• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASB, NKJV "menurut jalannya dunia ini" NRSV "mengikut jalan dunia ini" TEV "diikuti yang jahat di dunia"

NJB "hidup dengan prinsip-prinsip dunia ini"

Sistem dunia sekarang yang jatuh ini (yaitu, zaman) dipersonifikasikan sebagai musuh (lih. Gal 1:4). Ini adalah manusia jatuh yang mencoba untuk memenuhi semua kebutuhan terpisah dari Allah. Dalam tulisan Yohanes hal ini disebut sebagai "dunia" (lih. I Yoh 2:2,15-17; 3:1,13,17; 4:1-17; 5:4,5,19) atau "Babel" (lih. Wah 14:8; 16:19; 17:5; 18:2,10,21). Dalam terminologi modern kita hal ini disebut sebagai "humanisme ateistik." Lihat Topik Khusus: Penggunaan Paulus akan Kosmos di Kol 1:6.

NASB, NKJV "mentaati pangeran dari kekuatan angkasa" NRSV "mengikuti aturan dari kekuatan angkasa"

TEV "kamu mematuhi penguasa dari kekuatan rohani di angkasa" NJB "menaati penguasa kerajaan angkasa "

Ini adalah musuh kedua manusia yang jatuh, yaitu Iblis si penuduh. Umat manusia dihadapkan dengan si pencoba kemalaikatan pribadi (lih. Kej 3, Ayb 1-2, Zak 3). Dia disebut penguasa atau ilah dunia ini (lih. Yoh 12:31; 14:30, 16:11; II Kor 4:4; I Yoh 5:19).

Dalam PB udara/angkasa adalah alam dari iblis. Udara yang lebih rendah (aēr) dilihat oleh orang Yunani sebagai tidak murni dan karena itu merupakan domain dari roh-roh jahat. Beberapa orang melihat penggunaan "udara" ini sebagai merujuk pada sifat non material dari dunia rohani. Konsep "pengangkatan gereja" berasal dari terjemahan Latin dari I Tes 4:17, "diangkat." Orang Kristen akan bertemu dengan Tuhan di tengah-tengah kerajaan Setan, yaitu "udara," untuk menunjukkan penggulingannya!

TOPIK KHUSUS : KEJAHATAN PRIBADI

Ini adalah sebuah pokok bahasan yang sangat sukar karena beberapa sebab:

1. PL tidak menyatakan suatu musuh besar dari kebaikan, namun seorang hamba YHWH yang menawarkan kepada umat manusia suatu alternatif dan menuduh manusia sebagai tidak benar.

2. Konsep dari musuh besar pribadi dari Allah berkembang dalam tulisan-tulisan antar alkitab (bukan kanon) yang di bawah pengaruh agama Persia (Zoroastrianisme). Hal ini, pada gilirannya, banyak sekali mempengaruhi Yudaisme kerabian.

3. PB mengembangkan tema-tema PL ini secara mengejutkan dalam bentuk yang kaku, namun terpilih, dan berkelompok.

120

Jika seseorang mendekati kajian tentang kejahatan ini dari sudut pandang teologia alkitabiah (tiap buku atau penulis atau jenis dipelajari dan di garis besarkan secara terpisah), maka pandangan-pandangan yang sangat berbeda tentang kejahatan akan terungkap.

Namun demikian, jika seseorang mendekati kajian tentang kejahatan ini dari pendekatan agama-agama dunia atau agama-agama timur yang tidak alkitabiah atau terlalu alkitabiah, maka kebanyakan pengembangan PB dibayangi oleh dualisme Persia dan spiritisme Romawi-Yunani.

Jika seseorang secara pra-suposisi untuk mengikatkan diri kepada otoritas Illahi Alkitab, maka pengembangan PB harus dilihat sebagai suatu perwahyuan yang berkembang. Orang-orang Kristen harus berjaga terhadap sikap membiarkan dongeng-dongeng Yahudi atau tulisan-tulisan barat (yaitu: Dante, Milton) untuk mendefinisikan konsep alkitab. Sudah pasti akan ada suatu misteri dan kemenduaan dalam bidang perwahyuan ini. Allah telah memilih untuk tidak mengungkap semua aspek dari kejahatan, asalnya, maksudnya, namun Ia telah mengungkapkan kekalahannya!

