• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak uncounted/undocumented statistics terhadap kesetaraan gender dan perlindungan perempuan (mencakup bidang ketenagakerjaan dan hukum)

Tema dan Topik Seminar Serial

Topik 2: Dampak uncounted/undocumented statistics terhadap kesetaraan gender dan perlindungan perempuan (mencakup bidang ketenagakerjaan dan hukum)

Tujuan : untuk menggali secara lebih mendalam dan obyektif mengenai

penyebab masalah, hambatan, dan tantangan dalam penanganan masalah uncounted/ undocumented statistics secara responsif gender, serta kemungkinan solusi ke depan.

Lingkup : istilah uncounted/undocumented statistics dalam studi ini adalah kegiatan-kegiatan yang tidak tercakup dan tidak terhitung di dalam sistem statistik nasional Indonesia. Contoh: kegiatan-kegiatan bernilai ekonomi-sosial seperti pekerjaan sektor informal, pembantu di rumah/di tempat kerja yang tidak bergaji (un-paid non-care workers), anggota keluarga yang bertindak sebagai pengasuh/perawat orang sakit/anak di rumah, relawan PKK/Posyandu (un-paid care workers), dll.

Pemakalah diharapkan:

1. mengidentifikasi permasalahan dan lessons learned, mencakup: a) kualitas pendataan dan pengolahan data dan informasi; dan b) kelembagaaan penyelenggara kebijakan (nasional dan daerah), apakah telah responsif gender atau belum;

2. mengidentifikasi potensi ke depan untuk penanganan masalah statistik secara responsif gender;

3. menyajikan data-data yang relevan dan dari sumber yang valid, dan sebaiknya menggunakan data dari hasil EGM untuk topik yang sama;

4. merekomendasikan langkah-langkah penanganan masalah dan pengembangan/ pemanfaatan potensi secara responsif gender, dan bila memungkinkan indikator terkait;

5. merekomendasikan provinsi-provinsi yang perlu mendapat perhatian khusus terkait masalah uncounted/undocumented statistics;

Pemakalah Cakupan

1. Dr. Hamonangan Ritonga (Direktur Statistik Kesejahteraan Rakyat-BPS)

Kebijakan pemerintah mengenai penyediaan statistic untuk pencapaian kesetaraan gender dan perlindungan perempuan

2. Hesti Wijaya (Unibraw) The magnitude of uncounted/undocumented statistics di Indonesia dan dampaknya terhadap

kebijakan kesetaraan gender dan perlindungan perempuan

3. DR. Hendri Saparini (ECONIT) Uncounted/undocumented statistics dalam

perekonomian Indonesia: estimasi nilai dan potensi dengan perspektif gender

4. Widjajanti (Smeru) Pengalaman dan pembelajaran mengenai

uncounted/undocumented statistics di tingkat grass root

Topik 3: Percepatan penurunan AKI, AKB dan AKABa dari perspektif gender

Tujuan : untuk menggali secara lebih mendalam dan obyektif mengenai penyebab masalah, hambatan, dan tantangan dalam penurunan AKI, AKB dan AKABa secara responsif gender, serta kemungkinan solusi ke depan.

Pemakalah diharapkan:

1. mengidentifikasi permasalahan dan lessons learned, mencakup kualitas layanan kesehatan dan nutrisi dan kualitas kesehatan ibu dan anak (hasil layanan kesehatan dan nutrisi), dan kelembagaaan kesehatan (responsif gender atau belum);

2. mengidentifikasi potensi ke depan untuk pemenuhan hak kesehatan ibu dan anak secara responsif gender;

3. menyediakan data-data yang relevan dan dari sumber yang valid, dan sebaiknya data dari EGM untuk topik yang sama;

4. merekomendasikan langkah-langkah penanganan masalah dan pengembangan/ pemanfaatan potensi secara responsif gender, dan bila memungkinkan indikator terkait;

5. merekomendasikan provinsi-provinsi yang perlu mendapat perhatian khusus terkait masalah AKI, AKB dan AKABa;

6. Khusus bagi pemakalah dari badan internasional, diharapkan untuk fokus pada pengalaman dan lessons learned dari negara-negara lain.

Pemakalah Cakupan

1. Nila Anfasa Moeloek (Duta

MDGs) Kebijakan pemerintah yang responsif gender untuk percepatan penurunan AKI, AKB dan AKABa 2. Triyono Soendoro (Kemenkes) Peluang dan hambatan bagi penurunan AKI, AKB dan AKABa 3. PKBI (Pengurus Harian

Nasional)

Pengamatan dari perspektif gender mengenai kebijakan kespro untuk percepatan penurunan AKI, AKB, dan AKABa

4. UNICEF Pengalaman dan pembelajaran internasional untuk percepatan penurunan AKI, AKB, dan AKABa di Indonesia.

Topik 4: Dampak ancaman HIV/AIDS (mencakup aspek perlindungan perempuan)

Tujuan : untuk menggali secara lebih mendalam dan obyektif mengenai penyebab masalah, hambatan, dan tantangan dalam penanganan HIV/ AIDS secara responsif gender, serta kemungkinan solusi ke depan. Pemakalah diharapkan:

1. mengidentifikasi permasalahan dan lessons learned, mencakup kualitas serta cakupan informasi-edukasi bagi masyarakat dan kualitas layanan kesehatan dan nutrisi, dan kelembagaaan terkait (responsif gender atau belum);

2. mengidentifikasi potensi ke depan untuk pemenuhan hak kesehatan secara responsif gender;

3. menyediakan data-data yang relevan dan dari sumber yang valid, dan sebaiknya menggunakan data dari hasil EGM untuk topik yang sama;

4. merekomendasikan langkah-langkah penanganan masalah dan pengembangan/ pemanfaatan potensi secara responsif gender, dan bila memungkinkan indikator terkait;

5. merekomendasikan provinsi-provinsi yang perlu mendapat perhatian khusus terkait masalah penanganan kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS yang responsif gender.

Pemakalah Cakupan

1. Kemal Siregar (KPAN) Isu gender dalam program penanggulan HIV/AIDS

2. Dir. P2PL, Kemenkes Kualitas pelayanan

3. Prof. Irwanto (Puska Kesos UI) HIV/AIDS pada anak perempuan 4. Irwan Hidayana (Puska Gender UI) Kespro dan HIV/AIDS

5. Baby Rivona (Ikatan Perempuan Positif

Indonesia) Kesenjangan antara program dan realitas yang ada opik 5: Isu gender dalam Hukum dan Politik: penegakan hukum secara responsif

gender dan pemenuhan hak partisipasi dalam hukum dan politik

Tujuan : untuk menggali secara lebih mendalam dan obyektif mengenai penyebab masalah, hambatan, dan tantangan dalam penegakan hukum serta pemenuhan hak partisipasi dalam hukum dan politik secara responsif gender, serta kemungkinan solusi ke depan.

Pemakalah diharapkan:

1. mengidentifikasi permasalahan dan lessons learned, mencakup:

 bidang hukum: a) kualitas SDM penegak hukum; b) perlindungan terhadap penegak hukum dan terhadap warga yang berhadapan dengan hukum; dan c) kelembagaaan penyelenggara kebijakan (nasional dan daerah) dan organisasi perlindungan hukum, apakah telah responsif gender atau belum;

 bidang politik: a) kualitas SDM (peserta pemilu dan pemilih); b) perlindungan hak partisipasi politik bagi peserta pemilu dan pemilih; dan c) kelembagaaan penyelenggara kebijakan (nasional dan daerah) dan organisasi politik, apakah telah responsif gender atau belum;

2. mengidentifikasi potensi ke depan untuk peningkatan kesetaraan gender di bidang hukum dan politik;

3. menyediakan data-data yang relevan dan dari sumber yang valid, dan sebaiknya data dari EGM untuk topik yang sama;

4. merekomendasikan langkah-langkah penanganan masalah dan pengembangan/ pemanfaatan potensi secara responsif gender, dan bila memungkinkan indikator terkait;

5. merekomendasikan provinsi-provinsi yang perlu mendapat perhatian khusus terkait masalah penegakan hukum dan perlindungan hukum, dan partisipasi politik;

Pemakalah Cakupan 1. DR. Harkristuti Harkrisnowo

(Dirjen HAM-Kemenhukham) Kebijakan pemerintah dalam penegakan hukum yang responsif gender 2. Ninik Rahayu, Komnas

Perlindungan Perempuan

Pengamatan dari sudut keselarasan dan kesenjangan antara pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan dengan realita di masyarakat

3. Rita Kolibonso (Mitra

Perempuan) Peluang dan hambatan pemerintah dalam penanganan isu gender di bidang hukum 4. Dr. Ferry Kurnia Rizkiyansyah,

S.I.P., MSi. (KPU) Upaya pencapaian kesetaraan gender dalam partisipasi politik 5. Sri Eko Budi Wardani

(Puskapol UI) Peluang dan hambatan pemerintah dalam penanganan isu gender di bidang politik Topik 6: Dampak trafficking in person (tindak perdagangan orang)

Tujuan : untuk menggali secara lebih mendalam dan obyektif mengenai penyebab masalah, hambatan, dan tantangan dalam penanganan dan pencegahan trafficking secara responsif gender, serta kemungkinan solusi ke depan.

Pemakalah diharapkan:

1. mengidentifikasi permasalahan dan lessons learned, mencakup: a) kualitas SDM penegak hukum dan pendamping; b) perlindungan terhadap korban dan informan kasus trafficking; dan c) kelembagaaan penyelenggara kebijakan (nasional dan daerah) dan organisasi perlindungan korban trafficking, apakah telah responsif gender atau belum;

2. mengidentifikasi potensi ke depan untuk penanganan dan pencegahan kasus

trafficking secara responsif gender;

3. menyediakan data-data yang relevan dan dari sumber yang valid, dan sebaiknya data dari EGM untuk topik yang sama;

4. merekomendasikan langkah-langkah penanganan masalah dan pengembangan/ pemanfaatan potensi secara responsif gender, dan bila memungkinkan indikator terkait;

5. merekomendasikan provinsi-provinsi yang perlu mendapat perhatian khusus terkait masalah trafficking;

6. Khusus bagi pemakalah dari badan internasional, diharapkan untuk fokus pada pengalaman dan lessons learned dari negara-negara lain.

Pemakalah Cakupan 1. Diar Nurbiantoro, SH, MH (Direktorat

Hukum-Kemenlu) atau Octavino Alimudin, SH, LLM (Direktorat Perjanjian Politik, Keamanan, dan Kewilayahan-Kemenlu)

Kebijakan pemerintah terkait penanganan masalah tindak kejahatan transnasional perdagangan orang

2. Moh. Jumhur Hidayat (Kepala BNP2TKI) atau Dr. Adji Dharma (Direktur Penempatan Tenaga Kerja-Kemenakertrans)

Kebijakan pemerintah dalam pencegahan masalah kejahatan transnasional

perdagangan orang

3. (Bareskrim Mabes-POLRI) Kebijakan pemerintah dalam pencegahan dan penanganan kasus kejahatan

perdagangan orang domestik dan transnasional.

4. (Ditjen Rehsos-Kemensos) Kebijakan pemerintah terkait penanganan rehabilitasi dan reintegrasi

pasca-kejahatan perdagangan orang domestik dan transnasional.

5. Yuyun Wahyuningrum (Human Rights

Working Group) Pengamatan dari sudut keselarasan dan kesenjangan antara pelaksanaan kebijakan

penanganan trafficking dengan realita di masyarakat

6. IOM/Anis Hidayah (Migrant Care) Pengalaman dan pembelajaran internasional untuk pencegahan dan penanganan tindak kejahatan transnasional perdagangan orang Topik 7: Isu Gender terkait Kemiskinan

Tujuan : untuk menggali secara lebih mendalam dan obyektif mengenai penyebab masalah, hambatan, dan tantangan dalam penanganan kemiskinan secara responsif gender, serta kemungkinan solusi ke depan.

Pemakalah diharapkan:

1. mengidentifikasi permasalahan dan lessons learned, mencakup: a) kualitas hidup dan kondisi kerentanan penduduk miskin dan near-poor; b) perlindungan sosial terhadap penduduk miskin dan near-poor; dan c) kelembagaaan penyelenggara kebijakan (nasional dan daerah), apakah telah responsif gender atau belum; 2. mengidentifikasi potensi ke depan untuk penanggulangan kemiskinan secara

3. menyediakan data-data yang relevan dan dari sumber yang valid, dan sebaiknya data dari EGM untuk topik yang sama;

4. merekomendasikan langkah-langkah penanganan masalah dan pengembangan/ pemanfaatan potensi secara responsif gender, dan bila memungkinkan indikator terkait;

5. merekomendasikan provinsi-provinsi yang perlu mendapat perhatian khusus terkait masalah kemiskininan;

6. Khusus bagi pemakalah dari badan internasional, diharapkan untuk fokus pada pengalaman dan lessons learned dari negara-negara lain.

Pemakalah Cakupan

1. Sekretaris Wapres Bidang Kesra dan Penanggulangan Kemiskinan (Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan/TNP2K)

Kebijakan pemerintah dalam percepatan penanggulangan kemiskinan

2. Hamid Muhammad (Diknas) Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan dalam pencegahan kemiskinan: peluang dan hambatan

3. Sudarno Sumarto (SMERU) Peluang dan hambatan dengan perspektif gender bagi pemerintah dalam

penanggulangan kemiskinan 4. NGO ketenagakerjaan/Koalisi

Perempuan Indonesia/Solidaritas Perempuan

Pengamatan dari sudut keselarasan dan kesenjangan antara pelaksanaan kebijakan penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesetaraan gender

5. Nani Zulminarni (PEKKA) Pengalaman dan pembelajaran

penanggulangan kemiskinan di tingkat grass

root

6. Vivi Alatas (World Bank)-Jaminan

Perlindungan Sosial (Social Protection) Pengalaman dan pembelajaran internasional untuk penanggulangan kemiskinan dengan perspektif gender

Topik 8: Dampak perubahan iklim dan lingkungan hidup (mencakup aspek kualitas hidup perempuan)

Tujuan : untuk menggali secara lebih mendalam dan obyektif mengenai penyebab masalah, hambatan, dan tantangan dalam penanganan perubahan iklim dan masalah lingkungan hidup secara responsif gender, serta kemungkinan solusi ke depan.

Pemakalah diharapkan:

1. mengidentifikasi permasalahan dan lessons learned, mencakup: a) fenomena perubahan kualitas hidup perempuan dalam hubungannya dengan perubahan iklim; b) perlindungan lingkungan hidup dari perusakan dan eksploitasi; dan c) kelembagaaan penyelenggara kebijakan (nasional dan daerah), apakah telah responsif gender atau belum;

2. mengidentifikasi potensi ke depan untuk adaptasi terhadap perubahan iklim dan penanganan masalah lingkungan hidup secara responsif gender;

3. menyediakan data-data yang relevan dan dari sumber yang valid, dan sebaiknya data dari EGM untuk topik yang sama;

4. merekomendasikan langkah-langkah penanganan masalah dan pengembangan/ pemanfaatan potensi secara responsif gender, dan bila memungkinkan indikator terkait;

5. merekomendasikan provinsi-provinsi yang perlu mendapat perhatian khusus terkait masalah penyebab perubahan iklim dan pengrusakan lingkungan hidup; 6. Khusus bagi pemakalah dari badan internasional, diharapkan untuk fokus pada

pengalaman dan lessons learned dari negara-negara lain.

Pemakalah Cakupan

1. Dewan Nasional Perubahan Iklim (Rahmat Witoelar atau Amanda Katili)

Kebijakan pemerintah dalam menangani perubahan iklim dan lingkungan hidup

2. Ikatan Ahli Perubahan Iklim

Indonesia/WALHI Pengamatan dengan perspektif gender terhadap implementasi kebijakan pemerintah dalam menangani perubahan iklim dan lingkungan hidup

3. Suraya Affif (UI)/Siti

Amanah (IPB) Pengalaman dan pembelajaran di masyarakat dengan perspektif gender mengenai dampak perubahan iklim dan lingkungan hidup

4. FAO Pengalaman dan pembelajaran internasional untuk

perubahan iklim dan penanganan masalah lingkungan hidup dengan perspektif gender

Topik 9: Perspektif gender dalam pendidikan bagi yang belum terjangkau