• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 01 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 01 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI

SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 01 PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh :

MUHAMMAD Iqbal SABERI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA

MUHAMMADIYAH 01 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh:

MUHAMMAD IQBAL SABERI

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi tergolong rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh positifpengaruh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi kelas xi ips sma muhammadiyah 01 pringsewu tahun pelajaran 2014/2015. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu sebanyak dua kelas dengan jumlah seluruh siswa 51 siswa. Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling dengan meggunakan rumus T. Yamane didapat sampel sebanyak 45 siswa. Metode yang digunakan adalah deskriftif verifikatif dengan menggunakan ex post facto dan survei. Hasil penelitian menunjukan bahwa, ada pengaruh pengaruh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap hasi belajar ekonomi kelas xi IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan analisis data diperoleh F hitung 25,289 > F tabel 3,23 yang ditunjukkan dengan regresi linier multiple dengan koefisien determinasi (r2) 0, 546 yang berarti hasil belajar dipengaruhi oleh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi sebesar 54,6% dan sisanya 45,4% dipengaruhi oleh faktor lain.

(3)

INFLUENCE OF CLIMATE SCHOOL STUDENTS AND ATTITUDE TOWARDS THE SUBJECT ECONOMIC RESULTS OF LEARNING ECONOMY CLASS XI IPS SMA

Muhammadiyah 01 Pringsewu LESSON YEAR 2014/2015

By:

MUHAMMAD IQBAL SABERI

Based on preliminary research conducted at SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu note that results for students in the subjects of Economics is low. The purpose of this study was to obtain data and determine the influence of the positive effects of school climate and student attitudes on economic subjects against hasi studying economics class xi sma ips Muhammadiya 01 Pringsewu the school year 2014/2015. The study population was students of class XI IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu much as two classes with the total number of students 51 students. Sampling technique is simple random sampling is by using the formula T. Yamane obtained a sample of 45 students. The method used is descriptive verification by using ex post facto and surveys. The results showed that, there is the influence of climatic influences of school and student attitudes on economic subjects against hasi studying economics class xi sma ips Muhammadiya 01 Pringsewu the school year 2014/2015. Based on data analysis 25.289 F count> F table 3.23 as indicated by multiple linear regression with a coefficient of determination (r2) 0, 546 which means that the learning outcomes are influenced by the attitude of students towards subjects, achievement motivation, and self-concept amounted to 54.6 % and the remaining 45.4% is influenced by other factors.

(4)

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI

SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 01 PRINGSEWU TAHUN AJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh:

Muhammad Iqbal Saberi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir . ... 33

2. Grafik iklim sekolah (X1) ... 64

3. Grafik Sikap Siswa (X2) ... 66

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

Halaman I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Indentifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Peneltian ... 11

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 13

1. Teori belajar ... 13

2. Hasil Belajar ... 16

3. Iklim Sekolah ... 18

4. Sikap ... 23

5. Hasil Penelitian yang Relevan ... 29

B. Kerangka Pikir ... 31

C. Hipotesis ... 34

III. METODOLOGIPENELITIAN A. Metode Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel ... 36

1. Populasi ... 36

2. Sampel ... 37

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 38

C. Variabel Penelitian ... 39

D. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

1. Angket ... 43

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 43

1. Uji Validitas Instrumen ... 43

(7)

3. Uji Linearitas Garis Regresi ... 50

4. Uji Multikolinearitas ... 51

5. Uji Autokorerlasi ... 52

6. Uji Heteroskodastisitas ... 53

H. Pengujian Hipotesis ... 55

1. Regresi Linier Sederhana ... 55

2. Regresi Linier Multiple ... 56

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umun ... 58

1. Lokasi Sekolah ... 58

2. Sejarah Singkat Sekolah ... 58

3. Keadaan Gedung Sekolah ... 60

4. Visi dan Misi Sekolah ... 61

B. Deskripsi Data ... 62

1. Data Iklim Sekolah ... 63

2. Data Sikap Siswa ... 65

3. Data Hasil Belajar ... 66

C. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 68

1. Uji Normalitas Data ... 68

2. Uji Homogenitas ... 72

D. Uji Asumsi Klasik ... 72

1. Uji Kelinieran Regresi ... 72

1.1.Uji Kelinieran Regresi X1 ... 73

1.2.Uji Kelinieran Regresi X2 ... 74

2. Uji Multikolinieritas ... 75

3. Uji Autokorelasi ... 76

4. Uji Heteroskedastisitas ... 78

E. Uji Hipotesis ... 80

1. Hipotesis Pertama ... 80

2. Hipotesis Kedua ... 83

3. Hipotesis Ketiga ... 86

F. Pembahasan ... 89

1. Pengaruh X1 terhadap Y ... 89

2. Pengaruh X2 terhadap Y ... 92

3. Pengaruh X1, X2 terhadap Y ... 95

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 99

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-kisi angket ... 101

2. Angket ... 103

3. Uji validitas X1 ... 110

4. Uji validitas X2 ... 113

5. Data rekapitulasi angket X1 ... 116

6. Data rekapitulasi angket X2 ... 117

7. Data rekapitulasi Y ... 118

8. Uji nirmalitas ... 119

9. Uji homogenitas ... 120

10.Uji linieritas ... 121

11.Uji multikolinieritas ... 123

12.Uji autokorelasi ... 124

13.Uji heteroskedastisitas ... 125

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Ujian Semester Ganjil Pelajaran Ekonomi Kelas XI SMA

01 Muhammadiyah Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 4

2. Hasil Penelitian Yang Releavan ... 29

3. Jumlah Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah Pringsewu Tahun Pelajaran 2014/2015 ... 37

4. Perhitungan Jumlah Sampel untuk Masing-Masing Kelas ... 38

5. Indikator dan Sub Indikator Variabel ... 42

6. Uji Validita X1 ... 44

7. Uji Validitas X2 ... 45

8. Uji Reabilitas X1 ... 47

9. Uji Reabilitas X2 ... 48

10.Interpretasi Reabilitas Instrumen ... 48

11.Analisis Varians (ANAVA) ... 51

12.Keadaan Gedung ... 60

13.Ditribusi frekuensi iklim sekolah ... 64

14.Distribusi frekuensi sikap siswa ... 65

15.Ditribusi frekuensi hasil belajar ... 67

16.Hasil uji normalitas data X1 ... 69

17.Hasil uji normalitas data X2 ... 70

18.Hasil uji normalitas data Y ... 71

19.Hasil uji homogenitas ... 72

20.Hasil uji kelinieran regresi vareabel X1 ... 73

21.Hasil uji kelinieran regresi vareabel X2 ... 75

22.Hasil uji multikolonieritas ... 76

23.Hasil uji autokorelasi ... 77

24.Hasil uji heteroskedastisitas ... 79

25.Kesimpulan hasil uji heteroskedastisitas ... 79

26.Hasil uji hipotesis pertama ... 80

27.Koefisiensi X1 terhadap Y ... 81

28.Hasil uji hipotesis kedua ... 83

29.Koefisiensi X2 terhadap Y ... 84

30.Hasil uji hipotesis ketiga ... 86

31.Anova untuk uji hipotesis pengaruh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi ... 87

(10)
(11)
(12)
(13)

Moto

“Selagi Masih Bisa Dilakukan Sendiri, Jangan Merepotkan Orang Lain”

(Muhammad Iqbal Saberi)

“Jangan Gunakan Joki Untuk Skripsi, Karena Joki Tetangga Saya Dan saya Tahu Dia”

(Muhammad Iqbal Saberi)

“Kegagalan Terjadi Hanya Apabila Kita Menyerah”

(Lessing)

“Aku Tahu Bahwa ada banyak alasan bagiku untuk bergerak menuju sukses, karena ada orang-orang yang

akan sangat bahagia melihatku berjasil”

(14)

Persembahan

Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji untuk Mu Allah SWT

atas segala kemudahan, limpahan rahmat dan karunia yang Engkau

berikan selama ini

.

