PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI
SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 01 PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2014/2015
Oleh :
MUHAMMAD Iqbal SABERI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA
MUHAMMADIYAH 01 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh:
MUHAMMAD IQBAL SABERI
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi tergolong rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh positifpengaruh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi kelas xi ips sma muhammadiyah 01 pringsewu tahun pelajaran 2014/2015. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu sebanyak dua kelas dengan jumlah seluruh siswa 51 siswa. Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling dengan meggunakan rumus T. Yamane didapat sampel sebanyak 45 siswa. Metode yang digunakan adalah deskriftif verifikatif dengan menggunakan ex post facto dan survei. Hasil penelitian menunjukan bahwa, ada pengaruh pengaruh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap hasi belajar ekonomi kelas xi IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan analisis data diperoleh F hitung 25,289 > F tabel 3,23 yang ditunjukkan dengan regresi linier multiple dengan koefisien determinasi (r2) 0, 546 yang berarti hasil belajar dipengaruhi oleh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi sebesar 54,6% dan sisanya 45,4% dipengaruhi oleh faktor lain.
INFLUENCE OF CLIMATE SCHOOL STUDENTS AND ATTITUDE TOWARDS THE SUBJECT ECONOMIC RESULTS OF LEARNING ECONOMY CLASS XI IPS SMA
Muhammadiyah 01 Pringsewu LESSON YEAR 2014/2015
By:
MUHAMMAD IQBAL SABERI
Based on preliminary research conducted at SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu note that results for students in the subjects of Economics is low. The purpose of this study was to obtain data and determine the influence of the positive effects of school climate and student attitudes on economic subjects against hasi studying economics class xi sma ips Muhammadiya 01 Pringsewu the school year 2014/2015. The study population was students of class XI IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu much as two classes with the total number of students 51 students. Sampling technique is simple random sampling is by using the formula T. Yamane obtained a sample of 45 students. The method used is descriptive verification by using ex post facto and surveys. The results showed that, there is the influence of climatic influences of school and student attitudes on economic subjects against hasi studying economics class xi sma ips Muhammadiya 01 Pringsewu the school year 2014/2015. Based on data analysis 25.289 F count> F table 3.23 as indicated by multiple linear regression with a coefficient of determination (r2) 0, 546 which means that the learning outcomes are influenced by the attitude of students towards subjects, achievement motivation, and self-concept amounted to 54.6 % and the remaining 45.4% is influenced by other factors.
PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI
SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 01 PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2014/2015
(Skripsi)
Oleh:
Muhammad Iqbal Saberi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir . ... 33
2. Grafik iklim sekolah (X1) ... 64
3. Grafik Sikap Siswa (X2) ... 66
DAFTAR ISI
ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
Halaman I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Indentifikasi Masalah ... 9
C. Pembatasan Masalah ... 10
D. Rumusan Masalah ... 10
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Peneltian ... 11
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 12
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 13
1. Teori belajar ... 13
2. Hasil Belajar ... 16
3. Iklim Sekolah ... 18
4. Sikap ... 23
5. Hasil Penelitian yang Relevan ... 29
B. Kerangka Pikir ... 31
C. Hipotesis ... 34
III. METODOLOGIPENELITIAN A. Metode Penelitian ... 35
B. Populasi dan Sampel ... 36
1. Populasi ... 36
2. Sampel ... 37
3. Teknik Pengambilan Sampel ... 38
C. Variabel Penelitian ... 39
D. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel ... 39
E. Teknik Pengumpulan Data ... 43
1. Angket ... 43
F. Uji Persyaratan Instrumen ... 43
1. Uji Validitas Instrumen ... 43
3. Uji Linearitas Garis Regresi ... 50
4. Uji Multikolinearitas ... 51
5. Uji Autokorerlasi ... 52
6. Uji Heteroskodastisitas ... 53
H. Pengujian Hipotesis ... 55
1. Regresi Linier Sederhana ... 55
2. Regresi Linier Multiple ... 56
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umun ... 58
1. Lokasi Sekolah ... 58
2. Sejarah Singkat Sekolah ... 58
3. Keadaan Gedung Sekolah ... 60
4. Visi dan Misi Sekolah ... 61
B. Deskripsi Data ... 62
1. Data Iklim Sekolah ... 63
2. Data Sikap Siswa ... 65
3. Data Hasil Belajar ... 66
C. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 68
1. Uji Normalitas Data ... 68
2. Uji Homogenitas ... 72
D. Uji Asumsi Klasik ... 72
1. Uji Kelinieran Regresi ... 72
1.1.Uji Kelinieran Regresi X1 ... 73
1.2.Uji Kelinieran Regresi X2 ... 74
2. Uji Multikolinieritas ... 75
3. Uji Autokorelasi ... 76
4. Uji Heteroskedastisitas ... 78
E. Uji Hipotesis ... 80
1. Hipotesis Pertama ... 80
2. Hipotesis Kedua ... 83
3. Hipotesis Ketiga ... 86
F. Pembahasan ... 89
1. Pengaruh X1 terhadap Y ... 89
2. Pengaruh X2 terhadap Y ... 92
3. Pengaruh X1, X2 terhadap Y ... 95
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98
B. Saran ... 99
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kisi-kisi angket ... 101
2. Angket ... 103
3. Uji validitas X1 ... 110
4. Uji validitas X2 ... 113
5. Data rekapitulasi angket X1 ... 116
6. Data rekapitulasi angket X2 ... 117
7. Data rekapitulasi Y ... 118
8. Uji nirmalitas ... 119
9. Uji homogenitas ... 120
10.Uji linieritas ... 121
11.Uji multikolinieritas ... 123
12.Uji autokorelasi ... 124
13.Uji heteroskedastisitas ... 125
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Ujian Semester Ganjil Pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA
01 Muhammadiyah Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 4
2. Hasil Penelitian Yang Releavan ... 29
3. Jumlah Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 37
4. Perhitungan Jumlah Sampel untuk Masing-Masing Kelas ... 38
5. Indikator dan Sub Indikator Variabel ... 42
6. Uji Validita X1 ... 44
7. Uji Validitas X2 ... 45
8. Uji Reabilitas X1 ... 47
9. Uji Reabilitas X2 ... 48
10.Interpretasi Reabilitas Instrumen ... 48
11.Analisis Varians (ANAVA) ... 51
12.Keadaan Gedung ... 60
13.Ditribusi frekuensi iklim sekolah ... 64
14.Distribusi frekuensi sikap siswa ... 65
15.Ditribusi frekuensi hasil belajar ... 67
16.Hasil uji normalitas data X1 ... 69
17.Hasil uji normalitas data X2 ... 70
18.Hasil uji normalitas data Y ... 71
19.Hasil uji homogenitas ... 72
20.Hasil uji kelinieran regresi vareabel X1 ... 73
21.Hasil uji kelinieran regresi vareabel X2 ... 75
22.Hasil uji multikolonieritas ... 76
23.Hasil uji autokorelasi ... 77
24.Hasil uji heteroskedastisitas ... 79
25.Kesimpulan hasil uji heteroskedastisitas ... 79
26.Hasil uji hipotesis pertama ... 80
27.Koefisiensi X1 terhadap Y ... 81
28.Hasil uji hipotesis kedua ... 83
29.Koefisiensi X2 terhadap Y ... 84
30.Hasil uji hipotesis ketiga ... 86
31.Anova untuk uji hipotesis pengaruh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi ... 87
Moto
“Selagi Masih Bisa Dilakukan Sendiri, Jangan Merepotkan Orang Lain”
(Muhammad Iqbal Saberi)
“Jangan Gunakan Joki Untuk Skripsi, Karena Joki Tetangga Saya Dan saya Tahu Dia”
(Muhammad Iqbal Saberi)
“Kegagalan Terjadi Hanya Apabila Kita Menyerah”
(Lessing)
“Aku Tahu Bahwa ada banyak alasan bagiku untuk bergerak menuju sukses, karena ada orang-orang yang
akan sangat bahagia melihatku berjasil”
Persembahan
Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji untuk Mu Allah SWT
atas segala kemudahan, limpahan rahmat dan karunia yang Engkau
berikan selama ini
.Dengan Bangga Kupersembahkan Karya Ini Untuk
Kedua Orang Tuaku
Dengan Penuh Keiklasan, Kesabaran Membimbing Serta Mendidikku Agar Menjadi Manusia yang Lebih Baik di Dunia dan Akhirat. Selalu Berdoa,
Memberi Nasehat dan Semangat untuk Masa Depan yang Lebih Baik.
