SKRIPSI
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ISTISHNA` PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
OLEH :
ABDUL MUJIB NIM : 204046102876
MUAMALAT/PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HDAYATULLAH
JAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 28 November 2008
Abdul Mujib
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI
ISTISHNA`
PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam
Pada Fakultas Syariah dan Hukum Prodi Muamalat
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
ABDUL MUJIB NIM : 204046102876
Menyetujui,
Pembimbing I,
Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM NIP. 150 203 012
Pembimbing II,
Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M. Pd NIP. 150 204 484
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HDAYATULLAH
JAKARTA
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ISTISHNA` PADA PT.
BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta pada 28 November 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam).
Jakarta, 28 November 2008
Mengesahkan
Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM.
NIP: 150 210 422
PANITIA UJIAN
1. Ketua : Prof.Dr.H.Muhammad Amin Suma,SH,MA,MM.( )
NIP: 150 210 422
2. Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, MA. ( )
NIP: 150 269 678
3. Pembimbing I : Dr Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM ( )
NIP: 150 203 012
4. Pembimbing II: Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M. Pd ( )
NIP: 150 204 484
5. Penguji I : Dr. A. Sudirman Abbas, MA. ( )
NIP: 150 294 051
6. Penguji II : Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA ( )
ABSTRAK
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk sebagai perintis perbankan syariah di
tanah air memiliki produk-produk perbankan yang sangat variatif yang mengikuti
produk-produk hukum syariah karena mendasarkan pengembangan produknya
kepada teori perbankan syariah. Produk-produk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
tersebut tertuang dalam bentuk akad jual-beli, bagi hasil, dan akad-akad jasa. Salah
satu akad jual-beli adalah akad bai` al-istishna` yang berguna bagi pengembangan
sektor perekonomian suatu negara pada umumnya, dan sektor industri dan
manufaktur pada khususnya.
Penelitian ini juga dilakukan guna mendapatkan jawaban atas permasalahan
“Bagaimana prosedur pembiayaan istishna` di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk?,
bagaimana perlakuan akuntansi pembiayaan istishna` yang dilakukan oleh PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk, dan apakah perlakuan akuntansi pembiayaan istishna`
yang diterapakan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan
ketentuan atau prinsip akuntansi yang berlaku secara umum?”.
Untuk menjawab permasalahan tersebut telah dilakukan penelitian perlakuan
akuntansi yang bersifat deskriptif analitis dengan menitikberatkan pada studi
dokumen yang dilengkapi dengan wawancara dengan nara sumber untuk mempelajari
data sekunder di bidang akuntansi, yang berhubungan dengan permasalahan yang
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh jawaban dari permasalahan di atas.
Pertama, untuk dapat memperoleh pembiayaan istishna` di PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk pemohon harus melalui beberapa tahap, dimulai dengan pengajuan
proposal pembiayaan secara tertulis hingga pada akhirnya diadakan ijab kabul
sebagai tanda pengikatan (akad) antara bank dengan pemohon dan secara resmi
pemohon mendapatkan pembiayaan istishna` dan berkewajiban melunasinya
berdasarkan akad tersebut. Kedua, PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dalam
mencatat akuntansi pembiayaan istishna` mengacu pada PSAK No. 59 dan PAPSI
2003. Ketiga, bahwa perlakuan akuntansi pembiayaan istishna` di PT. Bank
Muamalat Indonesia pada dasarnya telah memenuhi ketentuan yang berlaku secara
umum, yakni mengacu kepada PSAK No. 59 dan PAPSI 2003. Akuntansi bank Islam
dirasa masih memiliki kekurangan sehingga perlu dikembangkan lagi terutama
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW.
Skripsi yang penulis susun adalah sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Islam (SEI) di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat
mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orangtua, seluruh keluarga dan
pihak-pihak yang telah ikut andil yang mensukseskan harapan penulis.
Sebagai bentuk penghargaan yang tidak terlukiskan, izinkanlah penulis
menuangkan dalam bentuk ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. Selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, M. Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Ah.
Azharuddin Lathif, M. Ag, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat yang
telah membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini.
3. Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM dan Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M. Pd.
disela-sela kesibukan dalam memberikan masukan maupun nasihat dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Segenap pengurus dan pegawai Perpustakaan Fakultas Syariah & Hukum dan
Pusat, yang telah membantu penulis dalam mencari data-data yang diperlukan.
5. Pihak PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang telah banyak membantu
dalam memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan dalam
penyusunan skripsi ini.
6. Rasa ta`dzim dan terima kasih yang mendalam kepada Ayahanda Muhammad
Za`im (Almarhum) dan Ibunda Hj. Roifah atas dukungan moril dan materiil,
kesabaran, keikhlasan, perhatian, serta cinta dan kasih sayang yang tidak habis
bahkan doa-doa munajatnya yang tak henti-hentinya kepada Allah SWT.
Penulis persembahkan skripsi ini. Doa untuk kedua orangtua
7. Kakak dan adikku tersayang: Mas Tubagus Mansur, Mas Abdul Hayyi, Mbak
Nurjanah, Mas Arif Suadi, kedua adikku Rahmat Hidayat dan Muhammad
Darussalam yang telah memberikan dukungan moril dan materiil. Terima
kasih untuk semua atas perhatian dan kasih sayangnya.
8. Semua kru CV. Nugraha Abadi Ekspress dan Java Technology, bersabar
dalam cobaan dan bersyukur serta berdoa dalam kejayaan. Berani hidup tak
takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja. Bondo bahu pikir
lek perlu sak nyawane pisan.Untuk keponakan-keponakan penulis: Ahmad
Sahal Baihaqi, Adi Nugroho Fanani, Eka Hadi Setyo N, Hilwa Aulia Putri
9. Untuk sahabat-sahabat terbaik penulis: Ahmad Syarif, Moh. Syafi`i, Erdy
Nasrul, Titin Supriyatin, Juju, Elyzabeth, Vien Maria Esther, Mas Habibie,
semua sahabat penulis di IKPM Gontor, RISKA Menteng, Tazkia Bogor, juga
untuk seluruh teman-teman Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah 2004
terutama kelas D yang tercinta dan tidak dapat menyebutkan namanya satu
persatu dan semoga hubungan kita tidak akan terputus sampai kapanpun.
10.Untuk waktu yang bergerak perlahan namun pasti, yang selalu menemani
penulis dalam suka maupun duka. Untuk malam yang selalu mendengarkan
gema doa yang bergetar di tengah kesunyian. Untuk semua rasa dan
pengalaman, yang menjadi saksi bisu bagi penulis untuk tetap tegar melewati
manis dan pahit hidup.
Semoga amal dan jasa baik yang telah diberikan penulis dapat diterima oleh
Allah SWT dengan pahala yang berlimpah. Dengan segala kelemahan dan
kekurangan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridloi setiap langkah
kita. Amin
Jakarta, 28 November
2008
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW.
Skripsi yang penulis susun adalah sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Islam (SEI) di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat
mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orangtua, seluruh keluarga dan
pihak-pihak yang telah ikut andil yang mensukseskan harapan penulis.
Sebagai bentuk penghargaan yang tidak terlukiskan, izinkanlah penulis
menuangkan dalam bentuk ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
11.Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM. Selaku Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
12.Dr. Euis Amalia, M. Ag, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan Ah.
Azharuddin Lathif, M. Ag, selaku Sekretaris Program Studi Muamalat yang
telah membantu penulis secara tidak langsung dalam menyiapkan skripsi ini.
13.Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM dan Drs. H. Zainul Arifin Yusuf, M. Pd.
disela-sela kesibukan dalam memberikan masukan maupun nasihat dalam
penyusunan skripsi ini.
14.Segenap pengurus dan pegawai Perpustakaan Fakultas Syariah & Hukum dan
Pusat, yang telah membantu penulis dalam mencari data-data yang diperlukan.
15.Pihak PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang telah banyak membantu
dalam memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan dalam
penyusunan skripsi ini.
16.Rasa ta`dzim dan terima kasih yang mendalam kepada Ayahanda Muhammad
Za`im (Almarhum) dan Ibunda Hj. Roifah atas dukungan moril dan materiil,
kesabaran, keikhlasan, perhatian, serta cinta dan kasih sayang yang tidak habis
bahkan doa-doa munajatnya yang tak henti-hentinya kepada Allah SWT.
Penulis persembahkan skripsi ini. Doa untuk kedua orangtua
17.Kakak dan adikku tersayang: Mas Tubagus Mansur, Mas Abdul Hayyi, Mbak
Nurjanah, Mas Arif Suadi, kedua adikku Rahmat Hidayat dan Muhammad
Darussalam yang telah memberikan dukungan moril dan materiil. Terima
kasih untuk semua atas perhatian dan kasih sayangnya.
18.Semua kru CV. Nugraha Abadi Ekspress dan Java Technology, bersabar
dalam cobaan dan bersyukur serta berdoa dalam kejayaan. Berani hidup tak
takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja. Bondo bahu pikir
lek perlu sak nyawane pisan.Untuk keponakan-keponakan penulis: Ahmad
Sahal Baihaqi, Adi Nugroho Fanani, Eka Hadi Setyo N, Hilwa Aulia Putri
19.Untuk sahabat-sahabat terbaik penulis: Ahmad Syarif, Moh. Syafi`i, Erdy
Nasrul, Titin Supriyatin, Juju, Elyzabeth, Vien Maria Esther, Mas Habibie,
semua sahabat penulis di IKPM Gontor, RISKA Menteng, Tazkia Bogor, juga
untuk seluruh teman-teman Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah 2004
terutama kelas D yang tercinta dan tidak dapat menyebutkan namanya satu
persatu dan semoga hubungan kita tidak akan terputus sampai kapanpun.
20.Untuk waktu yang bergerak perlahan namun pasti, yang selalu menemani
penulis dalam suka maupun duka. Untuk malam yang selalu mendengarkan
gema doa yang bergetar di tengah kesunyian. Untuk semua rasa dan
pengalaman, yang menjadi saksi bisu bagi penulis untuk tetap tegar melewati
manis dan pahit hidup.
Semoga amal dan jasa baik yang telah diberikan penulis dapat diterima oleh
Allah SWT dengan pahala yang berlimpah. Dengan segala kelemahan dan
kekurangan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridloi setiap langkah
kita. Amin
Jakarta, 28 November
2008
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6
D. Kerangka Teori dan Konsep ... 7
E. Kajian Kepustakaan Terdahulu ... 8
F. Metodologi Penelitian... 9
G. Sistematika Penulisan ... 12
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Akuntansi 1. Pengertian Akuntansi ... 14
2. Proses Akuntansi ... 17
4. Tujuan Akuntansi dan Laporan Keuangan Bank Syariah ... 21
5. Perbedaan Prinsip antara Akuntansi Konvensional dan Syariah.... 23
B. Istishna` 1. Pengertian dan Jenis-jenis Istishna` ... 25
... ... ... ... 2. Landasan Hukum dan Operasional Istishna` ... 27
3. Rukun dan Syarat-syarat Istishna` ... 31
4. Hak dan Kewajiban Kedua Belah Pihak ... 35
5. Perbedaan antara Istishna` dengan Salam... 35
6. Perlakuan Akuntansi Transaksi Istishna` dari pihak Bank sebagai Shani`. ... 36
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk... 49
B. Visi dan Misi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ... 50
C. Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk... 51
D. Prinsip Operasional PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ... 56
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN AKUNTANSI ISTISHNA`
A. Analisa Pelaksanaan Permohonan Pembiayaan Calon Debitur, Untuk
Pembiayaan Istishna`
1. Prosedur dan Tata Cara Memperoleh Pembiayaan Bai` Al-Istishna`
di PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk ... 67
2. Analisa dan Mekanisme Pembiayaan Istishna` pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk... 75
B. Penerapan Akuntansi Pembiayaan Istishna` pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk 1. Perhitungan Margin Istishna` ... 79
2. Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Istishna` ... 80
3. Pencatatan Akuntansi Pembiayaan Istishna`... 84
4. Penyajian ... 89
5. Pengungkapan... 89
C. Kesesuaian Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Istishna` dengan PSAK No.59 dan PAPSI... 90
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 96
B. Saran ... 96
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Perbedaan Prinsip antara Akuntansi Konvensional dan Syariah 23
2. Tabel 4.1 Penandatanganan kontrak pembiayaan istishna`... 86
3. Tabel 4.2 Harga perolehan kelapa sawit bank dari sub-kontraktor ... 86
4. Tabel 4.3 Pendapatan bank pada bulan Juni ... 86
5. Tabel 4.4 Persetujuan pembiayaan ... 86
6. Tabel 4.5 Penerimaan uang muka ... 87
7. Tabel 4.6 Penerimaan pendapatan setiap bulan ... 87
8. Tabel 4.7 Pengembalian modal setiap bulan ... 87
9. Tabel 4.8 Kerugian bukan karena kelalaian nasabah ... 87
10. Tabel 4.9 Modal akhir tidak dapat dikembalikan ... 87
11. Tabel 4.10 Penyerahan kelapa sawit disertai cacatnya barang ... 87
12. Tabel 4.11 Penyerahan ulang kelapa sawit ... 88
13. Tabel 4.12 Termin penyerahan barang ... 88
14. Tabel 4.13 Penyelesaian akad dan penyerahan sisa barang pesanan ... 88
15. Tabel 4.14 Pengakuan dan Pengukuran... 91
16. Tabel 4.15 Penyajian ... 94
[image:17.612.116.513.148.653.2]DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Proses Akuntansi... 18
2. Gambar 2.2 Siklus Akuntansi melalui Komputer... 19
3. Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk... 53
4. Gambar 4.1 Skema Teknis Perbankan Pembiayaan Istishna` ... 77
[image:18.612.112.530.125.543.2]BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perekonomian yang modern mencerminkan keragaman (kompleksitas)
kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia dalam usaha untuk memenuhi segala
kebutuhan dan kemudahan hidup. Keragaman aktivitas ekonomi memungkinkan
untuk berkembangnya berbagai sarana dan prasarana yang memang dibutuhkan
dalam melancarkan dan memudahkan kegiatan ekonomi yang dilakukan. Salah satu
sarana yang muncul dan berkembang dalam perekonomian modern adalah lembaga
keuangan atau financial institution (institusi keuangan).
Yang dimaksud dengan lembaga keuangan atau institusi keuangan adalah
semua perusahaan yang kegiatan utamanya adalah meminjamkan uang yang
disimpankan kepada mereka.1 Tabungan yang dikumpulkan lembaga keuangan
tersebut selanjutnya akan dipinjamkan kembali kepada individu dan perusahaan yang
membutuhkannya, sebagian lagi untuk membeli saham-saham berbagai perusahaan.
1
Lembaga-lembaga keuangan muncul dan berkembang karena adanya
kebutuhan dari dua fihak, yaitu antara arus permintaan dan arus penawaran akan
aktiva financial (financial assets).2
Menurut pengertiannya bank adalah suatu lembaga yang mendapat izin untuk
mengerahkan dana masyarakat berupa simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk
pinjaman sehingga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediary institution)
antara unit defisit dan unit surplus.3 Kegiatan usaha sangat membutuhkan modal
aktiva, hal ini dapat dipenuhi oleh bank dalam usahanya menghimpun dana dan
menyalurkannya.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, pembangunan pun
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dapat disaksikan di Indonesia telah
begitu banyak infrastruktur dan bangunan-bangunan yang dapat menunjukkan
perkembangan pembangunan tersebut. Perkembangan pembangunan tersebut antara
lain ditunjang oleh perusahaan-perusahaan yang memang ikut serta dalam
pembangunan di Indonesia, seperti halnya perusahaan di bidang jasa industri,
kontruksi dan manufaktur.
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya perusahaan tersebut seringkali
dihadapkan untuk membeli peralatan-peralatan ataupun barang-barang yang tidak
2
Suad Husnan, Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1996), Edisi 4, hal. 19
3
murah dan tidak dijual secara umum. Tentu hal terkait menjadi suatu masalah bagi
perusahaan tersebut.
Jual beli dengan sistem istishna` merupakan salah satu jalan keluar bagi
perusahaan-perusahaan yang terkadang sulit mendapatkan barang-barang yang tidak
dijual secara umum. Perusahaan dapat memperoleh barang dari produsen melalui
pesanan dengan aturan dan jangka waktu tertentu.
Istishna` merupakan salah satu bentuk kegiatan transaksi yang diatur dalam
ajaran Islam yang memerlukan pencatatan sebagai alat bukti, sebagaimana yang
difirmankan oleh Allah SWT: Al-Baqarah 282
ی ی
ی
ﻡ
ی !
" ی
#
"$%
#& ﻡ
' ( ) *
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya...”
(Al-Baqarah : 282)
Mayoritas mufassir berpendapat bahwa kata tadaayantum yang terdapat
dalam ayat tersebut adalah kegiatan muamalah dalam bentuk transaksi yang
dilakukan oleh dua belah pihak, seperti hutang-piutang, jual-beli dan sewa menyewa,
baik secara kontan maupun cicilan.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa sejak munculnya peradaban Islam pada
masa Nabi Muhammad saw telah ada perintah untuk melakukan sistem pencatatan
antara dua pihak yang melakukan transaksi muamalah, sedangkan pencatatan untuk
tujuan lainnya seperti data untuk pengambilan data tidak diharuskan.4
Urgensi pencatatan dalam ajaran Islam tersebut sejalan dengan konsep
akuntansi yang berupaya untuk menjaga terciptanya keadilan dalam masyarakat
karena akuntansi memelihara catatan sebagai accountability (pertanggungjawaban)
dalam menjamin akurasinya.5 Akuntansi merupakan alat untuk merefleksikan realitas.
Akuntansi harus didasarkan pada etika realitas dikonstruksi dalam kaitannya dengan
nilai etika. Jika tidak, realitas dalam akuntansi akan direfleksikan dalam presentasi
lain dan pada gilirannya akan menyesatkan pihak-pihak yang tertarik padanya.6
Oleh karena sangat pentingnya pencatatan dalam setiap transaksi dan tidak
diberlakukannya sistem bunga dalam kegiatan operasional pada bank syariah, maka
dalam hal jasa istishna` perlakuan akuntansinya membutuhkan aturan-aturan tertentu
pada pencatatannya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai jual beli pesanan dengan judul : ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ISTISHNA` PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
4
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hal. 120-121.
5
Sofyan Syafri Harahap, hal. 121
6
Pembatasan Masalah
Penyajian informasi perlakuan akuntansi penting bagi proses pembuatan
keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan bank. Lebih dari itu,
bagi bank syariah memiliki dampak positif terhadap distribusi sumber-sumber
ekonomi untuk kepentingan masyarakat. Hal ini karena prinsip-prinsip syariah Islam
memberikan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat.
Dalam kaitannya dengan tema pokok yang penulis angkat dalam skripsi ini
agar mendapatkan suatu batasan yang jelas sekaligus mencegah pembahasan yang
meluas yang tidak ada kaitannya dengan masalah pokok maka penulis akan
membatasi permasalahan yaitu meneliti tentang kesesuaian perlakuan akuntansi
istishna` pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum yaitu PSAK No.59 tentang akuntansi perbankan syariah dan juga
PAPSI 2003.
Perumusan Masalah
Adapun beberapa pokok bahasan yang akan penulis kembangkan dalam
penyusunan skripsi ini antara lain:
1. Bagaimanakah prosedur permohonan pembiayaan calon debitur dalam
pembiayaan istishna` yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia,
Tbk?
2. Bagaimanakah perlakuan akuntansi istishna` yang dilakukan oleh PT. Bank
3. Apakah perlakuan akuntansi terhadap pembiayaan istishna` yang dilakukan
pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana analisis permohonan pembiayaan calon debitur
dalam pembiayaan istishna` yang dilakukan oleh PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk
2. Mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi istishna` yang dilakukan oleh PT.
Bank Muamalat Indonesia, Tbk
3. Untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi terhadap pembiayaan istishna`
yang dilakukan pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk telah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum
4. Untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan dalam usaha mencapai gelar sarjana
S1 disiplin ilmu syariah dalam bidang muamalah (Ekonomi Islam) pada
Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalah, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Sedangkan kegunaan yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah:
1. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam masalah ini yang telah
2. Bagi PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat
dalam menentukan langkah selanjutnya berkaitan dengan pengembangan dan
penelitian (research and development).
3. Bagi pembaca dan dunia pustaka
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya, sehingga dapat memperdalam pemahaman istishna` dan dapat
dipergunakan sebagai sumbangan yang berguna dalam memperkaya koleksi
dalam ruang lingkup karya-karya penelitian lapangan.
D. Kerangka Teori dan Konsep
Kerangka teori atau landasan teori pada penelitian ini adalah teori-teori yang
melandasi permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi baik teori yang bersifat
umum maupun teori yang lebih khusus yang terkait dengan topik kajian.
Untuk keperluan penelitian ini, hal-hal yang termasuk dalam objek penelitian
dipertegas format dan substansinya, oleh karena itu dalam penelitian ini dijelaskan
batasan-batasan pengertian sebagai berikut:
Pembiayaan : adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan bank
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.7
Istishna` : adalah memesan kepada perusahaan untuk memproduksi
barang atau komoditas tertentu untuk pembeli/pemesan.8
Akuntansi : proses pencatatan, pengukuran, interpretasi dan komunikasi
data keuangan. Akuntan mempersiapkan laporan keuangan
untuk mencerminkan keadaan keuangan dan kinerja operasi.
Juga, praktisi akuntansi memberikan pelayanan akuntansi
pribadi kepada klien seperti mempersiapkan laporan keuangan
pribadi dan rencana perpajakan.9
E. Kajian Kepustakaan Terdahulu
Adapun kajian data kepustakaan terdahulu yang peneliti dapatkan antara lain:
1. Pada tahun 2000, Dadang Romansyah mahasiswa fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang membahas judul skripsi “Analisis terhadap
Etika Akuntansi dalam Perspektif Islam”. Adapun cakupan bahasan terbatas
pada pandangan Islam terhadap etika akuntansi.
7
Z. Dunil, Kamus Istilah Perbankan Indonesia, (Jakarta, PT. Gramedia, 2004), hal. 324
8
Arcarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Cet ke-1, hal. 96
9
2. Pada tahun 2005, Juliano Satria mahasiswa jurusan Hukum tentang Kegiatan
Ekonomi FEUI membahas judul skripsi “Tinjauan Yuridis Pembiayaan Bai`
al-Istishna` (Purchase By Order or Manufakture) pada PT. Bank Muamalat
Indonesia”. Adapun cakupan bahasan hanya terbatas pada hukum kegiatan
ekonomi yang berbasis Bai` al-Istishna`.
3. Pada tahun 2006, Siti Hairany mahasiswi jurusan Muamalat/Perbankan
Syariah UIN Syarif Hidayatullah membahas judul skripsi “Analisis Perlakuan
Akuntansi Pembiayaan pada BMT Al-Husnayain”. Adapun cakupan bahasan
hanya menggambarkan secara umum perlakuan akuntansi pada sisi
pembiayaan secara umum di BMT Al-Husnayain.
F. Metodologi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada Muamalat Institute (PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk) yang beralamat di Celestial Cyber Center Jl. Futuris No.2-3
Ruko Pinangsia, Karawaci Park Office, Tangerang .
2. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang bersifat
deskriptif-analisis, yakni penelitian yang menggambarkan data dan informasi
yang diperoleh peneliti di lapangan mengenai perlakuan akuntansi istishna`
kajian terhadap data dan informasi yang diperoleh serta memberikan penilaian
terhadap hal tersebut.
3. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan penelititan yang digunakan dalam penelitian ini berupa
studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
4. Sumber Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan sumber data, yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil konsultasi pada salah
satu pejabat PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
b. Data sekunder, yaitu catatan-catatan akuntansi dan laporan keuangan
istishna` dan istishna` pararel pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
dan dari literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku serta sumber
lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan skripsi ini.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Penelitian Kepustakaan (library research), dalam hal ini penulis
mengadakan penelitian terhadap beberapa literatur yang ada kaitannya
dengan penulisan skripsi ini, literatur ini berupa buku, jurnal, majalah,
artikel, download internet dan lain sebagainya. Langkah dalam
melaksanakan studi kepustakaan ini adalah dengan cara membaca,
mengutip serta menganalisa dan merumuskan hal-hal yang dianggap perlu
b. Penelitian Lapangan (field research), untuk mendapatkan data-data dan
informasi, penulis langsung terjun ke obyek penelitian yaitu pada lembaga
yang diteliti, dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data sebagai
berikut:
1) Interview yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak
yang terlibat dalam penelitian ini.
2) Dokumentasi yaitu mengumpulkan data berdasarkan laporan yang
didapat dari perusahaan/ instansi yang diteliti dan laporan lainnya
yang berkaitan dengan masalah penelitian ini.
6. Teknik Analisa dan Interpretasi Data
Dalam penelitian ini data yang diperoleh peneliti bersifat kualitatif yakni data
yang dinyatakan dalam bentuk kata atau kalimat. Dan data kuantitatif yang
bersifat diskrit yakni data yang berbentuk angka yang diperoleh dari hasil
meneliti di lapangan. Data-data yang telah diperoleh akan diinterpretasikan
dalam bentuk pemaparan dan analisis sehingga penulis dapat memberikan
kesimpulan pada penelitian ini.
7. Teknik Penulisan
Adapun tekhnik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan
Buku Pedoman Penulisan Skripsi, yang disusun oleh TIM Fakultas Syariah
G. Sistematika Penulisan
Secara geris besar skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub
bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis dalam
skripsi ini, maka akan dijelaskan beberapa hal dalam sistematika pembahasan sebagai
berikut :
Bab I merupakan bab pendahuluan yang membahas latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian
kepustakaan terdahulu, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II merupakan bab yang membahas tinjauan teoritis mengenai akuntansi,
proses akuntansi, akuntansi perbankan syariah, tujuan akuntansi dan laporan
keuangan bank syariah, perbedaan prinsip antara akuntansi syariah dan konvensional,
pengertian dan jenis-jenis istishna`, landasan hukum dan operasional istishna`, rukun
dan syarat-syarat istishna`, hak dan kewajiban kedua belah pihak, perbedaan antara
istishna` dan salam, dan perlakuan akuntansi transaksi istishna` dari pihak bank
sebagai shani`.
Bab III adalah bab yang membahas tentang deskripsi objek penelitian yang
meliputi gambaran umum perusahaan, yakni sejarah singkat PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk, visi dan misi, struktur organisasi, prinsip operasional, produk dan
jasa.
Bab IV merupakan bab yang membahas dan menganalisa hasil penelitian
mengenai perlakuan akuntansi istishna` yang meliputi prosedur dan tata cara
penerapan akuntansi istishna` pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk serta melihat
apakah perlakuan akuntansinya telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
Bab V merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dari pembahasan
yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang merupakan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Akuntansi
1. Pengertian Akuntansi
Dari segi istilah, kata akuntansi berasal dari kata bahasa Inggris to account
yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi
sangat erat kaitannya dengan informasi keuangan. Badan yang berwenang dan
beberapa ahli memberi pengertian yang bervariasi mengenai akuntansi
bergantung pada sudut dan penekanan yang mereka anut. Akan tetapi, pada
prinsipnya apa yang dikemukan oleh para ahli tersebut menuju ke satu
pengertian akuntansi karena sebenarnya mereka membahas objek yang sama
yaitu informasi keuangan.
Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the
American Institute of Certified Public Accountant) mendefinisikan akuntansi
sebagai berikut10:
“Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang dan penginterpretasian hasil proses tersebut.”
10
Cakupan akuntansi dari definisi diatas lebih menekankan akuntansi
sebagai suatu proses. Perspektif yang lain ditawarkan oleh definisi akuntansi
berikut ini (menurut American Accounting Association).11
“Proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomik untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pengguna informasi, baik pihak internal maupun eksternal”
Sedangkan menurut Accounting Principle Board (APB) mendefinisikan
akuntansi sebagai berikut:
“Aktivitas jasa yang fungsinya menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan”.
Yang terbaru, akuntansi telah didefinisikan dengan mengacu pada komsep
informasi kuantitatif (menurut Ikatan Akuntan Indonesia):
“Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan di antara alternatif tindakan yang ada”.
Sedangkan akuntansi menurut syariah, sebagaimana firman Allah SWT:
Al-Baqarah : 282
ی ی
ی
ﻡ
ی !
" ی
#
"$%
#& ﻡ
' ( ) *
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya...”(Al-Baqarah : 282)
11
Pemakai Informasi Akuntansi
Berbagai individu dan pihak-pihak yang berkepentingan yang
menggunakan informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Individu. Orang-orang dalam masyarakat umum menggunakan informasi
akuntansi untuk kepentingan-kepentingan tertentu, misalnya melakukan
investasi dan melakukan keputusan apakah membeli atau menyewa
sebuah rumah.
b. Pemodal atau calon pemodal. Pemodal (investor) dan calon pemodal
membutuhkan informasi akuntansi mengenai posisi keuangan dan
profibilitas untuk mengetahui prospek perusahaan dimasa mendatang dan
keselamatan investasi mereka. Keputusan yang diambil adalah apakah
memulai, menambah, mengurangi, menarik, atau mempertahankan
investasi dalam suatu perusahaan.
c. Kreditor. Bank-bank dan para rekanan membutuhkan informasi akuntansi
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi
pembayaran-pembayaran yang dijadwalkan sebelum memberikan pinjaman.
d. Badan-badan Pemerintah. Sebagai contoh adalah Ditjen Pajak dan
Bapepam sangat berkepentingan dengan informasi akuntansi dari
perusahaan untuk tujuan-tujuan pengenaan pajak dan membuat
peraturan-peraturan (regulation)
e. Karyawan. Para karyawan dan serikat pekerjanya membutuhkan informasi
mereka bekerja. Hal ini berhubungan dengan permintaan gaji dan upah
serta bonus mereka.
f. Kelompok konsumen. Mereka juga tertarik dengan informasi akuntansi
yang menggambarkan jumlah laba yang diperoleh perusahaan.
g. Manajemen (pemimpin perusahaan). Merupakan pihak yang paling
banyak berhubungan dengan informasi akuntansi. Berdasarkan informasi
ini pihak manajemen membuat keputusan-keputusan yang secara langsung
akan mempengaruhi operasi perusahaan
2. Proses Akuntansi
Dalam menghasilkan informasi ekonomi, perusahaan memerlukan suatu
proses yang terdiri atas beberapa aktivitas akuntansi. Proses akuntansi ini akan
terjadi secara berulang dan berkelanjutan pada periode-periode akuntansi
berikutnya. Oleh karena itu proses akuntansi ini disebut dengan siklus
akuntansi (accounting cycle). Secara sistematis, langkah-langkah dalam
Gambar 2.1 PROSES AKUNTANSI12
12
Alfonsus Sirait, Intermediate Accounting, Tim Penerjemah Penerbit Erlangga (Jakarta: Erlangga, 1992), cet.ke-4, hal. 67
Langkah 1 Dokumen Usaha
dianalisis
Langkah 2 Transaksi dicatat dalam Buku Jurnal
Langkah 3 Transaksi diposkan
ke Buku Besar
Neraca Lajur Langkah 4
Neraca Saldo
Langkah 5 Penyesuaian
Langkah 6 Laporan Keuangan
Langkah 7 Ayat Jurnal
Penutupan
Langkah 8 Neraca Saldo setelah
Ayat Jurnal Penutup
Apabila bank syariah atau perusahaan modern telah mempergunakan
komputer dalam penataan akuntansinya, yang diketahui oleh pada pelaksana
hanya kode transaksi debet dan kode transaksi kredit, bahkan terdapat
beberapa transaksi yang jurnalnya dilakukan secara otomasi oleh komputer,
dan akhirnya pelaksana hanya mengetahui cetakan seperangkat laporan
keuangan. Proses atau siklus akuntansi yang penataan akuntansinya dilakukan
komputer dapat digambarkan sebagai berikut:
[image:37.612.112.499.252.683.2]Proses (Siklus) Akuntansi13
Gambar 2.2
Siklus Akuntansi melalui Komputer
13
Alfonsus Sirait, hal. 68.
Data Dasar
Jurnal
Buku Besar
Neraca Percobaan
3. Akuntansi Perbankan Syariah
Bank syariah yang pertama kali muncul pada tahun 1992 saat ini
menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Jika pada tahun 1990-an
jumlah bank yang menjalankan kegiatan usaha dengan prinsip syariah masih
berjumlah belasan, maka pada awal tahun 2008 jumlah bank syariah telah
menjadi 31 bank.14
Meskipun demikian, menurut Muhammad untuk mendorong seseorang
menginvestasikan dananya di bank syariah, sangatlah penting membangun
kepercayaan calon nasabah terhadap bank syariah. Salah satu prasyarat untuk
mengembangkan kepercayaan adalah ketersediaan informasi yang mampu
meyakinkan calon nasabah bahwa bank syariah dapat mencapai tujuan
investasi yang dilakukan oleh calon nasabah. Diantara sumber-sumber
informasi yang penting, laporan keuangan bank syariah yang disusun
berdasarkan standar akuntansi keuangan yang sesuai dengan karakter bank
syariah menjadi sumber informasi yang berguna untuk memberikan gambaran
tentang perkembangan dan kemampuan bank syariah dalam mengelola dana
nasabah.
Dari pendapat Muhammad diatas jelas bahwa akuntansi bank syariah
menjadi hal yang penting agar bank syariah dapat menyediakan informasi
yang dibutuhkan oleh nasabah. Ini sejalan dengan pendapat Antonio yang
memasukkan “standar akuntansi, audit dan pelaporan” sebagai salah satu
14
ketentuan dari 4 ketentuan yang dianggap dapat mendukung bank syariah agar
dapat beroprasi secara efektif dan efisien.
4. Tujuan Akuntansi dan Laporan Keuangan Bank Syariah a. Tujuan Akuntansi Bank Syariah:
1) Menentukan hak dan kewajiban pihak terkait, termasuk hak dan
kewajiban yang berasal dari transaksi yang belum selesai dan atau
kegiatan ekonomi lain, sesuai dengan prinsip syariah yang
berlandaskan pada konsep kejujuran, keadilan, kebijakan, dan
kepatuhan terhadap nilai-nilai bisnis Islami.
2) Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai
laporan dalam pengambilan keputusan.
3) Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua
transaksi dan kegiatan usaha.
b. Tujuan Laporan Keuangan Bank Syariah
Suatu laporan keuangan bermanfaat apabila informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat
diperbandingkan.
Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1) Pengambilan putusan investasi dan pembiayaan.
Laporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
rasional. Oleh karena itu, informasi harus dapat dipahami oleh pelaku
bisnis dan ekonomi yang mencermati informasi yang disajikan dengan
seksama. Pihak-pihak yang berkepentingan antara lain:
a) Shahibul maal/pemilik dana
b) Kreditur
c) Pembayar zakat, infaq, dan shadaqah
d) Pemegang saham
e) Otoritas pengawasan
f) Bank Indonesia
g) Pemerintah
h) Lembaga Penjamin Simpanan
i) Masyarakat
2) Menilai prospek arus kas. Pelaporan keuangan bertujuan untuk
memberikan informasi yang dapat mendukung investor/pemilik dana,
kreditur dan pihak-pihak lain dalam memperkirakan jumlah, saat dan
ketidakpastian dalam penerimaan kas dimasa depan atas deviden, bagi
hasil, dan hasil dari penjualan, pelunasan (redemption), dan jatuh
tempo dari surat berharga atau pinjaman. Prospek penerimaan kas
tersebut sangat tergantung dari kemampuan bank untuk menghasilkan
kas guna memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo, kebutuhan
3) Kepatuhan bank terhadap prinsip syariah. Laporan keuangan
memberikan informasi mengenai kepatuhan bank terhadap prinsip
syariah, serta informasi pendapatan dan beban yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah dan bagaimana pendapatan tersebut diperoleh
serta penggunaannya.
4) Laporan keuangan memberikan informasi untuk membantu
mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab bank terhadap amanah
dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada tingkat
keuntungan yang layak, dan informasi mengenai tingkat keuntungan
investasi yang diperoleh pemilik dan pemilik investasi terikat; dan
5) Pemenuhan fungsi sosial. Laporan keuangan memberikan informasi
mengenai pemenuhan fungsi sosial bank, termasuk pengelolaan dan
penyaluran zakat.
Laporan keuangan tidak hanya mencakup pernyataan mengenai
keuangan tetapi juga merupakan sarana komunikasi informasi yang
berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
informasi yang disediakan oleh akuntansi keuangan.
Tabel 2.1 Perbedaan Prinsip antara Akuntansi Konvensional dan Syariah
Akuntansi Konvensional Akuntansi Syariah
Postulat Entitas Pemisahan antara bisnis dan pemilik
Entitas didasarkan pada bagi
hasil
Postulat Going-Concern
Kelangsungan bisnis secara
terus-menerus, yaitu didasarkan
pada realisasi keberadaan aset
Kelangsungan usaha tergantung
pada persetujuan kontrak, antara
kelompok yang terlibat dalam
aktivitas bagi hasil
Postulat Periode Akuntansi
Tidak dapat menunggu sampai
akhir kehidupan perusahaan
dengan mengukur keberhasilan
aktivitas perusahaan
Setiap tahun dikenai zakat,
kecuali untuk produk pertanian
yang dihitung setiap panen
Postulat Unit Pengukuran
Nilai uang Kuantitas nilai pasar digunakan
untuk menentukan zakat
binatang, hasil pertanian, dan
emas
Prinsip Penyingkapan
Penuh
Bertujuan untuk pengambilan
keputusan
Menunjukkan pemenuhan hak
dan kewajiban kepada Allah,
Prinsip Objektivitas
Realibilitas pengukuran
digunakan dengan dasar bias
personal
Berhubungan erat dengan
konsep ketakwaan, yaitu
pengeluaran materi maupun non
materi untuk memenuhi
kewajiban
Prinsip Materi
Dihubungkan dengan
kepentingan relatif mengenai
informasi pembuatan keputusan
Berhubungan dengan
pengukuran dan pemenuhan
tugas/kewajiban kepada Allah,
masyarakat dan individu
Prinsip Konsistensi
Dicatat dan dilaporkan menurut
pola GAAP
Dicatat dan dilaporkan secara
konsisten sesuai dengan prinsip
yang dijabarkan oleh syariah
Prinsip Konservatisme
Pemilihan teknik akuntansi yang
sedikit pengaruhnya terhadap
pemilik
Pemilihan teknik akuntansi
dengan memperhatikan dampak
baiknya terhadap masyarakat
Sumber: Muhammad, Akuntansi Syariah, 2005.
B. Istishna`
1. Pengertian dan Jenis-jenis Istishna`
Istishna` berarti minta dibuatkan. Secara terminologi muamalah istishna`
adalah memesan kepada perusahaan untuk memproduksi barang atau
bentuk jual beli dengan pemesanan yang mirip dengan salam yang merupakan
bentuk jual beli forward kedua yang diperbolehkan oleh syariah.
Jika perusahaan mengerjakan untuk memproduksi barang yang dipesan
dengan bahan baku dari perusahaan, maka kontrak/akad istishna` muncul.
Agar akad istishna` menjadi sah, harga harus ditetapkan di awal sesuai
kesepakatan dan barang harus memiliki spesifikasi yang jelas yang telah
disepakati bersama. Dalam istishna` pembayaran dapat dimuka, dicicil sampai
selesai, atau dibelakang, serta istishna` biasanya diaplikasikan untuk barang
industri dan manufaktur. Sedangkan pada salam pembayarannya dilakukan
sebelum barang diterima15
Secara umum akad jual-beli istishna` yang dipraktekkan dalam
bermuamalah ada dua macam, yaitu jual-beli istishna` dan istishna` pararel.
Perbedaan pada keduanya yaitu terletak pada penggunaan sub-kontaktor,
yakni bisa saja pembeli mengizinkan pembuat menggunakan sub-kontraktor
untuk melaksanakan kontrak tersebut. Dengan demikian, pembuat dapat
membuat kontrak istishna` kedua untuk memenuhi kewajibannya pada
kontrak pertama. Kontrak baru ini yang kemudian dikenal sebagai istishna`
pararel.16
15
Arcarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Cet ke-1, hal. 97
16
2. Landasan Hukum dan Operasional Istishna`
Mengingat jual-beli istishna` merupakan lanjutan dari jual-beli salam
maka secara umum landasan syariah yang berlaku pada jual-beli salam juga
berlaku pada jual-beli istishna`. Sungguhpun demikian, para ulama membahas
lebih lanjut keabsahan jual-beli istishna` dengan penjelasan berikut.
Menurut mazhab Hanafi, jual-beli istishna` termasuk akad yang dilarang
karena bertentangan dengan semangat bai` secara qiyas. Mereka mendasarkan
pada argumentasi bahwa pokok kontrak penjualan harus ada dan dimiliki oleh
penjual, sedangkan pada istishna` , pokok kontrak itu belum ada atau tidak
dimiliki penjual. Meskipun demikian, mazhab Hanafi menyetujui kontrak
jual-beli istishna` atas dasar istihsan karena alasan-alasan berikut ini:17
a. Masyarakat telah mempraktikkan jual-beli istishna` secara luas dan terus
menerus tanpa ada keberatan sama sekali. Hal demikian menjadikan
jual-beli istishna` sebagai kasus ijma` atau konsensus umum
b. Di dalam syariah di mungkinkan adanya penyimpangan terhadap qiyas
berdasarkan ijma` ulama
c. Keberadaan jual-beli istishna` didasarkan atas kebutuhan masyarakat.
Banyak orang sering kali memerlukan barang yang tidak tersedia dipasar
sehingga mereka cenderung melakukan kontrak agar orang lain
membuatkan barang untuk mereka
17
d. Jual-beli istishna` sah sesuai dengan aturan umum mengenai kebolehan
kontrak selama tidak bertentangan dengan nash atau aturan syariah.
Sebagian fuqaha kontemporer berpendapat bahwa jual-beli istishna`
adalah sah atas dasar qiyas dan aturan umum syariah karena itu memang jual
beli biasa dan si penjual akan mampu mengadakan barang tersebut pada saat
penyerahan. Demikian juga kemungkinan terjadi perselisihan atas jenis dan
kualitas barang dapat diminimalkan dengan pencantuman spesifikasi dan
ukuran-ukuran serta bahan material pembuatan barang tersebut.
a. Landasan Hukum
Ulama fiqh berpendapat, bahwa yang menjadi dasar diperbolehkannya
transaksi istishna` adalah firman Allah yang terdapat pada beberapa surat
dibawah ini, yaitu:
1) QS. Al-Baqarah, ayat 282, yang berbunyi:
ی ی
ی
ﻡ
ی !
" ی
#
"$%
ﻡ
#&
' ( ) *
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya...”(Al-Baqarah : 282)
Dalam kaitan ayat tersebut, Ibnu Abbas menjelaskan keterkaitan
ayat tersebut dengan transaksi jual-beli salam, yang dalam hal ini dalil
ini pun menjadi acuan pada jual-beli istishna`. Hal ini pun tampak
dijamin untuk jangka waktu tertentu telah dihalalkan oleh Allah pada
kitab-Nya dan diizinkan-Nya”. Ia lalu membaca ayat tersebut diatas.
2) QS. Al-Baqarah, ayat: 275, yang berbunyi:
$
(
+
,
-.
,
Artinya : “Dan Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan
riba”
Selain dari firman Allah yang telah disebutkan diatas, ulama fiqh juga
mengemukakan beberapa sabda Rasulullah yang menjadi dasar
diperbolehkannya istishna`, yaitu
1) HR. Imam yang Enam, yang berbunyi:18
"/0 1* 23ﺱ ﻡ
*
5
1
)
"$
ﻡ
63
"-,
,
7
"8
ﻡ
63
"-1
%
"$
ﻡ
63
"-9
:
%
;
<
=
>
>
?
“Barangsiapa yang melakukan salaf (salam),hendaknya ia melakukan
dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, untuk
jangka waktu yang diketahui”
2) HR. Ibnu Majah, yang berbunyi:
@
A
B
A
"C
@
;
D
E
D
E
F
ﺱ
E
A
3
1
@
3
;
,
ﺱ
3
G
H3
IJ
*
(
)
>
(
+
1
%
"$
,
K
F
L
>
,
:
3
M
(
.
N
6
183(
O
<
3(
+
9
F
,
'
ﻡ
%
;
?
“Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara
tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum
dengan terigu untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual”. (H.R.
