• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uni Afrika sebagai Mediator Perundingan Damai

BAB IV PERAN UNI AFRIKA DALAM PENYELASAIAN KONFLIK DARFUR (2003 – 2007)

PERAN UNI AFRIKA DALAM PENYELASAIAN KONFLIK DARFUR (2004-2007)

B. Uni Afrika sebagai Mediator Perundingan Damai

Setelah memfasilitasi jalanan perundingan, Uni Afrika memainkan peran penting sebagai mediator konflik antara pemerintah Sudan dan dua kelompok pemberontak Darfur (SLM/Adan JEM) dalam setiap perundingan damai. Uni Afrika terus mendorong kedua pihak tersebut untuk mengadakan perundingan dan negosiasi dalam rangka penyelesaian komprehensif terhadap konflik. Hasilnya memang terlihat nyata, sejumlah perjanjian untuk melindungi warga Sipil Darfur disepakati berkat mediasi Uni Afrika. Namun efektifitas perundingan tersebut seringkali dipertanyakan karena konflik masih terus berlangsung antara keduanya di lapangan. (AU 2004)

Upaya tak kenal lelah Uni Afrika dalam melakukan mediasi terhadap pihak-pihak yang bertikai di Darfur akhirnya membuahkan suatu hasil yang menjanjikan bagi terciptanya perdamaian di Darfur. Pada tanggal 8 April 2004, setelah melakukan sejumlah putaran perundingan di N’djemana sejak 31 Maret 2004, pemerintah Sudan beserta dua kelompok pemberontak Darfur SLM/A dan JEM menandatangani Humanitarian Ceasefire Agreement (HCFA) beserta Protokol Pembentukan BADAN Bantuan Kemanusiaan di Darfur (Protocol On The Establishment Of Humanitarian Assistance In Darfur). (AU 2004)

Kesepakatan dua belah pihak antara Pemerintah Sudan dan kelompok-kelompok pemberontak Darfur dalam adalah sebagai berikut : (1) menghentikan perang selama 45 hari; (2) membentuk komisi bersama (Joint Commission) dan komisi gencatan senjata (Ceasefire Commission) dengan mengajak pertisipasi

masyarakat internasional termasuk Uni Afrika; (3) membebaskan semua tawanan perang dan setiap individu yang ditahan karena konflik bersenjata; (4) memfasilitasi penyampaian bantuan kemanusiaan dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi penyaluran bantuan kepada pengungsi dan korban perang lainnya. (AU 2004)

Sedangkan dalam protokol pembentukan Badan Bantuan Kemanusiaan Darfur kedua belah pihak menyepakati antara lain, pertama, mengupayakan perdamaiaan menyeluruh di Darfur. Kedua, melakukan pertemuan lanjutan dalam bentuk konferensi semua perwakilan Darfur untuk menyepakati penyelesaian seluruh masalah di Darfur terutama manyangkut pembangunan ekonomi-sosial. Ketiga, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk negosiasi dan menghentikan perang media (propaganda) antara keduanya. (AU 2004)

Perjanjian oleh pemerintah Sudan dan kelompok pemberontak memberikan landasan hukum awal serta jalan bagi Uni Afrika untuk berperan secara aktif dalam penyelesaiaan konflik etnis Darfur melalui sebuah mekanisme yang disepakati oleh setiap pihak. Berdasarkan kesepakatan HCFA pula, pada 13 April 2004 Dewan Keamanan Uni Afrika mengirim tim pengamat ke Darfur dalam rangka membentuk komisi gencatan senjata (CFC) sesegera mungkin Darfur. CFC inilah yang pada akhirnya nanti, melalui beberapa proses, menjadi jembatan bagi misi, operasi maupun penempatan pasukan damai di Darfur secara keseluruhan. (AU 2004)

Meski demikian, dalam setiap perundingan damai, baik pemerintah Sudan maupun kelompok pemberontak seringkali mengajukan tuntutan-tuntutan berbeda tanpa ada kesepakatan sehingga perundingan seringkali menemui jalan buntu. Hal

ini terlihat dari banyaknya putaran perundingan sejak ditandatanganinya kesepakatan HCFA 8 April 2004 di N’djamena Chad. Perundingan antara pihak-pihak yang bertikai di Darfur selanjutnya diselenggarakan di Abuja, Nigeria. (AU 2004)

Di antara isu yang dibahas dalam setiap perundingan damai adalah isu-isu kemanusiaan, keamanan, politik dan pembangunan ekonomi-sosial wilayah Darfur. Kelompok pemberontak Darfur seringkali mengajukan tuntutan mengenai pembagian kekuasaan dan kekayaan, integrasi pasukan pemberontak ke dalam angkatan bersenjata Sudan, serta netralisasi dan pelucutan senjata milisi Janjaweed. Dalam beberapa perundingan, netralisai milisi Janjaweed menjadi tntutan utama kelompok pemberontak.karena dianggap sebagai sumber utama konflik, apalagi menurut pihak pemberontak, pemerintah Sudan memberikan bantuan dan dukungan sepenuhnya kepada Janjaweed. (AU 2004)

Uni Afrika melakukan pendekatan persuasif kepada setiap pihak untuk menjembatani perbedaan pandangan. Bahkan ketua Uni Afrika, Presiden Olusegun Obbansanjo, ikut turun tangan menjembatani kedua belah pihak. Dalam isu netralisasi milisi Janjaweed secepatnya, secara bersamaan Uni Afrika juga meminta kelompok pemberontak Darfur untuk menghentikan serangan terhadap instalasi-instalasi pemerintah Sudan maupun terhadap konvoi kendaraan Uni Afrika yang merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan HCFA. (AU 2004)

Perundingan damai antara pihak-pihak bertikai di Darfur menjadi tidak jelas setelah adanya perpecahan di dalam kelompok pemberontak SLA/M. Minni Minnawi dan Abdulwahid El-Nour masing-masing mangaku sebagai pemimpin SLM/Ayang berhak mewakili kelompok tersebut dalam setiap negosiasi. Hal ini

melahirkan pekerjaan baru bagi Uni Afrika. Fokus utama Uni Afrika kemudian adalah penyelesaian konflik antara Minnawi dan Abdulwahid sebelum melanjutkan perundingan damai. (AU 2004)

Uni Afrika manawarkan dua opsi kepada kedua pemimpin SLM/Atersebut. Pertama,mengirim satu delegasi dalam perundingan damai dengan satu pandangan yang sama sebagaimana komitmen SLM/Adalam penyelesaian konflik Darfur. Kedua, mengirim dua delegasi tapi memiliki pandangan yang sama. Pada awalnya kedua pemimpian SLM/Atesebut memilih opsi pertama tapi pada perkembangan selanjutnya kedua pemimpin SLM/Atersebut hadir dalam putaran perundingan damai ke-7 di Abuja Nigeria pada 26 November 2005. Dalam perundingan tersebut, Minnawi dan Abdulwahid sepakat untuk tidak berbicara dan memberikan kepercayaan kepada kelompok JEM berbicara sebagai perwakilan pemberontak. Isu-isu serta pandangan masing-masing pihak dapat digambarkan melalui tabel di bawah ini. (AU 2004)

Tabel I.III. Isu-isu Perundingan Darfur. Sumber: The Jakarta Post, 2006.

Posisi Pemberontak Posisi Pemerintah Sudan Pandangan Uni Afrika Wilayah Darfur

Menginginkan Darfur menjadi wilayah khusus dengan

pemerintah terpisah

Keputusan pembentukan pemerintahan Darfur harus dilaksanakan melalui referendum

Memasukan perwakilan kelompok pemberontak kedalam pemerintahan Sudan

Wakil Presiden

Posisi wakil presiden harus dari Darfur.

Presiden Sudan berasal dari Utara, sedangkan wakil presiden dari Selatan, Darfur adalah bagian dari Selatan Sudan.

Memasukkan perwakilan Darfur ke dalam pembantu senior kepresidenan. Kompensasi

Memberikan kompensasi individu yang menjadi korban perang.

Kompensasi akan diberikan sebagai bagian dari program rekronstruksi Darfur.

Membentuk dana kompensasi bagi masyarakat Darfur. Pelucutan Senjata Milisi Janjaweed

Janjaweed merupaan milisi dukungan pemerintah Sudan, senjata mereka harus dilucuti sepenuhnya.

Tidak ingin melucuti senjata milisi sipil yang tidak terlibat dalam serangan terhadap penduduk.

Pemerintah Sudan diwajibkan melucuti senjata milisi

Janjaweed dan pelaksanaan harus diawasi oleh tentara Uni Afrika.