• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan pada bab ini akan dijelaskan mengenai hubungan karakeristik individu, karakteristik usahatani dan peran poktan dengan tingkat akses dan kontrol. Peneliti memandang bahwa rendahnya akses dan kontrol memiliki hubungan dengan karakteristik individu, karakteristik usahatani maupun peran poktan itu sendiri.

Hubungan Karakteristik Individu dengan Tingkat Akses dan Kontrol dalam Pelaksanaan Program PUAP

Pada pembahasan kali ini data karakteristik individu yang akan diuji adalah umur, tingkat pendidikan formal, dan tingkat lama bertani sebagai variabel X. Data diuji menggunakan uji korelasi Rank Spearman pada variabel karakteristik individu yang memiliki data ordinal. Hasil uji korelasi Rank Spearman yang telah dilakukan pada variabel umur nilai koefisien korelasi sebesar 0,004 dan artinya memiliki hubungan yang posting namun sangat lemah serta nilai korelasi tidak signifikan (sig>0,05). Pada variabel tingkat pendidikan formal nilai koefisien yang didapatkan sebesar 0,239 yang artinya memiliki hubungan yang positif namun sangat lemah dengan korelasi yang tidak signifikan sebesar sig=0,095 (sig>0,05). Nilai koefisien korelasi tingkat lama bertani sebesar 0,085 yang artinya variabel tersebut memiliki hubungan yang positif dan sangat lemah dengan nilai korelasi yang tidak signifikan (sig>0,005).

Tabel 18 Nilai koefisien korelasi antara karakteristik individu dengan tingkat akses dan kontrol, 2014

No. Variabel peubah Umur

Tingkat pendidikan formal Tingkat lama bertani Tingkat akses dan kontrol 1 Umur 1.000 -.255 .111 .004 2 Tingkat pendidikan formal -.255 1.000 .000 .239

3 Tingkat lama bertani .111 .000 1.000 .085

Tingkat akses dan

kontrol .004 .239 .085 1.000

Setelah uji korelasi Rank Spearman dilakukan, maka dapat dilihat pada hipotesis penelitian ini, yaitu:

H1 : Terdapat hubungan antara karakteristik inidividu dengan tingkat akses dan kontrol dalam pelaksanaan Program PUAP.

H0 : Tidak terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan tingkat akses dan kontrol dalam pelaksanaan Program PUAP.

Nilai signifikan korelasi yang didapatkan pada ketiga variabel X sama yaitu sig>0,05 yang artinya hubungan variabel X dan Y tidak signifikan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan tingkat akses dan kontrol anggota poktan dalam pelaksanaan Program PUAP.

Pada kenyataan yang terjadi bahwa akses dan kontrol yang dimiliki sebagian anggota poktan karena hubungan kekerabatan yang mereka miliki dan jarak atau letak rumah mereka yang lebih dekat dengan kantor dibandingkan yang lainnya. Meskipun mereka lebih lama memulai usaha pertanian tapi jarak rumah mereka yang cukup jauh sehingga membuat akses dan kontrol mereka cukup rendah. Kejadiaan yang dapat dijadikan contoh misalnya ketika rumah mereka lebih jauh dan saat ingin meminjam alat pertanian, mereka sudah tidak memiliki kesempatan untuk meminjam karena sudah dipinjam oleh anggota lainnya. Lamanya waktu usaha bertani yang telah dilalui perempuan tidak membuat perempuan memiliki akses dan kontrol yang tinggi dalam pelaksanaan program. Hal tersebut terjadi karena keterlibatan perempuan dalam kegiatan usahatani hanya sebatas membantu ketika memanen dan mengikat sayuran.

