• Tidak ada hasil yang ditemukan

67Yuraida: Implementasi Program Jamkesmas pada Rawat Jalan

Dalam dokumen Humaniora vol 12 No 1 Juni 2015 (Halaman 71-73)

Implementasi Program Jamkesmas pada Rawat Jalan Tingkat Lanjutan di RSD Dr Haryoto

67Yuraida: Implementasi Program Jamkesmas pada Rawat Jalan

Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola program jaminan pemeliharaan kesehatan pegawai negeri, pensiunan, veteran dan perintis kemerdekaan beserta anggota keluarganya dan peserta lainnya adalah PT. (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia. Badan ini ditetapkan berdasarkan PP no. 69 tahun 1991 dan telah diubah menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sesuai dengan Undang Undang nomor 24 tahun 2011 mulai 12 Mei 2014, berkantor pusat di Jakarta, merupakan perusahaan nirlaba dalam melaksanakan tugasnya sebagai penjamin pelayanan kesehatan bagi peserta askes. Di beberapa ibukota propinsi mempunyai kantor regional, sedangkan di Daerah Tingkat II (dapat terdiri dari beberapa Dati II) terdapat Kantor Cabang (KC). Di Daerah Tingkat II yang tidak terdapat kantor cabang ditempatkan Kantor Kabupaten/Kota. Kantor BPJS yang berada di Kabupaten Lumajang merupakan cakupan unit kerja dari cabang Jember.

Jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) adalah bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi fakir miskin dan tidak mampu yang iurannya dibayar oleh Pemerintah, diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan sejak tahun 2008 dan merupakan perubahan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin (PJKMM) atau lebih dikenal dengan Askeskin.

Kemiskinan merupakan salah satu hambatan terbesar bagi sebuah negara berkembang terutama untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup rakyatnya. Tingkat kemiskinan juga menjadi penyebab masyarakat miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang tergolong mahal. Namun, kemahalan akan biaya kesehatan tidak menjamin kualitas yang baik pada kesehatan itu sendiri karena Kualitas kesehatan masyarakat indonesia selama ini tergolong rendah.

Masyarakat miskin adalah rumah tangga yang menurut penilaian Biro Put Statistik (BPS) masuk kategori miskin. Untuk itu berhak memperoleh Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (JPKMM).

Program jamkesmas sebagai kelanjutan dari program jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin (askeskin) dilaksanakan untuk memenuhi hak dasar setiap individu/semua warga negara termasuk masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan selama masa transisi pelaksanaan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional. Selanjutnya, penyelenggaraan akan diserahkannya kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sesuai dengan UU SJSN.

Kebijakan jamkesmas/askeskin dilaksanakan untuk memenuhi hak dasar setiap individu/semua warga negara termasuk masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Kebijakan ini merujuk pada Deklarasi Universal Hak Azasi Manusia oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Tahun 1948 dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 28H ayat (1) yang berbunyi:

“Setiap Orang berhak hidup sejahtera lahir batin, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.

Lebih lanjut, Program jamkesmas diselenggarakan untuk:

• Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada peserta di seluruh jaringan fasilitas kesehatan yang melaksanakan program Jamkesmas.

• Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar dan terkendali mutu dan biayanya.

• Terselenggaranya pengelolaan keuangan Negara yang transparan dan akuntabel.

Dalam pelaksanaannya, program jamkesmas diatur dalam Permenkes no. 40 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat, yang menyebutkan Penyelenggaraan Program Jamkesmas dibedakan dalam dua kelompok berdasarkan tingkat pelayanannya yaitu:

1. Jamkesmas untuk pelayanan dasar di puskesmas termasuk jaringannya

2. Jamkesmas untuk pelayanan kesehatan lanjutan di rumah sakit balai kesehatan.

Sedangkan untuk setiap peserta jamkesmas berhak mendapatkan pelayanan kesehatan meliputi:

a. pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) dan Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), b. pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan

(RJTL), Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) kelas III; dan,

c. pelayanan gawat darurat.

Sebagai bukti masyarakat miskin akan diberi kartu program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (JPKMM) berlogo ASKES. Kartu tersebut merupakan bukti sah sebagai peserta askeskin untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

Pelayanan kesehatan diberikan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit. Pelayanan kesehatan ini berjenjang berdasarkan rujukan, pelayanan rawat jalan tingkat pertama diberikan di puskemas dan jaringannya. Pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan diberikan di rumah sakit dan jaringannya. Begitu pun dengan pelayanan rawat inap tingkat pertama juga diberikan di puskemas dan pelayanan rawat inap tingkat lanjutan diberikan di rumah sakit.

Dalam hal ini, RSUD dr. Haryoto yang bekerja sama dengan BPJS sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat lanjutan sebagaimana tercantum dalam Permenkes no. 40 tahun 2012 yang menyebutkan bahwa rumah sakit merupakan penyedia pelayanan kesehatan tingkat lanjutan bagi para peserta jamkesmas. RSUD dr. Haryoto memberikan pelayanan dalam dua program yaitu rawat jalan tingkat lanjutan dan rawat inap tingkat lanjutan.

