Karakteristik individu adalah karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing responden yang secara personal melekat pada dirinya. Karakteristik individu antara responden yang satu dengan yang lainnya bersifat unik dan berbeda satu sama lain. Karakteristik individu yang akan dilihat dalam penelitian ini ialah komponen usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta suku bangsa.
5.1. Usia
Karakteristik usia responden dalam penelitian ini dibagi ke dalam tiga kategori usia menurut Hurlock (1991) mengenai usia perkembangan karir individu, yaitu 18-40 tahun atau masa dewasa awal, 41-60 tahun atau masa dewasa madya, dan >60 tahun atau masa dewasa akhir.
Tabel 3. Persentase Responden Berdasarkan Kategori Usia
Kategori Usia Frekuensi Persentase (%)
18- 40 tahun 20 50
41-60 tahun 18 45
>60 tahun 2 5
Total 40 100
Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa dari 40 orang responden dalam penelitian ini, sebanyak 20 orang responden berada pada usia masa dewasa awal. Masa dewasa awal erat kaitannya dengan tugas perkembangan dalam hal membentuk keluarga dan pekerjaan. Pada rentang usia ini, seseorang cenderung mulai membentuk dan membangun karir dan usahanya termasuk dalam memulai usaha tertentu. Hanya ada 2 orang responden pada usia dewasa akhir atau >60 tahun. Pada rentang usia ini Hurlock (1991) mengemukakan bahwa seseorang mulai mengurangi kegiatan karirnya atau berhenti sama sekali. Hal tersebut juga terlihat dari komposisi responden yang memiliki usaha kecil dan menengah pada usia dewasa akhir hanya sebesar 5 persen dari total keseluruhan responden. Pada masa ini, karir seseorang juga dianggap sebagai masa pensiun sehingga waktunya lebih banyak dihabiskan untuk menikmati hari tua dibandingkan dengan mengelola suatu bisnis tertentu.
5.2. Jenis Kelamin
Responden dalam penelitian ini mencakup pengusaha UKM binaan UPP-UKM LPPM IPB dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dari 40 orang responden, terdapat 22 responden laki-laki dan 18 responden perempuan.
Tabel 4. Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-Laki 22 55
Perempuan 18 45
Total 40 100
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa dari 40 orang responden, sebanyak 55 persen responden berjenis kelamin laki-laki dari total keseluruhan responden. Responden berjenis kelamin perempuan dalam penelitian ini sebanyak 45 persen dari total keseluruhan responden. Kegiatan bisnis ternyata masih banyak didominasi oleh kaum pria. Namun, dalam penelitian ini pengusaha perempuan yang usahanya menjadi binaan UPP-UKM LPPM IPB juga memiliki komposisi yang cukup besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa perempuan telah banyak yang ikut berkecimpung untuk mengelola bidang usaha tertentu terutama pada sektor informal.
5.3. Tingkat Pendidikan
Karakteristik tingkat pendidikan dalam penelitian ini dibagi ke dalam lima kategori, yaitu tidak sekolah, sekolah dasar, SMP dan sederajat, SMA dan sederajat, dan Akademi/Perguruan Tinggi. Namun, tidak ditemukan responden yang tidak bersekolah ataupun pada tingkat sekolah dasar.
Tabel 5. Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
SMP dan Sederajat 3 7,5
SMA dan Sederajat 4 10
Akademi/Perguruan Tinggi 33 82,5
Total 40 100
Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa dari 40 orang responden sebagian besar (33 orang) merupakan lulusan akademi/perguruan tinggi dengan persentase sebesar 82,5 persen dari total keseluruhan responden. Tingkat pendidikan responden yang paling sedikit adalah tingkat SMP dan sederajat dengan 3 orang
responden atau 7,5 persen dari total keseluruhan responden. Sebagian pengusaha UKM yang tergabung dalam UKM binaan UPP-UKM LPPM IPB telah memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan sebagian dari UKM binaan UPP-UKM LPPM IPB terdiri dari UKM paguyuban pensiunan IPB, UKM wirausaha muda (mahasiswa S1, S2 dan alumni IPB) yang kemungkinan besar merupakan bagian ataupun mantan civitas akademika IPB sehingga sebagian besar memiliki tingkat pendidikan akademi/perguruan tinggi.
5.4. Suku Bangsa
Karakteristik suku bangsa dalam penelitian ini dibagi ke dalam enam kategori suku bangsa. Keenam kategori tersebut didasarkan atas pendapat Geertz (1981) yang mengemukakan bahwa beberapa terdapat suku di Indonesia yang terkenal dengan kelihaiannya untuk berdagang. Orang-orang Suku Bugis dan Banjar rata-rata memiliki pekerjaan berdagang, begitu pula dengan Etnis Tionghoa. Sektor dagang di Indonesia sejak dahulu banyak dikuasai oleh orang-orang Etnis Cina, Arab dan India. Selain itu, Suku Minangkabau dan Batak merupakan suku bangsa yang berorientasi dagang. Dalam penelitian ini, etnis dan suku bangsa dibagi ke dalam enam kategori, yaitu Arab, Batak, Cina/Tionghoa, Minang serta tambahan suku Jawa dan Sunda karena penelitian ini dilaksanakan di pulau Jawa dan berada pada masyarakat yang mayoritas merupakan suku Sunda. Hasil penelitian ini tidak ditemukan responden dengan suku Arab, Batak dan Cina/Tionghoa.
Tabel 6. Persentase Responden Berdasarkan Suku Bangsa
Suku Bangsa Frekuensi Persentase (%)
Jawa 17 42,5
Minang 4 10
Sunda 19 47,5
Total 40 100
Berdasarkan Tabel 6, terlihat bahwa responden dalam penelitian ini paling banyak berasal dari Suku Sunda sebanyak 19 orang dengan persentase sebesar 47,5 persen. Hal tersebut dimungkinkan karena penelitian ini berlangsung di wilayah Jawa Barat yang mayoritas penduduknya berasal dari suku Sunda dan Suku Jawa sebagai pendatang.
5.5. Bidang Usaha
Responden dalam penelitian ini merupakan pengusaha yang usahanya terdaftar sebagai binaan UPP-UKM LPPM IPB. UPP-UKM LPPM IPB membagi bidang usaha UKM binaannya ke dalam lima bidang, yaitu jasa boga dan penjualan aneka makanan dan minuman, perdagangan dan home industry, perdagangan, jasa serta perikanan, pertanian dan peternakan.
Tabel 7. Persentase Responden Berdasarkan Bidang Usaha
No. Bidang Usaha Jumlah (unit) Persentase (%) 1. Jasa boga dan penjualan aneka makanan dan
minuman 12 30
2. Perdagangan dan home industry 5 12,5
3. Perdagangan 5 12,5
4. Jasa 9 22,5
5. Perikanan, pertanian dan peternakan 9 22,5
Total 40 100
Dari 40 orang responden dalam penelitian ini, sebagian besar reponden adalah pemilik usaha bidang jasa boga dan penjualan aneka makanan dan minuman dengan persentase sebesar 32,5 persen. Pengusaha bidang jasa boga dan penjualan aneka makanan dan minuman terdiri dari pemilik usaha warung makan, kantin, catering dan pembuatan makanan kecil basah maupun kering.
BAB VI
SIKAP PENGUSAHA UKM TERHADAP PEMANFAATAN INTERNET