• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOPIK KHUSUS: PRADESTINASI (KALIVINISME) VERSUS KEHENDAK BEBAS MANUSIA (ARMINIANISME)

Titus 2:11 adalah keseimbangan terhadap bagian-bagian PB yang lain untuk pemilihan. Saya pikir mungkin secara teologis membantu untuk memberikan catatan komentar saya dari Roma 8:29 dan 9, serta Efesus 1. I. Roma 8:29 Paulus menggunakan kata “dipilih dari semula” (proginōskō,”mengnal sebelumnya”) ini dua

kali, di sini dan 11:2. Dalam 11:2 ini menunjuk pada perjanjian kasih Allah untuk Israel sebelum waktu ada. Ingat bahwa kata “mengenal” dalam bahasa Ibrani berhubungan dengan hubungan pribadi dan keintiman, bukan pada kenyataan dari seseorang (lih. Kej 4:1; Yer 1:5). Di sini kata ini diikut sertakan dalam suatu rantai peristiwa (lih. ay 29-30). Kata ini dihubungkan dengan pradestinasi. Namun demikian, harus dinyatakan bahwa pengenalan oleh Allah bukanlah dasar dari penunjukan karena jika demikian, maka berarti penunjukan akan didasarkan pada tanggapan di masa depan dari manusia yang jatuh, yang berarti prestasi manusia. Kata ini juga didapati di Kis 26:5; I Pet 1:2,20 and II Pet 3:17.

A. “dikenal sejak semula” (proginōskō, “mengenal sebelumnya”)

Kata “dikenal sejak semula” dan “pradestinasi” keduanya adalah kata majemuk dengan KATA DEPAN “sebelum” dan oleh karenanya, harus diterjemahkan sebagai “mengenal sebelumnya,” “menetapkan batasan sebelumnya,” atau “menandai sebelumnya.” Bagian-bagian yang menetukan mengenai pradestinasi dalam PB adalah Rom 8:28-30; Ef 1:3-14 dan Rom 9. Naskah-naskah ini secara nyata menekankan bahwa Allah adalah berdaulat. Ia mengendalikan segala sesuatu sepenuhnya, termasuk sejarah manusia. Ada rencana penebusan yang telah ditetapkan sebelumnya yang dilaksanakan pada waktunya. Namun demikian, rencana ini bukan bersifat tergantung situasi atau hukum atau pilih-pilih. Ini bukan saja berdasarkan pada kedaulatan dan pengenalan sebelumnya dari Allah, namun pada karakterNya yang tak berubah yaitu kasih, kemurahan, dan anugerah yang tanpa syarat.

Kita harus berhati-hati tentang individualisme barat (gaya Amerika) atau semangat evangelikal kita yang mewarnai kebenaran yang mengagumkan ini. Kita harus juga menjaga aagar tidak terpolarisasi kedalam pertentangan histories dan teologis antara Agustinus melawan Pelegius atau Kalvinis melawan Armenianisme.

B. “pradestinasi” (proorizō, menetapkan batasan sebelumnya)

Pradestinasi bukanlah doktrin untuk membatasi kasih, kemurahan dan anugerah Allah, dan bukan pula menyisihkan beberapa hal tersebut dari injil. Ini dimaksudkan untuk menguatkan orang percaya dengan cara membentuk pandangan mereka terhadapa dunia. Allah adalah bagi semua manusia (lih. Yoh 3:16; I Tim 2:4; II Pet 3:9). Allah menguasai segala perkara. Siapa atau apa yang dapat memisahkan kita dari Dia (lih. Rom 8:31-39)? Pradestinasi membentuk satu dari dua cara memandang kehidupan. Allah memandang semua sejarah sebagai saat ini. Manusia terikat dengan waktu. Sudut pandang dan kemampuan mental kita terbatas. Tidak ada kontradiksi antara kedaulatan Allah dengan kehendak bebas manusia. Ini adalah suatu struktur perjanjian. Ini adalah satu lagi contoh dari kebenaran alkitabiah yang diberikan dalam suatu ketegangan dialektis. Doktrin alkitabiah biasanya disajikan dari sudut-sudut pandang yang berbeda. Bahkan kadang-kadang nampak saling bertentangan. Kebenaran ialah suatu keseimbangan antara pasangan-pasangan yang sepertinya saling berlawanan. Kita tidak boleh menhilangkan ketegangan dengan memilih salah satu dari kebenaran-kebenaran tersebut. Kita tidak boleh menyisihkan salah satu kebenaran alkitabiah kedalam suatu kotak secara tersendiri.

100

Penting untuk ditambahkan, bahwa sasaran dari pemilihan atau penunjukan bukan hanya surga ketika kita mati, namun keserupaan dengan Kristus sekarang (lih. Ef 1:4; 2:10)! Kita telah dipilih untuk menjadi “kudus dan tak bercela”. Allah memilih untuk mengubah kita sehingga orang lain bisa melihat perubahan tersebut dan menaggapiNya dalam Kristus oleh iman. Pradestinasi bukanlah suatu hak istimewa secara pribadi namun tanggung jawab perjanjian! Ini adalah kebenaran utama dari bagian ini. Ini adalah sasaran dari keKristenan (lih. Gal 4:19; Ef 4:13). Kekudusan adalah kehendak Allah bagi setiap orang percaya. Pemilihan oleh Allah adalah untuk keserupaan dengan Kristus (lih. Ef 1:4), bukan suatu status kusus. Gambar Allah yang telah diberikan kepada manusia pada saat penciptaan (lih. Kej 1:26; 5:1,3; 9:6) akan dipulihkan.

C. “menjadi serupa dengan gambaran AnakNya”—Sasaran akhir Allah adalah pemulihan gambar yang hilang dalam Kejatuhrang percaya telah ditahbiskan sebelumnya untuk Serupa dengan Kristus (lih. Ef 1:4).

II. Roma 9

A. Pasal 9 adalah salah satu bagian PB yang paling kuat mengenai kedaulatan Allah (yang lainnya adalah, Ef 1:3-14) sementara pasal 10 menyatakan kehendak bebas manusia secara jelas dan berulang (lih. “setiap orang” ay 4; “barang siapa” ay 11,13; “semua” ay 12 {dua kali}). Paulus tidak pernah mencoba untuk menyatukan ketegangan teologis ini. Keduanya adalah benar! Banyak doktrin Alkitab disajikan dalam bentuk pasangan yang bersifat dialektis atau paradoks. Kebanyakan system teologia bersifat logis, namun hanya mengambil salah satu aspek kebenaran alkitabiah. Baik Augustinianisme and Kalvinisme maupun semi-Pelagianisme dan Arminianisme memiliki elemen kebenaran dan kesalahan. Ketegangan Alkitabiah antar doktrin lebih baik daripada suatu system teologia yang bersifat rasional dan dogmatic, yang hanya mencomot sebagian kebenaran, yang memaksakan Alkitab kepada suatu kerangka penafsiran yang penuh prasangka!

B. Kebenaran yang sama ini (didapati dlam Rom 9:23) dinyatakan dalam Rom 8:29-30 dan Ef 1:4,11. Pasal ini adalah pernyataan terkuat mengenai kedaulatan Allah dalam PB.Tidak mungkin disangkal bahwa Allah berkuasa penuh terhadap penciptaan dan penebusan! Kebenaran yang agung ini tidak boleh dihaluskan atau di lunakkan. Namun demikian ini harus diseimbangkan dengan pilihan Allah akan perjanjian sebagai cara menghubungkan diri dengan manusia ciptaanNya, yang diciptakan sesuai dengan gambarNya. Pastilah benar bahwa beberapa perjanjian dalam PL, seperti Kej 9:8-17 dan 15:12-21, adalah tidak bersyarat dan tidak berhubungan dengan semua tanggapan manusia, namun perjanjian-perjanjian lain mensyaratkan tanggapan manusia (yakni, Eden, Nuh, Musa, Daud). Allah punya rencana penebusan bagi ciptaanNya, tak seorang pun dapat mempengaruhi rencana ini. Allah telah memilih untuk mengijinkan pribadi-pribadi untuk berpartisipasi dalam rencanaNya. Kesempatan berpartisipasi ini adalah ketegangan teologis antara kedaulatan (Roma 9) dan kehendak bebas manusia (Roma 10).

Tidaklah tepat untuk memilih satu tekanan alkitabiah dan mengabaikan yang lain. Ada ketegangan antar doktrin karena orang timur menyajikan kebenaran dalam suatu pasangan dialektis atau pasangan yang dipenuhi ketegangan. Doktrin harus dipegang dalam hubungannya dengan doktrin lain. Kebenaran adalah sebuah mosaik dari kebenaran-kebenaran.

III. Efesus 1

A. Pemilihan adalah doktrin yang indah. Namun dmikian, itu bukan seruan untuk favoritisme, tetapi panggilan untuk menjadi saluran, alat atau sarana penebusan orang lain! Dalam Perjanjian Lama istilah ini digunakan terutama untuk pelayanan; dalam Perjanjian Baru, digunakan terutama untuk keselamatan yang menerbitkan pelayanan. Alkitab tidak pernah mendamaikan apa yang tampak sebagai kontradiksi antara kedaulatan Allah dan kehendak bebas manusia, tetapi menegaskan keduanya! Sebuah contoh yang baik dari ketegangan Alkitabiah ini adalah Roma 9 pada pilihan kedaulatan Allah dan Roma 10 pada respon yang diperlukan dari umat manusia (lih. 10:9,11-13).

Kunci untuk ketegangan teologis ini dapat ditemukan dalam Ef 1:4. Yesus adalah manusia pilihan Allah dan semua manusia berpotensi untuk dipilih di dalam Dia (Karl Barth). Yesus adalah jawaban "ya" Allah untuk kebutuhan manusia yang jatuh (Karl Barth). Efesus 1:4 juga membantu memperjelas masalah ini dengan menegaskan bahwa tujuan pradestinasi bukanlah surga, namun kekudusan (keserupaan dengan Kristus). Kita sering tertarik dengan manfaat Injil dan mengabaikan tanggung jawabnya! Panggilan Allah (pemilihan) adalah untuk suatu waktu tertentu dan juga kekekalan!

101

Doktrin-doktrin datang dalam kaitan dengan kebenaran lainnya, bukan sebagai kebenaran tunggal, yang berdiri sendiri. Sebuah analogi yang baik adalah konstelasi versus bintang tunggal. Tuhan menyajikan kebenaran dalam jenis sastra timur, bukan barat. Kita tidak boleh menghapus ketegangan yang disebabkan oleh pasangan dialektis (paradoks) dari kebenaran kedoktrinan (Contoh: Allah sebagai yang tak terbatasi akal melawan Allah yang tetap ada, keamanan vs ketekunan; Yesus sebagai setara dengan Bapa vs Yesus sebagai tunduk kepada Bapa; kebebasan Kristen vs tanggung jawab Kristen terhadap mitra perjanjian, dll).

Konsep teologis dari "perjanjian" mempersatukan kedaulatan Allah (yang selalu mengambil inisiatif dan menetapkan agenda) dengan tanggapan wajib awal dan terus menerus dari seorang individu untuk bertobat, iman. Hati-hati dengan pencomotan hanya satu sisi dari paradoks dan merendahkan yang lainnya! Hati-hati dalam menganjurkan hanya doktrin atau sistem teologi favorit anda!

B. "Allah telah memilih kita" dalam Ef 1:4 merupakan AORIST MIDDLE INDICATIVE yang menekankan pilihan menentukan dari subyeknya. Hal ini berfokus pada pilihan Bapa sebelum waktunya. Pilihan Allah tidak harus dipahami dalam pemahaman determinisme Islam atau dalam pemahaman "Allah memilih beberapa vs Allah tidak memilih yang lain," Calvinis tetapi dalam pengertian perjanjian. Tuhan berjanji untuk menebus manusia yang jatuh (lih. Kej 3:15). Allah memanggil dan memilih Abraham untuk memilih semua manusia (lih. Kej 12:3; Kel 19:5-6). Allah sendiri memilih semua orang yang akan menjalankan iman dalam Kristus. Allah selalu mengambil inisiatif dalam keselamatan (lih. Yoh 6:44, 65). Naskah ini dan Rom 8:28-30; 9:1-33 adalah naskah-naskah PB utama bagi doktrin predestinasi yang ditekankan oleh Agustinus dan Calvin.

Allah memilih orang percaya tidak hanya untuk keselamatan (pembenaran) tetapi juga untuk pengudusan (lih. Kol 1:12)! Hal ini dapat berhubungan dengan (1) posisi kita dalam Kristus (lih. II Kor 5:21) atau (2) Allah berkeinginan untuk mereproduksi karakter-Nya pada anak-anak-Nya (lih. 2:10; Rom 8:28-29; Gal 4:19; I Tes 4:3). Kehendak Allah bagi anak-anak-Nya adalah baik surga satu hari dan keserupaan dengan Kristus sekarang!

"di dalam Dia" adalah konsep kunci dari Ef 1:4. Berkat, rahmat dan keselamatan Bapa mengalir hanya melalui Kristus (lih. Yoh 10:7-18; 14:6). Perhatikan pengulangan dari bentuk ketatabahasaan ini (LOCATIVE OF SPHERE) dalam ay 3, "dalam Kristus"; ayat 4, "di dalam Dia"; ayat 7, "di dalam Dia"; ayat 9, "di dalam Dia"; v 10, "di dalam Kristus," "di dalam Dia."; ay 12, "dalam Kristus"; dan ayat 13, "di dalam Dia" (dua kali). Ini adalah sejajar dengan "dalam dia yang dikasihi" dari ay 6. Yesus adalah jawaban "ya" Allah untuk manusia yang jatuh (Karl Barth). Yesus adalah manusia terpilih dan semua berpotensi terpilih di dalam Dia (lih. Yoh 3:16). Semua dari berkat Allah Bapa mengalir melalui Kristus.

Frasa "sebelum dunia dijadikan" ini juga digunakan dalam Mat 25:34, Yoh 17:24, I Pet 1:19-20 dan Wah 13:8. Ini menunjukkan aktivitas penebusan Allah Tritunggal bahkan sebelum Kej 1:1. Lihat Topik Khusus: Penggunaan Paulus akan kosmos di Kol 1: 6. Manusia dibatasi oleh perasaan waktu; segalanya untuk kita adalah masa lalu, sekarang, atau masa depan, tetapi tidak demikian bagi Allah.

Sasaran dari predestinasi adalah kekudusan, bukannya hak istimewa. Panggilan Allah bukanlah untuk beberapa anak-anak Adam yang dipilih, tetapi bagi semua! Ini adalah panggilan agar manusia bisa menjadi sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan, yaitu seperti Dia (lih. I Tes 4:7; 5:23; II Tes 2:13; Titus 2:14); dalam gambar-Nya (lih. Kej 1:26-27). Membelokkan predestinasi menjadi prinsip teologis, dan bukan hidup kudus adalah sebuah tragedi. Seringkali apriori teologia sistematis kita berbicara lebih keras daripada naskah-naskah alkitabiah!

Istilah "tidak bercela" (amōmos) atau "bebas dari noda" adalah digunakan untuk (1) Yesus, (lih. Ibr 9:14; I Pet 1:19); (2) Zakaria dan Elizabeth, (lih. Luk 1:6); (3) Paulus (Flp 3:6); (4) semua orang Kristen sejati (lih. Flp 2:15; I Tes 3:13; 5:23). Kehendak Allah yang tak bisa diubah bagi setiap orang percaya tidak hanya surga nanti, namun keserupaan dengan Kristus sekarang (lih. Rom 8:29-30; II Kor 3:18; Gal 4:19; I Tes 3:13; 4:3; I Pet 1:15). Orang-orang percaya harus mencerminkan karakteristik Allah ke dunia yang hilang untuk tujuan penginjilan.

Secara ketatabahasaan, frasa “di dalam kasih” ini bisa bersamadengan baik ayat 4 atau ayat 5. Namun demikian, ketika frasa ini digunakan di tempat-tempat lain di Efesus selalu mengacu pada kasih manusia bagi Allah (lih. 3:17; 4:2,15,16).

102

 "untuk menjadi anak-anak-Nya" Ini adalah metafora keluarga Paulus (lih. Rom 8:15,23; 9:4; Gal 4:5). Ini adalah salah satu dari beberapa metafora yang digunakan Paulus untuk menjelaskan keselamatan dengan penekanan pada keamanan. Sulitlah dan mahal untuk mengadopsi anak dalam sistem hukum Romawi, tetapi sekali hal itu dilakukan, itu sangat mengikat. Seorang ayah Romawi memiliki hak hukum untuk mencabut hak waris atau bahkan membunuh anak-anak alamiahnya, tetapi tidak untuk anak-anak yang diadopsi. Hal ini mencerminkan keamanan orang percaya dalam Kristus (lih. 2:5,9, Yoh 6:37,39; 10:28).

NASB "sesuai dengan niat baik dari kehendak-Nya" NKJV, NRSV "sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya" TEV "ini adalah kesukaan dan maksud-Nya" NJB "Demikianlah tujuan dan kerelaan-Nya"

Pilihan Allah tidak didasarkan atas prapengetahuan akan kinerja manusia, tetapi pada sifat kemurahan-Nya (lih. ay 9 & 11). Dia berharap bahwa semua (bukan hanya beberapa orang khusus seperti kaum Gnostik atau ultra-Calvinis modern) akan diselamatkan (lih. Yeh 18:21-23,32; Yoh 3:16-17; I Tim 2:4; 4:10; Titus 2:11; II Pet 3:9). Kasih karunia Allah (karakter Allah) adalah kunci teologis untuk bagian ini (lih. ay. 6a, 7c, 9b), sebagai kasih Allah juga adalah kunci untuk bagian lain tentang predestinasi, Roma 9-11.

Satu-satunya pengharapan manusia yang jatuh adalah anugerah dan rahmat Allah (lih. Kis 15:11; Rom 3:24; 5:15; Ef 2:5.8) dan sifat-Nya yang tak berubah (lih. Maz 102:27; Mal 3:6; Yak 1:17; I Yoh 1:5).

 "Melalui Yesus Kristus sendiri" Frasa ini menggambarkan kasih Bapa, seperti halnya Yoh 3:16 (lih. II Kor 13:14). Yesus adalah rencana Allah Bapa untuk memulihkan segala sesuatu (lih. 1:10; I Kor 15:25-28; Kol 1:15-23). Hanya ada satu jalan dan jalan itu adalah seseorang (lih. Yoh 14:6, Kis 4:12, I Tim 2:5). Tema Efesus adalah kesatuan dari segala sesuatu di dalam Kristus.

C. Dalam Ef 1:5 frasa “Dia menentukan kita dari semula” merupakan sebuah AORIST ACTIVE PARTICIPLE. Istilah Yunani ini merupakan gabungan dari "sebelum" (pro) dan "menandai" (horizō). Hal ini menunjuk pada rencana penebusan Allah yang telah ditentukan (lih. Luk 22:22, Kis 2:23, 4:28, 13:29, 17:31; Rom 8:29-30). Perhatikan rencana Allah adalah dalam kebersamaan (lih. Kis 13:48). Individualisme Amerika telah merubah penekanan pencakupan dan kebersamaan ini menjadi eksklusif, pribadi, fokus pada individu. Allah memilih orang-orang yang akan memilih Dia. Predestinasi adalah salah satu dari beberapa kebenaran yang berkaitan dengan keselamatan manusia. Ini adalah bagian dari pola teologis atau serangkaian kebenaran yang terkait. Konsep ini tidak pernah dimaksudkan untuk menekankan isolasi! Kebenaran Alkitab telah diberikan dalam serangkaian pasangan berparadoks yang penuh ketegangan,. Denominasionalisme cenderung untuk menghapus ketegangan alkitabiah dengan menekankan hanya pada salah satu kebenaran dialektis nya (Contoh: predestinasi vs kehendak bebas manusia, keamanan orang percaya vs ketekunan; dosa asal vs dosa kehendak; ketidakberdosaan vs mengurangi berbuat dosa; pengudusan yang dinyatakan seketika vs pengudusan progresif; iman vs bekerja; kebebasan Kristen vs tanggung jawab Kristen ; transendensi vs imanensi).

Pilihan Allah tidak didasarkan atas prapengetahuan akan kinerja manusia, tetapi pada sifat kemurahan-Nya (lih. ay 9 & 11). Dia berharap bahwa semua (bukan hanya beberapa orang khusus seperti kaum Gnostik atau ultra-Calvinis modern) akan diselamatkan (lih. Yeh 18:21-23,32; Yoh 3:16-17; I Tim 2:4; 4:10; Titus 2:11; II Pet 3:9). Kasih karunia Allah (karakter Allah) adalah kunci teologis untuk bagian ini (lih. ay. 6a, 7c, 9b), sebagai kasih Allah juga adalah kunci untuk bagian lain tentang predestinasi, Roma 9-11.

Satu-satunya pengharapan manusia yang jatuh adalah anugerah dan rahmat Allah (lih. Yes 53:6 dan beberapa teks PL lain yang dikutip dalam Rom 3:9-18). Pentinglah dalam menafsirkan pasal-pasal teologis pertama ini untuk menyadari bahwa Paulus menekankan hal-hal yang sama sekali tidak terkait dengan kinerja manusia: predestinasi (pasal 1), kasih karunia (pasal 2), dan rencana Allah akan penebusan kekal (rahasia, 2:11-3:13). Ini adalah untuk mengimbangi penekanan dari guru-guru palsu pada prestasi dan kebanggaan manusia.

103

1:6 "supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia" Kasih yang dimulai Allah dalam Kristus mengungkapkan

hakikat-Nya sendiri (lih. Yoh 1:14,18). Frasa ini diulang tiga kali (lih. ay 6,12,14) dan menekankan pekerjaan tiga pribadi Trinitas.

1. Allah Bapa sebelum waktu, ay. 3-6 2. Allah Anak dalam waktu, ay. 7-12 3. Allah Roh melalui waktu, ay. 13-14

Namun demikian, dalam kalimat Yunani dari ay. 3-14, Allah Bapa lah yang berulang kali dipuji.

 "mulia" Dalam PL kata Ibrani yang paling umum untuk "kemuliaan" (kabod) pada awalnya merupakan istilah komersial (yang terkait dengan sepasang timbangan), yang berarti "berbobot." Apa yang berat/berbobot berharga atau memiliki nilai intrinsik. Konsep kecemerlangan ditambahkan ke kata ini untuk mengekspresikan keagungan Allah (yaitu, awan kemuliaan Shekinah). Ia sendirilah yang layak dan terhormat. Ia terlalu cemerlang untuk bisa dilihat oleh manusia yang jatuh (lih. Kej 16:13; 32:30; Kel 20:19; 33:20; Hak 6:22-23; 13:22). Allah hanya bisa benar-benar dikenal melalui Kristus (lih. Yoh 1:1-14; Kol 1:15; Ibr 1:3).

Istilah "kemuliaan" ini agak rancu.

1. Mungkin sejajar dengan "kebenaran Allah."

2. Mungkin menunjuk pada "kesucian" atau "kesempurnaan" Allah.

3. Bisa menunjuk pada gambar Allah yang di dalamnya manusia diciptakan (lih. Kej 1:26-27; 5:1; 9:6), tetapi yang kemudian rusak akibat hasrat memberontak untuk kemerdekaan (lih. Kej 3 :1-22).

NASB "yang dikaruniakan-Nya kepada kita"

NKJV "yang dengannya Ia telah membuat kita diterima" NRSV "yang Dia anugerahkan dengan bebas pada kita" TEV "untuk hadiah gratis yang di memberi kami" NJB "hadiah gratis untuk kita"

Istilah Yunaninya adalah "disukai" (charitoō) dan memiliki akar yang sama sebagai "kasih karunia" (charis). Kasih karunia, rahmat, dan kasih Bapa mengalir (lih. 1:8) melalui Mesias yang menderita untuk kemanusiaan jatuh (lih. Kej 3:15; Yesaya 53). Kasih Allah mengalir ke manusia yang jatuh karena siapa Dia, bukan siapa kita! Kuncinya adalah karakter Allah, bukan kinerja manusia!

 "yang dikasihi-Nya" Ini adalah PERFECT PASSIVE PARTICIPLE. Yesus dari dulu, sekarang dan seterusnya adalah Putra terkasih. Sebutan ini digunakan dalam Septuaginta (LXX) bagi Mesias. Kata ini menggantikan "Yeshurun" (Yerusalem) dalam Ul 32:15; 33:5, 26; dan Yes 44:2. Bapa menggunakan sebutan deskriptif bagi Yesus dalam Mat 3:17 (di baptisan Yesus); 12:18 (kutipan PL), dan 17:5 (pada transfigurasi Yesus). Paulus menggunakan istilah yang sama untuk Yesus dalam Kol 1:13.

1:7 "kami (telah)" Ini adalah KATA KERJA dalam PRESENT TENSE, sedangkan KATA KERJA di sekitarnya semuanya

AORIST TENSE. Saat ini kita memiliki manfaat dari semua yang telah dicapai Allah dalam Kristus. Namun demikian, perhatikan dalam kalimat Yunani yang sama (ay. 14) bahwa penebusan adalah masa depan. Keselamatan dimulai dengan panggilan Allah, dorongan Roh (lih. Yoh 6:44,65). Ini menerbitkan keputusan bertobat / iman yang diikuti oleh kehidupan kepercayaan, ketaatan, dan ketekunan yang akan suatu hari nanti akan disempurnakan dalam keserupaan dengan Kristus yang lengkap (lih. I Yoh 3:2). Keselamatan adalah hubungan serta pengumuman, seseorang serta suatu berita.

TOPIK KHUSUS: BENTUK KATA KERJA YUNANI YANG DIGUNAKAN UNTUK