Dengan Bangga Kupersembahkan Karya Ini Untuk

Kedua Orang Tuaku

Dengan Penuh Keiklasan, Kesabaran Membimbing Serta Mendidikku Agar Menjadi Manusia yang Lebih Baik di Dunia dan Akhirat. Selalu Berdoa,

Memberi Nasehat dan Semangat untuk Masa Depan yang Lebih Baik.

Adik Tercinta

Terima kasih Telah menghapus lelahku dengan tawamu.

Para Pendidik

Terima kasih Telah Berbagi Ilmu dan Pengalaman untuk Bekal Menghadapi Kehidupan

Sahabat–sahabatku

Meberikan Warna dalam Hidup

Dia

Seseorang yang telah memberikan perhatian, kasih sayang, semangat, dukungan, dan bantuan serta doa dalam penyelesaian skripsi ini

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Banyuwangi pada tanggal 27

Oktober 1993 dengan nama lengkap Muhammad Iqbal

Saberi. Penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara, Putra dari pasangan Bapak Supriyadi dan

Ibu Solikhati.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis.

1. Taman Kanak-kanak (TK) Asiyah Bustanul Anfal diselesaikan pada tahun

1998

2. SD Negeri Gunung Ratu diselesaikan pada tahun 2005

3. SMP Negeri 01 Liwa diselesaikan pada tahun 2008

4. SMA Negeri 01 Liwa diselesaikan pada tahun 2011

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas

Lampung melalui jalur SNMPTN undangan. Pada tahun 2014, penulis mengikuti

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Solo, Bali, Jogjakarta, Bandung dan Jakarta.

Serta pada bulan Juli-September mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon

Gunung Sugih Liwa dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MA Negeri 1

(16)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr, Wb

Alhamdulillahirobbil’alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, petunjuk dan kemudahan,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Iklim Sekolah Dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas Xi Ips Sma Muhammadiyah 01 Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015”. Shalawat beserta salam tetap tersanjung agungkan kepada Nabi kita Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi,

bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama FKIP Unila.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan

Umum FKIP Unila.

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang

(17)

6. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila.

7. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku pembimbing I dan pembimbing

akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta

memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Drs. Nurdin, M.Si., selaku pembimbing II dan pembimbing akademik

yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi,

arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak Dr. Edy Purnomo, M.Pd., selaku selaku penguji skripsi penulis yang

telah membantu mengarahkan dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi

ini.

10. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih untuk ilmu

dan pengalamannya yang telah diberikan kepada penulis.

11. Bapak Haryono, M.Pd.I. , selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 01

Pringsewu, terima kasih atas ketersediaannya memberikan kesempatan

kepada saya untuk menjadikan SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu sebagai

tempat penelitian skripsi ini.

12. Bapak/Ibu guru dan staf TU SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu, terima

kasih atas bimbingan, nasehat dan motivasi serta informasinya yang

(18)

13. Siswa-Siswi Muhammadiyah 01 Pringsewu, terima kasih atas kerjasama dan

kekompakkannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

14. Kedua orang tuaku, Bapak Supriyadi dan Ibu Solikhati beribu kata terima

kasih karena telah mendoakanku dalam pengharapan-pengharapan yang pasti.

Kesabaran, senyuman, air mata, tenaga dan pikiran tercurah di setiap

perjuangan dan doamu menjadi kunci kesuksesanku di kemudian hari. Tidak

ada doa yang terkabulkan selain doa dari orangtua yang ikhlas.

15. Adikku tercinta, Fadhi Fatieh Saberi terimakasih telah membantu dan

mendoakanku. Aku akan selalu mendoakan mu agar menjadi orang yang

sukses, dan berbakti kepada kedua orang tua.

16. Ka Dani dan Om Herdi terimakasih telah membantu dan informasi dalam

penyelesaian skripsi ini.

17. Sahabat-sahabatku Iqbal Tawakal, Ridho Putra Sandi, Julian Arnold, Rama

Wisesa, Taufik Priandaru, Lisa Malesa, Yayuk Sulan, Dea, Fredy Siswanto,

Tomi Rinaldi, Andreas Malau, Ajeng, Catur Wulandari, Yusmai, Mbole, Esti,

dan seluruh anggota Sampakers.Terima kasih untuk kebersamaannya selama

ini, selalu menerima dan membantuku disetiap kesulitan menghadapi

semester demi semester, “Gak Ada Lo Gak Rame”.

18. Rika Tria Ananda terimakasih telah memberikan kebahagian, kasih sayang,

perhatian, kesabaran, dan motivasi yang kamu berikan untuk menyelesaikan

skripsi ini.

19. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi: Rido, Julian, Rama,

Tawakal, Dodon, Topik, Fredy, Andreas, Ramadhan Cui, Tomi, Komar,

(19)

20. Keluarga kecil KKN-KT UNILA Pekon Gunung Sugih Kecamatan Liwa:

Tora(alex), Miko, Koko, Feri Elsandi(Anak raja), Mba Titi, Dedek Mareta,

Uni Ona, Dionanita(Ratu Rempong), Afifah, Andini(Bunga, Ria Anisa..

21. Teman-teman seluruh angkatan 2011 Ganjil dan Genap yang tidak dapat

disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya selama

ini. Adik dan Kakak Tingkat Program Studi Pendidikan Ekonomi, terimakasih atas do’a dan kebersamaannya selama ini.

22. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada

penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak. Aamiin.

Bandar Lampung, Oktober 2015 Penulis,

(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sehingga dalam melaksanakan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional dapat tercapai apabila tujuan internasional

tercapai, demikian pula tujuan indikator tercapai apabila tujuan vareabel

tercapai salah satunya mata pelajaran ekonomi. Dalam penelitian ini berlatar

(21)

adalah mata pelajaran ekonomi di sekolah, mata pelajaran ekonomi di sekolah

mungkin memang bukan mata pelajaran favorit bagi siswa namun bukan

berarti mata pelajaran ekonomi tidak memiliki peranan dalam

mengembangkan pola pikir siswa. Mata pelajaran ekonomi di sekolah

merupakan ilmu tentang prilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya yang bervareasi, dan berkembang dengan sumber daya

yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.

Mata pelajaran ekonomi di sekolah memilki tujuan agar siswa memilki

kemampuan-kemampuan sebagai berikut.

1) Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan

masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama untuk hal-hal

yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan

negara.

2) Menampilkan sikap ingin tahu tentang apa yang berhubungan dengan

ekonomi untuk mendalami ilmu ekonomi.

3) Membentuk siswa untuk bersikap bijak, rasional dan memiliki rasa

tanggung jawab dengan memiliki keterampilan ilmu ekonomi,

manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah

tangga, masyarakat, dan negara.

4) Siswa di didik untuk belajar mengambil keputusan mengenai nilai-nilai

sosial ekonomi dlaam masyarakat. Depdiknas (2003)

Mata pelajaran ekonomi mencakup prilaku ekonomi dan kesejahteraan yang

berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan sekitar dari

(22)

3

1) Perekonomian

2) Ketergantungan

3) Spesialisasi dan pembagian kerja

4) Perkoprasian

5) Kewirausahaan

6) Akuntansi dan manajemen

Mata pelajaran ekonomi di sekolah selama ini dalam proses pembelajaranya

belum sepenuhnya mencapai tujuan seperti pada SMA Muhammadiya 01

Pringsewu, dalam prembelajaranya belum sepenuhnya mencapai tujuan

dilihat dari hasil belajarnya yang dapat dilihat di tabel I halaman 4,

dikarenakan hasil belajar di pengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Melalui pendidikan pengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas

dapat menghasilkan generasi-generasi yang cerdas dan terampil sebagai salah

satu modal untuk menuju perubahan kearah yang lebih baik. Masalah

pendidikan tidak luput dari masalah belajar dimana manusia memiliki

masalah dengan belajar dalam memperoleh keterampilan, kemampuan

sehingga membentuk sikap dan bertambahnya ilmu pengetahuan. Jadi hasil

belajar merupakan hasilnya yang dicapai, atau dalam penelitian ini adalah

hasil yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani

maupun rohani dalam bentuk nilai. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa

dipengaruhi oleh faktor yaitu internal siswa dan eksternal siswa, salah satu

faktor internal ialah sikap siswa terhadap mata pelajaran dan iklim sekolah

(23)

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang peneliti lakukan di SMA

Muhammadiyah 01 Pringsewu dapat diketahui nilai mata pelajaran Ekonomi

siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.

Tabel 1. Jumlah yang mencapai KKM siswa kelas XII IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu

No Kelas Jumlah siswa Nilai (SKM 72)

0-72 ≥ 72

1 XI IPS 1 25 12 13

2 XI IPS 2 26 15 11

Jumlah 51 27 24

Sumber :Guru ekonomi SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa yang

belum mencapai SKM masih cukup banyak dari 51 siswa ada 27 siswa yang

belum mencapai SKM. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa

untuk mencapai SKM salah satunya iklim sekolah dan sikap siswa pada mata

pelajaran ekonomi yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Uraian diatas

dapat diketahui bahwa siswa adalah salah satu dari input yang mepengaruhi

proses dan hasil belajar. Siswa memiliki karakteristik yang berbeda, ini

adalah faktor internal seperti sikap pada mata pelajaran ekonomi.

Menurut Walisman dalam Susanto (2013: 12) hasil belajar yang dicapai oleh

peserta didik merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi,

baik faktor internal maupun eksternal. Selanjutnya menurut Walisman dalam

Susanto (2013: 13) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut

(24)

5

dan kualitas pengajaran disekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar

siswa.

Hasil belajar ialah hasil atau pencapaian yang diperoleh siswa dalam proses

pembelajaran. Hasil belajar juga merupakan perubahan pola pandang siswa

setelah mengikuti proses belajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Proses

pencapaian hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal membuat hasil belajar tidak mudah untuk dicapai oleh siswa,

dimana faktor internal yaitu masalah dari faktor diri sendiri atau dari siswa itu

sendiri dalam proses pencapaian hasil belajar seperti salah satunya ialah sikap

siswa pada mata pelajaran.

Faktor internal adalah masalah yang berasalah dari dalam siswa itu sendiri,

masalah-masalah yang mempengaruhi hasil belajar harus diatasi sebelum

berdampak negatif pada hasil belajar seperti sikap siswa pada mata pelajaran,

apabila sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi negatif ada kemungkinan

besar akan mendapatkan hasil belajar yang negatif dikarenakan sikap siswa

pada mata pelajaran termasuk kedalam faktor internal yang mempengaruhi

hasil belajar.

Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor-faktor yang

berasal dari luar peserta didik atau dari luar siswa yang sedang dalam proses

mencapai hasil belajar, iklim sekolah termasuk ke dalam faktor eksternal

yang mempengaruhi hasil belajar dimana sekolah memiliki iklim yang dapat

(25)

terpangaruh oleh lingkungan, ada kemingkinan apabila iklim sekolah negatif

akan berdampak pada rendahnya hasil belajar.

Menurut Shahril Marzuki dalam Supardi (2013: 207) iklim sekolah adalah

keadaan sekitar sekolah dan suasana yang sunyi dan nyaman yang sesuai dan

kondusif untuk pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi akademik.

Sekolah adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar ini mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa

disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan

gedung, metode belajar dan tugas rumah Slameto (2010: 64)

Faktor dari masalah dalam iklim sekolah ini adalah kurangnya kerjasama

antar kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, dan guru dengan murid.

Membangun iklim sekolah yang baik, Jika tidak ada saling kerjasama,

keterbukaan, kurang harmonis dan kurang komunikasi yang baik maka

budaya iklim sekolah tersebut tidak akan terwujud, namun sekolah tersebut

menjadi kacau, tidak teratur, siswa tidak berkembang dan nama baik sekolah

tersebut menjadi tidak baik. Selain masalah kurangnya interaksi antar kepala

sekolah dengan guru, dapat kita lihat masalah yang timbul di dalam sekolah

kurangnya professional guru dalam membimbing anak baik itu dalam

akademik maupun non akademik, kebanyakan wali kelas sibuk dengan

pekerjaannya sendiri sehingga siswa tersebut tidak teratur dan tidak disiplin,

berpakaian yang tidak rapi, tidak memiliki sopan santun, bertengkar, sering

bolos sekolah dan masalah itu diserahkan begitu saja kepada guru BP tanda

(26)

7

Siswa memegang peranan dalam mencapai hasil belajar yang baik, karena

siswa yang melakukan kegiatan belajar perlu memiliki karakteristik belajar

dan kedisiplinan belajar. Selain faktor siswa iklim sekolah juga berperan

dalam pencapaian hasil belajar siswa yang baik. Iklim sekolah merupakan

lingkungan belajar yang mendorong prilaku positif dan kepribadian sama

sehingga menciptakan proses belajar mengajar yang optimal tetapi sebaliknya

lingkungan belajar juga dapat mendorong prilaku negatif pada siswa, karna

dalam hasil belajar siswa memiliki dua indikator yaitu internal dan eksternal

dimana internal adalah minat, sikap, prilaku dan lain-lain, eksternal adalah

iklim sekolah yaitu lingkungan dimana siswa belajar.

Menurut Bruno dalam Syah (2012: 123) sikap (attitude) adalah suatu

kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau

buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dengan demikian, sikap itu dapat

kita anggap suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu.

Dalam hal ini perwujudtan prilaku belajar siswa ditandai dengan munculnya

kecenderungan-kecenderuangan baru yang telah berubah (lebih maju dan

lugas) terhadap suatu obyek, tata nilai peristiwa dan sebagainya.

