• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan BMT Berkah Madani Cimanggis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan BMT Berkah Madani Cimanggis"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

LIA SYUKRIYAH SA'RONI

NIM : 106046101646

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H

PROGRAM STUDI MUAMALAT(EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ii

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN

BMT BERKAH MADANI CIMANGGIS

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:

LIA SYUKRIYAH SA’RONI

NIM. 106046101646

Pembimbing

Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, MEC, PhD

NIP. 1961062441985121001

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H

PROGRAM STUDI MUAMALAT ( EKONOMI ISLAM )

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan BMT Berkah Madani Cimanggis, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal . Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi

Muamalat (Ekonomi Islam)

Jakarta, 10 Desember 2010

Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, MA, MM (...) NIP. 195505051982031012

Sekretaris : Mu’min Rauf, M.A (...) NIP. 150281979000000000

Pembimbing : Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, MEC, Ph.D (...) NIP. 1961062441985121001

Penguji I : Drs. H. Zainul ArifinYusuf, M.Pd (...) NIP. 195607121981031003

(4)

iv LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Muharram 1432 H Desember 2010 M

(5)

v

LIA SYUKRIYAH SA’RONI. NIM 106046101646. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan BMT Berkah Madani Cimanggis. Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Kosentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1431 H / 2010 M.

Isi: xiv + 124 halaman + 12 lampiran, 46 literatur (1993 – 2010).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan BMT Berkah Madani Cimanggis. Berawal dengan keadaan masyarakat yang

unbankable menutup jalan mereka untuk memperoleh modal melalui akses bank. Maka tidak heran jika mereka lebih memilih untuk memperoleh dana melalui renternir, namun jasa kredit informal (rentenir) tidak dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena tidak mampu meningkatkan kapitalisasi usaha kecil. Dengan hadirnya BMT yang memenuhi ciri-ciri dari lembaga pelayanan kredit yang ideal, menuai reaksi positif dan meraih keberhasilan. Begitu pula BMT Berkah Madani Cimanggis yang mengalami peningkatan SHU, kinerja BMT, asset,

outstanding pembiayaan dan simpanan anggota.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif kuantitatif dengan jenis analisis statistik, yakni statistik induktif tepatnya statistik nonparametrik dengan skala pengukuran skala ordinal. Pengumpulan data melalui observasi ke lapangan, wawancara dan studi dokumentasi terhadap laporan keuangan BMT. Dengan menggunakan analisis kolerasi (koefisien kolerasi Spearman) untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel independent (rasa memiliki, manajerial yang baik dan jaringan). Selain itu juga menggunakan model regresi (regresi linear berganda) untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Sedangkan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan BMT Berkah Madani Cimanggis, penelitian ini menggunakan Analisis Laporan Keuangan, Analisis Karakteristik, Analisis Risiko, Analisis Value and Attitude Anggota terhadap Usaha, Analisis Support Bisnis BMT dan Analisis SWOT.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara rasa memiliki BMT dengan manajerial yang baik, tidak ada hubungan yang signifikan antara rasa memiliki BMT dengan jaringan yang dimiliki dan ada hubungan yang signifikan antara manajerial BMT yang baik dengan jaringannya. Dan diketahui bahwa 65% Keberhasilan BMT dapat dijelaskan oleh variabel Rasa memiliki, Manajerial yang baik dan Jaringan. Sedangkan sisanya (100% - 65% = 35%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Dan beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan BMT Berkah Madani Cimanggis diantaranya kemampuan mengelola keuangan, karakteristik nasabah pembiayaan, kemampuaan BMT Berkah Madani Cimanggis untuk mengolah beberapa risiko (risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko reputasi, risiko strategis dan risiko kepatuhan), kedekatan antara nasabah dengan pengelola dan Information Technology (IT) serta network yang mendukung.

Kata Kunci: Faktor-Faktor Keberhasilan, BMT Berkah Madani Cimanggis.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Syukur tiada henti pada Illahi Rabbi atas keindahan ilmu lentera ‘aqlu wa qalbu,

shalawat dan salam semoga selalu melimpah ke hadirat Rasul tauladan ummat, Muhammad

SAW. Di balik terselesaikannya skripsi dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Keberhasilan BMT Berkah Madani Cimanggis” ini, penulis ingin mengucapkan

terima kasih terutama kepada :

1. Bapak Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu DR. Euis Amalia, M.Ag, dan Bapak H. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag, MH, Ketua dan

Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.EC, Ph.D, Dosen Pembimbing atas segenap

ilmu, waktu, kesempatan dan bimbingan yang diberikan hingga akhir penulisan skripsi ini,

semoga keindahan ilmu senantiasa melimpah berkah disetiap langkah.

4. Segenap dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat bermanfaat dunia dan akhirat.

5. Segenap pimpinan dan staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

atas pelayanannya dalam melengkapi literatur penelitian.

6. Segenap pimpinan dan staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, atas kemudahan yang

(7)

vii yang dibutuhkan.

8. Ayahanda Drs. H. Sa’ronih Amin yang senantiasa beri motivasi tiada henti tuk cerdaskan diri

ini, Ibunda Hj. Nunung Nurhayati yang selalu sebut namaku disetiap isak tangis dan air mata

dalam sujud malamnya dan adik-adikku (E. Humaydi Sa’roni dan W. Mudrikah Sa’roni) yang

buatku tersenyum saat lemah dan lelah.

9. Teman-teman di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah angkatan 2006, terutama PSC

2006, yang telah menemani penulis selama menimba ilmu di perkuliahan.

10.Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu. Jazakumullahu Khairul Jaza.

Ciputat, Dzulhijah 1431 H November 2010 M

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... I

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii

LEMBAR PENYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN, GRAFIK DAN GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………...……..………. 9

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ………. 11

E. Sistematika Penulisan ………...………. 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Ruang Lingkup Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ...

1. Pengertian Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ...

2. Peran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ...

3. Organisasi Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ...

4. Prinsip Operasi Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ...

5. Penghimpunan Dana ...

6. Karakteristik Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ...

(9)

ix

3. Efesiensi ...

4. Earning ... 5. Likuiditas ...

C. Perbedaan BMT dengan Lembaga Keuangan Lainnya ...

D. Analisis Laporan Keuangan ...

E. Analisis Karakteristik ...

I. Tinjauan Teoritis Variabel-variabel yang Berpengaruh terhadap Keberhasilan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ...

1. Keberhasilan ...

2. Rasa Memiliki ...

3. Manajerial yang Baik ...

4. Assosiasi Jaringan ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 57

B. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 1. Jenis Data ...

2. Teknik Pengumpulan Data ...

3. Sumber Data ...

57

57

58

59

C. Variabel dan Pengukuran Variabel ... 1. Jenis Variabel ...

2. Pengukuran Variabel ...

59

59

(10)

x

D. Ruang Lingkup Penelitian ... 61

E. Metode Analisis Data ...

1. Instrument dan Uji Instrument Penelitian ...

a. Uji Validitas ...

b. Uji Reliabilitas ...

2. Teknik Analisis Data ...

a. Analisis Kolerasi ... ...

b. Analisis Regresi ...

c. Koefisien Determinasi ...

