• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

2 TINJAUAN PUSTAKA

Sumber Daya Air

Manusia dan semua mahluk hidup butuh air. Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi. Menurut dokter dan ahli kesehatan, manusia wajib minum air putih 8 gelas sehari. Tumbuhan dan binatang juga membutuhkan air, sehingga dapat dikatakan air merupakan salah satu sumber kehidupan. Semua organisme tersusun dari sel-sel yang berisi air sekitar 60% dan aktivitas metaboliknya mengambil tempat dilarutan air (Enger dan Smith, 2000). Dapat disimpulkan bahwa untuk kepentingan manusia dan kepentingan komersial lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan.

Sumberdaya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah (UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air). Air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum (PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum). Untuk memenuhi air baku yang semakin hari semakin bertambah, maka air baku dapat diperoleh dari sungai, air tanah dan air sumur. Air yang dipakai untuk air baku harus memenuhi persyaratan sesuai dengan kegunaannya.

Air merupakan unsur utama bagi hidup kita di planet ini. Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Beberapa definisi yang berkenaan dengan pengembangan sumberdaya air (Bouwer, 1978: Freeze dan Cherry, 1979; Kodoatie, 1996), antara lain;

a. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah, termasuk di dalamnya air dalam sistem sungai, waduk, danau, air irigasi.

b. Air Tanah adalah sejumlah air dibawah tanah permukaan bumi yang terdapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase atau dengan pemompaan. Dapat juga dikatakan aliran yang secara alamiah mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan. UU Sumberdaya Air mendefinisikan air tanah sebagai air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah.

Di peralihan abad 20 hingga 21 terlihat indikasi yang makin menguat bahwa keberlanjutan ketersediaan air sepanjang tahun oleh ekosistem alam semakin terancam. Hal tersebut terindikasi dengan meningkatnya fluktuasi aliran air yang semakin besar antara musim hujan dan kemarau. Program Hidrologi Internasional (IHP-UNESCO: International Hydrological Programme) yang bernaung di bawah UNESCO merupakan wadah untuk menggalang kerjasama regional dalam rangka mengatasi masalah air. Diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam tentang

interaksi antara manusia dan air melalui penelitian terpadu, termasuk pelestarian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang kondusif bagi konservasi air dan ekosistemnya. Menurutnya ketersediaan air bersih secara nasional saat ini baru tercapai sekitar 60%. Ini berarti sekitar 90 juta masyarakat Indonesia masih menggunakan air yang tidak layak secara kesehatan untuk kehidupan sehari-hari. Untuk itu, diperlukan perhatian dari semua pihak dalam mempertahankan kualitas lingkungan, mengembalikan fungsi hutan sebagai penyimpan air bersih bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Semua orang berharap bahwa seharusnya air diperlakukan sebagai bahan yang sangat bernilai, dimanfaatkan secara bijak, dan dijaga terhadap cemaran. Namun kenyataannya air selalu dihamburkan, dicemari, dan disia-siakan. Hampir separo penduduk dunia, hampir seluruhnya di negara-negara berkembang, menderita berbagai penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan air, atau oleh air yang tercemar. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, 2 miliar orang kini menyandang resiko menderita penyakit murus yang disebabkan oleh air dan makanan. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian lebih dari 5 juta anak- anak setiap tahun.

Sumber-sumber air semakin dicemari oleh limbah industri yang tidak diolah atau tercemar karena penggunaannya yang melebihi kapasitasnya untuk dapat diperbaharui. Kalau kita tidak mengadakan perubahan radikal dalam cara kita memanfaatkan air, mungkin saja suatu ketika air tidak lagi dapat digunakan tanpa pengolahan khusus yang biayanya melewati jangkauan sumber daya ekonomi bagi kebanyakan negara.

Di alam semesta ini, secara garis besar total volume air yang ada, air asin dan air tawar adalah 1.385.984.610 km3, terdiri dari atas: Air laut; 1.338.000.000 km3 atau 96,54 %, lainnya (air tawar + asin); 47.984.610 km3 atau 3,46 %, air asin di luar air laut; 12.955.400 km3 atau 0,93 % dan air tawar; 35.029.210 km3 atau 2,53 %. Dari keseluruhan jumlah air yang ada di bumi, sebanyak 94,54 % berada di laut dan 1,73% berada di kutub (kutub Utara dan Selatan), lainnya berupa air tanah (dengan komposisi 0,76 % air tawar dan 0,93 % berupa air asin) serta yang ada dipermukaan bumi dan udara berjumlah 0,04 %.

Air tawar dari es di kutub dan es lainnya serta salju memberikan distribusi yang paling besar yaitu 69,553 %. Bila dilihat dari keseimbangan jumlah air tawar yang ada, maka air tanah memberikan distribusi yang cukup penting karena jumlahnya mencapai 30,061 % dari seluruh air tawar yang ada. Sedangkan jumlah air tanah dangkal, danau, rawa/payau, sungai dan air biologi hanya 0,349 %. Bila dibandingkan jumlah air tawar tersebut terhadap air tanah maka besarnya hanya 0,0116 atau 1,116 % dari air tanah. Jumlah air tawar di sungai 0,0006 % atau kurang lebih 1/5010 dari air tanah. Jumlah air tanah dangkal, danau, rawa/payau, sungai dan air biologi adalah 0,0151 % dan ini hanya kurang lebih 9/1000 dari air tanah (Chow et al., 1988).

Siklus Hidrologi

Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang

dinamakan “siklus hidrologi”. Siklus Hidrologi adalah suatu proses yang berkaitan,

dimana air diangkut dari lautan ke atmosfer (udara), ke darat dan kembali lagi ke laut, seperti digambarkan pada Gambar 2.

Sumber: U.S. Geological Survey

Gambar 2 Siklus Hidrologi

Hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak langsung yaitu melalui vegetasi atau media lainnnya akan membentuk siklus aliran air mulai dari tempat yang tinggi (gunung, pegunungan) menuju ke tempat yang rendah baik di permukaan tanah maupun di dalam tanah yang berakhir di laut.

Dengan adanya penyinaran matahari, maka semua air yang ada dipermukaan bumi akan berubah wujud berupa gas/uap akibat panas matahari dan disebut dengan penguapan atau evaporasi dan transpirasi. Uap ini bergerak di atmosfer (udara) kemudian akibat perbedaan temperaturdi atmosfer dari panas menjadi dingin maka air akan terbentuk akibat kondensasi dari uap menjadi cairan (from air to liquid state). Bila temperatur berada di bawah titik beku (freezing point) kristal-kristal es terbentuk. Tetesan air kecil (tiny droplet) tumbuh oleh kondensasi dan berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara turbulen sampai pada kondisi yang cukup besar menjadi butir-butir air. Apabila jumlah butir sir sudah cukup banyak dan akibat berat sendiri (pengaruh gravitasi) butir-butir air itu akan turun ke bumi dan proses turunnya butiran air ini disebut dengan hujan atau presipitasi. Bila temperatur udara turun sampai dibawah 0º Celcius, maka butiran air akan berubah menjadi salju (Chow et al., 1988). Hujan jatuh ke bumi baik secara langsung maupun melalui media misalnya melalui tanaman (vegetasi). Di bumi air mengalir dan bergerak dengan berbagai cara. Pada retensi (tempat penyimpanan) air akan menetap untuk beberapa waktu. Retensi dapat berupa retensi alam seperti darah-daerah cekungan, danau tempat-tempat yang rendah dll., maupun retensi buatan seperti tampungan, sumur, embung, waduk dll.

Secara gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang rendah, dari gunung-gunung, pegunungan ke lembah, lalu ke daerah yang lebih rendah, sampai ke daerah pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut. Aliran air ini disebut aliran permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah. Aliran ini

biasanya akan memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju kesistem jaringan sungai, sistem danau atau waduk. Dalam sistem sungai aliran mengalir mulai dari sistem sungai kecil ke sistem sungai yang besar dan akhirnya menuju mulut sungai atau sering disebut estuary yaitu tempat bertemunya sungai dengan laut.

Air hujan sebagian mengalir meresap kedalam tanah atau yang sering disebut dengan Infiltrasi, dan bergerak terus kebawah. Air hujan yang jatuh ke bumi sebagian menguap (evaporasi dan transpirasi) dan membentuk uap air. Sebagian lagi mengalir masuk kedalam tanah (infiltrasi, perkolasi, kapiler). Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang – ruang antara butir- butir tanah dan di dalam retak – retak dari batuan. Dahulu disebut air lapisan dan yang terakhir disebut air celah (fissure water). Aliran air tanah dapat dibedakan menjadi aliran tanah dangkal, aliran tanah antara dan aliran dasar (base flow). Disebut aliran dasar karena aliran ini merupakan aliran yang mengisi sistem jaringan sungai. Hal ini dapat dilihat pada musim kemarau, ketika hujan tidak turun untuk beberapa waktu, pada suatu sistem sungai tertentu aliran masih tetap dan kontinyu. Sebagian air yang tersimpan sebagai air tanah (ground water) yang akan keluar ke permukaan tanah sebagai limpasan, yakni limpasan permukaan (surface run off), aliran intra (interflow) dan limpasan air tanah (ground water run off) yang terkumpul di sungai yang akhirnya akan mengalir ke laut kembali terjadi penguapan dan begitu seterusnya mengikuti siklus hidrologi.

Air Permukaan

Definisi dalam Undang-Undang Sumberdaya Air (UU RI No. 7 tahun 2004) menyebutkan bahwa air adalah semua air yang terdapat pada, di atas maupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang berada di darat. Aliran permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah, contohnya air di dalam sistem sungai, air di dalam sistem irigasi, air di dalam sistem drainase, air waduk, danau, kolam retensi. Air dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya untuk kebutuhan domestik, irigasi ataupun pertanian, pembangkit listrik, pelayaran sungai, industri wisata, dll.

Air Tanah

Air yang berada di wilayah jenuh di bawah permukaan tanah disebut air tanah. Secara global, dari keseluruhan air tawar yang berada di bumi ini lebih dari 97 % terdiri atas air tanah. Tampak bahwa peranan air tanah di bumi adalah penting. Air tanah dapat dijumpai hampir semua tempat di bumi bahkan di gurun pasir yang paling kering sekalipun, demikian juga di bawah tanah yang membeku karena tertutup lapisan salju atau es.

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah (definisi dalam UU Sumberdaya Air). Secara umum, jenis air tanah dapat dilihat dari daerahnya di dalam tanah. Kisaran-kisaran porositas tanah yang mewakili untuk bahan-bahan endapan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Kisaran-kisaran porositas tanah yang mewakili untuk bahan-bahan endapan (Todd, 1980)

Bahan Porositas (%)

Liat Debu

Pasir campuran medium hingga kasar Pasir yang seragam

Pasir campuran halus hingga medium Kerikil

Kerikil dan pasir Batu pasir (paras) Batuan kapur Batuan granit 45-55 40-50 35-40 30-35 30-40 20-35 10-20 1-10 1-10 1-5

Asal-muasal air tanah juga dipergunakan sebagai konsep dalam menggolongkan air tanah ke dalam 4 tipe (Todd, 1980 dan Davis, 1966) yaitu: 1. Air meteorik : Air ini berasal dari atmosfir dan mencapai mintakat (zona)

kejenuhan baik secara langsung maupun tidak langsung. a. Secara langsung oleh infiltrasi pada permukaan tanah

b. Secara tidak langsung oleh rembesan influen (di mana kemiringan muka air tanah menyusup di bawah aras air permukaan kebalikan dari efluen) dari danau, sungai, saluran buatan dan lautan.

c. Secara langsung dengan cara kondensasi uap air (dapat diabaikan)

2. Air Juvenil: Air ini merupakan air baru yang ditambahkan pada mintakat kejenuhan dari kerak bumi yang dalam. Selanjutnya air ini dibagi lagi menurut sumber spesifiknya ke dalam:

a. Air magmatic

b. Air gunung api dan air kosmik (yang dibawa oleh meteor).

3. Air diremajakan (rejuvenatited): air yang untuk sementara waktu telah dikeluarkan dari daur hidrologi oleh pelapukan, maupun oleh sebab-sebab yang lain, kembali lagi ke daur dengan proses-proses metamorphosis, pemadaman atau proses-roses yang serupa (Davis, 1996).

4. Air konat: Air yang terjebak pada beberapa batuan sedimen atau gunung pada asalnya mulanya. Air tersebut biasanya sangat termineralisasi dan mempunyai salinitas yang lebih tinggi dari pada laut.

Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang- ruang (pori-pori) butir-butir tanah dan di dalam retakan-retakan batuan. Pori berukuran kapiler dan membawa air yang disebut air pori. Aliran melalui pori adalah laminar. Kapasitas penyimpanan/cadangan air dari suatu lahan ditunjukkan dengan porositas yang merupakan nisbah dari volume rongga (Vv) dengan volume batuan (V).

Air permukaan (aliran air sungai, air danau/waduk dan genangan air permukaan lainnya) dan air tanah pada prinsipnya mempunyai keterkaitan yang erat serta keduanya mengalami proses pertukaran yang berlangsung terus menerus. Selama musim kemarau, kebanyakan sungai masih mengalirkan air.

Batas Teknis Hidrologi

Ada tiga wilayah/daerah teknis atau hidrologi pengelolaan sumberdaya air yaitu; cekungan air tanah (CAT), daerah aliran sungai (DAS) dan wilayah sungai. Masing-masing menurut Undang-Undang Sumberdaya Air No. 7 Tahun 2004 didefinisikan sebagai berikut :

1. Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti proses penimbunan, pengaliran, dan pelepasan air tanah berlangsung.

2. Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alamiah, yang batas daerah merupakan pemisah topografi dan batas laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

3. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumberdaya air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau sama dengan 2.000 km2.

Daerah Aliran Sungai

Daerah aliran sungai yang biasa disingkat dengan DAS dalam beberapa literatur menggunakan istilah yang berbeda dan arti yang sama, diantaranya menggunakan istilah: watershed, river basin, catchment atau drainage basin. Istilah watershed biasanya duhubungkan dengan batas aliran, sedang istilah river basin, catchment atau drainage basin dikaitkan dengan daerah aliran. Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang secara topografi dibatasi oleh punggung- punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama (Asdak, 2007).

Chow et al. (1988), mengemukakan bahwa DAS dapat dipandang sebagai suatu sistem hidrologi dimana curah hujan merupakan input dari aliran sungai serta evapotranspirasi adalah output sistem. Selanjutnya dikatakan bahwa DAS merupakan tempat terjadinya proses-proses yang berangkaian dan menjadi bagian dari siklus hidrologi.

Dalam perkiraan volume air, selain panjang, dibutuhkan pula informasi rata- rata lebar dan kedalaman untuk setiap sungai dan jumlah dari perkiraan air untuk semua sungai (Chang, 2006). Pada umumnya DAS kira-kira berbentuk seperti buah pir seperti pada Gambar 3a tetapi ketika keluaran DAS berubah-ubah sama sekali dari bentuk ini, maka DAS perlu dibagi menjadi beberapa sub-area, seperti pada Gambar 3b.

Menurut Seyhan (1990), faktor utama di dalam DAS yang sangat mempengaruhi ketersediaan sumberdaya air adalah:

1. Vegetasi, merupakan pelindung bagi permukaan bumi terhadap hempasan air hujan, hembusan angin dan teriknya sinar matahari. Fungsi utama dari vegetasi adalah melindungi tanah. Perlindungan ini berlangsung dengan cara: (a) melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir hujan yang jatuh, (b) melindungi tanah dari daya merusak aliran air di atas permukaan tanah, dan (c) memperbaiki kapasitas infiltrasi dan struktur tanah serta daya absorpsi atau daya simpan air.

2. Tanah, berfungsi sebagai media tumbuhnya vegetasi dan pengatur tata air. Peranan tanah dalam mengatur tata air tergantung pada tingkat kemampuan tanah untuk meresapkan air yang dipengaruhi oleh kapasitas infiltrasi dan permeabilitas tanah.

Chow et al (1988), mengemukakan bahwa DAS dapat dipandang sebagai suatu sistem hidrologi dimana curah hujan merupakan input dari aliran sungai serta evapotranspirasi adalah output sistem. Selanjutnya dikatakan bahwa DAS merupakan tempat terjadinya proses-proses yang berangkaian dan menjadi bagian dari siklus hidrologi. Proses tersebut dapat ditinjau mulai dari terjadinya hujan (presipitasi), yang merupakan produk langsung dari awan yang berbentuk air maupun salju. Hujan yang jatuh sebagian tertahan di tajuk tanaman dan atap bangunan, kemudian jatuh ke tanah (intersepsi), sebagian lainnya jatuh ke tanah. Saat air jatuh ke tanah, maka terjadi proses infiltrasi yaitu perjalanan air melalui permukaan tanah dan menembus masuk ke dalamnya.

Proses infiltrasi akan berlanjut terus sepanjang terjadinya proses perkolasi yaitu aliran air gravitasi ke dalam tanah. Sebagian air yang masuk ke dalam terinfiltrasi yang ada di permukaan tanah. Sedangkan air yang masuk ke dalam tanah akan kembali ke saluran-saluran sebagai subsurface-flow, dan sebagian akan menjadi air tanah. Air tanah ini akan mengalir di dalam sebagai groundwater-flow. Berbeda dengan aliran permukaan (surface-runoff), yang terjadi sesaat setelah infiltrasi mencapai konstan, aliran air dalam tanah berlangsung secara lambat dan akan muncul ke permukaan tanah pada tanah-tanah yang rendah sebagai groundwater-outflow. Air akan meninggalkan DAS melalui penguapan atau evaporasi, aliran sungai, dan sebagian besar air yang terserap tanaman akan diuapkan melalui transpirasi. Pada proses transpirasi, air hujan yang jatuh di permukaan tanah akan dikembalikan ke atmosfer melalui penguapan.

Daerah aliran sungai merupakan suatu sistem dinamis dengan karakteristik yang spesifik dan ditentukan oleh ruang, luas, bentuk, ketercapaian dan lintasannya. Karakter tersebut sangat terkait dengan masyarakat yang bermukim di sekitar sungai. Olehnya itu, tataguna daerah aliran sungai harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kerugian dan degradasi akibat persaingan kepentingan.

Tanah

Air hujan yang jatuh di atas tanah, sebagian akan meresap ke dalam tanah dan sebagian akan mengalir di atas permukaan tanah yang disebut aliran permukaan. Hal ini bisa terjadi apabila batas kemampuan tanah menampung air hujan telah jenuh, atau kapasitas infiltrasi<intensitas hujan. Kemampuan tanah untuk

menampung air hujan atau meresapkan air tergantung pada sifat permeabilitas tanah. Pada tanah-tanah yang gembur mempunyai sifat permeabilitas tinggi, sehingga air hujan yang jatuh akan banyak yang terserap ke dalam tanah, sehingga aliran permukaan menjadi kecil. Permeabilitas tanah sangat dipengaruhi oleh sifat fisik tanah yaitu tekstur dan struktur tanah.

Pengaruh tekstur dan struktur tanah terhadap kemampuan infiltrasi terutarna ditentukan oleh keadaan pori tanah yaitu jumlah, ukuran dan kemantapan pori. Makin banyak pori-pori, makin besar pula kapasitas infiltrasi. Pada tanah-tanah yang banyak mengandung pasir mempunyai pori-pori lebih banyak dibandingkan dengan tanah yang banyak mengandung liat. Dengan demikian kapasitas infiltrasi pada tanah-tanah berpasir akan lebih besar dan lebih cepat tingkat infiltrasinya dibandingkan dengan tanah yang bertekstur halus. Hubungan antara besarnya kapasitas infiltrasi dengan tingkat kehalusan tekstur tanah dari beberapa macam tanah disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Kapasitas Infiltrasi Beberapa Tipe Tanah dari Pengukuran Lapangan (Kohnke dan Bertrand, 1959)

Tekstur Tanah Kapasitas Infiltrasi (mm/jam) Pasir berlempung (loamy sand)

Lempung (loam)

Lempung berdebu (silt loam) Lempung berliat (clay loam) Liat (clay) 25 - 50 12,5 - 25 7,5 - 12,5 0,5 – 7,5 < 0,5 Vegetasi

Peranan vegetasi dalam hal pengelolaan DAS sangat menentukan. Shen (1963 dalam Asdak, 1995) mengemukakan bahwa vegetasi mempengaruhi limpasan permukaan melalui : (1) intersepsi hujan, (2) mengurangi kecepatan limpasan permukaan dan kekuatan perusak air, (3) pengaruh akar dan kegiatan-kegiatan biologis yang berhubungan dengan pertumbuhan vegetatif dan pengaruhnya terhadap porositas tanah, dan (4) transpirasi yang mengakibatkan keringnya tanah, sehingga meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.

Penggunaan Lahan dan Perilaku DAS

Penggunaan lahan memiliki keterkaitan dengan perilaku dan terutama sumberdaya air DAS dalam beberapa aspek sebagai berikut :

· Penggunaan lahan berdampak besar terhadap kelembaban tanah. Lahan yang ditutup oleh pepohonan menyebabkan berkurangnya radiasi dan tiupan angin di permukaan tanah, sehingga tanah menjadi lebih lembab dibandingkan dengan lahan terbuka.

· Urbanisasi memberikan akibat terhadap aliran permukaan (runoff) dalam berbagai bentuk. Urbanisasi mengakibatkan berkurangnya infiltrasi dan aliran bawah baik base flow maupun inter flow, sedangkan perubahan DAS dari lahan pertanian atau perhutanan ke perkotaan dapat meningkatkan laju aliran permukaan.

· Tutupan kanopi yang rapat dapat mengurangi debit banjir dengan periode ulang lebih pendek, meningkatkan aliran dasar (base flow) serta meningkatkan pengisian aliran permukaan tanah akan tetapi tutupan kanopi ini tidak mengurangi penurunan debit banjir dengan periode ulang lebih panjang.

Sistem DAS

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, daerah aliran sungai (catchment, basin, watershed) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang