dimaksudkan diatas merupakan suatu gabungan dari beberapa tindak pidana ataupun yang juga disebut sebagai somenloop van meerdere strafbare feiten, yakni gabungan dari tindak pidana yang diatur dalam Pasal 363 ayat (1) angka 3 KUHP yang diancam dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun, dan tindak pidana yang diatur dala Pasal 285 KUHP yang diancam dengan pidana penjara selama-lamanya dua belas tahun, sehingga berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Pasal 65 ayat (1) Jo ayat (2) KUHP, bagi pelakunya dapat dijatuhkan pidana penjara selama-lamanya 12 tahun ditambah 1/3 (sepertiga) dikali 12 tahun dikurang 16 tahun.161

Menurut Satochid Kartanegara, kata-kata heterdaad betrapt di dalam rumusan Pasal 365 ayat (1) KUHP itu mempunyai arti yang lebih sempit dari kata-kata op

158Ibid. hal. 58-59

159Ibid.

160Ibid.

161 Lamintang dan Samosir, Hukum Pidana Indonesia, (Bandung : Sinar Baru, 1985), hal. 48-49

heterdaad ontdekt seperti yang pernah dipakai oleh pembentuk undang-undang di dalam Pasal 57 HIR dahulu.162

Para penerjemah HIR tersebut biasanya telah menerjemahkan kata-kata op heterdaad ontdekt dengan kata-kata tertangkap tangan yang dewasa ini juga telah di pakai oleh pembentuk undang-undang hukum acara pidana kita di dalam Pasal 1 angka 19 KUHAP yang menyatkan bahwa yang tertangkap tangan adalah tertangkapnya seorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana atau dengan segera atau sudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau dengan kemudian di serukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras dipergunakan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.163

Beberapa penerjemah Wetboek Van Strafrecht dan para sarjana telah menerjemahkan kata-kata op heterdaad betrapt itu dengan kata-kata tertangkap tangan, yang sudah barang tertentu tidak benar, karena jika pembentuk undang-undang memang telah bermaksud untuk mengatakan demikian kiranya dapat dipastikan bahwa di dalam rumusan 365 ayat (1) KUHP, pembentuk undang-undang akan memakai kata-kata op heterdaad ontdekt yang mempunyai pengertian yang sama dengan tertangkap tangan seperti yang dimaksudkan dalam Pasal 1 angka 19 KUHAP.164

Sesuai dengan penafsiran Hoge Raad bahwa dipakainya kekerasan atau ancaman kekerasan pada pencurian dengan kekerasan itu merupakan suatu permulaan pelaksanaan dari tindak pidana pencurian dengan kekerasan seperti yang dimaksudkan dalam Pasal 365 KUHP, maka kenyataan bahwa di dalam laci korban atau did lam lemari korban tidak terdapat uang atau perhiasan yang ingin dicuri oleh pelaku, setelah sebelumnya ia mengancam orang seisi rumah dengan senjata tajam untuk tidak bergerak dari tempatnya atau berteriak minta tolong, tidak menyebabkan pelaku tersebut tidak dapat ditintut karena telah melakukan suatu percobaan pencurian dengan kekerasan seperti yang diatur dalam Pasal 365 huruf b KUHP.165

162Ibid. hal. 60

163Ibid.

164Ibid.

165Ibid. hal. 61

Dalam Pasal 366 KUHP, Undang-Undang menentukan :166

Bij veroordeling wegens eene der in art. 362, 363, en 365 omschreven feiten kan ontzetting van de in art. 35 No. 1-4 vermelde rechten worden uitgesproken.“Pada waktu menjatuhkan pidana karena tindak pidana-tindak pidana seperti yang dimaksudkandalam Pasal 362, 363, dan Pasal 365, dapat diputuskan pencabutan dari hak-hak seperti yang disebutkan dalam Pasal 35 angka 1 sampai dengan angka 4”.

Pasal 35 KUHP seperti yang dimaksudkan dalam Pasal 366 KUHP di atas berbunyi :167

(1) Hak-hak yang dengan satu putusan Hakim dapat dicabut sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan di dalam kitab undang-undang ini atau suatu peraturan umum yang lain ialah :

1. Hak untuk menduduki jabatan-jabatan atau jabatan-jabatan tertentu;

2. Hak untuk bekerja pada angkatan bersenjata;

3. Hak untuk memilih dan dipilih di dalam pemilihan-pemilihan yang diselenggarakan berdasarkan peraturan-peraturan umum;

4. Hak untuk menjadi seorang penasihat atau kuasa yang diangkat oleh hakim, untuk menjadi wali, wali pengawas, pengampu atau pengampu pengawas terhadap orang lain kecuali dari anaknya sendiri;

5. Hak orang tua, perwalian dan pengampuan atas anak-anaknya sendiri;

(2) Wewenang hakim untuk mencabut hak seorang pegawai negeri untuk menduduki suatu jabatan tertentu itu tidak ada, jika dengan suatu peraturan umum telah ditunjuk suatu kekuasaan lain yang dapat dilakukan pencabutan hak tersebut.

3. Pelaksanaan Diversi dalam Tindak Pidana Pencurian di Pengadilan Negeri

Dalam dokumen TESIS OLEH MUJITA SEKEDANG (Halaman 72-78)