• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Zona Hambat (Uji Potensi)

-Gambar 4.6 Zona hambat ekstraksi kulit durian konsentrasi 50%, 25%, 12,5% dan 6,25%

4.3 Zona Hambat (Uji Potensi)

Uji potensi untuk mencari zona hambat dilakukan dengan metode difusi dengan enam perlakuan, yaitu konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, kontrol positif ketokonazol, dan kontrol negatif DMSO. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak enam kali. Pada penelitian ini dilakukan uji potensi dengan dua kali percobaan. Pada percobaan pertama dengan ekstrak pertama, didapati zona hambat membesar seiring dengan penurunan konsentrasi. Umumnya zona hambat membesar seiring peningkatan konsentrasi, diduga kekentalan pada ekstrak pertama mengakibatkan susahnya ekstrak berdifusi. Oleh karena itu, peneliti mencoba uji potensi dengan ekstrak yang kedua yang tidak terlalu kental.

Hasil penelitian pengaruh pemberian ekstrak kulit buah durian (Durio zibethinus Murray) terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans di media

Sabouraud dextrose agar dengan metode difusi agar menggunakan sumuran menunjukkan adanya zona hambat di sekitar area sumuran. Zona hambat yang terbentuk dapat dilihat pada gambar 4.6 dan 4.7

Selanjutnya diameter zona hambat diukur menggunakan jangka sorong. Terlihat pada tabel 4.1 hasil pengukuran diameter zona hambat ekstrak kulit durian konsentrasi 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, kontrol positif ketokonazol dan kontrol negatif DMSO.

Tabel 4.1 Hasil pengukuran diameter zona hambat berbagai konsentrasi ekstrak kulit buah durian

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa ekstrak kulit durian (Durio zibethinus Murray) dengan konsentrasi 50%, 25%, 12,5% dan 6,25% memiliki diameter zona hambat.

Didapati rata-rata diameter zona hambat konsentrasi 50% sebesar 11,2 mm, konsentrasi 25% sebesar 15,9 mm, konsentrasi 12,5% sebesar 16,78 mm dan konsentrasi 6,25% sebesar 17,26 mm. Kekuatan Hambatan pada konsentrasi 6,25%

adalah yang paling efektif karena memiliki rata-rata zona hambat terbesar. Untuk kelompok pembanding didapati rata rata diameter zona hambat ketoconazole adalah 21,30 dan DMSO adalah 0 cm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah durian memiliki aktivitas antijamur terhadap jamur Candida albicans. Berdasarkan tabel 4.1, dapat disimpulkan bahwa semakin rendah konsentrasi ekstrak kulit buah durian, semakin besar diameter zona hambat yang terbentuk.

Berdasarkan hasil pengukuran diameter zona hambat rata-rata pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa kekuatan daya hambat ekstrak kulit durian pada konsentrasi 50% dan 25% adalah sedang, konsentrasi 12,5% dan 6,25% adalah kuat, kontrol kontrol positif Ketokonazol adalah sangat kuat dan negatif DMSO adalah lemah.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Ardiansyah (2005) yang mengatakan bahwa diameter zona hambat diatas 20 mm adalah sangat kuat, 16-20 mm adalah kuat, 10-15 mm adalah sedang dan dibawah 10 mm adalah lemah.

Penelitian ini memiliki judul yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati et al (2013) di Semarang yaitu Uji Daya Hambat Ekstrak Kulit Buah Durian terhadap Jamur Candida albicans. Pada penelitian Setyowati et al (2013) yang menggunakan konsentrasi 15%, 20%, dan 25% memberikan hasil pada konsentrasi ekstrak 25% memiliki daya hambat paling optimal terhadap Candida albicans yang mana konsentrasi 25% memiliki diameter zona hambat 11,5 mm, konsentrasi 15% 6,9 mm dan konsentrasi 20% 8,2 mm.

Terdapat perbedaan diameter zona hambat pada penelitian ini dengan penelitian Setyowati et al (2013) . Pada penelitian ini didapati zona hambat lebih besar dan membesar seiring penurunan konsentrasi. Perbedaan ini dikarenakan adanya perbedaan pelarut ekstraksi yang mana pada penelitian Setyowati et al (2013) menggunakan pelarut etanol 96% yang memiliki lebih sedikit kandungan air yang bersifat polar dibandingkan etanol 70%. Metabolit sekunder yang ada pada kulit durian bersifat polar sehingga lebih menyukai larut pada etanol 70% yang lebih banyak mengandung air dan lebih bersifat lebih polar. Hal ini didukung oleh pernyataan Mubarak et al (2018) yang menyatakan bahwa ekstrak etanol 70% lebih polar daripada etanol 96% dan etanol 70% memiliki penarikan senyawa yang lebih baik sehingga memberikan daya hambat yang lebih baik dibanding etanol 50%

dan 96%. Perbedaan ini juga diduga dikarenakan adanya perbedaan faktor internal dan eksternal dari durian tersebut, Faktor internal seperti gen dan faktor eksternal diantaranya seperti cahaya, suhu, kelembaban, pH, kandungan unsur hara didalam tanah dan ketinggian tempat (Katuuk et al (2019)).

Pada uji potensi semakin rendah konsentrasi ekstrak dan tidak terlalu kental maka semakin mudah berdifusi ke media SDA sehingga konsentrasi yang lebih rendah yaitu 6,25% dan 12,5% lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dibanding konsentrasi 25% dan 50%. Namun, bila konsentrasi juga terlalu rendah seperti 3%, 1,56% dan 0,78% maka akan sangat sedikit mengandung metabolit sekunder yang dapat membunuh jamur sehingga jamur dapat tumbuh kembali di konsentrasi yang sangat rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Syadiah et al (2019) bahwa ekstrak kulit durian lebih optimal di konsentrasi lebih rendah yaitu 50% daripada 75% .

Berdasarkan uji potensi didapati semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka semakin tinggi bioaktivitas suatu ekstrak tersebut. Ketika konsentrasi ekstrak semakin tinggi maka kandungan metabolit yang bermanfaat untuk menghambat jamur akan semakin sukar berdifusi ke media, maka zona hambat yang dihasilkan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan penelitian Hardiningtyas (2009) yang menyatakan perbedaan diameter zona hambat pada setiap konsentrasi berbeda dikarenakan adanya tingkat atau luasan aktivitas ekstrak pada kertas cakram tergantung pada laju difusi ekstrak pada media agar. Ekstrak mempunyai potensi bioaktivitas yang tinggi bisa saja memiliki sifat yang sukar berdifusi pada media sehingga diameter zona hambat yang terbentuk kecil atau tidak ada.

Berdasarkan hasil uji normalitas didapati setiap variabel memiliki signifikansi diatas 0,05 yang mengartikan data berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji One Way ANOVA didapati nilai signifikansi 0,001 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada variasi konsentrasi ekstrak kulit buah durian (Durio zibethinus Murray) dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Berdasarkan Uji Post Hoc Tukey menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kontrol negatif DMSO, ekstrak 6,25% dan Ekstrak lainnya kemudian didapati Persamaan rata-rata yang signifikan antara kontrol positif ketoconazole dengan ekstrak 6,25%.

Dokumen terkait