• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Signifikan Simultan (Uji-f)

Dalam dokumen SKRIPSI. Disusun Oleh: ASHADI JAMBAK (Halaman 62-0)

BAB III METODE PENELITIAN

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Uji Hipotesis

3.8.1.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-f)

Uji simultan (uji-f) ini digunakan untuk melihat apakah variabel independent yaitu kepemimpinan (X1) dan motivasi (X2) secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent yaitu kinerja (Y).

Kriteria pengambilan keputusan dalam uji F dengan menggunakan SPSS adalah:

1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak atau variabel bebas dari model regresi linier tidak mampu menjelaskan variabel terikat.

2. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima atau variabel bebas dari model regresi linier mampu menjelaskan variabel terikat.

3.8.2 Uji Isntrumen

Untuk memastikan apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan dua macam pengujian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

3.8.2.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Suharsimi, 2006: 168)

Dalam menguji tingkat validitas suatu instrumen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: analisis faktor dan analisis butir. Dalam penelitian ini menggunakan analisis butir yaitu skor-skor total butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y (Suharsimi, 2006: 176). Pengujian validitas menggunakan bantuan program SPSS.

Hasil perhitungan r hitung kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikan 0,05. Apabila r hitung > r tabel maka butir instrumen dapat dikatakan valid, akan tetapi jika r hitung < r tabel maka dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid.

Uji validitas digunakan dengan cara menguji korelasi antara skor item dengan skor total masing-masing variabel. Secara statistik angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dalam angka tebel r person correlation. Apabila nilai r hitung > r tabel, maka instrumen tersebut dikatakan valid. R tabel ditentukan dengan cara mencari besarnya df dan besarnya df dapat dihitung dengan rumus N-2.

N=jumlah sample : 30-2=28 dan alpha 0.01. Didapat r tabel 0,361 (lihat r tabel pada df=88). Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan pada variabel kepemimpinan, kompensasi, motivasi dan variabel prestasi kerja memenuhi persyaratan dikarenakan nilai korelasi mempunyai nilai diatas 0,361.

3.8.2.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instumen tersebut cukup baik (Suharsimi, 2006:178). Instrumen dikatakan reliabel adalah jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu dan suatu variabel dikatakan reliabel jika memberi nilai cronbach’s Alpha >

0,60 (Ghozali, 2006:45).

3.8.3 Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini akan diuji menggunakan metode regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Model regresi berganda harus memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang baik. Apabila dalam suatu model telah memenuhi asumsi klasik, maka dapat dikatakan model tersebut sebagai model ideal atau menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik atau Best Linier Unbias Estimator (BLUE). Model regresi perlu diuji dengan asumsi klasik karena kriteria BLUE diatas, yang dilakukan dengan uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas.

3.8.3.1 Uji Normalitas

Pengujian distribusi data bertujuan untuk pengujian suatu data penelitian apakah dalam model statistik, variabel terikat dan variabel bebas berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Distribusi data normal menggunakan statistik parametrik sebagai alat pengujian. Sedangkan distribusi tidak normal digunakan untuk analisis pengujian statistik non parametrik. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji normalitas data dari masing-masing variabel dengan menggunakan one-sample kolmogorov-smirnov.

Untuk menguji normalitas data suatu penelitian, salah satu alat yang digunakan adalah menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Menurut Imam Ghozali (2005), bahwa distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) < Z tabel (1,96), atau angka signifikansi >

taraf signifikansi () 0,05; maka distribusi data dikatakan normal.

2. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) > Z tabel (1,96), atau angka signifikansi <

taraf signifikansi () 0,05 distribusi data dikatakan tidak normal.

3.8.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.

Multikoloneritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Regresi bebas dari multikoloneritas apabila nilai toleransinya di atas 0,0001 dan VIF kurang dari 5 (Santoso, 2000: 281) Imam Ghozali (2002:64) mengatakan bahwa nilai VIF multikoloneritas adalah kurang dari 10 dan tolerance mendekati 1.

3.8.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y-prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Melihat grafik terlihat tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.8.4 Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu antara variabel kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap variabel kinerja (Y). Dengan menggunakan rumus sebagai berikut

𝒀𝒀 =∝ +𝒃𝒃𝟏𝟏 𝒙𝒙𝟏𝟏+ 𝒃𝒃𝟐𝟐𝒙𝒙𝟐𝟐

Keterangan:

Y = Kinerja α = Konstanta X1 = Kepemimpinan X2 = Motivasi

b1 = Koefisien Regresi kepemimpinan b2 = Koefisien Regresi motivasi kerja

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan

Sebagai Pelabuhan umum yang tidak diusahakan kapal-kapal yang menyinggahi Pelabuhan Kelas III Barus, pada umumnya adalah kapal-kapal dengan konstruksi tersebut dari kayu serta kegiatan bongkar muatnya secara umum masih dikerjakan langsung oleh tenaga manusia / ABK-nya sendiri.

Dalam rangka pelayanan terhadap kapal-kapal yang melakukan kegiatan atau menyinggahi pelabuhan Kelas III Barus pada akhir-akhir inidihapkan pula pada permasalahan yaitu terjadinya tumpang tindih kewenangan terhadap pelayanan bagi kapal-kapal pelayanan bagi kapal-kapal Nelayan khususnya yang berukuran kurang dari 7 GT isi kotornya.

Dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 31 tahun 2004, tanggal 06 oktober 2004 tentang Perikanan dan Kelautan yang akan melahirkan peraturan daerqh yang sepertinya member ke3an mengabaikan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayanan.

Dari permasalahan tersebut memberikan dampak yang sangat besar terhadap kegiatan yang selama ini terjadi Tugas pokok dan Fungsi Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus khususnya pada tugas sektor Lalu lintas, Angkutan Laut dan Pelayanan Jasa.

Selain sebagi Pelabuhan Umum, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kels III Barus juga merupakan salah satu tujuan kunjungan Wisata yang berada di Daerah Kabupaten Tapanuli-tengah Provinsi Sumatera Utara yang banyak dikunjungi oleh Wisatawan baik domestic maupun Manca Negara.

Hal ini juga disebabkan oleh Kantor Unit Penyelenggara Kelas III Barus merupakan salah satu Pelabuhan Umum yang pantainya landai, Pasirnya Putih, pemandangannya indah kelaut lepas serta berjarak hanya 350 Km dari ibu kota Provinsi Sumatera Utara (Medan) hal ini juga sejak dahulu sudah dikenal oleh banyak pihak dan masyarakat umum.

Pada saat ini kondisi Pelabuhan Kelas III Barus sedang dikunjungi sebagai pelabuhan Wisata Bahri yang kegiatan perusahaan nya di Kelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli-tengah.

Berdasarkan Keputusan Kementrian Perhubungan Nomor KM.62 Tahun 2010 tanggal 08 November tentang Organisasi dan Tata kerja Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus yang membawahi dua (2) wilayah kerja masing-masing.

1. Wilayah Kerja Muara Tapus 2. Wilayah Kerja Sorkam

Keadaan Iklim Pelabuhan Kelas III Barus dipengaruhi musim Timur dan musim Barat dengan suhu udara rata-rata berkisar 30º dengan suhu tertinggi antara 32º dan 33º sedangkan suhu yang terendah antara 24º dan 22º sedangkan angin timur dengan kecepatan sekitar 10-17 Km/Jam bertiup antara bulan Maret sampai dengan bulan Agustus, sedangkan angin barat dengan kecepatan sekitar 15-25 Km/jam antara bulan September dengan bulan Febuari.

Adapun gambaran Geografis dan Iklim pada wilayah tersebut adalah:

1. Pelabuhan Kelas III Barus, berada di Kecamatan Barus yang terletak di Kelurahan Pasar Batu Gerigis Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara pada koordinat:

91º 98º 53º BT 10º 26º 11º LU

2. Wilayah Kerja Muara Tapus berada di Kecamatan Sirandorung terletak di Desa Muara Tapus Kabupaten Tapanuli-Tengah Provinsi Sumatera Utara Pada koordinat:

89º 98º 53º BT 10º 26º 11º LU

3. Wilayah Kerja Sorkam berada di Kecamatan Sorkam yang terletak di Desa Pasar Sorkam Kabupaten Tapanuli-Tengah Provinsi Sumatera Utara pada koordinat:

91º 98º 53º BT 10º 26º 11º LU

Gambar 4.1 Gedung Pelabuhan Kelas III Barus Tahun 2018

Sumber: Kantor Pelabuhan Kelas III Barus.

Pelabuhan kecil barus mulai dikenal pada tahun 627 Sebelum Masehi, yang terletak di pantai barat laut Provinsi Sumatera Utara menghadap ke Samudra Hindia yang luas, peernah menjadi eksportir utama Kamper (kapur barus) dan kamper kayu dunia.

Begitu banyak sehingga bahkan sampai hari ini kaata kamper dalam bahasa Indonesia kapur barus yang berarti kapur dari barus. Saat ini, meskipun barus merupakan pelabuhan antar pulau yang sepi dan hanya melayani perahu tradisional yang membawa barang dan barang dagangan ke Nias di Samudera Hindia, Aceh Utara, Sumatera Barat dan Minangkabau ke selatan. Masa kemasan yang sudah lewat ketika kapal dari India, Arab, Persia dan China yang digunakan untuk berlayar berbondong bonding untuk berlabuh disini untuk mencari kamper berkualitas dan berharga tinggi serta rempah-rempah lainnya yang sangat dicari di seluruh India dan Timur Tengah.

Sejak abad awal Masehi, Barus adalah terkenal dengan kamper dan kamper kayu yang sayangnya saat ini dimiliki semuanya menghilang kecuali namanya. Namanya banyak disebut-sebut dari bahasa Yunani, America, Arab, India, Tamil, Cina dan Melayu jawa. Setelah orang-orang Arab, disusun Srilanka dan kemudian orang-orang Spanyol, Inggris dan Belanda. Hal ini tidak mengherankan bahwa anda akan menemukan Pelabuhan barus yang kosmopolitan, dimana penduduk asli batak hidup harmoni dengan pendatang dari Jawa, Minangkabau, Cina, India dan Arab.

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan A. Visi

Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan perhubungan yang handal, mapu berdaya saing dan memberikan nilai tambah

B. Misi

Adpun Misi Pelabuhan Kelas III Barus adalah sebagai berikut :

1. Mempertahankan tingkat jasa pelayanan, sarana dan prasarana perhubungan.

2. Melaksanakan konsolidasi melalui restruktirisasi dan reformasi dibidang sarana dan prasaran perhubungan.

3. Meningkatkan aksebelitas masyarakat terhadap pelayanan jasa perhubungan.

4. Meningkatkat kualitas pelayanan jasa perhubungan yang handal dan memberikan nilai tambah.

C. Tujuan

Tujuan Pelabuhan Kelas III Barus adalah menjadi Pelabuhan yang terbaik dan menghasilkan keuntungan yang ditargetkan.

4.1.3 Makna Logo Perusahaan

Gambar 4.2 Logo Pelabuhan Kelas III Barus Sumber : Pelabuhan Kelas III Barus.

Lambang terdiri dari bentuk lingkaran dan pita bertuliskan Kementrian Perhubungan Republik Indonesia yang menggambarkan satu kesatuan, kekompakan dan keterpaduan dalam melaksanakan tugas yang diembanKementrian Perhubungan untuk mencapai cita-cita Bangsa dan Negara.

Adpun Unsur-unsur lambang tersebut terdiri dari : 1. Sayap tujuh helai sebelah kiri dan kanan.

2. Jangkar yang menyatu sayap dan ekor.

3. Bola dunia warna biru dengan garis-garis warna emas yang menyatu dengan roda gigi sebanyak 12 buah warnah emas dan 12 buah warnah biru

4. Ekor warnah emas lima helai

5. Padi 45 butir dan kapas 17 buah seluruhnya berwana emas yang tangkainya di ikat dengan pita warnah emas bebrbentuk angka delapan.

6. Seloka “Wahana MAnghayu Warga pertiwi” diletakkan didalam jangkar warnah biru.

7. Pita warnah emas dan biru diletakkan dibawah lingkaran warnah emas dengan tulisan Kementrian Perhubungan Republik Indonesia.

Adpun ariti lambang Logo tersebut adalah :

1. Roda bergigi berarti matra Perhubungan darat.

2. Jangkar berarti matra Perhubungan laut.

3. Burung Garuda berarti matra Perhubungan Udara.

4. Bulatan Bumi berarti lingkup pelayanan jasa Perhubungan

5. Warnah logo terdiri dari warna biru langit (Cerulean Blue) berarti kedamain dan kuning berarti keagungan.

4.1.4 Ruang Lingkup Perusahaan

Sasaran penulisan adalah Pelabuhan Kelas III Barus itu sendiri dan daerah hinterlandnya, yaitu Kabupaten tapanuli-tengah, Kotamadya Sibolga, Kabupaten Tapanuli Sewlatan, Kabupaten Nias, dan Kabupaten Tapanuli Utara yang dibatasipada identifikasi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan pengembangan dan peningkatan fungsi Pelabuhan Kelas III Barus guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan dipantai Barat Sumatera Utara.

4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu organisasi atau perusahaan. Fungsi struktur organisasi diantaranya adalah untuk pembagian wewenang, menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem komunikasi. Dengan demikian kegiatan yang beraneka ragam dalam suatu perusahaan disusun secara teratur sehingga tujuan usaha yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai dengan baik. Dalam penerapannya struktur organisasi dari suatu perusahaan selalu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk menetapkan suatu struktur organisasi harus dilihat sesuai dengan jenis perusahaan dan lingkup kebutuhan perusahaan yang menggunakannya.

Struktur organisasi yang dipergunakan Pelabuhan Kelas III Barus adalah struktur organisasi garis, yang perlimpahan wewenang berlangsung secara vertikal yaitu dari pimpinan tertinggi kepada para bagian atau departemen yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi yang memisahkan fungsi dengan jelas, maka dapat diperoleh keuntungan sebagai berikut:

1. Terciptanya arus komunikasi yang baik dalam perusahaan.

2. Terhindar dari konflik dalam pelaksanaan kegiatan kerja.

3. Mendapatkan ketegasan fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan.

4. Terwujudnya hubungan yang harmonis antar karyawan dalam perusahaan.

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Pelabuhan Kelas III Barus Kabupaten Tapanuli-tengah

Sumber : Pelabuhan Kelas III Barus

4.1.6 Deskripsi Tugas Perusahaan

Pada Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus dapat dibentuk Wilayah kerja sesuai dengan kebutuhan berdasarkan analisi organisasi dan beban kerja mempunyai tugas melakukan kegiatan pemberian pelayanan lalu lintas angkutan laut, keamanan,dan keselamatan pelayaran diperaian pelabuhan untuk

Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan

Petugas Tata Usaha

Petugas lalu Lintas Angkutan Laut

Petugas Fasilitas Pelabuhan

Petugas Kesyabandaran

Wilker SORKAM Wilker TAPUS

mempelancar angkutan laut yang berada dibawah dan tanggung jawab kepada Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus.

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang ada dalam struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan

Wewenang dan tanggung jawab dari Kepala Kantor adalah sebagai berikut:

a. Membuat kebijaksanaan yang diperlukan dalam pelaksanaannya.

b. Mengatur strategi agar pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar.

c. Membuat Audit dan menyiapkan laporan Audit.

d. Menyediakan sarana pendukung yang memadai dan menunjang kelancaran operasi perusahaan.

e. Merencanakan dan mengendalikan kebijaksanaan keuangan yang telah dibuat oleh bagian keuangan termasuk menyetujui anggaran belanja dan biaya perusahaan.

2. Petugas Tata Usaha

Wewenang dan tugas Tata Usaha melakuakan kegiatan keuangan, kepegawaian, dan Umum, hokum masyarakat serta laporan. Dilingkungan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan.

3. Petugas lalu lintas dan Angkutan Laut

Melakukan kegiatan penyedian dan pemeliharaan penahanan gelombang, kolam pelabuhan, air pelayaran dan sarana Bantu Navigasi Pelayanan penjamin kelancaran arus barang, penumpang dan hewan, penyedian atau pelayanan jasa

kepelabuhan dan pengaturan pengendalian jasa kepelabuhan dan pengaturan pengendalian serta pengawasan usaha jasa terkait dengan kepelabuhan dan angkutan di perairan.

4. Petugas Fasilitas Pelabuhan

Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana induk pelabuhan serta Daerah Lingkungan Kerja (DLKR) dan Daerah Lingkungan Kepentingan Kepelabuhan (DLKP) penydian fasilitas pelabuhan dan jasa pemanduan dan penundaan penjamin keamanan dan ketertiban di pelabuhan.

5. Petugas Kesyandaran

Penyiapan bahan pengawasan keselamatan dan keamnan pada Kantor Unit Penyelnggara Pelabuhan Kelas III Barus.

4.2 Penyajian Data 4.2.1 Indentitas Responden

Data umum responden dimaksudkan untuk mengindentifikasi responden. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus Kabupaten Tapanuli-Tengah Yng berjumlah 30 orang. Karakteristik responden ini meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Indentitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 23 76,7%

2 Perempuan 7 23,3%

Jumlah 30 100%

Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2018

Tabel 4.1 diatas mejelaskan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 23 orang atau 76,7%. Hal ini berarti dalam pemilihan karyawan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus Kabupaten Tapanuli-Tengah terlihat lebih banyak jumlah karyawan laki-laki dbandingkan dengan jumlah karyawan perempuan dimana terdapat perbedaan antara jumlah jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Tabel 4.2

Indentitas Responden Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi Persentase

1 26 – 30 tahun 16 53,3%

2 31 – 40 tahun 10 33,3%

3 43 – 49 tahun 4 13,4%

Jumlah 30 100%

Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2018

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa karyawan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus Kabupaten Tapanuli-Tengah didominasi 26 – 30 tahun sebanyak 16 orang atau 53,3% dan 31 – 40 tahun sebanyak 10 orang atau 33,3%. Hal ini, dapat disimpuilkan bahwa karyawan masih produktif dalam bekerja sehingga

sehingga kinerja karyawan bisa didapatkan. Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus Kabupaten Tapanuli-Tengah memiliki karyawan yang cukup baik dari indentitas umur karyawan diharapkan dapat bekerja produktif demi mencapai tujuan perusahaan.

Tabel 4.3

Indentitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase

1 SMA/SMK 6 20,0%

2 D-III 10 33,3%

3 S1 14 46,7%

Jumlah 100%

Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2018

Tabel 4.3 diatas menjelaskan bahwa karyawan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus Kabupaten Tapanuli-Tengah di dominasi oleh tingkat pendidikan yaitu pada tingkat Sarjana (S1) sebanyak 14 orang atau 46,7%. Dari data diatas dapat disimpulkan, bahwa sebagian besanya karyawan Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus Kabupaten Tapanuli-Tengah berpendidikan terakhir Sarjana (S1). Hal ini menunjukkan bahwa Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus Kabupaten Tapanuli-Tengah memiliki kemampuan kerja yang tinggi karena telah mengenyam pendidikan Sarjana, sehingga diharapkan dapat memenuhi target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

4.2.2 Kepemimpinan pada Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus Kabupaten Tapanuli-Tengah

Dalam mengukur variabel kepemimpinan (X1) di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus Kabupaten Tapanuli-Tengah, peneliti menggunakan 8 (delapan) indikator yaitu Bersifat adil, Memberi sugesti, Mendukung Tercapainya Tujuan Sebagai katalisator, Menciptakan rasa aman, Sebagai wakil organisasi, Sumber inspirasi dan Bersikap menghargai. Kemudian indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi 16 (enambelas) item pernyataan. Dari pernyataan-pernyataan tersebut dipoeroleh jawaban seperti pada tabel-tabel di bawah ini:

1. Bersifat adil.

Berdasarkan 2 pernyataan mengenai indikator Bersifat adil berkaitan dengan ketika pemimpin memberikan kesempatan dalam jenjang karir yang di jelaskan pada tabel-tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemimpin member seleksi dalam jenjang karir sesuai kemampuan dan potensi

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 8 26,7%

2 Setuju 18 60,0%

3 Netral 4 13,3%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 30 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 60% (18 responden). Hal ini menunjuukan bahwa pemimpin Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus Kabupaten Tapanuli-Tengah sudah memiliki keyakinan dalam memberikan kesempatan bagi karyawan untuk seleksi jenjang karir kepegawaian sesuai potensi dan kemampuan yang dimiliki.

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Tentang Tidak ada perbedaan karyawan antara yang satu dengan yang lain

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 14 46,7%

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak memberikan pernyataan “sangat setuju” sebanyak 46,7% (14 responden). Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus Kabupaten Tapanuli-Tengah memiliki keyakinan tidak membedak-bedakan antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain dalam memberikan tugas.

2. Memberi sugesti.

Berdasarkan 2 (dua) pernyataan mengenai indikator Memberi sugesti berkaitan dengan Mampu menggerakkan orang lain dan mempunyai peran penting untuk di contoh yang di jelaskan pada tabel-tabel berikut:

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Tentang Memberikan contoh teladan yang baik

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 9 30,0%

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 56,7% (17 responden). Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus Kabupaten Tapanuli-Tengah sudah memiliki keyakinan memberikan contoh teladan yang baik dan selalu berbagi pengetahuan yang dimiliki.

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Tentang Memberikan Dorongan semangat bekerja

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 12 40,0%

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 50% (15 responden). Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Barus Kabupaten Tapanuli-Tengah selalu memberikan dorongan semangat kerja dalam bentuk apapun untuk karyawannya.

3. Mendukung tercapainya tujuan.

Berdasarkan 2 pernyataan mengenai indikator Mendukung tercapainya tujuan berkaitan dengan Suatu keharmonisan antara pemimpin dan karyawan selalu menjalin kerjasama yang baik yang di jelaskan pada tabel-tabel berikut ini:

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Tentang Mempunyai inisiatif yang tinggi dalam meberikan ide-ide

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 8 26,7%

2 Setuju 18 60,0%

3 Netral 4 13,3%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 30 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2018

Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 60% (18 responden). Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III

Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 60% (18 responden). Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III

Dalam dokumen SKRIPSI. Disusun Oleh: ASHADI JAMBAK (Halaman 62-0)