Adik Tercinta
Terima kasih Telah menghapus lelahku dengan tawamu.
Para Pendidik
Terima kasih Telah Berbagi Ilmu dan Pengalaman untuk Bekal Menghadapi Kehidupan
Sahabat–sahabatku
Meberikan Warna dalam HidupDia
Seseorang yang telah memberikan perhatian, kasih sayang, semangat, dukungan, dan bantuan serta doa dalam penyelesaian skripsi ini
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Banyuwangi pada tanggal 27
Oktober 1993 dengan nama lengkap Muhammad Iqbal
Saberi. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara, Putra dari pasangan Bapak Supriyadi dan
Ibu Solikhati.
Pendidikan formal yang diselesaikan penulis.
1. Taman Kanak-kanak (TK) Asiyah Bustanul Anfal diselesaikan pada tahun
1998
2. SD Negeri Gunung Ratu diselesaikan pada tahun 2005
3. SMP Negeri 01 Liwa diselesaikan pada tahun 2008
4. SMA Negeri 01 Liwa diselesaikan pada tahun 2011
Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
Lampung melalui jalur SNMPTN undangan. Pada tahun 2014, penulis mengikuti
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Solo, Bali, Jogjakarta, Bandung dan Jakarta.
Serta pada bulan Juli-September mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon
Gunung Sugih Liwa dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MA Negeri 1
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr, Wb
Alhamdulillahirobbil’alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, petunjuk dan kemudahan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Iklim Sekolah Dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas Xi Ips Sma Muhammadiyah 01 Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015”. Shalawat beserta salam tetap tersanjung agungkan kepada Nabi kita Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam.
Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi,
bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama FKIP Unila.
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan
Umum FKIP Unila.
4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang
6. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila.
7. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku pembimbing I dan pembimbing
akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta
memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak Drs. Nurdin, M.Si., selaku pembimbing II dan pembimbing akademik
yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi,
arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Bapak Dr. Edy Purnomo, M.Pd., selaku selaku penguji skripsi penulis yang
telah membantu mengarahkan dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi
ini.
10. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih untuk ilmu
dan pengalamannya yang telah diberikan kepada penulis.
11. Bapak Haryono, M.Pd.I. , selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 01
Pringsewu, terima kasih atas ketersediaannya memberikan kesempatan
kepada saya untuk menjadikan SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu sebagai
tempat penelitian skripsi ini.
12. Bapak/Ibu guru dan staf TU SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu, terima
kasih atas bimbingan, nasehat dan motivasi serta informasinya yang
13. Siswa-Siswi Muhammadiyah 01 Pringsewu, terima kasih atas kerjasama dan
kekompakkannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
14. Kedua orang tuaku, Bapak Supriyadi dan Ibu Solikhati beribu kata terima
kasih karena telah mendoakanku dalam pengharapan-pengharapan yang pasti.
Kesabaran, senyuman, air mata, tenaga dan pikiran tercurah di setiap
perjuangan dan doamu menjadi kunci kesuksesanku di kemudian hari. Tidak
ada doa yang terkabulkan selain doa dari orangtua yang ikhlas.
15. Adikku tercinta, Fadhi Fatieh Saberi terimakasih telah membantu dan
mendoakanku. Aku akan selalu mendoakan mu agar menjadi orang yang
sukses, dan berbakti kepada kedua orang tua.
16. Ka Dani dan Om Herdi terimakasih telah membantu dan informasi dalam
penyelesaian skripsi ini.
17. Sahabat-sahabatku Iqbal Tawakal, Ridho Putra Sandi, Julian Arnold, Rama
Wisesa, Taufik Priandaru, Lisa Malesa, Yayuk Sulan, Dea, Fredy Siswanto,
Tomi Rinaldi, Andreas Malau, Ajeng, Catur Wulandari, Yusmai, Mbole, Esti,
dan seluruh anggota Sampakers.Terima kasih untuk kebersamaannya selama
ini, selalu menerima dan membantuku disetiap kesulitan menghadapi
semester demi semester, “Gak Ada Lo Gak Rame”.
18. Rika Tria Ananda terimakasih telah memberikan kebahagian, kasih sayang,
perhatian, kesabaran, dan motivasi yang kamu berikan untuk menyelesaikan
skripsi ini.
19. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi: Rido, Julian, Rama,
Tawakal, Dodon, Topik, Fredy, Andreas, Ramadhan Cui, Tomi, Komar,
20. Keluarga kecil KKN-KT UNILA Pekon Gunung Sugih Kecamatan Liwa:
Tora(alex), Miko, Koko, Feri Elsandi(Anak raja), Mba Titi, Dedek Mareta,
Uni Ona, Dionanita(Ratu Rempong), Afifah, Andini(Bunga, Ria Anisa..
21. Teman-teman seluruh angkatan 2011 Ganjil dan Genap yang tidak dapat
disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya selama
ini. Adik dan Kakak Tingkat Program Studi Pendidikan Ekonomi, terimakasih atas do’a dan kebersamaannya selama ini.
22. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada
penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Aamiin.
Bandar Lampung, Oktober 2015 Penulis,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sehingga dalam melaksanakan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan nasional dapat tercapai apabila tujuan internasional
tercapai, demikian pula tujuan indikator tercapai apabila tujuan vareabel
tercapai salah satunya mata pelajaran ekonomi. Dalam penelitian ini berlatar
adalah mata pelajaran ekonomi di sekolah, mata pelajaran ekonomi di sekolah
mungkin memang bukan mata pelajaran favorit bagi siswa namun bukan
berarti mata pelajaran ekonomi tidak memiliki peranan dalam
mengembangkan pola pikir siswa. Mata pelajaran ekonomi di sekolah
merupakan ilmu tentang prilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang bervareasi, dan berkembang dengan sumber daya
yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.
Mata pelajaran ekonomi di sekolah memilki tujuan agar siswa memilki
kemampuan-kemampuan sebagai berikut.
1) Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan
masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama untuk hal-hal
yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan
negara.
2) Menampilkan sikap ingin tahu tentang apa yang berhubungan dengan
ekonomi untuk mendalami ilmu ekonomi.
3) Membentuk siswa untuk bersikap bijak, rasional dan memiliki rasa
tanggung jawab dengan memiliki keterampilan ilmu ekonomi,
manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah
tangga, masyarakat, dan negara.
4) Siswa di didik untuk belajar mengambil keputusan mengenai nilai-nilai
sosial ekonomi dlaam masyarakat. Depdiknas (2003)
Mata pelajaran ekonomi mencakup prilaku ekonomi dan kesejahteraan yang
berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan sekitar dari
3
1) Perekonomian
2) Ketergantungan
3) Spesialisasi dan pembagian kerja
4) Perkoprasian
5) Kewirausahaan
6) Akuntansi dan manajemen
Mata pelajaran ekonomi di sekolah selama ini dalam proses pembelajaranya
belum sepenuhnya mencapai tujuan seperti pada SMA Muhammadiya 01
Pringsewu, dalam prembelajaranya belum sepenuhnya mencapai tujuan
dilihat dari hasil belajarnya yang dapat dilihat di tabel I halaman 4,
dikarenakan hasil belajar di pengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Melalui pendidikan pengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas
dapat menghasilkan generasi-generasi yang cerdas dan terampil sebagai salah
satu modal untuk menuju perubahan kearah yang lebih baik. Masalah
pendidikan tidak luput dari masalah belajar dimana manusia memiliki
masalah dengan belajar dalam memperoleh keterampilan, kemampuan
sehingga membentuk sikap dan bertambahnya ilmu pengetahuan. Jadi hasil
belajar merupakan hasilnya yang dicapai, atau dalam penelitian ini adalah
hasil yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani
maupun rohani dalam bentuk nilai. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa
dipengaruhi oleh faktor yaitu internal siswa dan eksternal siswa, salah satu
faktor internal ialah sikap siswa terhadap mata pelajaran dan iklim sekolah
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang peneliti lakukan di SMA
Muhammadiyah 01 Pringsewu dapat diketahui nilai mata pelajaran Ekonomi
siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.
Tabel 1. Jumlah yang mencapai KKM siswa kelas XII IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu
No Kelas Jumlah siswa Nilai (SKM 72)
0-72 ≥ 72
1 XI IPS 1 25 12 13
2 XI IPS 2 26 15 11
Jumlah 51 27 24
Sumber :Guru ekonomi SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa yang
belum mencapai SKM masih cukup banyak dari 51 siswa ada 27 siswa yang
belum mencapai SKM. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
untuk mencapai SKM salah satunya iklim sekolah dan sikap siswa pada mata
pelajaran ekonomi yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Uraian diatas
dapat diketahui bahwa siswa adalah salah satu dari input yang mepengaruhi
proses dan hasil belajar. Siswa memiliki karakteristik yang berbeda, ini
adalah faktor internal seperti sikap pada mata pelajaran ekonomi.
Menurut Walisman dalam Susanto (2013: 12) hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi,
baik faktor internal maupun eksternal. Selanjutnya menurut Walisman dalam
Susanto (2013: 13) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut
5
dan kualitas pengajaran disekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar
siswa.
Hasil belajar ialah hasil atau pencapaian yang diperoleh siswa dalam proses
pembelajaran. Hasil belajar juga merupakan perubahan pola pandang siswa
setelah mengikuti proses belajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Proses
pencapaian hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal membuat hasil belajar tidak mudah untuk dicapai oleh siswa,
dimana faktor internal yaitu masalah dari faktor diri sendiri atau dari siswa itu
sendiri dalam proses pencapaian hasil belajar seperti salah satunya ialah sikap
siswa pada mata pelajaran.
Faktor internal adalah masalah yang berasalah dari dalam siswa itu sendiri,
masalah-masalah yang mempengaruhi hasil belajar harus diatasi sebelum
berdampak negatif pada hasil belajar seperti sikap siswa pada mata pelajaran,
apabila sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi negatif ada kemungkinan
besar akan mendapatkan hasil belajar yang negatif dikarenakan sikap siswa
pada mata pelajaran termasuk kedalam faktor internal yang mempengaruhi
hasil belajar.
Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor-faktor yang
berasal dari luar peserta didik atau dari luar siswa yang sedang dalam proses
mencapai hasil belajar, iklim sekolah termasuk ke dalam faktor eksternal
yang mempengaruhi hasil belajar dimana sekolah memiliki iklim yang dapat
terpangaruh oleh lingkungan, ada kemingkinan apabila iklim sekolah negatif
akan berdampak pada rendahnya hasil belajar.
Menurut Shahril Marzuki dalam Supardi (2013: 207) iklim sekolah adalah
keadaan sekitar sekolah dan suasana yang sunyi dan nyaman yang sesuai dan
kondusif untuk pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi akademik.
Sekolah adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah Slameto (2010: 64)
Faktor dari masalah dalam iklim sekolah ini adalah kurangnya kerjasama
antar kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, dan guru dengan murid.
Membangun iklim sekolah yang baik, Jika tidak ada saling kerjasama,
keterbukaan, kurang harmonis dan kurang komunikasi yang baik maka
budaya iklim sekolah tersebut tidak akan terwujud, namun sekolah tersebut
menjadi kacau, tidak teratur, siswa tidak berkembang dan nama baik sekolah
tersebut menjadi tidak baik. Selain masalah kurangnya interaksi antar kepala
sekolah dengan guru, dapat kita lihat masalah yang timbul di dalam sekolah
kurangnya professional guru dalam membimbing anak baik itu dalam
akademik maupun non akademik, kebanyakan wali kelas sibuk dengan
pekerjaannya sendiri sehingga siswa tersebut tidak teratur dan tidak disiplin,
berpakaian yang tidak rapi, tidak memiliki sopan santun, bertengkar, sering
bolos sekolah dan masalah itu diserahkan begitu saja kepada guru BP tanda
7
Siswa memegang peranan dalam mencapai hasil belajar yang baik, karena
siswa yang melakukan kegiatan belajar perlu memiliki karakteristik belajar
dan kedisiplinan belajar. Selain faktor siswa iklim sekolah juga berperan
dalam pencapaian hasil belajar siswa yang baik. Iklim sekolah merupakan
lingkungan belajar yang mendorong prilaku positif dan kepribadian sama
sehingga menciptakan proses belajar mengajar yang optimal tetapi sebaliknya
lingkungan belajar juga dapat mendorong prilaku negatif pada siswa, karna
dalam hasil belajar siswa memiliki dua indikator yaitu internal dan eksternal
dimana internal adalah minat, sikap, prilaku dan lain-lain, eksternal adalah
iklim sekolah yaitu lingkungan dimana siswa belajar.
Menurut Bruno dalam Syah (2012: 123) sikap (attitude) adalah suatu
kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau
buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dengan demikian, sikap itu dapat
kita anggap suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu.
Dalam hal ini perwujudtan prilaku belajar siswa ditandai dengan munculnya
kecenderungan-kecenderuangan baru yang telah berubah (lebih maju dan
lugas) terhadap suatu obyek, tata nilai peristiwa dan sebagainya.
Sikap siswa dalam belajar menggambarkan penampilan siswa di kelas, sikap
siswa dapat terlihat dalam bentuk kemauan, tanggapan, perubahan perasaan
dan lain lain. Sikap manusia terhadap suatu objek perlu diungkap, hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan seseorang tentang suatu objek,
untuk berbuat terhadap objek. Oleh sebab itu, sikap selalu bermakna bila
dihadapkan kepada objek tertentu (dalam penelitian ini objek tersebut adalah
mata pelajaran ekonomi), seperti pada SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu
sebagai tempat penelitian ini, banyak siswa yang menganggap tidak penting
dan acuh terhadap mata pelajaran ekonomi pada saat belajar. Sikap siswa
dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat ketika seorang siswa merasa
tertarik untuk mempelajari suatu mata pelajaran ekonomi, maka di dalam
dirinya sudah ada keinginan untuk menerima mata pelajaran tersebut
meskipun pada saat itu pembelajaran mata pelajaran tersebut belum dimulai.
Siswa yang menerima atau antusias dalam mengikuti suatu mata pelajaran dia
memiliki sikap menerima atau kesediaan secara fisik maupun mental untuk
belajar, terlibat dalam kegiatan pembelajaran secara baik. Berbeda halnya
dengan siswa yang menolak untuk mengikuti suatu pembelajaran mata
pelajaran tertentu, maka dia akan cenderung kurang memperhatikan, acuh
dengan penjelasan guru, atau bahkan mengganggu temannya yang lain yang
sedang belajar. Selain itu, sikap siswa dalam pembelajaran sangat penting
untuk diketahui oleh seorang guru dalam melakukan treatmentpembelajaran
pada suatu kelas, bahkan antara siswa dengan siswa yang lainya harus
berbeda, bagaimana caranya guru menjalin komunikasi antar siswa dengan
guru supaya lebih jelas alasan siswa terhadap pada pelajaran ekonomi.
Seiring dengan kemajuan zaman dan ilmu pengetahuan munculah ilmu yang
disebut ilmu ekonomi. Menurut Paul Samuelson Sukwiyati, dkk, (2009: 120)
menyatakan bahwa Ilmu ekonomi sebagai suatu studi tentang prilaku orang
9
dan memilih alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai
komoditas, untuk menyalurkanya, baik saat ini maupun masa depan kepada
berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.
Dalam proses pembelajaran harus menentukan tujuan yang ingin dicapai dan
merumuskan kemampuan apa yang dimiliki oleh siswa setelah mengikuti
pembelajaran. Pengertian pembelajaran yang dikemukakan oleh Nana
Sudjana (2005: 22) menjelaskan bahwa “tujuan pembelajaran adalah rumusan
pernyataan mengenai kemampuan atau tingkah laku yang diharapkan
memiliki atau dikuasai oleh siswa setelah siswa menerima proses
pembelajaran”.
Berdasarkan pengertian dan tujuan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud di atas adalah kemampuan atau keterampilan yang diharapkan
dimiliki oleh siswa. Komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam
masalah ini adalah siapa yang diharapkan mencapai tujuan atau hasil belajar.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka peneliti mengambil
judul “Pengaruh Iklim Sekolah dan Sikap Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
1. Pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi belum mencapai hasil belajar
yang baik.
2. Iklim sekolah yang kurang kondusif.
4. Sikap acuh siswa pada mata pelajaran ekonomi.
5. Kurangnya interaksi siswa kepada guru dalam masalah belajar ekonomi.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang dan identifikasi
masalah di atas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi pada
Pengaruh iklim sekolah (X1), sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi (X2),
Terhadap hasil belajar ekonomi(Y).
D. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh iklim sekolah terhadap Hasil Belajar Ekonomi
Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu Tahun Ajaran
2014/2015 ?
2. Apakah ada pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap
Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01
Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015 ?
3. Apakah ada pengaruh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran
ekonomi terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA 01
Muhammadiyah Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015 ?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh iklim sekolah terhadap Hasil Belajar Ekonomi
Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu Tahun Ajaran
11
2. Mengetahui pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap
Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01
Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015.
3. Mengetahui pengaruh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran
ekonomi terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA
Muhammadiyah 01 Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015.
F. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Menjadi sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan dan umumnya
pada pendidikan SMA pada khususnya.
b. Menjadi referensi dan bahan acuan bagi para peneliti yang ingin
mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
1) Sebagai wadah pengembangan berpikir dan penerapan ilmu
pengetahuan teoritis yang telah dipelajari pada masa kuliah.
2) Menambah kesiapan dan wawasan peneliti untuk menjadi pendidik.
b. Bagi Guru
Melalui hasil temuan ini, diharapkan dapat menjadi masukan dan
manfaat dengan mamaksimalkan lingkungan belajr disekolah yang ada
serta menciptakan lingkungan efektif dan kondusif dalam kegiatan
pembelajaran.
Diharapakan siswa dapat mengambil dan menerapkan hasil penelitian
ini dalam proses pembelajaran.
G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS
SMA 01 Muhammadiyah Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah iklim sekolah (X1) dan sikap siswa pada
mata pelajaran ekonomi (X2) terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa (Y)
Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu Tahun Ajaran
2014/2015.
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah pada SMA 01 Muhammadiyah Kecamatan
Pringsewu.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun Pelajaran 2014/2015.
5. Disiplin Ilmu
Disiplin ilmu yang dimaksud disini adalah manajemen pendidikan dan
II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan pustaka
1. Teori – Teori belajar
1.1. Teori belajar Behaviorisme
Menurut teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar
diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
interaksi antara stimulus dan respon. Belajar menurut psikologi
behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari
lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung pada faktor-faktor
kondisional yang diberikan lingkungan. Beberapa ilmuwan yang
termasuk pendiri sekaligus penganut behavioristik anatara lain adalah
Pavlov, Thordike, Watson, Hull, Guthrie, dan Skiner, Eveline Siregar,
Hartini Nara. (2010: 25).
a. Edwin Guthrie
Teori conditioninng Pavlov kemudian dikembangkan oleh
Guthrie. Ia berpendapat banhwa tingkah laku manusia itu dapat
diubah, tingkah laku baik dapat diubah menjadi buruk dan
sebaliknya, tingkah laku buruk dapat diubah menjadi baik. Teori
Guthrie berdasarkan atas model penggantian stimulus satu ke
diulang,bilamana individu menghadapi situasi yang sama. Tiga
metode pengubahan tingkah laku yang dikemukakannya adalah
sebagai berikut.
1) Metode repon bertentangan. Misalnya saja, jika anak takut
terhadap sesuatu, misalnya kucing, maka letakkan permainan
yang disukai anak dekat dengan kucing. Dengan mendekatkan
kucing dengan permainan anak, lambat laun anak akan tidak
takut lagi pada kucing, namun hal ini harus dilakukan
berulang-ulang.
2) Metode membosankan. Misalnya seseorang anak
mencoba-coba mengisap rokok, minta kepadanya untu merokok terus
sampai bosan setelah bosan ia akan berhenti merokok dengan
sendirinya.
3) Metode mengubah lingkungan. Jika anak bosan belajar,
ubahlah lingkungan belajarnya dengan suasana lain yang lebih
nyaman dan menyenangkan sehinga membuat ia menjadi betah
belajar. Eveline Siregar, Hartini Nara. (2010: 26).
1.2. Teori Belajar kognitivisme
Menurut teori belajar kognitivisme ini lebih menekankan proses
belajar daripada hasil belajar. Bagi penganut aliran kognitivistik
belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir yang
sangat kompleks, Menurut teori kognitivistik, ilmu pengetahuan
13
berkesinambungan dengan lingkungan. Menurut psikologi kognitif ,
belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti sesuatu. Usaha
itu dilakuakan secara aktif oleh siswa. Keaktifan itu dapat berupa
mencari pengalaman, informasi, memecahkan masalah, mencermati
lingkungan, mempraktiakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Para psikologi sangat menentukan bahwa pengetahuan yang
dimiliki sebelumya sangat menentukan keberhasilan mempelajari
informasi /pengetahuan yang baru Eveline Siregar, Hartini Nara.
(2010: 30).
1.3. Teori Belajar Konstruktivisme
Menurut teori belajar konstruktivisme ini memahami belajar sebagai
proses pembentukan pengetahuan oleh si belajar itu sendiri.
Pengetahuan ada di dalam diri seseoarang yang sedang mengetahui.
Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu dari saja dari otak
seseorang guru kepada orang lain (siswa). Ciri – ciri belajar berbasis
konstruktivistik sebagai berikut: (1) orientasi, (2) elisitasi, (3)
restrukturisasi ide, (3) penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, (4)
review. Eveline Siregar, Hartini Nara. (2010: 39).
Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan proses
pembentukan pengetahuan. Pembentukan harus dilakukan oleh siswa
yang harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep
dan memberi makna tentang hal yang dipelajari, akan tetapi yang
siswa itu sendiri, sementara peranan guru dalam belajar
konstruktivistik berperan membantu agar proses pengkonstruksian
pengetahuan oleh siswa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Eveline Siregar, Hartini Nara. (2010: 39).
2. Hasil balajar
Menurut Walisman dalam Susanto (2013: 12) hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi,
baik faktor internal maupun eksternal. Selanjutnya menurut Walisman dalam
Susanto (2013: 13) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa
dan kualitas pengajaran disekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar
siswa.
Menurut Winkel dalam Purwanto (2013: 45) hasil belajar merupakan
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah
lakunya. Menurut Winkel dalam Purwanto (2013: 45) aspek perubahan itu
mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh
Bloom, Simpson dan Horrow mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu hasil atau pencapaian yang telah diperoleh siswa dalam
proses pembelajaran dalam bentuk angka di sekolah, sikap dan prilaku yang
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari atas apa yang telah didapatnya dalam
15
pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa, dengan
maksud hasil belajar dipengaruhi bukan hanya dari faktor internal melainkan
juga faktor eksternal seperti dikatakan kualitas pengajaran diseolah.
Menurut Bloom dan kawan-kawan dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 26)
ada tiga ranah yang dapat dipakai untuk mempelajari jenis prilaku dan
kemampuan internal akibat belajar.
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari enam jenis prilaku diantaranya: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif (Krathwohl dan Bloom, dkk) terdiri dari lima prilaku yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.
3. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik (Simpson) terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas.
Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa
tingkatan taraf sebagai berikut.
1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.
2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76% - 99%
3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60% - 75%. 4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%.
Djamarah, (2006: 107).
Hasil belajar adalah perubahan prilaku yang terjadi setelah mengikuti proses
belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Manusia mempunyai
potensi prilaku kejiwaan yang dapat di didik dan di rubah prilakunya
Menurut Nasution (2008: 183) agar belajar berhasil, maka harus dipenuhi
kondisi intern dan ekstern . kondisi intern terdiri dari atas penguasaan
konsep-konsep dan aturan-aturan yang merupakan persyaratan untuk memahami
bahan pelajaran yang baru atau memecahkan suatu masalah. Kondisi ekstern
mengenai hal-hal dalam situasi belajar yang dapat dikontrol oleh pengajar.
Kondisi ekstern ini terutama terdiri atas komunikasi verbal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, hasil belajar adalah suatu. Perubahan
prilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan
tujuan pendidikan. Untuk belajar berhasil, maka harus dipenuhi kondisi intern
dan ekstern . kondisi intern terdiri dari atas penguasaan konsep-konsep dan
aturan-aturan yang merupakan persyaratan untuk memahami bahan pelajaran
yang baru atau memecahkan suatu masalah.
3. Iklim Sekolah
Menurut Shahril Marzuki dalam Supardi (2013: 207) adalah keadaan sekitar
sekolah dan suasana yang sunyi dan nyaman yang sesuai dan kondusif untuk
pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi akademik.
Sekolah adalah faktor yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan
17
Menurut Creemers dan Sceerens dalam Supardi (2013: 207) iklim sekolah merupakan suasana yang terdapat di dalam sekolah. Iklim sekolah menggambarkan keadaan warga sekolah tersebut dalam keadaan riang dan mesra ataupun kepedulian satu dengan yang lainya. Hubungan yang mesra pada iklim kerja di sekolah terjadi: “karena disebabkan terdapat hubungan yang baik antara kepala sekolah dan guru dan diantara guru dan peserta didik”.
Menurut Stol dalam Supardi (2013: 208) menyatakan bahwa “iklim sekolah
yang positif dan kondusif dapat membentuk peserta didik berkelakuan baik dan prestasi akademiknya meningkat”. Menurut Larsen, iklim sekolah yang
positif merupakan norma, harapan, dan kepercayaan diri personil personil
yang terlibat dalam organisasi sekolah yang dapat memberikan dorongan
untuk bertindak yang mengarah pada prestasi siswa yang tingggi Moedjiarto,
(2002:32)
Berdasarkan pendapat di atas iklim sekolah adalah faktor penting untuk
menentukan kuliatas pembelajaran yang dihadapi peserta didik di sekolah.
Iklim merupakan hal utama dalam menentukan efektifitas sekolah dengan
menghasilkan peserta didik yang mempunya hasil belajar yang baik, iklim
sekolah adalah salah satu aspek yang menetukan hasil belajar yaitu dengan
iklim sekolah yang kondusif dan mendukung kelancaran dan
keberlangsungan proses belajar yang dilakukan guru. iklim sekolah adalah
tatanan kehidupan sosial sekolah yang mencerminkan bagaimana komunikasi
terjadi antar warga sekolah meliputi: kepercayaan, dukungan, keterbukaan
dalam komunikasi dan kerja sama antar warga sekolah.
Menurut Brown dalam Harun Rasyid dan Mansyur (2008: 29) menyatakan
kepercayaan dan norma-norma, yang tertulis maupun tidak tertulis. Hal yang
sama juga dinyatakan oleh Peterson yang menyatakan bahwa iklim sekolah
meliputi rencana kerja, kurikulum domografi, dan kebijakan, interaksi sosial
yang terjadi dalam struktur sekolah dan memberikan perasaan persahabatan
kompetitif, elite, dan inclusive pada warga sekolah. Harun Rasyid dan
Mansur (2008: 30).
Renchler dalam Harun Rasyid dan Mansur (2008, 30) mendifinisikan sekolah
sebagai suatu pola nilai, keyakinan, dan tradisi yang terbentuk melalui
sejarah. Sedangkan Wagner mendefinisikan iklim sekolah sebagai keyakinan,
sikap, dan prilaku yang merincikan suatu sekolah. Dengan kata lain iklim
sekolah merupakan pengalaman bersama baik didalam lingkungan sekolah
maupun diluar lingkungan sekolah (traditions and celebrations) yang
menciptakan rasa kemasyarakatan dan kekeluargaan dalam suatu komunitas
sekola. Harun Rasyid dan Mansur (2008: 31).
Berdasarkan dari beberapa definisi iklim sekolah diatas, diketahui bahwa
iklim sekolah dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja segenap warga
sekolah dimana iklim sekolah bersifat positif. Dengan iklim sekolah yang
positif, sekolah akan memiliki suasana yang baik, kondusif, sehat, nyaman
yang akan menunjang sekolah sebagai sekolah yang baik.
Menurut Larsen dalam Moedjiarto (2002: 32) iklim sekolah yang positif
merupakan suatu norma, harapan, dan kepercayaan dari personil-personil
yang terlibat dalam organisasi sekolah yang dapat meberikan dorongan untuk
19
juga mengemukakan dalam Moedjiarto (2002: 28) bahwa “iklim sekolah
adalah norma-norma, harapan-harapan, dan kepercayaan personalian sekolah yang menguasai prilakunya dalam melaksanakan tugas”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikapatakan iklim sekolah adalah bagian
dari lingkungan sekolah, dimana iklim sekolah positif merupakan suatu
keadaan damai, tenang, dan aman untuk kegiatan belajar mengajar. Iklim
sekolah yang baik seharusnya terhindar dari keramaian dan hubungan baik
antar warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, dan murid yang ada
dalam lingkungan sekolah tersebut.
Iklim sekolah dikembangkan oleh Halpin dan Croft yang memberikan dimensi untuk mengukur iklim sekolah sebagai berikut:
a. Persepsi murid terhadap teman sejawat dan guru mereka b. Persepsi guru-guru terhadap teman sejawat
c. Persepsi guru-guru terhadap pimpinan sekolah
d. Persepsi guru terhadap guru seniornya (Dewi Nur Rofiah, 2007: 12).
Sekolah adalah lingkungan diman siswa belajar diamana sekolah memiliki
potensi yang dapat mempermudah dam menghambat proses dari belajr siswa.
Iklim sekolah yang baik akan menentukan kelacaran proses belajar siswa dan
iklim sekolah yang kurang baik akan menghambat siswa dalam proses
belajarnya.
Kemudian mengenai skala iklim sekolah yang dikembangkan oleh Laboraturium Ekologi Sosial Universitas Stanford dibagi dalam beberapa dimensi sebagai berikut:
a. Adanya interaksi b. Ketertiban kelas c. Organisasi kelas d. Keakraban
g. Orientasi tugas h. Persaingan
i. Inovasi dalam belajar mengajar j. Disiplin sekolah
Dewi Nur Rofiah (2007:13)
Berdasarkan pendapat di atas iklim sekolah memiliki beberapa indikator
sebagai berikut.
a. Indikator Iklim Sekolah
Iklim sekolah pada dasarnya memilki beberapa indikator-indikator dalam
iklim itu sendiri, beberapa indikator iklim sekolah yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut.
a. Adanya interaksi
b. Ketertiban kelas
c. Organisasi kelas
d. Keakraban
Iklim sekolah yang kondusif dapat memberikan dampak yang baik bagi hasil
belajar siswa karena hal baik di sekolah akan memdorong siswa untuk rajin
masuk sekolah dan mengikuti kegitan pembelajaran disekolah. Iklim sekolah
yang baik untuk proses belajar siswa adalah iklim sekolah dimana sekolah
memiliki kondisi yang kondusif dalam artian kondisi sekolah tersebut
nyaman. Iklim sekolah dimana siswa merasa siap untuk melakukan proses
21
4. Sikap
3.1. Pengertian sikap
Menurut Bruno dalam Syah (2012: 123) sikap (attitude) adalah
kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik
atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dengan demikian, sikap
itu dapat kita anggap suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan
cara tertentu. Dalam hal ini perwujudtan prilaku belajar siswa ditandai
dengan munculnya kecenderungan-kecenderuangan baru yang telah
berubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatu obyek, tata nilai peristiwa
dan sebagainya.
Sikap adalah kecenderuangan seseorang untuk berbuat. Sikap
sesungguhnya berbeda dengan perbuatan, karena perbuatan merupakan
implementasi atau wujud nyata dari sikap. Namun demikian sikap
seseorang akan tercermin melalui tindakanya Aunurrahman (2010: 179).
Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap bagaimana individu
bereaksi terhadap situasi serta dan menentukan apa yang dicari dal;am
kehidupanya. Slameto (2010: 188)
Berdasarkan pendapat diatas dalam kegiatan belajar, sikap siswa dalam
proses belajar, terutama sekali ketika memulai kegiatan belajar
merupakan bagian penting untuk diperhatikan karena aktivitas belajar
siswa selanjutnya banyak ditentukan oleh sikap siswa ketika akan
memulaik kegiatan belajar. Bilamana ketika akan memulai kegiatan
untuk belajar, maka ia akan cenderung untuk terlibat dalam kegiatan
belajar dengan baik. Namun sebaliknya bilamana yang lebih dominan
adalah sikapa menolak sebelum belajar atau ketika akan memulai
pelajaran, maka siswa cenderung kurang memperhatikan atau mengikuti
kegiatan belajar pada saat pelajaran dimulai.
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency)
dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif Syah (2012: 150). Sikap
(attitude) siswa yang positif, terutama kepada anda dan mata pelajaran
yang anda sajikan merupakan salah satu pertanda baik di awal proses
belajar bagi siswa tersebut. Sebaliknya, siswa dengan sikap negatif akan
meiliki awal yang kurang baik bagi siswa tersebut dimulai dari kebencian
dengan guru mata pelajaran dan pelajaran akan berdampak pada kesulitan
belajar siswa.
Menurut Sudirman dalam Susanto (2013: 11), sikap merupak
kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola dan
teknik tertentu terhadap dunia sekitar baik berupa individu-individu
maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, prilaku,
atau tindakan seseorang.
b. Pembentukan dan perubahan sikap
Sikap terbentuk melalui berbgai macam cara, antara lain.
23
2. Melalui imitasi (peniruan)
Peniruan dapat dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaj. Peniruan dapat terjadi apabila seorang individu memiliki minat terhadap apa yang diminatinya.
3. Melalui sugesti
Yang dimaksud sugesti adalah seseorang yang membentuk sikap terhadap suatau objek tanpa ada suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tetapi semata-mata karena pengaruh orang lain yang dianggap memiliki wibawa.
4. Melalui identifikasi
Merupakan peniruan terhadap orang lain atau organisasi terutama yang dianggap memiliki keterkaitan emosional dengan individu tersebut. Sifat meniru tersebut lebih banyak dalam hal menyamai. Misalnya, pengikut dengan pemimpin, siswa dengan guru, anak dengan ayah.
Slameto (2003: 189).
Di dalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan,
norma-norma. Hal ini mengakibatkan perbedaan sikap antara individu
yang satu dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan
yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia,
terhadap objek tertentu atau suatu objek Abu Ahmadi (2007: 157).
c. Indikator Sikap
1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan yang
dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan
(opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang
kontroversial.
2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek
emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling
dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling
mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan
perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku
tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi
tendensi atau kecenderungan untuk bertindak / bereaksi terhadap
sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang
dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang
adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku. Walgito (2004,
57)
d. Mempengaruhi sikap siswa
Merangsang perubahan sikap pada diri seseorang bukanlah hal yang
mudah untuk dilakukan, karena adanya kecenderungan sikap-sikap untuk
bertahan.
Ada banyak hal yang menyebabkan sulitnya merubah suatu sikap, antara lain:
1. Adanya dukungan dari lingkungan terhadap sikap yang bersangkutan, manusia selalu ingin mendapat respon dan penerimaan dari lingkungan, dan karena itu ia akan berusaha menampilkan sikap-sikap yang dibenarkan oleh lingkunganya, keadaan seperti ini cepat mengubah sikapnya.
2. Adanya peranan tertentu dari sikap dalam kepribadian sesorang (misalnya „egodefenfive;).
3. Bekerjanya asas selektivitas seseorang cenderung untuk tidak mempersepsi data-data baru yang mengandung informasi yang bertentangan dengan pandangan-pandangan dan sikap-sikapnya yang telah ada, kalaupun sampai depersepsi, biasanya tidak bertahan lama, yang bertahan lama adallah informasi yanga sejalan dengan pandangan atau sikapnya yag sudah ada.
25
5. Adanya kecenderungan seseorang untuk menghindari kontak deanga datayang bertentangan dengan sikap-sikapnya yang telah ada (misalnya tiak mau menghadiri ceramah mengenai hal yang tidak disetujui).
6. Adanya sikap yang tidak kaku pada sementara orang untuk mempertahankan pendapat-pendapatnya sendiri.
Ada beberapa metode yang dipergunakan untuk mengubah sikap, antara lain:
1. Dengan merubah komponen kognitif dari sikap yang bersangkutan caranya dengan memberi informasi-informasi baru mengenai objek sikap, sehingga komponen kognitif menjadi luas. Hal ini diharapkan akan merangsang komponen afektif dan komponen tingkah lakunya.
2. Dengan cara mengadakan kontak langsung dengan objek sikap. Dalam cara ini komponen afektif turut pula dirangsang. Cara ini paling sedikit akan merangsang orang-orang yang bersikap anti untuk berfikir lebih jauh tentang objek yang tidak mereka senangi itu.
3. Dengan memaksa orang menampilkan tingkah laku-tingkah laku baru yang tidak konsisten dengan sikap-sikap yang sudah ada. Kadang-kadang ini dapat dlakukan mealui hukum. Dalam hal ini kita berusaha langsung mengubah koponen tingkah lakunya.
Slameto (2010: 190).
e. Komponen sikap
Menurut Walgito (2004:57) sikap mengandung tiga komponen.
1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.
2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.
Mengembangkan konsep sikap belajar melalui dua komponen, yaitu. 1. Teacher Approval (TA) yaitu berhubungan dengan pandangan siswa
terhadap guru-guru.
2. Education Acceptance (EA), yaitu terdiri atas penerimaan dan penolakan siswa terhadap tujuan yang akan dicapai;materi yang
akan disajikan, praktik, tugas, dan persyaratan yang ditetapkan di
sekolah. (Wibowo, 2011).
Menurut Silverius dalam Riyono (2005:11), sikap meliputi lima tingkat kemampuan yaitu.
1. Menerima (Receiving)
Tingkat ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam suatu fenomena atau stimulus khusus. Misalnya dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah menanyakan, menyebutkan, mengikuti, dan menyeleksi.
2. Menanggapi / Menjawab (Responding)
Pada tingkatan ini, siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tetapi juga bereaksi terhadapnya. Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah menjawab, berbuat, melakukan, dan menyenangi.
3. Menilai (Valuing)
Tingkat ini berkenaan dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap sesuatu obyek atau fenomena tertentu. Tingkat ini berjenjang mulai dari hanya sekedar penerimaan sampai pada tingkat komitmen yang lebih tinggi. Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah membedakan, mempelajari, dan membaca.
4. Organisasi (Organization)
Hasil belajar pada tingkat ini berkenaan dengan organisasi suatu nilai (merencanakan suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhannya). Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah menyiapkan, mempertahankan, mengatur, menyelesaikan, dan menyusun.
5. Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai
27
tingkah laku itu menjadi ciri khas atau karakteristik siswa tersebut. Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah menerapkan, membenarkan cara pemecahan masalah, dan sebagainya.
f. Sikap siswa terhadap pelajaran ekonomi
Sikap adalah kesiapan merespons secara konsisten dalam bentuk positif
atau negatif terhadap objek atau situasi Ahmad (2007: 150). Ilmu
ekonomi sebagai studi tentang prilaku orang dan masyarakat dalam
memilih cara menggunakan sumberdaya yang langka dan memiliki
beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai
komoditas. Mata pelajaran ekonomi adalah bagian dari mata pelajaran
yang ada disekoalah yang mempelajari prilaku individu dan masyarakat
dalam usaha memenuhi kebutuhan. Sikap siswa terhadap mata pelajaran
ekonomi sangat berpengaruh kepada hasil belajar siswa dan proses
kelancaran belajar, sikap positif akan sangat membantu dalam proses
belajar dan sikap siswa dalam menentukan hasil belajar. Hasil belajar
ditentukan oleh sikap siswa melalui respon-respon negatif maupun positif
yang nantinya menentukan hasilnya.
3. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini dan sudah pernah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Tabel: 2. Penelitian yang relevan N
o Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Dwi
wijayan ti(2010)
Pengaruh intelegence
quotient, iklim sekolah dan budaya membaca terhadap
hasil belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar lampung tahun pelajaran 2009/2010
2009/2010 dengan perhitungan Fhitung>Ftabel yaitu 57,488>2,69 dengan koefisien korelasi (R) 0,775 dan koefisien determinasi (R²) 0,600 atau 60%
2. Eva Rina (2009)
Pengaruh Sikap Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Kelas X SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010
Ada Pengaruh Sikap Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Kelas X SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010dengan perhitungan Fhitung>Ftabel yaitu 60,865>3,073 dengan koefisien korelasi (R) 0,17 dan koefisien determinasi (R²) 0,508 atau 50,85% 3. Effy
Irmawa ti (2012)
Pengaruh Cara Belajar, Motivasi Belajar, Dan Pemanfaatan
Fasilitas Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2012/2013
Ada Pengaruh Cara Belajar, Motivasi Belajar, Dan Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2012/2013yang ditunjukan dengan Fhitung>Ftabel=38,527>3,93 dengan koefisien korelasi (R) 0,714 dan koefisien determinasi (R²) 0,510 atau 51%
4. Yuli Kurnia wan (2011)
Pengaruh Cara Belajar Siswa, Sikap Siswa Pada Pelajaran
Akuntansi, Dan Disiplin Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pringsewu Tahun Pelajaran
2011/2012
29
5. Hasana h (1990)
Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran
akuntansi, tingkat disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran dan prestasi pada mata pelajaran akuntansi di SMEA Negeri Tanjung Karang 1989
Mengatakan ada hubungan yang positif antara sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi, disiplin belajar siswa dan prestasi belajar akuntasi yang dikarenakan Fhitung >Ftabel yaitu 18,79>3,12
B. Kerangka pikir
1. Pengaruh iklim sekolah terhadap hasil belajar
Iklim sekolah adalah keadaan dimana terjalinya interaksi antara guru
dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa, adanya
ketertiban kelas, keakraban dan organisasi dalam kelas. Iklim sekolah
yang positif dapat meningkatkan hasil belajar. Iklim sekolah yang positif
adalah suatu kondisi lingkungan sekolah dalam keadaan yang sangat
nyaman, damai, dan menyenangkan untuk kegiatan belajar mengajar.
Iklim sekolah yang baik yaitu iklim sekolah yang interaksi dalam sekolah
itu terjaga, ketertiban kelas dan organisasi kelas yang terjaga sehingga
tidak mengganggu proses belajar dan keakraban antar warga sekolah yang
membuat lingkungan sekolah menjadi nyaman. Keadaan yang demikian
inilah yang dapat membuat nyaman siswa dalam menjalani proses belajar
mengajar. Namun pada kenyataannya masih interaksi dalam sekolah
terkadang tidak terjaga dengan baik, dan peraturan, kedisiplinan. Interaksi
siswa, siswa dengan guru, dan guru dengan guru. Peraturan yang
mempengaruhi hasil belajar adalah peraturan-peraturan sekolah yang
membuat siswa merasa nyaman dalam sekolah, kedisiplinan juga
merupakan bagian dari iklim sekolah dimana kedisiplinan mempengaruhi
hasil belajar yaitu tentang kedisiplinan siswa untuk belajar, membaca
buku, mengerjakan tugas, dan kedisiplinan siswa untuk masuk kelas
dalam proses pembelajaran.
2. Pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi
Sikap merupakan kesiapan merupakan sesuatu yang dipelajari, sikap
memiliki beberapa komponen yaitu kognitif, afeltif, konatif dan sikap
ialah bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta dan menentukan
apa yang dicari dal;am kehidupanya. Sikap positif pada mata pelajaran
ekonomi adalah langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar
disekolah. Sikap siswa terhadap mata pelajaran ekonomi sangat
berpengaruh kepada hasil belajar siswa dan proses kelancaran belajar,
sikap positif akan sangat membantu dalam proses belajar dan sikap siswa
menentukan hasil belajar, begitu pula dengan sikap negatif siswa yang
akan menghambat jalanya proses belajar.
Sikap siswa pada pelajaran ekonomi yang positif akan menimbulkan
intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibandingkan sikap negatif siswa
pada mata pelajaran ekonomi. Siswa yang memiliki sikap positif akan
31
begitu sebaliknya siswa yang memiliki sikap negatif akan cenderung tidak
suka dan menolak bahkan tidak senang dlam kegiatan belajar ekonomi.
3. Pengaruh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi
Iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi berpengaruh
terhadap hasil belajar. Hal seperti ini dapat diketahui melalui sikap siswa
pada mata pelajaran ekonomi dengan respon atau dengan reaksi positif
dan didukung oleh iklim sekolah yang baik dimana siswa akan mudah
dalam mengikuti proses belajar disekolah, dengan demikian apabila
faktor internal dan eksternal yang berpengaruh pada hasil belajar baik
maka akan berpengaruh baik terhadap hasil belajar dengan kata lain hasil
belajar siswa maksiamal.
[image:52.595.137.481.488.674.2]Dengan demikian, kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Gambar 1. Gambar di Atas Menunjukan Pengaruh iklm sekoplah iX1), Sikap siswa
pada mata pelajaran ekonomi (X2), Terhadap Hasil Belajar Ekonomi
(Y).
Iklim sekolah (X1)
Sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi
(X2)
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Ada pengaruh iklim sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa
kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu tahun pelajaran
2014/1015.
2. Ada pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap hasil
belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01
Pringsewu tahun pelajaran 2014/1015.
3. Ada pengaruh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran
ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya penggunaan metode untuk
menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan, dan
mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran suatu
pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode penelitian
merupakan metode kerja yang dilakukan dalam penelitian, termasuk alat-alat
apa yang digunakan untuk mengukur kemampuan mengumpulkan data serta
bagaimana penelitian di lapangan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
verifikatif dengan pendekatanex post facto. Metode deskriptif dapat diartikan
sebagai penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan
keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan
lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya Sugiyono (2009: 6). Tujuan penelitian ini merupakan
verifikatif yaitu untuk menentukan tingkat pengaruh variabel-variabel dalam
suatu kondisi.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada di tempat
pendekatanex post factoadalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk meneliti
peristiwa yang telah terjadi kemudian kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kejadian Sugiyono (2009: 7).
Langkah-langkah pokok yang harus dilakukan dalam metode deskriptif
meliputi: (a) mendefinisikan dengan jelas dan spesifik tujuan yang akan
dicapai, (b) merancang cara pendekatannya, (c) mengumpulkan data, dan (d)
menyusun laporan (Basrowi dan Akhmad Kasinu (2007: 92).
Berdasarkan definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode deskriptif
verifikatif adalah metode yang menggambarkan pengaruh dua variabel atau
lebih yang berbeda sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Penggunaan metode
deskriftif verifikatif dalam penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan
pe