FANY PRATIWI KEMALA (211O8O84)
Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi
Akuntansi, dan Implikasinya terhadap Kualitas Informasi
(Survey pada KPP
di Kanwil Jawa Barat 1)
The Influence of Organizational Structure
to Accounting Information System
and their Implication to Information Quality
VARIABEL
FENOMENA
Struktur Organisasi (X)
Adanya perubahan struktur organisasi
berdasarkan fungsi, diharapkan dengan
adanya perubahan ini dapat membuat
pekerjaan lebih ramping dan meningkatkan
efektifitas KPP (Djazoeli Sadhani, 2005)
Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Aplikasi software sampai saat ini belum
terintegrasi hal ini menyebabkan adanya
perbedaan pencatatan antara Ditjen Pajak
dengan Ditjen Perbendaharaan Negara
(Melkias Markus Mekeng, 2010)
Kualitas Informasi (Z)
Paradigma Penelitian
STRUKTUR
ORGANISASI
SISTEM
INFORMASI
AKUNTANSI
KUALITAS
INFORMASI
Mahdi Salehi, 2011
1. Ivana
Mamic,2006
2. Wongsim & Jing gao , 2011
MAPPING
VARIABEL FENOMENA IDENTIFIKASI INDIKATOR KUESIONER HASIL SKOR
& FREKUENSI
KET ALASAN
Struktur
organisasi
(X)
Spesialisasi Tugas sudah
didelegasikan
sesuai dengan jabatan dan wewenangnya 75,36% 1:F: 0 2:F: 5 3:F: 12 4:F: 30 5:F: 9
Baik Secara keseluruhan persentase indikator
spesialisasi adalah sebesar 75,36% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 24,64%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas spesialisasi dalam struktur organisasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:5 & 3:F:12) masih ada responden yang beranggapan bahwa pendelagasian tugas masih tidak sesuai dengan jabatan atau wewenangnya.
Departeme
ntalisasi untuk masing-masing tugas
pekerjaan
diberikan sudah sesuai dengan keahlian masing-masing individu 73,57% 1:F: 0 2:F: 3 3:F: 19 4:F: 27 5:F: 7
Baik Secara keseluruhan persentase indikator
departementalisasi adalah sebesar 73,57% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 26,43%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas departementalisasi dalam struktur organisasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:3 & 3:F:19) masih ada responden yang beranggapan bahwa pemeberian tugas tidak sesuai dengan keahlian masing- masing individu.
Rantai
komando Di tindakan setiap bawahan di
dalam
pekerjaan atasan turut bertanggung jawab 80% 1:F: 0 2:F: 1 3:F: 10 4:F: 33 5:F: 12
Baik Secara keseluruhan persentase indikator rantai
VARIABEL FENOMENA IDENTIFIKASI INDIKATOR KUESIONER HASIL SKOR & FREKUENSI
KET ALASAN
Struktur organisasi (X)
Rentang
kendali Untuk pendistribusia n tugas dari atasan kepada bawahan
memperhatika
n beban kerja bawahan 76,86% 1:F: 0 2:F: 2 3:F: 16 4:F: 28 5:F: 10
Baik Secara keseluruhan persentase indikator
rentang kendali adalah sebesar 76,86% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 23,14%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas rentang kendali dalam struktur organisasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:2 & 3:F:16) masih ada responden yang beranggapan bahwa pendistribusian tugas dari atasan kepada bawahan sangat jarang memperhatikan beban kerja bawahan.
Sentralisas
i &
Desentralis asi
Untuk
pendistribusian
tugas dari atasan kepada bawahan memperhatika n beban kerja bawahan 62,86% 1:F: 2 2:F: 9 3:F: 27 4:F: 15 5:F: 3 Cukup Baik
Secara keseluruhan persentase indikator sentralisasi & desentralisasi adalah sebesar 62,86% termasuk dalam kategori cukup baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 37,14%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas sentralisasi dan desentralisasi dalam struktur organisasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. . Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:9 & 3:F:27) masih ada responden yang beranggapan bahwa pengambilan keputusan sangat jarang diserahkan kepada bawahan.
Formalisasi Atasan
dalam
memberi arahan kepada bawahan
dalam situasi
formal 70,0% 1:F: 0 2:F: 3 3:F: 24 4:F: 27 5:F: 2
Baik Secara keseluruhan persentase indikator
formalisasi adalah sebesar 70%
termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 30%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk
meningkatkan kualitas formalisasi dalam
struktur organisasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:3 & 3:F:24) masih ada responden yang beranggapan bahwa
sangat jarang atasan memberi arahan
VARIABEL FENOMENA IDENTIFIKASI INDIKATOR KUESIONER HASIL SKOR & FREKUENSI
KET ALASAN
Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Hardware Spek hardware yang digunakan dalam implementa si sistem informasi pada kantor bapak/ibu sudah sesuai dengan kebutuhan user 67,14% 1:F: 0 2:F: 9 3:F: 23 4:F: 19 5:F: 5 Cukup Baik
Secara keseluruhan persentase indikator hardware adalah sebesar 67,14% termasuk dalam kategori cukup baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) karena masih terdapat gap 32,86%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas hardware dalam sistem informasi akuntansi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:9 & 3:F:23) masih ada responden yang
beranggapan bahwa spek hardware
yang digunakan dalam implementasi sistem informasi tidak sesuai dengan kebutuhan user.
Sampai dengan saat ini software MPN belum sepenuhnya terintegrasi, hal itu menyebabkan sering terjadinya perbedaan
pencatatan antara Ditjen Pajak dan Ditjen
Perbendaharaan
Negara(Melkias
Markus Mekeng, 2010).
MPN sebagai bagian dari SIDJP , namun sistem pencatatan data realisasi penerimaan pajak sampai saat
ini belum
terintegrasi.
Software Aplikasi (MPN) saling berhubunga n antara satu seksi dengan seksi lain 65,36% 1:F: 0 2:F: 15 3:F: 18 4:F: 16 5:F: 7 Cukup Baik
Secara keseluruhan persentase indikator software adalah sebesar 65,36% termasuk dalam kategori cukup baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 34,64%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas software dalam sistem informasi akuntansi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:15 & 3:F:18) masih
ada responden yang beranggapan
VARIABEL FENOMENA IDENTIFIKASI INDIKATOR KUESIONER HASIL SKOR & FREKUENSI
KET ALASAN
Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Brainware Pegawai sebagai
operator yang bertanggung jawab menjalankann ya sudah sesuai dengan keahliannya 76,43% 1:F: 1 2:F: 2 3:F: 18 4:F: 20 5:F: 15
Baik Secara keseluruhan persentase indikator
brainware adalah sebesar 76,43% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 23,57%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas brainware dalam sistem informasi akuntansi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (1:F:1, 2:F:2 & 3:F:18) masih ada responden yang beranggapan bahwa pegawai sebagai operator yang bertanggung jawab menjalankan suatu sistem tidak sesuai dengan keahliannya.
Prosedur Dapatkah suatu prosedur penginputan data melewati suatu prosedur lainnya yang telah ditentukan dalam SOP 73,21% 1:F: 0 2:F: 7 3:F: 19 4:F: 16 5:F: 14
Baik Secara keseluruhan persentase indikator
prosedur adalah sebesar 73,21% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 26,79%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan kualitas prosedur dalam sistem informasi akuntansi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:7 & 3:F:19) masih ada responden yang beranggapan bahwa suatu prosedur penginputan data melewati suatu prosedur lainnya yang telah ditentukan dalam SOP sangat jarang dilaksanakan.
Database Output data
dalam MPN
dapat dijadikan dasar untuk mengambil suatu keputusan 78,57% 1:F: 0 2:F: 3 3:F: 13 4:F: 25 5:F: 15
Baik Secara keseluruhan persentase indikator
VARIABEL FENOMENA IDENTIFIKASI INDIKATOR KUESIONER HASIL
SKOR &
FREKUENSI
KET ALASAN
Sistem Informasi Akuntansi
(Y)
ketika beban kerja tinggi maka tingkat
koneksi MPN
lamban atau
“hang”
(Novianto, 2012).
Migrasi data atas perubahan sistem lama yaitu SIPmod
ke SIDJP ternyata
terdapat kelemahan ketika beban kerja tinggi maka kinerja SIDJP menjadi
lamban atau bahkan
'hang’
Teknologi Jaringan Komunikasi
Tingkat koneksi yang gagal dalam
aplikasi MPN 56,07% 1:F: 2 2:F: 14 3:F: 33 4:F: 7 5:F: 0 Cukup Baik
Secara keseluruhan persentase indikator teknologi jaringan komunikasi adalah sebesar 56,07%
termasuk dalam kategori cukup baik.
Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 43,93%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan
kualitas teknologi jaringan
komunikasi dalam sistem informasi akuntansi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (1:F:2, 2:F:14 &
3:F:33) masih ada responden yang
beranggapan bahwa tingkat koneksi dalam aplikasi MPN selalu gagal. Sistem
Pengolah an Transaksi
Prosedur
aplikasi MPN
sesuai dengan aktivitas sistem pengolahan transaksi 73,21% 1:F: 0 2:F: 6 3:F: 19 4:F: 19 5:F: 12
Baik Secara keseluruhan persentase
indikator sistem pengolahan transaksi
adalah sebesar 73,21% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 26,79%. Gap ini
merupakan hal yang patut
diperhatikan untuk meningkatkan kualitas sistem pengolahan transaksi dalam sistem informasi akuntansi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa
Barat 1. Bila dilihat dari nilai
frekuensi (2:F:6 & 3:F:19) masih ada responden yang beranggapan bahwa prosedur aplikasi MPN tidak sesuai dengan aktivitas sistem pengolahan
VARIABEL FENOMENA IDENTIFIKASI INDIKATOR KUESIONER HASIL SKOR & FREKUENSI
KET ALASAN
Kualitas
Informasi
(Z)
BPK menemukan
kerugian negara
di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Satu
hingga Rp 96
triliun. Ini mengakibatkan peredaran usaha yang dilaporkan
tidak dapat
diyakini kebenarannya. (Hendaru Purnomo, 2010)
Hasil pemeriksaan
BPK atas
penerimaan pajak dan kegiatan operasional tahun anggaran 2008 dan
2009, ditemukan
potensi kerugian negara di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar
Satu hingga Rp 96
triliun. Ini mengakibatkan peredaran usaha yang dilaporkan
tidak dapat diyakini
kebenarannya.
Akurat Tingkat
keakuratan informasi yang dihasilkan MPN 67,86% 1:F: 0 2:F: 18 3:F: 12 4:F: 12 5:F: 14 Cukup baik
Secara keseluruhan persentase indikator
akurat adalah sebesar 67,86% termasuk
dalam kategori cukup baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 32,14%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan
untuk meningkatkan keakuratan dalam
kualitas informasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:18 & 3:F:12) masih ada responden yang beranggapan bahwa
tingkat keakuratan informasi yang
dihasilkan MPN masih rendah.
MPN merupakan modal yang dapat memantau
informasi
menjadi lebih tepat waktu, namun sistem ini masih terdapat kelemahan (Sri Mulyani, 2010).
MPN merupakan modal yang dapat memantau informasi
menjadi lebih tepat
waktu, namun sistem ini masih terdapat kelemahan .
Tepat waktu Suatu input-an data dari suatu seksi
dapat
terbaca pada saat itu juga ketika sitem tersebut dibuka oleh user lainnya 68,21% 1:F: 0 2:F: 8 3:F: 23 4:F: 19 5:F: 6
Baik Secara keseluruhan persentase indikator tepat waktu adalah sebesar 68,21% termasuk dalam kategori baik. Tetapi
masih dibawah ideal (skor 100%) dan
VARIABEL FENOMENA IDENTIFIKASI INDIKATOR KUESIONER HASIL SKOR & FREKUENSI
KET ALASAN
Kualitas Informasi (Z)
Lebih dari 20 laporan keuangan kementrian dan lembaga negara belum mendapatkan penilaian wajar dari BPK. Artunya relevansi dan reabilitas dalam pengelolaan keuangan pemerintahpun masih dinilai jauh dari memuaskan (Boediono, 2011)
Lebih dari 20 laporan keuangan kementrian dan lembaga negara belum mendapatkan penilaian wajar dari BPK. Artunya relevansi dan reabilitas dalam pengelolaan keuangan pemerintahpun masih dinilai jauh dari memuaskan (Boediono, 2011) Relevan Semua informasi yang dihasilkan aplikasi MPN sudah sesuai dengan kebutuhan user 66,07% 1:F: 0 2:F: 12 3:F: 20 4:F: 19 5:F: 5 Cukup baik
Secara keseluruhan persentase indikator relevan adalah sebesar 66,07% termasuk dalam kategori cukup baik.
Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%)
dan ditemukan gap 33,93%. Gap ini merupakan hal yang patut diperhatikan untuk meningkatkan relevansi dalam kualitas informasi pada KPP yang ada
di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat
dari nilai frekuensi (2:F:12 & 3:F:20) masih ada responden yang beranggapan bahwa informasi yang dihasilkan aplikasi MPN tidak sesuai dengan
kebutuhan user. Lengkap Semua informasi yang terinput dalam aplikasi
MPN dapat dibuka sampai detil lampirannya 71,43% 1:F: 0 2:F: 3 3:F: 25 4:F: 21 5:F: 7
Baik Secara keseluruhan persentase indikator lengkap adalah sebesar 71,43% termasuk dalam kategori baik. Tetapi masih dibawah ideal (skor 100%) dan ditemukan gap 28,57%. Gap ini
merupakan hal yang patut diperhatikan
untuk meningkatkan kelengkapan dalam kualitas informasi pada KPP yang ada di Kanwil Jawa Barat 1. Bila dilihat dari nilai frekuensi (2:F:3 & 3:F:25)
masih ada responden yang beranggapan
No Indikator Skor
Aktual
Skor
Ideal
%Skor
Aktual Kriteria
1 Spesialisasi 211 280 75,36 Baik
2 Departementalisasi 206 280 73,57 Baik
3 Rantai Komando 224 280 80,00 Baik
4 Rentang Kendali 214 280 76,43 Baik
5 Sentralisasi & Desentralisasi 176 280 62,86 Cukup Baik
6 Formalisasi 196 280 70,00 Baik
Total 1227 1680 73,04 Baik
No Indikator Skor
Aktual
Skor Ideal
% Skor
Aktual Kriteria
1 Hardware 188 280 67,14 Cukup Baik
2 Software 183 280 65,36 Cukup Baik
3 Brainware 214 280 76,43 Baik
4 Prosedur 205 280 73,21 Baik
5 Database 220 280 78,57 Baik
6 Teknologi jaringan komunikasi 157 280 56,07 Cukup Baik
7 Sistem pengolahan transaksi 205 280 73,21 Baik
Total 1372 1960 70,00 Baik
KESIMPULAN ANALISI DESKRIPTIF
Akumulasi tanggapan responden mengenai struktur organisasi
sebesar 73,04% menunjukkan bahwa KPP Pratama di Kanwil Jawa
Barat 1 pada umumnya telah memiliki struktur organisasi yang baik.
akumulasi tanggapan responden mengenai penerapan SIA sebesar
70% dan kualitas informasi sebesar 68,39% juga termasuk dalam
kategori baik, meskipun penerapan SIA dalam rangka menghasilkan
informasi pada KPP Pratama di Kanwil Jawa Barat 1 masih terdapat
permasalahan.
No Indikator Skor Aktual Skor
Ideal
% Skor
Aktual Kriteria
1 Akurat 190 280 67,86 Cukup Tinggi
2 Tepat waktu 191 280 68,21 Tinggi
3 Relevan 185 280 66,07 Cukup Tinggi
4 Lengkap 200 280 71,43 Tinggi
Total 766 1120 68,39 Tinggi
Analisis Verfikatif
Correlations
1.000 .726 .823
.726 1.000 .672
.823 .672 1.000
. .009 .002
.009 . .017
.002 .017 .
10 10 10
10 10 10
10 10 10
Z X Y Z X Y Z X Y Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Z X Y
Berdasarkan nilai koefisien korelasi tersebut
dapat dilihat bahwa keterkaitan atau
hubungan
antara
struktur
organisasi
dengan penerapan SIA sebesar 0,672 dan
masuk dalam kategori erat. Arah hubungan
positif antara struktur organisasi dengan
penerapan
SIA
menunjukkan
bahwa
struktur organisasi yang baik cenderung
diikuti dengan penerapan SIA yang baik.
Kemudian
hubungan
antara
struktur
Pengujian Sub Struktur I
•
Nilai
koefisien
determinasi
dinterpretasikan
sebagai
besar
pengaruh variabel eksogen terhadap
variabel endogen. Jadi dari hasil
penelitian ini diketahui bahwa struktur
organisasi
memberikan
pengaruh
sebesar
45,2%
terhadap
sistem
informasi
akuntansi
pada
Kantor
Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat
I. Sementara sisanya sebesar 54,8%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
diluar struktur organisasi antara lain,
user
participation, user involvement, user
representation,
participative
policies,
political
conflict,
and
change
management
(Butler
&
Fitzgerald:1995). Hal ini sesuai dengan
penelitian terdahulu bahwa Sistem
Informasi Akuntansi mempengaruhi
suatu
organisasi,
salah
satunya
dipengaruhi oleh struktur organisasi
(Mahdi Salehi, 2011).
X
Y
P
yx
=0,672e
1=
0,548Model Summary
.672a .452 .383 .1998177
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Pengujian Sub Struktur II
Melalui nilai koefisien determinasi (R Square)
dapat diketahui bahwa secara bersama-sama
variabel
struktur
organisasi
dan
sistem
informasi akuntansi memberikan kontribusi
(pengaruh) sebesar 73,2% terhadap kualitas
informasi pada Kantor Pelayanan Pajak di
Kanwil Jawa Barat I. Dapat disimpulkan bahwa
Sistem Informasi Akuntansi dalam struktur
organisasi merupakan alat bagi manajer untuk
mengendalikan dan mempengaruhi kebijakan,
anggaran, dan perencanaan jasa informasi
dalam
organisasi
(George
Bodnar
diterjemahkan oleh Julianto, 2006). Sisanya
sebesar 26,8% merupakan pengaruh faktor lain
diluar kedua variabel yang sedang diteliti
seperti
data
quality
(Xu
&
Lu:2003),
organization size
(Xu,
et al:2005),
middle
manager, environmental, and organizational
culture (Salehi & Abdipour:2011).
X
Y
Z
PZX=0,314
PYX=0,672 PZY=0,612
e
0,268
Coefficientsa
-.334 .647 -.515 .622
.278 .234 .314 1.189 .273
.698 .301 .612 2.317 .054
(Constant) X
Y Model 1
B Std. Error Unstandardized
Coeff icients
Beta Standardized Coeff icients
t Sig.
Analisi Verifikatif
Melalui nilai koefisien determinasi (R Square)
dapat diketahui bahwa secara bersama-sama variabel
struktur organisasi dan sistem informasi akuntansi
memberikan kontribusi (pengaruh)
sebesar
73,2%
terhadap kualitas informasi pada Kantor Pelayanan
Pajak di Kanwil Jawa Barat I.
Model Summary
.856a .732 .655 .1703652 Model
1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Besar pengaruh masing-masing variabel struktur organisasi dan penerapan
SIA terhadap Kualitas Informasi:
1. Pengaruh Struktur Organisasi secara parsial terhadap Kualitas Informasi
Pengaruh Langsung
= (0,314) x (0,314)
= 0,099 (9,9%)
Pengaruh Tidak Langsung = (0,314) x (0,672) x (0,612)
= 0,129 (12,9%)
Total Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kualitas Informasi = 0,228 (22,8%)
2. Pengaruh Penerapan SIA secara parsial terhadap Kualitas Informasi:
Pengaruh Langsung
= (0,612) x (0,612)
= 0,375 (37,5%)
Pengaruh Tidak Langsung = (0,612) x (0,672) x (0,314)
= 0,129 (12,9%)
Total Pengaruh Penerapan SIA Terhadap Kualitas Informasi
= 0,504 (50,4%)
3. Pengaruh Struktur Organisasi dan SIA secara simultan terhadap Kualitas
Informasi :
RUMUSAN MASALAH KESIMPULAN SARAN
Bagaimana Pengaruh Struktur
Organisasi terhadap Sistem
Informasi Akuntansi pada KPP di
Kanwil Jawa Barat 1.
Struktur organisasi berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi. Fenomena yang terjadi pada sistem informasi akuntansi yaitu aplikasi software
MPN belum sepenuhnya terintegrasi, hal itu menyebabkan sering terjadinya perbedaan pencatatan antara Ditjen Pajak dan Ditjen Perbendaharaan Negara serta jaringan teknologi komunikasi atau network pada aplikasi MPN masih sering gagal, terjadi karena kapasitas jaringan atau server yang tersedia belum optimal, dan kualitas struktur organisasi belum mencapai tingkat ideal yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi dipengaruhi cukup tinggi oleh struktur organisasi.
Bahwa gap yang terjadi antara nilai ideal dan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi perlu ditingkatkan kualitasnya melalui peningkatan pada struktur organisasi terutama yang berkaitan dengan sentralisasi dan desentralisasi yang kategorinya cukup baik, artinya masih jauh dari nilai ideal. Untuk itu perlu dibuat suatu kebijakan bilamana atasan tidak berada ditempat, maka atasan bisa melimpahkan wewenangnya kepada bawahan supaya ketika terjadi keadaan yang mendesak pengambilan keputusan tetap bisa dilakukan.
Bagaimana Sistem Informasi
Akuntansi terhadap Kualitas
Informasi pada KPP di Kanwil Jawa
Barat 1.
Kualitas informasi yang dihasilkan sistem informasi akuntansi di Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I dikategorikan baik. Namun terkadang masih kurang akurat sehingga relevansi informasi yang dihasilkan menjadi berkurang dan penyajian informasi terkadang menjadi tidak tepat waktu. Sebagai akibatnya penilaian BPK terhadap pengelolaan keuangan pemerintahpun belum mendapatkan penilaian wajar.
Gap yang terjadi antara nilai ideal dan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa informasi perlu ditingkatkan kualitasnya melalui perbaikan pada sistem informasi akuntansi, terutama yang berkaitan dengan aplikasi software dan teknologi jaringan komunikasi. Sebaiknya diadakan pembaharuan sistem informasi akuntansi, misalnya memperbaiki sistem atau jaringan komunikasi dengan menggarti server lama dengan server baru yang kapasitasnya lebih besar.
Seberapa Besar Pengaruh Struktur
Organisasi terhadap Sistem
Informasi Akuntansi dan
Implikasinya pada Kualitas
Informasi pada KPP di Kanwil Jawa
Barat 1 secara parsial dan simultan
Struktur organisasi dan sistem informasi akuntansi memberikan pengaruh yang besar terhadap kualitas informasi pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I. Sistem Informasi Akuntansi yang terintegrasi akan menghasilkan informasi yang berkualitas dan mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Artinya, kualitas informasi merupakan suatu keunggulan kompetitif bagi suatu organisasi
PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI
TERHADAP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
DAN IMPLIKASINYA PADA KUALITAS INFORMASI
(Survey Pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1)
The Influence of Organizational Sructure
To AccountingInformation System
and Their ImplicationTo Information Quality
(Survey On Small Taxpayers Office West Java Region 1 )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh :
Fany Pratiwi Kemala 21108084
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v ABSTRAK
Keberadaan suatu SIA dalam suatu organisasi dapat menghasilkan informasi yang berkualitas dan bermanfaat bagi para penggunanya dalam proses pengambilan keputusan, maka untuk menyediakan informasi keuangan yang paling relevan pembuatan desain SIA harus memahami struktur organisasi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap penerapan sistem informasi akuntansi dan implikasinya pada kualitas informasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Unit observasi dalam penelitian ini adalah sepuluh Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat 1 dengan unit analisis pegawai pada seksi Pengolahan Data dan Informasi yang berjumlah 56 orang. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi Pearson Product Moment, analisis jalur, koefisien determinasi, dan uji hipotesis dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 18 untuk Microsoft Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan KPP di Kanwil Jawa Barat 1 memiliki struktur organisasi yang baik. Sistem informasi akuntansi sudah diterapkan dengan baik dan informasi yang dihasilkan juga sudah berkualitas. Struktur organisasi memiliki hubungan yang erat dan berpengaruh positif terhadap penerapan sistem informasi akuntansi. Kemudian secara bersama-sama struktur organisasi dan penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap kualitas informasi.
iv
ABSTRACT
The existence of an SIA in an organization can produce a quality and useful information to users in the decision making process, then to provide the most relevant financial information of design SIA must understand the organizational structure. The purpose of this study is to determine the effect of the organizational structure of the application of accounting information systems and their implications on the quality of information.
The method that been used in this research are descriptive and verifycative methods. The unit of observation five Small Taxpayer Office Jawa Barat 1 Region with the unit of analysis were employees in Data and Information Processing section totaled 56 peoples. Statistical test used was the calculation of Pearson Product Moment correlation, path analysis, the coefficient of determination and hypothesis test using SPSS 18 application assistance for Microsoft Windows.
The result showed that in overall Small Taxpayer Office Jawa Barat 1 Region has a good organizational structure. Accounting information system are implemented as well and the resulting information has also been qualified. Organizational structure has tight relationship and influence positively for the accounting information system implementation. Then simultaneously the organizational structure and accounting information system implementation influence positively for the information quality.
.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan, dan kekuatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.
Usulan penelitian ini di maksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan dalam menempuh program studi Strata 1 pada program studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM).
Dimana judul yang diambil yaitu: “PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI
TERHADAP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN IMPLIKASINYA
PADA KUALITAS INFORMASI (Survey Pada KPP Wilayah Jawa Barat
I)”.
Penulis tidak bisa memungkiri bahwa dalam menyusun usulan penelitian ini,
penulis menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan Ibu Siti
Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak. Selaku Dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk
yang sangat berharga demi selesainya penyusunan usulan penelitian ini, akhirnya
dengan doa, semangat ikhtiar penulis mampu melewatinya.
Dalam kesempatan ini penulis megucapkan banyak terimakasih terutama
kepada Amih dan Apih yang selalu mendoakan dan memberi dukungan baik
vii
sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini hingga selesai. Penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, Selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Hj. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universita Komputer Indonesia dan penguji.
3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si, Selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Ely Suhayati.,SE.,M.Si.,Ak, Selaku Dosen Wali.
5. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak, Selaku Dosen Pembimbing.
6. Ony Widilestariningtyas, SE.,M.Si, Selaku Dosen Penguji 1.
7. Inta Budi Setyanusa, SE.,M.Ak, Selaku Dosen Penguji 2.
8. Dosen serta seluruh staf dan karyawan Universitas Komputer Indonesia.
9. Kedua Orangtuaku, terima kasih sudah mendukung, dalam bentuk materil
maupun doa.
10. Seluruh keluarga besarku terimakasih atas semangat dan dukungannya.
11. Osa Muhammad yang selalu memberikan semangat, dorongan, serta
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
12. Teman-teman: Tresna, Yuke, Renti yang selalu memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis.
13. Teman-teman satu bimbingan yang selalu memberikan motivasi dan
viii
14. Teman-teman di AK 2 yang selama ini telah berjuang bersama-sama dengan
penulis melewati suka dan duka.
15. Teman-teman akuntansi perpajakan, kalian sungguh tidak terlupakan.
16. Seluruh pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna,
hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa saran dankritik
demi kemajuan serta penambahan wawasan penulis di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga amal baik semua pihak yang telah membantu
penyusunan Skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat dari Allah SWT dan
penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnyadan
pihak-pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Bandung, Juli 2012
Penulis
Fany Pratiwi Kemala
ix DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 10
1.2.1Identifikasi Masalah ... 10
1.2.2Rumusan Masalah ... 11
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11
1.3.1Maksud Penelitian ... 11
1.3.2 Tujuan Penelitian... 11
1.4Kegunaan Penelitian... 12
1.4.1Kegunaan Praktis... 12
1.4.2Kegunaan Akademis ... 12
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 13
1.5.2 Waktu Penelitian ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka ... 15
x
2.1.1.1 Pengertian Struktur Organisasi ... 15
2.1.1.2 Dimensi atau Indikator ... 17
2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi ... 19
2.1.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 19
2.1.2.2 Dimensi atau Indikator... 21
2.1.3 Kualitas Informasi ... 30
2.1.3.1 Pengertian Informasi ... 30
2.1.3.2 Pengertian Kualitas Informasi ... 31
2.1.3.3 Dimensi atau Indikator... 31
2.1.4 Keterkaitan Variabel Penelitian ... 32
2.1.4.1 Hubungan Struktur Organisasi Dengan Sistem
Informasi Akuntansi... 32
2.1.4.2 Hubungan Sistem Informasi Akuntansi Dengan
Kualitas Informasi ... 33
2.1.4.3 Hubungan Struktur Organisasi Dengan Kualitas
Informasi ... 34
2.2 Kerangka Pemikiran ... 34
2.2.1 Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem
Informasi Akuntansi ... 34
2.2.2 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas
Informasi ... 35
2.2.3 Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Kualitas Informasi
... 37
2.3 Hipotesis ... 39
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 40
3.2 Metode Penelitian ... 41
3.2.1 Desain Penelitian ... 42
3.2.2 Variabel Penelitian dan Operasional Variabel ... 47
xi
3.2.3.1 Sumber Data ... 52
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 52
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 54
3.2.4.1 Hasil Uji Validitas Alat Ukur ... 56
3.2.4.2 Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur ... 58
3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 60
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 60
3.2.5.2 Analisis Data Verifikatif ... 63
3.2.5.3 Uji Hipotesis ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Unit Analisis ... 71
4.1.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat 1
... 71
4.1.2 Struktur Organisasi KPP di Kanwil Jawa Barat 1 . 75
4.1.3 Uraian Tugas Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa
Barat 1 ... 77
4.1.4 Aktivitas KPP di Kanwil Jawa Barat 1 ... 79
4.2 Karakteristik Responden ... 80
4.3 Analisis Deskriptif Tanggapan Responden ... 84
4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Struktur Organisasi .... 85
4.3.2 Analisis Deskriptif Variabel Sistem Informasi Akuntansi
... 92
4.3.3 Analisis Deskriptif Variabel Kualitas Informasi ... 101
4.4 Hasil Analisis denganmetode Verifikatif ... 106
4.4.1 Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Sistem
Informasi Akuntansi dan Implikasinya Terhadap Kualitas
Informasi ... 106
4.4.2 Pengujian Jalur Pada Sub Struktur Pertama ... 112
xii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 126
5.2 Saran ... 127
DAFTAR PUSTAKA ... 129
KUESIONER ... 133
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya Mardi (2011), dan mempunyai nilai yang
nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan – keputusan yang sekarang atau
yang akan datang. Informasi dikatakan berkualitas menurut Mc. Leod (2007)
apabila memiliki ciri-ciri yaitu seperti akurat, relevan, tepat waktu, dan lengkap.
Sedangkan menurut Kieso (2007) kualitas informasi terdiri dari relevansi dan
realibilitas yang merupakan dua kualitas primer yang membuat informasi
akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan.
Kualitas Informasi menjadi salah satu perhatian khusus bagi Direktorat
Jenderal Pajak. Direktorat Jenderal Pajak dapat memonitor dan mengawasi
penerimaan pajak secara on-line melalui sistem Modul Penerimaan Negara,
dimana masih ada kelemahan dalam sistem tersebut (Darmin Nasution, 2007).
Masalah kualitas informasi juga ditujukkan dengan pernyataan Boediono bahwa
lebih dari 20 laporan keuangan kementerian dan lembaga negara belum
mendapatkan penilaian wajar dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Artinya,
relevansi dan reabilitas dalam pengelolaan keuangan pemerintahpun dinilai masih
jauh dari memuaskan (Boediono, 2011). Selain itu Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) menemukan hasil pemeriksaan BPK atas penerimaan pajak dan kegiatan
2
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Satu hingga Rp 96 triliun, dan KPP yang
bersangkutan belum melakukan tindak lanjut secara optimal atas potensi
penerimaan pajak tersebut. Ini mengakibatkan peredaran usaha yang dilaporkan
tidak dapat diyakini kebenarannya. BPK menilai potensi kerugian negara tersebut
sebagai akibat dari kelemahan sistem pengendalian internal pada kegiatan
operasional di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar Satu pada tahun
anggaran 2008 dan 2009 (Herdaru Purnomo, 2010).
Untuk mencapai informasi yang berkualitas dan mencerminkan keadaan
sebenarnya atau akurat (Mc Leod, 2007), yang harus dilakukan antara lain
peyempurnaan metode pencatatan dan sistem akuntansi dalam rangka pelaporan
keuangan negara, perbaikan proses penyusunan Laporan Keuangan Bendahara
Umum Negara (LKBUN), penyempurnaan sistem dan aplikasi administrasi
penerimaan negara, penertiban rekening pada Kementerian negara/Lembaga dan
penatausahaan Barang Milik Negara (BMN) yang meliputi inventarisasi, penilaian
kembali dan sertifikasi, melakukan penertiban pengelompokan jenis belanja dalam
penganggaran dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam
bidang akuntansi dan pelaporan keuangan di seluruh K/L dan pemerintah daerah
(Agus Martowardojo, 2011).
Informasi akuntansi yang berkualitas dihasilkan oleh Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) yang mengoptimalkan operasi sistem akuntansinya, karena
Sistem informasi akuntansi yang berkualitas akan dijadikan manajer untuk
3
informasi akuntansi yang berkualitas akan menghasilkan manajemen bisnis yang
berkualitas (Ivana Mamic, 2006).
Kualitas informasi memiliki peran penting dalam proses pengadopsian
sistem informasi akuntansi, bukti ini menunjukkan bahwa suatu organisasi harus
memperoleh pengetahuan tentang ukuran kualitas informasi yang tepat. Agar
sistem pengadopsian ini meningkatkan kinerja dan membuat keuntungan bagi
suatu organisasi (Wongsim & Jing Gao, 2011).
Keberhasilan studi SIA telah menjadi salah satu yang sulit dipahami untuk
didefinisikan. Taksonomi ini berpendapat enam dimensi utama atau kategori
keberhasilan SIA, kualitas sistem, kualitas informasi, penggunaan, kepuasan
pengguna, dampak individu dan dampak organisasi (Delone, 1992).
Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan dari
subsistem-subsistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara
harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang
diperlukan oleh pengambil keputusan dalam proses pengambilan keputusan
(Azhar Susanto, 2009).
Fungsi dari sistem informasi adalah untuk menyajikan informasi sebagai
pendukung pengambilan keputusan, perencanaan, pengendalian, dan perbaikan
selanjutnya; untuk menyajikan informasi sebagai pendukung kegiatan operasional
sehari – hari; untuk menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan
atau struktur manajemen (Mardi, 2011).
Sistem informasi akuntansi yang dapat diandalkan adalah sistem yang
4
sistem tersebut dapat diandalkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan,
dalam hal ini pengendalian merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari
sistem informasi akuntansi yang ada (Romney et al, 2003).
Komponen sistem informasi merupakan bagian atau partial sistem
informasi yang membentuk sistem informasi (Mardi, 2011), terdiri dari hardware,
software, brainware, prosedur, database, teknologi jaringan komunikasi (Azhar
Susanto, 2009).
Saat ini yang terjadi di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) berkaitan dengan
tiga komponen SIA, yaitu: software (perangkat lunak), brainware (sumber daya
manusia), dan network (jaringan telekomunikasi). Sebagai salah satu instrumen
penting dalam menghimpun penerimaan negara melalui pembayaran pajak, DJP
memiliki sebuah software yakni sistem aplikasi Modul Penerimaan Negara
(MPN) yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2007 (Heryanto Sijabat, 2011).
Namun pada kenyataannya sampai dengan saat ini software tersebut belum
sepenuhnya terintegrasi, hal itu menyebabkan sering terjadinya perbedaan
pencatatan antara Ditjen Pajak dan Ditjen Perbendaharaan Negara (Melkias
Markus Mekeng, 2010). Tidak terintegrasinya software tersebut juga menjadi
salah satu temuan BPK dalam pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) pada tahun 2010 dikarenakan pencatatan penerimaan menurut kas negara
dan DJP menunjukkan jumlah yang berbeda (Taufiequrachman Ruki, 2011).
Program aplikasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah
Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP). SIDJP merupakan aplikasi
5
Tujuan utama dibentuknya sistem informasi DJP dapat menghasilkan profile
wajib pajak yang bisa menjadi alat pendukung terciptanya data wajib pajak yang
akurat dengan mengerahkan partisipasi berbagai pihak dalam melakukan
monitoring terhadap data wajib pajak. Diharapkan penerapan teknologi informasi
di Direktorat Jenderal Pajak dapat menghasilkan output dan outcome yang lebih
baik dan berkualitas (Mirwan Amin, 2011).
Kelemahan SIDJP yaitu ketika beban kerja tinggi maka kinerja SIDJP
menjadi lamban atau bahkan 'hang'. Padahal SIDJP baru diterapkan dibeberapa
KPP, apalagi jika seluruh KPP dan unit vertikal lainnya menerapkan. Salah satu
penyebabnya adalah SIDJP tersentralisasi di Kantor Pusat DJP. Terdapat masalah
migrasi data atas perubahan sistem lama yaitu SIPmod ke SIDJP. Data pada
SIDJP tidak dapat diakses oleh sistem baru. Sistem informasi SIDJP hanya dapat
mengelola data atas data yang telah di – entry pada SIDJP, tidak dapat melakukan
data minning pada database sistem lama. Akibatnya terjadi nya kegagalan migrasi
data (Dimas Besmaputra,2009).
Demikian pula yang diungkapkan oleh Kasi Waskon (Novianto, 2012)
bahwa fenomena khusus yang terjadi di KPP Pratama Bandung Cicadas dalam
penerapan SIDJP (aplikasi MPN) adalah masih dirasakan lambat dalam pengguna
SIDJP saat ini karena kapasitas jaringan atau server yang tersedia belum optimal,
jadi aksesnya menjadi lambat. SIDJP digunakan di pulau Jawa atau kota-kota
besar lainnya sedangkan yang lainnya masih memakai SIPMod bisa dibilang
bahwa SIDJP kurang terintegrasi di seluruh Indonesia. Karena SIDJP
6
merupakan sistem yang terintegrasi ke seluruh Indonesia. Akibatnya KPP dapat
mengalami hambatan dalam migrasi data dan kesulitan mengakses informasi yang
sifatnya penting dan mendesak atau timelines (Novianto, 2012).
MPN sebagai bagian dari SIDJP merupakan modal yang dapat memantau
informasi menjadi lebih akurat dan tepat waktu, membantu wajib pajak untuk
menyetorkan pembayaran pajak maupun nonpajak selama 24 jam, membayar
pajak dengan berbagai fasilitas seperti e-banking 24 jam. (Sri Mulyani, 2006).
Namun BPK menemukan adanya perbedaan realisasi penerimaan perpajakan dan
kelemahan pencatatan penerimaan perpajakan dalam aplikasi modul penerimaan
negara. Sehingga sampai saat ini aplikasi MPN masih belum terintegrasi (Achmad
Aris, 2010).
Aplikasi yang digunakan di Kantor Pelayanan Pajak yaitu aplikasi MPN
memliki keterkaitan dengan sistem pengolahan transaksi, keduanya saling
berintegrasi. Pengolahan transaksi pada MPN berupa rangkaian proses yang
dimulai dari pengumpulan, pengiriman dan pemasukan data untuk disimpan atau
diproses sehingga menghasilkan output berupa informasi yang berguna bagi
pemakai. (Azhar Susanto, 2007)
Kelemahan Modul Penerimaan Negara hanya sebagian kecil dari buruknya
seluruh sistem yang ada. Hingga kini, direktorat Pajak masih menjalankan dua
sistem, yakni sistem informasi pajak yang dimodifikasi (SIP-Mod) dan sistem
informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP). SIP-Mod adalah sistem lama yang
membuka seluruh akses datanya ke kantor di daerah. Sistem ini membuka celah
7
menyatukan seluruh data dalam database tunggal. Lewat sistem ini, seluruh data
dan pencatatan pajak terekam dengan sistem terkunci. Siapa pun yang masuk,
apalagi mengubah, akan terekam jejaknya. Tetapi tidak gampang mengubah SIP
Mod menjadi SIDJP. Sampai kini, sebagian besar kantor pelayanan pajak masih
menggunakan SIP-Mod. Selain problem teknologi, dia mengungkapkan, jajaran
petinggi Direktorat Jenderal Pajak tak satu suara dalam urusan ini. Satu
mempertahankan sistem lama, satu lagi berniat memodernisasi (Sri Mulyani,
2010).
Demikian pula menurut Sigit Pramudito bahwa sistem informasi
penerimaan negara (MPN) memang banyak masalah, baik di sisi internal maupun
eksternalnya. Dari sisi internal misalnya, tidak semua pihak yang terkait dengan
MPN ini mempunyai kapasitas yang sama. Sementara itu dari sisi eksternal,
sebagian besar bank persepsi-yaitu bank yang menerima setoran pembayaran
pajak-belum memenuhi syarat minimal yang ditentukan dalam kerja sama antara
Depkeu dan bank. Ada yang mengklaim semua kantor cabang sudah online, tapi
nyatanya tidak. Tapi yang paling parah, kemampuan TI mereka tidak seandal yang
kita bayangkan. Problem-problem semacam itulah yang membuat sistem MPN
bermasalah, akibatnya kualitas dari ouput MPN bisa saja tidak akurat (Sigit
Pramudito, 2008).
Dengan Sistem Informasi Akuntansi yang berkualitas, maka kualitas
informasi yang dihasilkan akan mempengaruhi keberhasilan suatu struktur
8
bagi suatu organisasi. (Hongjiang Xu, 2009). Sistem Informasi Akuntansi
dipengaruhi organisasi, salah satunya struktur organisasi (Mahdi Salehi, 2011).
Sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur organisasi, yang
menyediakan sumber daya fisik, dan komponen-komponen lainnya untuk
mengubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi, dengan tujuan menciptakan
kepuasan terhadap kebutuhan informasi untuk berbagai macam penggunanya
(Wilkinson,2000).
Perubahan struktur organisasi dalam rangka modernisasi administrasi
perpajakan yang dilakukan pada dasarnya untuk melaksanakan perubahan secara
lebih efektif dan efisien, sekaligus mencapai tujuan organisasi yang diinginkan,
penyesuaian struktur organisasi DJP merupakan suatu langkah yang harus
dilakukan dan sifatnya cukup strategis. Lebih jauh lagi, struktur organisasi harus
juga diberi fleksibilitas yang cukup untuk dapat selalu menyesuaikan dengan
lingkungan eksternal yang sangat dinamis, termasuk perkembangan dunia bisnis
dan teknologi (Siti Kurnia Rahayu, 2010).
Selama ini struktur organisasi Ditjen Pajak didasarkan pada jenis pajak.
Dengan struktur organisasi seperti ini pelaksanaan tugas di lapangan seringkali
menimbulkan ketidakefisienan yang mengakibatkan pelayanan dan pengawasan
tidak optimal. Sesuai dengan perkembangan kondisi lingkungan dan dunia usaha
yang selalu berubah, Ditjen Pajak merasa perlu untuk menyesuaikan dan
menyempurnakan struktur organisasinya dengan melakukan perubahan struktur
organisasi secara bertahap. Perubahan struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak
9
organisasi menjadi lebih ramping, sehingga dapat meningkatkan efektifitas
KantorPelayanan Pajak (Djazoeli Sadhani, 2005).
Reformasi administrasi terkait dalam organisasi dan teknologi informasi.,
dalam bidang organisasi, kini telah dilakukan perubahan struktur organisasi dari
berdasarkan per jenis pelayanan menjadi organisasi dengan struktur berdasarkan
fungsi dengan menggabungkan ketiga kantor (KPP, KPPBB dan Karikpa) menjadi
KPP Pratama (Nur Ilavi Hudijani, 2007).
Dalam struktur yang modern ini terdapat perbedaan yang cukup radikal
dan signifikan yakni yang dulunya struktur organisasi KPP Pra Modern
berdasarkan jenis pajak diubah menjadi berdasarkan fungsi guna debirokratisasi
pelayanan seperti Seksi Pelayanan dan Seksi Pemeriksaan dibentuk secara
terpisah. Pelayanan perpajakanpun sudah mulai satu atap karena semua jenis
pelayanan perpajakan baik jenis pajak PPh, PPN, PBB, dan BPHTB dilakukan di
KPP Pratama sedangkan untuk KPP WP Besar dan KPP Madya hanya jenis pajak
PPh dan PPN, sehingga menyebabkan adanya peleburan KP.PBB ke KPP Pratama
(Rusdiyani, 2009).
Sistem pajak seperti ini masih banyak kendala dalam penerapannya, baik
kendala yang dihadapi Direktorat Jenderal Pajak maupun yang dihadapi wajib
pajak. Kendala yang dihadapi oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah teknis dalam
sistem online masih sering terjadi bertumpuknya data yang akhirnya sistem online
tersebut mengalami hambatan yang mengakibatkan proses pembayaran menjadi
terhambat. Sedangkan kendala yang dihadapi oleh wajib pajak adalah masih
10
diharuskannya wajib pajak untuk melakukan pembayaran secara online (Kusrini,
2009).
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas,
penulis mengidentifikasi masalah antara lain sebagai berikut:
1. MPN sebagai bagian dari SIDJP , namun sistem pencatatan data realisasi penerimaan pajak sampai saat ini belum terintegrasi.
2. Migrasi data atas perubahan sistem lama yaitu SIPmod ke SIDJP ternyata terdapat kelemahan ketika beban kerja tinggi maka kinerja SIDJP menjadi lamban atau bahkan 'hang’.
3. Hasil pemeriksaan BPK atas penerimaan pajak dan kegiatan operasional tahun anggaran 2008 dan 2009, ditemukan potensi
kerugian negara di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Satu
hingga Rp 96 triliun. Ini mengakibatkan peredaran usaha yang
dilaporkan tidak dapat diyakini kebenarannya.
4. MPN merupakan modal yang dapat memantau informasi menjadi lebih tepat waktu, namun sistem ini masih terdapat kelemahan.
11
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas,
timbul beberapa pertanyaan yang merupakan rumusan masalah dari
penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem
Informasi Akuntansi pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.
2. Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kualitas
Informasi pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.
3. Seberapa Besar Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem
Informasi Akuntansi dan Implikasinya pada Kualitas Informasi
pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1 secara parsial dan simultan.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penulis melakukan penelitian ini semata-mata adalah
untuk maksud rencana penyusunan skripsi. Adapun pengumpulan data dan
informasi yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini adalah Struktur
Organisasi, Sistem Informasi Akuntansi dan Kualitas Informasi.
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Struktur Organisasi pada KPP di Kanwil Jawa
Barat 1.
2. Untuk mengetahui Sistem Informasi Akuntansi pada KPP di Kanwil
12
3. Untuk mengetahui Kualitas Informasi yang dihasilkan KPP di
Kanwil Jawa Barat 1.
4. Untuk mengetahui Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem
Informasi Akuntansi dan implikasinya pada Kualitas Informasi
pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
mengenai Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi
Akuntansi dan implikasinya pada Kualitas Informasi pada KPP di Kanwil
Jawa Barat 1.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Peneliti
Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan selain
itu untuk menambah pengetahuan, dan juga memperoleh gambaran
langsung mengenai Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem
Informasi Akuntansi dan implikasinya pada Kualitas Informasi
pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.
2. Bagi Instansi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan dari sisi
13
Informasi Akuntansi dan implikasinya pada Kualitas Informasi
pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.
3. Bagi Peneliti Lain
Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian
lebih lanjut dalam bidang yang sama, yaitu Pengaruh Struktur
Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi dan implikasinya
pada Kualitas Informasi pada KPP di Kanwil Jawa Barat 1.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis berencana melaksanakan penelitian
[image:43.595.108.507.527.725.2]pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat 1. yaitu :
Tabel 1.1 Lokasi Penelitian
No Nama KPP Alamat
1. KPP Pratama Bandung Karees Jl. Ibrahim Adjie No. 372
2. KPP Pratama Bandung Cicadas Jl. Soekarno Hatta N0.781
3. KPP Pratama Bandung Tegalega Jl. Soekarno Hatta No. 216
4. KPP Pratama Bandung Cibeunying Jl. Purnawarman No. 19-21
5. KPP Pratama Bandung Bojonegara Jl. Ir. Sutami No. 1
6. KPP Pratama Bandung Cimahi Jl. Amir Mahmud No.574
7. KPP Pratama Bandung Soreang Jl. Raya Cimareme No. 205
8. KPP Pratama Bandung Sumedang Jl. Ibrahim Adjie No.372
9. KPP Pratama Bandung Majalaya Jl. Peta No.7 Lingkar Selatan
14
1.5.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai pada Maret
[image:44.595.109.529.266.607.2]2012 sampai dengan Juli 2012.
Tabel 1.2 Waktu Penelitian
Tahap Prosedur
Bulan
Maret
2012
April
2012
Mei
2012
Juni
2012 Juli
2012
I
Tahap Persiapan :
1.Membuat outline dan proposal UP
2.Bimbingan dengan dosen pembimbing
3.Mengambil formulir penyusunan UP
4.Menentukan tempat penelitian
II
Tahap Pelaksanaan :
1.Mengajukan outline dan proposal Up
2.Meminta surat pengantar ke Kanwil DJP
Jabar I
3.Penelitian di Kantor Pelayanan Pajak
4.Penyusunan skripsi
III
Tahap Pelaporan :
1.Menyiapkan draft skripsi
2.Sidang akhir skripsi
3.Penyempurnaan laporan skripsi
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Struktur Organisasi
2.1.1.1 Pengertian Struktur Organisasi
Menurut Koontz & Donnel dalam Malayu S.P (2010:25) tentang
pengertian Oranisasi adalah:
“Organisasi adalah pembinaan hubungan wewenang dan dimaksudkan
untik mencapai koordinasi yang struktural, baik secara vertical, maupun secara horizontal diantara posisi – posisi yang telah diserahi tugas – tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama. Jadi organisasi adalah hubungan structural yang mengikat / menyatukan perusahaan dan kerangka dasar tempat individu – individu berusaha, dikoordinasi”
Pengertian Organisasi menurut Benhard dalam Malayu S.P (2010:26)
adalah sebagai berikut :
”Organisasi adalah suatu sistem kerja sama yang terkoordinasi secara sadar dan dilakukan oleh dua orang atau lebih”.
Pengertian Struktur Organisasi menurut Stephen Robbins (2008 : 214)
adalah :
“Struktur organisasi adalah menentukan bagaimana pekerjaan dibagi,
16
Pengertian Struktur Organisasi menurut Gibson, Ivancevich, & Donnely
(2006:394) adalah sebagai berikut :
“Organizational Structure in an abstract concept. No one has ever
actually seen one. What we see is the evidence of structure. Then From
that evidence we inter the presence of structure”.
Pengertian Struktur Organisasi menurut Benhard dalam Malayu S.P
Hasibuan (2010:26) adalah sebagai berikut :
“Struktur Organisasi adalah suatu gambar yang menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang, dan hubungan kerja, garis perintah dan tanggung jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi”.
Sedangkan Pengertian Struktur Organisasi menurut James A. Hall
(2007:22) adalah :
“The structure of an organization reflects the distribution of responsibility, authority, and accountability throughout the organization. Firms achieve their overall objectives by establishing measurable financial goals for their operational units. Understanding the distribution pattern of responsibility, authority, and accountability is essential for assessing the information needs of users ”.
Berdasarkan teori – teori yang diuraikan diatas maka dalam penelitian ini
penulis menggunakan pengertian tentang Struktur Organisasi menurut Stephen
17
2.1.1.2 Dimensi atau Indikator
Adapun indikator mengenai Struktur Oraganisasi menurut Stephen
Robbins (2008: 215-224) adalah sebagai berikut :
1. Spesialisasi:
Spesialisai kerja maksudnya sampai tingkat mana tugas dalam organisasi
dipecah – pecah menjadi pekerjaan yang terpisah. Hakikatnya, bahwa
bukan keseluruhan pekerjaan dilakukan oleh satu individu, seluruh
pekerjaan itu dipecah – pecah menajdi sejumlah langkah, dengan tiap
langkah diselesaikan oleh individu yang berlainan. Jadi, individu –
individu berspesialisasi dalam mengerjakan bagian kegiatan tertentu,
bukan mengerjakan seluruh kegiatan.
2. Departementalisasi:
Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan
pekerjaan sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dokoordinasikan.
Keunggulan utama dari tipe pengelompokkan yang sama itu adalah
tercapainya efisiensi dengan mengumpulkan spesialisasi yang sama.
Departementalisasi fungsional mengusahakan tercapainya skala ekonomi
dengan menempatkan orang dengan keterampilan dan orientasi yang sama
menempatkan ke dalam unit – unit bersama.
3. Rantai Komando :
Rantai komando merupakan garis wewenang yang tidak terputus yang
18
siapa yang melapor ke siapa. Ada dua konsep komplementer rantai
komando, yaitu sebagai berikut:
a. Wewenang, yaitu : hak – hak yang melekat dalam posisi manajerial
untuk member perintah dan mengharapkan agar perintah itu dipatuhi.
b. Kesatuan komando, yaitu : bawahan harusnya mempunyai satu atasan
yang kepadanya ia bertanggung jawab langsung.
4. Rentang Kendali:
Rentang kendali adalah banyaknya bawahan yang dapat diatur secara
efektif dan efisiensi. Rentang kendali sangat menentukan banyaknya
tingkat dan manajer yang harus dimiliki oleh organisai.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dipusatkan
pada titik tunggal dalam organisasi. Hal ini mencakup hal – hal yang
melekat dalam organisasi seseorang. Organisasi tersentralisasi jika
manajemen puncak mengambil keputusan utama organisasi dengan sedikit
atau tanpa masukan dari personil tingkat lebih bawah. Namun jika banyak
dari personil tingkat bawah memberikan masukan atau sebenarnya diberi
keleluasaan untuk mengambil keputusan maka ada desentralisasi.
6. Formalisasi:
Formalisasi adalah tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu
dibakukan. Jika pekerjaan sangat diformalkan. Pelaksanaan pekerjaan itu
mempunyai kuantitas keleluasaan yang minimum mengenai apa yang
19
uraian jabatan yang tersurat, banyak aturan organisasi, dan prosedur y