Hubungan Karakteristik Usahatani dengan Tingkat Akses dan Kontrol dalam Pelaksanaan Program PUAP

Program PUAP merupakan program pengembangan usaha yang berfokus pada bidang pertanian. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa karaketristik usahatani pada anggota poktan dapat dikatakan masih rendah. karakteristik individu terdiri dari luas lahan garapan, tingkat pendapatan usahatani dan tingkat akses dan penerapan teknologi. Peniliti memandang bahwa perlu melihat hubungan antara variabel karakteristik usahatani (X) dengan tingkat akses dan kontrol anggota poktan (Y). Hubungan diuji menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Nilai koefisien korelasi luas lahan garapan sebesar 0,311 yang artinya memiliki hubungan yang positif dan cukup kuat dengan nilai korelasi yang signifikan sebesar 0,028 (sig<0,05). Pada tingkat pendapatan usahatani nilai koefisien korelasi sebesar 0,433 yang artinya bahwa memiliki hubungan yang positif dan cukup kuat dengan nilai korelasi yang signifikan sebesar sig=0,002 (sig<0,05). Pada tingkat akses dan penerapan teknologi, nilai koefisien korelasi sebesar 0,457 yang artinya memiliki hubungan yang positif dan cukup kuat dengan nilai korelasi yang signifikan sebesar sig=0,001 (sig<0,05).

Tabel 19 Nilai koefisien korelasi antara karakteristik usahatani dengan tingkat akses dan kontrol, 2014

No. Variabel peubah Luas lahan garapan Tingkat pendapatan usahatani Tingkat akses dan penerapan teknologi Tingkat akses dan kontrol

1 Luas lahan garapan 1.000 .589** .236 .311*

2 Tingkat pendapatan

usahatani .589

**

1.000 .226 .433**

3 Tingkat akses dan

penerapan teknologi .236 .226 1.000 .457

**

Tingkat akses dan

kontrol .311

*

.433** .457** 1.000

**. α < 0.01 = korelasi signifikan *. α < 0.05 = korelasi signifikan

Setelah melakukan uji korelasi Rank Spearman, maka dapat dilihat pada hipotesi penelitian ini, yaitu:

H1 : Terdapat hubungan antara karakteristik usahatani dengan tingkat akses dan kontrol anggota poktan dalam pelaksanaan Program PUAP.

H0 : Tidak terdapat hubungan antara karakteristik usahatani dengan tingkat akses dan kontrol anggota poktan dalam pelaksanaan Program PUAP.

Nilai signifikan yang didapatkan pada ketiga variabel karakteristik usahatani adalah sig<0,05 yang artinya hubungan variabel X dan Y pada nilai korelasi yang signifikan. Oleh karena itu dapata dikatakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, maka terdapat hubungan antara karakteristik usahatani dan tingkat akses dan kontrol yang rendah dalam pelaksanaan Program PUAP.

Hal tersebut terjadi karena pada kenyataannya sempitnya lahan yang mereka miliki berdampak pada pendapatan usahatani yang rendah pada sebagian dari anggota poktan. Hal itu membuat mereka sulit untuk menyewa alat pertanian yang ada di poktan. Mereka lebih memilih untuk menyewa pada pada teman lainnya yang memiliki traktor dan sekaligus membayar sewa jasa membajaknya yang mereka anggap lebih murah biayanya. Pendapatan perempuan yang rendah juga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti membeli beras dan tidak mencukupi untuk membayar sewa alat pertanian. Perempuan hanya membantu memanen dan mengikat sayuran dengan menggunakan arit sehingga tidak membutuh alat pertanian yang mengharuskan perempuan menyewa di gapoktan. Hubungan Peran Poktan dengan Tingkat Akses dan Kontrol Anggota Poktan

dalam pelaksanaan Program PUAP

Peran poktan merupakan bagian dari terlaksanannya program PUAP. Poktan sebagai kelembagaan lokal yang berfungsi sebagai penyalur dana bantuan modal usaha yang diberikan oleh PUAP. Merujuk dari Departemen Pertanian (2009) bahwa poktan memiliki tiga peranan, yaitu sebagai kelas belajar, wahana kerjasama, dan unit produksi. Pada penelitian yang telah dilakukan bahwa peran

poktan cukup tinggi terutama pada peranan sebagai kelas belajar. Pada peranan wahana kerjasama dan unit produksi peranan poktan dapat dikatakan sedang, tidak tinggi tidak pula rendah. Berdasarkan hal tersebut peneliti memandang bahwa perlu dilihat hubungan antara peran kelompok dengan tingkat akses dan kontrol anggota poktan. Data yang akan diuji adalah variabel peran kelompok (X) yang terdiri dari tingkat kapasitas dalam pembelajaran (X3.1), tingkat kapasitas dalam kerjasama (X3.2), dan tingkat kapasitas sebagai unit produksi (X3.3) dengan tingkat akses dan kontrol (Y3). Hubungan diuji menggunakan uji korelasi Rank Spearman.

Nilai koefisien korelasi tingkat kapasitas dalam pembelajaran sebesar 0,703 yang artinya memiliki hubungan yang positif dan kuat dengan nilai korelasi yang signifikan sebesar 0,000 (sig<0,05). Nilai koefisien korelasi tingkat kapasitas kerjasama sebesar 0,209 yang artinya memiliki hubungan yang positif dan sangat lemah namun nilai korelasi tidak signifikan yaitu sebesar 0,145 (sig>0,05). Nilai koefisien korelasi tingkat kapasitas unit produksi sebesar 0,436 yang artinya memiliki hubungan yang positif dan cukup kuat dengan nilai korelasi yang signifikan sebesar 0,002 (sig<0,05).

Tabel 20 Nilai koefisien korelasi antara peran poktan dengan tingkat akses dan kontrol, 2014

No. Variabel peubah

Tingkat kapasitas dalam pembelajaran Tingkat kapasitas kerjasama Tingkat kapasitas sebagai unit produksi Tingkat akses dan kontrol 1 Tingkat kapasitas dalam pembelajaran 1.000 .145 .299 * .703** 2 Tingkat kapasitas kerjasama .145 1.000 .468 ** .209 3 Tingkat kapasitas

sebagai unit produksi .299

*

.468** 1.000 .436** Tingkat akses dan

kontrol .703

**

.209 .436** 1.000

*. α < 0.05 = korelasi signifikan

**. α < 0.01 = korelasi signifikan

Setelah melakukan uji korelasi Rank Spearman, maka dapat dilihat pada hipotesis penelitian ini, yaitu:

H1 : Terdapat hubungan antara peran poktan dengan tingkat akses dan kontrol anggota poktan dalam pelaksanaan Program PUAP.

H0 : Tidak terdapat hubungan antara peran poktan dengan tingkat akses dan kontrol anggota poktan dalam pelaksanaan Program PUAP.

Nilai signifikan yang didapatkan oleh ketiga variabel X berbeda-beda. Namun demikian, terdapat dua variabel X memiliki nilai korelasi yang signifikan (sig<0,05). Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat hubungan antara peran poktan dengan tingkas akses dan kontrol anggota poktan dalam pelaksanaan Program PUAP.

Pada kenyataannya peran poktan sebagai wahana pembelajaran memang tidak begitu dirasakan perempuan. Perempuan hanya dilibatkan dalam kelompok ketika ada kegiatan pelatihan yang memang dikhususkan untuk perempuan. Pada aktivitas lainnya terutama peminjaman modal dan penyewaan alat pertanian dilakukan oleh laki-laki. Begitu juga dengan peran poktan sebagai unit produksi yang tidak begitu dirasakan oleh perempuan. Perempuan pada kegiatan usahatani juga hanya memanen dan mengikat sayuran sehingga masalah keuntungan dan penjualan merupakan urusan laki-laki. Hal tersebut juga membuat kontrol perempuan rendah dalam pelaksanaan program karena peran perempuan dalam kelompok juga hanya sebatas mengikuti pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan dalam kelompok tani masih tersubordinasikan karena masih diposisikan pada posisi yang kurang penting dalam kelompok tani.

Ikhtisar

Karakteristik usahatani dan peran poktan yang hanya memiliki hubungan dengan tingkat akses dan kontrol anggota poktan. Karakteristik individu tidak memiliki hubungan dengan tingkat akses dan kontrol. Pada kenyataan yang terjadi bahwa akses dan kontrol yang dimiliki sebagian anggota poktan karena hubungan kekerabatan yang mereka miliki dan jarak atau letak rumah mereka yang lebih dekat dengan kantor dibandingkan yang lainnya. Peran poktan kurang dirasakan oleh perempuan sehingga akses dan kontrol perempuanpun rendah dalam pelaksaan program. Hal itu juga terjadi pada karaktersitik usahatani perempuan yang rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa perempuan masih berada pada posisi yang tersubordinasi dan termarginalisasi dalam kelompok tani, sehingga akses dan kontrol mereka rendah.