Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia :
“Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk kepentingan riset dan pendidikan”.
Bandung, 27 Februari 2013
Penulis KPP Madya Bandung
Heni Susanti 21108032
Siti Zaenab
NIP 195804061989111001
Mengetahui,
Dr.Ony Widilestariningtyas, SE,. M.Si NIP.4127.34.03.004
Catatan :
i
Bandung, Januari 2013 Disetujui,
Pembimbing
Dr.Ony Widilestariningtyas, SE,. M.Si NIP.4127.34.03.004
Diketahui,
Wajib Pajak Badan Terhadap Palaksanaan Self Assessment System.
Nama : Heni Susanti
1. Karya tulis atau Skripsi yang penulis buat ini, adalah asli dan belum pernah
diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana), baik di Universitas
Komputer Indonesia (UNIKOM) maupun di Perguruan Tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian penulis sendiri,
tanpa bantuan Pihak Lain, kecuali Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai
acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar
pustaka.
4. Pernyataan ini penulis buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka penulis
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena
karya ini, serta sanksi lainnya sesuia dengan norma yang berlaku di Perguruan
Tinggi ini.
Bandung, Oktober 2012 Yang Membuat Pernyataan,
Nama Lengkap : Heni Susanti
Tempat Tanggal Lahir : Cianjur 23 Januari 1990
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl.Tubagus Ismail Dalam Gng. Kubangsari 1 No 33B Bandung.
DATA PENDIDIKAN
Tahun 1996 - 2002 : SDN Sukanagalih 1
Tahun 2002 – 2005 : SMP Negeri 1 Tegalega
Tahun 2005 – 2008 : SMA Negeri 1 Pacet
Tahun 2008- Sekarang : Kuliah di Universitas Komputer Indonesia
PENGARUH KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI
KEUANGAN DAN PERSEPSI WAJIB PAJAK BADAN
TERHADAP PELAKSANAAN
SELF ASSESSMENT SYSTEM
(Survey Pada KPP Madya Bandung)
Effect of Financial Accounting Information Quality and Perceptions of Personal Taxpayer against Sellf Assessment System(survey In Primary KPP
Madya Bandung)
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang Guna memperoleh gelar sarjana ekonomi
Program studi akuntansi
Oleh :
Nama : Heni susanti NIM : 21108032
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat
dan ridho-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi. Skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh
program studi Strata 1 program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas
Komputer Indonesia (UNIKOM). Dimana judul yang diambil, yaitu: “Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan dan Persepsi Wajib Pajak Badan Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System Pada KPP Madya Bandung”
Mengingat keterbatasan, pengetahuan, kemampuan, pengalaman dan waktu dari
penulis, maka penulis sadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
dapat membangun untuk perbaikan serta penambahan pengetahuan bagi penulis
khususnya, dan untuk pihak lain yang membutuhkan pada umumnya.
Selama dalam penyusunan usulan penelitian ini, penulis banyak menerima
bimbingan, arahan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti. Sehubungan
dengan itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak atas bantuan dan kerja samanya
kepada :
1. Dr. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer
v
2. Dr. Dedi Sulistio, ST,. MT., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Rektor
Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti, SE. M. Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Dan selaku dosen wali.
4. Wati Aris Astuti, SE., M.Si., Ak., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Dr.Ony Widilestariningtyas, SE. M. Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan
memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya skripsi ini.
6. Buat Mama dan Papa tercinta, terima kasih selalu menjadi orang tua terbaik buat aku, setiap do’a, kasih sayang, perhatian dan kebahagian yang tak
heni-hentinya mengalir untukku. Atas dukungan baik secara moril maupun materil
serta cinta kasih yang tiada henti yang diberikan kepada penulis untuk
keberhasilan penulis, serta seluruh keluargaku yang selalu memberikan dukungan dan do’anya.
7. Untuk adik-adikku tersayang yang selalu memberikan kasih sayang dan untuk
seluruh keluarga besarku yang dengan sabar mengarahkanku untuk selalu
yakin dan percaya diri, serta sabar dalam menjalani.
8. Untuk Botan, Tante dan Kak Tika Terimakasih Banyak atas Bantuan, Doa,
Pengertian, pengorbanan, dan kesabarannya.
9. Teman-teman dan Sahabat Hana, Pitri, Hendri, Meyda, Indah dan teman2
Semua yang telah membantu Penulis dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak
vi
10.Dan Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan Skripsi
ini yang tidak bisa disebut satu persatu.
Dalam penyusunan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
bersedia menerima segala kritik dan saran dari semua pihak untuk peningkatan
mutu skripsi ini.
Dengan segala keterbatasan, penulis memohon maaf apabila tulisan
kurang berkenan. Semoga apa yang telah penulis sajikan dalam Laporan ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang
membaca.
Akhir kata, semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amien.
Bandung, Januari 2013 Penulis
ix LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... i
ABSTRACT... ii
ABSTRAK... iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah...8
1.2.1 Identifikasi Masalah... 8
1.2.2 Rumusan Masalah... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 9
1.3.1 Maksud Penelitian... 9
1.3.2 Tujuan Penelitian... 9
1.4 Kegunaan Penelitian...9
1.4.2 Kegunaan Praktis... 10
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka... 12
2.1.1 Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan...12
2.1.2 Persepsi Wajib Pajak... 16
2.1.3 Self Assessment System... 19
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya... 23
2.2 Kerangka Pemikiran... 26
2.2.1 Hubungan Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Self Assessment System... 29
2.2.2 Hubungan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Self Assessment System... 29
2.3 Hipotesis... 30
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 31
3.2 Metode Penelitian... 31
3.2.1 Desain Penelitian... 32
3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 36
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data... 39
3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan...67
4.1.1 Sejarah KPP Madya Bandung...67
4.1.2 Struktur Organisasi KPP Madya Bandung...71
4.1.3 Job Description KPP Madya Bandung...73
4.1.4 Aktivitas KPP Madya Bandung...80
4.2 Karakteristik Responden...81
4.3 Analisis Deskriptif...84
4.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan...85
4.3.2 Analisis Deskriptif Persepsi Wajib Pajak...92
4.3.3 Analisis Deskriptif Pelaksanaan Self Assessment System...98
4.4 Analisis Verifikatif...103
4.4.1 Pengujian Asumsi Klasik...104
4.4.2 Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan (X1) Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System. Pada KPP Madya Bandung Secara Parsial...111
4.4.3 Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Badan terhadap Pelaksanaan Self Assessment System Pada KPP Madya Bandung...112
4.4.4 Koefisien Determinasi...113
4.4.5 Pengujian Hipotesis...115
4.5.1 Analisis Deskriptif Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan...121
4.5.2 Analisis Deskriftif Persepsi Wajib Pajak Badan...122
4.5.3 Analisis Deskriftif Pelaksanaan Self Assessment System...123
4.5.4 Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan dan Persepsi Wajib Pajak Badan Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System...124
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 125
5.2 Saran... 127
DAFTAR PUSTAKA... 129
RIWAYAT HIDUP... 132
Diakses pada 2011.
