• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRUKTUR CERITA NOVEL DETIK TERAKHIR

2.1.1 Tokoh Utama

2.1.1.1 Tokoh Utama Protagonis :Tokoh Arimb

Secara fisiologis Arimbi dilukiskan sebagai wanita yang cantik, hidung yang mancung, pipi bertulang tinggi, dagu yang lancip, bibir bagus, dan sepasang mata yang beralis tebal. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut :

(1) Bola matanya bergerak-gerak cepat, menunjukkan batinnya yang dipenuhi rasa gelisah, wajahnya sangat keras, nyaris menghilangkan raut cantik yang sebetulnya sangat kuat diperlihatkan detail wajahnya. Hidung yang mancung dan ramping, pipi bertulang tinggi dan agak tirus, dagu yang lancip, bibir yang bagus dan sepasang mata yang dipayungi alis tebal. Dia sangat cantik (hlm.16).

Arimbi anak dari seorang pengusaha yang sangat terkenal dan memiliki nama baik di masyarakat. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(2) Dia gadis yang luar biasa (hlm.11).

(3) Dia pelanggan saya yang paling aneh. Kaya, cerdas, pemberani, nekat, dan benci narkoba, “katanya”. Dia menjadi pencadu dengan segala kesadarannya melihat narkoba sebagai alat untuk membangun keberanian, mendapatkan pencerahan (hlm.11).

(4) Seorang gadis kaya raya, tercampak dalam lembah narkoba atas kehendak sendiri, merasa asing dengan kehidupan yang diberikan kedua orang tuanya (hlm.11).

(5) Orang tuanya sangat pouler. “pasangan Ruslan Suwito dan Marini Ruslan. Pengusaha papan atas yang punya pamor sanga t baik di mata khalayak” (hlm.12).

Arimbi merasa putus asa dengan perbuatan orang tuanya ya ng membawanya ke panti rehabilitasi. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut :

(6) “Berkali-kali dia mengancam, jika tidak dikeluarkan secepatnya dia akan menggunakan narkoba dua kali lebih banyak dibandingkan saat mencandu dulu (hlm.12).

(7) Dia dalam keadaan membenci narkoba, ketika orang tuanya untuk kesekian kali memberengus dan memasukkannya kembali kepanti. Ketika itu dia seharusnya telah mendapat kehidupan yang dia cinta. Tapi kini dia sampai pada titik putus asa (hlm.11).

(8) Dia selalu mengatakan, kalan keluar terbaik untuk menyelamatkan hidupnya adalah mati (hlm.11).

(9) “Menurut rencana, Arimbi akan dikirim ke Amerika, melewatkan perawatan rehabilitasi di klinik kejiwaan di sana hingga sembuh dan sekolah” (hlm.13).

Arimbi selalu mengatakan kematian adalah hal yang terindah dalam hidupnya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut :

(10) “Seperti tadi malam, saya mencoba bunuh diri. Saya sudah sembunyikan pisau dapur dalam saku jaket saya sejak makan malam. Tapi tanpa saya tahu, sejak semalam jaket itu diambil seseorang (hlm.19).

(11) Dia sedang mengatakan sesuatu yang wajar, kematian (hlm19).

Arimbi selalu menganggap dirinya adalah musuh dalam hidupnya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(12) Kalau boleh saya sebut siapa musuh terbesar dalam hidupnya adalah diri saya sendiri (hlm.23).

(13) Ketika usia mulai membebani saya dengan banyak persoalan yang tak saya sukai (hlm.23).

Arimbi sangat membenci bila pagi hari tiba. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut :

(14) Saya benci sekolah. Saya benci diajar. Setiap pagi adalah siksaan (hlm.23).

(15) Begitu telitinya mama melihat tata sarapan saya, sampai saya berpikir apakah saya akan mati jika menelan mentimun terlebih dulu (hlm.24).

Arimbi sangat membenci ibunya, karena setiap kali dipukul ayahnya, ibunya tidak pernah melawan, Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(16) Saya tidak pernah melihat mama membela diri saat dianiaya papa (hlm.35).

(17) Ibu saya tidak seberani itu. Dia hanya berteriak-teriak seperti ayam baru dipenggal, dan merunduk-runduk seperti kucing ketakutan (hlm.35).

Arimbi merasa benci terhadap sikap ayahnya yang kasar. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(18) Sia-sia saya menanamkan kejengkelan pada sikap kasar papa (hlm.35).

(19) Di rumah saya tersiksa dengan dua orang yang selalu bergumul dengan nafsu masing- masing (hlm.56).

