Influence of The Organizational Structure to Accounting Information System
and its implications to Internal Control
(Survey at 10 KPP the regional office on West Java I)
ANGGUN NOVIYANTIN 21108160
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
iv
Accounting information system is a tool used in the organization to provide added value. In the long run the accounting information system is used as a tool for internal control. This study aims to analyze the influence of the organizational structure of the accounting information system and its implications on internal control. The method used in this research is descriptive method and verifikatif. This study used 30 people including the head of the PDI section 10 tax office in West Java Regional Office I. Statistical test used is the correlation calculations, data analysis using Path Analysis, coefficient of determination, hypothesis testing and also using application PSAW 18 for windows. The results of this study include that there is considerable influence of the organizational structure of the accounting information system and the influence of accounting information systems for internal control. It means that the quality organizational structure will produce an integrated accounting information system so as to create an optimal internal control.
v
Sistem informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan dalam organisasi untuk memberikan nilai tambah. Pada jangka panjang sistem informasi akuntansi digunakan sebagai alat untuk pengendalian internal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh struktur organisasi terhadap sistem informasi akuntansi dan implikasinya pada pengendalian internal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian ini menggunakan 30 responden yang meliputi kepala seksi PDI dari 10 Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi, analisis data menggunakan Path Analysis, koefisien determinasi, uji hipotesis dan juga menggunakan aplikasi PSAW 18 for windows. Hasil dari penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang cukup besar dari struktur organisasi terhadap sistem informasi akuntansi dan pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap pengendalian internal. Artinya bahwa struktur organisasi yang berkualitas akan menghasilkan sistem informasi akuntansi yang terintegrasi sehingga menciptakan pengendalian internal yang optimal.
vi
SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu
menyelesaikan Skripsi ini dengan judul : “Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi dan implikasinya pada Pengendalian Internal di 10 KPP Bandung Kanwil Jawa Barat I”.
Adapun tujuan dari Skripsi ini adalah untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Program Studi Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan baik isi maupun bahasa yang digunakan. Hal ini tidak lain karena
keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman penulis. Namun penulis
mengharapkan semoga penelitian ini dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi pihak lain yang memerlukan.
Selain itu penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bimbingan, dorongan, nasehat, serta doa dan bantuan dari dosen pembimbing
Ibu Siti Kurnia Rahayu,SE.,M.Ak.,Ak dan berbagai pihak, oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarnya-besarnya
kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer
vii
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.
4. Ony Widilestariningtyas, SE.,M.Si., selaku Dosen Wali AK 4.
5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia
Bandung.
6. Seluruh Staf dan Pegawai Kantor Pelayanan Pajak di Wilayah Kota Bandung
7. Kedua Orangtuaku penulis ucapkan banyak terima kasih untuk semua yang telah
diberikan kepada penulis atas doa, dukungan, dan kasih sayang. Semoga kalian
diberi kesehatan dan rejeki yang berlimpah serta selalu dalam lindungan Allah
SWT.
8. Wicky, Saudara-saudaraku serta kakaku tersayang yang selalu memberikan
semangat.
9. Teman-temanku terima kasih atas kebersamaan, bantuan, dan semangatnya
sehingga terselesaikannya Skripsi ini, serta teman-teman akuntansi angkatan 2008
khususnya kelas AK-4, terima kasih atas kebersamaannya.
10.Serta seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik secara
viii
Akhir kata, semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Juli 2012
Penulis
ix
LEMBAR PENGESAHAN...i
LEMBAR PERNYATAAN...ii
MOTO DAN PERSEMBAHAN...iii
ABSTRACT ...iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ...vi
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 10
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 10
1.2.2 Rumusan Masalah ... 10
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11
1.3.1 Maksud Penelitian ... 11
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Kegunaan Penelitian...11
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 11
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 12
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13
1.5.1 Lokasi Penelitian ... 13
x
2.1.1.1 Pengertian Struktur Organisasi ... 15
2.1.1.2 Dimensi dan Indikator Struktur Organisasi ... 16
2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi ... 17
2.1.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 17
2.1.2.2 Dimensi dan Indikator Sistem Informasi Akuntansi ... 19
2.1.3 Pengendalian Internal ... 24
2.1.3.1 Pengertian Pengendalian Internal ... 24
2.1.3.2 Dimensi dan Indikator Pengendalian Internal ... 24
2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian... 25
2.1.4.1 Hubungan Struktur Organisasi terhadap SIA ... 25
2.1.4.2 Hubungan SIA terhadap Pengendalian Internal ...26
2.1.4.3 Hubungan Struktur Organisasi terhadap SIA dan implikasinya pada Pengendalian Internal ... 26
2.2 Kerangka Pemikiran ... 27
2.2.1 Pengaruh Struktur Organisasi terhadap SIA ... 27
2.2.2 Pengaruh SIA terhadap Pengendalian Internal ... 28
2.2.3 Pengaruh Struktur Organisasi dan SIA terhadap Pengendalian Internal 28 2.3 Hipotesis... ... 31
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 33
3.2 Metode Penelitian ... 33
3.2.1 Desain Penelitian ... 35
3.2.2 Operasional Variabel ... 40
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data ... 44
3.2 3.1 Sumber Data ... 44
xi
3.2.5.2 Uji Reliabilitas ... 51
3.2.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 53
3.2.6.1 Rancangan Analisis ... 53
3.2.6.2 Analisis Data Verifikatif ... 58
3.2.6.3 Pengujian Hipotesis ... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Analisis ... 65
4.1.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I ... 65
4.1.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I ... 69
4.1.3 Uraian Tugas Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I ... 71
4.1.4 Aktivitas Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I ... 73
4.2 Karakteristik Responden ... 74
4.2.1 Profile Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 75
4.2.2 Profile Responden Berdasarkan Usia ... 75
4.2.3 Profile Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 76
4.3 Analisis Deskriptif Tanggapan Responden ... 77
4.3.1 Profile Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 78
4.3.2 Analisis Deskriptif Variabel Sistem Informasi Akuntansi ... 87
4.3.3 Analisis Deskriptif Variabel Pengendalian Internal ... 98
4.4 Hasil Analisis dengan Metode Verifikatif ... 109
4.4.1 Pengaruh Struktur Organisasi terhadap SIA dan SIA terhadap Pengendalian Internal ... 109
4.4.2 Pengujian Jalur Sub Struktur Pertama ... 112
xii
4.4.2 Pengaruh Struktur Organisasi dan SIA terhadap Pengendalian Internal ... 124
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... ... 126
5.2 Saran... ... 127
DAFTAR PUSTAKA ... 128
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 131
xiii
Tabel 1.2 Waktu Penelitian ... 14
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu... 29
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 39
Tabel 3.2 Operasional Variabel ... 42
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Struktur Organisasi ... 49
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Sistem Informasi Akuntansi ... 50
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Pengendalian Internal ... 50
Tabel 3.6 Standar Penilaian untuk Reabilitas ... 52
Tabel 3.7 Hasil Uji Reabilitas Kuesioner Penelitian ... 53
Tabel 3.8 Kriteria Persentase Tanggapan Responden... 55
Tabel 3.9 Tingkat Keeratan Korelasi ... 59
Tabel 3.10 Kategori Korelasi Metode Guilford ... 62
Tabel 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 75
Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Usia ... 76
Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 76
Tabel 4.4 Kriteria Pengklasifikasi Persentase Skor Tanggapan Responden ... 78
Tabel4.5 Rekapitulasi Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Struktur Organisasi ... 78
Tabel 4.6 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Spesialisasi ... 80
Tabel 4.7 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Departementalisasi ... 81
Tabel 4.8 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Rantai Komando ... 82
Tabel 4.9 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Rentang Kendali ... 83
Tabel 4.10 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Sentralisasi dan Disentralisasi ...85
xiv
Tabel 4.15 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Brainware ... 92
Tabel 4.16 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Prosedur ... 93
Tabel 4.17 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Database... 94
Tabel4.18 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Teknologi Jaringan Komunikasi ... 96
Tabel 4.19 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai SPT...97
Tabel 4.20 Rekapitulasi Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Pengendalian Internal . ... 99
Tabel 4.21 Distribusi Tanggapan Responden Lingkungan Pengendalian ... 100
Tabel 4.22 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Penentuan Resikio... 102
Tabel 4.23 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Aktifitas Pengendalian ... 103
Tabel 4.24 Distribusi Tanggapan Responden Informasi dan Komunikasi ... 105
Tabel 4.25 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Pemantauan ... 108
Tabel 4.26 Korelasi Antar Variabel ... 111
Tabel 4.27 Koefisien Jalur Struktur Organisasi Terhadap SIA ... 112
Tabel4.28 Koefisien Determinasi Struktur Organisasi Terhadap Sistem Informasi Akuntansi ... 114
Tabel4.29 Koefisien Jalur Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Pengendalian Internal . ... 117
xv
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ... 40
Gambar 3.2 Model Analisis Jalur ... ...58
Gambar 3.4Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ... 64
Gambar 4.1 Diagram Jalur Penelitian ... 110
Gambar 4.2 Diagram dan Koefisien Jalur Sub Struktur Pertama ... 114
Gambar 4.3 Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Parsial X terhadap Y ... 116
Gambar 4.4 Diagram dan Koefisien Jalur Sub Struktur Kedua ... 119
xvi
Lampiran 3 Berita Acara Penelitian... 135
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian... ... 136
Lampiran 5 Hasil Succesive Interval ... 146
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 149
Lampiran 7 Hasil Uji Korelasi Analisis Jalur ... 155
Lampiran 8 Maaping ... 162
Lampiran 9 Kegiatan Bimbingan dan Konsultasi ... 173
Lampiran 10 Kartu Peserta Sidang Seminar UP ... 175
Lampiran 11 Lembar Revisi Seminar UP ... 176
1 1.1 Latar Belakang
Di dalam dunia yang tersusun atau terorganisir dengan komplek dan
tersusun dari beberapa subsistem yang berbeda satu sama lainnya dan berinteraksi
pada tingkat tertentu dinamakan sistem, sistem ini sebagai kumpulan dari
komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama
lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu (Azhar
Susanto, 2002:23).
Sistem terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang
dirancang untuk memberikan manajemen keyakinan memadai bahwa tujuan dan
sasaran satuan usaha dapat dicapai, kebijakan dan prosedur ini disebut
pengendalian internal, secara bersama-sama membentuk struktur pengendalian
internal (Siti Kurnia, 2010:294).
COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Comissions) mengemukakan sistem yang lebih komprehensif di mana struktur pengendalian internal ini dianggap relevan untuk mencapai tujuan organisasi baik
tujuan keuangan maupun non keuangan (Azhar Susanto, 2002:103). Kategori
yang berlaku yaitu efektivitas dan efisiensi dalam operasi, reliabilitas laporan
keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan (Wilkinson, 2000).
Pengendalian internal merupakan suatu proses, yang dipengaruhi oleh
dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan-tujuan
seperti, kendala pelaporan keuangan, menjaga kekayaan dan catatan organisasi,
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, efektivitas dan efisiensi operasi (Siti
Kurnia, 2010:221).
Struktur pengendalian internal merupakan susunan dari unsur-unsur atau
komponen pengendalian internal yang terdiri dari lingkungan pengendalian,
penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan
pengawasan (Azhar Susanto, 2002:129). Sedangkan menurut Siti Kurnia
(2010:238) menyatakan pengendalian internal ini memiliki keterbatasan yaitu
adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan, adanya kolusi, penyimpangan
manajemen, serta biaya pengendalian intenal tidak boleh melebihi manfaat yang
diharapkan.
Lembaga pelayanan publik seperti Kantor Pajak tidak efektif pengendalian
internalnya, lemahnya pengendalian internal seperti dalam kasus pajak
mencerminkan bobroknya wajah birokrasi pelayanan publik (Zainal Arifin, 2010).
Maka Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali menambah kapasitas sumber
daya manusia (SDM) di bidang pajak untuk menguatkan sistem pengendalian
kontrol di kantor pajak (Agus Martowardojo, 2010).
Sistem informasi juga diperlukan dalam mengatasi lemahnya pengendalian
internal pada sistem dan prosedur yang mengatur suatu transaksi, maka setiap
perusahaan perlu menyusun suatu sistem dan prosedur yang dapat menciptakan
pengendalian intern yang baik dalam mengatur pelaksanaan transaksi (Tiolina
Pemerintah mengadopsi sistem online dalam mengoptimalkan penerimaan pajak, melalui Sistem elektronik Pengadaan Pemerintah (SePP) diharapkan
penyediaan barang/jasa dapat dipantau lebih optimal, namun saat ini masih
menunggu RPP karena masih terbentur dengan peraturan di masing-masing
instansi (M Tjiptardjo, 2010). Sehingga sistem data-data pajak tidak langsung
update karena sistem informasi dan teknologi di Ditjen Pajak tidak langsung terhubung dengan bank tempat pembayaran pajak (Darussalam, 2010).
Sistem informasi akuntansi yang dapat diandalkan adalah sistem yang
mempunyai pengendalian memadai sehingga informasi yang dihasilkan oleh
sistem tersebut dapat diandalkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan,
dalam hal ini pengendalian merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari
sistem informasi akuntansi yang ada (Romney et al, 2003).
Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan (integrasi) dari sub-sub
sistem/ komponen baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan
bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang
berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan (Azhar Susanto,
2008:72).
Implementasi sistem informasi akuntansi mendorong pengambilan
keputusan yang lebih baik, dan mengakibatkan sistem pengawasan intern lebih
efektif, dan meningkatkan mutu (Mahdi Sajady, 2008).
Sistem informasi akuntansi (SIA) pada dasarnya merupakan integrasi dari
berbagai sistem pengolahan tansaksi (SPT) atau sub SIA, karena setiap SPT
integritas dari berbagai siklus pengolahan transaksi, dalam setiap pengolahan
transaksi yang dilakukannya, SPT atau sub SIA memiliki berbagai komponen
seperti hardware, software, brainware, prosedur, database, dan jaringan komunikasi (Azhar Susanto, 2002:82).
Integrasi dari komponen-komponen tersebut diatas merupakan sumber
daya informasi guna mencapai keunggulan substansial (McLeod dan Schell,
2007:29). Menurut Rodin Brown dalam Siti Kurnia Rahayu (2011) menyatakan
integrasi adalah kunci sukses implementasi sistem informasi, sistem informasi
yang terintegrasi akan menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan
konsisten bagi manajemen.
Sistem informasi yang terintegrasi didefinisikan oleh Marcus (2009:2)
sebagai proses menghasilkan informasi yang terorganisir di dalam sistem
informasi yang terdiri dari hardware, software, databases dan telecommunication network, serta adanya interaksi dan komunikasi manusia sebagai pengguna. Di setiap komponen sistem informasi akuntansi tersebut masing-masing berintegrasi
secara harmonis pula (Azhar Susanto, 2008: 72-75) untuk mencapai tujuan yang
berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.
Saat ini yang terjadi di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) berkaitan dengan
tiga komponen SIA, yaitu: software (perangkat lunak), brainware (sumber daya manusia), dan network (jaringan telekomunikasi), sebagai salah satu instrumen penting dalam menghimpun penerimaan negara melalui pembayaran pajak, DJP
Namun pada kenyataannya sampai dengan saat ini software tersebut belum sepenuhnya terintegrasi, hal itu menyebabkan sering terjadinya perbedaan
pencatatan antara Ditjen Pajak dan Ditjen Perbendaharaan Negara (Melkias
Markus Mekeng, 2010). Tidak terintegrasinya software tersebut juga menjadi salah satu temuan BPK dalam pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) pada tahun 2010 dikarenakan pencatatan penerimaan menurut kas negara
dan DJP menunjukkan jumlah yang berbeda (Taufiequrachman Ruki, 2011).
Selain itu pada komponen database dalam Sistem Informasi Akuntansi Ditjen Pajak yaitu belum terintegrasinya data, terjadi kegagalan migrasi data (Siti
Kurnia, 2011). Sedangkan Integrasi database dalam sistem informasi akuntansi menuntut kesesuaian antara database yang digunakan (isi dan hubungannya) dengan kebutuhan pemakai, dan ditunjang oleh prosedur yang cocok (Azhar
Susanto, 2008:82).
Seperti yang dipaparkan oleh Chandra Budi yang dikutip oleh Siti Kurnia
Rahayu (2011) menyatakan bahwa integrasi juga dibutuhkan pada sistem online
antara DJP Bank dan Ditjen Perbendaharaan yang diterapkan pada MPN (Modul
Penerimaan Negara). Keharmonisan teknologi yang digunakan dalam jaringan
komunikasi (network) harus sesuai dengan hardware, software sistem operasi yang digunakan, kebutuhan dan kemampuan brainware yang menjalankan, prosedur, dan data yang didistribusikan (Azhar Susanto, 2008:83). Ternyata
Selain itu menurut Taufik dalam Siti Kurnia (2011) terdapat pula masalah
pada komponen jaringan telekomunikasi dalam Sistem Informasi Akuntansi
Ditjen Pajak yaitu koneksi data KPP ke Kantor Pusat yang sering terputus pada
yang dipicu transisi jaringan dari provider, akibat kondisi tersebut maka KPP harus melakukan perekaman data secara manual, dan berakibat pada
menumpuknya data wajib pajak yang tidak bisa terekam di database kantor pusat Ditjen Pajak.
Fenomena-fenomena pada sistem informasi akuntansi DJP diatas menurut
Anwar Nasution dalam Siti Kurnia (2011) tentunya menimbulkan masalah, yaitu
secara umum informasi penerimaan pajak yang disajikan oleh aplikasi MPN
(Modul Penerimaan Negara) Ditjen Pajak menjadi kurang akurat, selain itu
adanya keterbatasan akses informasi Ditjen Pajak bagi BPK, juga membuat BPK
terus menduga-duga berapakah sebenarnya potensi penerimaan pajak negara dan
informasi yang tidak akurat.
Informasi yang tidak akurat adalah informasi sampah yang tidak ada
manfaatnya bagi pengambilan keputusan, kemudian menjelaskan pula bahwa
akuntabilitas dan transparansi laporan keuangan sektor publik dan dunia usaha
Indonesia masih belum mengalami banyak kemajuan, dikarenakan lambannya
perbaikan sistem hukum di Indonesia dan sistem informasi akuntansi (Siti Kurnia,
2011).
Berkembang pesatnya teknologi informasi dan kemungkinan perubahan
informasi (Mahdi Salehi dan Abdipour, 2011:76), tetap saja komponen brainware
pengoperasi dan pengguna sistem informasi memberikan dampak kepada
manajemen serta ikut menentukan kesuksesan organisasi (Azhar Susanto,
2008:253).
Sistem informasi tidak semata mengintegrasikan komponen hardware, software, brainware, jaringan komunikasi maupun data base serta prosedur (McLeod, 2007:29). Keharmonisan komponen SDM merupakan bagian terpenting
dengan komponen lainnya didalam suatu sistem informasi sebagai hasil dari
perencanaan, analisis, perancangan, dan strategi implementasi yang didasarkan
kepada komunikasi diantara sumber daya manusia yang terlibat dalam suatu
organisasi (Azhar Susanto, 2008:253).
Apabila setiap komponen di dalam sistem informasi akuntansi tidak
terintegrasi secara harmonis resiko berantai yang akan muncul, diantaranya adalah
adanya ketidaksesuaian antara informasi pada manajemen tingkat bawah,
menengah dan manajemen tingkat atas, bahkan pengguna ekstern, untuk sesuatu yang sama (Azhar Susanto, 2008:63).
Menurut Mahdi Salehi (2011) bahwa implementasi sistem informasi
akuntansi dipengaruhi struktur organisasi, perubahan struktur organisasi ini dalam
rangka modernisasi administrasi perpajakan yang dilakukan pada dasarnya untuk
melaksanakan perubahan secara lebih efektif dan efisien, sekaligus mencapai
tujuan organisasi yang diinginkan.
Penyesuaian struktur organisasi DJP merupakan suatu langkah yang harus
dilakukan dan sifatnya cukup strategis. Lebih jauh lagi, struktur organisasi harus
lingkungan eksternal yang sangat dinamis, termasuk perkembangan dunia bisnis
dan teknologi (Siti Kurnia Rahayu, 2010).
Struktur organisasi merupakan salah satu sarana yang digunakan
manajemen untuk mencapai sasarannya, maka logis jika strategi dan struktur
harus terkait erat, jika manajemen melakukan perubahan terhadap organisasi maka
struktur organisasi pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung
perubahan ini (Robins dan Judge, 2007:236). Kemudian Nagappan et al.,
(2009:1) memaparkan pendapat Conway’s Law bahwa sistem informasi yang
didesain untuk organisasi merupakan salinan struktur komunikasi antar unit di
dalam organisasi, sehingga kualitas produk sistem informasi sangat dipengaruhi
oleh struktur organisasi.
Sistem informasi merupakan proses yang rumit, melibatkan interaksi
antara manusia, proses, dan alat untuk mengembangkan sistem, dimana
pengembangannya biasa dilakukan oleh tim yang terdiri dari sejumlah individu,
dan tim dalam membangun sistem informasi harus memperhatikan struktur
organisasi (Nagappan et al., 2009:1). Apapun tingkat dalam hierarki organisasi
pelaksanaan sistem informasi dapat menciptakan stress, sebagai situasi yang dihasilkan akibat hal-hal yang berkaitan dengan perilaku negatif baik manajemen
maupun non staf manajemen (Claver et al., 2001).
Pada April 2006 dan April 2007, Dirjen Pajak melakukan perombakan
besar-besaran di kantor pajak, sekitar 30 ribu karyawan berputar posisi, hal ini
membuat beberapa karyawan kebingungan dan menimbulkan demoralisasi di
didasarkan pada jenis pajak, dengan struktur organisasi seperti ini pelaksanaan
tugas di lapangan seringkali menimbulkan ketidakefisienan yang mengakibatkan
pelayanan dan pengawasan tidak optimal (Djazoeli Sadhani, 2005). Belum lagi
pegawai yang sering mengeluh karena pekerjaan yang diemban lebih banyak dari
sebelumnya (Dadan, 2012).
Seiring dengan perkembangan Dirjen Pajak merasa perlu melakukan
perubahan struktur organisasi dari berdasarkan per jenis pelayanan menjadi
organisasi dengan struktur berdasarkan fungsi dengan menggabungkan ketiga
kantor (KPP, KPPBB dan Karikpa) menjadi KPP Pratama (Nur Ilavi Hudijani,
2007).
Perubahan organisasi dan transformasi menyangkut semua faktor
keselarasan manusia, sosial, dan budaya yang melibatkan proses bisnis, dengan
signifikan implikasi terhadap model manajemen organisasi, dan gaya manajemen,
struktur dan budaya, organisasi dipengaruhi dari sistem informasi dan sistem
informasi terkena dampak dari struktur organisasi (Osman Taylan, 2010). Begitu
pula menurut Mahdi Salehi (2011) bahwa implementasi sistem informasi
akuntansi dipengaruhi struktur organisasi.
Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis bermaksud untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Organisasi terhadap
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap suatu
perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi identifikasi masalah adalah
sebagai berikut:
1. Struktur organisasi Ditjen Pajak menimbulkan ketidakefisienan.
2. Aplikasi MPN (Modul Penerimaan Negara) Ditjen Pajak kurang akurat dan
belum terintegrasi.
3. Lemahnya pengendalian internal di Kantor Pelayanan Pajak.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada permasalahan tersebut di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini:
1. Bagaimana pengaruh struktur organisasi terhadap sistem informasi akuntansi
pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
2. Bagaimana sistem informasi akuntansi terhadap pengendalian internal pada
KPP di Kanwil Jawa Barat I.
3. Seberapa besar pengaruh struktur organisasi terhadap sistem informasi
akuntansi dan implikasinya pada pengendalian internal pada KPP Kanwil
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk meneliti
bagaimana pengaruh struktur organisasi terhadap sistem informasi akuntansi dan
implikasinya pada pengendalian internal di KPP Bandung Kanwil Jawa Barat I.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap sistem informasi
akuntansi pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
2. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi terhadap pengendalian
internal pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh struktur organisasi terhadap
sistem informasi akuntansi dan implikasinya pada pengendalian internal
secara parsial pada KPP Bandung Kanwil Jawa BaratI.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
a) Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan terhadap akuntansi khususnya
Pengaruh Struktur Organisasi dan Sistem Informasi Akuntansi dan
b) Bagi Kantor Pelayanan Pajak
Kegunaan penelitian ini bagi Kantor Pelayanan Pajak adalah dapat
dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengaruh
struktur organisasi terhadap sistem informasi akuntansi dan implikasinya
pada pengendalian internal. Serta dapat mengetahui kelemahan dan
kelebihan sistem informasi akuntansi yang diaplikasikan di KPP Bandung
di wilayah Kanwil Jawa Barat I.
c) Bagi Pihak Lain
Memberikan sumbangan pemikiran sebagai bahan referensi bagi
pihak-pihak yang memerlukan mengenai Struktur Organisasi dan Sistem
Informasi Akuntansi dan implikasinya pada Pengendalian Internal.
1.4.2 Kegunaan Akademis
a) Bagi Pengembangan Ilmu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu
akuntansi mengenai pengaruh struktur organisasi terhadap sistem
informasi akuntansi dan implikasinya pada pengendalian internal.
b) Bagi Peneliti Selanjutnya
Kegunaan penelitian ini bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai bahan
a) Bagi Instansi Akademik
Sebagai bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa program studi
akuntansi dalam aplikasi teori dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
telah dipelajari.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di KPP Bandung di wilayah Kanwil Jawa
Barat I
Tabel 1.1 Lokasi Penelitian
No Nama KPP Alamat
1. KPP Pratama Bandung Karees Jl. Ibrahim Adjie No. 372
2. KPP Pratama Bandung Cicadas Jl. Soekarno Hatta N0.781
3. KPP Pratama Bandung Tegalega Jl. Soekarno Hatta No. 216
4. KPP Pratama Bandung Cibeunying Jl. Purnawarman No. 19-21
5. KPP Pratama Bandung Bojonegara Jl. Ir. Sutami No. 1
6. KPP Pratama Bandung Cimahi Jl. Amir Mahmud No.574
7. KPP Pratama Bandung Soreang Jl. Raya Cimareme No. 205
8. KPP Pratama Bandung Sumedang Jl. Ibrahim Adjie No.372
9. KPP Pratama Bandung Majalaya Jl. Peta No.7 Lingkar Selatan
1.5.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai pada Maret 2012
sampai dengan Agustus 2012.
Tabel 1.2
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Tahap Prosedur Bulan
Maret April Mei Juni Juli Agustus
I
Tahap Persiapan:
1. Bimbingan dengan Dosen
pembimbing
2. Membuat outline dan proposal
skripsi
3. Mengambil formulir penyusunan
skripsi
4. Menentukan tempat penelitian
II
Tahap Pelaksanaan:
1. Mengajukan outline dan proposal
skripsi
2. Meminta surat izin penelitian
3. Penelitian di KPP
4. Penyusunan skripsi
III
Tahap Pelaporan
1. Menyiapkan draft skripsi
2. Sidang akhir skripsi
3. Penyempurnaan laporan skripsi
15 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Struktur Organisasi
2.1.1.1 Pengertian Struktur Organisasi
Pengerian organisasi menurut Koontz & Donnel dalam Malayu S.P
(2010:25) adalah:
“Organisasi adalah pembinaan hubungan wewenang dan dimaksudkan untuk mencapai koordinasi yang struktural, baik secara vertical, maupun secara horizontal diantara posisi – posisi yang telah diserahi tugas – tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama. Jadi organisasi adalah hubungan structural yang mengikat / menyatukan perusahaan dan kerangka dasar tempat individu –individu berusaha, dikoordinasi”.
Pengertian Struktur Organisasi menurut Stephen Robbins (2008 : 214)
adalah :
“Struktur organisasi adalah menentukan bagaimana pekerjaan
dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal”.
Pengertian Struktur Organisasi menurut Gibson, Ivancevich, & Donnely
(2006:394) adalah sebagai berikut :
“Organizational Structure in an abstract concept. No one has ever
actually seen one. What we see is the evidence of structure. Then
Berdasarkan teori – teori yang diuraikan diatas maka dalam penelitian ini
penulis menggunakan pengertian tentang Struktur Organisasi menurut Stephen
Robbins.
2.1.1.2 Dimensi dan Indikator Struktur Organisasi
Suatu struktur organisasi menetapkan cara tugas pekerjaan dibagi,
dikelompokan dan dikoordinasi secara formal. Adapun indikator mengenai
Struktur Oraganisasi menurut Stephen Robbins (2008: 215-224) adalah sebagai
berikut :
1. Spesialisasi Kerja
Spesialisasi maksudnya adalah sampai tingkat mana tugas dalam organisasi dipecah-pecah menjadi pekerjaan yang terpisah-pisah. Hakikatnya, daripada dilakukan satu individu, lebih baik pekerjaan tersebut dipecah menjadi sejumlah langkah, dan tiap langkah dilaksanakan oleh individu yang berlainan. Spesialisasi meningkatkan efisiensi, tapi pada tingkat tertentu, spesialisasi menimbulkan kerugian-kerugian. Contoh kerugian yang mungkin timbul adalah kebosanan, kelelahan, stres, produktifitas kerja rendah, kualitas kerja buruk, meningkatkan mangkir kerja/membolos, bahkan pada perusahaan swasta bisa meningkatkan jumlah pekerja yang keluar dari perusahaan.
2. Departementalisasi
Departementalisasi maksudnya adalah dasar yang dipakai dalam pengelompokan pekerjaan sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dikoordinasikan dengan lebih baik. Penggolongan pekerjaan dapat dilakukan atas dasar fungsi, produk, lokasi/geografi, pelanggan, atau kategori lain. 3. Rantai Komando
Rantai Komando adalah garis tidak terputus dari wewenang yang tertentu, dari puncak organisasi sampai ke eselon terbawah. Intinya, rantai komando memperjelas siapa melapor ke siapa. Agar berjalan dengan baik, rantai komando memerlukan dua unsur pelengkap, yaitu:
1) Wewenang, yaitu hak-hak yang melekat dalam posisi manajerial untuk memberi perintah dan mengharapkan agar perintah itu dipatuhi.
2) Kesatuan komando, yaitu seorang bawahan seharusnya punya satu atasan kepada siapa ia bertanggung jawab langsung.
4. Rentang kendali
Sedangkan jika rentang kendalinya kecil, konsekwensinya adalah adanya kontrol yang akrab. Meskipun demikian, akibat negatifnya adalah
1) Mahal, karena harus menambah tingkat manajemen.
2) Komunikasi vertikal menjadi rumit karena hirarki tambahan memperlambat pengambilan keputusan.
3) Cenderung pengawasannya lebih ketat dan berlebihan sehingga tidak mendorong otonomi karyawan. Kecenderungan dalam praktek manajemen adalah rentang kendali yang lebar.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Sedangkan dalam desentralisasi ada keleluasaan, dimana pengambilan keputusan didorong ke bawah pada tingkat pekerja terendah.
6. Formalisasi
Formalisasi adalah suatu tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu dibakukan. Jika pekerjaan sangat diformalkan, pelaksana pekerjaan hanya punya sedikit keleluasaan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana seharusnya mengerjakannya. Dalam formalisasi, siapapun yang melaksanakan pekerjaan, dengan input dan proses yang sama, maka akan menghasilkan output yang konsisten dan seragam. Dalam kondisi formalisasi yang tinggi terdapat:
1) Uraian jabatan yang tersurat, 2) Banyak aturan organisasi,
3) Prosedur yang terdefinisi dengan jelas yang meliputi proses kerja dalam organisasi.
Berdasarkan indikator – indikator yang diuraikan diatas maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan indikator mengenai Struktur Organisasi
menurut Stephen Robbins.
2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Pengertian sistem menurut Azhar Susanto (2009:18) adalah sebagai
berikut:
Sedangkan Pengertian Sistem menurut James A. Hall (2007:6) adalah
sebagai berikut :
“System is a group of two or more interrelated components or
subsystems that serve a common purpose”.
Sedangkan pengertian Informasi menurut Kusrini (2007:7) adalah sebagai
berikut :
“Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk
yang berguna bagi pengguna yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi”.
Definisi sistem informasi menurut Azhar Susanto (2008:52)
mendefinisikan bahwa :
“Sistem informasi adalah kumpulan dari subsistem apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berarti dan berguna”.
Definisi Sistem Informasi menurut James A. Hall (2007:4) adalah sebagai berikut:
“Information system is the set of formal procedures by which data are
collected, processed into information, and distributed to users”.
Pengertian sistem informasi akuntansi menurut Azhar Susanto (2009:124)
adalah :
Sedangkan Menurut Laudon dalam Azhar Susanto pengertian Sistem
Informasi (2009:55) adalah :
“Sistem Informasi adalah komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mengumpulkan, memproses, koordinasi, pengendalian dan untuk memberikan gambaran aktivitas didalam perusahaan”.
Berdasarkan teori – teori yang diuraikan diatas maka dalam penelitian ini
penulis menggunakan pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Azhar
Susanto.
2.1.2.2 Dimensi atau Indikator Sistem Informasi Akuntansi
Adapun dimensi atau indikator dari sistem informasi akuntansi menurut
Azhar Sutanto (2009:139-245), adalah sebagai berikut :
1. Hardware
Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk Informasi. Bagian –bagian hardware
terdiri atas 1. BagianInput
Peralatan input merupakan alat-alat yang dapat digunakan untuk memasukan data kedalam komputer seperti, keyboard, mouse, scanner,dll.
2. BagianPengolahan
CPU (Central Prossesing Unit) yang selama ini mungkin kita kenal adalah merupakan rumah atau (box) dari komponen-komponen lainnya, seperti :
1. Processor (otak computer)
2. Memory
8. Devices controller (multi I/O, VGA card, Sound card) 9. Komponen lainnya (fan, baterai, conector, dll)
10.Power supply
Peralatan Output merupakan peralatan – peralatan yang digunakan untuk mengeluarkan informasi hasil pengolahan data. Beberapa macam peralatan output yang sering digunakan seperti : printer, layar monitor, speaker LCD, dll.
4. Bagian Komunikasi
Peralatan komunikasi adalah peralatan yang harus digunakan agar komunikasi data bias berjalan dengan baik. Seperti, Network card untuk LAN, wireless LAN, dan lain-lain.
2. Software
Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada Komputer, sedangkan program merupakan kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun secara sistematis. Pengelompokan software meliputi :
a. Operating system (sistem operasi)
Berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara komponen-komponen yang terpasang dalam Komputer. Misalnya antara keyboard dengan CPU, Layar monitor, dan lain-lain. Contohnya : Microsoft windows.
b. Interpreter dan comlier
1. Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penterjemah bahasa yang dimengerti manusia kedalam bahasa komputer atau bahasa mesin perintah per perintah. Contoh : Microsoft access, Oracle, Pascal, dll.
2. Complier (komplier) untuk menterjemahkan bahasa manusia kedalam bahasa komputer secara langsung satu file.
c. Perangkat lunak aplikasi
Perangkat lunak aplikasi atau sering juga disebut ‘paket aplikasi’ merupakan software jadi yang siap untuk digunakan. Software ini dibuat perusahaan perangkat lunak tertentu ( Software House) baik dari dalam maupun luar negeri yang umumnya berada di Amerika Serikat. Perangkat lunak aplikasi dibuat untuk membantu masalah yang relatif umum karena itu sangatlah wajar kalau software-software ini tidak dapat memenuhi kebutuhan spesifik setiap pengguna komputer.
3. Brainware
SDM Sistem Informasi dan Organisasi Sumber Daya Manusia SIA merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi. Pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut. Brainware
dikelompokan sebagai berikut : 1. Pemilik sistem informasi
Pemilik sistem informasi merupakan sponsor terhadap dikembangkannya sistem informasi. Selain bertanggung jawab terhadap biaya dan waktu yang digunakan untuk pengembangan SI pemilik juga berperan sebagai penentu apakah sistem tersebut diterima atau ditolak. 2. Pemakai sistem informasi
mereka menentukan. yaitu, masalah yang harus dipecahkan, kesempatan yang harus diambil, kebutuhan yang harus dipenuhi, batasan-batasanbisnis yang harus termuat dalam sistem informasi.
4. Prosedur
a. Prosedur
Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulan-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam. b. Aktivitas
Pada dasarnya melakukan suatu kegiatan berdasarkan informasi yang masuk dan persepsi yang dimiliki tentang informasi tersebut, karena itu aktivitas merupakan fungsi dari sistem informasi. Aktivitas bisnis merupakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari untuk mendukung tujuan organisasi, sedangkan aktivitas sistem informasi merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung jalannya bisnis perusahaan agar berjalan dengan baik.
c. Fungsi
Fungsi merupakan kumpulan aktivitas yang mendukung operasi bisnis suatu organisasi. Mereka biasanya meliputi beberapa aktivitas berbeda yang saling membantu untuk hal-hal yang sifatnya lebih umum.
5. .Database dan Sistem Manajemen Database
Sistem database merupakan sistem pencatatan dengan menggunakan komputer yang memiliki tujuan untuk memelihara informasi agar selalu siap pada saat diperlukan.
a. Media dan Sistem penyimpanan data
Media dan system penyimpanan data terdiri dari dua :
1. Media penyimpanan data berurutan – melalui media ini recordrecord
data akan dibaca dengan cara yang sama dengan saat penyimpanan. Sebagai contoh adalah pita magnetic (magnetic tape).
2. Media penyimpanan secara langsung – memungkinkan pemakai (user) membaca data dalam urutan yang dibutuhkan tanpa perlu memperhatikan urutan penyusunan secara physic dari media penyimpanan data tersebut.
b. Sistem Pengolahan
Ada dua cara pengolahan data yaitu :
1. Pengolahan secara Batch (mengumpulkan terlebih dahulu)
2. Pengolahan secara On-line
c. Organisasi Database
1. Organisasi data pada database tradisional
Memiliki tujuan agar sistem informasi secara efektif memberikan informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan lengkap. Tapi ada beberapa kelemahan dalam sistem ini seperti:
1. Data rangkap dan tidak konsisten 2. Kesulitan mengakses data
3. Data terisolasi
5. Masalah keamanan data 6. Masalah itegritas
2. Organisasi database modern
Memberikan banyak keuntungan bagi implementasi Sistem Informasi Akuntansi.
d. Model-model data.
Secara umum model data terbagi dalam beberapa model yaitu :
1. Model hierarki – model data yang menggambarkan hubungan antara data berdasarkan tingkatnya.
2. Model network – model data yang menggambarkan hubungan antara data berdasarkan kepentingannya.
3. Model relasi – model data yang disusun berdasarkan pada hubungan antar dua entitas/ organisasi.
6. Teknologi Jaringan Komunikasi
Jaringan komunikasi atau network adalah penggunaan media elektronik atau cahaya untuk memindahkan data atau informasi dari satu lokasi ke satu atau beberapa lokasi lain yang berbeda. Jaringan komunikasi terdiri dari server, terminal, network card, switching hub, saluran komunikasi seperti LAN, WLAN dan lain-lain.
a. Perkembangan teknologi jaringan komunikasi 1. Penggabungan computer dan komunikasi 2. Jaringan informasi superhighway
b. Komponen-komponen dan fungsi dari sistem telekomunikasi c. Topologi jaringan telekomunikasi
Ada empat topologi jaringan yang digunakan yaitu :
1. Star network
Merupakan jaringan yang ada pada lokasi tertentu misalnya suatu ruang atau suatu gedung.
2. WAN (Wide Area Network)
Merupakan jaringan yang tersebar ke beberapa lokasi. Atau bias juga di bilang kalau WAN adalah kumpulan dari beberapa LAN yang terhubung secara On-line melalui moden atau internet.
e. Penggunaan telekomunikasi
1. Surat elektronik ( elektronik mail) 2. Surat suara (voice mail)
3. Mesin fax
4. Layanan informasi digital
5. Teleconferencing, data conferencing dan video converencing 6. Perpindahan data secara elektronik
7. SPT (Siklus Pengolahan Transaksi)
Sistem informasi akuntansi (SIA) pada dasarnya merupakan integrasi dari berbagai sistem pengolahan tansaksi (SPT) atau sub SIA, karena setiap SPT memiliki siklus pengolahan transaksi maka SIA juga dapat dikatakan sebagai integritas dari berbagai siklus pengolahan transaksi, dalam setiap pengolahan transaksi yang dilakukannya, SPT atau sub SIA memiliki berbagai komponen seperti hardware, software, brainware, prosedur, database, dan jaringan komunikasi (Azhar Susanto, 2002:82).
Modul Penerimaan Negara adalah modul penerimaan yang memuat serangkaian prosedur mulai dari penerimaan, penyetoran, pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan yang berhubungan dengan penerimaan Negara dan merupakan bagian dari system Perbendaharaan dan Anggaran Negara. MPN mengintegrasikan tiga sistem penerimaan yang selama ini berjalan, yaitu Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) oleh Ditjen Pajak, Sistem Elektronik Data Interchange (EDI) oleh Ditjen Bea dan Cukai, dan Sistem Penerimaan Negara (Sispen) oleh Ditjen Anggaran.
MPN meliputi Penerimaan Perpajakan, PNBP, Pengembalian Belanja, dan Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga yang disetor oleh perorangan/badan atau Bendahara melalui Bank Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Pos Persepsi dan penerimaan yang berasal dari SPM yang dibukukan oleh KPPN. Sistem MPN terhubung dengan seluruh Bank/Pos Persepsi yang menerima pembayaran penerimaan negara. Bank/Pos Persepsi melakukan pengesahan pembayaran penerimaan negara ke sistem MPN secara realtime online. Kegiatan ini dilakukan setiap ada pembayaran penerimaan negara oleh Wajib Pajak/Wajib Setor/Wajib Bayar. Pengesahan pembayaran penerimaan negara dibuktikan dengan diterbitkannya NTPN oleh sistem MPN. Setoran penerimaan dalam sistem MPN tidak hanya melalui teller/loket bank/pos, tetapi juga sudah berkembang pembayaran penerimaan negara melalui berbagai jalur yakni e-billing, ATM, dan Internet Banking.
Berdasarkan indikator - indikator yang diuraikan diatas maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan indikator mengenai Sistem Informasi
2.1.3 Pengendalian Internal
2.1.3.1 Pengertian Pengendalian Internal
Pengertian pengendalian internal menurut Comitte Of Sponsoring Organizazion (COSO) yang dikutip oleh Siti Kurnia (2010 : 221) adalah sebagai berikut:
“Pengendalian intern adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan-tujuan seperti, kendalan pelaporan keuangan, menjaga kekayaan dan catatan organisasi, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, efektivitas dan efisiensi operasi”.
Sedangkan pengertian pengendalian internal Menurut Mulyadi (1993:165)
dalam Tiolina Evi (2009) mendefinisikan bahwa:
“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasi untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.
Berdasarkan pengertian yang diuraikan diatas maka dalam penelitian ini
penulis menggunakan pengertian mengenai pengendalian internal menurut Siti
Kurnia Rahayu (2010).
2.1.3.2 Dimensi atau Indikator Pengendalian Internal
Adapun dimensi atau indikator dari sistem informasi akuntansi menurut
(Siti Kurnia, 2010:224) adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
penetapan wewenang dan tanggungjawab, kebijakan dan praktik di bidang sumber daya manusia.
2. Penentuan Risiko Manajemen (Risk Assesment Management)
Penentuan resiko untuk pelaporan keuangan mencakup identifikasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan penyiapan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3. Aktivitas Pengendalian (Conrol Activities)
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi, dan pemrosesan data, serta diintegrasikan dalam komponen-komponen pengendalian lainnya.
Pengendalian Pengolahan Informasi
Pengendalian Pengolahan Informasi berkaitan erat dengan proses otorisasi, kelengkapan dan keakuratan data keuangan. Mencakup tiga kelompok pengendalian pokok yaitu, otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas, dokumen dan catatan yang memadai, dan pengecekan independen
4. Informasi dan Komunikasi (Information ang communication)
Untuk berfungsi secara efisien dan efektif, organisasi memerlukan informasi relevan yang disediakan bagi orang dan pada saat yang tepat. Selain itu informasi harus pula andal dalam akurasi dan kelengkapannya. Sistem yang efektif akan dapat memenuhi tujuan audit untuk transaksi yaitu existence, completeness, accuracy, classification, timing, posting and summarizing.
5. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah proses penetapan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Berkenaan dengan penilaian efektifitas pengendalian intern secara terus menerus atau periodik oleh manajemen, untuk melihat apakah telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan keadaan. Tujuan monitoring adalah untuk menentukkan apakah penegendalian masih berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau perlua adanya perbaiakan.
2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian
2.1.4.1Hubungan Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi
Azhar Susanto (2009:12) menyatakan bahwa Struktur Organisasi
berpengaruh pada Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut:
Sedangkan Kieso dalam Melayu SP (2002:22) menyatakan bahwa Struktur
Organisasi berpengaruh pada Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut:
“Keberhasilan implementasi sistem informasi akuntansi dan keuangan sangat tergantung pada struktur organisasi yang baik. Sistem informasi akuntansi dan keuangan yang baik tidak akan dapat berjalan dengan baik jika tidak didukung oleh stuktur organisasi dan sumber daya manusia yang memadai”.
2.1.4.2 Hubungan Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Internal
Azhar Sutanto (2002:21) menyatakan Sistem Informasi Akuntansi
berpengaruh pada Pengendalian Internal, yaitu sebagai berikut:
“Sistem informasi akuntansi merupakan aset yang terlindungi, terintegrasi dan mendorong pencapaiannya tujuan organisasi secara efektif dan efisien maka sistem informasi akuntansi tersebut perlu ada pengendalian internal”.
Sedangkan menurut Siti Kurnia (2010:235) menyatakan Sistem Informasi
Akuntansi berpengaruh pada Pengendalian Internal, yaitu sebagai berikut:
“Kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem berdampak kemampuan manajemen untuk mengambil keputusan semestinya dalam mengelola dan mengendalikan aktivitas entitas dan untuk menyusun laporan keuangan yang andal”.
2.1.4.3 Hubungan struktur organisasi terhadap sistem informasi akuntansi dan implikasinya pada pengendalian internal
Menurut Kieso dalam Malayu S.P (2002:22) menyatakan Struktur
Organisasi berpengaruh pada Pengendalian Internal, yaitu sebagai berikut:
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi melibatkan komponen penting yaitu orang (Claver et al.,
2007) dan menurut Fontaine (2007) struktur organisasi merupakan komponen
krusial dari keseluruhan business strategy, esensinya organizing merupakan
resources, secara khusus adalah human resources. Sehingga jelas bahwa sistem informasi merupakan bagian yang terkait dengan struktur organisasi, sistem
informasi dan organisasi mempengaruhi satu sama lain (Laudon dan Laudon,
2007:19). Maka kenyataan bahwa organisasi dipengaruhi dari sistem informasi
baru dan sistem informasi terkena dampak dari struktur organisasi (Osman
Taylan, 2010). Sependapat dengan Mahdi Salehi (2011) bahwa sistem informasi
akuntansi merupakan salah satu subsistem dalam sistem manajemen informasi
yang sangat penting dalam semua perusahaan, sistem informasi akuntansi terdiri
dari manajer menengah, sumber daya manusia, struktur organisasi, faktor
lingkungan, masalah keuangan, dan budaya organisasi.
Hal ini juga di tegaskan oleh Kieso (2002) bahwa organisasi saat ini sangat
memerlukan sistem informasi akuntansi untuk mendukung proses bisnis dan
bersaing secara kompetitif, struktur organisasi merupakan salah satu bagian
penting dalam sistem akuntansi dan keuangan, keberhasilan implementasi sistem
akuntansi dan keuangan sangat tergantung pada struktur organisasi yang baik.
Sistem akuntansi dan keuangan yang baik tidak akan dapat berjalan dengan baik
jika tidak didukung oleh stuktur organisasi dan sumber daya manusia yang
2.2.2 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Internal
Seperti yang dikemukakan oleh Azhar Sutanto (2002:21) untuk
mengetahui apakah sistem informasi akuntansi merupakan aset yang terlindungi,
terintegrasi dan mendorong pencapaiannya tujuan organisasi secara efektif dan
efisien maka sistem informasi akuntansi tersebut perlu adanya pengendalian
internal.
Implementasi sistem informasi akuntansi pada perusahaan menyebabkan
peningkatan para manajer dalam proses pengambilan keputusan, pengawasan
intern, dan mutu laporan yang keuangan dan memudahkan proses transaksi
perusahaan (Sajady, 2008).
2.2.3 Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi
dan Pengendalian Internal
Menurut Tiolina Evi (2009) adanya sistem akuntansi yang memadai,
menjadikan akuntan perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi
setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan
para pemakai laporan keuangan (stakeholder) lain yang dijadikan dasar
pengambilan keputusan ekonomi.
Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan
mengendalikan operasi perusahaan, struktur organisasi yang baik adalah sistem
informasi akuntansi yang menjamin terlaksananya pengendalian internal (Kieso,
Dibawah ini merupakan table penelitian terdahulu yang merupakan
perbandingan penelitian sekarang dan terdahulu :
Tabel 2.1
Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan
Berdasarkan uraian di atas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya
dalam skema kerangka pemikiran berikut :
Siti Kurnia (2011) Sajadi (2008)
Mahdi Salehi ( 2011) Tiolina Evi (2009)
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah X berpengaruh terhadap Y dan implikasinya terhadap Z. Perumusan
hipotesis penelitian merupakan langkah ke tiga dalam penelitian. Setelah peneliti
mengemukakan Landasan Teori dan Kerangka Berfikir. Sugiyono (2011:64)
menjelaskan tentang hipotesis sebagai berikut :
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta–fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik”.
Struktur Organisasi
Pengendalian Internal Sistem Informasi
Berdasarkan pada kerangka berfikir di atas maka hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut :
Hipotesis 1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur organisasi
terhadap sistem informasi akuntansi pada KPP di Kanwil Jawa
Barat I.
Hipotesis 2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara sistem informasi
akuntansi terhadap pengendalian internal pada KPP di Kanwil Jawa
Barat I.
Hipotesis 3: Terdapat pengaruh yang signifikan struktur organisasi terhadap
sistem informasi akuntansi dan implikasinya pada pengendalian
internal di KPP Bandung Kanwil Jawa Barat I secara simultan
33
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk
mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
Adapun pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2011:32)
adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk di pelajari dan ditarik kesimpulan”.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian
digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Objek
penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah struktur organisasi, sistem
informasi akuntansi dan pengendalian internal di KPP Bandung Kanwil Jawa
Barat I.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2011:2)
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dan
verifikatif, menurut Sugiyono yang dikutip oleh Umi Narimawati (2010 : 29)
dalam buku penulisan karya ilmiah mendefinisikan bahwa :
„‟Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas‟‟.
Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah ke
satu, dua dan tiga. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah
masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut
akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lajut sesuai dengan teori-teori
yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri dalam Umi Narimawati
(2010:29) menyatakan bahwa :
“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan alat
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakuakan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan
dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan
baik dan sistematis.
Desain penelitian menurut Moh.nazir (2003:84) dalam bukunya
Metodelogi Penelitian adalah sebagai berikut :
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.
Dari uraian diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian
merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam
melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.
Menurut Sugiyono (2011:13) dapat disimpulkan proses penelitian
kuantitatif meliputi :
1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
Berdasarkan proses penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain
pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber Masalah
Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian
sehingga mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan.
Identifikasi masalah diperoleh dari adanya fenomena yang terjadi di
masyarakat. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul Pengaruh
Struktur Organisasi (X) terhadap Sistem Informasi Akuntansi (Y) dan
Implikasinya pada Pengendalian Internal (Z).
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya
melalui pengumpulan data. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana pengaruh struktur organisasi terhadap sistem informasi
akuntansi pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
2. Bagaimana sistem informasi akuntansi terhadap pengendalian internal
pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.
3. Seberapa besar pengaruh struktur organisasi terhadap sistem informasi
akuntansi dan implikasinya pada pengendalian internal di KPP Kanwil
Jawa Barat I secara parsial maupun simultan.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis),
penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga digunakan sebagai
bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
(hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka
teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan
penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya
kriteria pengetahuan yang rasional.
4. Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan
didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian
secara empiris (faktual).
5. Metode penelitian
Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode descriptive analysis dan verifikatif. Metode descriptive analysis digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama, kedua, dan ketiga. Sedangkan
metode verifikatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah keempat.
6. Menyusun instrumen penelitian
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat
menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat
pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk kuesioner, untuk
pedoman wawancara. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan
data, maka instrumen penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan
reabilitasnya. Dimana validitas digunakan untuk mengukur kemampuan
pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setalah data terkumpul maka
selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji
hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Selanjutnya
peneliti menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan penelitian
mengenai:
a. Struktur organisasi yang diperoleh dari data kuesioner yang akan diisi
oleh Pegawai Pajak.
b. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi yang diperoleh dari data
kuesioner yang akan diisi oleh Pegawai Pajak.
c. Pengendalian internal yang diperoleh dari kuesioner yang akan diisi
oleh Pegawai Pajak.
Selanjutnya penulis mulai menggunakan perhitungan dengan
menggunakan MSI (Method Succesive Interval) untuk menaikkan skala ordinal menjadi interval, sebagai syarat untuk menggunakan analisis jalur
(pathanalysis). 7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir berupa jawaban atas rumusan
masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi
mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan
keputusan.
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan satu
variable bebas, dengan satu variable tergantung (terikat) dan satu variable