Arti rawat jalan tingkat lanjutan adalah pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik ayau sub sub spesialistik dan dilaksanakan pada pemberi pelayanan kesehatan tingkat lanjutan sebagai rujukan dari pemberi

68 Humaniora, Vol. 12 No. 1 Juni 2015: 66–71 pelayanan kesehatan tingkat pertama, untuk keperluan

observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis, dan/atau pelayanan medis lainnya termasuk konsultasi psikologi tanpa menginap di ruang perawatan. Pelayanan Rawat jalan tingkat lanjutan ini diterapkan pada rumah sakit yang ditunjuk oleh BPJS sebagai penyedia pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, dalam hal ini RSD Dr. Haryoto yang ditunjuk sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat lanjutan terutama rawat jalan tingkat lanjutan. Dan merupakan salah satu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan bagi peserta jamskemas di Kabupaten Lumajang. Akan tetapi banyak beredar anggapan dari masyarakat yang menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan di RSD dr. Haryoto Lumajang khususnya peserta jamkesmas masih kurang optimal. Oleh karena hal inilah yang menarik minat dari peneliti untuk melakukan penelitian di tentang bagaimanakah pelaksanaan pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan di RSD Dr. Haryoto Lumajang.

Di Kabupaten Lumajang, pelaksanaan rawat jalan tingkat lanjutan untuk program jamkesmas masih berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2006. Dikarenakan belum ditetapkan perda terbaru yang mengatur pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan dan rawat inap tingkat lanjutan untuk pasien di ruang kelas III.

Berdasarkan data dari balai pusat statistik di kabupaten Lumajang yang mendapatkan kartu Jaminan kesehatan masyarakat yaitu 426.701 jiwa pendataan ini diambil pada tahun 2008. Sedangkan untuk keterangan jumlah total kunjungan pasien dari para peserta jamkesmas ke RSUD dr. Haryoto Lumajang berdasarkan data dari PT. Askes (Persero) bahwa peserta yang benar-benar menggunakan haknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit dr. Haryoto hanya berjumlah 9.806 jiwa, baik dari peserta pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan dan dari instalasi gawat darurat yang pendataannya diambil dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2012. Dengan persentase jumlah pasien terbanyak yaitu pada peserta pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan sebesar 84% atau kurang lebih sebesar 7.845 jiwa sedangkan persentase untuk peserta pelayanan rawat inap tingkat lanjutan dan instalasi gawat darurat masing-masing sebesar 8%. Sehingga jelas terlihat dari data tersebut pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat khususnya pada pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan lebih besar jumlah pesertanya daripada para peserta pelayanan rawat inap tingkat lanjutan dan dari instalasi gawat darurat.

Kebijaksanaan merupakan dasar dalam suatu program yang bertujuan untuk kepentingan publik, apakah yang harus dilakukan oleh Pemerintah dan masyarakat guna pencapaian suatu tujuan. Kebijakan Publik adalah keputusan-keputusan yang mengikat bagi orang banyak pada tatanan strategis atau bersifat garis besar yang dibuat oleh pemegang otoritas publik.

Sebagai keputusan yang mengikat publik maka kebijakan haruslah dibuat oleh otoritas politik, yakni mereka yang

menerima mandat publik atau orang banyak umumnya proses pemilihan untuk bertindak atas nama rakyat banyak. Selanjutnya Kebijakan Publik akan dilaksanakan oleh Administrasi Negara yang dijalankan oleh birokrasi Pemerintah. Adapun fokus utama dari Kebijakan Publik adalah pelayanan publik, yang merupakan segala sesuatu yang bisa dilakukan oleh negara untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas kehidupan orang banyak.

Salah satu kebijakan dituangkan dalam program Jamkesmas (akronim dari jaminan kesehatan masyarakat) adalah sebuah program jaminan kesehatan untuk warga Indonesia yang memberikan perlindungan sosial di bidang kesehatan untuk menjamin masyarakat miskin dan tidak mampu yang iurannya dibayar oleh pemerintah agar kebutuhan dasar kesehatan yang layak dapat terpenuhi. Program jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) diselenggarakan berdasarkan konsep asuransi sosial. Program ini diselenggarakan berdasarkan konsep asuransi sosial. Program ini diselenggarakan secara nasional dengan tujuan untuk:

1. Mewujudkan portabilitas pelayanan sehingga pelayanan rujukan tertinggi yang disediakan oleh jamkesmas dapat diakses oleh seluruh peserta dari berbagai wilayah. 2. Agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan

pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin.

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang di selenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memudahkan perseorangan, kelompok dan ataupun masyarakat.

Sedangkan sasaran utama dari program ini adalah masyarakat miskin. Masyarakat miskin adalah suatu kondisi di mana fi sik masyarakat yang tidak memiliki akses ke prasarana dan sarana dasar lingkungan yang memadai, dengan kualitas perumahan dan pemukiman yang jauh di bawah standart kelayakan serta mata pencaharian yang tidak menentu yang mencakup seluruh multidimensi, yaitu dimensi politik, dimensi sosial, dimensi lingkungan, dimensi ekonomi, dan dimensi asset.

Program ini bertujuan untuk memenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Adapun kriteria pelayanan yang memuaskan menurut DR. Bob Woworutu (Noveniawanata, http://one.indoskripsi.com) adalah:

1. Kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi. 2. Mampu memberikan pelayanan yang baik. 3. Tidak berbelit-belit.

4. Menyingkat waktu tunggu masyarakat. 5. Dapat menguntungkan semua pihak.

Mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian, baik terdapat tingkat kesempurnaan, sifat, totalitas dari wujud serta ciri atau pun terhadap standar yang telah ditetapkan. Dalam kenyataannya melakukan penilaian ini tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan

69

Dalam dokumen Humaniora vol 12 No 1 Juni 2015 (Halaman 71-73)