Unit Analisis dan Penentuan Informan Penelitian

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.3 Unit Analisis dan Penentuan Informan Penelitian

3.3.1 Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian (Arikunto, 2000). Unit analisis dalam penelitian ini adalah ruang rekam medis dan ruang rawat inap Rumah Sakit Paru Jember.

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

3.3.2 Penentuan Informan Penelitian

Informan penelitian adalah subjek penelitian yang dapat memberikan informasi yang diperlukan selama penelitian. Informan pada penelitian ini meliputi beberapa macam, antara lain (Suyanto, 2005):

a. Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci dalam penelitian ini adalah kepala instalasi SIM RS Paru Jember.

b. Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan utama adalah petugas rekam medis Rumah Sakit Paru Jember.

c. Informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan tambahan dalam penelitian ini adalah kepala komite medis RS Paru Jember, dua dokter dan lima perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Paru Jember.

Penentuan informan menurut Hamidi (2004) diawali dengan menentukan seseorang atau beberapa informan terlebih dahulu baik secara kebetulan maupun cara lain. Kemudian peneliti dapat meminta sejumlah informan lain yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti dan dari informan tersebut peneliti dapat menentukan lebih banyak lagi informan lainnya.

Jumlah informan dalam penelitian ini belum diketahui jumlahnya sebelum peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data di lapangan. Hal ini dikarenakan pengumpulan data pada penelitian kualitatif mempunyai tujuan tercapainya kualitas data yang memadai, sehingga sampai responden yang keberapa data mencapai titik jenuh. Data dapat dikatakan mencapai titik jenuh apabila jawaban yang disampaikan oleh informan sama dengan informan sebelumnya (Hamidi, 2004).

Informan diambil secara purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu atau kriteria tertentu misalnya

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

memilih sampel yang kaya informasi dengan kriteria inklusi sebagai berikut (Sugiyono, 2007) :

a. Petugas Rekam Medis Rumah Sakit Paru Jember yang tugasnya berhubungan dengan pengisian, pengolahan dan pemantauan mutu rekam medis.

b. Bersedia secara sukarela menjadi responden penelitian c. Tidak berada di luar kota saat penelitian berlangsung

Dalam dokumen ANALISIS ANGKA KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN CATATAN MEDIS (AKLPCM) RUANG RAWAT INAP RS PARU JEMBER (Studi Kualitatif di Unit Rekam Medis RS Paru Jember) (Halaman 55-57)