3. Interpetasi Hasil Regresi ...

a. Adjusted R. Squered ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Laporan Keuangan ... 67

(11)

xi

E. Analisis Sistem Support Bisnis ... 101

1. Information Technology (IT) ... 2. Kerjasama dan Jaringan (Network) ... F. Analisis SWOT ... G. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan BMT Berkah Madani Cimanggis ... 1. Validitas dan Reabilitas ... 2. Analisis Kolerasi Spearman ... ... 3. Analisis Regresi Linier ... 101 103 105 107 107 110 112 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 115

B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 121

(12)

xii DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pembiayaan BMT Berkah Madani Cimaggis tahun 2007, 2008

dan 2009 ………... 6

Tabel 1.2 Tabungan BMT Berkah Madani Cimanggis tahun 2007, 2008 dan 2009 ………... 7

Tabel 1.3 Investasi BMT Berkah Madani Cimanggis tahun 2007, 2008 dan 2009 ………... 8

Tabel 1.4 Analisis SWOT terhadap Penguatan Baitul Maal wat Tamwil ... 13

Tabel 1.5 Daftar Tinjauan Pustaka ………... 18

Tabel 2.1 Analisis Perbedaan Bank, Rentenir dan BMT ………. 37

Tabel 3.1 Skala Likert ……….. 62

Tabel 3.2 Kaidah Reliabilitas Guilford ……… 63

Tabel 3.3 Pedoman Untuk Mengintepretasikan Koefisien Kolerasi ……… 64

Tabel 4.1 Rasio Keuangan BMT Berkah Madani Cimanggis tahun 2007, 2008 dan 2009 ………. 67

Tabel 4.2 Perbandingan Nilai Tukar dan Porsi Nisbah ……...……… 86

Tabel 4.3 Risiko BMT Berkah Madani Cimanggis ………. 97

Tabel 4.4 Analisis SWOT BMT Berkah Madani Cimaggis ……… 105

Tabel 4.5 Item Total Statistic ………... 108

Tabel 4.6 Analisis Kolerasi Spearman ………. 110

(13)

xiii

Bagan 2.1 Struktur Organisasi BMT Standar PINBUK ………... 25

Bagan 2.2 Analisis Laporan Keuangan ………. 38

Bagan 2.3 Analisis SWOT ……… 45

Bagan 2.4 Skema Alur Pikir ………. 50

Grafik 4.1 Pertumbuhan Likuiditas BMT Berkah Madani Cimanggis ……. 68

Grafik 4.2 Pertumbuhan Solvabilitas BMT Berkah Madani Cimanggis ….. 71

Grafik 4.3 Pertumbuhan Rentabilitas BMT Berkah Madani Cimanggis ….. 72

Grafik 4.4 Pertumbuhan Profitabilitas BMT Berkah Madani Cimanggis …. 75 Grafik 4.5 Pertumbuhan Aktifitas BMT Berkah Madani Cimanggis ……... 76

Grafik 4.6 Kualitas Pembiayaan BMT berkah Madani Cimanggis Periode 2007, 2008 dan 2009 ……….... 88

Grafik 4.7 Pertumbuhan Nasabah BMT Berkah Madani Cimanggis tahun 2007, 2008 dan 2009 ……… 94

Grafik 4.8 Pertumbuhan Tabungan Investasi dan Pembiayaan ………. 95

Gambar 4.1 Keadaan Responden Berdasarkan Usia …... ………... 78

Gambar 4.2 Keadaan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………...…. 79

Gambar 4.3 Keadaan Responden Berdasarkan Status Pernikahan ……...…. 80

Gambar 4.4 Keadaan Responden Berdasarkan Penndidikan Terakhir …....… 81

Gambar 4.4 Keadaan Responden Berdasarkan Lama Usaha ...…………...…. 82

Gambar 4.4 Keadaan Responden Berdasarkan Jenis Usaha ………...…. 83

Gambar 4.4 Keadaan Responden Berdasarkan Letak Usaha …...………...…. 84

(14)

xiv DAFTAR LAMPIRAN

Output SPSS ………... ………... 125

Wawancara I ………... 128

Wawancara II ……….. 138

Kuesioner………. 142

Data Kuesioner ………... 145

Tipologi Nasabah BMT Berkah Madani Cimanggis ……….. 148

Laporan Keuangan BMT Berkah Madani Cimanggis ……… 155

Laporan Kinerja Tahun 2009 BMT Berkah Madani Cimanggis ……… 167

Surat Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi ……….. 183

Surat Penelitian/ Wawancara ke BMT Berkah Madani Cimanggis …………... 184

Surat Keterangan Riset dari Berkah Madani Cimanggis ……… 185

(15)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya kemiskinan timbul bukan dikarenakan tidak adanya

keterampilan, tetapi karena tidak adanya ketersediaan modal yang cukup. Karena

untuk meningkatkan produktivitas, ketersediaan modal yang cukup merupakan salah

satu faktor penunjang yang penting. Pada umumnya hal ini menjadi masalah bagi

masyarakat kecil. Keadaan mereka yang unbankable menutup jalan mereka untuk

memperoleh modal melalui akses bank, itu karena bank berpegang pada asas

bankable dalam memutuskan kreditnya.

Maka tidak heran jika mereka lebih memilih untuk memperoleh dana dengan

akses mudah melalui renternir, walau mereka harus menanggung suku bunga yang

sangat tinggi yang lambat laun akan mematikan usahanya. Jasa kredit informal

(rentenir) tidak mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena tidak mampu

meningkatkan kapitalisasi usaha kecil. Jasa kredit informal ini umumnya hanya

bersifat jangka pendek, akibatnya tidak mampu menciptakan akumulasi permodalan.

Pelayanan kredit tersebut hanya sekedar untuk membantu mempertahankan

kehidupan, tetapi tidak mampu meningkatkan standar kehidupan dan kesejahteraan

(16)

2

dengan kata lain, jasa kredit informal ini dapat berdampak sebagai pola kemiskinan

yang baru1.

Pada dataran idealitas, pemberian pinjaman atau kredit harus diartikan

sebagai suntikan modal yang bersifat sementara dan rangsangan. Selain itu

pemberian pinjaman harus dihindarkan dari terjadinya dampak ketergantungan yang

berkepanjangan. Karena pemberian pinjaman harus mampu mendorong produksi

yang pada akhirnya akan meningkatkan kapitalitas usaha kecil dan meningkatnya

produksi, dengan meningkatnya pendapatan dapat diartikan meningkatnya

kesejahteraan. Atas dasar peningkatan produksi tersebut, maka tabungan juga akan

mengalami peningkatan. Inilah titik awal kapitalisasi permodalan usaha kecil. Untuk

itu, berikut ini adalah beberapa ciri dari lembaga pelayanan kredit yang ideal:

1. Mencerminkan prinsip sosial dan ekonomi.

2. Lembaga tersebut harus mudah dikontrol dan diawasi.

3. Lembaga tersebut harus mampu menciptakan distribusi aset atau kekayaan

secara merata dan adil.

4. Lembaga tersebut harus mendapatkan keuntungan.

5. Lembaga tersebut harus konsisten dengan visi dan misinya.

6. Lembaga tersebut memiliki prosedur yang sederhana dan praktis.

1

(17)

Berbagai bentuk lembaga yang memiliki keenam ciri tersebut secara ideal sudah

cukup banyak. Pendirian BKK (Badan Kredit Kecamatan), BUKP (Badan Usaha

Kredit Pedesaan), BPR (Bank Perkreditan Rakyat), P2KP (Program Penanggulangan

Kemiskinan Perkotaan) dan sejenisnya dimaksudkan untuk memberikan pelayanan

kepada kelompok mikro. Namun, karena pembentukannya bernuansa proyek, maka

perkembangannya sangat lamban, bahkan banyak yang bermasalah dengan kredit

macet2. Maupun masalah lainnya seperti adanya kebocoran dalam penyaluran dana.

Sesuai dengan pendapat Muhammad Yunus (1975) bahwa bila sebuah program

pengentasan kemiskinan mengizinkan mereka yang relatif tidak miskin untuk turut

serta, maka kaum miskin dengan segera akan tersikut keluar dari program oleh

mereka yang keadaannya lebih baik3.

BPR sesungguhnya lebih profesional dibandingkan dengan badan kredit

proyek tetapi karena berbentuk bank, maka prosedurnya sering terjebak dengan

prosedur perbankan yang kaku dan rumit. Sehingga banyak pengusaha kecil dan

mikro tidak mampu menjangkaunya. Kehadiran BMT (Baitul Maal wat Tamwil)

diharapkan dapat menjadi alternatif yang lebih inovatif dalam jasa keuangan. Dari

segi namanya Baitul Maal berarti lembaga sosial sejenis BAZIS (Badan Amil Zakat)

2

Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal watamwil, h. 29.

3

(18)

4

sedangkan Baitul Tamwil berarti lembaga bisnis. Oleh karenanya, BMT secara segi

nama telah melekat dua ciri sosial dan bisnis4.

Dalam menciptakan dan menumbuhkan wirausaha-wirausaha yang tangguh

dibutuhkan sebuah inkubator bisnis yang merupakan suatu model pendekatan yang

diterapkan untuk mempercepat penciptaan calon pengusaha baru (tenant) atau

peningkatan kualitas pengusaha kecil yang tangguh dan profesional. Terbukti dengan

hasil penelitian di Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa pengusaha pemula di AS

yang tidak melalui program inkubator bisnis, 80 persen usahanya gagal sebelum lima

tahun. Sedangkan pengusaha yang tumbuh melalui inkubator bisnis, hanya 20 persen

yang gagal usahanya dalam periode waktu yang sama5. Untuk itu dibentuklah

PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) yang merupakan lembaga yang

membantu menyempurnakan konsep, mensosialisasikan, membina dan

mengembangkan BMT (pendamping)6. Keberhasilan PINBUK pun nampak dari

jumlah BMT yang telah bergabung, tercatat hingga saat ini ada lebih dari 3.000 unit

yang bergabung. Diantaranya adalah 106 BMT bekerjasama dengan Departemen

Sosial, 82 BMT Nagari di Kabupaten Agam, 30 BMT bekerjasama dengan

Depnakertrans yang ditempatkan di unit pemukiman transmigrasi, serta 500 BMT

4

Muhammad Ridwan Manajemen Baitul Maal watamwil, h. 31.

5

Hendra Kholid, "Lembaga Pengembangan Ekonomi Swadaya Masyarakat (Pinbuk dan Ikopontern)", artikel ini diakses pada tanggal 08 April 2010 dari http://hendrakholid.net/bog/2009/05/26/pinbuk-dan-inkopontren-2/

6

(19)

Shar-E dengan Bank Muamalat7. Tentunya keberhasilan PINBUK beriringan dengan

keberhasilan BMT. Seperti salah satunya Baitul Maal wat-tamwil Maslahah

Mursalah lil-Ummah (BMT-MMU) Sidogiri yang terus mengalami pertumbuhan

modal, omzet, asset dan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang terus bertambah tiap

tahunnya8. Keberhasilan kredit mikro juga nampak dengan keadaan yang membaik

pada penyaluran pembiayaan kredit BRI dengan BRI unit-nya yang dianggap paling

menonjol diantara perbankan konvensional dalam layanan terhadap UMKM dan

masyarakat miskin. Di mana pada priode 31 Desember 2000 hanya menyalurkan

kredit sebesar 37% tercatat membaik pada periode 31 Desember 2004 dengan

menyalurkan kredit sebesar 71%9.

Kesuksesan menjalankan micro finance ini juga telah dialami oleh

negara-negara di belahan dunia lainnya, salah satunya adalah Bangladesh. Muhammad

Yunus dengan pola Grameen Bank nya telah berhasil memberi solusi pengentasan

kemiskinan, bahkan telah memperoleh Penghargaan Perdamaian Nobel pada tahun

2006. Dan telah menjadi inspirasi bagi banyak negara yang mengadopsinya, yaitu

hampir 130 negara di dunia (kebanyakan Negara Asia dan Afrika)10. Indonesia juga

merupakan salah satu negara yang turut mengadopsi Pola Grameen Bank ini. Konsep

7

Kholid, "Lembaga Pengembangan Ekonomi Swadaya Masyarakat (Pinbuk dan Ikopontern)"

8

Mokh. Syaiful Bakhri. "BMT-MMU Sidogiri: Sukses Memasuki Dunia Lain", artikel ini diakses pada 08 April 2010 dari http://www.pnm.co.id/content.asp?id=740&mid=54

9

Awalil Rizky BMTFakta dan Prospek Baitul Maal wat Tamwil Yogyakarta: Penerbit UCY Press, 2007, h.183

10

(20)

6

yang menginspirasi banyak pihak itu tak kecuali mengilhami berdirinya BMT Berkah

Madani yang melakukan upaya penyaluran pembiayaan dengan konsep serupa.

Bersama dengan UKM Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, BMT Berkah

Madani mengembangkan konsep tersebut khusus pembiayaan produktif yang

disalurkan bagi perempuan miskin11.

Keberhasilan juga dirasakan oleh BMT Berkah Madani Cimanggis, hal itu

ditunjukkan dengan peningkatan kinerja yang signifikan. Beberapa peningkatan yang

terjadi diantaranya adalah:

1. Peningkatan Aktiva Produktif

Aktiva produktif BMT Berkah Madani Cimanggis berupa piutang murabahah

dan pembiayaan yang disalurkan. Selama tahun 2008 BMT Berkah Madani

Cimanggis telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 2.008.750.000,- dengan

outstanding pembiayaan pada 31 Desember 2008 sebesar Rp 531.123.618,-.

Perincian jumlah pembiayaan per jenis produk disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1.1

Pembiayaan BMT Berkah Madani Cimanggis Tahun 2007, 2008, 2009

Jenis Pembiayaan 2007 2008 2009 trend %

Piutang Murabahah Rp 433.164.442,- Rp 421.934.113,- Rp 606.367.606,- 43,71%

Piutang Mudharabah Rp 28.506.117,- Rp 27.687.300,- Rp 304.687.300,- 1.000%

Piutang Ijarah Rp 69.658.686,- Rp 82.729.634,- Rp 124.456.717,- 50,44%

Piutang Al Qard Rp 11.841.778,- Rp 10.630.000,- Rp 6.358.500,- -40,18%

Total Rp 542.811.023,- Rp 542.981.056,- Rp 1.041.870.123,- 91,88%

Sumber : Laporan Kinerja Tahun 2009 BMT Berkah Madani Cimanggis

11

(21)

2. Sumber Pendanaan

Sumber pendanaan BMT Berkah Madani Cimanggis bersumber dari dana

simpanan anggota dan simpanan berupa tabungan, investasi berjangka

mudharabah dan investasi terikat (mudharabah muqayyadah). Penghimpunan

dana dari anggota (modal) yang dicapai selama tahun 2009 turun dari Rp

36.200.000,- menjadi Rp 31.200.000,- mengalami penurunan sebesar Rp

5.000.000,-. Sedangkan dana tabungan dan investasi terus meningkat setiap

tahunnya. Adapun rincian jumlah tabungan dan investasi dapat dilihat dari

tabel berikut ini:

Tabel 1.2

Tabungan BMT Berkah Madani Cimanggis Tahun 2007, 2008, 2009

Jenis Simpanan 2007 2008 2009 trend %

Tabungan Berkah Rp 257.399.878,- Rp 238.330.095,- Rp 250.648.582,47 5,17%

Tabungan Berkah Hasil Rp 170.580.237,- Rp 148.910.388,- Rp 166.868.486,25 12,06%

Tabungan Berkah Amanah Rp 13.268.635,- Rp 13.717.609,- Rp 45.074.597,53 228,59%

Tabungan Berkah Siswa Rp 68.270.467,- Rp 69.689.933,- Rp 33.290.529,39 -52,23%

Tabungan Berkah Talbiyah Rp 1.099.534,- Rp 2.697.134,- Rp 2.165.666,09 -19,70%

Tabungan Berkah Qurban Rp 3.934.859,- Rp 3.082.510,- Rp 3.144.978,20 2,02%

Tabungan Berkah Fitri Rp 237.146,- Rp 118.556,- Rp 91.260,80 -23,02%

Tabungan Berkah Walimah - Rp 113.965,- Rp 13.064,21 -88,54%

(22)

8

Tabel 1.3

Investasi BMT Berkah Madani Cimanggis Tahun 2007, 2008, 2009

Jenis Simpanan 2007 2008 2009 trend %

Investasi Berjangka Berkah Invest

Rp 615.687.771,- Rp 669.987.876,- Rp 957.427.530,- 42,90%

Berkah Invest 1 Bulan Rp 311.882.000,- Rp 122.137.101,- Rp 215.943.775,- ↑ 76,80%

Berkah Invest 3 Bulan Rp 47.525.980,- Rp 36.500.000,- Rp 45.840.156,- ↑ 25,59%

Berkah Invest 6 Bulan Rp 152.579.791,- Rp 197.700.000,- Rp 222.312.608,- ↑ 12,45%

Berkah Invest 12 Bulan Rp 103.700.000,- Rp 313.650.775- Rp 473.330.514,- ↑ 50,91%

Sumber : Laporan Kinerja Tahun 2009 BMT Berkah Madani Cimanggis

Keberhasilan BMT Berkah Madani Cimanggis merupakan suatu hal yang

menarik untuk diteliti lebih jauh guna mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan sebuah BMT pada umumnya dan BMT Berkah Madani pada khususnya.

Oleh karena itu, penulis mengangkat sebuah judul skripsi:

(23)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Permasalahan yang ingin diteliti pada penelitian ini dibatasi pada

faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah BMT, khususnya BMT

Berkah Madani.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka untuk mempermudah

pembahasan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana koefisien korelasi antar variabel bebas (rasa memiliki,

manajerial yang baik dan jaringan)?

b. Seberapa besar pengaruh variabel rasa memiliki, manajerial yang baik

dan jaringan terhadap keberhasilan BMT, baik secara simultan maupun

parsial?

c. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan BMT Berkah Madani

Cimanggis?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan dan pembatasan masalah diatas, maka

yang akan menjadi tujuan penelitian adalah:

a. Mengetahui bagaimana koefisien korelasi antar variabel bebas (rasa

(24)

10

b. Mengetahui seberapa besar pengaruh variabel memiliki, manajerial yang

baik dan jaringan terhadap keberhasilan BMT.

c. Untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan BMT

Berkah Madani.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini bisa dilihat dari beberapa

aspek, yaitu:

a. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

khususnya dalam hal BMT.

b. Bagi BMT Berkah Madani, diharapkan dapat mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi keberhasilannya, sehingga dapat menjadi tolak

ukur pencapaian keberhasilan untuk menjadi lebih baik ke depannya.

c. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan

dan bahan untuk pengembangan dan penelitian tentang keberhasilan

BMT untuk lebih lanjut.

d. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat menambah khasanah

(25)

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

1. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan BMT (Studi Kasus pada Beberapa BMT Masjid Jakarta)12.

Indriyati dalam membahas tingkat keberhasilan pada penelitiannya

menggunakan dua BMT Masjid, yaitu BMT Masjid Al-Azhar dan BMT

At-Taqwa Mandiri. Faktor-faktor penyebab kedua BMT ini dapat berhasil

menjalankan usahanya dengan baik antara lain sebagai berikut:

a. Kinerja Keuangan yang Baik

b. Kelembagaan dan Manajemen yang Baik

c. Tingkat Kepercayaan Masyarakat

d. Adanya Dukungan dan Partisipasi dari Banyak Pihak

Sedangkan kegagalan-kegagalan yang BMT At-Taqwa Mandiri dan BMT

Karsa Cendikia alami dalam menjalankan usahanya tak luput dari faktor-faktor

penyebab kegagalannya. Berikut faktor-faktor penyebab kegagalannya:

a. Kredit Macet

b. Sumber Daya Manusia (SDM)

c. Kesulitan Modal

d. Kurangnya rasa memiliki (peduli) pengurus BMT terhadap BMT

12

(26)

12

2. Profil Koperasi: KOPPONTREN Sidogiri: "Kemandirian Ekonomi Pola Syariah"13

Faisal dalam jurnal ini bahwa keberhasilan Baitul Maal wat-tamwil

Maslahah Mursalah lil-Ummah (BMT-MMU) Sidogiri tidak lepas dari

kepercayaan masyarakat dengan mengembangkan beberapa pola, diantaranya:

a. Kosistensi dengan sistem syariah dalam pengelolaan bidang usahanya.

b. BMT-MMU terus berusaha menguatkan profit.

c. Menerapkan Manajemen Rasul, yakni siddiq (jujur), amanah (dapat

dipercaya) dan fathonah (profesional).

d. BMT-UGT menekankan dalam pemberian pelayanan yang adil, mudah dan

maslahah atau memberikan manfaat.

3. Peranan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) Dalam Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal wat Tamwil (BMT)14

Abdullah Maharazi menganalisa kelemahan dan keunggulan BMT sebagai

acuan bahwasanya BMT memiliki prospek yang baik dan lebih fleksibel. Dan

13

Faisal. "Profil Koperasi: KOPPONTREN Sidogiri: Kemandirian Ekonomi Pola Syariah", ini diakses pada 08 April 2010 dari

http://jurnal.diskopjatim.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=58:profil-koperasi-koppontren-sidogiri-kemandirian-ekonomi-pola-syariah&catid=37:edisi-april-2008

14

(27)

untuk memaksimalkan konsep Abdullah menganalisisnya berdasarkan analisis

SWOT.

Tabel 1.4

Analisis SWOT terhadap Penguatan Baitul Maal wat Tamwil

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W) PELUANG (O) TANTANGAN (T)

Akad-akad lebih inovatif

STRATEGI S-O STRATEGI W-O STRATEGI S-T STRATEGI W-T

(28)

14

4. Jaringan Kerjasama Kegiatan Usaha Kecil Menengah Dalam Organisasi Koperasi15.

Titik Sartika mengemukakan tentang hasil analisis data yang menghasilkan

penemuan-penemuan yang menarik, diantaranya yaitu:

a. Analisis koefisien korelasi membuktikan adanya hubungan antara

variabel-variabel jaringan kerja sama (kerja sama, harapan sama, saling membantu dan

interaksi) para anggota UKM dalam anggota koperasi dengan kemajuan dan

efisiensi kegiatan usaha mereka.

b. Analisis regresi untuk penelitian Hipotesis 1 menyatakan bahwa kerja sama,

harapan sama dan interaksi para anggota dalam organisasi koperasi

mempengaruhi secara signifikan dan positif terhadap kemajuan kegiatan usaha

mereka. Sedangkan saling membantu diantara mereka tidak ada pengaruhnya

terhadap kemajuan kegiatan usaha mereka.

c. Pengujian Hipotesis 2 dengan mempergunakan analisis regresi membuktikan

bahwa kerja sama, harapan sama, saling membantu dan interaksi para anggota

UKM dalam organisasi koperasi mempengaruhi efisiensi kegiatan usaha

mereka.

15

(29)

5. Peranan BMT Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Pengusaha Kecil (Studi Kasus Pada BMT Al-Karim – Pondok Indah Jakarta Selatan)16.

Dini Vidyawati dalam skripsi ini menyebutkan bahwa terdapat beberapa

masalah yang dihadapi BMT Al-Karim – Pondok Indah Jakarta Selatan dan

pemecahannya dalam upaya meningkatkan pendapatan pengusaha kecil. Berikut

ini beberapa masalah dan pemecahannya:

a. Kurangnya komunikasi antara nasabah dan staf BMT.

Pemecahannya adalah mengadakan pembinaan kepada anggota BMT secara

personal mengenai manajemen usaha, pengajian dan acara ceremonial seperti

maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam acara ceremonial tersebut diberikan

pembekalan mengenai usaha dengan sistem ekonomi syariah. Para staf

marketing BMT Al-Karim terjun langsung ke lapangan setiap hari mengambil

tabungan dan angsuran pinjaman nasabah. Disamping itu para staf marketing

tersebut mengadakan komunikasi dengan nasabah mengenai usaha yang

mereka kelola. Dalam komunikasi tersebut merupakan kesempatan bagi para

nasabah untuk menyampaikan keluhan-keluhan maupun permasalahan yang

mereka hadapi dalam usahanya.

16

(30)

16

b. Terbatasnya dana yang dimiliki oleh BMT Al-Karim

Untuk mengatasinya pihak BMT Al-Karim melakukan kerjasama dengan

bank dan lembaga di luar bank seperti PNB, dan lembaga amil zakat seperti

Dompet Dhuafa dan BAZIS.

c. Terkadang timbulnya kredit macet

Diatasi dengan cara memberikan penyuluhan tentang manajemen dasar

pengembangan usaha sehingga resiko terjadinya kredit macet dapat diperkecil,

disamping itu pula melalui tindakan persuasif serta kebijakan keringanan

misalnya waktu angsuran diperpanjang dan bagi hasil diperkecil.

6. Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas sebagai alat evaluasi kinerja koperasi : Suatu Tinjauan Aspek Keuangan Pada BMT-MMU Sidogiri-Pasuruan.17

Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan dapat disimpulkan bahwa Rasio

Likuiditas yang terdiri dari current ratio dan quick ratio dari tahun 2003- 2005

mengalami peningkatan pada current ratio , namun apabila dibandingkan dengan

rasio standarnya, rasio keungan, quick ratio masih berada dibawahnya, hal ini

berarti kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban lancarnya lebih rendah.

Untuk Rasio Solvabilitas yang terbentuk Debt Ratio dan Debt to equity ratio,

terus mengalami penurunan dibandingkan dengan rasio standarnya, Hal ini berarti

17

(31)

bahwa total aktiva yang dimiliki koperasi lebih besar jika digunakanmemenuhi

hutang koperasi. Untuk Rasio Profitabilitas yang terdiri dari Net Profit Margin,

Ratio Total Assets Turnover, Return on Total Assets, dan Return on Equity,

walaupun mengalami penurunan semuanya masih berada diatas rasio standarnnya

kecuali Return on Total Assets, hal ini berarti tidak maksimalnya koperasi dalam

menghasilkan laba/profit melalui total aktiva.

6. Mendayagunakan Pembiayaan Mikro Islam18

Penelitian ini menemukan keadaan yang lebih beragam sehubungan dengan

eksistensi BMT (beberapa BMT berkembang pesat dan terus memperluas bisnisnya

sementara beberapa BMT terancam bangkrut karena kegagalan pada nasabah untuk

membayar kembali pinjamannya. Beberapa poin utama hasil penemuan penelitian:

1. Sebagian besar BMT dijalankan oleh para pengusha social dan komitmen

kuat untuk membangun keadaan social berdasaran prinsip-prinsip Islam.

Kepemimpinan dan komitmen ini sangat mempengaruhi keberhasilan

operasi, sama halnya dengan keberadaan peraturan

2. Kurang promosi terhadap jasa-jasa yang ditawarkan BMT secara umum

menghambat perkembangan BMT. Hal ini menciptakan persepsi

seakan-akan BMT adalah organisasi pemberi sumbangan. Persepsi seperti ini

18

(32)

18

menyebabkan timbulnya permasalahan bagi BMT ketika harus menagih

pembayaran kembali pinjaman-pinjaman yang diberikan.

3. Beberapa BMT menjalankan kegiatn bisnis sampingan. Keberhasilan dan

kegagalan bisnis sampingan ini sering kali member keuangan terhadap

operasi BMT.

Tabel 1.5

Daftar Tinjauan Pustaka

No Nama Penulis/ Tahun/ Judul Isi Skripsi Beda dengan Penulis 01 Indriyati/ 2007/ Analisis yang dilakukan hanya analisis laporan

Sedangkan pada penelitian yang penulis lakukan dengan melaksanakan beberapa analisis, diantaranya analisis laporan keuangan, analisis karakteristik, analisis risiko, analisis value and attitude

nasabah BMT terhadap bisnis, analisis sistem support bisnis dan analisis SWOT.

Dan pada penelitian ini pula dijelaskan hubungan beberapa variabel yang mempengaruhi keberhasilan BMT. Dan lokus penelitian yang berbeda. beberapa faktor yang mendukung.

Sedangkan pada penelitian ini penulis meneliti beberapa variabel (rasa memiliki, manajerial yang baik dan jaringan) yang merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan BMT Berkah Madani Cimanggis

(33)

03 Abdullah Maharazi/ 2007/

Pada skripsi terdapat

analisis SWOT

terhadap penguatan BMT

Sedangkan pada penelitian ini

analisis SWOT yang

dilaksanakan lebih spesifik, yakni terhadap BMT Berkah Mandani Cimanggis.

04 Titik Sartika/ 2003/ Jaringan Kerjasama Usaha Kecil kemajuan dan efisiensi kegiatan usaha mereka.

Sedangkan pada penelitian penulis menjelaskan hubungan antara variabel keberhasilan BMT dengan variabel rasa pada BMT Al-Karim – Pondok Indah Jakarta Selatan)

Dalam skripsinya Dini membahas beberapa kendala yang dihadapi BMT Al-Karim dengan

karakteristik, analisis risiko, analisis value and attitude

nasabah BMT terhadap bisnis, analisis sistem support bisnis dan analisis SWOT untuk menemukan kendala yang dihadapi BMT Berkah Madani Cimanggis.

06 Haidir/ 2007/ Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas sebagai alat evaluasi kinerja koperasi : Suatu Tinjauan Aspek Keuangan Pada BMT-MMU Sidogiri-Pasuruan.

Haidir menggunakan 3 Rasio Analisis Laporan

Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan analisis laporan keuangan dengan menggunakan 5 rasio keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, Profitabilias dan Aktivitas) untuk mengetahui keberhasilan membahas beberapa faktor yang mendukung keberhasilan

BMT Berkah Madani

(34)

20

E. Sistematika Penulisan

Dalam membahas skripsi ini penulis membagi ke dalam lima bab. Pada setiap

babnya terdapat sub-sub bab. Maka dari itu, dalam penulisan skripsi ini penulis

menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan (review)

kajian terdahulu dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka, berisi penelitian terdahulu, landasan teori dan kerangka pemikiran.

BAB III Metodologi Penelitian, berisi metode penelitian, data dan teknik pengumpulan data, penjelasan mengenai variabel - variabel penelitian,

ruang lingkup penelitian, serta metode analisis data dengan mengunakan

instrumen dan teknik uji instrumen penelitian, teknik analisa data dan

interpretasi hasil regresi.

BAB IV Hasil Penelitian, berisi analisis yang dilakukan untuk memperhitungkan kolerasi antar variabel independent, dilanjutkan dengan analisis regresi

linier berganda terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

baitulmaal wat tamwil (BMT). Selanjutnya melihat seberapa kuat

(35)

melihat koefisien determinannya. Kemudian menginterpretasikan hasil

analisis dan model yang telah terbentuk.

Lalu dilanjutkan dengan analisis keuangan BMT Berkah Madani

Cimanggis, analisis karakteristik, analisis resiko (risk analysis), analisis

value dan attitude anggota BMT Berkah Madani Cimanggis terhadap

bisnis, analisis support bisnis BMT Berkah Madani Cimanggis dan

terakhir analisis SWOT. Setelah itu tahap terakhir yaitu menyimpulkan

faktor-faktor keberhasilan BMT Berkah Madani Cimanggis.

BAB V Penutup, berisi kesimpulan dan jawaban atas segala permasalah yang

telah diangkat, serta saran-saran yang dianggap perlu untuk peningkatan

(36)

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ruang Lingkup Baitul Maal wat Tamwil (BMT) 1. Pengertian Baitul Maal wat Tamwil (BMT)

Baitul maal wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan

baitut tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan

penyaluran dana yang non-profit, seperti zakat, infaq dan shadaqah. Sedangkan

baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial.

Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga

pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah.1

2. PeranBaitul Maal wat Tamwil (BMT)

Secara umum peran BMT adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang

berdasarkan sistem syariah. Peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip

syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Sebagai lembaga keuangan

syariah yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat kecil yang

serba cukup dalam hal ilmu pengetahuan dan materi, maka BMT mempunyai

tugas penting dalam mengemban misi keislaman dalam segala aspek kehidupan

masyarakat.

1

(37)

Maraknya rentenir atau lintah darat di tengah-tengah masyarakat juga

mengakibatkan masyarakat semakin terjerumus pada masalah ekonomi yang tidak

menentu. Besarnya pengaruh rentenir terhadap perekonomian masyarakat tidak

lain karena tidak adanya unsur-unsur yang cukup akomodatif dalam

menyelesaikan masalah yang masyarakat hadapi. Oleh karena itu, BMT

diharapkan mampu berperan lebih aktif dalam memperbaiki kondisi ini. Dengan

keadaan tersebut keberadaan BMT setidaknya memiliki beberapa peran,

diantaranya yaitu:

a. Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non-syariah. Aktif melakukan

sosialisasi di tengah masyarakat tentang arti penting system ekonomi Islami.

Hal ini bisa dilakukan dengan pelatihan-pelatihan mengenai cara-cara

bertransaksi yang Islami, misalnya supaya ada bukti dalam transaksi, dilarang

curang dalam menimbang barang, jujur terhadap konsumen dan sebagainya.

b. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus bersikap aktif

menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro, misalnya dengan jalan

pendampingan, pembinaan, penyuluhan dan pengawasan terhadap

usaha-usaha nasabah atau masyarakat umum.

c. Melepaskan ketergantungan pada rentenir, masyarakat yang masih tergantung

rentenir disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan masyarakat dalam

memenuhi dana dengan segera. Maka BMT harus mampu melayani

masyarakat lebih baik, misalnya selalu tersedia dana setiap saat, birokrasi

(38)

24

d. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata. Fungsi

BMT langsung berhadapan dengan masyarakat yang kompleks dituntut harus

pandai bersikap, oleh karena itu langkah-langkah untuk melakukan evaluasi

dalam rangka pemetaan skala prioritas yang harus diperhatikan, misalnya

dalam masalah pembiayaan, BMT harus memperhatikan kelayakan nasabah

dalam hal golongan nasabah dan jenis pembiayaan.

3. Organisasi Baitul Maal wat Tamwil (BMT)

Untuk memperlancar tugas BMT, maka diperlukan struktur yang

mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh personil yang ada di dalam

BMT tersebut. Struktur organisasi BMT dan tugas dari masing-masing struktur

adalah sebagai berikut:

a. Musyawarah Anggota Pemegang Simpanan Pokok memegang kekuasaan

tertinggi didalam memutuskan kebijakan-kebijakan makro BMT.

b. Dewan Syariah, bertugas mengawasi dan menilai operasionalisasi BMT.

c. Pembina Manajemen, bertugas untuk membina jalannya BMT dalam

merealisasikan programnya.

d. Manajer, bertugas menjalankan amanat musyawarah anggota BMT dan

memimpin BMT dalam merealisasikan programnya.

e. Pemasaran bertugas untuk mensosialisasikan dan mengelola produk-produk

BMT.

(39)

g. Pembukuan bertugas untuk melakukan pembukuan atas aset dan omzet BMT.

Dalam struktur organisasi standar dari PINBUK, musyawarah anggota pemegang

simpanan pokok melakukan koordinasi dengan Dewan Syariah dan pembina

manajemen dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan oleh

manajer. Manajer memimpin keberlangsungan maal dan tamwil. Tamwil terdiri dari

dari pemasaran, kasir, dan pembukuan. Sedangkan anggota dan nasabah berhubungan

koordinatif dengan maal, pemasaran, kasir dan pembukuan.

Bagan 2.1

Struktur Organisasi BMT Standar PINBUK

Musyawarah Anggota Pemegang Simpanan Pokok

Dewan Syariah Pembina Manajemen

Manajer

Tamwil Maal

Pemasaran Kasir Pembukuan

(40)

26

Keterangan:

Garis Koordinasi

Garis Komando

Tetapi dalam kenyataannya setiap BMT memiliki bentuk struktur organisasi yang

berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh:

a. Ruang lingkup atau wilayah operasi BMT

b. Efektivitas dalam pengelolaan organisasi BMT

c. Orientasi program kerja yang akan direalisasikan dalam jangka pendek dan

jangka panjang

d. Jumlah sumber daya manusia yang diperlukan dalam menjalankan operasi

BMT.

4. Prinsip OperasiBaitul Maal wat Tamwil (BMT)

Dalam menjalankan usahanya BMT tidak jauh dengan BPR syariah yakni

menggunakan:

1) Prinsip bagi hasil

Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari pemberian pinjaman dengan

BMT. Dengan menggunakan beberapa pilihan akad diantaranya

(41)

2) Sistem jual beli

Sistem jual beli merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam

pelaksanaannya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi kuasa

melakukan pembelian barang atas nama BMT, dan kemudian bertindak

sebagai penjual, dengan menjual barang yang telah dibelinya tersebut dengan

ditambah mark-up. Keuntungan BMT nantinya akan dibagi kepada penyedia

dana. Dengan menggunakan pilihan akad, yaitu: bai' murabahah, bai'

al-salam, bai'al-istishna dan bai' bitsaman ajil

3) Sistem non-profit

Sistem yang sering disebut sebagai pelayanan kebajikan ini merupakan

pembiayaan yang bersifat social dan non-komersial. Nasaba cukup

mengembalikan pokok pinjamannya saja. Sistem ini menggunakan akad

al-qordhul hasan.

4) Akad bersyarikat

Akad bersyarikat adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih dan

masing-masing pihak mengikutsertakan modal (dalam berbagai bentuk) dengan

perjanjian pembagian keuntungan/ kerugian yang disepakati. Akad bersyarikat

ini terdapat dalam akad al-mudharabah dan al-musyarakah.

5) Produk Pembiayaan

Penyediaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam-meminjam diantara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

(42)

28

tertentu. Bentuk pembiayaan itu sendiri, diantaranya: Pembiayaan

al-murabahah (MBA), pembiayaan al-bai' bitsaman ajil (BBA), pembiayaan

al-mudharabah (MDA) dan pembiyaan al-musyarakah (MSA).

Untuk meningkatkan peran BMT dalam kehidupan ekonomi mayarakat, maka

BMT terbuka untuk menciptakan produk baru. Tetapi produk tersebut harus

memenuhi syarat:

a. Sesuai dengan syariat dan disetujui oleh Dewan Syariah

b. Dapat ditangani oleh sistem operasi BMT bersangkutan

c. Membawa kemaslahatan bagi masyarakat.

5. Penghimpunan Dana 1) Penyimpanan Dana

a) Sumber dana BMT

(1) Dana masyarakat

(2) Simpanan biasa

(3) Simpanan berjangka atau deposito

(4) Lewat kerja antara lembaga atau institusi

b) Kebiasaan penggalangan dana

(1) Penyandang dana rutin dan tetap, besarnya dana biasanya variatif.

(2) Penyandang dana rutin tapi tidak tetap, besarnya dana biasanya

(43)

(3) Penyandang dana rutin temporal-deposito minimal Rp 1.000.000,-

sampai Rp 5.000.000,-

c) Pengambilan dana

(1) Pengambilan dana rutin tertentu yang tetap

(2) Pengambilan dana tidak tetapi tertentu

(3) Pengambilan dana tidak tentu

(4) Pengampilan dana sejumlah tertentu tapi pasti.

d) Penyimpanan dan penggalangan dalam masyarakat dipengaruhi

(1) Memperhatikan momentum

(2) Mampu memberikan keuntungan

(3) Memberikan rasa aman

(4) Pelayanan optimal

(5) Profesionalisme

2) Penggunaan Dana

a) Penggalangan dana digunakan untuk:

(1) Penyaluran melalui pembiayaan

(2) Kas tangan

(3) Ditabungkan di BPRS atau di bank syariah

b) Penggunaan dana masyarakat yang harus disalurkan kepada:

(1) Penggunaan dana BMT yang rutin dan tetap

(2) Penggunaan dana BMT yang rutin tapi tidak tetap

(44)

30

(4) Penggunaan dana BMT tidak tentu

c) Sistem pengangsuran atau pengembalian dana

(1) Pengangsuran yang rutin dan tetap

(2) Pengangsuran yang tidak rutin dan tetap

(3) Pengangsuran yang jatuh tempo

(4) Pengangsuran yang tidk tentu (kredit macet)

d) Klasifikasi pembiayaan

(1) Perdagangan

(2) Industri rumah tangga

(3) Pertanian/ peternakan/ perikanan

(4) Konveksi

(5) Kontruksi

(6) Percetakan

(7) Jasa-jasa/ lain.

e) Jenis angsuran

(1) Harian

(2) Mingguan

(3) 2 mingguan

(4) Bulanan

(5) Jatuh tempo

f) Antisipasi kemacetan dalam pembiayaan BMT

(45)

(2) Merevisi segala kegiatan pembiayaan

(3) Pemindahan akad baru

(4) Mencarikan donatur yang bisa menutup pembiayaan

3) Penyaluran Zakat dan Shadaqoh

a) Penggalan dana zakat, infaq dan shadaqoh (ZIS)

(1) ZIS masyarakat

(2) Lewat kerjasama anatara BMT dengan lembaga Badan Amil Zakat,

Infaq dan Shadaqoh (BAZIS)

b) Dalam penyaluran dana ZIS

(1) Digunakan untuk pemberian pembiayaan yang sifatnya hanya

membantu

(2) Pemberian beasiswa bagi peserta yang berprestasi atau kurang mampu

dalam membayar SPP

(3) Penutupan terhdap pembiayaan yang macet karena factor kesulitan

pelunasan

6. Karakteristik Baitul Maal wat Tamwil (BMT)

Membantu masyarakat yang perlu pengobatan Menurut PINBUK karakteristik

BMT, yaitu:

1) Mandiri, yakni swadaya dan mampu membiayai usahanya sendiri

2) Profesional

(46)

32

b) Adanya fasilitasi pendampingan dan pelatihan berjenjan dilengkapi

modul-modul aplikatif.

c) Produk simpanan dan pembiayaan disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat.

d) Menerapkan sistem, prosedur, administrasi dan akuntansi estándar

Lembaga Keuangan yang dirancang sedemikian rupa sehingga sederhana,

efisien dan efektif.

e) Pengelolaan dan laboran keuangan secara terbuka.

3) Mengakar di Masyarakat

Dinisiasi, dimiliki dan dikelola oleh masyarakat setempat sehingga tumbuh

rasa memiliki dan tanggung jawab.

4) Berkelanjutan

Mampu meningkatkan asset dan menghasilkan laba sehingga tumbuh dan

berkembang. 2

B. Tingkat Kesehatan Baitul Maal wat Tamwil (BMT)

Tingkat kesehatan BMT dapat diukur dengan beberapa analisis rasio

keuangan yang diterapkan oleh PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil)

sebagai criteria penilaian kesehatan BMT:

2

(47)

a. Capital (Permodalan)

Permodalan (Capital) adalah kriteria kecukupan permodalan, digunakan untuk

mengetahui kemampuan kecukupan modal BMT dalam mendukung kegiatan

secara efisien. Komponen yang diukur adalah total modal dibagi dengan

simpanannya. Dengan kecukupan modal ini menunjukkan kemampuan BMT

mempertahankan modal, mencukupi dan kemampuan manajemen BMT dalam

mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol resiko-resiko yang

timbul dan mempengaruhi besarnya modal BMT.

Dengan kata lain, permodalan (capital) sebagai salah satu tolak ukur yang

digunakan untuk mengetahui tingkat kesehatan sebuah BMT berfungsi untuk:

1) Ukuran kemampuan BMT untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak

dapat dihindarkan.

2) Sumber daya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya sampai

batas tertentu, karena sumber-sumber dana dapat juga berasal dari hutang,

penjualan asset yang tidak terpakai, dan lain-lain.

3) Dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank yang

bersangkutan untuk bekerja dengan efisien tinggi, seperti yang dikehendaki

oleh para pemilik modal pada bank tersebut.

Faktor yang menentukan tingkat kesehatan struktur permodalan BMT antara

lain partisipasi pendiri dalam memberikan modal, penciptaan laba, pemupukan

dana cadangan, yang semuanya akan menambah kemampuan penyediaan modal

(48)

34

b. Asset (Aktiva Produktif)

Kelangsungan usaha BMT tergantung pada kesiapan untuk menghadapi resiko

kerugian. Oleh karena itu BMT berkewajiban menjaga kualitas aktiva

produktifnya. Penilaian asset harus sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia yaitu

dengan membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan

aktiva produktif (cadangan).

Pengukuran dilakukan dengan mengukur kualitas aktiva produktif yang

substansinya didominasi oleh komponen pembiayaan aktiva yang produktif

(productive asset) atau yang lebih dikenal dengan aktiva menghasilkan (earning

asset), karena penempatan dana BMT adalah untuk mencapai tingkat penghasilan

yang diharapkan. Jadi kualitas dari aktiva produktif adalah kualitas dari aktiva

yang memberikan penghasilan.

Kredit biasanya merupakan bagian dari asset BMT, selain merupakan

pendapatan utama BMT sekaligus merupakan sumber kerugian karena kredit

macet. Kredit yang dikeluarkan harus disalurkan pada orang atau nasabah yang

tepat. Tepat berarti tepat jumlah dan waktu, tepat orang, tepat penggunaan, dan

tepat pengembaliannya, sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Kualitas aktiva produktif juga diartikan sebagai sejumlah pembiayaan yang dapat

menghasilkan pendapatan atau bagi hasil dengan sedikit kemungkinan

menimbulkan kredit macet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persyaratan

(49)

c. Efesiensi

Efisiensi dapat diartikan sebagai kemampuan BMT mengendalikan biaya

operasional tertentu. Biaya operasional meliputi biaya bagi hasil simpanan,

overhead cost dan lain-lain. Pendapatan operasional terdiri dari pendapatan bagi

hasil, mark up dan hasil pendanaan suatu usaha nasabah. Efisiensi usa BMT dapat

diukur dengan menghitung rasio antara biaya operasional dengan pendapatan

operasional. Pengukuran efisiensi dilakukan untuk mengetahui kinerja

manajemen dalam menggunakan semua asset secara efisien. Componen yang

diukur meliputi biaya operacional dan total asset yang dimiliki.

d. Earning

BMT dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan pelayanan. Peran

BMT sebagai broker adalah mempertemukan antara pemilik modal dengan

pengguna modal. Rentabilitas merupakan ukuran kemampuan BMT dalam

menghasilkan laba. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia rasio rentabilitas yang

menjadi acuan dalam penilaian tingkat kesehatan keuangan. Selain itu tingkat

kemampuan BMT dalam menganalisis profit melalui operasional BMT, juga

dapat diukur dengan menggunakan analisis rentabilitas. Yaitu kemampuan BMT

untuk menghasilkan keuntungan secara relatif dibanding total asset (ROA) dan

(50)

36

e. Likuiditas

Penilaian likuiditas terhadap kemampuan BMT memelihara tingkat likuiditas

yang memadai dan kecukupan manajemen resiko likuiditas. Likuiditas dapat

digunakan untuk mengukur kemampuan BMT dalam menyelesaikan kewajiban

jangka pendek. Pengendalian likuiditas BMT dilakukan setiap hari agar semua

alat-alat likuid yang dapat dikuasai oleh BMT (uang tunai, kas, saldo giro pada

Bank Sentral) dapat dipergunakan untuk memenuhi munculnya tagihan dari

nasabah atau masyarakat yang datang setiap saat atau sewaktu-waktu.3

C. Perbedaan BMT dengan Lembaga Keuangan Lainnya

Jika dilihat dari nominal, total dana yang berhasil dihimpun BMT memang

sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan perbankan konvensional, bahkan jika

dibandingkan dengan total dana yang dihimpun BPR saja. Akan tetapi jika dilihat dari

siapa saja dana tersebut dihimpun, maka BMT memberi kontribusi amat besar,

apalagi dengan memperhitungkan perkembangan yang tidak mengesankan dari

lembaga keuangan mikro lainnya. Dengan kata lain, BMT berperan meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam menabung. Untuk mengenal BMT lebih jauh dan

mengetahui secara lebih detail perbedaan BMT dengan lembaga keuangan lainnya

akan dipaparkan dalam tabel berikut:

3

(51)

Tabel 2.1

Analisis Perbedaan Bank, Renternir dan BMT4

Pokok Masalah Bank Konvensional Renternir BMT

Yang Dibiayai Pengusaha besar,

menengah dan kecil

Jasa Pinjaman Bunga Bunga mencekik Bagi hasil

Jaminan Ada jaminan Secara formal tidak ada

jaminan

Kerugian Bank tidak akan rugi

karena ada jaminan,

Pelayanan Formal dan resma Ramah tapi tidak

toleran

Bersahabat dan penuh tenggang rasa

Prosedur Panjang dan asing,

sesuai aturan dan

Kelayakan Usaha Harus ada kelayakan

usaha yang dibuat oleh

Hampir tidak jelas Tidak ada Ada

Pemilik Pemegang saham Pribadi Anggota/ Masyarakat

4

(52)

38

D. Analisis Laporan Keuangan

Pada analisis laporan keuangan dapat dilakukan tiga jenis analisis, yaitu

analisis rasio, analisis perbandingan (comparative) serta analisis sumber dan

penggunaan dana. Untuk lebih jelas pembagiannya akan ditunjukkan pada bagan

berikut:

Bagan 2.2

Analisis Laporan Keuangan

Namun pada penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis rasio.

Karena dengan analisis rasio kita dapat memperoleh gambaran yang lebih jernih

tentang kondisi keuangan bisnis BMT Berkah Madani dan kita dapat mengetahui

kekuatan dan kelemahan dari BMT tersebut. Analisis

Lap. Keuangan

Analisis Rasio

Analisis Comparative

Analisis Sumber & Penggunaan Dana

Likuiditas

Solvabilitas

Rentabilitas

Profitabilitas

Aktivitas

Vertikal

(53)

Secara umum rasio keuangan dibagi menjadi lima golongan, yaitu:

1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan preusan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk bagian jangka panjang yang

telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Ada beberapa rasio yang

digunakan dalam mengukur likuiditas, diantaranya

a. Current Ratio, digunakan untuk menunjukkan sejauh mana kewajiban

lancar (current liabilities) dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar

(current asset).

b. Loan Deposit Ratio (LDR), digunakan untuk menunjukkan kesehatan bank

dalam memberikan pembiayaan.

c. Quick Ratio, adalah ukuran untuk mengetahui kemampuan bank dalam

membayar utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang lebih likuid

Tetapi dari ketiga jenis rasio tersebut yang lebih sering digunakan untuk

mengukur likuiditas adalah current ratio.

d. Financing Deposit Ratio (FDR), adalah menunjukkan kesehatan bank dalam

(54)

40

2. Solvabilitas atau rasio leverage ini digunakan untuk menunjukkan sejauh mana

modal sendiri menjamin seluruh utang. Untuk itu dalam perhitungan

menggunakan DER (Debt to Equity Ratio).

3. Rentabilitas, rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

dalam mencetak laba. Dalam hal ini ada dua rumus yang dapat digunakan yaitu

ROA (Return On Asset) untuk mengetahui pengembalian bisnis atas seluruh

investasi yang dilakukan, dan ROE (Return On Equity) digunakan untuk

mengukur keberhasilan bisnis dalam "memperkaya" pemegang saham.5

4. Profitabilitas, rasio yang menunjukkan tingkat efektivitas yang dicapai melalui

usaha operasional bank. Untuk itu dapat menggunakan profit margin, yaitu

gambaran efisiensi suatu bank dalam menghasilkan laba.

5

(55)

5. Aktivitas (Debt to Asset), adalah ukuran untuk menilai tingkat efisiensi bank

dalam memanfaatkan sumber dana yang dimilikinya. Rasio ini meliputi:

a. Fixed Asset Turnover (FAT), adalah kemampuan aktivitas (efisiensi) dana

yang tertanam dalam keseluruhan aktiva tetap bank dalam suatu periode

tertentu dengan jumlah keseluruhan aktiva.

b. Total Asset Turnover, adalah rasio yang menunjukan kemampuan dana

yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu priode

tertentu atau kemampuan bank dalam mengelola sumber dana dalam

menghasilkan pendapatan (revenue).6

E. Analisis Karakteristik

1. Usia

Hurlock (1991) berpendapat bahwa perkembangan karier berjalan seiring dengan

proses perkembangan manusia. Ia mengelompokkan perkembangan karier manusia

menjadi tiga kelompok usia, yaitu usia dewasa awal, dewasa madya, dan dewasa

akhir. Setiap kelompok memiliki ciri-ciri khas bila dikaitkan dengan perkembangan

karier. Usia dewasa awal (usia 18-40 tahun), masa ini sangat terkait dengan tugas

perkembangan dalam hal membentuk keluarga dan pekerjaan. Sedangkan usia

6

(56)

42

dewasa madya (usia 40-60 tahun) bercirikan keberhasilan dalam pekerjaan. Dan usia

dewasa akhir (usia diatas 60 tahun), pada masa ini orang mulai mengurangi kegiatan

kariernya atau berhenti sama sekali (masa pensiun).7

2. Pendidikan Terakhir

Untuk menjadi wirausaha pertama-tama yang harus dimiliki adalah modal dasar

berupa ide atau visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat, kecukupan

modal baik uang maupun waktu, kecukupan tenaga dan pikiran. Modal-modal

tersebut sebenarnya tidak cukup apabila tidak dilengkapi dengan beberapa

kemampuan (ability). Menurut Casson ada beberapa yang harus dimiliki oleh

wirausaha yaitu, Self knowledge, Imagination, Practical knowledge, Search skill, Foresight, Computation skill danCommunication skill.8

3. Lama Usaha (Pengalaman)

Menurut Hisrich & Brush (1991), wirausaha yang maju saat ini bukanlah usaha

yang pertama kali yang dimiliki. Wirausaha yang berpengalaman mengelola usaha

sebelumnya, mampu melihat lebih banyak jalan untuk membuka bisnis baru.9

7

Benedicta Prihatin Dwi Riyanti Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian Jakarta: Penerbit PT Grasindo, 2003.

8

Benedicta Prihatin Dwi Riyanti Kewirausahaan dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian

9

(57)

F. Analisis Risiko

Sebagian besar orang berpandangan bahwa risiko hanya membawa kerugian,

bahkan tidak sedikit manager risiko cenderung menganggap bahwa risiko adalah

sumber masalah, pandangan tersebut memaksa para manager untuk membuang dan

menghindari risiko. Namun sebenarnya penghindaran risiko adalah salah satu

alternatif dari sekian banyak alternatif yang dapat dikembangan, yaitu bagaimana

risiko dapat dialihkan menjadi potensi perusahaan.

Oleh karena itu pengetahuan akan pengidentifikasian, pemetaan, pengukuran

dan pengelolaan risiko sangat penting bagi pihak terkait dalam perusahaan,

kemampuan mengelola risiko dengan baik justru meningkatkan keunggulan bersaing

dan keunggulan kinerja dengan perusahaan pesaing.

Maka dapat disimpulkan fungsi risiko adalah sebagai alat yang dapat

digunakan dalam kinerja perusahaan dalam pengembangannya. Jika risiko tesebut

dapat diatasi maka risiko tersebut dapat dijadikan alat yang potensial bagi

perusahaan, maka perusahaan akan mendapat nilai lebih dari risiko dan tidak hanya

menganggap risiko adalah masalah. Namun jika dalam kinerjanya perusahaan tidak

dapat mengolah dan mengatasi risiko tersebut dapat berdampak kerugian maupun

kehilangan.10

Macam-macam risiko yang Bank Indonesia (BI) wajibkan untuk dikelola bagi

seluruh bank di Indonesia (PBI NOMOR: 5/8/PBI/2003. Tentang Penerapan

10

Gambar

Tabel Critical Values of The F Distribution (α = 0.5) …………...………….....
Tabel 1.1 Pembiayaan BMT Berkah Madani Cimanggis Tahun 2007, 2008, 2009
tabel berikut ini:
Tabel 1.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor penyebab keberhasilan BMT adalah memiliki kinerja keuangan yang baik, memiliki kelembagaan dan manajemen yang baik, tingkat kepercayaan masyarakat yang

sebesar 0,141, variabel faktor eksternal memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap keputusan nasabah memilih produk pembiayaan musyarakah pada BMT Syariah Makmur Bandar

mempengaruhi keberhasilan IMD diantaranya pendapat atau persepsi ibu, masyarakat dan petugas kesehatan yang menyatakan bahwa apabila dilakukan IMD maka bayi akan

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana kepuasan nasabah pembiayaan sektor pertanian di KJKS BMT Sumber Ummat Sejahtera terhadap variabel pelayanan,

dan terakhir 15,46 % menjawab netral dengan pernyataan menggunakan jasa pembiayaan murabahah pada BMT Al-Hijrah karena pelayanan petugas BMT Al-Hijrah sangat

Untuk itu peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang kepuasan nasabah BMT tersebut karena hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan nasabah terhadap

Hal yang sangat melatarbelakangi masyarakat menjadi nasabah adalah ketertarikan nasabah terhadap Bank Syariah Metro Madani terhadap produk yang ditawarkan

informasi bagi pihak pengelola BMT untuk mensosialisasikan BMT kepada masyarakat, serta untuk bahan masukan kaitannya dengan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah