satu kawasan tersebut akan bergerak di kawasan lain. Udara akan bergerak dari daerah dengan tekanan udara tinggi ke daerah dengan tekanan yang lebih rendah untuk mengisi ruang. Maka udara bergerak dari daerah yang dingin ke daerah yang lebih panas. Udara yang bergerak ini disebut angin.
6. Curah Hujan
Hujan ialah suatu proses jatuhnya air (H2O) dari udara ke permukaan bumi. Air yang jatuh dapat berbentuk cair maupun padat (es dan salju). Hujan terjadi karena menguapnya air sebagai akibat dari pemanasan sinar matahari. Uap-uap air tersebut kemudian naik ke atmosfer dan mengalami kondensasi sehingga membentuk awan. Lama-kelamaan, awan akan makin berat, karena kandungan airnya makin banyak. Bila uap air di awan telah mencapai jumlah tertentu, maka titik-titik air pada awan tersebut akan jatuh sebagai hujan.
7. Awan
Awan adalah kumpulan besar dari titik-titik air atau kristal-kristal es yang halus di atmosfer. Pada waktu musim kemarau sedikit sekali kita jumpai awan di udara karena penguapan yang terjadi sedikit, akan tetapi di musim hujan kita dapat menjumpai banyak sekali awan dengan berbagai bentuk dan variasinya, hal ini karena kandungan uap air di udara cukup banyak. Berdasarkan bentuknya, awan dibagi sebagai berikut.
a. Awan cumulus, yaitu awan putih yang bergerombol yang sering kita lihat di siang dan sore hari.
b. Awan stratus, yaitu awan yang berbentuk seperti selimut yang berlapis-lapis dan relatif luas.
c. Awan cirrus, yaitu awan yang letaknya tinggi sekali dan tipis seperti tabir.
d. Awan nimbus, yaitu awan gelap dengan bentuk yang tidak menentu, awan ini menandakan akan terjadinya hujan. Ada beberapa cara sederhana
yang cukup handal untuk meramal perubahan cuaca. Ketika matahari tenggelam dengan semburat warna merah terang, ini berarti cuaca akan membaik. Sebab, umumnya sistem cuaca datang dari arah barat. Langit berwarna merah karena sinar matahari melintasi massa udara yang kering dan berdebu di atas cakrawala barat. Ini mengakibatkan cuaca akan cerah. Sebaliknya, langit merah di pagi hari terjadi ketika cahaya matahari dari arah timur menerpa awan. Artinya cuaca buruk sedang mendekat dari arah barat.
Perilaku satwa juga dapat menjadi petunjuk perubahan cuaca.
Bila hujan akan turun, biasanya sapi duduk berbaring. Kawanan burung terbang ke arah pedalaman daratan ketika akan muncul badai di laut.
Gambar 6.9 Proses terjadinya hujan.
Sumber:Microsoft Student 2006 dengan perubahan.
Hujan A w a n
Kondensasi
Dari beberapa bentuk awan tersebut terkadang kita jumpai bentuk-bentuk awan yang bervariasi atau gabungan.
Contohnya awan culumunimbus, yaitu awan yang bergumpal-gumpal gelap yang biasanya disertai dengan petir dan hujan yang lebat. Jenis awan ini sangat berbahaya bagi penerbangan.
Manusia hidup dan menyatu dengan alam. Karena itu, manusia perlu menyesuaikan diri dengan kondisi alam sekitarnya. Alam dan cuacanya memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Namun, terkadang alam dan cuaca pun dapat mengganggu kehidupan manusia. Contohnya, bila terjadi badai besar yang disertai angin topan, dapat mengancam kehidupan manusia. Sebagai salah satu upaya untuk menyesuaikan diri dengan alam dan cuacanya, manusia perlu mengetahui alam dan meciptakan alat-alat pengukuran cuaca.
Perkembangan teknologi selalu berubah dengan cepat untuk menyesuaikan kehidupan umat manusia dalam menghadapi tantangan zaman. Seiring perkembangan zaman pula, manusia telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuannya sehingga mampu mengukur cuaca dengan berbagai alat yang telah ditemukan. Alat-alat pengukur cuaca sangat membantu manusia dan memahami gejala dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
1. Alat Pengukur Suhu
Alat pengukur suhu dinamakan termometer. Termometer
digunakan dengan cara dipasang di tempat terbuka. Cara kerja termometer sangat sederhana yaitu berupa tabung yang diisi dengan air raksa. Bila udara panas, air raksa yang berada dalam termometer akan mengembang sehingga permukaannya naik.
