• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.7 Tipe-Tipe Evaluasi Kebijakan

Banyak pendapat para ahli melihat dan menyusun tipe-tipe evaluasi kebijakan menurut pandangannya masing-masing. Evaluasi merupakan proses yang rumit dan kompleks seingga proses ini melibatkan berbagai macam kepentingan individu-individu yang terlibat dalam proses evaluasi. Evaluasi kebijakan harus dibedakan menurut tipe-tipe dari pendapat ahli untuk menjadi panduan dalam menyelesaikan masalah atau kesenjangan sosial yang terjadi pada masyarakat maupun yang terjadi di publik. Masing-masing tipe evaluasi yang

diperkenalkan ini didasarkan pada pemahaman para evaluator terhadap evaluasi. Berikut beberapa pandangan tipe-tipe evaluasi menurut beberapa ahli.

2.1.7.1 Tipe Evaluasi Kebijakan James Anderson

James Anderson (dalam Winarno 2008: 230) membagi evaluasi kebijakan dalam tiga tipe, masing-masing tipe evaluasi yang diperkenalkan ini didasarkan pada pemahaman para evaluator terhadap evaluasi, sebagai berikut:

1. Evaluasi kebijakan dipahami sebagai kegiatan fungsional.

Bila evaluasi kebijakan dipahami sebagai kegiatan fungsional, evaluasi kebijakan dipandang sebagai kegiatan yang sama pentingnya dengan kebijakan itu sendiri. Para pembentuk kebijakan dan administrator selalu membuat pertimbangan-pertimbangan mengenai manfaat atau dampak dari kebijakan-kebijakan, program-program, dan proyek-proyek. Pertimbangan-pertimbangan ini banyak memberi kesan bahwa pertimbangan-pertimbangan tersebut didasarkan pada bukti yang terpisah-pisah dan dipengaruhi oleh ideologi, kepentingan para pendukungnya dan kriteria-kriteria lainnya. Oleh karena itu, evaluasi seperti ini akan mendukung terjadinya konflik karena itu, evaluator-evaluator yang berbeda akan menggunakan kriteria-kriteria yang berbeda, sehingga kesimpulan yang didapatkannya pun berbeda-beda mengenai manfaat dari kebijakan yang sama.

2. Evaluasi yang memfokuskan diri pada bekerjanya kebijakan atau program-program tertentu.

Tipe evaluasi ini lebih membicarakan sesuatu mengenai kejujuran atau efisiensi dalam melaksanakan kebijakan/program. Tipe evaluasi seperti ini berangkat dari pertanyaan-pertanyaan dasar yang menyangkut: Apakah kebijakan/program dijalankan dengan semestinya? Berapa biayanya? Siapa yang menerima manfaat (pembayaran atau pelayanan)? Berapa jumlahnya? Apakah ukuran-ukuran dasar dan prosedur-prosedur secara sah diikuti? Dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan seperti ini dalam melakukan evaluasi dan memfokuskan diri pada bekerjanya kebijakan atau program-program maka akan lebih transparan.

3. Evaluasi kebijakan sistematis.

Tipe kebijakan ini melihat secara objektif program-program kebijakan yang dijalankan untuk mengukur dampaknya bagi masyarakat dan melihat sejauh mana tujuan-tujuan yang telah dinyatakan tersebut tercapai.

2.1.7.2 Tipe Evaluasi Kebijakan Edi Suharto

Menurut Edi Suharto (2012: 61), tujuan kebijakan publik sosial, dalam konteks pembangunan sosial, kebijakan sosial merupakan suatu perangkat, mekanisme, dan sistem yang dapat mengarahkan dan menterjemahkan tujuan-tujuan pembangunan. Kebijakan sosial senantiasa berorientasi kepada pencapaian tujuan sosial. Tujuan sosial ini mengandung dua pengertian yang saling terkait, yakni memecahkan masalah sosial dan memenuhi kebutuhan sosial. Tipe-tipe yang umumnya digunakan dalam evaluasi kebijakan publik adalah:

1. Evaluasi Prospektif

Tipe evaluasi ini adalah bentuk kebijakan yang mengarahkan kajiannya pada konsekuensi-konsekuensi kebijakan sebelum suatu kebijakan diterapkan. Model ini dapat disebut juga model prediktif.

