• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Pasundan se-Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Pasundan se-Kota Bandung."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar/FPEB/371/UN40.7.D1/LT/2013

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Survey pada Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Pasundan se-Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada

Program Pendidikan Ekonomi

Oleh

Isti Septiani 0907079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

(Survey pada Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Pasundan se-Kota Bandung)

Oleh:

ISTI SEPTIANI

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Isti 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

(3)

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Survey pada Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Pasundan se-Kota Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Dr. Hj. Sumartini, MP. NIP. 19590830 198601 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(4)

ABSTRAK

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

(Survey Pada Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Pasundan se-Kota Bandung)

Oleh:

Isti Septiani (0907079)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh iklim sekolah terhadap motivasi siswa pada mata pelajaran Ekonomi, (2) Pengaruh iklim sekolah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi, dan (3) Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survey

explanatory yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan

menggunakan kuesioner atau angket sebagai alat pengumpul data. Sampel yang diambil sebanyak 222 responden yang merupakan siswa dari SMA Pasundan se-Kota Bandung. Perhitungan statistika menggunakan bantuan SPSS 21.00 for

windows dan menggunakan teknik analisis jalur (Path Analysis). Hasil penelitian

(5)

ABSTRACT

The Effect of School Condition and Learning Motivation Toward Students Learning Outcome on Economics Subject

(Survey in Class XI of Social Class Students of SMA PASUNDAN in Bandung)

By

Isti Septiani (0907079)

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1Latar Belakang Masalah... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3.1 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3.2 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Tinjauan Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Belajar... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Teori-Teori Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4. Iklim Sekolah ... Error! Bookmark not defined.

2.1.5. Motivasi Belajar... Error! Bookmark not defined.

2.1.6. Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

(7)

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Operasional Variabel... Error! Bookmark not defined.

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Uji Multikolinieritas ... Error! Bookmark not defined.

3.9 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

3.9.1 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.9.2 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Gambaran Umum Responden ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Analisis Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(8)

4.2.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

4.3 Multikolinearitas ... Error! Bookmark not defined.

4.4 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.4.1 Analisis Path Sub-Struktur 1 ... Error! Bookmark not defined.

4.4.2 Analisis Path Sub-Struktur 2 ... Error! Bookmark not defined.

4.4.3 Uji Kesesuaian Model (Overall Model Fit) ... Error! Bookmark not defined.

4.4.4 Dekomposisi Pengaruh Antarvariabel ... Error! Bookmark not defined.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.5.1 Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Motivasi Belajar Siswa... Error! Bookmark not defined.

4.5.2 Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Hasil Belajar Siswa . Error! Bookmark not defined.

4.5.3 Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa ... Error! Bookmark not defined.

BAB V PENUTUP ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya

dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa

manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara

kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan

berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan

semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan

selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan

alam lingkungan, interaksi dengan sesamanya, maupun interaksi dengan

Tuhannya, baik itu sengaja maupun tidak sengaja.

Dari berbagai bentuk interaksi, khususnya mengenai interaksi yang disengaja,

ada istilah interaksi edukatif. Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung

dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu,

interaksi edukatif perlu dibedakan dengan bentuk interaksi yang lain. Dalam arti

yang lebih spesifik pada bidang pengajaran, dikenal adanya istilah interaksi

belajar-mengajar.

Melalui interaksi belajar-mengajar yang kondusif dan serius maka akan

tercipta generasi-generasi yang handal dan terampil untuk mengatur dan

memajukan negara ini melalui pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu

aspek terpenting dalam pembangunan. Meski kebijakan pendidikan banyak diatur

oleh pusat, tetapi desentralisasi pendidikan memberi peluang kepada pemerintah

daerah untuk mengakselerasi pencapaian tujuan pendidikan nasional. Derap

langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman.

Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak

pernah terpikirkan sebelumnya. Mengenai masalah pedidikan. perhatian

pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari

(10)

pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, dan masalah-masalah

lainnya. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin

terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi

anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, provinsi, maupun kota dan

kabupaten.

Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara

terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh.

Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja.

Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi

PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di

daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan

terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak

Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib

belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan

kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah

pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.

