• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUJUAN PENELITIAN

Dalam dokumen Humaniora vol 12 No 1 Juni 2015 (Halaman 73-75)

Implementasi Program Jamkesmas pada Rawat Jalan Tingkat Lanjutan di RSD Dr Haryoto

TUJUAN PENELITIAN

Untuk menganalisis apakah pelaksanaan program jamkesmas dapat dilaksanakan dengan baik dan kendala-kendala apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaannya.

METODEPENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan daya deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling, di mana informan di sini adalah orang-orang yang dijadikan sumber informasi data yang diperlukan dalam proses penelitian. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dimulai sejak pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifi kasi.

70 Humaniora, Vol. 12 No. 1 Juni 2015: 66–71 HASILPEMBAHASAN

Peneliti menyajikan pembahasan dari hasil hasil penelitian yang didapat dari hasil wawancara dengan informan yaitu dari poliklinik dalam, petugas administrasi dalam hal ini adalah karyawan. Askes serta peserta jamkesmas yang periksa ke poliklinik penyakit dalam. Dikarenakan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling maka informan yang diminta informasi bisa mewakili dari objek penelitian sehingga dalam wawancara yang dilakukan dengan para informan, pertanyaan yang diajukan dibatasi. Terutama untuk pelayanan yang akan diterima disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan.

Dari hasil wawancara dapat dijelaskan bahwa pelayanan peserta jamkesmas untuk rawat jalan tingkat lanjutan di RSD dr. Haryoto Lumajang sudah diusahakan sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan No. 40 Tahun 2012 dan sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi fasilitas yang belum lengkap mengakibatkan pasien harus dirujuk ke rumah sakit lain dengan fasilitas yang lebih lengkap fasilitasnya. Hal itu merupakan usaha dari pihak rumah sakit agar pasien mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal.

Sebelum masuk pada alur memperoleh pelayanan kesehatan yaitu pemberi pelayanan kesehatan rumah sakit, peserta jamkesmas perlu memahami terlebih dahulu alur/ cara memperoleh pelayanan Jamkesmas. Proses untuk memperoleh Jaminan Kesehatan Masyarakat atau biasa disebut Jamkesmas juga menjadi persoalan tersendiri bagi masyarakat miskin. Banyak warga yang mengeluhkan tentang proses/alur untuk memperoleh Jamkesmaskot mulai dari wilayah tempat tinggalnya dari puskesmas sampai dengan Rumah Sakit (Pemberi Pelayanan Kesehatan) yang dituju. Untuk itu warga miskin perlu mengetahui secara detail dan jelas mengenai alur untuk memperoleh layanan jaminan kesehatan masyarakat dengan pemahaman sebaik-baiknya, agar tidak menjadi masalah baik bagi warga miskin selaku penerima layanan kesehatan maupun pihak petugas BPJS Kesehatan dan rumah sakit.

Berdasarkan prosedur yang sudah ditetapkan warga miskin yang ingin mengakses pelayanan kesehatan bagi dirinya harus melalui prosedur yang sudah ada, baik pada tingkat pelayanan kesehatan di Puskesmas maupun pelayanan kesehatan di Rumah Sakit

Dari hasil wawancara dengan petugas pendaftaran, masih terdapat masyarakat yang belum paham tentang persyaratan untuk mengurus jamkesmas sehingga banyak yang merasa dipersulit. Pada faktanya ketidaktahuan secara jelas tentang administrasi yaitu persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi membuat masyarakat yang belum dapat memenuhi administrasi pendaftaran harus bolak-balik untuk menyelesaikan administrasi pendaftaran.

Tahap Pendaftaran berguna untuk mendata seberapa besar dan banyaknya para peserta jamkesmas yang menggunakan haknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dengan fasilitas lengkap yang telah disediakan oleh

pemerintah untuk Warga Negara Indonesia yang harus dilindungi kesejahteraan hidupnya.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 40 Tahun 2012 tidak dijelaskan tentang bagaimana seorang peserta jamkesmas mendaftarkan dirinya untuk menjadi Peserta namun berdasarkan dari data yang diperoleh melalui Dinas Kesehatan bagian Pelayanan Kesehatan bahwa pendataan dilakukan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) melalui laporan yang diberikan berdasarkan sensus oleh ketua RT, RW, Kelurahan dan kemudian Kecamatan. TNP2K yang kemudian menyerahkan kepada Dinas Sosial Kota dan akhirnya berikan kepada Dinas Kesehatan.

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Haryoto Lumajang yaitu sebagai Rumah Sakit yang melaksanakan Program jamkesmas tersebut, mereka hanya memberlakukan syarat pengurusan keabsahan kartu jamkesmas yaitu berupa verifi kasi data sehingga Rumah Sakit dapat mengetahui apakah pemegang kartu jamkesmas sekarang ini adalah benar-benar pemilik kartu jamkesmas tersebut karena menurut petugas loket administrasi jamkesmas hal-hal yang berkaitan dengan pendaftaran adalah bukan urusan dan tanggung jawab pihak rumah sakit sehingga pihak rumah sakit juga tidak memiliki wewenang dan kewajiban untuk tahap pendaftaran ini.

Diketahui berdasarkan wawancara dan pengamatan, minimnya jumlah petugas loket mengakibatkan adanya penumpukan pasien di ruang loket pendaftaran yang harus sabar menunggu antrian dikarenakan harus melayani pendaftaran pasien askes dan pasien jamkesmas, sementara terdapat jumlah pasien yang cukup banyak yang harus dilayani oleh petugas yang terbatas dalam jumlahnya yaitu hanya dua orang, ditambah lagi terbatasnya waktu pelayanan membuat masyarakat belum dapat dilayani secara cepat dan tepat waktu. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien yang memang dalam kondisi sakit dan masih harus antri lama apabila pendaftar begitu banyak dan tidak dapat dilayani dalam waktu singkat, akan berpengaruh terhadap kondisi pasien yang penyakitnya cukup parah.

Selain itu jumlah tenaga medis di poli yang belum mencukupi pelayanan dan jumlah petugas di loket pendaftaran dan jam buka poli yang cukup singkat mengakibatkan banyak pasien yang harus sabar menunggu antrian untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Penumpukan pasien banyak terdapat di loket pendaftaran, ruang tunggu poli rawat jalan serta antrian pengambilan obat di apotik rumah sakit yang memang harus menunggu lama untuk dapat pelayanan sesuai kebutuhan. Hal ini menjadikan pelayanan kesehatan di RSD dr. Haryoto terkesan lambat dan tidak memuaskan.

Di samping itu dari hasil wawancara dengan pasien peserta jamkesmas dapat diketahui bahwa perlakuan dari para tenaga medis terhadap para pasien jamkesmas dengan pasien umum berbeda. Terkadang petugas medis lebih mengutamakan pelayanan terhadap pasien umum dibandingkan dengan pasien peserta jamkesmas. Hal ini mengakibatkan banyak timbul keluhan dari para pasien peserta jamkesmas yang

71

Dalam dokumen Humaniora vol 12 No 1 Juni 2015 (Halaman 73-75)