BAB III METODOLOGI PENELITIAN
E. Metode Analisis Data
4. Uji Hipotesis
c. Uji Multikoloniaritas
Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah di dalam sebuah model regresi ada interkorelasi atau kolinearitas antar variabel bebas.
Interkorelasi adalah hubungan yang linear atau hubungan yang kuat antara satu variabel bebas atau variabel prediktor dengan variabel prediktor lainnya di dalam sebuah model regresi(Santoso, 2010).
Pada dasarnya, multikolinearitas dianggap sebagai suatu gejala yang muncul dalam suatu model regresi dikarenakan adanya hubungan yang sempurna diantara variabel bebas. Munculnya multikolinearitas dalam suatu model regresi ditandai dengan nilai varian yang semakin meningkat dan juga nilai standar error yang semakin besar.
Pengujian ada tidaknya multikolinearitas salah satunya dapat dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai toleransinya.
Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang memiliki nilai lebih dari 0,5 maka dapat dikatakan bahwa data bebas dari multikolinearitas. Kemudian, apabila nilai VIF < 10 dan nilai toleransi mendekati angka satu, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian tersebut tidak terindikasi terkena gejala multikolinearitas. Apabila sebuah model regresi diduga mengandung unsur multikolinearitas, maka untuk dapat mengatasi masalah multikolinearitas adalah dengan mengabaikan masalah tersebut tanpa perbaikan. Pada dasarnya, multikolinearitas hanya menyebabkan estimator dalam sebuah model memiliki standar error yang rendah, namun estimator yang dihasilkan masih bersifat BLUE yang berarti estimator yang dimiliki tidak mengharuskan tidak adanya korelasi antar variabel independen.
4. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Uji Linieritas Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain, dalam analisis regresi, variabel yang mempengaruhi disebut independent variable (variabel bebas) dan variabel yang dipengaruhi disebut dengan dependent (variable terikat) (Noor,
2017). Pada penelitian ini, analisis regresi ganda akan digunakan untuk mengetahui pengaruh promosi (X1), pelayanan (X2) dan margin (X3), secara bersama-sama terhadap minat pembiayaan pemilikan rumah (Y). Adapun model regresi pada penelitian ini sebagai berikut:
Keterangan:
Y : Minat pembiayaan pemilikan rumah β0 : Konstanta
β1-3 : Koefisien regresi X1 : Variabel promosi X2 : Variabel pelayanan X3 : Variabel margin
e : Variabel gangguan Uji Hipotesis b. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen pelayanan dan margin terhadap variabel dependen, yaitu minat pembiayaan pemilikan rumah.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%) (Rohmana, 2013). Uji t digunakan untuk mengetahui hipotesis diterima atau tidak.
Uji t dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
t : t hitung
r : koefisien korelasi n : jumlah sampel
Dalam melakukan pegambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel pada taraf signifikansi 5%. Apabila t hitung > t tabel atau probabilitas < tingkat signifikansi (Sig 0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika t hitung < t tabel atau probabilitas > tingkat signifikansi (Sig 0,05), maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
𝑌 𝛽 𝛽 𝑋 𝛽 𝑋 𝛽 𝑋 𝑒
t r√n 2
1 r
c. Uji Koefisien Determinasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur atau mengetahui seberapa besar tingkat kecocokan atau kesempurnaan model regresi. Mencari koefisien determinasi (R2) antara prediktor X1, X2, X3, dengan kriterium Y melalui rumus:
Keterangan:
Kd : Koefisien determinasi
r2 : Koefisien korelasi dikuadratkan F. Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2015) definisi operasional variabel penelitian dalam penelitian merupakan bentuk operasional dari variabel-variabel yang digunakan, biasanya berisi definisi konseptual, indikator yang digunakan, alat ukur yang digunakan dan penilaian alat ukur. Pada dasarnya operasionalisasi variabel merupakan penjabaran konsep-konsep yang akan diteliti dalam penelitian, sehingga dapat dijadikan pedoman guna menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Pada bagian ini akan dijelaskan definisi serta operasionalisasi masing-masing variabel dalam penelitian ini yakni Minat pembiayaan pemilikan rumah (Y), Promosi (X1), Pelayanan (X2) dan Margin (X3).