Selain masalah di atas, dunia pendidikan di Indonesia juga sedang diguncang

oleh berbagai perubahan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta

ditantang untuk dapat menjawab berbagai permasalahan lokal dan perubahan

global yang terjadi begitu pesat. Di Jawa Barat sendiri, keadaan pendidikan masih

terlihat jauh dari sempurna. Angka partisipasi sekolah di Jawa Barat hanya 47% di

tingkat SMA dan 10% di perguruan tinggi. Padahal di Jawa Barat diklaim

memiliki pendidikan yang terbaik di Indonesia. Angka partisipasi yang rendah

menyebabkan kualitas manusia di Jawa Barat pun rendah. Pada tahun 2011,

rata-rata lama sekolah (RLS) di Jawa Barat mencapai 8.02 tahun, sedangkan di Kota

Bandung rata-rata lama sekolah mencapai 10.44 (sumber: pembangunan manusia

berbasis gender). Indramayu memiliki rata-rata lama sekolah paling rendah yaitu

5.73, anak perempuan di Indramayu rata-rata hanya bersekolah sampai kelas 5 SD

karena diminta bekerja daripada melanjutkan ke sekolah, seperti yang tertera pada

(11)

Berikut data Human Development Index (HDI) / Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) di Jawa Barat:

Tabel 1.1

(12)

Gambar 1.1

Peringkat HDI/IPM Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat 2010:

Berdasarkan Tabel dan gambar di atas, Kota Depok memiliki Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) terbesar di Jawa Barat yaitu sebesar 79.09,

kemudian diurutan kedua Kota Bekasi sebesar 76.36, dan Kota Bandung berada di

urutan ketiga dengan IPM sebesar 76.06. Sedangkan berdasarkan rata-rata lama

sekolah Kota Depok 10.94 tahun, Kota Bekasi 10.53 tahun, dan Kota Bandung

10.44 tahun. Sedangkan rata-rata lama sekolah dua kota terendah adalah Cianjur

6.82 tahun dan Indramayu 5.73 tahun.

Pada umumnya pendidikan di Kota Bandung sudah sesuai dengan

perundang-undangan. Pendidikan di Kota Bandung dilihat dari berbagai sudut pandang sudah

cukup baik, di mana tuntas pendidikan 12 tahun sudah dijalani oleh kebanyakan

(13)

diberikan ruang, tetapi karena masyarakat tersebut tidak serius. Ada beberapa hal

yang perlu dibenahi kearah yang lebih positif. Di antaranya peningkatan kualitas

guru, peningkatan disiplin belajar, peningkatan iklim sekolah dan motivasi dari

siswa itu sendiri. Pembenahan ini perlu dilakukan karena Kota Bandung menjadi

sorotan dan barometer Jawa Barat serta Indonesia dalam hal pendidikan. Oleh

karena itu untuk menjaga kualitas pendidikan di Kota Bandung perlu juga adanya

peningkatan aspek-aspek lain yang terkait dalam pendidikan tersebut.

Sebagaimana dijelaskan dalam Bab II pasal 3 UU Rl no.20 Tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional

adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Dalam dunia pendidikan guru menduduki posisi tertinggi dalam hal

penyampaian informasi dan pengembangan karakter mengingat guru melakukan

interaksi langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di ruang kelas.

Disinilah kualitas pendidikan terbentuk dimana kualitas pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru ditentukan oleh kualitas guru yang bersangkutan. Menurut

Wrightman. 1977 (dalam Usman U, 2011:4) ‘peranan guru adalah terciptanya

serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi

tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan

perkembangan siswa yang menjadi tujuannya’.

Melalui pendidikan juga diharapkan suatu Negara mampu untuk

mengahadapi tuntutan kemajuan zaman yang sekarang ini semakin berkembang

cepat. Dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia itu diharapkan suatu

Negara akan mampu untuk mengambil langkah-langkah yang tepat sebagai wujud

dari jawaban mengahadapi suatu tantangan di masa depan. Peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia bisa dilakukan dengan perbaikan mutu pendidikan disegala

jenjang pendidikan. Akan tetapi untuk memperbaiki semua itu tidak semudah apa

yang kita bayangkan, banyak sekali faktor-faktor atau kendala-kendala yang

(14)

lingkungan pergaulan peserta didik, dan masih banyak lagi faktor-faktor yang

lain.

Mutu pendidikan bisa dikatakan tinggi atau rendah biasanya dapat dilihat dari

keberhasilan proses pendidikan di segala jenjang. Salah satu indikator yang bisa

dikatakan mutu pendidikan tinggi adalah ditunjukan dengan tingginya nilai hasil

evaluasi belajar siswa baik nilai evaluasi di setiap semester maupun nilai akhir

ujian nasional.

Pada jenjang pendidikan SMA, suatu proses belajar dikatakan berhasil

apabila nilai para siswa berada di atas nilai standar yang sudah ditentutkan

sekolah yang disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Sekolah yang dipilih dalam penelitian ini adalah SMA Pasundan se-Kota

Bandung, karena hampir semua sekolah di SMA Pasundan se-Kota Bandung

terdapat beberapa masalah yang serius diantaranya nilai ujian akhir semester

khususnya tahun ajaran 2012/2013 yang kurang dari KKM, sekolah yang tidak

begitu luas apabila dibandingkan dengan siswanya yang banyak, motivasi siswa

yang terlihat kurang, dan lainnya. Berikut tabel yang menunjukan nilai rata-rata

Ujian Akhir Semester yang diperoleh kelas XI jurusan IPS SMA Pasundan

se-Kota Bandung:

Tabel 1.2

Nilai Rata-Rata Ujian Akhir Semester Ganjil Kelas XI IPS SMA Pasundan se-Kota Bandung Pada Mata Pelajaran Ekonomi Tahun Ajaran 2012/ 2013

No Nama Sekolah KKM Nilai Rata-Rata UAS

1 SMA PASUNDAN 1 BANDUNG 73 71.34

2 SMA PASUNDAN 2 BANDUNG 76 67.75

3 SMA PASUNDAN 3 BANDUNG 75 61.33

4 SMA PASUNDAN 4 BANDUNG 75 67.35

5 SMA PASUNDAN 7 BANDUNG 75 77.50

6 SMA PASUNDAN 8 BANDUNG 75 69.75

Data pra penelitian, data diolah

Dari tabel 1.2 diatas menunjukan bahwa nilai rata-rata ujian akhir semester

(15)

siswa di SMA Pasundan yang ada di kota Bandung tidak mampu mencapai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal). Dari enam sekolah, hanya satu sekolah saja yang

mampu mencapai nilai KKM yaitu SMA Pasundan 7. KKM adalah nilai batas

minimal yang harus dicapai oleh siswa sebagai ukuran keberhasilan proses

pembelajaran. Setiap sekolah memiliki KKM yang berbeda-beda antara sekolah

yang satu dengan sekolah yang lainnya hal ini disesuaikan oleh kondisi

masing-masing sekolah.

Pencapaian nilai masing-masing siswa yang sebagian besar masih berada

dibawah nilai KKM mengindikasikan bahwa hasil belajar yang di raih belum

memuaskan. Hal ini bisa diakibatkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi

hasil atau prestasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto

(2010:54) yang menyatakan bahwa:

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Sedangkan yang termasuk kedalam faktor ekstern yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diatas

dalam penelitian ini di fokuskan pada faktor intern siswa dalam aspek faktor

psikologis siswa yaitu motivasi belajar siswa dan faktor ekstern yaitu iklim

sekolah.

Oleh karena itu iklim sekolah dan motivasi belajar merupakan sebagian

faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang patut kita perhatikan. Karena

tanpa adanya motivasi belajar yang tumbuh dari diri siswa tersebut pembelajaran

tidak akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan iklim sekolah juga

akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Dari permasalahan yang diuraian diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian terhadap permasalahan diatas dan mengambil judul

(16)

Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survey Pada Siswa Kelas XI Jurusan IPS SMA Pasundan se-Kota Bandung)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran iklim sekolah, motivasi belajar dan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Ekonomi?

2. Bagaimana pengaruh iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Ekonomi?

3. Bagaimana pengaruh iklim sekolah terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Ekonomi?

4. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Ekonomi?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran iklim sekolah, motivasi belajar dan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi.

2. Untuk mengetahui pengaruh iklim sekolah terhadap motivasi siswa pada

mata pelajaran Ekonomi.

3. Untuk mengetahui pengaruh iklim sekolah terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Ekonomi.

4. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar

(17)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu manfaat

teoritis dan manfaat praktis.

1.3.2.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya ilmu pendidikan,

khususnya dalam mengetahui pengaruh iklim sekolah dan motivasi

belajar terhadap hasil belajar siswa.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan ilmu pengetahuan dan pemikiran mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa juga sebagai kajian lebih lanjut

khususnya tentang pengaruh iklim sekolah dan motivasi belajar terhadap

hasil belajar siswa untuk kepentingan dunia praktis, dan bisa juga

dijadikan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan di dunia

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu iklim sekolah

dan motivasi belajar. Dengan demikian yang menjadi objek dalam penelitian ini

adalah siswa kelas XI jurusan IPS di SMA Pasundan se-Kota Bandung. Hal ini

dikarenakan di SMA Pasundan se-Kota Bandung, terdapat satu permasalahan

yang cukup menarik untuk diteliti seperti yang telah dijelaskan pada latar

belakang permasalahan. Dan berdasarkan berbagai pertimbangan peneliti, maka

yang menjadi objek dalam penelitian hanya kelas XI jurusan IPS.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data untuk penelitiannya”.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

explanatory. Menurut Singarimbun & Efendi (2006:4) metode survey explanatory

adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok, dengan tujuan untuk

menjelaskan/menguji hubungan antar variabel yang diteliti.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130), “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Berdasarkan definisi tersebut dan berdasarkan masalah yang diteliti maka yang menjadi ukuran populasi dalam penelitian ini adalah

(19)

yang menunjukkan populasi siswa kelas XI jurusan IPS di SMA Pasundan

se-Kota Bandung:

Tabel 3.1

Populasi Siswa Kelas XI Jurusan IPS di SMA Pasundan se-Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

No Nama Sekolah Jumlah Siswa (orang)

1 SMA PASUNDAN 1 BANDUNG 147

2 SMA PASUNDAN 2 BANDUNG 99

3 SMA PASUNDAN 3 BANDUNG 53

4 SMA PASUNDAN 4 BANDUNG 17

5 SMA PASUNDAN 7 BANDUNG 70

6 SMA PASUNDAN 8 BANDUNG 113

Jumlah 499

Data pra penelitian, data diolah

3.3.2 Sampel

Menurut Arikunto (2006:131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:118) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Dalam penentuan jumlah sampel siswa dilakukan melalui perhitungan

dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut:

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

2

1 Ne

N

n

(20)

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan (5%)

Dalam penarikan sampel siswa dilakukan secara proporsional, dimana

setiap siswa diambil sampel secara random. Jumlah sampel minimal dalam

penelitian ini adalah 222 siswa.

Dengan menggunakan rumus diatas didapat sampel siswa sebagai berikut:

2

Adapun rumus untuk menentukan ukuran sampel adalah sebagai berikut:

. N

(Riduwan dan Kuncoro, 2011:45)

Dengan: ni = Jumlah sampel menurut starum

n = Jumlah sampel seluruhnya

= Jumlah populasi menurut starum

(21)

Dalam penarikan sampel siswa, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Penarikan Sampel Siswa

No Nama Sekolah Jumlah Siswa

(orang)

Sampel Siswa

1 SMA PASUNDAN 1 BANDUNG 147 147/499 x 222 = 65

2 SMA PASUNDAN 2 BANDUNG 99 99/499 x 222 = 44

3 SMA PASUNDAN 3 BANDUNG 53 53/499 x 222 = 24

4 SMA PASUNDAN 4 BANDUNG 17 17/499 x 222 = 8

5 SMA PASUNDAN 7 BANDUNG 70 70/499 x 222 = 31

6 SMA PASUNDAN 8 BANDUNG 113 109/499 x 222 = 50

Jumlah 499 222

Dari 499 siswa akan diambil sampel sebanyak 222 siswa, dengan cara

random proporsional.

3.4 Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu iklim

sekolah dan motivasi belajar siswa, dan satu variabel terikat yaitu hasil belajar.

Untuk menjelaskan variabel dan metode yang digunakan dalam penelitian ini

(22)

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Skala

Iklim

2. Budaya belajar di sekolah, 2) Budaya belajar di

sekolah, selalu dari dua sudut pandang

(23)

dan reaksi untuk

 Sikap peserta didik dalam 2) Sikap peserta didik

dalam mengerjakan

(24)

besar untuk

Nilai yang diperoleh dari hasil ujian akhir semester ganjil.

Data diperoleh dari pihak sekolah tentang nilai hasil ujian akhir semester ganjil siswa kela XI IPS pada mata pelajaran Ekonomi tahun ajaran 2012/2013

(25)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk dianalisis, maka

dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan dengan tujuan

penelitian. Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari siswa. Alat pengumpul data

dalam penelitian ini adalah:

1. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan

masalah-masalah yang akan diteliti dengan mempelajari buku-buku dan

literatur,

2. Studi dokumenter, yaitu mempelajari dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang

ada pada sekolah SMA Pasundan se-Kota Bandung.

3. Angket yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan

tertulis kepada responden yang menjadi sampel penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:84), “Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti”. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket disusun oleh penulis dengan

berdasarkan variabel yang ada dalam penelitian yaitu angket untuk

mengungkapkan data mengenai iklim sekolah dan motivasi belajar terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Pasundan se-Kota Bandung.

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data ordinal untuk variabel X

dan Y. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh responden terkumpul. Adapun langkah-langkah penyusunan angket

menurut Arikunto (2006:151) adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari

responden mengenai iklim sekolah dan motivasi belajar terhadap hasil belajar

siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi.

b. Menentukan objek yang menjadi responden. yaitu siswa kelas XI IPS yang

(26)

c. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian.

d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

e. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan alternatif jawaban untuk jenis jawaban

yang sifatnya tertutup. Jenis instrumen yang bersifat tertutup yaitu seperangkat

daftar pertanyaan tertulis yang disertai alternatif jawaban yang sudah

disediakan.

f. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang bersifat

tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah daftar

pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal, berarti

objek yang diteliti mempunyai peringkat saja. Sedangkan untuk data yang

bersifat interval, para responden diberi kebebasan untuk mengisi angket yang

telah disediakan.

g. Menyebarkan angket.

h. Mengelola dan menganalisis angket.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian 3.7.1 Uji Validitas

Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut

menjalankan fungsi ukurnya, dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi

produk moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

(27)

0.60 – 0.89 : validitas tinggi

0.90 – 1.00 : validitas sangat tinggi

Dengan menggunakan taraf signifikan  = 0.05 koefisien korelasi yang

diperoleh dari hasil perhitungan, dibandingkan dengan nilai tabel korelasi nilai

r dengan derajat kebebasan (n-2) dimana n menyatakan jumlah baris atau

banyaknya responden.

Jika r hitung > r 0.05 → valid

Sebaliknya jika r hitung≤ r 0.05→ tidak valid

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:154) “Reliabilitas adalah suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik”.

Dengan demikian, reliabilitas berhubungan dengan ketepatan dalam hasil

tes. Dimana ketepatan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukur.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunankan rumus Alpha.

[ ] [ ]

(Suharsimi Arikunto, 2002:171)

dimana :

11

r = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= jumlah varians butir

(28)

Jika ri > r 0.05→ reliabel

Sebaliknya jika ri≤ r 0.05→ tidak reliabel

3.8 Uji Multikolinieritas

Menurut Yana Rohmana (2010:141) “Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linear antarvariabel independen”. Dengan uji ini dapat diketahui apakah pada model regresi ditemukan adanya hubungan linear yang sempurna antara

variabel-variabel bebas dalam model regresi.

Dalam mengaplikasikan analisis jalur (Path Analysis), menurut Kusnendi (2008:160) “Ada satu asumsi klasik yang tidak dapat dilanggar dalam mengaplikasikan analisis jalur, yaitu asumsi multikolinearitas. Pelanggaran

terhadap asumsi ini akan menjadikan hasil estimasi parameter model kurang dapat dipercaya”.

Kusnendi (2008:52) memberikan alasan mengapa asumsi multikolinearitas

dalam analisis jalur ini tidak dapat dilanggar karena:

Apabila sampelnya memiliki masalah multikolinearitas maka akan menghasilkan matriks non positive definitife, artinya parameter model yang tidak dapat diestimasi, dan keluaran dalam bentuk diagram, gagal ditampilkan atau jika parameter model dapat diestimasi dan keluaran diagram jalur berhasil ditampilkan, tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.

Hal ini ditunjukan dengan besaran hasil estimasi parameter model

pengukuran besaran koefisien determinasi (R ) sangat tinggi tetapi secara 2

individual, hasil estimasi parameter model secara statistik tidak signifikan.

Adapun kriteria pengambilan keputusan asumsi multikolinearitas didasarkan pada

(29)

3.9 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.9.1 Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka dilakukan

pengolahan data. Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data

ordinal dan interval. Dengan adanya data berjenis ordinal maka data harus

diubah menjadi data interval melalui Methods of Succesive Interval (MSI).

Salah satu kegunaan dari Methods of Succesive Interval dalam pengukuran

sikap adalah untuk menaikkan pengukuran dari ordinal ke interval.

Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Riduwan & Kuncoro (2011:

30) dalam bukunya teknik penarikan sampel dan penyusunan skala.

Langkah kerja Methods of Succesive Interval (MSI) adalah sebagai

berikut:

1. Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang

disebarkan;

2. Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1. 2. 3. 4.

dan 5 yang disebut dengan frekuensi;

3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya

disebut Proporsi (P).

4. Tentukan Proporsi Kumulatif (PK) dengan jalan menjumlahkan nilai

proporsi secara berurutan perkolom skor;

5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proposisi

kumulatif yang telah diperoleh;

6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan

menggunakan tabel tinggi densitas);

7. Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus:

(30)

Setelah data ordinal ditransformasikan menjadi data interval melalui

Methods of Succesive Interval (MSI). Selanjutnya, teknik analisis statistik

yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah statistik

parametrik yaitu menggunakan Regresi Linear Berganda. Regresi Linear

Berganda adalah sebuah model yang menggunakan lebih dari dua variabel.

Pengolahan data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan

menggunakan bantuan software SPSS 21.00 for windows. dan persamaan

yang digunakan pada penelitian ini adalah:

Y = β0+ β1X1+ β2X2 + e

Dimana :

β0 = Konstanta

β1. β2 = Koefisien Regresi

Y = Hasil Belajar

X1 = Iklim Sekolah

X2 = Motivasi Belajar

e = Error variabel

Selanjutnya data interval langsung diolah dengan menggunakan analisis

jalur (Path Analysis) menggunakan SPSS (Statistical Product and Service

Solution) versi 21.00.

Dalam Riduwan dan Kuncoro (2011:222), langkah-langkah atau

prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa

(31)

b. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap

item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian dengan

menggunakan skala penelitian yang telah ditentukan, kemudian

menentukan skornya;

c. Melakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan

data. Dari analisis ini dapat diketahui rata-rata, median, standar deviasi

dan varians data dari masing-masing variabel;

d. Melakukan uji korelasi, regresi dilanjutkan path analysis.

Dalam Riduwan dan Kuncoro (2011:289), langkah-langkah

menganalisis data dengan menggunakan Path Analysis dengan menggunakan

SPSS versi 21.00 adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural

 Persamaan sub-struktural 1:

Keterangan:

= koefisien jalur

= Iklim Sekolah

= Motivasi Belajar

= faktor residual

 Persamaan sub-struktur 2:

̂

Keterangan:

(32)

= koefisien jalur

= Iklim Sekolah

= Motivasi Belajar

= faktor residual

2. Bentuk diagram koefisien jalur

 Sub-struktur 1:

Gambar 3.1

Diagram Analisis Jalur Sub-struktur 1  Sub-struktur 2:

Gambar 3.2

Diagram Analisis Jalur Sub-struktur 2

3. Menghitung koefisien jalur dengan menghitung uji 2

R , uji F dan Uji t

untuk menguji hipotesis.

(33)

3.9.2 Pengujian Hipotesis

3.9.2.1 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R ) merupakan koefisien yang digunakan 2

untuk mengukur proporsi (bagian) atau persentase total variasi dalam

Y yang dijelaskan oleh model regresi, dengan rumus:

(Yana Rohmana, 2010: 77)

Dimana:

k= jumlah variabel bebas + konstanta

n= jumlah sampel

Dua sifat R diantaranya: 2

 2

R merupakan besaran non negatif

 Batasnya adalah 0R2 1. Suatu R sebesar 1 berarti suatu 2

kecocokan sempurna, sedangkan R yang bernilai nol berarti tidak 2

ada hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel yang

menjelaskan.

3.9.2.2 Uji F Statistik

Uji F statistik bertujuan untuk mengetahui apakah variabel X

secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel Y dengan cara

membandingkan F hitung dengan F tabel pada tingkat kepercayaan

(34)

)

b. Untuk melakukan pengujian signifikansi, dalam penelitian ini

menggunakan SPSS versi 21.00.  Sub-struktur 1:

ditolak, artinya tidak signifikan.

 Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0.05 ≥ Sig] maka H0 ditolak dan Ha

(35)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah pengujian bisa

dilanjutkan atau tidak. Jika Ha terbukti diterima maka pengujian

secara individual (pengujian antarvariabel dapat dilanjutkan).

3.9.2.3 Uji t Statistik

Uji t statistik digunakan untuk mengetahui apakah

masing-masing variabel X secara individu mampu menjelaskan variabel Y.

Pengujian t statistik ini merupakan uji signifikansi satu arah dengan

menggunakan program SPSS versi 21.00.

Sub-struktur 1, yaitu ( terhadap )

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho:

Ha:

Sub-struktur 2, yaitu ( terhadap Y) dan ( terhadap Y)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho:

Ha:

Adapun kriteria uji t ini dengan cara membandingkan antara

nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar

pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0.05 ≤ Sig] maka H0 diterima dan Ha

(36)

b. Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0.05 ≥ Sig] maka H0 ditolak dan Ha

diterima, artinya signifikan.

3.9.2.4 Koefisien Jalur error variables atau Variabel Residu (

) Menurut Kusnendi (2008:157) “variabel residu menunjukan besarnya pengaruh variabel lain yang tidak diobservasi atau tidak

dijelaskan model”. Variabel residu dapat diketahui dengan

menggunakan rumus:

(Kusnendi, 2008:155)

3.9.2.5 Pengujian Overall Model Fit dengan Statistik Q dan atau W

Pengujian overall model fit dengan statistik Q dan atau W

dengan rumus Shumacker & Lomax (dalam Kusnendi, 2008:156)

sebagai berikut:

Dimana menunjukan koefisien variansi terjelaskan seluruh

model, dan M menunjukan koefisien variansi terjelaskan setelah

koefisien jalur yang tidak signifikan dikeluarkan dari model yang

diuji. Koefisien dan M dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Statistik Q berkisar antara 0 dan 1. Jika Q = 1 menunjukan

model yang diuji fit dengan data. Dan jika Q < 1. maka untuk

menentukan fit tidaknya model statistik Q perlu diuji dengan statistik

(37)

W = -(n-d) (Q) = -(n-d) ln (Q)

Dimana n adalah ukuran sampel dan d adalah derajat kebebasan

(df) yang ditunjukan oleh jumlah koefisien jalur yang tidak

signifikan.

3.9.2.6 Dekomposisi Pengaruh Antarvariabel

Model dekomposisi adalah model yang menekankan pada

pengaruh yang bersifat kausalitas antarvariabel, baik pengaruh

langsung maupun tidak langsung dalam kerangka path analysis,

sedangkan hubungan yang sifatnya nonkausalitas atau hubungan

korelasional yang terjadi antarvariabel eksogen tidak termasuk dalam

(38)

Menurut Riduwan & Kuncoro (2011:152) perhitungan

menggunakan analisis jalur dengan model dekomposisi pengaruh

kausal antarvariabel dapat dibedakan menjadi tiga. yaitu sebagai

berikut:

1. Direct causal effect (Pengaruh Kausal Langsung = PKL) adalah

pengaruh satu variabel eksogen terhadap variabel endogen yang

terjadi tanpa melalui variabel endogen lain.

2. Indirect causal effect (Pengaruh Kausal Tidak Langsung =

PKTL) adalah pengaruh satu variabel eksogen terhadap variabel

endogen yang terjadi melalui variabel endogen lain yang terdapat

dalam satu model kausalitas yang sedang dianalisis.

3. Total causal effect (Pengaruh Kausal Total = PKT) adalah jumlah

dari kausal langsung (PKL) dan pengaruh kausal tidak langsung

(39)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada

bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Iklim sekolah berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Ekonomi, artinya semakin baik iklim sekolah maka motivasi belajar

akan meningkat.

2. Iklim sekolah berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Ekonomi, artinya semakin baik iklim sekolah maka hasil belajar

siswa akan meningkat.

3. Motivasi belajar siswa berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Ekonomi, artinya semakin tinggi motivasi belajar maka hasil

belajar siswa akan meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan berbagai kondisi yang penulis temukan di lapangan dan

ditunjang dengan hasil analisis data maka penulis mengajukan saran sebagai

berikut:

1. Bagi Orang Tua dan Guru

a. Orang tua dan guru sebaiknya terus memberi motivasi belajar yang tinggi

kepada siswa, walaupun siswa tersebut sudah memiliki motivasi intrinsik

yang tinggi untuk belajar.

b. Motivasi intrinsik akan lebih berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

(40)

motivasi eksternalpun harus berperan, seperti motivasi dari guru, orang

tua, lingkungan dan teman sepergaulan.

c. Orang tua dan guru hendaknya menciptakan suasana atau iklim belajar

yang aman dan menyenangkan, seperti memberi tempat khusus untuk

belajar, adanya media pembelajaran yang mendukung dan adanya interaksi

yang baik antara guru, orang tua dan siswa.

2. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah memperhatikan kualitas yang dimiliki oleh guru, apabila

kualitas yang dimiliki oleh guru itu tinggi maka siswapun akan lebih cepat

memahami dan gurupun akan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Tidak hanya memperhatikan kualitas guru, sekolah juga harus memperhatikan

iklim sekolah agar bisa menjadi tempat yang nyaman untuk para siswa belajar.

Apabila iklim sekolah maka siswa pun akan lebih fokus dan berkonsentrasi

dalam belajar.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya dapat menambah cakupan populasi dengan meneliti

SMA Pasundan se-Kota Bandung, selain itu diharapkan dapat meneliti

kembali pengaruh iklim sekolah dan motivasi belajar terhadap hasil belajar

siswa serta meneliti faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa, seperti

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Abin, Syamsuddin. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Depdiknas. (2003). Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Elida, Prayitno. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Kusnendi. (2008). Model-Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup Sampel

dengan LISREL. Bandung: Alfabeta.

Ngalim, Purwanto. (2006). Prinsip-Prinsip dan Teknik Pengajaran. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Ngalim, Purwanto. (2009). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Riduwan, dan Kuncoro Engkos Achmad. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai

Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

Robbins, Stephen P. (2003). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks.

Sardiman. (2007). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

(42)

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sondang P, Siagian. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Statistika Nonparametris Untuk Peneltian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi

Aksara.

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi). Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Syaiful, Bahri Djamarah. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Syamsu, Yusuf dan Juntika. Nurihsan. (2008). Teori Kepribadian. Bandung:

Rosdakarya.

Tirtarahardja, dan Sulo. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI.

Usman, U. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya.

(43)

Yana, Rohmana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews. Bandung:

Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

Karya Ilmiah:

Ahmad Zabidi. Abdul Razak. (2006). Ciri Iklim Sekolah Berkesan: Implikasinya

Terhadap Motivasi Pembelajaran. Jurnal Pendidikan 31 (2006) 3-19.

Marimin. Citra Ayu. (2009). Pengaruh Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap

Prestasi Belajar Ekonomi. UNNES: Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol. 4 No. 2.

Yovitha. Yuliejantiningsih. (2012). Hubungan Iklim Sekolah. Beban Tugas. Motivasi

Berprestasi. Dan Kepuasan Kerja Guru Dengan Kinerja Guru SD. Universitas

Negeri Malang: JMP. Volume 1 Nomor 3. Desember 2012.

Lain-Lain:

Akhmad Sudrajat. (2008). Iklim Sekolah Kaitannya dengan Hasil Belajar Akademik

dan Non Akademik Siswa. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/29

/iklim-sekolah-kaitannya-dengan-hasil-akademik-dan-non-akademik-siswa)

Ibrahim Lubis. (2012). Hakekat Iklim Sekolah. (http://makalahmajannaii.blogspot.

com/2012/07/hakekat-iklim-sekolah.html?m=

M. Sobry Sutikno (http://www.buderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam

membangkitkan-motivasi-belajarsiswa.html)

Wahyu Mirza. (2011). Iklim Sekolah. (http://wahyumirza.blogspot.com/2011/04/

iklim-sekolah.html?m=1)

Data Nilai UAS dari sekolah yang bersangkutan

Pembangunan Manusia Berbasis Gender. 2011

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 1.1 Peringkat HDI/IPM Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Barat 2010:
Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas XI Jurusan IPS di SMA Pasundan
Tabel 3.2 Penarikan Sampel Siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Penataan Pedagang Kaki Lima. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 04 Tahun 2009 Tentang Pendirian Perusahaan Daerah

Pengaruh Fraud Triangle Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efekindonesia (BEI).Jurnal Manajemen dan Bisnis

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara, dan angket. Dengan empat teknik pengumpulan data yang digunakan

A Peringatan Hari Kartini Di Pemerintah Kota Yogayakarta Launching Bank Buku Perpustakaan Kota. Pemkot Siap Hadapi

Institusional, adalah keluarga yang terdiri dari anak-anak atau orang dewasa yang tinggal dalam satu panti.. Comunal, adalah keluarga yang berada dalam satu rumah terdiri dari

Diharapkan dari hasil penelitian ini para konseli dapat meninggalkan kebiasaan-kebiasaannya berperilaku tidak baik (akhlak tercela/ akhlak madzmumah ), yaitu: ikut

Borland Delphi 7.0 adalah sebuah bahasa pemrograman komputer yang berasal dari bahasa pemrograman Pascal. Dengan bahasa Pemrograman Delphi kita dapat membuat program-program

diinisiakan jika kuat sinyal yang diterima pada base station (BS) yang akan dituju lebih kuat berdasarkan nilai histeresisnya daripada kuat sinyal dari BS yang sedang