Arimbi gadis yang keras kepala. Dia berkeinginan untuk menjadi pengedar narkoba agar bisa membantu Vela, sebagai tema n lesbiannya Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(20) “Saya tidak main- main. Saya serius. Jadikan saya kurir. Saya butuh uang (hlm.166).

Arimbi memiliki sifat emosional. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut : (21) “Ibu bodoh. Narkoba hanya akibat. Problem saya bukan itu. Ibu

jangan mengkambinghitamkan narkoba. Dia tidak pernah eksis, kalau tidak ada manusia-manusia brengsek penyebab keinginan itu muncul!” (hlm.118).

(22) “Kalau begitu, Ibu harus mengajar semuanya. Teman-teman saya di luar sana, orang tua saya, semua! Jika saya merupakan bagian dari itu semua, kenapa hanya saya yang disudutkan!” saya lebih emosi (hlm.118).

(23) “Lantas apakah saya tidak cukup untuk dibereskan? Kenapa Mama menebus saya? Saya yang bersalah! Saya yang memaksa rajib memberi pekerjaan untuk saya! Dia tidak sepantasnya dipukuli, Ma!” saya menjerit-jerit emosi (hlm.193).

Arimbi menjadi lesbian karena pergaulannya dengan narkoba. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:

(24) Saya tidak biasa menghitung waktu saya menelanjangi tubuh saya sendiri, dan menelanjangi tubuhnya. Nafsu membuat segalanya berubah dengan cepat dan tak lagi tertata. Kami bergerak, berguling, menusuk, meremas (hlm.72).

(25) Saya tak perlu bertanya-tanya lagi tentang perasaan yang menjalar di tubuh saya setiap kali melihat perempuan menarik. Saya tahu, saya berbeda. Saya berani mengatakan bahwa saya lesbian.Tapi seperti juga merahasiakan bahwa saya pemakai, saya tak mau berterus terang bahwa saya lesbian. (hlm.89)

Arimbi merasa tidak nyaman dalam keluarga karena orang tuanya sering bertengkar. Hal ini terlihat dalam kutian berikut:

(26) Sebab di rumah saya kerap ada pertunjukkan lenong di pagi hari (hlm.32).

(27) Pertengkaran itu selalu saja berulang. Mama dipukul lagi, berdarah lagi, menyerah lagi, lantas mereka bulan madu lagi (hlm.42).

Kondisi keluarga yang tidak harmonis membuat Arimbi bebas berprilaku,

malas belajar dan suka bermain denga n teman-teman sekelasnya. Hal ini telihat dalam kutipan berikut:

(28) Saya sudah memutuskan dengan rumah bahkan tanpa sepengetahuan orang tua saya. Saya melakukan banyak hal yang tidak diketahui orang tua saya. Les- les tak saya datangi lagi. Saya ganti dengan nongkrong berasama teman-teman sekolah yang sama kesepian, sama kebingungan. Saya tak perla bilang orang tua. Sebab mereka tak mengenal saya dan saya tak mengenal mereka (hlm.51).

Dari kutipan-kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Arimbi digambarkan sebagai gadis yang cantik (kutipan 1). Arimbi adalah anak dari

pengusaha terkenal (kutipan 2, 3, 4, dan 5). Arimbi merasa putus asa dengan perbuatan orang tuanya (kutipan 6, 7, 8, dan 9). Arimbi menginginkan kematian (kutipan 10 dan 11). Arimbi menganggap dirinya sebagai musuh ( kutipan 12 dan 13). Arimbi sangat membenci kehidupan pagi hari (kutipan 14 dan 15). Arimbi sangat membenci Ibunya (kutipan 16 dan17). Arimbi membenci sikap ayahnya (kutipan 18). Arimbi gadis yang keras kepala (kutipan 19). Arimbi memiliki sifat emosional (kutipan 20, 21, dan 22). Arimbi lesbian (kutipan 23, 24, dan 25) Arimbi tidak merasa nyaman dalam keluarga ( kutipan 26 dan 27). Kondisi keluarga tidak bahagia membuat Arimbi bebas untuk berprilaku, dan malas belajar (kutipan 28).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Arimbi merupakan tokoh utama dalam novel Detik Terakhir. Sebagai tokoh utama Arimbi mempunyai frekuensi keterlibatan yang tinggi dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerita dari awal hingga akhir, ada indikasi tokoh Arimbi mengalami tekanan berkaitan dengan perbuatan orang tuanya yang selalu memasukan Arimbi ke panti rehabilitasi.

Dokumen terkait