• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hari/ tanggal : Jumat, 31 Juli 2015

Tempat : SMP N 9 Salatiga

Dian : Ibu, Selamat siang

ST : Selamat siang Mbak Dian

Dian : Bolehkah saya diberikan biodata ibu? Nama beserta jabatan ibu begitu?

ST : Nama saya lengkap, Siti Musarofah, tempat dan tanggal lahir saya di Salatiga, tanggal 29 Juni 1964, adapun saya di sini mengajar bidang Matematika. Untuk saat ini diminta bantuan untuk Waka Kesiswaan.

Dian : Terima kasih Bu, saya berlanjut pada pertanyaan tentang pola komunikasi. Bagaimanakah penjelasan ibu tentang pola komunikasi yang dilakukan oleh Bapak Kepala Sekolah di lingkungan SMP 9 ini. Ibu mohon diberikan penjelasan, kemudian mohon saya diberikan penjelasan Bu, baik yang berhasil maupun yang kurang maksimal,monggo ibu.

ST : Sejauh ini menurut pengamatan saya,Bapak Kepala Sekolah antara dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas seimbang, jadi kadang ide2 disampaikan oleh Bapak Kepala Sekolah, kemudian kami selaku anak buah mendukung, memberikan masukan2 serta usulan2 untuk kemudian kita ambil keputusan secara bersama. Misal contohnya koperasi yang baru dibentuk di sekolah. Koperasi ini bermaksud

183 mengembangkan ekonomi sekolah dan mengembangkan kesejahteraan sekolah. Di samping itu juga mempermudah peningkatan kesejahteraan maupun mempermudah teman2 dalam memenuhi kebutuhan.Untuk saat ini kami belum bisa menilai berhasil atau tidak karena ini baru berdiri. Perlu diketahui bahwa Kepala Sekolah di sini baru 1 semester. Adapun untuk yang lain misalnya kemarin pada persiapan ujian nasional, Bapak Kepala Sekolah juga e memberikan masukan2, disamping pola yang sudah ada dari sini, sehingga pola yang sudah ada di sini disempurnakan dengan masukan dan pengalaman Bapak Kepala Sekolah yang berasal dari sekolah lain. Untuk selanjutnya yang belum pernah kami terima sebelumnya untuk Guru2 yang dianggap berprestasi ada reward sehingga biarpun nilainya tidak seberapa tapi itu bentuk pengakuan, bahwa kita sudah cukup berusaha demi keberhasilan sekolah ini.

Dian : Adakah Bu pola komunikasi yang menurut ibu kurang maksimal dalam arti mbok menawi ada yang sudah disepakati kok ya ndelalah tidak bisa dilakukan. Adakah Bu?

ST : Dipikir dulu, saya ingat2 dulu Mbak. Misalnya seperti kesepakatan untuk disiplin bersama2, namun dari kesepakatan awal sudah disetujui, karena setuju di sini susah juga karena persetujuan itu kan diungkap di rapat, kemudian ditanyakan, setuju Bapak Ibu, sebagian besar setuju, namun kan ada

184

juga yang tidak menjawab sehingga pada pelaksanaannya ya tetap saja ada yang tidak menjalankan kesepakatan itu. Termasuk yang kecil2 misal seragam.Misal kita sepakat hari ini tanggal ini pakai seragam sekolah, yang biasanya tidak dipatuhi atau kurang dipatuhi itu seragam sekolah, karena apa, kalau khaki itu semua sama, itu biasanya semua patuh,PGRI semua patuh, tapi untuk seragam2 yang intern itu ada beberapa yang kurang patuh dengan berbagai alasan misalnya orang baru, jadi dia belum punya, atau dia belum jadi, karena penjahit sekarang susah juga to Mbak, kemudian ada juga yang alasan punya saya tidak nyaman dipakai. Nah itu, kadang2 hal seperti ini, yang sepertinya dipandang kurang penting, yang kadang2 tidak menjadi gimana.

Dian : Terima kasih Ibu. Kemudian Bu, tentang bagaimana Bapak menghadapi masalah atau bila ada tuntutan, seperti apa menurut ibu dalam menyelesaikan. Monggo Ibu.

ST : Bapak Kepala Sekolah selama ini serius menanggapi keluhan2 kami, kalau ada permintaan, ada usulun itu beliau selalu menanggapi dengan serius. Semisal tadi ada keluhan tentang kantin, keluhan ini berasal dari Guru, maupun pengelola. Kaluhan dari Guru karena e bau dari kantin ini menyengat sehingga cukup mengganggu, sehingga keluhan dari pengelola adalah kantinnya sudah rusak, banyak yang bocor. Kemudian setelah mendengar keluhan ini. Keluhan

185 ini biasanya disampaikan lewat humas.Kemudian humas menyampaikan Kepala Sekolah,kemudian humas menyampaikan Kepala Sekolah, kemudian Bapak Kepala Sekolah memanggil kami untuk koordinasi, termasuk meninjau RKAS, untuk mengambil celah2 yang memungkinkan kita untuk memperbaiki dalam waktu dekat. Akhirnya bisa, kemudian bisa diperbaiki. Bapak Kepala Sekolah segera menghubungi Sarpras untuk melakukan tindakan2 yang bisa menyelesaikan. Dan alhamdullilah sekarang sudah jadi, sudah cukup memuaskan.

Dian : Baik. Untuk yang kurang maksimal ibu, bagaimana?

ST : E, untuk yang kurang maksimal misalnya seperti ini, kami kemarin mengalami kesulitan karena ada beberapa siswa yang melanggar aturan atau tata tertib cukup parah di sekolah. Hal ini disebabkan karena anak-anak ini tidak ada yang mengawasi, kebetulan, ke3 anak ini adalah anak yang broken home, jadi anak yang pertama, itu ayahnya di Kalimantan, ibunya di Nusa Tenggara, anak yang ke 2, itu ayahnnya menjadi kru bis antar pulau, jadi jurusan Ngawi-Sumatera, e Ngawi- Pekanbaru, sedangkan ibunya di Singapur, anak yang ke 3,ini orang tuanya berpisah, tapi masing2 menikah lagi, kayanya dia kecewa dengan keputusan orang tuanya. Anak2 ini sering membolos, kemudian juga pacaran, dan yang jelas dia sering membolos sehingga mengganggu teman2

186

yang lain karena teman2nya kan tahu bahwa sekian kali tidak masuk ada teguran, bahkan ancamannya dikeluarkan. Namun, e, untuk mengambil keputusan itu kan tidak semudah teorinya, karena kebijakan pemerintah berbeda dengan tuntutan dari bawah. Apalagi dengan kebijakan dari pemerintah adanya e apa belajardi luar seperti misalnya sekolah terbuka yang mana anak2 ini tidak terikat oleh absensi, ini mempersulit sekolah untuk mengambil kebijakan, karena kadang2, ada suara begini, ah, yang sekolah terbuka hanya begitu saja bisa dapat ijasah,lulus, kok kita anaknya yang serius, tidak berangkat hanya berapa kali kok dikeluarkan, kayanya kok tidak adil. Hal-hal seperti inilah yang menghambat Bapak Kepala Sekolah untuk mengambil keputusan secara tegas, sehingga anak2 yang melanggar ini cukup mengganggu teman2 yang lain karena mereka kita kawatirkan juga itu akan merembet ke yang lain. Kalau ada teman yang sudah seperti itu, sekolah di sini itu kan teman yang lain ada perasaan iri, begitu. Di sisi lain Bapak Kepala Sekolah tidak mungkin mengambil kebijakan drastis dikeluarkan itu tidak semudah itu, akhirnya paling2 Bapak Kepala Sekolah mengambil kebijakannya kan menunggu kenaikan, itu mungkin anaknya disarankan pindah, tau seperti, sejenisnya.

Dian : Baik, terima kasih ibu. Kemudian Bu, mengenai gaya kepemimpinan Bapak

187 Kepala Sekolah, mohon saya dideskripsikan seperti apa selama ini berikut contonya baik yang berhasil maupun yang kurang maksimal. Monggo ST : Terima kasih, jadi Bapak Kepala Sekolah kadang memerintahkan, tapi lebih banyak meminta pendapat dari teman2 kemudian dirembug bersama, setelah itu baru mengambil keputusan. Keputusan yang dijalankan ini ada yang sudah maksimal sebagai contoh keputusan tentang proses pelajaran tambahan, dalam rangka menyongsong ujian nasional, alhamdulillah berjalan baik, sehingga nilai kami bisa optimal, namun ada kebijakan yang menurut kami belum maksimal, misalnya kesepakatan agar wali kelas menunggui anak didiknya pada saat persiapan latihan upacara. Karena di sekolah kami digilir tugasnya per kelas. Harapan kami ketika kelasnya berlatih itu agar wali kelas menunggui agar anaknya punya motivasi, tapi ternyata sebagian besar wali kelas tidak mentaati itu, belum berjalan sebagaimana harapan kami. Dian : Terima kasih Ibu.

Salatiga, Agustus 2015 Menyetujui Kebenarannya,

188

Lampiran 10: Validasi Anak Bungsu