• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Teoritis Variabel-variabel yang Berpengaruh terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

G. Analisis SWOT

I. Tinjauan Teoritis Variabel-variabel yang Berpengaruh terhadap

1. Keberhasilan

Konsep keberhasilan senantiasa dikaitkan dengan nilai-nilai moral. Monzer Kahf mengutip pendapat M. N. Siddiqi mengatakan:

"Keberhasilan terletak dalam kebaikan. Dengan prilaku manusia yang semakin sesuai dengan pembakuan-pembakuan moral dan semakin tinggi kebaikannya, maka dia semakin berhasil selama hidupnya, pada setiap fase keberadaan, pada setiap langkah, individu muslim berusaha berbuat selaras dengan nilai-nilai moral."12

Dan dalam sebuah artikel yang memperoleh data dari milis mendukung pendapat tersebut, dimana dinyatakan bahwa dipercaya yang menjadi modal dalam bekerja dan berusaha dalam meraih keberhasilan diantaranya kerja keras (98%), pengetahuan (96%), pendekatan atau lobi (86%), keberuntungan (47%) dan yang terpenting dari hal itu semua adalah sikap/ tingkah laku (100%).13

Sedangkan bisnis yang merugi dalam Islam menurut DR. Mustaq Ahmad disebabkab oleh tiga faktor, yaitu:

a. Investasi modal yang jelek, maksudnya adalah menanamkan modal pada bisnis bisnis yang bertolak belakang dengan syariat agama, seperti menjual diri mereka untuk hal-hal yang bersifat sihir.

12

Monzer Kahf, Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam) Terjemahan Machnun Husein (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1995) h. 18

13

Citrus, "Faktor Keberhasilan", artikel ini diakses pada 22 Juli 2010 dari http://www.emfajar.net/chit-chat/faktor-keberhasilan/

52

b. Keputusan yang tidak sehat, diartikan keputusan yang hanya mementingkan dunia, menyukai hal-hal yang khabits, menyandarkan pada harta dan kekuasaan bukan kepada kebenaran dan keadilan.

c. Perilaku jahat, yang dimaksudkan adalah mempraktekkan riba, melibatkan diri dalam minuman keras dan judi, mengkhianati amanah dan kepercayaan.14

2. Rasa Memiliki

Adanya rasa memiliki dan perhatian yang besar terhadap maju mundurnya BMT dari para pendiri, pengurus, pengelola dan seluruh anggota merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi keberhasilan BMT. Karena dengan rasa memiliki BMT oleh para pendiri, pengurus dan pengelola akan memberikan hasil yang optimal dalam usaha mereka mengembangkan BMT. Dan dengan rasa memiliki BMT yang dimiliki anggota akan membuat para anggota menaruh kepercayaan lebih terhadap BMT dan meningkatkan loyalitas mereka. Selain itu dengan rasa memiliki yang dimiliki oleh seluruh komponen BMT akan menciptakan suasana kekeluargaan, bukan sekedar mitra kerja. Oleh karena itu rasa memiliki ini memiliki peranan yang penting dalam keberhasilan sebuah BMT.

3. Manajerial yang baik

Sebagai lembaga keuangan yang dikelola secara profesional, maka BMT harus menganut prinsip-prinsip manajemen. Oleh karena itu BMT tidak bisa dikelola hanya dengan berbekal semangat saja. Aspek ekonomi dan manajemen keuangannya harus dikuasai secara maksimal. Setiap insan BMT harus mampu mengikuti trend

14

perkembangan lingkungan bisnisnya, sehingga tidak ketinggalan inovasi produknya terus dilakukan dalam rangka merebut pasar.

Secara garis besar, fungsi manajemen itu dibedakan menjadi empat, yajni planning (perencanaan), actuating (pelaksanaan), organizing (pengorganisasian) dan controling (kontrol/ pengawasan). Berbagai fungsi manajemen itu dimaksudkan untuk:

a. Mencapai tujuan organisasi

Manajemen merupakan tindakan menata setiap elemen organisasi supaya tujuan organisasi dan individu dapat dengan mudah dicapai.

b. Menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.

Manajemen berguna untuk menyelaraskan berbagai kepentingan yang berbeda dalam satu organisasi. Seperti kepentingan karyawan berbeda dengan kepentingan pemilik, pemilik berbeda dengan kepetingan masyarakat dan lingkungan dan lain-lain. Juga untuk menyelaraskan konflik yang mungkin muncul atau bahkan menciptakan 'konflik' supaya organisasi tetap dinamis. c. Mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi.

Yakni ukuran kualitatif dan kuantitatif keberhasilan sebuah organisasi. Manajemen berguna untuk meningkatkan apakah organisasi tersebut telah efektif dan efisien. Efektif berarti kemampuan untuk menetapkan tujuan yang benar. Sedangkan efisien berarti kemampuan untuk mencapai pekerjaan dengan cara yang tepat. Dengan demikian, efisien itu berkaitan dengan

54

perhitungan matematis jika output (hasil) lebih besar dibanding dengan input (masukan/ biaya), berarti manajemen telah efisien.

BMT sebagai organisasi bisnis yang juga berfungsi sosial, harus dikelola dengan mengacu pada prinsip manajemen tersebut, yang tentu saja dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Beberapa prinsip atau kaidah dan teknik manajemen yang ada relevansinya dengan kaidah Islam adalah prinsip amar ma'ruf dan nahi mungkar, kewajiban menyampaikan amanah, kewajiban menegakkan kebenaran dan kewajiban menegakkan keadilan.15

4. Assosiasi Jaringan

Menurut Robert M. Z. Lawang (2004) jaringan (network) dimengert sebagai: a Ada ikatan antar simpul (orang atau kelompok) yang dihubungkan dengan

media (hubungan sosial). Hubungan sosial ini diikat dengan kepercayaan. Kepercayaan itu dipertahankan oleh norma yang mengikat kedua belah pihak. b. Ada kerja simpul (orang atau kelompok) yang melalui media hubungan sosial

menjadi satu kerjasama, buka kerja bersama-sama.

c. Seperti halnya sebuah jaring (yang tidak putus) kerja yang terjalin antar simpul itu pasti kuat menahan beban bersama, dan malah dapat "menangkap ikan" lebih banyak.

15

Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal wat Tamwil. Yogyakarta: UII Press, 2004. h. 135-137

d. Dalam kerja jaring itu ada ikatan (simpul) yang tidak dapat berdiri sendiri. Malah kalau satu simpul saja putus, maka keseluruhan jaring itu tidak dapat berfungsi lagi, sampai simpul itu diperbaiki. Semua simpul menjadi satu kesatuan dan ikatan yang kuat. Dalam hal ini, analogi tidak seluruhnya tepat terutama kalau orang yang membentuk jaring itu hanya dua saja.

e. Media (benang atau kawat) dan simpul tidak dapat dipisahkan, atau antara orang-orang dan hubungannya tidak dapat dipisahkan.

f. Ikatan atau pengikat (simpul) adalah norma yang mengatur dan menjaga bagaimana ikatan dan medianya itu dipelihara dan dipertahankan.

Sedangkan Powell dan Smith-Doer (1994) berpendapat bahwa jaringan sosial (social network) biasanya dikaitkan dengan bagaimana pribadi-pribadi berhubungan antara satu sama lain dan bagaimana ikatan afiliasi melayani dengan baik sebagai pelicin dalam memperoleh sesuatu yang dikerjakan, sebagai jembatan untuk memudahkan hubungan antara satu pihak dengan pihak lainnya, maupun sebagai perekat yang memberikan tatanan dan makna pada kehidupan sosial.

Dokumen terkait