Sikap siswa dalam belajar menggambarkan penampilan siswa di kelas, sikap

siswa dapat terlihat dalam bentuk kemauan, tanggapan, perubahan perasaan

dan lain lain. Sikap manusia terhadap suatu objek perlu diungkap, hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan seseorang tentang suatu objek,

(27)

untuk berbuat terhadap objek. Oleh sebab itu, sikap selalu bermakna bila

dihadapkan kepada objek tertentu (dalam penelitian ini objek tersebut adalah

mata pelajaran ekonomi), seperti pada SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu

sebagai tempat penelitian ini, banyak siswa yang menganggap tidak penting

dan acuh terhadap mata pelajaran ekonomi pada saat belajar. Sikap siswa

dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat ketika seorang siswa merasa

tertarik untuk mempelajari suatu mata pelajaran ekonomi, maka di dalam

dirinya sudah ada keinginan untuk menerima mata pelajaran tersebut

meskipun pada saat itu pembelajaran mata pelajaran tersebut belum dimulai.

Siswa yang menerima atau antusias dalam mengikuti suatu mata pelajaran dia

memiliki sikap menerima atau kesediaan secara fisik maupun mental untuk

belajar, terlibat dalam kegiatan pembelajaran secara baik. Berbeda halnya

dengan siswa yang menolak untuk mengikuti suatu pembelajaran mata

pelajaran tertentu, maka dia akan cenderung kurang memperhatikan, acuh

dengan penjelasan guru, atau bahkan mengganggu temannya yang lain yang

sedang belajar. Selain itu, sikap siswa dalam pembelajaran sangat penting

untuk diketahui oleh seorang guru dalam melakukan treatmentpembelajaran

pada suatu kelas, bahkan antara siswa dengan siswa yang lainya harus

berbeda, bagaimana caranya guru menjalin komunikasi antar siswa dengan

guru supaya lebih jelas alasan siswa terhadap pada pelajaran ekonomi.

Seiring dengan kemajuan zaman dan ilmu pengetahuan munculah ilmu yang

disebut ilmu ekonomi. Menurut Paul Samuelson Sukwiyati, dkk, (2009: 120)

menyatakan bahwa Ilmu ekonomi sebagai suatu studi tentang prilaku orang

(28)

9

dan memilih alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai

komoditas, untuk menyalurkanya, baik saat ini maupun masa depan kepada

berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.

Dalam proses pembelajaran harus menentukan tujuan yang ingin dicapai dan

merumuskan kemampuan apa yang dimiliki oleh siswa setelah mengikuti

pembelajaran. Pengertian pembelajaran yang dikemukakan oleh Nana

Sudjana (2005: 22) menjelaskan bahwa “tujuan pembelajaran adalah rumusan

pernyataan mengenai kemampuan atau tingkah laku yang diharapkan

memiliki atau dikuasai oleh siswa setelah siswa menerima proses

pembelajaran”.

Berdasarkan pengertian dan tujuan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud di atas adalah kemampuan atau keterampilan yang diharapkan

dimiliki oleh siswa. Komponen-komponen yang harus diperhatikan dalam

masalah ini adalah siapa yang diharapkan mencapai tujuan atau hasil belajar.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka peneliti mengambil

judul “Pengaruh Iklim Sekolah dan Sikap Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

1. Pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi belum mencapai hasil belajar

yang baik.

2. Iklim sekolah yang kurang kondusif.

(29)

4. Sikap acuh siswa pada mata pelajaran ekonomi.

5. Kurangnya interaksi siswa kepada guru dalam masalah belajar ekonomi.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang dan identifikasi

masalah di atas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi pada

Pengaruh iklim sekolah (X1), sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi (X2),

Terhadap hasil belajar ekonomi(Y).

D. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh iklim sekolah terhadap Hasil Belajar Ekonomi

Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu Tahun Ajaran

2014/2015 ?

2. Apakah ada pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap

Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01

Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015 ?

3. Apakah ada pengaruh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran

ekonomi terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA 01

Muhammadiyah Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015 ?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh iklim sekolah terhadap Hasil Belajar Ekonomi

Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu Tahun Ajaran

(30)

11

2. Mengetahui pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap

Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01

Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015.

3. Mengetahui pengaruh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran

ekonomi terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA

Muhammadiyah 01 Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015.

F. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Menjadi sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan dan umumnya

pada pendidikan SMA pada khususnya.

b. Menjadi referensi dan bahan acuan bagi para peneliti yang ingin

mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

1) Sebagai wadah pengembangan berpikir dan penerapan ilmu

pengetahuan teoritis yang telah dipelajari pada masa kuliah.

2) Menambah kesiapan dan wawasan peneliti untuk menjadi pendidik.

b. Bagi Guru

Melalui hasil temuan ini, diharapkan dapat menjadi masukan dan

manfaat dengan mamaksimalkan lingkungan belajr disekolah yang ada

serta menciptakan lingkungan efektif dan kondusif dalam kegiatan

pembelajaran.

(31)

Diharapakan siswa dapat mengambil dan menerapkan hasil penelitian

ini dalam proses pembelajaran.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS

SMA 01 Muhammadiyah Pringsewu Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah iklim sekolah (X1) dan sikap siswa pada

mata pelajaran ekonomi (X2) terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa (Y)

Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu Tahun Ajaran

2014/2015.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah pada SMA 01 Muhammadiyah Kecamatan

Pringsewu.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun Pelajaran 2014/2015.

5. Disiplin Ilmu

Disiplin ilmu yang dimaksud disini adalah manajemen pendidikan dan

(32)

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan pustaka

1. Teori – Teori belajar

1.1. Teori belajar Behaviorisme

Menurut teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar

diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari

interaksi antara stimulus dan respon. Belajar menurut psikologi

behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari

lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung pada faktor-faktor

kondisional yang diberikan lingkungan. Beberapa ilmuwan yang

termasuk pendiri sekaligus penganut behavioristik anatara lain adalah

Pavlov, Thordike, Watson, Hull, Guthrie, dan Skiner, Eveline Siregar,

Hartini Nara. (2010: 25).

a. Edwin Guthrie

Teori conditioninng Pavlov kemudian dikembangkan oleh

Guthrie. Ia berpendapat banhwa tingkah laku manusia itu dapat

diubah, tingkah laku baik dapat diubah menjadi buruk dan

sebaliknya, tingkah laku buruk dapat diubah menjadi baik. Teori

Guthrie berdasarkan atas model penggantian stimulus satu ke

(33)

diulang,bilamana individu menghadapi situasi yang sama. Tiga

metode pengubahan tingkah laku yang dikemukakannya adalah

sebagai berikut.

1) Metode repon bertentangan. Misalnya saja, jika anak takut

terhadap sesuatu, misalnya kucing, maka letakkan permainan

yang disukai anak dekat dengan kucing. Dengan mendekatkan

kucing dengan permainan anak, lambat laun anak akan tidak

takut lagi pada kucing, namun hal ini harus dilakukan

berulang-ulang.

2) Metode membosankan. Misalnya seseorang anak

mencoba-coba mengisap rokok, minta kepadanya untu merokok terus

sampai bosan setelah bosan ia akan berhenti merokok dengan

sendirinya.

3) Metode mengubah lingkungan. Jika anak bosan belajar,

ubahlah lingkungan belajarnya dengan suasana lain yang lebih

nyaman dan menyenangkan sehinga membuat ia menjadi betah

belajar. Eveline Siregar, Hartini Nara. (2010: 26).

1.2. Teori Belajar kognitivisme

Menurut teori belajar kognitivisme ini lebih menekankan proses

belajar daripada hasil belajar. Bagi penganut aliran kognitivistik

belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan

respon. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir yang

sangat kompleks, Menurut teori kognitivistik, ilmu pengetahuan

(34)

13

berkesinambungan dengan lingkungan. Menurut psikologi kognitif ,

belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti sesuatu. Usaha

itu dilakuakan secara aktif oleh siswa. Keaktifan itu dapat berupa

mencari pengalaman, informasi, memecahkan masalah, mencermati

lingkungan, mempraktiakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Para psikologi sangat menentukan bahwa pengetahuan yang

dimiliki sebelumya sangat menentukan keberhasilan mempelajari

informasi /pengetahuan yang baru Eveline Siregar, Hartini Nara.

(2010: 30).

1.3. Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut teori belajar konstruktivisme ini memahami belajar sebagai

proses pembentukan pengetahuan oleh si belajar itu sendiri.

Pengetahuan ada di dalam diri seseoarang yang sedang mengetahui.

Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu dari saja dari otak

seseorang guru kepada orang lain (siswa). Ciri – ciri belajar berbasis

konstruktivistik sebagai berikut: (1) orientasi, (2) elisitasi, (3)

restrukturisasi ide, (3) penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, (4)

review. Eveline Siregar, Hartini Nara. (2010: 39).

Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan proses

pembentukan pengetahuan. Pembentukan harus dilakukan oleh siswa

yang harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep

dan memberi makna tentang hal yang dipelajari, akan tetapi yang

(35)

siswa itu sendiri, sementara peranan guru dalam belajar

konstruktivistik berperan membantu agar proses pengkonstruksian

pengetahuan oleh siswa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Eveline Siregar, Hartini Nara. (2010: 39).

2. Hasil balajar

Menurut Walisman dalam Susanto (2013: 12) hasil belajar yang dicapai oleh

peserta didik merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi,

baik faktor internal maupun eksternal. Selanjutnya menurut Walisman dalam

Susanto (2013: 13) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut

menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa

dan kualitas pengajaran disekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar

siswa.

Menurut Winkel dalam Purwanto (2013: 45) hasil belajar merupakan

perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

lakunya. Menurut Winkel dalam Purwanto (2013: 45) aspek perubahan itu

mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh

Bloom, Simpson dan Horrow mencakup aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah suatu hasil atau pencapaian yang telah diperoleh siswa dalam

proses pembelajaran dalam bentuk angka di sekolah, sikap dan prilaku yang

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari atas apa yang telah didapatnya dalam

(36)

15

pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa, dengan

maksud hasil belajar dipengaruhi bukan hanya dari faktor internal melainkan

juga faktor eksternal seperti dikatakan kualitas pengajaran diseolah.

Menurut Bloom dan kawan-kawan dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 26)

ada tiga ranah yang dapat dipakai untuk mempelajari jenis prilaku dan

kemampuan internal akibat belajar.

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari enam jenis prilaku diantaranya: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif (Krathwohl dan Bloom, dkk) terdiri dari lima prilaku yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

3. Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik (Simpson) terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas.

Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapa

tingkatan taraf sebagai berikut.

1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.

2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76% - 99%

3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60% - 75%. 4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%.

Djamarah, (2006: 107).

Hasil belajar adalah perubahan prilaku yang terjadi setelah mengikuti proses

belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Manusia mempunyai

potensi prilaku kejiwaan yang dapat di didik dan di rubah prilakunya

(37)

Menurut Nasution (2008: 183) agar belajar berhasil, maka harus dipenuhi

kondisi intern dan ekstern . kondisi intern terdiri dari atas penguasaan

konsep-konsep dan aturan-aturan yang merupakan persyaratan untuk memahami

bahan pelajaran yang baru atau memecahkan suatu masalah. Kondisi ekstern

mengenai hal-hal dalam situasi belajar yang dapat dikontrol oleh pengajar.

Kondisi ekstern ini terutama terdiri atas komunikasi verbal.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, hasil belajar adalah suatu. Perubahan

prilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan

tujuan pendidikan. Untuk belajar berhasil, maka harus dipenuhi kondisi intern

dan ekstern . kondisi intern terdiri dari atas penguasaan konsep-konsep dan

aturan-aturan yang merupakan persyaratan untuk memahami bahan pelajaran

yang baru atau memecahkan suatu masalah.

3. Iklim Sekolah

Menurut Shahril Marzuki dalam Supardi (2013: 207) adalah keadaan sekitar

sekolah dan suasana yang sunyi dan nyaman yang sesuai dan kondusif untuk

pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi akademik.

Sekolah adalah faktor yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa

disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan

(38)

17

Menurut Creemers dan Sceerens dalam Supardi (2013: 207) iklim sekolah merupakan suasana yang terdapat di dalam sekolah. Iklim sekolah menggambarkan keadaan warga sekolah tersebut dalam keadaan riang dan mesra ataupun kepedulian satu dengan yang lainya. Hubungan yang mesra pada iklim kerja di sekolah terjadi: “karena disebabkan terdapat hubungan yang baik antara kepala sekolah dan guru dan diantara guru dan peserta didik”.

Menurut Stol dalam Supardi (2013: 208) menyatakan bahwa “iklim sekolah

yang positif dan kondusif dapat membentuk peserta didik berkelakuan baik dan prestasi akademiknya meningkat”. Menurut Larsen, iklim sekolah yang

positif merupakan norma, harapan, dan kepercayaan diri personil personil

yang terlibat dalam organisasi sekolah yang dapat memberikan dorongan

untuk bertindak yang mengarah pada prestasi siswa yang tingggi Moedjiarto,

(2002:32)

Berdasarkan pendapat di atas iklim sekolah adalah faktor penting untuk

menentukan kuliatas pembelajaran yang dihadapi peserta didik di sekolah.

Iklim merupakan hal utama dalam menentukan efektifitas sekolah dengan

menghasilkan peserta didik yang mempunya hasil belajar yang baik, iklim

sekolah adalah salah satu aspek yang menetukan hasil belajar yaitu dengan

iklim sekolah yang kondusif dan mendukung kelancaran dan

keberlangsungan proses belajar yang dilakukan guru. iklim sekolah adalah

tatanan kehidupan sosial sekolah yang mencerminkan bagaimana komunikasi

terjadi antar warga sekolah meliputi: kepercayaan, dukungan, keterbukaan

dalam komunikasi dan kerja sama antar warga sekolah.

Menurut Brown dalam Harun Rasyid dan Mansyur (2008: 29) menyatakan

(39)

kepercayaan dan norma-norma, yang tertulis maupun tidak tertulis. Hal yang

sama juga dinyatakan oleh Peterson yang menyatakan bahwa iklim sekolah

meliputi rencana kerja, kurikulum domografi, dan kebijakan, interaksi sosial

yang terjadi dalam struktur sekolah dan memberikan perasaan persahabatan

kompetitif, elite, dan inclusive pada warga sekolah. Harun Rasyid dan

Mansur (2008: 30).

