• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETUA II Indrawan Abdurahman

WAWANCARA BERSAMA USTADZ ANDREW IRFAN TANUDJAJA Senin, 14 Maret 2011

---

1. (T) : Siapa nama panjang ustadz? (J) : Andrew Irfan Tanudjaja

2. (T) : Siapa yang memberikan nama tersebut? Mengapa?

(J) : Orang Tua. Karena waktu saya lahir ibu masih beragama Kristen dan ayah sudah menjadi muslim. Makanya nama Andrew itu dari ibu yang artinya kesatria. Dan Irfan nama pemberian ayah yang artinya bijaksana. Klo Tanudjaja itu nama belakangnya ayah.

3. (T) : Ada nama panggilan / kesayangan pada waktu kecil? (J) : Andrew

4. (T) : Ustadz Andrew berapa bersaudara?

(J) : Saya tiga bersaudara. Yang pertama Adrian Agata Tanudjaja, yang kedua Kelvin Ikhwan Tanudjaja. Tetapi kak Adrian sudah meninggal dunia karena sakit.

5. (T) : Sejak kecil apa sebenarnya cita-cita Ustadz?

(J) : Sebenarnya saya ingin menjadi insinyur. Ya tapi takdir berkata lain. Sebagai seorang muslim saya merasa wajib memberikan kontribusi saya di bidang dakwah. Demi kemaslahatan umat muslim.

(J) : Hobi saya menggambar dan membaca. Makanya saya membuat sanggar menggambar buat anak-anak yang punya hobi menggambar seperti saya. 7. (T) : Siapa nama orang tua ustadz?

(J) : Nama Ayah : H. Syarif Siangan Tanudjaja, SH Nama Ibu : Hj. Vera Pangka

8. (T) : Apa pekerjaan orang tua ustadz, apakah ada diantara orang tua ustadz yang menjadi pemuka agama?

(J) : Pekerjaan Ayah sebagai pengacara dan notaris. Ibu sebagai karyawan swasta merangkap ibu rumah tangga. Yang menjadi pemuka agama ayah. Ayah sering berceramah di baanyak tempat. Makanya saya juga belajar banyak tentang berdakwah dari ayah.

9. (T) : Dimanakah tempat tinggal dan daerah asal orang tua bpk?

(J) : Klo ayah sama ibu asli keturunan Tionghoa. Tinggal memang dari dulu di sini. Di Tegalan

10.(T) : Siapakah nama istri ustadz?

(J) : Wah, saya belum menikah tuh. Masih single.

11.(T) : Apakah ada diantara mereka yang bekerja di bidang keagamaan?

(J) : Klo ayah sekarang sebagai ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan sebagai Pembina di Muslim Tionghoa dan Keluarga (MUSTIKA) serta sebagai anggota pemuka agama seluruh Indonesia

(J) : Saya suka menggambar. Makanya saya membuka kursus menggambar bagi anak-anak. Nanti dananya untuk operasional kelompok nasyid yang saya miliki. Namanya Chinese Moeslim Lampion. Karena kelompok nasyid saya tidak ada tarif manggungnya. Jadi untuk operasional kita harus pintar dalam mencari peluang usaha. Nah, karena saya bisa menggambar, kenapa tidak saya salurkan saja hobi saya menjadi sesuatu yang bermanfaat.

13.(T) : Bagaimana sejarahnya ustadz masuk Islam?

(J) : Saya masuk Islam sejak kecil. Tetapi saat saya masih kecil ibu dan ayah berbeda keyakinan. Ayah adalah seorang muslim sedangkan ibu seorang kristiani. Akhirnya setelah 10 tahun pernikahannya, ibu memutuskan untuk masuk Islam mengikuti jejak ayah.

14.(T) : Bagaimana pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua ustadz? (J) : Ayah sebenarnya tidak pernah memaksakan kehendaknya dalam

mendidik anak-anaknya. Jadi terserah kitanya dalam menentukan pilihan. 15.(T) : Apakah orang tua ustadz memiliki andil yang besar terhadap pendidikan

agama yang dimiliki ustadz?

(J) : Sangat besar. Ayah terutama telah mengjarkan banyak pelajaran kepada saya. Bagaimana dulu dia berjuang untuk masuk Islam dan menemukan arti kehidupan. Saya banyak belajar dari beliau.

(J) : Ya ini berjalan dengan sendirinya. Tidak dipaksakan juga oleh orang tua. Karena sebelumnya kakak saya juga sering memberikan motivasi-motivasi, jadi sampai sekarang saya jadi ikut seperti almarhum.

17.(T) : Bagaimana pandangan orangtua melihat keadaan ustadz sekarang?

(J) : Alhamdullilah bangga. Mereka senang melihat saya sekarang aktif memberikan motivasi-motivasi kepada etnis Tionghoa yang saat masuk Islam itu biasanya banyak masalah. Karena ayah juga sudah menginjak usia yang renta. Maka beliau menginginkan adanya regenerisasi. Makanya sekarang saya dan kak Kelvin mengikuti jalur keagamaan seperti ayah

18.(T) : Apa nasihat kedua org tua ustadz yang masih ingat sampai saat ini? (J) : Ayah bilang klo berdakwah itu penuh perjuangan. Makanya itulah yang

selalu saya ingat. Bahwa untuk mengajak semua umat dalam kebaikan itu tidaklah mudah. Harus berjuang.

19.(T) : Mohon diceritakan tentang riwayat pendidikan yang pernah dijalani oleh ustadz? (baik formal atau non formal)

(J) : Saya dulu SD dan SMP masuk di sekolah Kristen BPK Penabur. Itu pilihan Ibu. Karena Ibu bilang sekolah Islam itu dulu tidak ada yang bagus. Tetapi pada siang harinya saya belajar ke madrasah (TPA) dekat rumah. itu juga yang mencarikan adalah ibu. Jadi ibu sama ayah adil. Nah saat masuk SMA saya dipindahkan oleh ayah ke SMAN 68 Jakarta. Karena ayah bilang klo saya tetap berada di sekolah yang notabennya banyak orang-orang Kristen akan tidak baik untuk pergaulan. Karena

pada masa-masa SMA orang-orang kristiani sudah mulai menunjukkan sifat-sifat misionarisnya.

20.(T) : Organisasi apa yang pernah diikuti oleh ustadz?

(J) : Saya dulu pernah ikut Palang Merah Indonesia, Rohani Islam (ROHIS), Himpunan remaja Karien Oie, anggota Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jakarta.

21.(T) : Apakah menjadi pemuka agama adalah cita-cita ustadz?

(J) : Sebenarnya tidak. Tetapi karena berdakwah itu adalah kewajiban bagi seorang muslim jadi saya harus menyampaikannya walaupun hanya satu ayat. Kan begitu dalam hadistnya.

22.(T) : Mohon diceritakan bagaimana akhirnya ustadz menjadi seperti ini? (J) : Ya awalnya saya selalu ikut ayah dan kakak. Eh lama-lama saya jadi

berkecimpung juga di dunia dakwah. 23.(T) : Apa saja kegiatan dakwah ustadz saat ini?

(J) : Saat ini saya aktif memberikan ceramah motivasi dan pengkajian di PITI dan MUSTIKA serta berdakwah melalui nasyid di berbagai acara. 24.(T) : Dalam menyampaikan dakwah ustadz menggunakan metode apa?

(J) : Sebenarnya tidak ada metode khusus. Ya apa yang saya tahu saya sampaikan saja. Dan saya selalu memberikan kesimpulan dengan menggunakan sajak-sajak seperti yang di tuliskan oleh Abuya Ashari Muhammad Atamimi.

25.(T) : Jamaah ustadz biasanya dari kalangan mana?

(J) : Tidak hanya dari etnis Tionghoa saja. Tetapi para mualaf dari berbagai macam golongan juga biasanya konsultasi ke saya. Tetapi ya lebih

banyak etnis Tionghoa memang. Karena kan PITI sendiri wadah orang-orang Tionghoa yang beragama Islam.

26.(T) : Apa arti dakwah menurut bpk?

(J) : Dakwah menurut saya adalah perjuangan. 27.(T) : Apa visi / misi bpk dalam berdakwah?

(J) : Saya harap melalui MUSTIKA dan PITI bisa memberi manfaat kepada orang lain.

TTD