BAB I PENDAHULUAN
D. Tinjauan ( Review ) Kajian Terdahulu
1. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan BMT (Studi Kasus pada Beberapa BMT Masjid Jakarta)12.
Indriyati dalam membahas tingkat keberhasilan pada penelitiannya menggunakan dua BMT Masjid, yaitu BMT Masjid Al-Azhar dan BMT At-Taqwa Mandiri. Faktor-faktor penyebab kedua BMT ini dapat berhasil menjalankan usahanya dengan baik antara lain sebagai berikut:
a. Kinerja Keuangan yang Baik
b. Kelembagaan dan Manajemen yang Baik c. Tingkat Kepercayaan Masyarakat
d. Adanya Dukungan dan Partisipasi dari Banyak Pihak
Sedangkan kegagalan-kegagalan yang BMT At-Taqwa Mandiri dan BMT Karsa Cendikia alami dalam menjalankan usahanya tak luput dari faktor-faktor penyebab kegagalannya. Berikut faktor-faktor penyebab kegagalannya:
a. Kredit Macet
b. Sumber Daya Manusia (SDM) c. Kesulitan Modal
d. Kurangnya rasa memiliki (peduli) pengurus BMT terhadap BMT
12
Indriyati, Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan BMT (Studi Kasus pada Beberapa BMT Masjid Jakarta). (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007).
12
2. Profil Koperasi: KOPPONTREN Sidogiri: "Kemandirian Ekonomi Pola Syariah"13
Faisal dalam jurnal ini bahwa keberhasilan Baitul Maal wat-tamwil Maslahah Mursalah lil-Ummah (BMT-MMU) Sidogiri tidak lepas dari kepercayaan masyarakat dengan mengembangkan beberapa pola, diantaranya:
a. Kosistensi dengan sistem syariah dalam pengelolaan bidang usahanya. b. BMT-MMU terus berusaha menguatkan profit.
c. Menerapkan Manajemen Rasul, yakni siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya) dan fathonah (profesional).
d. BMT-UGT menekankan dalam pemberian pelayanan yang adil, mudah dan maslahah atau memberikan manfaat.
3. Peranan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) Dalam Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal wat Tamwil (BMT)14
Abdullah Maharazi menganalisa kelemahan dan keunggulan BMT sebagai acuan bahwasanya BMT memiliki prospek yang baik dan lebih fleksibel. Dan
13
Faisal. "Profil Koperasi: KOPPONTREN Sidogiri: Kemandirian Ekonomi Pola Syariah", ini diakses pada 08 April 2010 dari
http://jurnal.diskopjatim.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=58:profil-koperasi-koppontren-sidogiri-kemandirian-ekonomi-pola-syariah&catid=37:edisi-april-2008
14
Abdullah Maharazi, "Peranan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) dalam Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal wat Tamwil (BMT)" (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007)
untuk memaksimalkan konsep Abdullah menganalisisnya berdasarkan analisis SWOT.