𝐾𝑑 𝑟 100%
Tabel 3. 1 Operasional Variabel
No. Variabel Dimensi Indikator Jenis
Data Y
1. Minat dapat diartikan sebagai kesadaran seseorang bahwa sesuatu objek, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut
No. Variabel Dimensi Indikator Jenis
Data 360 hari, perhitungan margin keuntungan
No. Variabel Dimensi Indikator Jenis
Data 1. Tingkat seringnya
menjadi sponsor suatu acara
pemeran atau event 1. Tingkat Frekuensi
promosi penjualan Sumber: Data Hasil Olahan Peneliti (2021)
Instrumen merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar penelitian dan hasilnya mudah diolah (Arikunto, 2010).
Penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa angket (kuesioner) yang akan diisi oleh responden. Angket yang dibuat berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat tertutup, yaitu jawaban sudah disediakan oleh peneliti. Instrumen terdiri dari angket untuk mengukur promosi, pelayanan, dan margin berpengaruh terhadap minat pembiayaan pemilikan rumah. Adapun pernyataan yang diberikan menggunakan model jawaban skala likert anatar 1-5 sebagai berikut:
Tabel 3. 2 Skala Pengukuran
Alternatif Jawaban
Rentang Jawaban Kategori
Tinggi 5 4 3 2 1 Rendah
Positif 5 4 3 2 1 Negatif
Sumber: Data Hasil Penelitian (2018)
Setelah jawaban diperoleh dari responden maka langkah selanjutnya yaitu mengolah data penelitian. Setelah data diolah, langkah selanjutnya yaitu mengkategorikan masing-masing variabel sebelum data di analisis lebih lanjut untuk menjawab rumusan hipotesis. Adapun untuk pengkategorian variabel digunakan rumus sebagai berikut:
Tabel 3. 3 Skala Pengukuran Kategori
Skala Kategori
X > µ 𝟏, 𝟎𝝈 Tinggi
µ 𝟏, 𝟎𝝈 ≤ X µ 𝟏, 𝟎𝝈 Sedang
X < µ 𝟏, 𝟎𝝈 Rendah
Sumber: Azwar (2012) Keterangan:
X : Skor empiris
µ : Rata-rata teoritis ((skor min + skor maks)/2)
𝜎 : Simpangan baku teoritis ((skor maks – skor min)/6)
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil
Tabel 4. 1Profil Objek Penelitian
Bidang Usaha Bank Umum Syariah
Kepemilikan Saham PT Bank Central Asia Tbk 99,99995%
PT BCA Finance 0,00005%
Tanggal Beroperasi 5-Apr-10
Izin Beroperasi Salinan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.
12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010
Anggaran Dasar
Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat PT Bank UIB nomor 49 tanggal 16 Desember 2009 yang dibuat di hadapan Notaris Pudji Rezeki Irawati, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No.
AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia pada Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 23 tanggal 20 Maret 2012
Modal Dasar Rp5.000.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetorkan
Penuh
Rp2.255.182.137.000
Bursa Efek Saham BCA Syariah belum tercatat dan diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia
Kode Bank 536
Jumlah Karyawan 581 orang; 495 permanen, 86 kontrak (Desember 2020)
Alamat Kantor Pusat
PT Bank BCA Syariah Jl. Jatinegara Timur no.72 Jakarta Timur 13310
Tel. (62 21) 8190072, 8505030, 8505035
Jumlah Jaringan 68 jaringan cabang, 17.623 ATM BCA (data Desember 2020), dan ratusan ribu EDC BCA
Sekretaris Perusahaan
Hubungan Masyarakat BCA Syariah Kantor Pusat Jl. Jatinegara Timur no.72 Jakarta Timur 13310
Tel. (62 21) 8505030, 8505035, 8190072 Email: bcas_humas@bcasyariah.co.id 2. Visi dan Misi BCA Syariah
a. Visi
Menjadi Bank Syariah Andalan dan Pilihan Masyarakat b. Misi
Mengembangkan SDM dan infrastruktur yang handal sebagai penyedia jasa keuangan syariah dalam rangka memahami kebutuhan dan memberikan layanan yang lebih baik bagi nasabah.
Membangun institusi keuangan syariah yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran, penghimpunan dana dan pembiayaan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.
B. Hasil Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas
Untuk pengujian validitas, dapat dilihat berdasarkan Tabel Correlations, dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel, dengan syarat r hitung ≥ r tabel, atau dengan melihat nilai Signifikasi (Sig.) pada kolom jumlah, dengan syarat harus >0,05.
Dalam memperoleh data dalam penelitian, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 111 responden, yaitu nasabah BCA Syariah di wilayah jabodetabek yang pernah menggunakan KPR IB pada tahun 2017-2020.
Dalam penelitian ini, kuesioner terbagi ke dalam 4 variabel utama yaitu, variable promosi yang terdiri dari 9 butir pertanyaan, variable pelayanan yang terdiri dari 12 butir pertanyaan, variable margin yang terdiri dari 11 pertanyaan dan variabel minat dari 10 butir pertanyaan.
Sebelum disebarkan kepada 111 responden, Dimana dengan 111 responden, maka nilai df – 2 = 111 – 2 = 109, sehingga r tabel = 0,3044 dengan taraf signifikan 5%. Maka dapat dilihat dari hasil uji validitas sebagai berikut :
Tabel 4. 2 Variabel Promosi (X1)
No Item Pertanyaan R
Hitng R
Tabel Ket 1 BCA Syariah Menawarkan Produk PPR kepada
konsumen 0,639 0,1865 Valid
2 BCA Syariah menyampaikan informasi dengan mudah
dan cepat 0,673 0,1865 Valid
3 Konsumen pahan dengan promosi yang dilakukan
BCA Syariah 0,705 0,1865 Valid
4 Konsumen mendapatkan informasi tentang PPR BCA
Syariah dari berita 0,593 0,1865 Valid
5 Konsumen mendapatkan informasi tentang PPR BCA 0,787 0,1865 Valid 6 BCA Syariah melakukan promosi di media online 0,809 0,1865 Valid
7 BCA Syariah sering melakukan promosi di berbagai
media 0,809 0,1865 Valid
8 BCA Syariah sering menjadi sponsor dalam sebuah 0,667 0,1865 Valid 9 BCA Syariah sering mengikuti event tentang
penyuluhan PPR 0,237 0,1865 Valid
Tabel 4. 3 Variabel Pelayanan (X2)
No Item Pertanyaan R
Hitng R
Tabel Ket 1 BCA Syariah melakukan pelayanan dengan ramah 0,696 0,1865 Valid
BCA Syariah melayani konsumen dengan baik 0,1865
2 0,825 0,1865 Valid
3 Karyawan di BCA Syariah menerapkan Salam Senyum
Sapa 0,329 0,1865 Valid
4 Apabila BCA Syariah melakukan kesalahan, maka
akan bertanggung jawab 0,792 0,1865 Valid
5 BCA Syariah selalu tanggap terhadap keluhan 0,787 0,1865 Valid 6 Pelayanan BCA Syariah selalu cepat dan tanggap 0,750 0,1865 Valid 7 Karyawan BCA Syariah selalu menampilkan
penampilan yang terbaik 0,761 0,1865 Valid
8 Karyawan BCA Syariah selalu berpakaian rapih dan
sopan 0,657 0,1865 Valid
9 Karyawan BCA Syariah mengetahui segala informasi
tentang Produk BCA Syariah 0,714 0,1865 Valid
10 Karyawan BCA selalu menanggapi keluhan nasabah 0,535 0,1865 Valid 11 BCA Syariah menerima kritik dan saran konsumen 0,576 0,1865 Valid 12 BCA Syariah menyiapkan media khusus untuk
menyampaikan kritik dan saran 0,666 0,1865 Valid
Tabel 4. 4 Variabel Margin (X3)
No Item Pertanyaan R
Hitng R
Tabel Ket 1 Tingkat margin BCA Syariah tidak memberatkan
konsumen 0,823 0,1865 Valid
2 Tingkat margin BCA Syariah relative kecil 0,762 0,1865 Valid 3 Tingkat margin yang ditetapkan mudah untuk
melakukan perhitungan harga 0,880 0,1865 Valid
4 Tingkat margin BCA sebanding dengan harga market 0,765 0,1865 Valid 5 Tingkat margin BCA Syariah bisa dikompromi 0,810 0,1865 Valid 6 Mengajukan PPR di BCA Syariah sangat mudah 0,805 0,1865 Valid 7 Kemudahan dalam mengajukan angsuran pembiayaan 0,696 0,1865 Valid 8 Kemudahan pembayaran transaksi di BCA Syariah 0,588 0,1865 Valid 9 Margin Produk PPR lebih kecil di Bank lainnya 0,724 0,1865 Valid 10 Persyaratan Administrasi di BCA Syariah mudah 0,497 0,1865 Valid 11 Konsumen bisa bernegosiasi Tingkat Margin di BCA
Syariah 0,664 0,1865 Valid
Tabel 4. 5 Variabel Minat (Y)
No Item Pertanyaan R
Hitng R
Tabel Ket 1 Konsumen mencari Informasi tentang produkPPR
di BCA Syariah 0,550 0,1865 Valid
2 Iklan produk PPR mampu menarik minat untuk
memerhatikan iklan tersebut 0,614 0,1865 Valid
3 Iklan produk PPR mampu membangkitkan
keinginan untuk mengetahui produk lebih lanjut 0,553 0,1865 Valid 4 Konsumen tertarik pada produk PPR BCA Syariah 0,669 0,1865 Valid
5 Iklan/Promo produk PPR membuat konsumen ingin
membeli rumah 0,827 0,1865 Valid
6 Iklan/Promo produk PPR membuat konsumen ingin
menggunakan jasa BCA Syariah 0,601 0,1865 Valid
7 Konsumen ingin mengajukan produk PPR di Bank
Syariah 0,618 0,1865 Valid
8 Konsumen ingin untuk mengajukan produk PPR di
BCA Syariah 0,712 0,1865 Valid
9 Konsumen Pernah Melakukan transaksi PPR
Syariah di BCA Syariah 0,591 0,1865 Valid
10 Konsumen sering bertransaksi PPR Syariah di BCA Syariah
0,317 0,1865 Valid Sumber : Data diolah menggunakan SPSS Versi 25
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data yang menyatakan bahwa dari item pernyataan yang diberikan kepada 111 responden ditemukan bahwa nilai pearson correlation (r hitung) > 0,1865 (r tabel) yang berarti seluruh butir pernyataan yang mewakili variabel dapat dinyatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan Program SPSS Versi 25 menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Menurut Sugiyono (2014) metode ini dinilai sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala, seperti 1-5. Suatu variabel dikatakan reliabel atau handal jika nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,70. Berikut ini merupakan nilai uji reliabilitas :
Tabel 4. 6 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.919 42
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS Versi 25
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,919> 0,70, sehingga dapat dikatakan bahwa ke-42 faktor tersebut dinyatakan valid dan reliabel untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi promosi, pelayanan, dan margin terhadap minat PPR nasabah BCA Syariah di Jabodetabek.
C. Analisis Deskriptif
Penelitian ini menjelaskan keadaan responden yang berjumlah 111 responden yang terdiri dari nasabah yang menggunakan produk KPR IB pada BCA Syariah se-jabodetabek. Berikut ini merupakan deskripsi mengenai data dan identitas responden meliputi :
1. Karakteristik Responden a. Jenis Kelamin
Tabel 4. 7 Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS Versi 25
Berdasarkan Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa jumlah responden laki-laki jauh lebih besar dibandingkan jumlah responden perempuan yaitu sebesar 80 orang atau 72,1%, sedangkan sisanya 31 orang atau 27,9% adalah perempuan.
b. Status
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS Versi 25
Berdasarkan tabel 4.4 karakteristik berdasarkan status diketahui bahwa jumlah responden yang berstatus menikah sebanyak 106 orang atau 95,5%
dan responden berstatus belum menikah sebanyak 5 orang atau 4,5%. Hal ini menunjukan bahwa responden berstatus menikah lebih mendominasi.
c. Pendidikan terakhir
Tabel 4. 9 Pendidikan Terakhir
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 3 2 1.8 1.8 1.8
4 14 12.6 12.6 14.4
5 74 66.7 66.7 81.1
6 21 18.9 18.9 100.0
Total 111 100.0 100.0
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS Versi 25
Berdasarkan Tabel 4.5 karakteristik responden berdasarkan Pendidikan terakhir diketahui bahwa jumlah responden yang berpendidikan SMP berjumlah 2 orang atau 1,8%, dilanjutkan dengan responden yang berpendidikan SMA berjumlah 14 orang atau 12,6%, responden yang berpendidikan S1 berjumlah 74 orang atau 66,7%, serta responden yang berpendidikan S2 dan S3 berjumlah 21orang atau 18,9%.
d. Agama
Tabel 4. 10 Agama
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 111 100.0 100.0 100.0
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS Versi 25
Berdasarkan Tabel 4.6 karakteristik responden berdasarkan Agama diketahui jumlah responden yang beragama Islam berjumlah 111 orang atau 100,0%.
e. Pendapatan
Tabel 4. 11 Pendapatan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2 22 19.8 19.8 19.8
3 89 80.2 80.2 100.0
Total 111 100.0 100.0
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS Versi 25
Berdasarkan Tabel 4.7 karakteristik responden berdasarkan Pendapatan diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki pendapatan Rp. 2.000.000<Rp. 5.000.000 berjumlah 22 orang atau 19,8%, dan responden yang memiliki pendapatan >Rp. 5.000.000 berjumlah 89 orang atau 80,2%.
f. Frekuensi menggunakan KPR IB
Tabel 4. 12 Frequensi Menggunakan KPR IB BCA Syariah
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 110 99.1 99.1 99.1
2 1 0.9 0.9 100.0
Total 111 100.0 100.0
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS Versi 25
Berdesarkan Tabel 4.8 karakteristik responden berdasarkan Frekuensi menggunakan KPR IB diketahui bahwa responden yang frequensi menggunakan KPR IB satu kali berjumlah 110 atau 99.1%, sedangkan 1 orang sisanya atau 0,9% lebih dari satu kali frequensi menggunakan PPR
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS). Uji asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini yaitu uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastitas. Pengujian asumsi klasik pada penelitian ini menggunakan SPSS Statistics 25 dengan hasil pengujian sebagai berikut:
3. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam pene;otoan ini adalah data yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara melalui normal P-Plot, dan grafik histogram.
Menurut Santosa (2010), tujuan dari uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi dengan data bentuk lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang mempunya pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.
Uji normalitas data dengan Normal P-Plot, suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik- titik data yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik- titik data searah mengikuti garis diagonal.Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah data
yang didapat terdistribusi normal atau tidak. Adapun pengujian pada penelitian ini menggunakan table histogram dengan hasil sebagai berikut:
Gambar 4. 1 Gambar Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 4.1, distribusi data berbentuk lonceng mengikuti atau mendekati distribusi normal. Kesimpulan ini diperkuat dengan gambar 4.2 yaitu probability plot yang bergerak tidak jauh dari garis normal.
Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa data diatas berdistribusi normal karena titik- titik mengikuti garis diagonal. Hal ini dipertegas dengan grafik probability plots yang tidak bergerak jauh dari garis normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data telah lolos uji normalitas
4. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu gejala yang muncul pada suatu modelregresi karena adanya hubungan yang sempurna di antara variabel bebas.Multikolinieritas yang terjadi dalam sebuah model regresi ditandai dengan nilai varian yang semakin meningkat dan juga standar error yang semakin besar (Rohmana, 2013). Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah di dalam sebuah model regresi ada inter korelasi atau kolinearitas antar variabel bebas.
Pengujian ada tidaknya multikolinearitas salah satunya dapat dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai toleransinya. Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang memiliki nilai lebih dari 0,5 maka dapat dikatakan bahwa data bebas dari multikolinearitas.
Kemudian, apabila nilai VIF < 10 dan nilai toleransi mendekati angka satu, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian tersebut tidak terindikasi terkena gejala multikolinearitas.
Tabel 4. 13 Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS Versi 25
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai tolerance dari semua variabel lebih besar dari 0,5 dan nilai VIF lebih kecil dari 10,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini telah memenuhi syarat tidak terdapat multikolinearitas.
5. Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi penting dalam model regresi linear klasik adalah bahwa setiap kesalahan pengganggu (e) mempunyai varian yang sama atau asumsi ini disebut homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas diperlukan untuk mengetahui apakah terdapat heteroskedastisitas pada penelitian ini.
Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas dalam suatu model regresi adalah dengan melihat titik-titik dalam scaterplot apakah membentuk pola-pola tertentu/berkumpul di satu sisi atau dekat dengan nilai 0 pada sumbu Y pada kurva yang dihasilkan saat kita menggambar kurva dengan menggunakan SPSS atau tidak. Jika titik-titik data menyebar tidak secara beraturan, maka model regresi dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas (Sarwono, 2013).
Gambar 4. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar di atas hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa seluruh variabel independen tidak terkena gejala heteroskedastisitas (terdapat homoskedastisitas) Hasil uji pada tabel juga diperkuat dengan hasil yang terlihat dari gambar tidak menunjukkan suatu pola/garis/bergelombang.
D. Pengujian Hipotesis
Pada bagian pengujian hipotesis akan dibahas mengenai pengujian secara parsial dengan uji t untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial dalam menjelaskan variabel dependen dan uji F untuk menguji pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Kemudian dilakukan pula uji koefisien determinasi untuk melihat sejauh mana kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
Tabel 4. 14 Hasil Pengujian Hipotesis
Sumber : Data diolah menggunakan SPSS Versi 25
Jika data diatas dimasukkan ke dalam model persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y = (10.241) + 0.032 X1 + 0.218 X2 + 0.399 X3+e Penjabaran dari persamaan regresi di atas dapat diketahui bahwa:
1. Nilai konstanta sebesar 10,241 menyatakan ketika variabel promosi, pelayanan dan margin sebesar 0, maka minat menggunakan KPR IB di BCA Syariah sebesar 10,241.
2. Nilai koefisien regresi pada variabel promosi sebesar 0,032 dan memiliki tanda koefisien regresi yang positif, hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang searah antara promosi dan minat. Hal ini mengindikasikan bahwa promosi memiliki pengaruh positif terhadap minat nasabah menggunakan KPR IB BCA Syariah sebesar 3,2%
3. Nilai koefisien regresi pada variabel pelayanan sebesar 0,218 dan memiliki tanda koefisien regresi yang positif, hal tersebut
menunjukkan adanya hubungan yang searah antara pelayan dan minat. Hal ini mengindikasikan bahwa pelayanan memiliki pengaruh positif terhadap minat nasabah menggunakan KPR IB BCA Syariah sebesar 21,8% yang artinya pelayanan memiliki peran penting meningkatkan minat nasabah untuk menggunakan KPR IB di BCA Syriah
4. Nilai koefisien regresi pada variabel margin sebesar 0,399 dan memiliki tanda koefisien regresi yang positif, hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang searah antara margin dan minat. Hal ini menunjukan bahwa margin memiliki pengaruh positif terhadap minat nasabah menggunakan KPR IB BCA Syariah sebesar 39,9% yang artinya margin tinggi maupun rendah akan mempengaruhi minat nasabah menggunakan KPR IB di BCA Syariah
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda di atas, maka analisis penerimaan hipotesis dapat dilakukan dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Pengujian Hipotesis 1: Pengaruh promosi (X1) terhadap minat (Y)
Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis maka dapat diketahui pengaruh atau keterkaitan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun perolehan dari nilai t-hitung dan tingkat signifikasi pada variabel promosi terhadap minat sebagai berikut:
Tabel 4. 15 Hasil Pengujian Hipotesis : Pengaruh Promosi terhadap Minat
koefisien t-hitung t-tabel prob keputusan keterangan
0,32 0,603 1.65922 0,548 H1 Ditolak Tidak
Signifikan Sumber : Data diolah menggunakan SPSS Versi 25
Pengujian hipotesis melalui uji t pada variabel promosi ini dilakukan dengan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05 dan df
= n-k (111-4) =107 sehingga diperoleh t tabel sebesar 1,65922.
Berdasarkan hasil estimasi yang terdapat pada tabel 4.14 menunjukkan t hitung kurang dari (<) daripada t tabel yang berarti tidak ada pengaruh serta tingkat signifikansi pengaruh promosi terhadap minat sebesar 0,548 > 0,05 yang berarti tidak signifikan.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa promosi tidak berpengaruh terhadap minat dengan koefisien 0,32
2) Pengujian Hipotesis 2: Pengaruh pelayanan (X2) terhadap minat (Y)
Berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis maka dapat diketahui pengaruh atau keterkaitan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun perolehan dari nilai t-hitung dan tingkat signifikasi pada variabel pelayanan terhadap minat sebagai berikut:
Tabel 4. 16 Pengujian Hipotesis : Pengaruh Pelayanan terhadap Minat
Tabel 4. 16 Pengujian Hipotesis : Pengaruh Pelayanan terhadap Minat