Agus Martowardojo. “Pemerintah Akan Rombak Ditjen Pajak”. www.kompas.com. Diakses pada 2011.
Azhar, La Midjan dan Susanto, 2001, Sistem Informasi Akuntansi I dan II., Edisi Ke Sebelas, Lembaga Informatika, Bandung.
Bimo Walgito. 2001. Psikologi Sosial. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Boediono, Wayan Koster, 2002. Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
David Brion Davis. “Inhuman Bondage: Tehe Rise and Fall of Slavery in the New World”. New york : Oxford University press.
Drs.Nurkolis, M.M, 2002. Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta :Grasindo
Gibson, et.al, Organisasi dan manajemen (prilaku – struktur – proses) edisi bahasa Indonesia, Jakarta, Erlangga, 1997.
Husein Umar, 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hutagaol, John (2007). Perpajakan Isu-isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu IAI,2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat, Jakarta.
Jonathan Sarwono, 2006. Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14. Yogyakarta: Juran, J. M. (1962). Quality control handbook. New York: McGraw-Hill.
Mohammad Nazir, 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Narimawati, Umi, Anggadini, S.D. & Ismawati, L. 2010. Penilisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi: Genesis.
Rahmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia : Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta
: Graha Ilmu.
Resmi, Siti. 2003. Perpajakan : Teori & Kasus (Edisi Pertama). Jakarta : Salemba Empat.
Ridwan dan Sunarto.2007.Pengantar Statistik untuk Penelitian Sosial Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis.Bandung:Alfabeta.
Sahdani, D.(2004). Peran serta Akuntan dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib pajak. Makalah disampaikan pada Kongres Nasional Ikatan Akuntan Ikatan Indonesia
V. Yogyakarta
Sugiyono.2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabet
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung
Supangat, Andi. 2008. Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametik.
Jakarta: Kencana.
Tarjo & Indra Kusumawati. 2006. “Analisis Perilaku Wajib Pajak Orang Peribadi terhadap Palaksanaan Self Assessment system: Suatu Studi di Bangkalan”. JAAI,
Juni 2006. 10(1): h: 101-120
Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
www. ortax.com. Diunduh pada tanggal 20 0ktober 2012 www.okezone.com Diunduh pada tanggal 29 Oktober 2012
www.akuntansiumkm.wordpress.com Diunduh pada tanggal 10 november 2012
www. pajak.go.id Diunduh pada tanggal 14 November
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Sistem pemungutan pajak dibedakan menjadi tiga yaitu system official
assessment, system self assessment dan withholding system perpajakan di Indonesia menganut system self assessment system yang mengantikan official Assessment, official Assessment adalah system pemungutan pajak yang memberi
wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya pajak terutang oleh
wajib pajak. Sedangkan self assessment system merupakan system pemungutan
pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak itu sendiri untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang (Mardiasmo, 2008).
Dalam Self assessment system SPT merupakan sarana yang paling mutlak
bagi wajib pajak untuk melaporkan dengan benar semua hal tentang wajib pajak
mulai dari identitas, kegiatan usaha sampai jumlah harta yang semuanya berkaitan
dengan perpajakan. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika perhatian secara
penuh diberikan pada penyempurnaan SPT baik dalam masalah bentuk, isi, dan
susunannya sehingga SPT merupakan sarana yang handal bagi tercapainya tujuan
perpajakan.(Tarjo & Indra Kusumawati, 2006)
Namun dalam penerapan Self Assessment system terdapat adanya Keuntungan dan kelemahan, Keuntungan self assessment system ini adalah Wajib
Pajak diberi kepercayaan oleh pemerintah (Fiskus) untuk menghitung, membayar,
dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perpajakan
Wajib Pajak untuk menentukan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan
peraturan perpajakan. Atas dasar fungsi penghitungan tersebut Wajib Pajak
berkewajiban untuk membayar pajak sebesar pajak yang terutang ke Bank
Persepsi atau kantor pos. Selanjutnya Wajib Pajak melaporkan pembayaran dan
berapa besar pajak yang telah dibayar kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
(Sadhani, 2004).
Sedangkan kelemahan self assessment system yang memberikan
kepercayaan pada Wajib Pajak untuk menghitung, menyetorkan dan melaporkan
sendiri pajak terutang, dalam praktiknya sulit berjalan sesuai dengan yang
diharapkan atau bahkan disalahgunakan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak patuh, kesadaran Wajib Pajak yang masih
rendah atau kombinasi keduanya, sehingga membuat Wajib Pajak enggan untuk
melaksanakan kewajiban membayar pajak. Selain itu, rendahnya kepatuhan dan
kesadaran Wajib Pajak ini bisa terlihat dari sangat kecilnya jumlah mereka yang
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan mereka yang melaporkan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunannya (Sadhani, 2004).
Menurut Feny salah satu pegawai pada KPP Madya Bandung (2012)
Fenomena mengenai Pelaksanaan Self Assessment System di Indonesia masih banyak menimbulkan masalah, salah satu Fenomena yang terjadi yaitu kesulitan
menghitung pajak, merupakan salah satu yang sering dikeluhkan masyarakat bila
berhubungan dengan kantor pajak. Bukan hanya wajib pajak (WP) Badan, wajib
Fenomena lain mengenai pelaksanaan self assessment system yaitu, Heru salah satu pegawai bagian pelayanan pada KPP Madya bandung (2012)
mengatakan masih terdapat banyak kendala dalam pelaksanaan self assessment system, salah satunya karena masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam
memenuhi kewajiban pajaknya, sehingga berdampak pada kurangnya penerimaan
pajak. Penyebab lainnya adalah dikarenakan persepsi masyarakat yang negative,
pajak dianggap membebani dan memakasa belum dianggap sebagai bentuk
pengabdian. Salah satu upaya untuk untuk memperbaiki image masyarakat
tersebut adalah adanya persepsi yang baik atau positif dari para wajib pajak
terhadap self assessment system yang diterapkan dalam perpajakan internasional. (Heru 2012)
Keberhasilan self assessment system ini juga tidak dapat tercapai tanpa
adanya kerjasama yang terjalin dengan baik antara fiskus dan wajib pajak. Factor
utama sebagai penentu keberhasilan self assessment system ini adalah terwujudnya
kesadaran kejujuran dari masyarakat khususnya para wajib pajak. Untuk
melaksanakan kewajiban sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tujuan tersebut
tentunya dapat tercapai dengan adanya program-program yang dilaksanakan oleh
direktorat Jenderal pajak sebagai alat ukur untuk mensosialisasikan pajak secara
merata kepada seluruh masyarakat sehingga persepsi masyarakat tentang pajak
tidak negatif. (Eka Setianto. 2010). pengertian persepsi itu sendiri adalah:
Proses pengorganisasian, penginterpretas terhadap rangsang yang diterima oleh
organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan
Sosialisasi setiap jenis pajak selalu dibutuhkan untuk menggugah Persepsi
yang baik dari masyarakat terhadap perpajakan. Peran sosialisasi akan sangat
membantu dalam pembentukan kesadaran jiwa masyarakat taat pajak. Sosialisasi
dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti penyuluhan melalui penerbitan
buku tentang perpajakan, iklan yang telah dilakukan selama ini baik media cetak
maupun elektonik) pembuatan spanduk, seminar pajak, dan pembinaan tantang
perpajakan yang dilakukan oleh Direktorat jendral pajak. Namun masih banyak
wajib pajak yang tidak paham dengan adanya sosialisasi yang diselenggarakan
oleh Kantor Pelayanan Pajak (Wildan, 2009)
Fenomena mengenai Persepsi wajib pajak sampai saat ini persepi
masyarakat khususnya dunia usaha mengenai pajak masih negatife, pajak masih
menjadi momok bagi orang banyak, hal ini dipicu oleh trauma masa lalu yaitu
pada zaman penjajahan di mana masyarakat pada umum beranggapan bahwa
pembayaran pajak hanya dijadikan sapi perahan oleh penguasa. Sebaliknya
mereka tidak menyadari bahwa kontribusi pembayaran pajak yang dihumpun oleh
pemerintah adalah untuk kepentingan bersama melalui pelayanan umum,seperti
membiayai pendidikan, memperbaiki fasilitas kesehatan, fasilitas keamanan, dan
banyak lagi hal lainnya yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat
(M.said,2003)
Masyarakat berpendapat, hanya sedikit sekali yang akan kembali kepada
wajib pajak atau disumbangkan dalam pembangunan bangsa. Jadi lebih baik tidak
perlu membayar pajak saja. Kesimpulan seperti ini dihasilkan dari informasi dan
transparansi dan akuntabilitas dari DJP. DJP harus senantiasa berusaha
membangun kepercayaan para wajib pajak kemudian seharusnya menjamin dan
menjawab kepercayaan tersebut dengan melakukan pembenahan internal.
Sehingga terwujudkan kondisi dimana masyarakat benar-benar merasa percaya
bahwa pajak yang mereka bayarkan tidak akan dikorupsi dan akan disalurkan
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. (Herry Susanto, 2012).
Disisi lain wajib pajak juga harus membuktikan kepada aparat pajak (dalam
pemeriksaan) bahwa kegiatan pembayaran pajak atau dasar kegiatan pembayaran
pajak sudah sesuai dengan aturan perpajakan. Oleh karena itu, untuk
mendokumentasikan kegiatan Wajib Pajak tersebut, Wajib Pajak harus
mengadakan pembukuan atau pencatatan. Wajib Pajak badan wajib melakukan
pembukuan sedang Wajib Pajak orang pribadi dengan kriteria tertentu
diperbolehkan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. (Budiman:
2001)
Aktivitas pembukuan oleh wajib pajak memegang peranan penting dalam
praktek perpajakan. Dari pembukuanlaah data dan informasi terutama digunakan
dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, pengertian pembukuan itu sendiri
adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya serta jumlah harga perolehan dan penyerahan
barang atau jasa yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan sedangkan
informasi akuntansi keuangan merupakan informasi yang penting bagi pengguna
.(Dudi wahyudi 2011) Oleh karena itu, akuntansi merupakan hal yang tidak dapat
dikesampingkan begitu saja dalam sistem perpajakan terutama yang menganut
system Self Assessment. (Gunadi:2001)
Menurut Yoseph salah satu pegawai pajak mengatakan Apabila dilihat dari
sudut pandang wajib pajak(Perusahaan), pajak Dianggap sebagai beban, fenomena
yang terjadi di beberapa perusahaan atau wajib pajak Badan adalah, dikarnakan
system pajak di indonesia menganut self assessment system dimana wajib pajak
diberi wewenang untuk menghitung sendiri besarnya pajak yang terhutang.
sehingga banyak perusahaan berusaha menekan seminimal mungkin pajak yang
terhutang dengan cara menyembunyikan jumlah penghasilannya, banyak juga
wajib pajak yang membuat informasi akuntansi keuangan atau pembukuan dengan
asal-asalan sehingga banyak ditemukan informasi akuntansi keuangan yang di
sampaikan tidak akurat dan tidak lengkap, (Yoseph: 2012)
Masih menurut Yoseph Informasi akuntasi yang lengkap adalah informasi
yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.
Informasi keuangan juga hanya menghendaki pengungkapan seluruh fakta
keuangan yang penting, melainkan juga penyajan fakta-fakta tersebut sedemikian
rupa sehingga tidak akan menyesatkan pembacanya, untuk itu maka harus terdapat
klasifikasi, susunan, serta istilah yang layak dalam laporan keuangan. Demikian
pula dengan semua fakta atau informasi harus dikatakan dengan jelas dan
lengkap.(Yoseph 2012)
selain itu masih banyak kesalahn yang dilakukan oleh wajib pajak misalnya
pembayaran pajak dan pelaporan SPT. Kesalahan tersebut disebabkan Informasi
akuntansi keuangan yang dilampirkan dalam SPT tidak memberikan informasi
yang andal, sedangkan keterlambatan pembayaran SPT dan pelaporan terkait
dengan keterlambatan penyusunan laporan keuangan yang menjadi dasar
penentuan pajak penghasilan terhutang terlambat dan tidak menyampaikan SPT
juga menimbulkan dampak negatif berupa tidak diperolehnya kualitas informasi
akuntansi keuangan yang andal dalam mengambil keputusan dan masih terdapat
wajib pajak yang belum mematuhi kewajiban pajaknya dan tidak menyampaikan
informasi akuntansi keuangan sehingga tingkat tercapainya penerimaan pajak
penghasilan sesuai dengan target yang ditetapkan belum efektif. (Gunadi:2000)
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai masalah tersebut dengan judul: “PENGARUH KUALITAS
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan fenomena di latar belakang penelitian, maka penulis membuat
identifikasi masalah sebagai berikut:
1.
Masih rendahnya kepercayaan wajib pajak dan persepsi wajib pajak yang masih negatif mengenai Perpajakan Serta kurangnya pemahaman mengenaisosialisasi pajak.
2.
Dalam Pelaksanaan Self Assessment System masih banyak menimbulkan masalah salah satunya kesulitan dalam menghitung pajak.3. Tidak diperolehnya kualitas informasi akuntansi keuangan yang lengkap dan
akurat.
1.2.2.Rumusan Masalah
1) Bagaimana Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan Pada KPP Madya
Bandung
2) Bagaimana Persepsi Wajib Pajak terhadap Pelaksanaan Self Assessment system Pada KPP Madya Bandung
3) Bagaimana Pelaksanaan Self Assessment System Pada KPP Madya Bandung
4) Seberapa Besar pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan dan
Persepsi Wajib Pajak terhadap Pelaksanaan Self Assessment System Pada KPP
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman mengenai
KualitasInformasi Akuntansi Keuangan dan Persepsi Wajib Pajak Pribadi
terhadap pelaksanaan Self Assessment System dengan mengumpulkan data dan
informasi yang kemudian dianalisa untuk memperoleh hasil yang diharapkan
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian ini Adalah:
1. Untuk mengetahui kualitas informasi Akuntansi keuangan Pada KPP Madya
Bandung.
2. Untuk mengetahui Persepsi wajib pajak pribadi pada KPP Madya Bandung
3. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Self Assessment System Pada KPP Madya Bandung
4. Untuk Mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas informasi akuntansi dan
persepsi wajib pajak terhadap pelaksaan self assessment system pada Madya
Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini penulis mengharapkan hasil dari penelitian ini
1.4.1 Kegunaan Akademis
Adapun Kegunaan Penelitian ini adalah dapat bermanfaat secara akademis
sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti :
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pemahaman teoritis lebih mendalam
mengenai Kualitas informasi akuntansi keuangan , persepsi wajib pajak dan
Self Assessment system di kehiduan nyata sehingga dapat menjadi tambahan
pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
2. Bagi KPP Madya Bandung
Hasil penelitian ini dapat memberikan pandangan dan masukan untuk KPP
Pratama di Wilayah Bandung mengenai Kualitas Informasi Akuntansi
Keuangan, Persepsi Wajib Pajak dan Self Assessment System.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih
lanjut dalam bidang yang sama yaitu mengenai Kualitas Informasi Akuntansi
Keuangan, Persepsi Wajib Pajak dan Self Assessment System.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi yang berguna bagi
Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan dan Persepsi Wajib Pajak
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini Penulis Berencana Melaksanakan penelitian pada KPP
Madya Bandung . Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai pada
tanggal 3 Oktober 2012 - 29 Januari 2013.
2.1 Kajian Pustaka
Dalam melakukan suatu penelitian kita perlu memaparkan tentang apa yang
kita teliti hal tersebut dapat memudahkan dan menjelaskan lebih rinci tentang
variable yang akan diteliti.
2.1.1 Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan
2.1.1.1Pengertian Kualitas Informasi
Membicarakan tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda
makna bagi setiap orang. Karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat
bergantung pada konteksnya. Namun secara umum orang menyatakan bahwa
kualitas adalah sesuatu yang mencirikan tingkat dimana suatu produk memenuhi
keinginan atau harapan. Pengertian menurut beberapa ahli yang banyak dikenal
antara lain:
Devinisi Kualitas Informasi menurut (Kusrini 2007:8) mengatakan bahwa: “.Informasi yang berkualitas adalah informasi yang memliki 3 kriteria
yaitu, Akurat, Tepat pada Waktunya, dan Relevan”
Menurut Hanif (2007:114) Berpendapat bahwa:
“Kualitas Informasi Merupakan suatu himpunan prinsip, prosedur, metode,
dan teknik akuntansi yang mengatur penyusunan dan penyajian laporan
keuangan sehingga laporan tersebut dapat dimengerti, diperbandingkan, dan
ketepatan waktu, relevansi,dan realibilitas.
2.1.1.2 Pengertian Informasi Akuntansi Keuangan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia IAI (2001) menjelaskan bahwa : “Informasi akuntansi keuangan digunakan baik oleh manajer maupun pihak eksternal perusahaan, dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Sedangkan Menurut Susan (2009:273) Mengungkapkan:
“Informasi keuangan merupakan suatu data, fakta dan pengamatan yang
diolah sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan pemakainya”
dan Menurut Wilkinson (2000:16) adalah sebagai berikut:
“Suatu data yang menghasilkan informasi catatan prestasi (score keeping) perusahaan untuk digunakan oleh pihak-pihak luar perusahaan. Biasanya informasi ini disajikan dalam bentuk neraca, ikhtisar laba rugi, dan ihktisar arus kas. Semua ilhtisar keuangan yang disiapkan oleh informasi akuntansi keuangan didasarkan pada prinsi-prinsi akunting yang diterima secara umum (generally accepted accounting principles atau GAAP)”
Dari definisi-definisi para ahli diatas dapat penulis menyimpulkan bahwa
kualitas informasi akuntansi keuangan adalah Suatu data yang menghasilkan
informasi catatan prestasi (score keeping) perusahaan untuk digunakan oleh
Informasi akuntansi yang berkualitas. Untuk dapat menghasilakan hal
ini maka informasi tersebut haruslah berguna bagi yang akan memakainya”.
1. Akurat (accurate)
Akurat adalah infromasi bebas dari kesalahan yang bersifat material namun
demikian materialitas tidak memiliki nilai yang absolut. Dan hanya
merupakan konsep masalah spesipik. Yang berarti bahwa, dalam beberaa
kasus, informasi harus akurat, informasi yang sempurna tidak dapat
disediakan dalam kerangka waktu keputusan pemakai. Oleh karena itu, dalam
menyiapkan informasi, para desainer system mencari keseimbangan antara
informasi seakurat mungkin, tetapi tetap cukup tepat waktu, agar berguna.
Dalam pengertian ini maka akurat berarti informasi harus bebas dari
kesalahan kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Ukuran kekuratan
informasi amat berfariasi dan amat tergantung pada sifat informas yang
dihasilkan. Semakin kritis sifat suatu informasi, akan semakin tinggi
keakuratan yang diperlukan. Sehingga semakin tinggi tingkat kepuasan yang
diberikan kepada penggunanya.
2. Ketepatan
Umur informasi merupakan faktor yang kritirial dalam menentukan
kegunaanya. Ketepatan adalah informasi harus tidak tua dari periode waktu
nilai kegunaanya akan lebih rendah karena keputusan bisinis yang cepat
dianggap lebih baik daripada keputusan yang lambat. Dalam tingkat
persaingan yang tinggi, keputusan yang salah namun dianggap lebih cepat
lebih baik daripada keputusan yang benar namun lambat dikeluarkan. Bila
informasi diperlukan sewaktu-waktu maka diharapkan informasi tersebut
dapat disediakan secepat waktu yang dierlukan.untuk masalah seperti situasi
keterlambatan informasi akan menyebabkan informasinya tidak berguna,
karena sudah tidak diperlukan lagi.
3. Relevan (relevance)
Relevan adalah isi sebuah laporan atau dokumen harus melayani suatu tujuan.
Dengan demikian laporan ini dapat mendukung keputusan. telah ditentukan
bahwa hanya data yang relevan dengan tindakan pemakai yang memiliki
kandungan informasi. Oleh karena itu system informasi harus menyajikan
hanya data relevan dalam laporannya. Laporan yang berisi data yang tidak
relevan hanya memboroskan sumber daya dan tidak produktif bagi pemakai.
Informai hendaklah sesuai (relevan) dengan tujuan yang akan dicapai. Data
yang sama seringkali perlu diolah secara berbeda untuk memeroleh informasi
yang sesuai dengan keperluan unit masing-masing. Artinya informasi yang
Lengkap adalah tidak boleh ada bagian informasi yang esensial bagi
pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang. Misalnya,
sebuah laporan harus menyajikan semua perhitungan yang diperlukan dan
menyajikan pesannya dengan jelas tanpa ambigu.
2.1.2 Persepsi Wajib Pajak
2.1.2.1Pengertian Persepsi
Pengertian Persepsi Menurut Desirato Yang dikutip Oleh Jalaludin Rakhmat
(2003:51) Adalah:
“Pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi
dapat dikatakan sebagai pemberian makna pada stimuli indrawi”
Sedangkan Pengertian Menurut Jiseph A. Devito yang dikutip Oleh Deddy Mulyana (2000:168) adalah:
“Proses menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra
kita”
Senada dengan hal tersebut Bimo Walg (2001:119) mengatakan pengertian persepsi adalah:
“ Proses pengorganisasian, penginterpretas terhadap rangsang yang diterima
oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan
Proses menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita.
2.1.2.2Pengertian Wajib Pajak
Berikut ini merupakan definisi mengenai wajib pajak menurut beberapa sumber yaitu:
Menurut Waluyo (2008:23) menjelaskan bahwa:
“Wajib pajak adalah orang peribadi atau badan, meliputi pembayaran
pajak dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan”
Menurut Siti Resmi (2008:19) pengertian wajib pajak adalah:
“Wajib pajak (wp) adalah orang peribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang0undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu”
Sedangkan Undang-undang No.28 Tahun 2007 mengatakan:
“Wajib pajak adalah orang peribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.’
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa wajib pajak
ini terdiri dari dua jenis yaitu wajib pajak orang peribadi dan wajib pajak Badan
yaitu:
a) Kepribadian semua corak kebiasaan menusia yang terhimpun dalam dirinya
dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala
rangsangan dari luar maupun dari dalam.
b) Motif, merupakan factor internal yang dapat merangsang perhatian, adamya
motif menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuatu dan
juga sebaliknya.
c) Kepentingan hal yang paling utama yang diinginkan diperoleh atau yang
ingin didapatkan yang dapat berguna bagi individu
d) Pengalaman masa lalu, suatu rangsangan yang muncul atau terjadi secara
berulang-ulang akan menarik erhatian sebelum mencapai titik jenuh.
e) Harapan, yang akan menentukan pesan nama yang akan dipilih untuk
diterima selanjutnya sebagaimana pesan yang diilih tersebut akan ditata dn
manusia agar tertarik membayar pajak. Menurut rahmat (2005), ditentukan
indikator persepsi wajib pajak yang berkaitan dengan perpajakan yaitu:
a. Memahami sosialisasi pajak yang dilakukan pemerintah.
b. Pengetahuan tentang prosedur administrasi perpajakan.
c. Pengalaman dalam pelayanan petugas pajak.
2.1.3 Self Assessment System
2.1.3.1 Pengertian Self Assessment System
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2009:101) Menjelaskan Bahwa:
“Self assessment system adalah suatu system perpajakan yang memberi
kepercayaan kepada wajib pajak untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri kewajiban dan hak perpajakannya.”
Menurut Sri (2003:8) definisi Self Assessment system adalah
“Sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang penuh kepada
wajib pajak untuk menghitung, melaporkan ke kantor pelayanan pajak dan menyetor pajaknya sendiri ke kas Negara”
menurut Mardiasmo (2005:207) pengertian self assessment system Yaitu: “memberi wewenang penuh kepada wajib pajak untuk menghitung,
“Self assessment system adalah suatu system pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang”
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Self Assessment system adalah suatu system yang pelaksanaan pemungutan pajak diserahkan sepenuhnya kepada
wajib pajak sehingga pemerintah hanya melakukan pengawasan dan pemeriksaan
terhadap pajak yang dihitung rakyatnya.
