• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan pada bab ini akan menjelaskan beberapa aspek yang berhubungan dengan tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik. Aspek tersebut meliputi karakteristik individu, karakteristik usahatani dan peran poktan.

Hubungan Karakteristik Individu dengan Tingkat Keseimbangan Aktivitas Domestik dan Publik

Aktivitas domestik dan publik merupakan aktivitas yang biasa dilakukan oleh seseorang dalam kesehariannya. Keseimbangan pada aktivitas domestik dan publik adalah sejauh mana laki-laki dan perempuan bersama-bersama melakukan aktivitas domestik dan publik. Pada bab ini akan membahas hubungan antara variabel umur (X1.1), tingkat pendidikan formal (X1.2), dan tingkat lama bertani (X1.3) dengan tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik (Y2) yang diuji menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Nilai koefisien korelasi variabel umur sebesar 0,176 yang artinya memiliki hubungan yang prositif dan sangat lemah serta nilai korelasi yang tidak signifikan (sig>0,05). Nilai koefisien korelasi tingkat pendidikan formal sebesar -0,274 yang artinya memiliki hubungan yang negatif dan cukup kuat namun nilai korelasi tidak signifikan (sig>0,05). Nilai koefisien tingkat lama bertani sebesar 0,153 yang artinya memiliki hubungan yang positif namun sangat lemah dengan nilai korelasi yang tidak signifikan yaitu sebesar sig=0,287 (sig>0,05).

Tabel 15 Nilai koefisien korelasi antara karakteristik individu dengan tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik, 2014

No.

Variabel peubah Umur

Tingkat pendidikan formal Tingkat lama bertani Tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik 1 Umur 1.000 -.255 .111 .176 2 Tingkat pendidikan formal -.255 1.000 .000 -.274

3 Tingkat lama bertani .111 .000 1.000 .153

Tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik

.176 -.274 .153 1.000

Setelah melakukan uji korelasi Rank Spearman, maka dapat dilihat pada hipotesis penelitian ini, yaitu:

H1 : Terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik.

H0 : Tidak terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik.

Nilai signifikan korelasi pada ketiga variabel X berbeda-beda. Variabel tingkat pendidikan formal dan tingkat lama bertani memiliki nilai sig>0,05 yang artinya variabel X memiliki nilai yang tidak signifikan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, maka tidak terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik. Hal tersebut terjadi karena pada umur dewasa tua, mereka sudah masuk pada usia lanjut dan sudah tidak ada lagi anak-anak mereka yang dapat membantu aktivitas mereka. Pada umur dewasa tua laki-laki dan perempuan saling membantu baik pada aktivitas domestik maupun publik untuk dapat melangsungkan kehidupan mereka. Oleh karena itu, keseimbangan aktivitas malah berada pada kelompok umur tua. Kelompok umur dewasa pertengahan pada perempuan membuat perempuan memiliki tanggung jawab pada aktivitas domestik dan laki-laki pada aktivitas publik. Pada tingkat pendidikan formal nilai korelasi tidak signifikan karena pada kenyataannya, meskipun istri memiliki tingkat pendidikan formal yang lebih tinggi dibandingkan suami, tetap istri yang berkewajiban mengurus rumah tangga dan suami yang mencari nafkah. Laki-laki juga tidak semuanya mengijinkan istri-istri mereka untuk ikut bekerja membantu di sawah yang merupakan kegiatan publik, karena bekerja disawah dianggap pekerjaan yang berat.

Hubungan Karakteristik Usahatani dengan Tingkat Keseimbangan Aktivitas Domestik dan Publik

Karakteristik usahatani menjadi salah satu variabel X yang perlu dilihat hubungannya dengan keseimbangan aktivitas yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Hal tersebut diperlukan karena dalam hal ini yang menjadi fokus penelitian adalah petani, dan bertani merupakan salah satu aktivitas yang selalu dilakukan. Variabel karakteristik usahatani yang akan dilakukan pengukuran adalah variabel luas lahan garapan (X2.1), tingkat pendapatan usahatani (X2.2), tingkat akses dan penerapan teknologi (X2.3). Hubungan kedua variabel X dan Y akan diukur menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Nilai koefisien korelasi luas lahan garapan sebesar -0,086 yang artinya memiliki hubungan negatif dan sangat lemah dengan nilai korelasi yang tidak signifikan (sig>0,05). Pada varibel tingkat pendapatan usahatani didapatkan nilaki koefisien korelasi sebesar 0,030 yang artinya memiliki hubungan yang positif dan cukup kuat dengan nilai korelasi tidak signifikan sebesar 0,836 (sig>0,05). Pada variabel tingkat akses dan penerapan teknologi nilai koefisien korelasi didapatkan sebesar 0,084 yang artinya memiliki hubungan yang positif dan sangat kuat, namun pada nilai signifikasi korelasi didapatkan sebesar 0,560 (sig>0,05) yang artinya nilai signifikan korelai varaibel tersebut tidak signifikan.

Tabel 16 Nilai koefisien korelasi antara karakteristik usahatani dengan tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik, 2014

No. Variabel peubah Luas lahan garapan Tingkat pendapatan usahatani Tingkat akses dan penerapan teknologi Tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik

1 Luas lahan garapan 1.000 .589** .236 -.086

2 Tingkat pendapatan

usahatani .589

**

1.000 .226 .030

3 Tingkat akses dan

penerapan teknologi .236 .226 1.000 .084 Tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan public -.086 .030 .084 1.000 **. α < 0.01= korelasi signifikan

Setelah melakukan uji korelasi Rank Spearman, maka dapat dilihat pada hipotesi penelitian ini, yaitu :

H1 : Terdapat hubungan antara karakteristik usahatani dengan keseimbangan aktivitias domestik dan publik.

H0 : Tidak terdapat hubungan antara karakteristik usahatani dengan keseimbangan aktivitas domestik dan publik.

Nilai signifikasi korelasi yang diadapatkan oleh ketiga variabel X adalah sig>0,05 maka dapat dikatakan H0 diterima dan H1 ditolak. Oleh karena itu tidak terdapat hubungan antara karakteristik usahatani denga tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik.

Hal tersebut terjadi karena pada kenyataannya meskipun lahan yang mereka garap sempit maupun luas tidak semua suami melibatkan istri mereka untuk ikut membantu kegiatan bertani di sawah. perempuan tetap saja berperan pada aktivitas domestik mengurus rumah tangga. Selain itu juga laki-laki hanya berfokus pada aktivitas publik dalam hal ini usahatani dan tidak semua laki-laki membantu istri mengurus rumah tangga. Begitupula pada besar kecil pendapatan usahatani tidak membuat aktivitas domestik dan publik seimbang antara laki-laki dan perempuan. Ketika pendapatan besar suami lebih memilih untuk membayar orang dibandingkan memnta istri untuk membantu di sawah. Ketika pendapatan rendah suami lebih memilih untuk mengerjakan sendiri kegiatan usahatani. Hal tersebut juga terjadi pada tingkat akses dan penerapan teknologi yang tidak memiliki hubungan dengan tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik. Tingkat akses dan penerapan teknologi perempuan yang rendah karena perempuan membantu memanen dan mengikat sayuran dalam kegiatan usahatani. Kegiatan usahatani dianggap merupakan tanggung jawab laki-laki dan keterlibatan perempuan hanya dianggap membantu sehingga perempuan tetap pada tanggung jawab mengurus rumah tangga.

Hubungan Peran Poktan dengan Tingkat Keseimbangan Aktivitas Domestik dan Publik

Kegiatan usahatani merupakan kegiatan utama pada aktivitas publik karena pekerjaan utama mereka adalah bertani. Petani dalam penelitian ini adalah mereka yang menjadi anggota poktan di Desa Gempol Sari. Poktan memiliki tiga peranan yaitu sebagai kelas belajar, sebagai wahan kerjasama, dan sebagai unit produksi yang pastinya memiliki aktivitas yang berbeda-beda. Data yang akan di uji korelasinya adalah variabel peran poktan (X3) yang terdiri dari tingkat kapasitas dalam pembelajaran (X3.1), tingkat kapasitas dalam kerjasama (X3.2) dan tingkat kapasitas sebagai unit produksi (X3.3). Hubungan akan di uji menggunakan uji korelasi Rank Spearman pada variabel X dan Y. Nilai korelasi tingkat kapasitas dalam pembelajaran adalah sebesar -0,005 yang artinya memiliki hubungan yang negatif dan sangat lemah dengan nilai korelasi yang tidak signifikan yaitu sebesar 0,972 (sig>0,05). Nilai koefisien korelasi tingkat kapasitas dalam kerjasama sebesar -0,317 yang artinya memiliki hubungan yang negatif dan cukup kuat dengan nilai korelasi yang signifikasi sebesar 0,025 (sig<0,05). Nilai koefisien korelasi tingkat kapasitas sebagai unit produksi sebesar -0,257 artinya memiliki hubungan yang negatif dan sangat lemah serta nilai korelasi yang tidak signifikan sebesar 0,071 (sig>0,05).

Tabel 17 Nilai koefisien korelasi antara peran poktan dengan tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik, 2014

No. Variabel peubah Tingkat kapasitas dalam pembelajaran Tingkat kapasitas kerjasama Tingkat kapasitas sebagai unit produksi Tingkat keseimba ngan aktivitas domestik dan publik 1 Tingkat kapasitas dalam pembelajaran 1.000 .145 .299 * -.005 2 Tingkat kapasitas kerjasama .145 1.000 .468 ** -.317* 3 Tingkat kapasitas sebagai unit produksi .299* .468** 1.000 -.257 Tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik -.005 -.317* -.257 1.000 *. α < 0.05= korelasi signifikan **. α < 0.01= korelasi signifikan

Setelah melakukan uji korelasi Rank Spearman, maka dapat dilihat pada hipotesi penelitian ini, yaitu:

H1 : Terdapat hubungan antara peran poktan dengan tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik.

H0 : Tidak terdapat hubungan antara peran poktan dengan tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik.

Nilai signifikan yang didapatkan berbeda-beda pada ketiga variabel peran poktan. Satu diantara tiga variabel memiliki nilai yang signifikan (sig<0,05) yaitu pada tingkat kapasitas dalam kerjasama meskipun hubungan yang dimiliki negatif dan lemah. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima artinya terdapat hubungan antara peran poktan dengan tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik. Hal tersebut terjadi karena pada kenyataannya kerjasama perempuan dalam kelompok tani tidak terlalu tinggi hanya sebatas membantu dan tidak pada semua kegiatan usahatani. Namun pada aktivitas domestik dan publik perempuan memiliki peranan yang cukup besar, terutama pada aktivitas domestik dan sosial kemasyarakatan yang merupakan bagian dari aktivitas publik.

Ikhtisar

Pada bab ini menunjukkan bahwa hanya peran poktan yang memiliki hubungan dengan keseimbangan aktivitas domestik dan publik. Karakteristik individu tidak memiliki hubungan dengan tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik usahatani dengan tingkat keseimbangan aktivitas domestik dan publik. Pada kenyataannya memang kerjasama perempuan dalam kelompok tani tidak terlalu tinggi, namun pada aktivitas domestik dan publik perempuan memiliki peranan yang cukup besar terutama aktivitas sosial. Aktivitas domestik yang dianggap merupakan tanggung jawab utama perempuan dan laki- laki pada aktivitas publik terutama aktivitas produktif dalam hal ini kegiatan berusahatani. Selain itu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh perempuan juga masih sekitar urusan rumah tangga bukan tentang kelompok atau kegiatan usahatani. Hal ini menunjukkan bahwa masih adanya stereotipe yang melekat pada perempuan bahwa aktivitas domestik adalah tanggung jawab utama perempuan meskipun perempuan ikut terlibat dalam beberapa aktivitas publik. Khotimah (2009) juga menyatakan bahwa pada masyarakat agraris pembagian tugas, peran, dan kerja berdasarkan jenis kelamin meskipun sebagian dari tugas, peran, dan kerja ada yang dipandang cocok dan wajar untuk dilakukan oleh kedua jenis kelamin.

TINGKAT AKSES DAN KONTROL DALAM PELAKSANAAN