Gambar 6.10Awan culumunimbus biasanya disertai petir dan hujan yang lebat.
Sumber:Microsoft Student 2006
C. Alat-Alat Pengukur Cuaca
Wawasan Sosial
- Termometer skala Fahrenheirt memiliki titik beku pada suhu 32oF, dan titik didih pada suhu 212oF.
- Termometer skala belum
memiliki titik beku pada suhu 273oK dan titik didih pada suhu 373oK.
- Termometer celcius memiliki titik beku pada suhu 0oC dan titik didih pada suhu 100oC.
Di dekat tabung, dipasang garis skala, sehingga bila air raksa mengembang naik atau turun, permukaannya akan terukur. Air raksa digunakan dalam termometer karena mempunyai tingkat pemuaian yang teratur seiring dengan suhu di sekitarnya. Titik beku air raksa juga sangat rendah, sekitar -39O
C, sedang titik didihnya tinggi, mencapai 357OC.
Ukuran suhu yang terbaca pada termometer, dinyatakan dalam satuan derajat Celcius (OC). Dalam sistem satuan internasional, satuan resminya adalah derajat Kelvin (OK). Sementara itu, beberapa negara Eropa dan Amerika menggunakan satuan derajat Fahrenheit (OF). Saat ini dikenal tiga macam termometer dalam pengukuran suhu, yaitu termometer dinding, termometer maksimum-minimum, dan termometer bola basah-bola kering. Ketiganya memiliki fungsi yang berbeda-beda.
a. Termometer Dinding
Alat pengukur jenis ini berfungsi untuk mengukur suhu udara yang memiliki kemampuan ukur antara -18OC sampai dengan 50OC. Untuk membacanya tinggal melihat tingginya air raksa dalam tabung dengan ketinggian skala.
b. Termometer Maksimum-Minimum
Termometer jenis ini berfungsi mengukur suhu udara terendah dan tertinggi pada suatu tempat dengan satuan derajat. Cara membacanya sama dengan termometer dinding.
c. Termometer Bola Basah-Bola Kering
Termometer bola basah-bola kering berfungsi untuk mengukur kelembapan nisbi udara di suatu tempat dan waktu yang dinyatakan dengan persen (%).
2. Alat Pengukur Angin
Angin diukur berdasarkan kecepatan dan arahnya. Alat
pengukur angin dinamakan anemometer. Anemometer
merupakan suatu alat yang terdiri atas beberapa mangkok yang disusun seperti baling-baling. Setiap mangkok ditopang oleh penampang yang berhubungan dengan pencatat kecepatan mekanis. Kecepatan tersebut kemudian dinyatakan dalam skala. Bila tertiup angin, baling-baling anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Setelah bergerak, alat penghitung pada anemometer akan bekerja dan menghitung kecepatan angin. Hasilnya kemudian dicatat dan dicocokkan dengan skala
Beaufort.
3. Alat Pengukur Curah Hujan
Alat penakar hujan dinamakan fluviometer. Alat ini berupa corong penampung air hujan yang diletakkan di tempat yang rata dan terbuka, untuk memungkinkannya menampung air hujan. Tabung penakar pada fluviometer memiliki gelas penakar hujan dengan skala hingga 25 mm. Mulut penakar fluviometer memiliki luas 100 cm persegi dan dipasang dengan ketinggian
Tugas Mandiri
Setelah pulang sekolah, amatilah sekeliling tempat tinggalmu, adakah alat-alat pengukur cuaca seperti yang telah kamu pelajari? Tanyakan pada Bapak atau Ibu guru, atau orang tuamu di mana alat-alat pengukuran cuaca dapat ditemukan. Apabila memungkinkan, datangi dan amati bersama dengan teman-temanmu.
Tugas Mandiri
Apabila termometer dengan satuan derajat celcius menunjuk-kan angka 29oC, berapa angka yang terbaca pada termometer dengan satuan derajat. Fahren-heit (oF) dan satuan derajat kelvin (oK)?
120 cm di atas tanah. Corong harus dipasang secara mendatar. Curah hujan diukur dengan membagi volume air hujan yang tertampung dengan 100. Satuan yang digunakan adalah ml.
4. Alat Pengukur Kelembapan Udara
Alat pengukur kelembapan udara dinamakan higrometer.
Higrometer bekerja dengan menggunakan rambut manusia. Cara kerja higrometer sangat sederhana. Higrometer dipasang pada penampang Stevenson. Bila udara lembap, rambut akan mengembang dan menggerakkan engsel hingga ke tangkai pena. Kemudian, tangkai pena akan naik. Sebaliknya, bila udara kering, rambut menyusut dan menggerakkan engsel hingga tangkai pena turun. Pergerakan itu dapat terlihat melalui pengukuran skala kelembaan nisbi yang tercatat oleh pena.
5. Alat Pengukur Intensitas Cahaya Matahari
Alat pengukur intensitas cahaya matahari dinamakan campbel stokes. Campbel Stokes digunakan dengan menggunakan kartu pencatat data. Cara kerjanya, kartu dipasang di bagian bawah lensa yang ada pada penampang. Lensa kemudian diletakkan di tempat terbuka. Melalui lensa, cahaya matahari akan membakar kartu. Bagian yang hangus pada kartu akan menunjukkan intensitas penyinaran matahari. Pada kartu yang dipasang di bawah lensa, dicatat satuan waktu dan lama penyinaran.
6. Alat Pengukur Tekanan Udara
Alat pengukur tekanan udara dinamakan barometer. Barometer yang umum digunakan adalah barometer aneroid. Barometer ini mempunyai sebuah tabung lempengan logam yang sebagian besar udara di dalamnya telah dipompa keluar. Pada barometer aneroid terdapat jarum penunjuk skala yang dapat bergerak jika tekanan atmosfer mengembang dan mengempis. Barometer dilengkapi dengan sebuah pena dan kertas pencatat. Kertas pencatat pada barometer disebut barograf dan hasil catatannya disebut barogram.
Gambar 6.12(a) Barometer aneroid, (b) Higrometer
Sumber: www.google.com: image
a
b
Gambar 6.11(a) termometer dinding, (b) termometer bola basah-bola kering, (c) anemometer, (d) fluviometer
Sumber:www.google.com: image, Kamus Visual
b c d
Tahukah kamu, hujan yang terjadi di daerahmu yang terletak di daerah pantai berbeda dengan yang terjadi di daerah pegunungan, terutama prosesnya?
Hujan merupakan bentukan dari awan yang terus naik. Uap air terkandung dalam awan tersebut akan berubah menjadi butir-butir air yang besar dan akhirnya jatuh ke bumi. Hujan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi, terutama bagi pertanian dan penyedian air di darat. Wilayah yang memiliki curah hujan yang sama, dalam suatu peta ditunjukkan dengan garis isohyet
Para ahli membagi hujan menjadi tiga jenis berdasarkan proses terjadinya. Tiga jenis hujan tersebut adalah hujan orografis (hujan relief), hujan konveksi (hujan zenith), dan hujan konvergen (hujan frontal). Adapun salah satu hujan yang terjadi akibat kegiatan manusia adalah hujan asam.
1. Hujan Orografis (Hujan Relief)
Hujan orografis biasanya terjadi di kawasan pegunungan atau perbukitan. Hujan orografis terjadi karena adanya penguapan di daerah lautan. Sehingga udara lautan menghangat karena mengandung banyak uap air. Udara tersebut kemudian bergerak ke kawasan pegunungan. Setelah sampai di atas, udara tersebut mengalami pendinginan dan mengembun menjadi awan. Embun-embun tersebut kemudian menjadi titik-titik air yang akhirnya jatuh di kawasan pegunungan sebagai hujan. Hujan orografis jatuh di lereng gunung tempat datangnya angin. Lereng tempat jatuhnya hujan tersebut kemudian disebut daerah hujan. Sedang lereng gunung yang ada di sekitar daerah hujan, namun tidak mendapat hujan, disebut sebagai daerah bayangan hujan.
D. Jenis-Jenis Hujan
Wawasan Sosial
HUJAN DAN SALJU Jika dasar awan stratus mengambang cukup rendah, titik-titik air kecil akan jatuh sebagai hujan gerimis. Salju kering turun ketika suhu di dekat permukaan tanah di bawah 0°C, titik beku air. Jika salju jatuh ke massa udara yang bersuhu di atas 0°C, sebagian akan mencair. Campur an antara salju dan hujan disebut sleet. Salju basah jatuh ketika
suhunya tepat sebesar 0°C. Gambar 6.13 Hujan orografis
Sumber: Dokumen Penerbit
angin
awan
angin fohn
2. Hujan Konveksi
Hujan konveksi atau disebut juga hujan zenith biasanya terjadi di kawasan yang berada pada 23,5O LU atau LS. Hujan konveksi terjadi karena adanya pemanasan udara di atas daratan akibat proses konduksi. Karena pemanasan tersebut, udara akan mengembang sehingga mengapung naik ke atas. Udara hangat yang naik ke atas bersuhu lebih tinggi dari udara lain yang ada di sekitarnya. Pada ketinggian tertentu, suhu udara akan ber-kurang sehingga terjadi pengembunan. Pengembunan tersebut menghasilkan titik air dan es yang kemudian jatuh sebagai hujan. Hujan konveksi biasanya hanya berlangsung sebentar. Kadang-kadang sinar matahari masih dapat terlihat pada saat terjadinya hujan. Hujan konveksi seringkali disertai guntur.
3. Hujan Konvergen
Hujan konvergen atau disebut juga hujan frontal biasanya terjadi di kawasan yang beriklim tropis. Hujan konvergen terjadi karena adanya pertemuan udara panas dengan udara sejuk. Udara panas yang memiliki masa yang lebih ringan akan naik ke atas udara sejuk. Karena udara panas biasanya mengandung uap air, pergesekkannya dengan udara sejuk menyebabkan adanya pengembunan. Pada ketinggian tertentu, embun-embun yang terbentuk akan jatuh sebagai hujan. Hujan konvergen biasanya sangat lebat dan disertai banyak guntur dan angin kencang.
4. Hujan Asam
Hujan asam terjadi tidak disebabkan karena faktor-faktor alam. Hujan asam adalah hujan yang airnya mengandung zat-zat pencemar, sehingga air hujannya kotor. Selain kotor, air hujan asam bersifat asam dan bila membasahi besi dapat menyebabkan korosi. Keasaman yang terkandung dalam air asam disebabkan terutama oleh kandungan ion hidrogen (H+) bebas pada air hujan. Tingginya kandungan ion hidrogen bebas tersebut disebabkan oleh hasil pembakaran yang menggunakan bahan bakar minyak dan batubara yang digunakan oleh mobil, pabrik, dan sebagainya.
Tugas Bersama
Diskusikan dalam kelompokmu mengapa hujan asam lebih mungkin terjadi di kota-kota besar?
Gambar 6.14 (a) Hujan konveksi, (b) Hujan frontal
Sumber: Dokumen Penerbit
a b awan awan bidang frontal udara panas udara dingin hujan
Pernahkah kamu pergi ke daerah pegunungan? Apabila daerahmu bukan daerah tinggi, tentu kamu dapat merasakan perbedaan temperatur antara daerahmu dengan daerah pegunungan yang pernah kamu kunjungi. Mengapa di pegunungan suhunya lebih rendah dan terasa lebih dingin dibandingkan suhu di dataran rendah?
Salah satu faktor yang memengaruhi suhu di suatu kawasan adalah ketinggian kawasan tersebut. Makin tinggi suatu tempat, maka suhunya akan makin dingin. Demikian pula sebaliknya, makin rendah suatu tempat, maka suhunya akan makin panas. Daerah atau dataran tinggi memiliki suhu yang lebih sejuk dibanding daerah atau dataran rendah. Permukaan pada dataran tinggi biasanya tidak membentang seperti dataran rendah, sehingga pemantulan tidak berlangsung maksimal. Kerapatan udara di dataran tinggi pun lebih renggang daripada dataran rendah. Karena itu, udara di dataran tinggi kurang mampu menyerap panas.
Menurut Braak, ahli iklim dari Belanda, dalam teorinya
Gradien Geotermis, menyebutkan bahwa pada setiap naik 100 meter di permukaan bumi daerah tropis, temperatur udaranya akan turun 0,6oC. Rumus Braak adalah sebagai berikut.
T = 26,3oC – (0,6oC×H)
Keterangan:
T = suhu udara pada ketinggian H
26,3oC = suhu rata-rata permukaan laut di daerah tropis 0,6oC = gradien temperatu setiap naik 100 m
H = ketinggian tempat dalam hektometer atau per seratus
Sebagai contoh, temperatur udara di pantai 26,3oC, maka pada daerah pegunungan dengan ketinggian 2.500 m akan bersuhu: T = 26,3oC –
(
o 2500)
0,6 C ×100
= 26,3oC – 15oC = 11,3oC
Namun teori tersebut dapat berlaku apabila keadaan ideal, di mana pencemaran dan pemanasan global tidak setinggi saat ini.
Apabila kamu berdiri di luar rumah atau di tanah lapang pada sore hari, akan terasa angin bertiup. Angin adalah udara yang bergerak, mengapa udara dapat bergerak?
Wawasan Sosial
Garis-garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan suhu yang sama disebut garis isotherm.
E. Temperatur dan Ketinggian Tempat
F. Jenis-Jenis Angin
Tugas Mandiri
Hitunglah suhu di puncak gunung yang berketinggian 2.100 m dari permukaan laut. Suhu di pantai adalah 26,3OC.
Angin adalah pergerakan udara yang disebabkan adanya perbedaan tekanan udara. Udara yang tertekan akan bergerak dari daerah dengan tekanan udara tinggi ke daerah dengan tekanan yang lebih rendah untuk mengisi ruang. Udara yang dingin memiliki tekanan lebih tinggi dibandingkan udara yang lebih panas atau bersuhu lebih tinggi. Masih ingatkah kamu alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara? Tekanan udara yang dipengaruhi suatu kondisi tertentu di suatu kawasan menyebabkan adanya angin lokal. Beberapa contoh angin lokal antara lain adalah angin darat dan angin laut, angin gunung dan angin lembah, serta angin jatuh.
1. Angin Darat dan Angin Laut
Angin darat bertiup dari darat menuju laut, sedang angin laut bertiup dari laut menuju ke darat. Angin darat dan angin laut dapat terjadi karena adanya perbedaan penyerapan panas Matahari antara daratan dan lautan.
Angin laut terjadi karena pada siang hari, suhu di darat lebih tinggi karena pantulan panas matahari merenggangkan udara di daratan. Karena merenggang, udara di daratan naik sehingga tekanannya turun dan menyebabkan udara bergerak ke daratan. Angin darat terjadi karena pada malam hari suhu di laut pada waktu malam lebih tinggi karena air laut dapat menahan panas matahari yang telah diperoleh pada siang hari. Sedang di daratan, udara lebih dingin karena daratan tidak mendapat pemanasan dan tidak dapat mengikat panas lebih lama dari air. Karena suhu panas tersebut, udara di lautan merenggang sehingga tekanan udara di lautan turun dan menyebabkan udara bergerak ke lautan.
2. Angin Gunung dan Angin Lembah
Selain di antara daratan dan lautan, perbedaan pemanasan juga terjadi di antara kawasan pegunungan dan lembah. Pada siang hari, pegunungan lebih dulu mendapat pemanasan dibandingkan lembah. Karenanya, udara di gunung pada siang hari lebih renggang, maka tekanan udara di gunung menjadi lebih rendah. Karena rendahnya tekanan udara di gunung, udara yang ada di lembah bergerak naik ke gunung sebagai angin lembah.
Gambar 6.15(a) angin darat, (b) angin laut.
Sumber:Dokumen Penerbit
a b
Tugas Mandiri
Mengapa nelayan tradisional yang menggunakan perahu layar menggunakan angin darat dan angin laut untuk melaut?
Pada malam hari, pegunungan lebih dulu mendingin, sedangkan lembah masih hangat. Oleh sebab itu udara di lembah pada malam hari lebih renggang, maka tekanan udara di lembah pun menjadi lebih rendah. Rendahnya tekanan udara di lembah menyebabkan udara yang ada di gunung bergerak turun ke lembah sebagai angin gunung.
3. Angin Siklon dan Angin Antisiklon
Angin siklon adalah udara yang bergerak dari beberapa daerah bertekanan udara tinggi menuju titik pusat tekanan udara rendah. Gerakan udara ini terlihat berputar dari beberapa daerah bertekanan udara tinggi yang mengelilingi daerah bertekanan udara rendah.
Adapun angin antisiklon bergerak dari suatu daerah sebagai pusat bertekanan udara tinggi menuju daerah bertekanan udara rendah yang mengelilinginya. Gerakan udara ini terlihat berputar menyebar ke arah daerah bertekanan udara rendah. Arah perputaran angin siklon dan antisiklon di belahan bumi utara dan belahan bumi selatan berbeda.
Gambar 6.17Angin siklon dan antisiklon
Sumber: Dokumen Penerbit – – + + Belahan utara Belahan Selatan
Angin siklon Angin antisiklon
Gambar 6.16(a) angin gunung, (b) angin lembah.
Sumber:Dokumen Penerbit
(b)
Malam Siang
4. Angin Fohn
Angin yang turun di lereng pegunungan, bersifat kering dan panas dinamakan angin fohn. Angin fohn terjadi karena udara yang turun mendapatkan pemanasan secara dinamis yang diikuti turunnya kelembapan nisbi. Akibatnya udara yang mencapai daratan berupa udara panas dan kering. Angin fohn di setiap daerah memiliki nama yang berbeda-beda. Di Probolinggo dan Pasuruan Jawa Timur dikenal dengan nama
angin gending.
Di daerah Tegal, Brebes, dan Cirebon angin fohn dikenal dengan nama angin kumbang. Angin brubu dikenal di daerah Makassar,
sedangkan di Papua dikenal dengan nama angin wambrau.
Adapun di daerah Deli, angin fohn disebut dengan angin
bahorok, yang sering menyebabkan terjadinya kerusakan pada tanaman tembakau.
Selain angin lokal, terdapat angin yang bertiup dalam suatu kawasan yang lebih luas, yaitu angin monsun atau angin musim. Angin monsun yang terjadi di Indonesia ada dua, yaitu monsun barat dan monsun timur. Angin monsun ini disebabkan adanya perbedaan tekanan udara dua benua yang mengapit kepulauan Indonesia, yaitu Benua Asia yang kaya perairan dan Australia yang kering.
a. Angin Monsun Barat
Angin monsun barat terjadi pada bulan Oktober-April. Pada bulan-bulan itu kedudukan matahari berada di belahan bumi selatan. Akibatnya, belahan bumi selatan suhunya lebih tinggi dari pada belahan bumi utara. Oleh karena itu angin bertiup dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan. b. Angin Monsun Timur
Angin monsun timur terjadi pada bulan April-Oktober. Saat itu kedudukan matahari berada di belahan bumi utara. Dapatkah kamu menjelaskan mengapa angin monsun timur bertiup dari belahan bumi selatan ke utara?
Gambar 6.18 Angin monsun barat ( ) dan monsun timur ( )
Sumber:Atlas Dunia Buana Raya
Tugas Mandiri
Sebutkan dampak negatif angin fohn bagi lahan pertanian yang laluinya! Berikan contoh-contohnya!
Agar kegiatan yang dilaksanakan bisa berlangsung tanpa gangguan cuaca, manusia dapat menggunakan laporan cuaca sebagai informasi yang sangat membantu. Peramalan cuaca sebenarnya telah dilakukan sejak zaman dahulu kala. Nenek moyang kita biasa menggunakan posisi bintang dan arah angin untuk meramal cuaca.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peramalan cuaca pun mengalami perkembangan pesat. Kini, manusia mengenal alat-alat yang dapat membantu meramalkan cuaca. Contohnya adalah satelit yang diluncurkan untuk mengorbit mengelilingi bumi dan mengamati segala peristiwa cuaca yang terjadi di bumi.
Manusia juga telah dapat merumuskan ilmu yang mem-pelajari cuaca dan segala dinamikanya, yaitu meteorologi. Adapun ilmu tentang iklim disebut klimatologi. Informasi cuaca dapat disajikan melalui berbagai bentuk dan media. Salah satu contohnya adalah peta cuaca yang memuat perkiraan pergerakan angin dan awan pembawa hujan, sehingga kita dapat memperkirakan di mana hujan akan jatuh. Dengan