• Tidak ada hasil yang ditemukan

113Valentino: Analisis Kesalahan Buku Siswa Matematika Kelas VII SMP/MTs Semester II Kurikulum

Dalam dokumen Humaniora vol 12 No 1 Juni 2015 (Halaman 117-119)

Increasing Students’ Vocabulary Through Listening Simple Song Ninik Suryatiningsih

113Valentino: Analisis Kesalahan Buku Siswa Matematika Kelas VII SMP/MTs Semester II Kurikulum

dengan defi nisi objek tersebut. Berikut ini kriteria kesalahan pengungkapan dan penyajian objek matematika pada buku teks matematika.

a. Kesalahan yang terkaitan dengan fakta Kesalahan menggunakan simbol

Kesalahan menggunakan istilah matematika b. Kesalahan yang terkait dengan konsep

Kesalahan mendefinisikan konsep

Penggunaan ilustrasi yang kurang sesuai untuk menjelaskan konsep

Pemberian contoh yang tidak sesuai dengan konsep yang diberikan

Ketidaklengkapan memberikan syarat atau semesta pembicaraan pada definisi

c. Kesalahan yang terkait dengan prinsip

Kesalahan menghubungkan beberapa konsep atau fakta dengan konsep

d. Kesalahan yang terkaitan dengan keterampilan

Informasi pada proses pengerjaan tidak sama dengan informasi awal soal

Kesalahan dalam proses penghitungan Kesalahan dalam proses pengerjaan

METODE

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kesalahan penyajian objek matematika yang kurang sesuai pada buku siswa matematika SMP kelas VII Kurikulum 2013 edisi revisi 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan mengunakan rancangan penelitian deskriptif.

Prosedur penelitian dalam penelitian ini yaitu membaca buku yang menjadi sumber data untuk mencari apakah terdapat kesalahan penyajian pada buku tersebut untuk dibandingkan dengan referensi yang lebih akurat. Kemudian data yang diperoleh dikelompokkan, apakah termasuk kesalahan penyajian objek yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, atau keterampilan,. Langkah selanjutnya mendeskripsikan sesuai kesalahan penyajian objek matematika.

Berikut sumber data yang digunakan dalam penelitian ini.

Judul Buku : Buku Siswa Matematika SMP/MTs Kelas VII Semester II Edisi Revisi 2014 Penulis : Abdur Rahman As’ari, Mohammad Tohir,

Erik Valentino, Zainul Imron, Ibnu Taufi q, Bornok Sinaga, Andri Kristianto Sitanggang, Tri Andri Hutapea, Pardomuan N. J. M. Sinambela, Sudianto Manullang, Lasker Pengarapan Sinaga, Mangara Simanjorang, Nuniek Alfi anti Agus, Ichwan Budi Utomo, Swida Purwanto, Lambas, Aris Hadiyan, dan Pinta Deniyanti.

Penerbit : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud

Tahun Terbit : 2014

Tebal buku : 186 halaman ISBN : 978-602-282-353-7

HASILDANPEMBAHASAN

Setelah melakukan analisis, peneliti menemukan beberapa kesalahan dalam Buku Siswa Matematika SMP/MTs Kelas VII Semester 1 Edisi Revisi 2014 yang begitu beragam. Kesalahan yang ditemukan dikategorikan berdasarkan objek matematika, yaitu fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan. Selain menganalisis kesalahan, penulis juga menyajikan rekomendasi perbaikannya. Rincian kesalahan dan rekomendasi perbaikan disajikan dalam uraian berikut. a. Kesalahan yang terkait dengan fakta

1) Kesalahan penggunaan istilah matematika terdapat pada halaman 12, yaitu kata “segi empat” seharusnya “segi empat”.

2) Pada alternatif penyelesaian Contoh 1.3 pada halaman 9 dituliskan pada prosedur penyelesaian disertakan tanda satuan derajat ( 0 ). Seharusnya satuan tidak perlu ditulis, karena dalam matematika, objek yang dioperasikan bilangana.

3) Kesalahan penulisan satuan luas pada Contoh 1.7 di halaman 16. Seharusnya satuan luas adalah “cm2” ,

tetapi ditulis “cm”.

4) Pada halaman 17, dituliskan kalimat “ Gambar 1.9 merupakan persegi panjang ABCD. “. Kesalahan dalam penggunaan istilah “persegi panjang”, karena gambar 1.9 yang ditunjukkan adalah gambar “persegi”.

5) Pada halaman 27, kurang tepat penggunaan istilah d1 untuk diagonal terpanjang, dan d2 untuk diagonal terpendek dalam menjelaskan rumus luas layang- layang. Cukup menggunakan diagonal ke-1 dan diagonal ke-2, karena bilangan 1 dan 2 pada penulisan d1dan d2 hanya indek saja, tidak menandakan yang lebih panjang atau lebih pendek. Pada contoh halaman 28 juga terdapat contoh penyelesaian, dengan d1 adalah diagonal pendek, sedangkan d2 adalah diagonal panjang. Tentunya, hal ini bertentangan dengan dengan apa yang dituliskan sebelumnya pada materi.

6) Pada halaman 33, dituliskan “ Satu ∠ sama dengan 90º “. Simbol “∠“ dibaca “sudut” untuk penamaan suatu sudut. Sedangkan untuk menyatakan ukuran sudut, lebih tepat menggunakan kalimat “ salah satu ukuran sudutnya sama dengan 900 ”.

7) Pada halaman 34, penggunaan istilah rusuk tidak tepat untuk segitiga. Kata “rusuk” digunakan untuk menjelaskan perpotongan antara dua sisi (berupa bidang) pada bangun ruang. Sedangkan untuk bangun datar menggunakan istilah “sisi” (berupa ruas garis).

114 Humaniora, Vol. 12 No. 1 Juni 2015: 111–116

Gambar 1. Gambar konten buku halaman 8.

4) Pada halaman 103, terjadi ketidak sesuaian antara informasi dengan gambar penjelas untuk konsep refleksi, yaitu seharusnya A(2,3), namun pada gambar dituliskan B(2,3). Hal serupa juga ditemukan pada halaman 105, tidak sesuai antara penjelasan dengan gambar, seharusnya N(-3, -1), namun dituliskan N(-3, 1). Begitu pun pada halaman 114, seharusnya (-5, -1), namun ditulis (-5, -2)

5) Pada halaman 104, seharusnya hasil refleksi titik A(3,2) terhadap titik asal (0, 0) adalah A’(-3, -2), namun dituliskan A’(-3, 2).

6) Pada halaman 118 dikatakan bahwa “Jika suatu bangun setelah diputar satu putaran pada pusatnya dan bentuknya sama seperti gambar awal setelah n putaran, maka bangun tersebut memiliki simetri putar tingkat n, untuk n > 1.” Seharusnya batasnya adalah n

≥ 1, karena tingkat simetri putar paling sedikit adalah satu, yaitu ketika bangun tersebut hanya bisa diputar 0° untuk kembali ke bentuk atau posisi semula. 7) Halaman 119

8) Halaman 120, dikatakan bahwa “bayangan titik Q(– 5, –3) yang diputar 90° adalah Q’(5, 3).” Seharusnya bayangan bayangan titik Q(–5, –3) yang diputar 90° dengan pusat (0, 0) adalah Q’(3, -5). Namun jika melihat soal dan keterangan gambar pada Halaman 120, yang perlu diubah adalah sudutnya, yaitu 90°, sehingga kalimatnya seharusnya diubah menjadi “bayangan titik Q(–5, –3) yang diputar 180° dengan pusat (0,0) adalah Q’(5,3)”. Titik pusat rotasi perlu dituliskan pada penjelasan, mengingat titik pusat adalah titik acuan rotasi.

9) Halaman 123

Gambar tidak sesuai dengan penjelasan. Pada gambar adalah segitiga ABC, namun pada penjelasan dituliskan segitiga ABD. Begitu pun pada gambar persegi panjang KLMN, namun pada penjelasan dituliskan persegitpanjang MNOP.

Kemudian penggunaan istilah “diagram grafik” pada halaman 157 kurang tepat. Macam-macam diagram dalam matematika, antara lain: diagram batang, diagram lingkaran, diagram garis namun tidak ada istilah diagram grafik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah diagram diartikan sebagai gambaran (buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau menerangkan sesuatu. Sedangkan grafik adalah lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar (tt turun naiknya hasil, statistik, dsb). Jika memperhatikan pengertian kedua istilah tersebut, sama-sama digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi. Jadi tidak tepat menggunakan istilah “diagram grafik”.

8) Pada halaman 146, salah penggunaan istilah pada peta konsep. Seharusnya “penyajian dan penafsiran data” namun ditulis “pengolahan data”.

b. Kesalahan yang terkait dengan konsep

1) Pada Contoh 1.2 di halaman 8 disajikan bentuk berpola seperti berikut.

Pada alternatif penyelesaian yang disajikan, yang dianggap sebagai belah ketupat hanya bentuk belah ketupat berwarna orange saja. Padahal daerah yang berwarna putih pun juga bisa dihitung sebagai belah ketupa, karena soal tersebut perintahnya hanya “belah ketupat” saja, buka “belah ketupat berwarna orange”.

2) Ketidaksesuaian penjelasan alternatif penyelesaian Contoh 1.18 pada halaman 43 dengan gambar yang mengakibatkan ketidaksesuaian konsep, seperti penyebutan persegi panjang PURT, UQSR. Dampaknya juga adalah pada prosedur penyelesaian yang tidak sesuai dengan gambar. Jika dicermati, yang perlu diubah adalah gambar, yaitu penamaan titik sudut “U” dan “P” saling ditukar, maka konsep dan prosedur yang dijelaskan menjadi benar. 3) Pada halaman 100 dituliskan pengertian refleksi

sebagai berikut.

Refleksi adalah pencerminan suatu benda atau bangun geometris pada suatu Garis. Sedangkan menurut menurut Downing (2009, 284) dalam buku Dictionary of Mathematical Term dijelaskan

A reflection is a transformation in which the transformed figure is the mirror image of the original

figure (Refleksi adalah transformasi di mana hasil

transformasinya adalah gambar cermin dari gambar asal).

Pengertian pada buku masih terlalu sempit, karena refleksi tidak hanya terhadap garis, tetapi juga titik, misal refleksi terhadap titik (0, 0).

Bayangan titik P(5,2) yang diputar 90° adalah P'(–2,5). Bayangan titik Q(5,3) yang diputar 90° adalah Q'(3,–5) Ketidaklengkapan penjelasan dan ketidaksesuaian antara j a w a b a n d e n g a n s o a l dan gambar, seharusnya bayangan titik Q(-5,-3) yang diputar 90° searah jarum jam dengan pusat (0, 0) adalah Q’(3, -5).

115

Dalam dokumen Humaniora vol 12 No 1 Juni 2015 (Halaman 117-119)