2.1.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Self Assessment System
Agar self Assessment System ini bias menjadi berhasil sesuai dengan harapan fiskus maka berhasil sesuai dengan harapan fiskus, maka pastinya ada
beberapa factor yang mempengaruhinya yang harus diperhatikan baik oleh fiskus
maupun oleh wajib pajak sebagaimana dinyatakan oleh Rachmat Soemitro dalam
Harapan (2004:44) Bahwa keberhasilan Self Assessment System ditentukan oleh:
a. Kesadaran pajak dari wajib pajak
b. Kejujuran wajib pajak
c. Hasrat untuk membayar ajak
Rahayu(2010, 103) menjelaskan bahwa:
1. Mendaftarkan Diri ke Kantor Pelayanan Pajak
Wajib pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri ke kantor
Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan Potensi perpajakan (KP4)
yang wilayahnya meliputi tempat tinggal atau kedudukan wajib pajak, dan
dapat melalui e-register (media ekektronik online) untuk diberikan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP)
2. Menghitung pajak oleh wajib pajak
Menghitung pajak penghasilan adalah menghitung besarnya pajak terutang
menghitung pajak penghasilan adalah menghitung besarnya pajak terutang
yang dilakukan pada setiap akhir tahun pajak, dengan cara mengalikan
17tarif pajak dengan pengenaan pajaknya. Sedangkan, memperhitungkan
adalah merugikan pajak yang terutang tersebut dengan jumlah pajak yang
dilunasi dalam tahun berjalan yang terutang tersebut dengan jumlah pajak
yang dilunasi dalam tahun berjalan yang dikelan sebagai kredit pajak
(prepayment)
3. Membayar Pajak Dilakukan Sendiri oleh Wajib Pajak
a. Membayar Pajak
Membayar sendiri pajak yang terutang: angsuran PPh pasal 25 tiap
pemerintah
Pembayaran pajak-pajak lainnya; PBB, BPHTB, bea materai.
b. Pelaksanaan Pembayaran Pajak
Pembayaran pajak dapat dilakukan di bank-bank pemerintah
maupun swasta dan kantor pos dengan menggunakan Surat Setoran
Pajak (SSP) yang dapat diambil di KPP atau KP4 terdekat, atau
dengan cara lain melalui pembayaran pajak secara elektronik
(e-playment).
c. Pemotongan dan Pemungutan
Jenis pemotongan/pemungutan adalah PPh Pasal 21, 22, 23, 26,
PPh final pasal 4 (2),, PPh Pasal 15, dan PPN dan PPnBM
merupakan pajak. Untuk PPh dikreditkan pada akhir tahun,
sedangkan PPN dikreditkan pada masa18 diberlakukannya
pemungutan dengan mekanisme pajak keluar dan pajak masukan.
4. Pelaporan Dilakukan oleh Wajib Pajak
Surat Pemberitahuan (SPT) memiliki fungsi sebagai suatu sarana bagi
wajib pajak di dalam melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang. Selain itu, surat
pemberitahuan berfungsi untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan
dilakukan.
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya :
Tabel 2.1
Hasil penelitian sebelumnya
No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Bisnis No.2 Jilid 7,
This study providesan important insight that the Malaysian tax policy makers and the IRBM
ought to seriously
consider a simplerand pragmatic tax assessment system, tailor make for
Self assessment system di bangkalan belum
tingkat pemahaman Tidak meneliti
Suatu Studi Di Bangkalan Ni luh supadmi1 Wiwik andryan
fairness,
retributive fairness and personal fairness, while legal knowledge was only significant
in shaping taxpayers perceptions on retributive fairness. All paths were in positive
directions.
2.2 Kerangka Pemikiran
Dalam sistem perpajakan dikenal Self assessment system, Official assessment system, dan Witholding tax system. Menurut Siti Kurnia Rahayu
(2010:101) Official assessment system adalah dimana wewenang pemungutan pajak ada pada fiskus. Self assessment system adalah suatu sistem perpajakan yang
memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk memenuhi dan melaksanakan
sendiri kewajiban dan hak perpajakannya. Sedangkan Witholding Tax System adalah dimana wewenang pemungutan ada pada pihak ketiga. Siti Kurnia Rahayu
(2010:101)
Sedangakan menurut Uwon Gustiawan S. (2006), Self assessment system
adalah system pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan dan tanggung
jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan
Dalam self assessment system, wajib pajak diberikan kepercayaan untuk
memenuhi dan melaksanakan sendiri kewajiban dan hak perpajakannya. Dalam
hal ini dikenal dengan: 1) Mendaftarkan diri ke KPP, 2) Menghitung pajak oleh
wajib pajak, 3) Membayar pajak, 4) Pelaporan dilakukan oleh wajib pajak.
Sedangkan pejabat pajak hanya merupakan Pembina dan pengawas yang
memastikan bahwa setiap wajib pajak telah melaksanakannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan (Siti Kurnia Rahayu,2010:103).
Disamping itu, Bim Walg (2001:119) mengatakan pengertian persepsi adalah: “ Proses pengorganisasian, penginterpretas terhadap rangsang yang
diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan tivitas yang integrated dalam diri individu” Bimo Walg (2001)
Rahmat (2005) membagi persepsi menjadi dua bagian besar, yaitu persepsi
interpersonal dan persepsi objek. Persepsi interpersonal adalah persepsi pada
manusia dan persepsi objek adalah persepsi selain pada manusia
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Ari Bramasto mengatakan
Informasi akuntansi dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, maka
informasi tersebut harus berkualitas. Kualitas suatu informasi akuntansi adalah
informasi akuntansi keuangan merujuk pada kemampuan informasi tersebut
bahwa kualitas informasi akunatansi keuangan yang terdiri dari benar, lengkap
dan jelas secara simultan dan parsial (bersama-sama) berpengaruh signifikan
terhadap efektivitas self assessment system.
Berdasarkan Kerangka pemikiran diatas maka pardigma penelitiannya yaitu
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Kualitas Informasi Akuntansi keuangan
(X1)
Persepsi Wajib Pajak
(X2)
Self Assessmentsystem (Y)
1. Menurut Puji Lestari, (2010) 2. Bayu Priyohadi (2010) 3. Dwi Ratna Apriyani (2010)
Adapun teory penghubung pengaruh kualitas informasi keuangan terhadap
pelaksanaan self assessment system adalah:
Gunadi (2001:52) menerangkan bahwa :
“Kualitas utama agar informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan, minimal harus berintikan relevansi, keandalan, komparabilitas, dan konsistensi. Jika unsur-unsur tadi bobotnya kurang, maka informasi akuntansi tidak akan berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu, akuntansi merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan begitu saja dalam sistem perpajakan terutama yang menganut sistem Self Assessment.”
2.2.2 Hubungan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Self Assessment System
Menurut Puji Lestari, (2010) menjelaskan:
“Tingkat pemahaman wajib pajak pada pelaksanaan self assessment system dalam melaksanakan kewajiban perpajakan diukur berdasarkan pemahaman wajib pajak pada kewajiban menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan pajak terutang”
Menurut Bayu Priyohadi (2010) mengatakan bahwa:
Agar Pelaksanaan self assessment system berjalan dengan baik maka diperlukan persepsi yang baik atau posistif dari para wajib pajak khususnya masyarakat pada Umumnya. Terciptanya persepsi yang baik oleh wajib pajak orang peribadi dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya dapat memperngaruhi persepsi wajib pajak terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan harapan dianggap sebagai keadaan dalam peribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.
Dan Dwi Ratna Apriyani (2010) menyimpulkan Bahwa:
“Hipotesisi merupakan jawaban sementara terhadap rumus-rumusan
masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau kajian tori dan masih harus diuji kebenarannya”.
Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara yang diberikan
peneliti yang diungkapkan dalam pernyataan yang dapat diteliti. Berdasarkan
kerangka pemikiran tersebut dapat diambil hipotesis yaitu :
“Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan dan Persepsi Wajib Pajak
1
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk
mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan.
Adapun Pandapat Husein Umar (2006:13) menjelaskan bahwa:
“Objek penelitian adalah menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi
objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bias juga
ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.
Objek penelitian dalam menyusun skripsi ini adalah Kualitas informasi
akuntansi, persepsi wajib pajak dan self assessment system. Penelitian ini
dilakukan pada KPP Madya Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya.
Menurut Sugiyono (2005:5), metode penelitian bisnis adalah :
“Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, sesuatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bisnis”.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan
2
mengungkapkan, dan mengumpulkan permasalahan menjadi satu jawaban dengan
aturan-aturan yang telah ditetapkan secara sistematis.
Metode Deskriftif menurut Moch. Nasir (2005:54) menjelaskan bahwa:
“Metode deskriftif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system, pemikiran, atau pun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.
Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah satu
sampai tiga, data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan
masalah-masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga dapat dikumpulkan,
dianalisis, dan ditarik kesimpulan dengan teori-teori yang dipelajari.
Metode Verifikatif menurut Masyhuri (2009:45) menjelaskan bahwa:
“Metode verivikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Penelitian ini dimaksud untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
perhitungan statistic. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh X1, X2
terhadap variabel Y yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan
pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
3.2.1 Desain penelitian
Desain penelitian ini adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi
semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.
Menurut Sugiyono (2009:13) menjelaskan proses penelitian disampaikan
3 Proses peneltian meliputi :
1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesisi
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan
Berdasarkan proses penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain
pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber masalah
Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga
mendapatkan judul sesuai masalah yang ditemukan. Identifikasi masalah
ditemukan dari adanya fenomena yang terjadi di masyarakat, seperti
Pengaruh Kualitas Informasi Akuntansi dan Persepsi Wajib Pajak terhadap
pelaksanaan Self Assessment System Pada KPP Madya Bandung.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya
melalui pengumpulan data, Rumusan masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kualitas informasi akuntansi pada KPP Madya Bandung
2. Bagaimana persepsi wajib pajak pada KPP Madya Bandung
4
4. Seberapa besar pengaruh kualitas informasi akuntansi keuangan dan
persepsi wajib pajak terhadap pelaksanaan self assessment system secara
parsial dan simultan. Pada KPP Madya Bandung.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan.
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis),
maka peneliti mengkaji teori-teori yang relevan dengan masalah pada variabel
Kualitas informasi akuntansi, persepsi wajib pajak, dan self assessment
system. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap
masalah penelitian (hipotesis). Telaah toritis mempunyai tujuan untuk
menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah
atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji
terpenuhinya kriteria pengetahuan rasional.
4.Pengujian hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan
didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara
empiris (faktual). Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Pengaruh
Kualitas Informasi akuntansi dan Persepsi Wajib pajak terhadap
Pelaksanaan Self Assessment System.
5.Metode penelitian
Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriftif dan
verifikatif. Metode deskriftif digunakan untuk menjawab rumusan masalah
5
1.Bagaimana kualitas informasi akuntansi pada KPP Madya Bandung
2.Bagaimana persepsi wajib pajak pada KPP Madya Bandung
3.Bagaimana pelaksanaan self assessment system KPP Madya Bandung
Sedangkan metode verivikatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah
keempat yaitu: Seberapa besar pengaruh kualitas informasi akuntansi keuangan
dan persepsi wajib pajak terhadap pelaksanaan self assessment system secara parsial dan simultan. Pada KPP Madya Bandung
6. Menyusun instrument penelitian
Setelah metode penelitian yang yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat
menyusun instrument penelitian. Instrument ini digunakan sebagai alat
pengumpul data. Instrument yang digunakan sebagai alat pengumpul data
berbentuk kuesioner tertutup.
7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir berupa jawaban atas rumusan masalah
dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai
solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
Tabel 3.1 T-1 Descriptive Descriptive
dan Survey
6 Sumber : Umi Narimawati (2007:85)
3.2.2 Operasionel Variabel
Sebelum mengadakan penilaian dalam penelitian, penulis harus menentukan
operasional variabel, hal ini dimaksudkan agar dapat mempermudah dalam
melakukan penelitian
Menurut Jonathan Sarwono (2006:67) Operasional variabel adalah:
“Variabel harus didevinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari
hubungannya antara suatu variabel dengan lainnya dan pengukurannya”
Masih menurut Jonathan Sarwono (2006:67) manfaat operasional variabel adalah:
1. Mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi yang sedang didefinisikan
2. Menunjukan bahwa suatu konsep atau objek mungkin mempunyai lebih dari satu definisi operasional
3. Mengetahui bahwa devinisi operasional bersifat unik dalam situasi dimana definisi tersebut harus digunakan.”
Sedangkan variabel itu sendiri menurut Sugiyono (2008:59) adalah:
“Suatu atribut atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”
Adapun Variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen (X1) dan (X2)
Variabel independen adalah variabel yang tidak terkait oleh factor-faktor lain,
7
Seperti yang diuangkapkan oleh sugiyono (2008:59)
“variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen”
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kualitas informasi
akuntansi keuangan dan perpsepsi wajib pajak
2. Variabel Devenden (Y)
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel, konsekuen. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut juga sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah self assessment system.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala
Kualitas Informasi Akuntansi keuangan (X1)
8 Persepsi
Wajib Pajak (X2)
Pengertian Persepsi Menurut Desirato Yang dikutip Oleh Jalaludin Rakhmat (2003:51) Adalah:
“Pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi dapat dikatakan segabai pemberian makna pada stimuli indrawi Bimo Walg (2001) mengatakan pengertian persepsi adalah:
“Prosespen,gorganisasian,penginterpre tas terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan tivitas yang integrated dalam diri individu” Bimo Walg
Self assessment system adalah suatu sistem perpajakan yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri
Dalam operasionalisasi variable ini, semua varibel menggunakan skala
ordinal. Pengertian dari skala ordinal menurut Nur Indrianto dan bambang (2002 :
98) yaitu :
“Skala Ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan
kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct yang di luar ukur”.
Berdasarkan pengertian diatas, maka skala yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi
9
pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi
pernyataan-pernyataan tipe skala likert.
Skala likert menurut Sugiyono (2006:86) adalah sebagai berikut :
“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.
Untuk pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus
menggambarkan, mendukung pernyataan (item positif) atau tidak mendukung
pernyataan (item negatif). Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang
diajukan untuk pernyataan positif adalah sebagai berikut menurut Sugiyono
(2011):
Tabel 3.3
Skor Pernyataan Positif Dan Negatif
No Keterangan Skor
Positif
Skor Negatif
1 Sangat Setuju 5 1
2 Setuju 4 2
3 Kurang Setuju 3 3
4 Tidak setuju 2 4
5 Sangat tidak setuju 1 5
3.2.3 Sumber data dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Jenis data yang digunakan peneliti mengenai “ Pengaruh kualitas informasi
Akuntansi Keuangan dan Persepsi Wajib Pajak terhadap Palaksanaan Self
assessment System adalah data Primer.
10
“Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpulan data”
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan
kuesioner dan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan
Dalam hal ini wajib pajak. jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesiner
tertutup.
3.2.3.2Teknik Penentuan Data
Untuk menunjang hasil penelitian, maka peneliti melakukan
pengelompokan data yang diperlukan kedalam dua golongan yaitu:
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2008:115) menyatakan bahwa:
“Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang teridiri atas, objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pengertian diatas, Populasi merupakan obyek atau subyek yang
berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah dalam penelitian maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian
ini adalah Wajib Pajak badan yang terdaftar di KPP Madya bandung Sebanyak
700 orang.
2. Sampel
Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan
memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi.
11
“Sampel yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”.
Untuk mengetahui ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya,
peneliti menggunakan Rumus Slovin, Menurut Husein Umar (2000, 108)
berikut Rumus yang digunakan:
Sumber: Husein Umar (2000)
Dimana:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah populasi
e = batas kesalahan yang ditoleransi (1%, 5%, 10 %)
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat diketahui sampel yang akan diambil
dalam penelitian ini melalui perhitungan berikut:
n =
n =
n =
n = 87% = 87
N = N
12 Jadi n = 87 Wajib pajak badan
3.2.4 Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah
Pada penelitian ini data dikumpulkan melalui beberapa teknik pengumpulan data
yaitu:
1. Kuesioner
Pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang disusun sedemikian rupa
dan ditujukan kepada responden berkaitan dengan masalah penelitian . Dalam
hal ini adalah wajib Pajak.
Menurut Nasution (2009:128), menyatakan bahwa:
“Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk
diisi dan dikembalikan atau dapat dijawab dibawah penguasaan peneliti”
2. Wawancara
Menurut Moch. Nazir, (2004:242), menyatakan bahwa:
“Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau
pewawancara dengan menjawab atau responden dengan menggunakan alat
interview guide (panduan wawancara).
Wawancara dilakukan pada pegawai bagian pelayanan dan PDI di KPP
Madya Bandung
3. Observasi (Pengamatan Langsung)
13
“Observasi yaitu cara mengumpulkan data dengan mengamati dan
mengobservasi obyek penelitian atau peristiwa / kejadian baik berupa
manusia, benda mati maupun alam,
Dalam penelitian ini observasi penulis mengadakan pengamatan langsung
pada KPP Madya Bandung.
3.2.4.1 Uji Validitas
Pengertian validitas menurut Cooper dalam Umi Narimawati (2010:42),
adalah :
”Validity is a characteristic of measuraenment concerned with the extent
that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.
Sedangkan menurut Ghozali (2006:45) adalah :
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner”.
Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu
karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test
(kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk
diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
14 Tabel 3.4
Standar Penilaian Untuk Validitas Validity
Category Validity
Good 0,50
Acceptable 0,30
Marginal 0,20
Poor 0,10
Sumber: Barker et al, 2002:70
Seperti yang telah dijelaskan padan metodologi penelitian bahwa untuk
menguji valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika,
yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor total =
0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid dan apabila < 0,30 berarti data
tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan
rumus korelasi pearson product moment (r).
Seperti dilakukan pengujian lebih lanjut, semua item pernyataan dalam
kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item.
Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner.
Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa
yang akan diungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan
masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing-masing-masing variabel. Teknik
korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi product moment.
Angka yang dipergunakan sebagai pembanding untuk melihat valid
15
“Item yang memiliki korelasi lebih besar atau sama dengan 0,30
dikategorikan item valid, sedangkan yang memiliki korelasi dibawah
0,30 dikategorikan tidak valid dan akan disisihkan pada analisis
selanjutnya
Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian ini pengujian validitas
dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan software SPSS 18.0 for
windows dengan metode korelasi pearson product moment yang rumusnya sebagai
berikut:
Sumber: Umi Narimawati (2010:42)
Keterangan :
r = Koefisien korelasi pearson
X = Skor item pertanyaan
Y = Skor total item pertanyaan
N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan program SPSS 18.0 for windows diperoleh hasil uji validitas kuesioner variabel pemeriksaan dijabarkan pada tabel berikut :
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Kuesioner Kualitas Informasi Akuntansi Keuangan
Butir Pertanyaan Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan
Item 1 0,573 0,30 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2013)
r
=
16 Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Kuesioner Persepsi Wajib Pajak Badan
Butir Pertanyaan Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan
Item 1 0,481 0,30 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Kuesioner Pelaksanaan Self Assessment System
Butir Pertanyaan Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan
Item 1 0,639 0,30 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013
3.2.4.2 Uji Realibilitas
Pengertian reliabiltas menurut Sugiyono (2011:3) sebagai berikut:
“Reabilitas adalah derajad konsistensi atau keajegan data dalam interval
waktu tertentu”.
Berdasarkan definisi diatas, maka relibilitas dapat diartikan sebagai
suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan.
Suatu alat disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan