• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PROFIL SOSIAL POLITIK LANSIA DESA SITU UDIK

6.1 Lansia dan Politik

6.1.1 Tingkat Partisipasi Lansia dalam Pemilu 2004

Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan suatu ‘hajatan’ besar bagi rakyat Indonesia dalam menyuarakan aspirasi politiknya. Terlebih lagi dalam Pemilu 2004, dimana diakui membuka banyak peluang partisipasi politik masyarakat. Semakin besar peluang partisipasi politik masyarakat, akan memberi ruang kepada masyarakat untuk menyuarakan kepentingannya. Tidak saja menyuarakan tetapi masyarakat juga dapat mengontrol legislatif baik tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten untuk selalu berpihak kepada kepentingan masyarakat karena dengan Pemilu legislatif rakyatlah yang memberi mandat langsung kepada calon-calon yang akan duduk di DPR, DPRD tingkat I maupun DPRD tingkat II.

Bagi masyarakat Desa Situ Udik, Pemilu merupakan momen penting dalam kehidupan berpolitik. Bahkan warga yang melakukan migrasi untuk bekerja di kota menyempatkan diri ‘mudik’ ke Desa Situ Udik agar dapat memberikan suaranya untuk memilih anggota legislatif yang dinilai mampu menyuarakan aspirasi politiknya. Bagi Lansia di Desa Situ Udik, mengikuti Pemilu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. Hal ini dikemukakan oleh Bapak Ahd TOP (63 tahun):

“Ikut Pemilu itu juga ibadah neng. Sabab miluan Pemilu aya pautanana jeung manusa disakitaran. Jadi ikut Pemilu mah wajib hukumnya”

Informasi yang diperoleh dari hasil kuesioner menunjukkan bahwa 100 persen responden Lansia mengikuti Pemliu 2004. Partai politik pemenang Pemilu legislatif tahun 2004 di lokasi yang menjadi sampel penelitian, RW 09, adalah Partai Keadilan

Sejahtera (PKS), diikuti dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Demokrat, dan Golongan Karya (Golkar).

Hal yang menarik berdasarkan hasil wawancara, responden Lans ia ini tidak mengetahui dengan pasti apa nama partai yang menjadi pilihan mereka. Mereka mengidentifikasi partai yang dipilih berdasarkan warna, asosiasi pada tokoh pentingnya serta gambar atau lambang dari partainya. Seperti saat ditanyakan partai apa yang dipilih sebagian besar responden tidak dapat menyebutkan nama partai, yang mereka sebutkan adalah sebagai berikut:

Cau (pisang) emas : PKS

Centong tibalik (panci terbalik) : Golongan Karya

Ka’bah : PPP

Megawati : PDI-P

Gusdur/NU : PKB

Bulan Bintang : PBB

SBY : Partai Demokrat

Menurut responden Lansia terlalu sulit untuk menghapalkan nama partai, mengingat keterbatasan fisik, memori, serta terdapat Lansia yang buta huruf. Selain itu juga mereka lebih memperhatikan gambar serta nama partai dibandingkan siapa yang mereka pilih sebagai wakil dalam lembaga legislatif. Beberapa responden juga menyatakan tidak begitu mengerti dengan sistem yang digunakan dalam Pemilu 2004. Hal menjadi pertimbangan para responden ini dalam memilih partai politik dalam Pemilu 2004 adalah seberapa besar kontribusi partai tersebut khususnya dalam pembangunan infrastruktur dan memberikan perubahan kesejahteraan bagi masyarakat Desa Situ Udik. Hal ini terlihat dalam partai politik yang dipilih oleh responden pada Pemilu 2004, yang ditunjukkan dalam Tabel 23.