Dalam PL istilah setan atau penuduh sepertinya berhubungan dengan tiga kelompok yang terpisah 1. para penuduh manusia (I Sam 29:4; II Sam 19:22; I Kgs 11:14,23,25; Maz 109:6)

2. para penuduh kemalaikatan (Bil 22:22-23; Zak 3:1) 3. penuduh-penuduh iblis (I Taw 21:1; I Raj 22:21; Zak 13:2)

Hanya dikemudian hari dalam periode di antara perjanjian si ular dari Kej 3 dikenali sebagai setan (cf. Kitab Hikmat 2:23-24; II Enoch 31:3), dan bahkan tidak sampai dikemudian hari hal ini menjadi suatu pilihan kerabian (lih Sot 9b dan Sanh. 29a). “Anak Allah” dari Kej 6 menjadi malaikat dalam I Enoch 54:6. Saya menyebutkan halini, bukan untuk menyatakan keakuratan teologisnya, namun untuk menunjukkan perkembangannya. Dalam PB aktivitas PL ini menjadi ciri kejahatan yag dipersonifikasikan dalam bentuk kemalaikatan, (yaitu setan) dalam II Kor 11:3; Wah 12:9.

Asal dari kejahatan yang dipersonifikasikan ini sukar atau tidak mungkin (tergantung dari sudut pandang anda) untuk ditentukan dari PL. Satu alasan dari hal ini adalah monoteisme Israel yang kuat (lih. I Raj 22:20-22; Pkh 7:14; Yes 45:7; Am 3:6). Semua kausalitas dihubungkan dengan YHWH untuk mempertunjukkan keunikan dan keutamaanNya (lih. Yes 43:11; 44:6,8,24; 45:5-6,14,18,21,22).

Sumber-sumber dari kemungkinan informasi befokus pada (1) Ayub 1-2 di mana Satan adalah satu dari “anak-anak Allah” (yaitu para malaikat) atau (2) Yes 14; Yeh 28 di mana raja-raja timur yang penuh keangkuhan (Babilonia dan Tirus) digunakan untuk melukiskan keangkuhan setan (lih. I Tim 3:6). Saya memiliki perasaan yang bercampur mengenai pendekatan ini. Yehezkiel menggunakan penggambaran Taman Eden bukan hanya bagi raja Tirus sebagai setan (lih. Yeh 28:12-16), namun juga bagi raja Mesir sebagai Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat (Yeh 31). Namun demikian, Yes 14, khususnya ay 12-14, sepertinya menjelaskan suatu pemberontakan kemalaikatan melalui keangkuhan. Jika Allah ingin menyatakan pada kita sifat khas dan asal dari setan hal ini adalah cara dan tempat yang sangat menyerong untuk melakukannya. Kita harus berjaga terhadap trend dari teologia sistematik yang mengambil bagian-bagian yang kecil dan mendua dari perjanjian-perjanjian, penulis, kitab-kitab, dan jenis-jenis tulisan yang berbeda dan menggabungkannya sebagai bagian-bagian dari satu puzzle Illahi.

Alfred Edersheim (Kehidupan dan Jaman Yesus Sang Mesias, vol. 2, lampiran XIII [hal. 748-763] dan XVI [hal. 770-776]) mengatakan bahwa Yudaisme Kerabian sangat berlebihan dipengaruhi oleh dualisme Persia dan spekulasi keiblisan. Para rabi bukanlah sumber yang baik bagi kebenaran di bidang ini. Yesus secara radikal menyimpang dari pengajaran dari Sinagoga. Saya kira konsep kerabian mengenai perantaraan dan perlawanan kemalaikatan dalam pemberian hukum Taurat kepada Musa di gunung Sinai membeuka pintu kepada konsep musuh besar kemalaikatan dari YHWH dan juga umat manusia. Ke dua allah yang tinggi dari faham dualisme Iran (Zoroastrian), Ahkiman dan Ormaza, baik dan jahat, dan dualisme ini berkembang menjadi suatu dualisme terbatas Yudaisme mengenai YHWH dan setan.

Tentu saja ada perwahyuan progresif dalam PB akan hal perkembangan kejahatan, namun tdaklah serumit yang diproklamirkan para rabi. Suatu contoh yang bagus dari perbedaan ini adalah “peperangan di surga.” Kejatuhan setan adalah suatu keharusan yang logis, namun rinciannya tidak diberikan. Bahkan apayang sudah diberikanpun diselubungi dalam jenis sastra apokaliptis (lih. Wah 12:4,7,12-13). Meskipun setan dikalahkan dan dibuang ke bumi, ia masih berfungsi sebagai hamba YHWH (lih. Mat 4:1; Luk 22:31-32; I Kor 5:5; I Tim 1:20). Kita harus mengekang rasa ingin-tahu kita dalam bidang ini. Ada kekuatan pencobaan dan kejahatan pribadi, namun hanya ada satu Allah dan manusia masih bertanggung jawab atas pilihannya. Ada peperangn rohani, baik sebelum dan sesudah keselamatan. Kemenangan hanya bisa datang dan tinggal tetap dalam dan melalui Allah Tritunggal. Kejahatan telaj dikalahkan dan akan ditiadakan!

121

NASB, NKJV "di antara orang-orang durhaka" NRSV "di antara mereka yang tidak taat"

TEV "orang-orang yang tidak taat kepada Allah" NJB "di antara para pemberontak"

Ini adalah sebuah ungkapan Ibrani untuk pemberontakan dan karakter permanen (lih. 5:6).

2:3 "dahulu kami semua juga terhitung" Dalam Efesus "kami" mengacu pada orang percaya Yahudi, dalam hal

ini, Paulus dan tim pelayanannya. Frasa penutup "sama seperti mereka yang lain," memungkinkan bahwa frasa ini menunjuk pada seluruh umat pilihan PL, orang Yahudi. KATA KERJA ini berbentuk sebuah AORIST PASSIVE INDICATIVE. PASSIVE VOICE nya menekankan bahwa manusia yang jatuh sedang dimanipulasi oleh kekuatan rohani jahat dari luar, seperti setan atau iblis, disebutkan dalam ay 2 dan 3:10; 6:12.

NASB, NKJV "dalam keinginan daging kami" NRSV "dalam hawa nafsu daging… kami" TEV "menurut keinginan alamiah kami" NJB "kehidupan-kehidupan sensual"

Ini adalah musuh ketiga dari manusia yang jatuh. Meskipun tidak tercantum dalam struktur yang secara ketatabahasaan berparalel ("menurut...") dengan ke dua musuh dalam ay 2, hal ini secara teologis berparalel. Diri manusia yang jatuh dan egosentris (lih. Kej 3) adalah musuh yang terburuk (lih. Gal 5:19-21). Ini memutarbalikkan dan memanipulasi segala sesuatu dan setiap orang untuk kepentingan diri sendiri (lih. Rom 7:14-25).

Paulus menggunakan istilah "daging" dalam dua cara yang berbeda. Hanya konteksnya yang dapat menentukan perbedaan tersebut. Dalam 2:11,15; 5:29,31; 6:5 dan 12 berarti "pribadi manusia," bukannya "sifat berdosa dan jatuh" seperti di sini. Lihat Topik Khusus: Daging (sarx) di Kol 1:22.

NASB "memanjakan keinginan daging dan pikiran" NKJV "menuruti kehendak daging dan pikiran" NRSV "mengikuti keinginan daging dan indra"

TEV "dan melakukan apapun sesuai keinginan tubuh dan pikiran kita sendiri" NJB "diperintah sepenuhnya oleh keinginan fisik kita sendiri dan ide kita sendiri"

Ini adalah sebuah PRESENT ACTIVE PARTICIPLE yang menekankan tindakan kebiasaan yang terus menerus, berkelanjutan. Tubuh dan pikiran manusia itu sendiri tidaklah jahat, tetapi merupakan medan pertempuran dari pencobaan dan dosa (lih. 4:17-19, Rom 6 dan 7).

 "pada dasarnya" ini menunjuk pada kecenderungan ke-Adam-an, kejatuhan dari umat manusia (lih. Kej 3; Maz 51:5; Ayb14:4; Rom 5:12-21; 7:14-25). Cukuplah mengejutkan bahwa para rabi pada umumnya tidak menekankan kejatuhan manusia dalam Kejadian 3. Mereka malah menyatakan bahwa umat manusia memiliki dua maksud (yetzers), satu baik, satu buruk. Manusia didominasi oleh pilihan mereka. Ada pepatah rabi yang terkenal: "Setiap orang memiliki anjing hitam dan putih di dalam hatinya. Yang mana yang paling banyak ia beri makan, akan menjadi yang terbesar". Namun demikian, PB menyajikan beberapa alasan teologis dari dosa manusia (1) kejatuhan Adam, (2) kebodohan yang disengaja, dan (3) pilihan berdosa.

 "orang-orang yang harus dimurkai" "Anak-anak…", dan juga "Putera…", merupakan frase ungkapan Ibrani bagi karakter seseorang. Allah menentang dosa dan pemberontakan dalam ciptaan-Nya. Murka Allah mencakup baik sementara (saat ini) maupun eskatologis (di akhir jaman).

NASB "sama seperti mereka yang lain" NKJV "membuat kami duduk bersama" NRSV, TEV "sama seperti orang-orang lain" NJB "sama seperti seluruh dunia"

Ini menunjuk pada ketersesatan dari semua manusia, baik Yahudi dan bukan Yahudi (lih. Rom 1:18-3:21). Paulus sering menggunakan istilah "sisanya/yang lain" untuk merujuk pada yang terhilang (lih. I Tes 4:13; 5:6).

122

2:4 "Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita," Ada semacam perubahan dramatis antara keputusasaan dan ketidakberdayaan dari ay 1-3 dan kasih

karunia dan kemurahan Allah yang luar biasa dalam ay 4-7.

Betapa merupakan kebenaran yang besar! Rahmat dan kasih Allah adalah kunci untuk keselamatan (lih. ay 7). Karakter belas kasihan-Nya lah (lih. 1:7,18; 2:7; 3:8,16), bukan kinerja manusia, yang menawarkan suatu jalan kebenaran. Lihat catatan pada "kekayaan" di 1:7.

Sangatlah signifikan bahwa ayat pada kasih karunia Allah ini mengandung sebuah PRESENT PARTICIPLE dan

AORIST ACTIVE INDICATIVE. Allah telah mengasihi kita di masa lalu dan terus mengasihi kita (lih. I Yoh 4:10)!

2:5 "sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita," Frasa ini berparalel dengan ay 1a. Paulus kembali

ke gagasan aslinya setelah pemikiran sisipan-Nya (lih. ay. 1-3) tentang ketersesatan manusia. Di tengah kebutuhan kita, Allah bertindak dalam kasih (lih. Rom 5:6,8).

 "telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus" Frase ini mencerminkan satu kata Yunani (suzōpoieō). Ini adalah KATA KERJA utama dari kalimat (AORIST ACTIVE INDICATIVE) yang dimulai dalam ay 1. Ini adalah yang pertama dari tiga KATA KERJA majemuk dengan KATA DEPAN Yunani, syn, yang berarti "berpartisipasi bersama dengan." Yesus dibangkitkan dari kematian dalam 1:20 dan orang percaya telah dihidupkan kepada kehidupan rohani melalui Dia (lih. Kol 2:13; 3:1). Orang percaya sekarang benar-benar hidup dengan Kristus.

2:5,8 "oleh kasih karunia kamu diselamatkan" Ini adalah sebuah PERFECT PASSIVE PERIPHRASTIC PARTICIPLE, yang diulang dalam ay 8 untuk penekanan. Ini berarti bahwa orang percaya telah diselamatkan di masa lalu, oleh pelaku dari luar, dengan hasil yang melekat, "mereka telah dan terus diselamatkan oleh Allah." Konstruksi yang sama ini diulangi dalam ay 8 untuk penekanan. Lihat Topik Khusus pada Ef 1:7.

Ini adalah salah satu bagian-bagian Alkitab yang membentuk dasar bagi doktrin keamanan orang percaya (lih. Yoh 6:37,39; 10:28; 17:2,24; 18:9; Rom 8:31-39). Seperti semua doktrin Alkitab, doktrin ini harus diseimbangkan (diselenggarakan dalam ketegangan) dengan kebenaran dan naskah-naskah lainnya.

2:6 "di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita" Ini adalah majemuk AORIST yang kedua dengan syn. Orang percaya telah dibangkitkan bersama dengan Kristus. Orang percaya telah dikuburkan bersama Dia dalam baptisan (lih. Kol 2:12; Rom 6:3-11) dan dibangkitkan bersama-Nya oleh Bapa (lih. Kol 2:13; Rom 6:4-5), yang telah membangkitkan Yesus (dibangkitkan oleh Roh dalam Rom 8:11). Ini adalah analogi-analogi penebusan yang khusus. Orang-orang percaya secara rohani berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa utama dari pengalaman Yesus: penyaliban, kematian, penguburan, kebangkitan, dan penobatan! Orang-orang percaya berbagi kehidupan dan penderitaan-Nya, mereka juga akan berbagi kemuliaan-Nya (lih. Rom 8:17)!

NASB, NRSV "mendudukkan kita dengan-Nya" NKJV "membuat kita duduk bersama" TEV "memerintah bersama dengan dia"

NJB "memberikan tempat bersama-sama dengan Dia"

Ini adalah yang ketiga dari majemuk AORIST dengan syn. Posisi kita di dalam Dia adalah posisi kemenangan sekarang, dan juga masa depan (lih Rom 8:37)! Konsep duduk dengan-Nya berarti memerintah dengan-Nya. Yesus adalah Raja atas segala Raja yang duduk di takhta Allah Bapa dan orang percaya bahkan sekarang memerintah bersama-dengan-Nya (lih. Mat 19:28; Rom 5:17; Kol 3:1; II Tim 2:12; Wah 22:5).