Tabel 1.4
Analisis SWOT terhadap Penguatan Baitul Maal wat Tamwil
KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W) PELUANG (O) TANTANGAN (T)
Akad-akad lebih inovatif Didirikannya BMT dilandasi niat untuk ibadan Mampu memberikan pembiayaan pada berbagai lapisan masyarakat Mampu memelihara kepercayaan masyarakat Prinsip bagi hasil Pengajian rutin yang dilaksanakan pengurus BMT terhadap nasabahnya Jeringan komputerisasi masih lemah Kurang sosialisasi sehingga banyak BMT yang tidak berkembang Modal terbatas Peraturan khusus mengenai BMT belum ada Pelayanan terhadap kebutuhan nasabah masih terbatas SDM masih terbatas Dukungan pemerintah saat ini sangat besar terhadap sektor UKM ICMI menargetkan mendirikan 10 ribu BMT tahun 2010 dan mendirikan LAZNAS BMT tahun 2012 Mayoritas masyarakat muslim
Pengusaha kecil sangat membutuhkan
pembiayaan yang cepat
Maraknya praktek rentenir Pemahaman masyarakat masih kurang Penguatan ruhiyan pengelola masih lemah
STRATEGI S-O STRATEGI W-O STRATEGI S-T STRATEGI W-T
Mengadakan pembinaan terhadap nasabah secara berkesinambungan Meluaskan dukungan dari aghnia, tokoh masyarakat dan pemerintah setempat Meningkatkan pelayanan terhadap nasabah agar kepercayaan terjaga Menjaga komitmen bersama sehingga target 10 ribu BMT tercapai
Giatkan sosialisasi melalui ceramah di masjid
Harus memahami terlebih dahulu literatuir pedoman pendirian BMT Memperbaiki
infrastruktur BMT Training SDM BMT bisa agar lebih profesional
BMT jangan
menunggu nasabah tapi menjemputnya
Merekrut sebanyak mungkin karyawan baru tapi disesuaikan dengan asset
Mengadakan penguatan ruhiyah pengurus dan pengelola secara berkesinambungan
Seorang pengurus/ pengelola harus fokus, jujur dan ulet
Meningkatkan SDM yang profesional Usahakan produk-produk BMT disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Mengadakan ceramah rutin ekonomi syariah (Sumber: Abdullah, 2007)
14
4. Jaringan Kerjasama Kegiatan Usaha Kecil Menengah Dalam Organisasi Koperasi15.
Titik Sartika mengemukakan tentang hasil analisis data yang menghasilkan penemuan-penemuan yang menarik, diantaranya yaitu:
a. Analisis koefisien korelasi membuktikan adanya hubungan antara variabel-variabel jaringan kerja sama (kerja sama, harapan sama, saling membantu dan interaksi) para anggota UKM dalam anggota koperasi dengan kemajuan dan efisiensi kegiatan usaha mereka.
b. Analisis regresi untuk penelitian Hipotesis 1 menyatakan bahwa kerja sama, harapan sama dan interaksi para anggota dalam organisasi koperasi mempengaruhi secara signifikan dan positif terhadap kemajuan kegiatan usaha mereka. Sedangkan saling membantu diantara mereka tidak ada pengaruhnya terhadap kemajuan kegiatan usaha mereka.
c. Pengujian Hipotesis 2 dengan mempergunakan analisis regresi membuktikan bahwa kerja sama, harapan sama, saling membantu dan interaksi para anggota UKM dalam organisasi koperasi mempengaruhi efisiensi kegiatan usaha mereka.
15
Titik Sartika, "Jaringan Kerjasama Usaha Kecil Menengah dalam Organisasi Koperasi" (Jurnal Media Ekonomi IX. NO.2 (Agustus 2003): h. 137-151)
5. Peranan BMT Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Pengusaha Kecil (Studi Kasus Pada BMT Al-Karim – Pondok Indah Jakarta Selatan)16.
Dini Vidyawati dalam skripsi ini menyebutkan bahwa terdapat beberapa masalah yang dihadapi BMT Al-Karim – Pondok Indah Jakarta Selatan dan pemecahannya dalam upaya meningkatkan pendapatan pengusaha kecil. Berikut ini beberapa masalah dan pemecahannya:
a. Kurangnya komunikasi antara nasabah dan staf BMT.
Pemecahannya adalah mengadakan pembinaan kepada anggota BMT secara personal mengenai manajemen usaha, pengajian dan acara ceremonial seperti maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam acara ceremonial tersebut diberikan pembekalan mengenai usaha dengan sistem ekonomi syariah. Para staf marketing BMT Al-Karim terjun langsung ke lapangan setiap hari mengambil tabungan dan angsuran pinjaman nasabah. Disamping itu para staf marketing tersebut mengadakan komunikasi dengan nasabah mengenai usaha yang mereka kelola. Dalam komunikasi tersebut merupakan kesempatan bagi para nasabah untuk menyampaikan keluhan-keluhan maupun permasalahan yang mereka hadapi dalam usahanya.
16
Dini Vidyawati, "Peranan BMT Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Pengusaha Kecil (Studi Kasus pada BMT Al-Karim – Pondok Indah Jakarta Selatan)", (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004).
16
b. Terbatasnya dana yang dimiliki oleh BMT Al-Karim
Untuk mengatasinya pihak BMT Al-Karim melakukan kerjasama dengan bank dan lembaga di luar bank seperti PNB, dan lembaga amil zakat seperti Dompet Dhuafa dan BAZIS.
c. Terkadang timbulnya kredit macet
Diatasi dengan cara memberikan penyuluhan tentang manajemen dasar pengembangan usaha sehingga resiko terjadinya kredit macet dapat diperkecil, disamping itu pula melalui tindakan persuasif serta kebijakan keringanan misalnya waktu angsuran diperpanjang dan bagi hasil diperkecil.
6. Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas sebagai alat evaluasi kinerja koperasi : Suatu Tinjauan Aspek Keuangan Pada BMT-MMU Sidogiri-Pasuruan.17
Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan dapat disimpulkan bahwa Rasio Likuiditas yang terdiri dari current ratio dan quick ratio dari tahun 2003- 2005 mengalami peningkatan pada current ratio , namun apabila dibandingkan dengan rasio standarnya, rasio keungan, quick ratio masih berada dibawahnya, hal ini berarti kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban lancarnya lebih rendah. Untuk Rasio Solvabilitas yang terbentuk Debt Ratio dan Debt to equity ratio, terus mengalami penurunan dibandingkan dengan rasio standarnya, Hal ini berarti
17
Haidir. “Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas sebagai alat evaluasi kinerja koperasi : Suatu Tinjauan Aspek Keuangan Pada BMT-MMU Sidogiri-Pasuruan”. 2007.
bahwa total aktiva yang dimiliki koperasi lebih besar jika digunakanmemenuhi hutang koperasi. Untuk Rasio Profitabilitas yang terdiri dari Net Profit Margin, Ratio Total Assets Turnover, Return on Total Assets, dan Return on Equity, walaupun mengalami penurunan semuanya masih berada diatas rasio standarnnya kecuali Return on Total Assets, hal ini berarti tidak maksimalnya koperasi dalam menghasilkan laba/profit melalui total aktiva.
6. Mendayagunakan Pembiayaan Mikro Islam18
Penelitian ini menemukan keadaan yang lebih beragam sehubungan dengan eksistensi BMT (beberapa BMT berkembang pesat dan terus memperluas bisnisnya sementara beberapa BMT terancam bangkrut karena kegagalan pada nasabah untuk membayar kembali pinjamannya. Beberapa poin utama hasil penemuan penelitian:
1. Sebagian besar BMT dijalankan oleh para pengusha social dan komitmen kuat untuk membangun keadaan social berdasaran prinsip-prinsip Islam. Kepemimpinan dan komitmen ini sangat mempengaruhi keberhasilan operasi, sama halnya dengan keberadaan peraturan
2. Kurang promosi terhadap jasa-jasa yang ditawarkan BMT secara umum menghambat perkembangan BMT. Hal ini menciptakan persepsi seakan-akan BMT adalah organisasi pemberi sumbangan. Persepsi seperti ini
18
Minako Sakai, “Mendayagunakan Pembiayaan Mikro Islam”. Australia Indonesia Governance Research Partnership, 2008.
18
menyebabkan timbulnya permasalahan bagi BMT ketika harus menagih pembayaran kembali pinjaman-pinjaman yang diberikan.
3. Beberapa BMT menjalankan kegiatn bisnis sampingan. Keberhasilan dan kegagalan bisnis sampingan ini sering kali member keuangan terhadap operasi BMT.
Tabel 1.5
Daftar Tinjauan Pustaka
No Nama Penulis/ Tahun/ Judul Isi Skripsi Beda dengan Penulis 01 Indriyati/ 2007/ Analisis
Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan BMT (Studi Kasus pada
Beberapa BMT Masjid Jakarta).
Pada skripsi ini analisis yang dilakukan hanya analisis laporan
keuangan dan
menggunakan metode diskriptif analisis faktor keberhasilan dan kegagalan.
Sedangkan pada penelitian yang penulis lakukan dengan melaksanakan beberapa analisis, diantaranya analisis laporan keuangan, analisis karakteristik, analisis risiko, analisis value and attitude
nasabah BMT terhadap bisnis, analisis sistem support bisnis dan analisis SWOT.
Dan pada penelitian ini pula dijelaskan hubungan beberapa variabel yang mempengaruhi keberhasilan BMT. Dan lokus penelitian yang berbeda. 02 Faisal / 2010/ Jurnal Profil
Koperasi: KOPPONTREN Sidogiri: "Kemandirian Ekonomi Pola Syariah".
Pada jurnal ini menjelaskan bahwa keberhasilan BMT MMU tidak lepas dari kepercayaan yang diberikan masyarakat serta mngemukakan beberapa faktor yang mendukung.
Sedangkan pada penelitian ini penulis meneliti beberapa variabel (rasa memiliki, manajerial yang baik dan jaringan) yang merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan BMT Berkah Madani Cimanggis
03 Abdullah Maharazi/ 2007/ "Peranan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) dalam Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal wat Tamwil (BMT)"
Pada skripsi terdapat
analisis SWOT
terhadap penguatan BMT
Sedangkan pada penelitian ini
analisis SWOT yang
dilaksanakan lebih spesifik, yakni terhadap BMT Berkah Mandani Cimanggis.
04 Titik Sartika/ 2003/ Jaringan Kerjasama Usaha Kecil Menengah dalam Organisasi Koperasi
Pada jurnal ini menjelaskan hubungan antara variabel-variabel jaringan kerja sama para anggota UKM
dalam anggota
koperasi dengan kemajuan dan efisiensi kegiatan usaha mereka.
Sedangkan pada penelitian penulis menjelaskan hubungan antara variabel keberhasilan BMT dengan variabel rasa memiliki, manajerial yang baik dan jaringan kerja sama.
05 Dini Vidyawati/ 2004/ Peranan BMT Dalam Upaya
Meningkatkan Pendapatan Pengusaha Kecil (Studi Kasus pada BMT Al-Karim – Pondok Indah Jakarta Selatan)
Dalam skripsinya Dini membahas beberapa kendala yang dihadapi BMT Al-Karim dengan menganalisis secara global.
Sedangkan penulis
menggunakan analisis laporan
keuangan, analisis
karakteristik, analisis risiko, analisis value and attitude
nasabah BMT terhadap bisnis, analisis sistem support bisnis dan analisis SWOT untuk menemukan kendala yang dihadapi BMT Berkah Madani Cimanggis.
06 Haidir/ 2007/ Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas sebagai alat evaluasi kinerja koperasi : Suatu Tinjauan Aspek Keuangan Pada BMT-MMU Sidogiri-Pasuruan.
Haidir menggunakan 3 Rasio Analisis Laporan Keuangan diantaranya Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas untuk mengevaluasi kinerja koperasi BMT-MMU Sidogiri
Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan analisis laporan keuangan dengan menggunakan 5 rasio keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, Profitabilias dan Aktivitas) untuk mengetahui keberhasilan BMT. 07 Minako Sakai/ 2008/ Mendayagunakan Pembiayaan Mikro Islam Dalam penelitiannya Minako menemukan beberapa faktor kegagalan BMT di Indonesia
Dalam penelitian ini akan membahas beberapa faktor yang mendukung keberhasilan
BMT Berkah Madani
20