Tabel 23. Jumlah dan persentase responden berdasarkan partai politik yang dipilih pada Pemilu 2004, Desa Situ Udik

Partai Jumlah Persentase

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 18 45,0

Golongan Karya (Golkar) 2 5,0

PPP (Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 6 15,0 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) 1 2,5

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 1 2,5

Partai Demokrat 7 17,5

Partai Bulan Bintang 4 10,0

Lainnya 1 2,5

Total 40 100,0

Hal yang perlu dicermati dari Tabel 23 adalah lima dari delapan partai yang disebutkan responden sebagai partai yang dipilih dalam Pemilu 2004 adalah partai yang memiliki landasan agama Islam. Hanya Partai Demokrat yang cukup banyak dipilih (17,5 persen) yang tidak berlandaskan agama Islam. Hal ini secara umum, membawa kesimpulan bahwa sosial budaya mempengaruhi partisipasi responden dalam Pemilu legislatif tahun 2004.

Tingkat partisipasi dalam Pemilu 2004 dalam penelitian ini tidak hanya diukur berdasarkan kuantitasnya saja tapi juga kualitasnya, yakni keikutsertaan dan peranan dalam kampanye, peran dalam partai politik, serta kehadiran dalam penghitungan suara. Tingkat partisipasi dalam Pemilu 2004 menjadi faktor penting yang memiliki keterhubungan dengan partisipasi dalam kelembagaan politik desa. Hal ini karena menyangkut pengetahuan serta kesadaran politik seseorang dapat dilihat dari partisipasinya dalam Pemilu.

Kampanye merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan menjelang Pemilu 2004. Bentuk dari kampanye yang diukur disini adalah berbagai bentuk kampanye aktif mulai dari pawai keliling, debat terbuka lewat media massa, maupun kampanye pada suatu tempat. Berdasarkan informasi dari hasil kuesioner diketahui

bahwa jumlah responden yang mengikuti kampanye sebanyak 19 orang (47,5 persen), dan hanya 21 orang saja yang menyatakan tidak pernah mengikuti kampanye politik selama Pemilu 2004.

Hasil wawancara yang dilakukan dengan responden yang merupakan juru kampanye salah satu partai politik menyebutkan bahwa keikutsertaan warga dalam kampanye pada dasarnya bukan sebagai bentuk aktif dalam mengikuti rangkaian kegiatan Pemilu, namun lebih kepada mobilisasi saja. Hal ini dikemukakan oleh Bapak Ud (65 tahun):

“Saya udah lama jadi kader dan kalo kampanye saya jadi juru kampanye partai. Biasanya, warga disini mau ikutan kampanye (pawai) kalo dikasih dulu baik berupa barang (atribut partai: topi, kaos, payung) ataupun uang.”

Terkait dengan hal tersebut Tabel 24 menjadi fakta dari jumlah responden berdasarkan peranan yang ditampilkan dalam kegiatan kampanye Pemilu 2004.

Tabel 24. Jumlah dan persentase responden berdasarkan peranan yang ditampilkan dalam kampanye Pemilu 2004, Desa Situ Udik

Peranan Jumlah Persentase

Hanya ikut pawai keliling (jadi peserta saja) 16 84,21

Juru Kampanye 2 10,52

Tidak ikut pawai keliling tapi ikut kumpul di kantor desa 1 5,26

Total 19 100

Tabel 24 memberi gambaran dan memperkuat pernyataan Bapak Ud (65 tahun) tentang peranan yang ditampilkan responden dalam keikutsertaannya pada kampanye Pemilu tahun 2004. Hampir seluruh responden (84 persen) hanya mengikuti pawai keliling dalam rangkaian kampanye. Biasanya dalam rangkaian kegiatan pawai keliling tersebut mereka berkumpul di lapangan dekat dengan pusat-pusat pemerintahan desa, kecamatan atau kabupaten untuk mengikuti orasi dari juru kampanye. Namun, hiburan berupa orkes dangdut merupakan faktor yang menarik mereka mau ikutserta dalam pawai keliling.

Keikutsertaan dalam Pemilu terkait juga dengan peranan yang ditampilkan dalam suatu partai politik. Hal ini akan menentukan derajat keaktifan seseorang dalam Pemilu. Keaktifan responden Lansia dalam partai politik ditunjukkan dalam Tabel 25. Tabel 25. Jumlah dan persentase responden berdasarkan peranan dalam partai politik,

Desa Situ Udik tahun 2006

Peranan Jumlah Persentase

Simpatisan 37 92,5

Kader 3 7,5

Pengurus 0 0

Total 40 100

Terlihat bahwa hanya tiga orang responden yang menjadi kader dalam partai politik sedangkan pada Tabel 24 hanya dua orang saja yang menjadi juru kampanye. Responden yang menjadi kader namun tidak menjadi juru kampanye menyatakan bahwa saat itu ia tidak bersedia untuk ikut serta menjadi juru kampanye secara langsung dan hanya membantu anaknya menjadi juru kampanye suatu partai politik (Bapak Lam, 61 tahun). Namun beliau me nyatakan ia menjadi panitia penyelenggara Pemilu di Kampung Al Barokah, karena beliau merupakan ketua RW dan ketua RK. Hal ini dilakukan agar Pemilu tetap berjalan sesuai asasnya luber (langsung, bebas, rahasia) dan jurdil (jujur, adil).

Peran para Lansia ini sebagai juru kampanye formal tergantikan dengan yag lebih muda. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Bapak Lam (61 tahun) dan Bapak Nas (61 tahun), para sesepuh memiliki peran dalam menggerakkan pilihan terhadap partai politik tertentu. Jumlah responden berdasarkan keikutsertaannya dalam penghitungan suara, ditunjukkan dalam Tabel 26.

Tabel 26. Jumlah dan persentase responden berdasarkan keikutsertaan dalam penghitungan suara Pemilu legislatif 2004, Desa Situ Udik

Keikutsertaan Jumlah Persentase

Ikut 18 45,0

Tidak ikut 22 55,0

Total 40 100,0

Tabel 26 memperlihatkan sebagian besar (55 persen) responden menyatakan tidak mengikuti proses penghitungan suara yang masuk di TPS (Tempat Pemungutan Suara) masing- masing. Menurut mereka yang tidak mengikuti proses penghitungan suara menjadi tidak terlalu penting. Hal ini karena sudah bisa dipastikan transparansi- nya, sebagian juga menyatakan tidak punya waktu untuk ikut dalam penghitungan suara karena harus kembali bekerja di sawah sedangkan proses penghitungan suara membutuhkan waktu yang lama. Mengingat yang dihitung tidak hanya suara untuk partai tetapi juga suara untuk calon anggota legislatif dari tingkat nasional hingga ke tingkat provinsi dan kabupaten.

Informasi tentang keikutsertaan dalam kampanye, peranan dalam partai serta keikutsertaan dalam proses penghitungan suara yang telah dikemukakan sebelumnya, sehingga dapat diidentifikasi tingkat partisipasi Lansia dalam Pemilu 2004. Tingkat partisipasi dikategorikan menjadi rendah dengan memberikan skor 2, kategori sedang dengan memberikan skor 4-9, dan tinggi dengan memberikan skor 10-15. Tabel 27 merangkum gambaran tentang tingkat partisipasi responden dalam Pemilu 2004.

Tabel 27. Tingkat partisipasi responden dalam Pemilu 2004, Desa Situ Udik

Tingkat Partisipasi Pemilu 2004 Jumlah Persentase

Sedang (skor: 4-9) 37 92,5

Tinggi (skor: 10-15) 3 7,5

Total 40 100,0

Tabel 27 memberikan informasi bahwa hampir seluruh (92,5 persen) responden memiliki tingkat partisipasi yang sedang. Tingkat partisipasi sedang disini berarti bahwa

para responden Lansia tidak hanya memberikan suara dalam Pemilu 2004 tetapi juga ikut terlibat aktif dalam rangkaian kegiatannya seperti kampanye politik (pawai keliling) serta penghitungan suara. Tabel 27 juga menunjukkan terdapat responden yang memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dalam Pemilu 2004 meski hanya 3 orang. Secara umum dapat disimpulkan bahwa responden Lansia di Desa Situ Udik masih tetap berpartisipasi aktif dalam Pemilu 2004.

Dokumen terkait