• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan karya tulis ini lebih menitik beratkan kepada studi historis, sehingga sebagian besar porsi penelitian dilakukan melalui kajian kepustakaan. Beberapa buku yang dirasa relevan dengan objek penelitian untuk dijadikan acuan utama antara lain: buku yang berjudul Kepercayaan dan Agama Kebatinan kerohanian kejiwaan yang ditulis oleh Rahmat Subagya. Buku ini berisikan tentang berbagai definisi tentang masalah kepercayaan dan keagamaan secara jelas dan kritis, sistematis dan tajam. Selain itu gambaran pokok masalah masalah kepercayaan dan agama dibuka dengan luas dan disertai kronik-kronik kebatinan sebagai pelengkapnya.

Buku ini memberikan sebuah pemahaman dalam memandang dan menafsirkan tentang kehidupan spiritual dengan bebas dari kungkungan agama maupun aturan-aturan manusia yang cenderung membatasi kebebasan beragama. Secara gamblang Rahmat Subagya memberikan penjelasan mengenai masalah kebatinan, penggolongannya dan inti-inti pemikiran dari ajaran kebatinan.

Hampir senada dengan bukunya Rahmat Subagya buku acuan lainnya adalah Agama Asli Indonesia yang di tulis oleh J.W.M.Bakker S.J yang mengulas tentang agama agama asli Indonesia yang bersifat lokal dan asli dan

mempertemukan ide-ide agama asli nasional dengan supra nasional. Apabila agama asli diganti dengan agama asing maka akan terjadi sinkretisme atau

koeksistensi heterogen dari kedua agama tersebut, kedua akan terjadi pertobatan semu dimana agama asli secara icognito (menyamar atau samar-samar) menyelundup dalam agama asing dengan reinterpretasi lokal, kompromis dan pemalsuan agama lain dan yang ketiga terjadi asimilasi homogia, inkorporasi dan pempribumian.

Buku ini juga memberikan pengertian tentang kedudukan agama asli dalam teologi, agama dan kedudukannya dalam aturan negara. Selain itu dijelaskan mengenai aspek-aspek ritual beserta pengartiannya. Penulis buku ini memaparkan juga mengenai berbagai tantangan dalam eksistensi dan regenerasi agama asli dalam gerakan kebatinan, beserta kronik singkat kebatinan. Dalam halaman terakhir ia menekankan tentang pendekatan rohani dan penghargaan terhadap agama asli (local genius).

Buku yang ketiga merupakan karangan Kuntowijoyo yang berjudul

Budaya dan Masyarakat, dibuku ini banyak diulas mengenai pengalaman masyarakat indonesia dalam masa transisi menuju masyarakat industri dengan mengganti berbagai atribut dari masyarakat tradisional agraris menuju suatu tatanan masyarakat yang baru sekali. Disini dipaparkan berbagai faktor pendukung dan kendala dan dalam batas-batas tertentu, dibicarakan pula pembandingan sejarah perkembangan masyarakat kini yang tergolong maju.

Kuntowijoyo menggambarkan situasi masyarakat kita dalam masa transisi yang penuh aturan, tekanan ataupun masuknya budaya, ideologi dari luar yang

amat mempengaruhi masyarakat kita. Karena itu terjadi kontradiksi antara budaya lama dengan budaya baru. Disini pula terlihat adanya usaha kembali kemasa masa mistik dengan banyaknya guru, paguyuban, agama-agama lokal maupun prilaku masyarakat yang mencari ”sesuatu” untuk diikuti.

Adanya gerakan mistik ini menimbulkan berbagai pro dan kontra. Disisi para pelaku mistik yang tetap menghayati kehidupan kepercayaan yang setara dengan agama, disisi lain adanya pertentangan dari kaum agamawan yang bersikeras untuk menghilangkan kepercayaan selain dalam bentuk agama resmi.

Buku-buku tersebut sangat sedikit dalam menyentuh mengenai seluk beluk dan strategi Bakor Pakem yang digunakan untuk meredam berbagai masalah keagamaan dan kepercayaan. Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai Bakor Pakem. Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangsih wacana alternatif dan digunakan sebagai alat kroscek melalui perspektif historis.

F. Metode Penelitian 1. Pengumpulan Data

1.1. Studi Pustaka

Penulisan ini mengandung perspektif historis, oleh karena itu data-data yang digunakan berupa fenomena-fenomena yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Pengumpulan data ini diperoleh melalui studi pustaka merupakan suatu metode penulisan untuk menggali dan mengolah data menjadi sebuah historiografi. Selain melalui telaah pada buku pustaka,dilakukan pula telaah pada sumber tertulis

lainnya seperti pada manuskrip, laporan penelitian, ataupun pada media media cetak lainnya.

1.2. Wawancara

Wawancara dilakukan sebagai upaya dalam memperoleh data lisan yang diperlukan guna melengkapi data yang belum tercukupi melalui suber tertulis. Data ini diperoleh melalui pengadaan wawancara kepada beberapa sumber yang dianggap mampu memberikan data otentik dan akurat, sehingga diharapkan dapat mendukung validitas data.

Adapun data data selanjutnya kemudian dikroscek melalui kritik sumber. Kritik ini bertujuan untuk sejauh mana kredibilitas sumber-sumber8. Kritik ini dilakukan untuk menghindari adanya kepalsuan dan keberpihakan suatu sumber data, sehingga data yang didapat dapat dipertanggung jawabkan secara valid.

2. Analisis Data

Data yang telah diseleksi dan diuji, kemudian dilanjutkan dengan analisa data. Tahap ini sangatlah penting dan menentukan dalam penulisan. Jenis analisis ditentukan oleh sifat data yang dikumpulkan. Apabila data yang dikumpulkan itu berwujud kasus maka yang akan dihasilkan adalah analisa bersifat kualitatif.9

8

Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. Terj Nugroho Notosusanto. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hlm. 75.

9

Koentjaraningrat. 1993, Metode metode Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta,PT Gramedia pustaka utama. Hlm. 269.

Hasil analisa akan menunjukkan tingkat keberhasilan suatu penulisan. Penulis berusaha menempatkan data secermat mungkin supaya hasil penulisan ini bisa mendekati keadaan yang sebenarnya. Pengolahan data secara cermat diharapkan mampu mengurangi subyektifitas yang biasanya muncul dalam historiografi, sebab sejarah dalam arti obyektif yang diamati dan dimasukkan dalam pikiran subyek tidak akan pernah murni tetapi akan lebih banyak diberi warna sesuai kaca mata subyek.10

Penulisan ini menggunakan model diskripsi analitis, sumber-sumber yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis sehingga dapat memecahkan masalah yang sedang diteliti. Melalui model penulisan ini diharapkan dapat menghasilkan suatu tulisan yang dapat dipertanggung jawabkan moral dan material. Metode ini diterapkan dengan cara mendeskripsikan atau menjabarkan objek penelitian melalui penggunaan pisau analitis tertentu.

Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sosial dan politik. Pendekatan sosial ini digunakan sebagai alat menganalisis masalah yang ada dalam penulisan sejarah dengan memakai teori dan konsep dari ilmu sosial. Adapun pertimbangan dengan menggunakan pendekatan politik adalah karena berbagai konflik antara para agamawan dengan masyarakat kepercayaan telah mencapai ke ranah peraturan-peraturan legal (Undang-Undang/Peraturan Pemerintah) dan kepentingan-kepentingan politis.

10

Sartono Kartodirjo. 1992, Pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta, Gramedia. Hlm. 62.

3. Historiografi atau penulisan

Historiografi adalah proses mengisahkan atau merekonstruksi kembali peristiwa yang ada berdasarkan data-data yang ada. Dalam langkah ini terjadi interpretasi terhadap sumber-sumber yang ada dan diyakini kebenarannya, untuk memperoleh hasil yang maksimal dan mendekati kebenaran peristiwa itu. Proses ini menghindari subyektifitas yang berlebihan. Bentuk penulisan dalam penelitian ini adalah dengan model diskriptif analitis, tulisan ini tidak hanya berisi sebuah kronologi saja tetapi disertai dengan sebuah analisis interpretatif.

Dokumen terkait