• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI LOKAL CSR PT PERTAMINA

Tingkat keberhasilan akan diukur menggunakan indikator yang dikemukakan oleh Prayogo dan Hilarius (2012) yang menilai keberhasilan melalui tingkat manfaat, tingkat kesesuaian, tingkat keberlanjutan dan tingkat pemberdayaan. Pada masing-masing indikator akan dilihat nilainya dalam kategori rendah, sedang dan tinggi. Selanjutnya keseluruhan indikator akan dilihat nilainya untuk menilai tingkat keberhasilan pada program CSR Pemberdayaan Ekonomi Lokal dan dikategorikan ke dalam rendah, sedang, dan tinggi.

Tingkat Manfaat

Tingkat manfaat merupakan besarnya kegunaan dan keuntungan yang dirasakan oleh peserta program CSR PT. Pertamina pada program pemberdayaan ekonomi lokal. Pada indikator ini akan dilihat keuntungan yang dirasakan peserta setelah mengikuti program.

1. Program Peternakan

Tabel 21. Jumlah dan persentase tingkat manfaat peserta program peternakan tahun 2015 Tingkat Manfaat % Rendah 11 68.75 Sedang 5 31.25 Tinggi 0 0.00 Total 16 100.00

Tabel 21 menunjukkan tingkat manfaat yang dirasakan oleh peserta program peternakan setelah mengikuti program CSR PT. Pertamina yang berada pada kategori rendah dengan persentase sebesar 68.75%. Rendahnya tingkat manfaat yang dirasakan oleh peserta program peternakan dikarenakan para peserta yang masih merupakan peserta baru belum dapat menjual hasil ternak yang mereka miliki. Kalaupun ada peserta yang sudah dapat menjual ternaknya, hasil penjualan tersebut digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan membeli pakan untuk pemeliharaan ternak “...Kalau pendapatan sih ya masih

gitu-gitu aja mba, paling kalau ada untung ya dipake buat kebutuhan sehari-hari

sama buat beli pakan aja sih mba...” (STI, 60 tahun). Selain itu, hal lain yang mengakibatkan peserta program merasa hanya mendapatkan sedikit manfaat karena tidak jarang ternak yang mereka miliki mati karena penyakit ataupun karena terkena banjir seperti yang terjadi di awal tahun 2015. Hal ini juga didukung dengan pernyataan seorang peserta yang sudah lama bergabung dengan program ini namun karena bencana banjir, mengalami banyak kerugian:

“...dulu saya punya banyak entog mba, tapi karena faktor alam seperti banjir di awal tahun, ternak saya banyak yang mati dan

sekarang malah jadi rugi. Jadi sekarang yaa tinggal sedikit entog

saya...”(KPI, 65 tahun)

Namun disisi lain, ada juga peternak yang sudah merasakan lebih manfaat dari mengikuti program ini. Peternak yang merasakan hal ini berada pada kategori sedang pada tingkat manfaat program. Dari keikusertaan mereka dalam program, mereka merasa adanya peningkatan pendapatan dan merasa tidak terlalu berat lagi untuk membayar keperluan sekolah anak. Bahkan ada salah satu peternak yang mampu merenovasi rumahnya setelah mengikuti program. Seperti yang diungkapkan salah satu peternak yang sudah mengikuti program sejak tahun 2012:

“...Alhamdulillah sejak ikut program dan dapat bantuan sekarang pendapatan saya mulai meningkat. Dan Alhamdulillah sebagian uangnya bisa dipakai untuk memperbaiki rumah sedikit demi

sedikit...”(DMJ, 60 tahun)

2. Program Perikanan Budidaya

Tabel 22. Jumlah dan persentase tingkat manfaat peserta program perikanan budidaya tahun 2015 Tingkat Manfaat % Rendah 1 12.50 Sedang 6 75.00 Tinggi 1 12.50 Total 8 100.00

Tabel 22 menunjukkan tingkat manfaat program yang dirasakan oleh peserta program perikanan budidaya berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 75%. Tingkat manfaat yang dirasakan oleh peserta program perikanan budidaya terbilang cukup variatif. Sebesar 12.50% berada pada kategori tingkat manfaat rendah dan 12.50% berada pada kategori tingkat manfaat tinggi. Sebagian besar peserta yang berada pada kategori tingkat manfaat sedang disebabkan mereka sudah mulai merasa ada peningkatan pendapatan, merasa lebih ringan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan keperluan sekolah anak serta menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk menabung. Seluruh peserta program perikanan budidaya sudah dapat menyisihkan uangnya untuk menabung karena memang dalam kelompok perikanan budidaya diadakan tabungan dalam bentuk arisan. Arisan ini dilakukan setiap satu bulan satu kali ketika dilakukan pertemuan rutin antara peserta program perikanan budidaya dengan pendamping teknis CSR PT. Pertamina. Seperti yang dikemukakan oleh salah satu peserta program:

“...dari program perikanan budidaya emang udah ada tabungan

dalam bentuk arisan, jadinya ngga terasa kita jadi punya tabungan. Selain itu, pas ngocok arisan juga jadi kesempatan buat kita saling

Di samping itu, untuk peserta yang berada pada kategori tingkat manfaat tinggi merasa manfaat yang ia rasakan ketika bergabung di program perikanan budidaya sudah sangat besar seperti ia merasakan adanya peningkatan pendapatan, mampu membeli sebuah handphone baru dan menyisihkan uangnya untuk ditabung. Selain itu, tingginya manfaat yang dirasakan oleh peserta juga disebabkan karena mereka merupakan peserta yang sudah bergabung dengan program sejak awal program dimulai. Sehingga mereka sudah beberapa kali merasakan panen dari tambak yang mereka jalankan. Seperti penuturan salah seorang peserta:

“...Alhamdulillah sekarang pendapatan saya meningkat dari sekitar

1,1 juta per bulan jadi 2,6 juta per bulan. Jadi uangnya bisa dipake untuk bayar sewa lahan, bayar hutang, perbaikan sarana produksi,

beli hp sama untuk nabung...” (SNT, 36 tahun)

3. Program Perikanan Tangkap

Tabel 23. Jumlah dan persentase tingkat manfaat peserta program perikanan tangkap tahun 2015 Tingkat Manfaat % Rendah 4 21.05 Sedang 13 68.42 Tinggi 2 10.53 Total 19 100.00

Tabel 23 menunjukkan tingkat manfaat program yang dirasakan oleh peserta program perikanan tangkap berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 68.42%. Hal ini dikarenakan sebagian peserta sudah merasa mengalami peningkatan pendapatan dengan adanya bantuan program perikanan tangkap. Dengan adanya bantuan ini, mereka memiliki lebih banyak alat tangkap yang dapat digunakan untuk melaut, sehingga perolehan hasil tangkapan mereka pun bertambah. Terlebih jika sedang musim ikan, hasil tangkapan mereka akan lebih meningkat. Selain itu, dengan meningkatnya pendapatan mereka, peserta program juga merasa lebih ringan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan keperluan sekolah anak. Sebagian pendapatan mereka juga digunakan untuk memperbaiki peralatan melaut seperti alat tangkap atau jaring dan perahu, serta ada juga yang menyisihkannya untuk menabung di arisan kelompok. Hal ini didukung dengan pernyataan salah seorang peserta program:

“...setelah ikut program kan dapet bantuan alat misalnya jaring, kan

jaringnya nambah banyak, jadi hasil tangkapan juga tambah banyak dan pendapatan juga Alhamdulillah jadi lebih meningkat

juga...”(ISN, 40 tahun)

“...uang dari hasil tangkapan sebagian diputer lagi mba untuk beli

nabung di arisan kelompok, sebagian juga untuk pendidikan anak, lumayanlah buat nambah-nambah...” (MAN, 55 tahun)

Di samping itu, sebanyak 21.05% masih berada pada kategori rendah yang disebabkan oleh jaring bantuan yang diberikan belum dapat digunakan karena sedang tidak sesuai dengan musim ikan yang ada. Selain itu, faktor adanya peraturan menteri baru yang melarang penangkapan rajungan, lobster dan kepiting yang masih berumur dibawah 4 bulan juga mempengaruhi hasil tangkapan dan pendapatan nelayan. Hal ini dikarenakan ada nelayan yang memang lebih berfokus sebagai nelayan rajungan, lobster dan kepiting. Seperti yang dikemukakan oleh salah seorang peserta program perikanan tangkap:

“...sejak ada peraturan menteri yang baru, kita jadi susah mba.

Padahal penghasilan terbesar ya dari nangkep kepiting, rajungan sama lobster, jaring yang kita punya juga sebagian besar jaring

kejer (jaring untuk kepiting) ...” (KMN, 60 tahun)

Kategori tinggi untuk tingkat manfaat yang dirasakan oleh peserta program perikanan tangkap hanya sebesar 10.53%. Hal ini dikarenakan hanya beberapa orang saja yang sudah mampu mengatur pendapatan dari hasil melaut untuk pemenuhan kebutuhan lain, seperti untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, meringankan keperluan sekolah anak, memperbaiki dan membeli alat tangkap baru, bahkan sudah ada peserta yang mampu membeli peralatan elektronik seperti

handphone, kulkas dan mesin cuci.

“...hasil tangkapan Alhamdulillah nambah mba karena sekarang

jaring yang saya pake untuk nangkep ikan juga nambah. Uangnya sebagian udah bisa saya pake untuk beli peralatan ama beberapa alat

elektronik...”(STM, 28 tahun)

Tingkat Manfaat Keseluruhan Peserta Program CSR PT. Pertamina

Tabel 24. Jumlah dan persentase tingkat manfaat peserta program pemberdayaan ekonomi lokal CSR PT. Pertamina tahun 2015

Tingkat Manfaat %

Rendah 16 37.21

Sedang 24 55.81

Tinggi 3 6.98

Total 43 100.00

Tabel 24 menunjukkan tingkat manfaat yang dirasakan oleh peserta program pemberdayaan ekonomi lokal berada pada tingkat sedang dengan persentase sebesar 55.81%. Di samping itu hanya sebesar 6.98% peserta yang merasakan tingginya manfaat program yang diberikan. Sedikitnya persentase peserta yang merasakan tingginya manfaat program karena tidak sedikit peserta yang baru tergabung ke dalam anggota kelompok, sehingga mereka belum

mendapatkan hasil dari program yang mereka ikuti. Seperti peserta pada program perikanan budidaya yang baru bergabung ke dalam kelompok pada November 2014, mereka baru saja menebar benih ikan bandeng dan udang pada awal tahun 2015, sedangkan ikan bandeng baru bisa dipanen pada usia enam hingga tujuh bulan dan udang baru bisa dipanen ketika usia dua hingga empat bulan. Hal ini mengakibatkan pada saat penelitian ini dilakukan, mereka belum bisa merasakan adanya manfaat yang signifikan dari keikutsertaan mereka dalam kelompok. Alasan tersebut juga dikemukakan oleh peserta program peternakan yang baru tergabung dalam kelompok atau sebesar 37.21% peserta yang merasakan rendahnya manfaat program. Manfaat yang mereka rasakan belum terlalu tinggi karena bantuan hewan ternak yang diberikan masih kecil-kecil sehingga belum bisa dijual dan menghasilkan uang. Namun lebih dari 50 persen mengatakan program yang diberikan cukup bermanfaat karena dapat membantu mereka seperti untuk menambah ternak dan memiliki kandang, memiliki tambahan alat tangkap, dan bantuan benih ikan dan udang “...manfaatnya sih belum terlalu terasa mba,

kan saya juga jadi anggota baru November 2014, jadi belum ada hasil

panennya...” (JZL, 48 tahun).

Tingkat Keberlanjutan

Tingkat keberlanjutan merupakan tingkat kemampuan peserta program CSR PT. Pertamina pada Program Pemberdayaan Ekonomi Lokal untuk meneruskan program yang telah diberikan walaupun bantuan dan pendampingan sudah dihentikan.

1. Program Peternakan

Tabel 25. Jumlah dan persentase tingkat keberlanjutan peserta program peternakan tahun 2015 Tingkat Keberlanjutan % Rendah 0 0.00 Sedang 14 87.50 Tinggi 2 12.50 Total 16 100.00

Tabel 25 menunjukkan tingkat keberlanjutan program yang dirasakan oleh peserta program peternakan berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 87.50%. Banyaknya peserta yang merasa keberlanjutan program masih berada dikategori sedang disebabkan masih adanya harapan dari para peserta untuk terus mendapatkan bantuan dari program. Seperti harapan adanya bantuan pakan, vitamin dan pendampingan dari tim pendamping lapang CSR PT. Pertamina. Namun walaupun mereka masih banyak mengharapkan adanya bantuan dan pendampingan, tapi mereka merasa yakin untuk tetap melanjutkan program yang sudah diberikan walaupun jika nantinya semua bantuan dan pendampingan dihentikan. Hal ini disebabkan, program yang diberikan sangat sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para peserta. Selain itu, sebagian besar peserta program peternakan memiliki pekerjaan sebagai peternak. Sehingga walaupun bantuan dan pendampingan sudah dihentikan, mereka akan tetap

melanjutkan program, karena program tersebut sesuai dengan mata pencaharian mereka “...karna emang kerjaan kita sebagai peternak, yaa walaupun bantuan udah ngga ada yaa tetep bakal ternak mba...” (TKN, 60 tahun)

Sedangkan hanya sebesar 12.50% peserta merasa tingkat keberlanjutan berada pada kategori tinggi. Hal ini disebabkan beberapa peserta ini sudah sangat yakin dengan usaha ternak yang mereka sedang jalani. Mereka pun sudah bisa menyusun strategi usaha mereka sendiri untuk mengembangkan ternak yang mereka miliki.

2. Program Perikanan Budidaya

Tabel 26. Jumlah dan persentase tingkat keberlanjutan peserta program perikanan budidaya tahun 2015 Tingkat Keberlanjutan % Rendah 0 0.00 Sedang 2 25.00 Tinggi 6 75.00 Total 8 100.00

Tabel 26 menunjukkan tingkat keberlanjutan program yang dirasakan oleh peserta program perikanan budidaya berada pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 75%. Tingginya tingkat keberlanjutan pada program perikanan budidaya karena pekerjaan utama para peserta program perikanan budidaya adalah sebagai petani tambak. Hal ini menyebabkan mereka tetap akan melanjutkan program yang mereka ikuti karena sangat sesuai dengan pekerjaan mereka.

“...program bantuan ini kan sesuai sama pekerjaan sehari-hari kita ya mba, jadi ya walaupun programnya berhenti juga ya kita maunya tetep lanjutin, namanya juga udah kerjaan sehari-hari dari dulunya mba, kalo ngga ngelanjutin ya mau nyari uang dari mana

lagi kita mba...”(SDK, 59 tahun)

3. Program Perikanan Tangkap

Tabel 27. Jumlah dan persentase tingkat keberlanjutan peserta program perikanan tangkap tahun 2015 Tingkat Keberlanjutan % Rendah 0 0.00 Sedang 15 78.95 Tinggi 4 21.05 Total 19 100.00

Tabel 27 menunjukkan tingkat keberlanjutan program yang dirasakan oleh peserta program perikanan tangkap berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 78.95%. Hal ini dipengaruhi karena seluruh peserta program perikanan tangkap memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Sehingga walaupun bantuan dan pendampingan dihentikan, mereka akan tetap

melaksanakan kegiatan melaut karena bekerja sebagai nelayan merupakan mata pencaharian utama mereka. Tingkat keberlanjutan peserta pada program perikanan tangkap tidak ada yang masuk ke dalam kategori rendah karena seluruh peserta program ini menyatakan akan tetap melanjutkan program yang ada dan akan tetap melaut. Walaupun masih ada beberapa peserta yang menyatakan masih berharap bantuan dan pendampingan akan terus dilakukan.

Tingkat Keberlanjutan Keseluruhan Peserta Program CSR PT. Pertamina

Tabel 28. Jumlah dan persentase tingkat keberlanjutan peserta program pemberdayaan ekonomi lokal CSR PT. Pertamina tahun 2015

Tingkat Keberlanjutan %

Rendah 0 0.00

Sedang 31 72.09

Tinggi 12 27.91

Total 43 100.00

Tabel 28 menunjukkan ingkat keberlanjutan peserta program pemberdayaan ekonomi lokal CSR PT. Pertamina berada pada tingkat sedang dengan persentase sebesar 72,73 %. Pada tingkat keberlanjutan tidak terdapat kategori rendah karena memang sebagian besar peserta program ini memiliki mata pencaharian yang sesuai dengan program yang diikuti. Jadi menurut mereka walaupun sudah tidak ada bantuan dan pendampingan, mereka tetap akan melanjutkan program yang sudah diberikan.

“...kita sih berharapnya tetep ada pendampingan sama bantuan ya

mba, tapi ya kalau emang udah harus berhenti kita tetep lanjut aja. Mau gimana lagi, namanya juga udah jadi mata pencaharian sehari-hari...” (TKN, 60 tahun)

Namun hanya sebesar 27,27 % peserta program yang tingkat keberlanjutannya berada pada kategori tinggi. Hal ini disebabkan masih ada beberapa peserta yang mengharapkan tetap ada pendampingan dan bantuan dari pihak CSR PT. Pertamina. Secara keseluruhan program pemberdayaan ekonomi lokal, tidak terdapat peserta yang masuk ke dalam kategori tingkat keberlanjutan rendah. Hal ini dipengaruhi karena kesesuaian antara program yang diberikan dengan mata pencaharian peserta. Selain itu, pendamping teknis CSR juga berperan dalam keberlanjutan program yang dilaksanakan, seperti dengan mengajak beberapa peserta ke tempat pembelian barang-barang bantuan misalnya bantuan jaring. Tim pendamping teknis CSR mengenalkan beberapa pilihan lokasi untuk membeli alat tangkap dengan harga yang cukup terjangkau dan kualitas cukup baik. Sehingga walaupun tim pendamping teknis CSR sudah tidak berada di lokasi desa binaan, para peserta masih bisa tetap membeli keperluannya sama ketika masih ada pendampingan dan bantuan dari CSR PT. Pertamina bekerjasama dengan P4W LPPM IPB. Hal ini didukung dengan pernyataan salah satu tim pendamping teknis CSR:

“...biasanya sesekali kami mengajak beberapa anggota program

untuk memilih bantuan yang mereka inginkan, misalnya jaring. Kami perkenalkan tempat-tempat untuk membeli jaring dengan harga yang cukup terjangkau. Harapannya, walaupun nanti kami sudah tidak di sini, para peserta masih tetap bisa membeli kebutuhannya sama seperti ketika kami masih di sini...” (ARS, Tim Pendamping Teknis CSR

Tingkat Kesesuaian

Tingkat kesesuaian merupakan ketepatan program CSR PT. Pertamina dengan kebutuhan masyarakat dan potensi lokal yang ada di daerah setempat.

1. Program Peternakan

Tabel 29. Jumlah dan persentase tingkat kesesuaian peserta program peternakan tahun 2015 Tingkat Kesesuaian % Rendah 0 0.00 Sedang 13 81.25 Tinggi 3 18.75 Total 16 100.00

Tabel 29 menunjukkan tingkat kesesuaian program yang dirasakan oleh peserta program peternakan berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 81.25%. Kesesuaian program merupakan salah satu fokus utama dari pihak CSR PT. Pertamina dalam penentuan program yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu tingkat kesesuaian program yang dirasakan oleh peserta program sebagian besar sudah berada pada kategori sedang. Peserta program peternakan merasa program yang sudah diberikan oleh pihak CSR PT. Pertamina sudah sesuai dengan kebutuhan mereka. Misalnya, ketika ternak mereka sakit maka bantuan yang diberikan adalah bantuan obat atau vitamin untuk ternak. Selain itu pelaksanaan program peternakan ini juga memang disesuaikan dengan minat peserta. Peserta yang tergabung adalah peserta yang memang benar-benar berminat dibidang peternakan dan sebagian besar bermata pencaharian sebagai peternak. Selain itu, peserta yang berminat untuk bergabung dengan program peternakan cukup menyerahkan KTP dan bisa langsung terdaftar sebagai anggota. Hal ini menunjukkan persyaratan yang diberikan oleh pihak CSR PT. Pertamina tidak memberatkan calon peserta dan disesuaikan dengan kondisi peserta.

Di samping itu sebesar 18.75% peserta merasa tingkat kesesuaian program berada pada kategori tinggi. Hal ini disebabkan peserta merasa program yang diberikan sangat sesuai dengan minat, kebutuhan serta potensi lokal yang terdapat di daerah Indramayu. Sebagai contoh, salah satu makanan khas dari Indramayu

adalah “pedesan entog” sehingga banyak entog yang dibudidayakan, selain itu

peserta juga tidak merasa kesulitan untuk menjual entog yang akan mereka jual karena permintaan entog yang banyak di daerah ini. Hal ini didukung dengan pernyataan salah seorang peserta:

“...Alhamdulillah program yang dikasih kan sesuai sama kerjaan

kita sehari-hari mba. Udah gitu dapet bantuan awalnya entog. Kalau melihara entog enak mba, pakannya ngga sebanyak pakan untuk bebek tapi jualnya juga lebih gampang. Lebih banyak yang

nyari entog kalau di sini mba...”(NRN, 58 tahun)

2. Program Perikanan Budidaya

Tabel 30. Jumlah dan persentase tingkat kesesuaian peserta program perikanan budidaya tahun 2015 Tingkat Kesesuaian % Rendah 0 0.00 Sedang 2 25.00 Tinggi 6 75.00 Total 8 100.00

Tabel 30 menunjukkan tingkat kesesuaian program yang dirasakan oleh peserta program perikanan budidaya berada pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 75%. Tingginya tingkat kesesuaian yang dirasakan oleh peserta perikanan budidaya dikarenakan peserta program perikanan budidaya memiliki mata pencaharian sebagai petani tambak sehingga program ini sangat sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemampuan para peserta. Sebagai contoh, peserta yang bermata pencaharian sebagai petani tambak sudah terbiasa dan paham mengenai cara budidaya ikan bandeng maupun udang, hal ini menunjukkan program yang diberikan kepada peserta sesuai dengan kemampuan mereka.

“...programnya sesuai banget mba, namanya juga kita udah lama jadi petani tambak. Jadi pas dapet program yang sesuai ama kerjaan kita ya Alhamdulillah seneng banget dan sangat membantu...” (RDN, 48 tahun)

Selain itu, program yang ada juga disesuaikan dengan kondisi peruntukan lahan yang ada di Desa Karangsong. Sebanyak 270 Ha lahan di Desa Karangsong memang sudah digunakan sebagai lahan tambak. Oleh karena itu, program perikanan budidaya ini selain sesuai dengan mata pencaharian para peserta, namun juga memang sudah sesuai dengan peruntukan lahan yang ada di desa yang berbatasan langsung dengan Desa Tambak.

3. Program Perikanan Tangkap

Tabel 31. Jumlah dan persentase tingkat kesesuaian peserta program perikanan tangkap tahun 2015 Tingkat Kesesuaian % Rendah 0 0.00 Sedang 13 68.42 Tinggi 6 31.58 Total 19 100.00

Tabel 31 menunjukkan tingkat kesesuaian program yang dirasakan oleh peserta program perikanan tangkap berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 68.42%.Hal ini dipengaruhi oleh faktor penyesuaian bantuan kepada peserta dengan kebutuhan peserta. Misalnya, untuk peserta diberikan kebebasan memilih sendiri bantuan jaring yang mereka inginkan. Di samping itu, sebanyak 31.58% berada pada kategori tinggi dikarenakan sebagain peserta juga turut serta memilih dan membeli sendiri jaring yang mereka inginkan bersama tim pendamping teknis CSR “...saya biasa pake jaring Kejer, terus pas mau

pembagian bantuan saya minta jaring kejer lagi. Ya dikasihnya sesuai yang saya

minta...” (SBR, 37 tahun)

Hal ini juga didukung dengan pernyataan tim pendamping teknis CSR bagian perikanan tangkap:

“...jenis bantuan yang kami berikan disesuaikan dengan kebutuhan

peserta. Kami memang memperkenalkan sistem multigear agar peserta memiliki beberapa jenis jaring sehingga tetap bisa melaut walau sedang tidak musim ikan. Akan tetapi keputusan untuk memilih jaring yang mereka dapatkan kami kembalikan kepada pesertanya. Walaupun jenis jaring yang kami berikan berbeda-beda,

namun itu dengan nominal harga yang sama...” (MLN, pendamping teknis CSR)

Adanya program perikanan tangkap ini juga disesuaikan dengan kondisi geografis Desa Karangsong yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Selain itu sebagian besar penduduk desa ini juga bekerja sebagai nelayan dengan jumlah sebanyak 1621 orang. Oleh karena itu, tingkat kesesuaian program perikanan tangkap memiliki persentase pada kategori sedang dan tinggi.

Tingkat Kesesuaian Keseluruhan Peserta Program CSR PT. Pertamina

Tabel 32. Jumlah dan persentase tingkat kesesuaian peserta program pemberdayaan ekonomi lokal CSR PT. Pertamina tahun 2015

Tingkat Kesesuaian %

Rendah 0 0.00

Sedang 28 65.12

Tinggi 15 34.88

Total 43 100.00

Tabel 32 menunjukkan tingkat kesesuaian program pemberdayaan ekonomi lokal CSR PT. Pertamina berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 65.12 %, sedangkan sebesar 34.88 % berada pada ketegori tinggi. Pada tingkat kesesuaian tidak terdapat kategori rendah karena program yang dibuat oleh CSR PT. Pertamina memang disesuaikan dengan permasalahan, keinginan dan kebutuhan masyarakat khususnya peserta program. Cukup tingginya tingkat kesesuaian program ini dikarenakan pada awal sebelum penentuan program yang