• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hari/ tanggal : Sabtu, 1 Agustus 2015

Tempat : SMP N 9 Salatiga

Dian : Selamat Pagi Pak,bolehkah saya meminta Biodata Bapak, nama,dan di sini sebagai apa.

SP : Boleh silahkan, saya nama Supantiono, saya adalah Wakasek urusan Humas. Dian kemudian sudah berapa lama menjabat

ini Pak?

SP : Saya menjabat ini untuk Wakasek urusan Humas 2 tahun

Dian : Sebelumnya Pak?

SP : Sebelumnya saya juga ada di kesiswaan, Wakasek Kesiswaan, juga Wali Kelas dan juga tugas mengajar biasa.

Dian : Tempat tanggal lahir Pak? SP : Salatiga, 28 Agustus 1958

Dian : Dapat saya mulai untuk pola komunikasi ini njih Pak?

SP : Silahkan

Dian : Pak,untuk pola komunikasi ini mohon saya diberikan penjelasan untuk Ibu Kepala Sekolah selama ini seperti apa kemudian mohon juga diberikan contoh baik yang berhasil maupun yang kurang berhasil. Monggo Pak

SP : E, pola komunikasi Kepala Sekolah selama ini selalu mengedepankan musyawarah dimana setiap kebijakan2 Kepala Sekolah khususnya selalu dibicarakan atau disharingkan kepada wakil Kepala Sekolah yaitu empat Wakasek, kurikulum, humas, sarana

169 prasarana, dan kesiswaan, selalu dibicarakan sebelum masalah ini disharingkan atau disharekan kepada Bapak Ibu Guru atau tenaga teknis lainnya. Beliau selalu mengedepankan musayawarah terlebih dahulu.

Dian : Mohon diberikan contoh Bapak.

SP : Contoh misalnya tentang IHT atau In House Training yang akan kita laksanakan besok pada tanggal 4,5,6 Agustus ya, beliau mengundang 4 wakil Kepala Sekolah untuk diajak bicara, kapan pelaksanaanya, siapa yang akan mengisi, lalu dari mana sumber dananya, lalu bagaimana nanti teknis pelaksanaanya, contohnya seperti itu. Dian : Apakah ada contoh yang kurang

maksimal begitu Pak, jadi sampun mpun rembag tapi dalam pelaksanannya memang tidak seperti yang diharapkan, begitu.

SP : Ya kadang2 memang ada, tidak semua rencana atau program itu berjalan sesuai atau mulus ya, contohnya, seperti rencana setelah IHT ini akan ditutup dengan acara e semacam outbond begitu, yang semula sudah kita sepakati diantara para apa, wakil kepala, disepakati pada waktu itu adalah di kota Jogjakarta dan sekitarnya, tetapi ternyata, ada beberapa usulan dari Bapak Ibu Guru yang lain,yang menginginkan ke Jawa Timur. Teryata karena banyak masukan atau banyak suara yang menginginkan ke sana ya akhirnya e rencana ini jadi dialihkan ke Jawa Timur karena mengikuti suara terbanyak.

170

Dian : Terima kasih Pak. Kemudian Pak, untuk Gaya Kepemimpinan, seperti apa Bapak mendeskripsikan gaya kepemimpinan ibu Kepala Sekolah, monggo Pak

SP : Menurut saya, menurut sepengetahuan saya, dalam menerapkan Gaya Kepemimpinan beliau itu sangat demokratis sekali. Jadi setiap permasalahan apapun selalu dibicarakan, terutama di depan tadi sudah saya sampaikan bahwa e terlebih dahulu keempat Wakasek itu selalu dilibatkan dan selalu diajak rembugan sebelum masalah ini disharingkan kepasa Bapak Ibu Guru, nah setelah nanti Bapak Ibu Guru diberitahu kalaupun nanti misalnya di perjalanan ternyata ada hal2 yang kurang baik atau yang dianggap kurang baik sehingga sebagian besar Bapak Ibu Guru menginginkan tidak seperti yang kami putuskan pada waktu istilahnya rapat pimpinan, Kepala Sekolah dan para wakil, maka bukan tidak mungkin kebijakan ini akan kami rubah atau diganti.

Dian : Adakah Pak kebijakan yang kemudian dirubah oleh kesepakatan bersama tentunya

SP : Ya contohnya seperti saya katakan di depan bahwa rencana itu, seperti rencana contoh yang paling kecil saja, rencana kita akan mengadakan penutupan IHT, oubond di daerah sekitar Jogjakarta, ternyata karena kesepakatan e teman2, kesepakatan Bapak Ibu Guru lebih banyak menginginkan ke Jawa Timur, yaitu

171 tepatnya ke Wahana Bahari Lamongan, akhirnya ini dirubah, jadi tidak serta merta Kepala Sekolah bersikap saklek harus ini tidak.

Dian : Terima kasih Pak. Kemudian Pak Pantiono, untuk menghadapi masalah atau tuntutan, bagaimana sekiranya Ibu Kepala Sekolah menghadapi masalah atau tuntutan, mohon saya diberikan penjelasan kemudian contoh berhasil dan kurang berhasil. Monggo Pak.

SP : E, contoh tuntutan, e ada beberapa, misalnya e beberapa waktu yang lalu tentang pengadaan e apa namanya, seragam untuk Bapak Ibu Guru, mungkin sebelumnya Kepala Sekolah punya pandangan seragam yang semacam ini mungkin lebih baik, tetapi ketika ada masukan Bapak Ibu Guru bahwa e kurang cocok. Mungkin untuk ibu2 cocok, tapi untuk Bapak2 tidak cocok karena warnanya kurang sesuai untuk kulit Bapak2 ya. Dengan demikian ya Kepala Sekolah ternyata juga berkenan untuk mengubah begitu Dian : Untuk contoh yang kurang maksimal

Bapak

SP : Maksudnya yang kurang maksimal? Dian : Jadi ada masalah, sudah juga dicari

solusinya apa, namun kemudian juga tidak berjalan seperti yang diharapkan, begitu. Ndelalahnya

SP : Contoh konkritnya barangkali, saya juga ditunjuk untuk menjadi ketua tim adiwiyata di SMP Negeri 7 Salatiga, nah salah satu bidang saya adalah tentang masalah kebersihan, keindahan sekolah. Sering saya melaporkan pada Kepala

172

Sekolah daerah2 manakah yang saya anggap selama ini kotor atau daerah kelas atau wilayah karena untuk pembagian wilayah kebersihan kan sudah diserahkan pada 3 orang tukang kebun, boleh dikatakan begitu. Namun ada beberapa wilayah yang saya anggap masih kotor, tidak maksimal, nah masalah ini saya apa namanya, saya laporkan pada Kepala Sekolah. Meskipun dalam hal ini Kepala Sekolah sebenarnya sudah berkali2 mengingatkan pada e si petugasnya itu untuk membersihkan, tapi berkali2 juga dipanggil tidak jalan, itu kan menyangkut mentalitas ya, karena kebetulan kalau saya pribadi tidak punya wewenang untuk ngoyak2 karena ya beliau yang ngoyak2 ya ternyata sekalipun itu dioyak2 oleh seorang Kepala Sekolah pun ternyata hasilnya tidak maksimal. Ini salah satu contoh kecil

Dian : Baik, terima kasih Pak

Salatiga, Agustus 2015 Menyetujui Kebenarannya,

173 Lampiran 7: Validasi Anak Sulung