Renchler dalam Harun Rasyid dan Mansur (2008, 30) mendifinisikan sekolah

sebagai suatu pola nilai, keyakinan, dan tradisi yang terbentuk melalui

sejarah. Sedangkan Wagner mendefinisikan iklim sekolah sebagai keyakinan,

sikap, dan prilaku yang merincikan suatu sekolah. Dengan kata lain iklim

sekolah merupakan pengalaman bersama baik didalam lingkungan sekolah

maupun diluar lingkungan sekolah (traditions and celebrations) yang

menciptakan rasa kemasyarakatan dan kekeluargaan dalam suatu komunitas

sekola. Harun Rasyid dan Mansur (2008: 31).

Berdasarkan dari beberapa definisi iklim sekolah diatas, diketahui bahwa

iklim sekolah dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja segenap warga

sekolah dimana iklim sekolah bersifat positif. Dengan iklim sekolah yang

positif, sekolah akan memiliki suasana yang baik, kondusif, sehat, nyaman

yang akan menunjang sekolah sebagai sekolah yang baik.

Menurut Larsen dalam Moedjiarto (2002: 32) iklim sekolah yang positif

merupakan suatu norma, harapan, dan kepercayaan dari personil-personil

yang terlibat dalam organisasi sekolah yang dapat meberikan dorongan untuk

(40)

19

juga mengemukakan dalam Moedjiarto (2002: 28) bahwa “iklim sekolah

adalah norma-norma, harapan-harapan, dan kepercayaan personalian sekolah yang menguasai prilakunya dalam melaksanakan tugas”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dikapatakan iklim sekolah adalah bagian

dari lingkungan sekolah, dimana iklim sekolah positif merupakan suatu

keadaan damai, tenang, dan aman untuk kegiatan belajar mengajar. Iklim

sekolah yang baik seharusnya terhindar dari keramaian dan hubungan baik

antar warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, dan murid yang ada

dalam lingkungan sekolah tersebut.

Iklim sekolah dikembangkan oleh Halpin dan Croft yang memberikan dimensi untuk mengukur iklim sekolah sebagai berikut:

a. Persepsi murid terhadap teman sejawat dan guru mereka b. Persepsi guru-guru terhadap teman sejawat

c. Persepsi guru-guru terhadap pimpinan sekolah

d. Persepsi guru terhadap guru seniornya (Dewi Nur Rofiah, 2007: 12).

Sekolah adalah lingkungan diman siswa belajar diamana sekolah memiliki

potensi yang dapat mempermudah dam menghambat proses dari belajr siswa.

Iklim sekolah yang baik akan menentukan kelacaran proses belajar siswa dan

iklim sekolah yang kurang baik akan menghambat siswa dalam proses

belajarnya.

Kemudian mengenai skala iklim sekolah yang dikembangkan oleh Laboraturium Ekologi Sosial Universitas Stanford dibagi dalam beberapa dimensi sebagai berikut:

a. Adanya interaksi b. Ketertiban kelas c. Organisasi kelas d. Keakraban

(41)

g. Orientasi tugas h. Persaingan

i. Inovasi dalam belajar mengajar j. Disiplin sekolah

Dewi Nur Rofiah (2007:13)

Berdasarkan pendapat di atas iklim sekolah memiliki beberapa indikator

sebagai berikut.

a. Indikator Iklim Sekolah

Iklim sekolah pada dasarnya memilki beberapa indikator-indikator dalam

iklim itu sendiri, beberapa indikator iklim sekolah yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut.

a. Adanya interaksi

b. Ketertiban kelas

c. Organisasi kelas

d. Keakraban

Iklim sekolah yang kondusif dapat memberikan dampak yang baik bagi hasil

belajar siswa karena hal baik di sekolah akan memdorong siswa untuk rajin

masuk sekolah dan mengikuti kegitan pembelajaran disekolah. Iklim sekolah

yang baik untuk proses belajar siswa adalah iklim sekolah dimana sekolah

memiliki kondisi yang kondusif dalam artian kondisi sekolah tersebut

nyaman. Iklim sekolah dimana siswa merasa siap untuk melakukan proses

(42)

21

4. Sikap

3.1. Pengertian sikap

Menurut Bruno dalam Syah (2012: 123) sikap (attitude) adalah

kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik

atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dengan demikian, sikap

itu dapat kita anggap suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan

cara tertentu. Dalam hal ini perwujudtan prilaku belajar siswa ditandai

dengan munculnya kecenderungan-kecenderuangan baru yang telah

berubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatu obyek, tata nilai peristiwa

dan sebagainya.

Sikap adalah kecenderuangan seseorang untuk berbuat. Sikap

sesungguhnya berbeda dengan perbuatan, karena perbuatan merupakan

implementasi atau wujud nyata dari sikap. Namun demikian sikap

seseorang akan tercermin melalui tindakanya Aunurrahman (2010: 179).

Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap bagaimana individu

bereaksi terhadap situasi serta dan menentukan apa yang dicari dal;am

kehidupanya. Slameto (2010: 188)

Berdasarkan pendapat diatas dalam kegiatan belajar, sikap siswa dalam

proses belajar, terutama sekali ketika memulai kegiatan belajar

merupakan bagian penting untuk diperhatikan karena aktivitas belajar

siswa selanjutnya banyak ditentukan oleh sikap siswa ketika akan

memulaik kegiatan belajar. Bilamana ketika akan memulai kegiatan

(43)

untuk belajar, maka ia akan cenderung untuk terlibat dalam kegiatan

belajar dengan baik. Namun sebaliknya bilamana yang lebih dominan

adalah sikapa menolak sebelum belajar atau ketika akan memulai

pelajaran, maka siswa cenderung kurang memperhatikan atau mengikuti

kegiatan belajar pada saat pelajaran dimulai.

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency)

dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan

sebagainya, baik secara positif maupun negatif Syah (2012: 150). Sikap

(attitude) siswa yang positif, terutama kepada anda dan mata pelajaran

yang anda sajikan merupakan salah satu pertanda baik di awal proses

belajar bagi siswa tersebut. Sebaliknya, siswa dengan sikap negatif akan

meiliki awal yang kurang baik bagi siswa tersebut dimulai dari kebencian

dengan guru mata pelajaran dan pelajaran akan berdampak pada kesulitan

belajar siswa.

Menurut Sudirman dalam Susanto (2013: 11), sikap merupak

kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola dan

teknik tertentu terhadap dunia sekitar baik berupa individu-individu

maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, prilaku,

atau tindakan seseorang.

b. Pembentukan dan perubahan sikap

Sikap terbentuk melalui berbgai macam cara, antara lain.

(44)

23

2. Melalui imitasi (peniruan)

Peniruan dapat dilakukan dengan sengaja maupun tidak sengaj. Peniruan dapat terjadi apabila seorang individu memiliki minat terhadap apa yang diminatinya.

3. Melalui sugesti

Yang dimaksud sugesti adalah seseorang yang membentuk sikap terhadap suatau objek tanpa ada suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tetapi semata-mata karena pengaruh orang lain yang dianggap memiliki wibawa.

4. Melalui identifikasi

Merupakan peniruan terhadap orang lain atau organisasi terutama yang dianggap memiliki keterkaitan emosional dengan individu tersebut. Sifat meniru tersebut lebih banyak dalam hal menyamai. Misalnya, pengikut dengan pemimpin, siswa dengan guru, anak dengan ayah.

Slameto (2003: 189).

Di dalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan,

norma-norma. Hal ini mengakibatkan perbedaan sikap antara individu

yang satu dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau lingkungan

yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia,

terhadap objek tertentu atau suatu objek Abu Ahmadi (2007: 157).

c. Indikator Sikap

1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan yang

dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan

(opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang

kontroversial.

2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling

dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling

(45)

mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan

perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku

tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi

tendensi atau kecenderungan untuk bertindak / bereaksi terhadap

sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang

dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang

adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku. Walgito (2004,

57)

d. Mempengaruhi sikap siswa

Merangsang perubahan sikap pada diri seseorang bukanlah hal yang

mudah untuk dilakukan, karena adanya kecenderungan sikap-sikap untuk

bertahan.

Ada banyak hal yang menyebabkan sulitnya merubah suatu sikap, antara lain:

1. Adanya dukungan dari lingkungan terhadap sikap yang bersangkutan, manusia selalu ingin mendapat respon dan penerimaan dari lingkungan, dan karena itu ia akan berusaha menampilkan sikap-sikap yang dibenarkan oleh lingkunganya, keadaan seperti ini cepat mengubah sikapnya.

2. Adanya peranan tertentu dari sikap dalam kepribadian sesorang (misalnya „egodefenfive;).

3. Bekerjanya asas selektivitas seseorang cenderung untuk tidak mempersepsi data-data baru yang mengandung informasi yang bertentangan dengan pandangan-pandangan dan sikap-sikapnya yang telah ada, kalaupun sampai depersepsi, biasanya tidak bertahan lama, yang bertahan lama adallah informasi yanga sejalan dengan pandangan atau sikapnya yag sudah ada.

(46)

25

5. Adanya kecenderungan seseorang untuk menghindari kontak deanga datayang bertentangan dengan sikap-sikapnya yang telah ada (misalnya tiak mau menghadiri ceramah mengenai hal yang tidak disetujui).

6. Adanya sikap yang tidak kaku pada sementara orang untuk mempertahankan pendapat-pendapatnya sendiri.

Ada beberapa metode yang dipergunakan untuk mengubah sikap, antara lain:

1. Dengan merubah komponen kognitif dari sikap yang bersangkutan caranya dengan memberi informasi-informasi baru mengenai objek sikap, sehingga komponen kognitif menjadi luas. Hal ini diharapkan akan merangsang komponen afektif dan komponen tingkah lakunya.

2. Dengan cara mengadakan kontak langsung dengan objek sikap. Dalam cara ini komponen afektif turut pula dirangsang. Cara ini paling sedikit akan merangsang orang-orang yang bersikap anti untuk berfikir lebih jauh tentang objek yang tidak mereka senangi itu.

3. Dengan memaksa orang menampilkan tingkah laku-tingkah laku baru yang tidak konsisten dengan sikap-sikap yang sudah ada. Kadang-kadang ini dapat dlakukan mealui hukum. Dalam hal ini kita berusaha langsung mengubah koponen tingkah lakunya.

Slameto (2010: 190).

e. Komponen sikap

Menurut Walgito (2004:57) sikap mengandung tiga komponen.

1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.

2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

(47)

sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.

Mengembangkan konsep sikap belajar melalui dua komponen, yaitu. 1. Teacher Approval (TA) yaitu berhubungan dengan pandangan siswa

terhadap guru-guru.

2. Education Acceptance (EA), yaitu terdiri atas penerimaan dan penolakan siswa terhadap tujuan yang akan dicapai;materi yang

akan disajikan, praktik, tugas, dan persyaratan yang ditetapkan di

sekolah. (Wibowo, 2011).

Menurut Silverius dalam Riyono (2005:11), sikap meliputi lima tingkat kemampuan yaitu.

1. Menerima (Receiving)

Tingkat ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam suatu fenomena atau stimulus khusus. Misalnya dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah menanyakan, menyebutkan, mengikuti, dan menyeleksi.

2. Menanggapi / Menjawab (Responding)

Pada tingkatan ini, siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tetapi juga bereaksi terhadapnya. Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah menjawab, berbuat, melakukan, dan menyenangi.

3. Menilai (Valuing)

Tingkat ini berkenaan dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap sesuatu obyek atau fenomena tertentu. Tingkat ini berjenjang mulai dari hanya sekedar penerimaan sampai pada tingkat komitmen yang lebih tinggi. Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah membedakan, mempelajari, dan membaca.

4. Organisasi (Organization)

Hasil belajar pada tingkat ini berkenaan dengan organisasi suatu nilai (merencanakan suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhannya). Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah menyiapkan, mempertahankan, mengatur, menyelesaikan, dan menyusun.

5. Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai

(48)

27

tingkah laku itu menjadi ciri khas atau karakteristik siswa tersebut. Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah menerapkan, membenarkan cara pemecahan masalah, dan sebagainya.

f. Sikap siswa terhadap pelajaran ekonomi

Sikap adalah kesiapan merespons secara konsisten dalam bentuk positif

atau negatif terhadap objek atau situasi Ahmad (2007: 150). Ilmu

ekonomi sebagai studi tentang prilaku orang dan masyarakat dalam

memilih cara menggunakan sumberdaya yang langka dan memiliki

beberapa alternatif penggunaan, dalam rangka memproduksi berbagai

komoditas. Mata pelajaran ekonomi adalah bagian dari mata pelajaran

yang ada disekoalah yang mempelajari prilaku individu dan masyarakat

dalam usaha memenuhi kebutuhan. Sikap siswa terhadap mata pelajaran

ekonomi sangat berpengaruh kepada hasil belajar siswa dan proses

kelancaran belajar, sikap positif akan sangat membantu dalam proses

belajar dan sikap siswa dalam menentukan hasil belajar. Hasil belajar

ditentukan oleh sikap siswa melalui respon-respon negatif maupun positif

yang nantinya menentukan hasilnya.

3. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini dan sudah pernah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Tabel: 2. Penelitian yang relevan N

o Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Dwi

wijayan ti(2010)

Pengaruh intelegence

quotient, iklim sekolah dan budaya membaca terhadap

(49)

hasil belajar ekonomi pada siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar lampung tahun pelajaran 2009/2010

2009/2010 dengan perhitungan Fhitung>Ftabel yaitu 57,488>2,69 dengan koefisien korelasi (R) 0,775 dan koefisien determinasi (R²) 0,600 atau 60%

2. Eva Rina (2009)

Pengaruh Sikap Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Kelas X SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010

Ada Pengaruh Sikap Belajar Dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Kelas X SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010dengan perhitungan Fhitung>Ftabel yaitu 60,865>3,073 dengan koefisien korelasi (R) 0,17 dan koefisien determinasi (R²) 0,508 atau 50,85% 3. Effy

Irmawa ti (2012)

Pengaruh Cara Belajar, Motivasi Belajar, Dan Pemanfaatan

Fasilitas Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2012/2013

Ada Pengaruh Cara Belajar, Motivasi Belajar, Dan Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2012/2013yang ditunjukan dengan Fhitung>Ftabel=38,527>3,93 dengan koefisien korelasi (R) 0,714 dan koefisien determinasi (R²) 0,510 atau 51%

4. Yuli Kurnia wan (2011)

Pengaruh Cara Belajar Siswa, Sikap Siswa Pada Pelajaran

Akuntansi, Dan Disiplin Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pringsewu Tahun Pelajaran

2011/2012

(50)

29

5. Hasana h (1990)

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran

akuntansi, tingkat disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran dan prestasi pada mata pelajaran akuntansi di SMEA Negeri Tanjung Karang 1989

Mengatakan ada hubungan yang positif antara sikap siswa terhadap pelajaran akuntansi, disiplin belajar siswa dan prestasi belajar akuntasi yang dikarenakan Fhitung >Ftabel yaitu 18,79>3,12

B. Kerangka pikir

1. Pengaruh iklim sekolah terhadap hasil belajar

Iklim sekolah adalah keadaan dimana terjalinya interaksi antara guru

dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa, adanya

ketertiban kelas, keakraban dan organisasi dalam kelas. Iklim sekolah

yang positif dapat meningkatkan hasil belajar. Iklim sekolah yang positif

adalah suatu kondisi lingkungan sekolah dalam keadaan yang sangat

nyaman, damai, dan menyenangkan untuk kegiatan belajar mengajar.

Iklim sekolah yang baik yaitu iklim sekolah yang interaksi dalam sekolah

itu terjaga, ketertiban kelas dan organisasi kelas yang terjaga sehingga

tidak mengganggu proses belajar dan keakraban antar warga sekolah yang

membuat lingkungan sekolah menjadi nyaman. Keadaan yang demikian

inilah yang dapat membuat nyaman siswa dalam menjalani proses belajar

mengajar. Namun pada kenyataannya masih interaksi dalam sekolah

terkadang tidak terjaga dengan baik, dan peraturan, kedisiplinan. Interaksi

(51)

siswa, siswa dengan guru, dan guru dengan guru. Peraturan yang

mempengaruhi hasil belajar adalah peraturan-peraturan sekolah yang

membuat siswa merasa nyaman dalam sekolah, kedisiplinan juga

merupakan bagian dari iklim sekolah dimana kedisiplinan mempengaruhi

hasil belajar yaitu tentang kedisiplinan siswa untuk belajar, membaca

buku, mengerjakan tugas, dan kedisiplinan siswa untuk masuk kelas

dalam proses pembelajaran.

2. Pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi

Sikap merupakan kesiapan merupakan sesuatu yang dipelajari, sikap

memiliki beberapa komponen yaitu kognitif, afeltif, konatif dan sikap

ialah bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta dan menentukan

apa yang dicari dal;am kehidupanya. Sikap positif pada mata pelajaran

ekonomi adalah langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar

disekolah. Sikap siswa terhadap mata pelajaran ekonomi sangat

berpengaruh kepada hasil belajar siswa dan proses kelancaran belajar,

sikap positif akan sangat membantu dalam proses belajar dan sikap siswa

menentukan hasil belajar, begitu pula dengan sikap negatif siswa yang

akan menghambat jalanya proses belajar.

Sikap siswa pada pelajaran ekonomi yang positif akan menimbulkan

intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibandingkan sikap negatif siswa

pada mata pelajaran ekonomi. Siswa yang memiliki sikap positif akan

(52)

31

begitu sebaliknya siswa yang memiliki sikap negatif akan cenderung tidak

suka dan menolak bahkan tidak senang dlam kegiatan belajar ekonomi.

3. Pengaruh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi

Iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi berpengaruh

terhadap hasil belajar. Hal seperti ini dapat diketahui melalui sikap siswa

pada mata pelajaran ekonomi dengan respon atau dengan reaksi positif

dan didukung oleh iklim sekolah yang baik dimana siswa akan mudah

dalam mengikuti proses belajar disekolah, dengan demikian apabila

faktor internal dan eksternal yang berpengaruh pada hasil belajar baik

maka akan berpengaruh baik terhadap hasil belajar dengan kata lain hasil

belajar siswa maksiamal.

[image:52.595.137.481.488.674.2]

Dengan demikian, kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Gambar 1. Gambar di Atas Menunjukan Pengaruh iklm sekoplah iX1), Sikap siswa

pada mata pelajaran ekonomi (X2), Terhadap Hasil Belajar Ekonomi

(Y).

Iklim sekolah (X1)

Sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi

(X2)

(53)

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Ada pengaruh iklim sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa

kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01 Pringsewu tahun pelajaran

2014/1015.

2. Ada pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi terhadap hasil

belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01

Pringsewu tahun pelajaran 2014/1015.

3. Ada pengaruh iklim sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran

ekonomi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA

(54)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya penggunaan metode untuk

menentukan data penelitian, menguji kebenaran, menemukan, dan

mengembangkan suatu pengetahuan, serta mengkaji kebenaran suatu

pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Metode penelitian

merupakan metode kerja yang dilakukan dalam penelitian, termasuk alat-alat

apa yang digunakan untuk mengukur kemampuan mengumpulkan data serta

bagaimana penelitian di lapangan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

verifikatif dengan pendekatanex post facto. Metode deskriptif dapat diartikan

sebagai penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan

keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan

lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya Sugiyono (2009: 6). Tujuan penelitian ini merupakan

verifikatif yaitu untuk menentukan tingkat pengaruh variabel-variabel dalam

suatu kondisi.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada di tempat

(55)

pendekatanex post factoadalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk meneliti

peristiwa yang telah terjadi kemudian kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor

yang dapat menimbulkan kejadian Sugiyono (2009: 7).

Langkah-langkah pokok yang harus dilakukan dalam metode deskriptif

meliputi: (a) mendefinisikan dengan jelas dan spesifik tujuan yang akan

dicapai, (b) merancang cara pendekatannya, (c) mengumpulkan data, dan (d)

menyusun laporan (Basrowi dan Akhmad Kasinu (2007: 92).

Berdasarkan definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode deskriptif

verifikatif adalah metode yang menggambarkan pengaruh dua variabel atau

lebih yang berbeda sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Penggunaan metode

deskriftif verifikatif dalam penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan

pe

Gambar

Tabel
Tabel  1. Jumlah yang mencapai KKM siswa kelas XII IPS SMA
Gambar 1. Gambar di Atas Menunjukan Pengaruh iklm sekoplah iX1), Sikap siswa pada mata pelajaran ekonomi (X2), Terhadap Hasil Belajar Ekonomi (Y)
Tabel 3.  Jumlah Siswa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 01
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Wawasan Global Dan Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kelas XI IPS Di SMA Negeri

peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi melalui media pembelajaran Microsoft PowerPoint pada siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 1

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI IPS di. SMA Negeri

“Pengaruh Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di SMA RK Deli Murni Medan Tahun Pelajaran

Pengaruh Minat Belajar Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survey Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Se-Kabupaten Garut)..

PENGARUH ACADEMIC EMOTIONS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Survei Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri di Kabupaten

Sehingga dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran mata pelajaran ekonomi materi akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Krian layak digunakan sebagai media pembelajaran

PENGARUH ACADEMIC EMOTIONS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Survei Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri di Kabupaten