• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOPIK KHUSUS: PERCAYA, KEPERCAYAAN, IMAN, DAN KESETIAAN DALAM PERJANJIAN LAMA (אמן)

 "oleh iman" Iman menerima hadiah cuma-cuma Allah dalam Kristus (lih. Rom 3:22,25; 4:5; 9:30, Gal 2:16; I Pet 1:5). Umat manusia harus menanggapi tawaran rahmat dan pengampunan Allah di dalam Kristus (lih. Yoh 1:12; 3:16-17,36; 6:40, 11:25-26; Rom 10:9-13).

Tuhan berurusan dengan manusia yang jatuh melalui suatu perjanjian. Ia selalu mengambil inisiatif (lih. Yoh 6:44, 65) dan menetapkan agenda dan batas-batasnya (lih. Mar 1:15; Kis 3:16,19; 20:21). Ia mengijinkan manusia yang jatuh untuk berpartisipasi dalam keselamatan mereka sendiri dengan menanggapi penawaran perjanjian-Nya. Tanggapan yang diamanatkan ini adalah iman, pertobatan, ketaatan, pelayanan, ibadah, dan ketekunan awal dan terus-menerus.

Istilah "Iman" dalam PL adalah sebuah perluasan metafora dari sebuah kuda-kuda yang stabil. Yang digunakan untuk menunjukkan apa yang pasti, dapat dipercaya, diandalkan, dan setia. Bahkan tak satu pun dari kata-kata ini yang menjelaskan manusia yang jatuh yang ditebus. Ini bukanlah kepercayaan, atau kesetiaan, atau ketergantungan, manusia, melainkan Allah. Kita percaya pada janji-janji-Nya yang terpercaya, bukan keterpercayaan kita! Kketaatan Perjanjian mengalir dari rasa syukur! Fokusnya selalu ada pada kesetiaan-Nya, bukan iman orang percaya! Iman tidak bisa menyelamatkan siapapun. Hanya kasih karunialah yang menyelamatkan, tetapi ini diterima oleh iman. Fokusnya tidak pernah pada jumlah imannya (lih. Mat 17:20), tetapi pada obyeknya (Yesus).

TOPIK KHUSUS: PERCAYA, KEPERCAYAAN, IMAN, DAN KESETIAAN DALAM PERJANJIAN

LAMA (אמן)

I. Pernyataan Pembuka

Perluklah dinyatakan bahwa penggunaan konsep teologis ini, yang sedemikian krusial dalam PB, tidak sejelas yang didefinisikan dalam PL. Pasti ini ada di sana, namun didemonstrasikan dalam ayat-ayat kunci dan orang-orang terpilih.

PL mencampurkan

1. individual dan masyarakatnya

2. perjumpaan pribadi dan ketaatan perjanjian

Iman meliputi baik perjumpaan pribadi dan gaya hidup harian! Adalah lebih mudah untuk menjabarkan dalam seseorang daripada dalam suatu bentuk leksikal (yakni, studi kata). Aspek kepribadian ini paling baik dilukiskan dalam

1. Abraham dan benihnya 2. Daud dan Israel

Orang-orang ini bertemu/berjumpa dengan Allah dan hidupnya diubahkan secara permanen (bukan kehidupan yang sempurna, namun iman yang berkelanjutan). Ujian mengungkapkan kelamahan dan kekuatan dari iman mereka dalam berjumpa dengan Allah, namun hubungan yang intim dan saling percaya berlanjut dari waktu ke waktu! Diuji, dan dimurnikan, namun tersu sebagai bukti sama dengan pemujaan dan gaya hidup mereka.

II. Akar Utama yang digunakan A. אמן (BDB 52)

1. KATA KERJA

a. cabang Qal – mendukung, memelihara (yakni, II Raj 10:1,5; Est 2:7, kegunaan non teologis)

b. cabang Niphal – membuat yakin atau teguh, menetapkan, mengkonfirmasikan, setia, atau dapat

dipercaya

(1) manusia, Yes 8:2; 53:1; Yer. 40;14 (2) sesuatu, Yes 22:23

(3) Allah, Ul 7:9,12; Yes 49:7; Yer 42:5

c. cabang Hiphil – berdiri teguh, percaya, mempercayai

(1) Abraham percaya Allah, Kej 15:6

125

(3) orang Israel percaya YHWH berbicara melalui Musa, Kel 19:9; Maz 106:12,24 (4) Ahas tidak percaya Allah, Yes 7:9

(5) siapapun percaya dalamnya/dia, Yes 28:16 (6) percaya kebenaran tentang Allah, Yes 43:10-12

2. KATA BENDA (MASKULIN) – kesetiaan (yakni, Ul 32:20; Yes 25:1; 26:2)

3. KATA KETERANGAN – sesungguhnya, sungguh, Aku setuju, jadilah demikian (lih. Ul 27:15-26; I Raj 1:36; I Taw 16:36; Yes 65:16; Yer 11:5; 28:6). Ini adalah penggunaan liturgis dari “amin” dalam PL dan PB.

B. אמ (BDB 54) ת KATA KERJA FEMININ,keteguhan, kesetiaan, kebenaran 1. manusia, Yes 10:20; 42:3; 48:1

2. Allah, Kel 34:6; Maz 117:2; Yes 38:18,19; 61:8

3. kebenaran, Ul 32:4; I Raj 22:16; Maz 33:4; 98:3; 100:5; 119:30; Yer 9:4; Zak 8:16 C. אמונה (BDB 53), keteguhan, ketahanan, keterpercayaan

1. tangan, Kel 17:12 2. waktu, Yes 33:6

3. manusia, Yer 5:3; 7:28; 9:2

4. Allah, Maz 40:11; 88:12; 89:2,3,6,9; 119:138 III. Penggunaan Paulus akan konsep PL ini

A. Paulus mendasarkan pemahaman barunya akan YHWH dan Pl pada perjumpaan pribadinya dengan Yesus di perjalanan ke Damaskus (lih. Kis 9; 22; 26).

B. Ia mendapati dukungan PL bagi pemahaman barunya dalam dua ayat kunci yang memakai akar kata אמן. 1. Kej 15:6 – perjumpaan Abraham yang diawali oleh Allah (Kej 12) menghasilkan kehidupan iman

yang taat (Kej 12-22). Paulus menyinggung hal ini dalam Roma 4 dan Galatia 3.

2. Yes 28:16 – mereka yang percaya di dalamnya (yaitu, batu penjuru yang teruji dan ditempatkan dengan teguh oleh Allah sendiri) tidak akan

a. Rom 9:33, “dipermalukan” or “dikecewakan” b. Rom 10:11, sama dengan di atas

3. Hab 2:4 – mereka yang mengenal Allah yang setia harus hidup dalam kesetiaan (lih. Yer 7:28). Paulus menggunakan naskah ini dalam Rom 1:17 dan Gal 3:11 (juga perhatikan Ibr 10:38).

IV. Penggunaan Petrus akan konsep PL ini A. Petrus mengkombinasikan

1. Yes 8:14 – I Pet 2:8 (batu sandungan) 2. Yes 28:16 – I Pet 2:6 (batu penjuru) 3. Maz 111:22 – I Pet 2:7 (batu yang ditolak)

B. Ia mengganti bahas yang unik untuk Israel, “suatu bangsa terpilih, imamat rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri” dari

a. Ul 10:15; Yes 43:21 b. Yes 61:6; 66:21 c. Kel 19:6; Ul 7:6

dan sekarang menggunakannya bagi iman gereja dalam Kristus V. Penggunaan Yohanes akan konsep ini

A. penggunaan PB nya

Istilah “percaya” berasal dari kata Yunani (pisteuō). Yang dapat juga diterjemahkan sebagai “percaya,” “iman,” atau “kepercayaan.” Contohnya, KATA BENDA nya tidak muncul dalam Injil Yohanes, namun

KATA KERJA nya sering digunakan. Dalam Yohanes 2:23-25 ada ketidakpastian akan keaslian komitmen orang banyak pada YEsus dari Nazaret sebagai Mesias. Contoh lain dari penggunaan dangkal dari istilah “percaya” adalah dalam Yoh 8:31-59 dan Kis 8:13, 18-24. Iman Alkitabiah yang benar adalah lebih dari sekedar tanggapan awal. Hal ini harus diikuti oleh proses pemuridan (lih. Mat 13:20-22,31-32).

B. Penggunaannya dengan KATA DEPAN

1. eis artinya “ke dalam.” Pengembangan yang unik ini menekankan orang percaya menaruh iman dan kepercayaan pada Yesus

a. dalam namaNya (Yoh 1:12; 2:23; 3:18; I Yoh 5:13)

b. dalam Dia (Yoh 2:11; 3:15,18; 4:39; 6:40; 7:5,31,39,48; 8:30; 9:36; 10:42; 11:45, 48; 17:37,42; Mat 18:6; Kis 10:43; Flp 1:29; I Pet 1:8)

126

 "itu" Ini adalah KATA GANTI DEMONSTRATIF Yunani (touto), yang NETRAL dalam GENDER nya. KATA BENDA

terdekatnya, "kasih karunia" dan "iman," keduanya FEMININE dalam GENDER. Oleh karena itu, ini pasti menunjuk pada seluruh proses keselamatan kita dalam karya Kristus.

c. dalam Aku (Yoh 6:35; 7:38; 11:25,26; 12:44,46; 14:1,12; 16:9; 17:20) d. dalam Anak (Yoh 3:36; 9:35; I Yoh 5:10)

e. dalam Yesus (Yoh 12:11; Kis 19:4; Gal 2:16) f. dalam Terang (Yoh 12:36)

g. dalam Allah (Yoh14:1)

2. en berarti “di dalam” sebagaimana dalam Yoh 3:15; Mar 1:15; Kis 5:14

3. epi artinya “dalam” atau “atas,” sebagaimana dalam Mat 27:42; Kis 9:42; 11:17; 16:31; 22:19; Rom 4:5, 24; 9:33; 10:11; I Tim 1:16; I Pet 2:6

4. KASUS DATIVE nya dengan tanpa KATA DEPAN seperti di Gal. 3:6; Kis 18:8; 27:25; I Yoh 3:23; 5:10 5. hoti, yang artinya “percaya bahwa,” memberikan isi apa yang harus dipercayai

a. Yesus adalah Yang Kudus dari Allah (Yoh 6:69) b. Yesus adalah Aku (Yoh 8:24)

c. Yesus adalah di dalam bapa dan Bapa di dalam Dia (Yoh 10:38) d. Yesus adalah Mesias (Yoh 11:27; 20:31)

e. Yesus adalah Anak Allah (Yoh 11:27; 20:31) f. Yesus diutus oleh Bapa (Yoh 11:42; 17:8,21) g. Yesus adalah satu dengan Bapa (Yoh 14:10-11) h. Yesus datang dari Bapa (Yoh 16:27,30)

i. Yesus mengidentifikasikan DiriNya dalam nama perjanjian Bapa, “Aku” (Yoh 8:24; 13:19) j. Kita akan hidup bersama Nya (Rom 6:8)

k. Yesus mati dan bangkit kembali (I Tes 4:14) VI. Kesimpulan

Iman Alkitabiah adalah tanggapan manusia kepada suatu firman/ janji Illahi. Allah selalu berinisiatif (yaitu, Yoh 6:44,65), namun bagian dari komunikasi Illahi ini adalah keperluan manusia untuk menanggapi. 1. mempercayai

2. ketaatan perjanjian Iman Alkitabiah adalah

1. suatu hubungan pribadi (iman awal)

2. suatu peneguhan kebenaran alkitab (iman dalam perwahyuan Allah) 3. suatu tanggapan ketaatan yang pantas kepadanya (iman harian)

Iman Alkitabiah bukanlah suatu tiket ke surga atau suatu polis asuransi. Melainkan hubungan pribadi. Inilah maksud tujuan penciptaan dan manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (lih. Kej 1:26-27). Masaslahnya adalah “keintiman.” Allah menginginkan persekutuan, bukan suatu status teologis tertentu! Namun persekutuan dengan Allah yang kudus menuntut bahwa anak-anak mendemonstrasikan sifat “kekeluargaan” (yaitu, kesucian, lih. Im 19:2; Mat 5:48; I Pet 1:15-16). Kejatuhan (lih. Kejadian 3) mempengaruhi kemampuan kita untuk menanggapi dengan tepat. Oleh karen itu, Allah bertindak demi kita (lih. Yeh 36:27-38), memberi kita “hati baru” dan “roh baru,” yangmemampukan kita melalui iman dan pertobatan bersekutu dengan Nya dan mentaatiNya!

Seluruh ketiganya adalah krusial. Semuanya harus dipelihara. Sasarannya adalah mengenal Allah (baik pengertian Ibrani atau Yunani) dan untuk mencerminkan sifat Nya dalam hidup kita. Sasaran iman adalah bukan surga nanti, namun serupa dengan Kristus sehari-hari!

Kesetiaan manusia adalah hasil (PB), bukan dasar (PL) untuk hubungan dengan Allah: iman manusia dalam kesetiaanNya; kepercayaan manusia dalam kebisadipercayaanNya. Inti pandangan PB akan keselamatan adalah bahwa manusia harus menanggapi pada awalnya dan seterusnya pada anugerah dan kemurahan Allah, yang ditunjukkan dalam Kristu. Ia telah mengasihi, mengutus, mengadakan, kita harus menanggapi dalam iman dan kesetiaan (lih. Ef 2:8-9 dan 10)!

Allah yang setia ingin suatu umat yang setia untukmenyatakan DiriNya pada dunia yang tak beriman dan membawa mereka kepada iman pribadi dalam Dia.

127

Ada kemungkinan lain yang didasarkan pada suatu konstruksi ketatabahasaan yang sama dalam Flp 1:28. Jika demikian maka FRASA ADVERBIAL ini berhubungan dengan iman, yang juga merupakan anugrah Tuhan! Di sinilah rahasia dari kedaulatan Tuhan dan kehendak bebas manusia.

 "bukan hasil usahamu" Ini adalah yang pertama dari tiga frasa yang dengan jelas menunjukkan bahwa keselamatan tidak didasarkan pada kinerja manusia: (1) "bukan hasil usahamu" ay 8; (2) "pemberian Allah" ay 8; dan (3) "bukan hasil pekerjaanmu" ay 9.

 "pemberian Allah" Ini adalah hakikat dari anugerah—kasih tanpa pamrih (lih. Rom 3:24; 6:23). Paradoks keselamatan baik sebagai hadiah gratis dan respon perjanjian yang dimandatkan memang sulit untuk dipahami. Namun keduanya benar! Keselamatan benar-benar gratis, namun menuntut pengorbanan semuanya. Kebanyakan doktrin Alkitab disajikan sebagai pasang kebenaran yang penuh ketegangan (keamanan vs ketekunan, iman vs perbuatan, kedaulatan Allah vs kehendak bebas manusia, predestinasi vs respon manusia dan transendensi vs imanensi).

2:9 "bukan hasil pekerjaanmu" Keselamatan bukanlah oleh prestasi (lih. Rom 3:20, 27-28; 9:11, 16; Gal 2:16;

Flp 3:9; II Tim 1:9; Titus 3:5). Hal ini adalah kontras langsung kepada guru-guru palsu.

 "jangan ada orang yang memegahkan diri." Keselamatan adalah oleh kasih karunia Allah, bukan usaha manusia, sehingga tidak ada ruang untuk memuliakan manusia (lih. Rom 3:27; 4:2). Jika orang percaya bermegah, biarkan mereka bermegah di dalam Kristus (lih. I Kor 1:31, yang merupakan kutipan dari Yer 9:23-24).

TOPIK KHUSUS: BUKTI PERJANJIAN BARU BAGI KESELAMATAN