2. Evaluasi Retrospektif

Tipe evaluasi retrospektif adalah kebijakan yang dilakukan terhadap akibat-akibat kebijakan setelah kebijakan diimplementasikan. Model ini biasa disebut model evaluatif, karena banyak melibatkan pendekatan evaluasi terhadap dampak-dampak kebijakan yang sedang atau telah diterapkan.

3. Evaluasi Integratif

Tipe evaluasi ini adalah tipe perpaduan antara kedua model diatas. Tipe ini kerap disebut sebagai model komprehensif atau tipe holistik, karena evalusi dilakukan terhadap konsekuensi-konsekuensi kebijakan yang mungkin timbul, baik sebelum maupun sesudah suatu kebijakan dioperasikan.

Menurut Lester & Stewart (dalam Agustino 2016: 163) evaluasi kebijakan juga berusaha menilai konsekuensi kebijakan yang ditunjukkan oleh dampak-dampaknya dan menilai berhasil atau tidaknya suatu kebijakan berdasar pada kriteria dan standar yang dibuat. Namun pada dasarnya ketika seseorang hendak melaukan evaluasi kebijakan ada tiga hal yang perlu diperhatikan:

1. Evaluasi kebijakan berusaha untuk memberi informasi yang valid tentang kinerja kebijakan.

Evaluasi dalam hal ini berfungsi untuk menilai aspek instrumen (cara pelaksanaan) kebijakan dan menilai hasil dari penggunaan instrumen tersebut. 2. Evaluasi kebijakan berusaha untuk menilai kepantasan tujuan atau target

dengan masalah yang dihadapi.

Pada fungsi ini evaluasi kebijakan memfokuskan diri pada substansi dari kebijakan publik yang ada. Dasar asumsi yang digunakan adalah bahwa kebijakan publik dibuat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada, yang seringkali terjadi dalam praktiknya adalah tujuan telah tercapai tetapi masalah tidak terselesaikan.

3. Evaluasi kebijakan berusaha juga untuk memberi sumbanagn pada kebijakan lain terutama dari segi metodologi.

Artinya, evaluasi kebijakan diupayakan untuk menghasilkan rekomendasi dari penilaian-penilaian yang dilakukan atas kebajikan yang dievaluasi. Hasil-hasil dari penilaian evaluasi tersebut dijadikan bahan belajar bagi para pelaku kebijakan yang lain. Karena itu, oleh banyak scholars, fungsi kebijakan yang satu ini lebih bersifat produktif. Karena tidak lagi menekankan pada kritik terhadap kekurangan yang ada, tapi lebih menjurus pada perumusan pembelajaran agar kelemahan/kekurangan tidak terulang pada waktu dan tempat yang akan datang.

Berdasarkan ketiga tipe dari beberapa ahli, yang paling sesuai dalam penelitian ini adalah tipe yang ketiga, yakni tipe evaluasi kebijakan dari James Anderson, di mana peneliti ingin mengevaluasi sejauh mana pelaksanaan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 196 Tahun 2015 tentang RPTRA, dengan menggunakan teori dari Evaluasi Kebijakan James Anderson (dalam Winarno 2008: 230) yang membagi evaluasi kebijakan dalam tiga tipe yaitu: 1.) evaluasi

kebijakan dipahami sebagai kegiatan fungsional, 2.) evaluasi yang memfokuskan diri pada bekerjanya kebijakan atau program-program tertentu, 3.) evaluasi kebijakan sistematis. Teori dari James Anderson ini digunakan peneliti untuk mencari tahu apakah kebijakan yang dijalankan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.