Ibnu Majah, No.2280, Kitab Tijarah)
b. Landasan Operasional
Adapun yang menjadi landasan hukum diperbolehkannya istishna`
dalam dunia perbankan, yaitu:
1) UU No. 7/92 jo UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
2) Lampiran 6: SK BI No. 32/34/SK tgl.12/05/99 Dir BI, tentang
Prinsip-prinsip Kegiatan Usaha Perbankan Syariah
3) Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/17/PBI/2004 Bank Perkreditan
Rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah, pasal 34.
4) Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/24/PBI/2004 Bank Umum yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, pasal 36.
5) Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/46/PBI/2005 tentang akad
penghimpunan dan penyaluran dana bagi bank yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, pasal 15, 16 dan 17.
6) Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 06/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal
7) Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 22/DSN-MUI/III/2004 tertanggal
28 Maret 2004 tentang Jual Beli Istishna` Pararel
3. Rukun dan Syarat-syarat Istishna`
Adapun rukun istishna` adalah19:
a. Produsen/pembuat (shani`)
b. Pemesan/pembeli (mustashni`)
c. Proyek/Usaha/Barang/Jasa (mashnu`)
d. Harga (tsaman)
e. Shigat (Ijab Qabul)
Sedangkan syarat istishna`20 adalah:
a. Pihak yang berakad
1) Ridha/kerelaan dua belah pihak dan tidak ingkar janji
2) Punya kekuasaan untuk melakukan jual beli
3) Pihak yang membuat barang (produsen) menyatakan kesanggupan
untuk mengadakan/membuat barang itu.
b. Produsen/pembuat (shani`)
1) Produsen adalah orang atau badan hukum yang ahli di dalam
bidangnya dan bertanggung jawab penuh terhadap hasil produksinya
19
Arcarya, hal. 97
20
2) Produsen bisa ditunjuk langsung oleh bank (pihak pertama) atau bisa
juga pilihan dari nasabah (pilihan nasabah)
c. Pemesan/pembeli (mustashni`)
1) Nasabah harus cakap hukum
2) Mempunyai kemampuan untuk membayar
3) Pesanan yang sudah selesai wajib dibeli oleh nasabah/pemesan
4) Jika ada perubahan kriteria pesanan dari pihak nasabah, maka harus
segera dilaporkan ke bank dan bank akan menyampaikannya kepada
produsen
5) Perubahan bisa dilakukan apabila pihak produsen dan bank menyetujui
6) Jika terjadi perubahan kriteria pesanan dan terjadi perubahan harga
setelah akad ditanda tangani, maka seluruh biaya tambahan tetap
ditanggung nasabah
d. Mashnu` (Barang/objek pesanan)
Berdasarkan FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL No.
06/DSN-MUI/IV/2000, tentang Jual-beli Istishna` khususnya pada ketetapan kedua
mengenai “Ketentuan Tentang Barang” , maka telah ditetapkan:
1) Harus jelas ciri-cirinya dapat diakui sebagai hutang
2) Harus dapat dijelaskan spesifikasinya
3) Penyerahannya dilakukan kemudian
4) Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan
5) Pembeli (mustashni`) tidak boleh menjual barang sebelum
menerimanya
6) Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai
kesepakatan
7) Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan,
pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau
membatalkan akad
e. Harga Jual (Tsaman)
1) Harga jual kepada nasabah adalah harga beli ditambah keuntungan
yang disepakati oleh penjual dan pembeli
2) Masa pembuatan harus jelas dan dicantumkan dalam akad
3) Dilakukan pada awal akad sebelum penyerahan barang
4) Dilakukan setelah penyerahan barang baik secara keseluruhan atau di
angsur
5) Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka
waktu akad
6) Sistem pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama
f. Jual Beli Istishna` Pararel
Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu
transaksi istishna`. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian
memesan kepada pihak lain (subkontraktor) untuk menyediakan barang
Istishna` pararel dapat dilakukan dengan syarat:
1) akad kedua antara bank dan subkontraktor terpisah dari akad pertama
antara bank dan pembeli akhir.
2) akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
3) Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor
22/DSN-MUI/III/2004 tertanggal 28 Maret 2002, tentang jual beli istishna`
pararel khususnya ketetapan pertama mengenai “Ketentuan Umum”
sebagai berikut:
4) Jika LKS melakukan transaksi istishna` untuk memenuhi
kewajibannya kepada nasabah ia dapat melakukan istishna` lagi
dengan pihak lain pada objek yang sama, dengan syarat istishna`
pertama tidak bergantung (mu`allaq) pada istishna` yang kedua
5) semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad istishna` (Fatwa
DSN No.06/DSN-MUI/IV/2000) berlaku pula pada istishna` pararel.
g. Perselisihan
Jika terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak maka
penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak
tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
Kontrak istishna` menciptakan kewajiban moral bagi perusahaan untuk
memproduksi barang pesanan pembeli. Sebelum perusahaan memulai
produksinya, setiap pihak dapat membatalkan kontrak dengan
memberitahukan sebelumnya kepada pihak yang lain. Namun demikian,
apabila perusahaan sudah memulai produksinya, kontrak istishna` tidak dapat
diputuskan secara sepihak.21
5. Perbedaan antara Istishna` dengan Salam
Sebagai bentuk jual-beli forward, istishna` mirip dengan salam. Namun,
ada beberapa perbedaan diantara keduanya, antara lain:
a. Objek istishna` selalu barang yang harus diproduksi, sedangkan objek
salam bisa untuk barang apa saja, baik harus diproduksi lebih dahulu
maupun tidak diproduksi lebih dahulu
b. Harga dalam akad salam harus dibayar penuh dimuka, sedangkan harga
dalam akad istishna` tidak harus dibayar penuh dimuka, melainkan juga
dapat dicicil atau dapat dibayar dibelakang.
c. Akad salam efektif tidak dapat diputuskan secara sepihak, sementara
dalam istishna` akad dapat diputuskan sebelum perusahaan memulai
produksi.
6. Perlakuan Akuntansi Transaksi Istishna` dari pihak Bank sebagai Shani`
21
a. Pengakuan dan Pengukuran a. Piutang Istishna`
Dasar Pengaturan Bank sebagai Penjual/Produsen
PSAK No. 59 (2002) telah mengatur pengakuan dan pengukuran
biaya istishna` adalah sebagai berikut:
a) biaya istishna` terdiri dari:
(1) Biaya langsung, terutama biaya untuk menghasilkan barang
pesanan; dan
(2) Biaya tidak langsung, yang berhubungan dengan akad
(termasuk biaya pra-akad) yang dialokasikan secara objektif
b) beban umum dan administrasi, beban penjualan, serta biaya riset
dan pengembangan tidak termasuk dalam biaya istishna`
(1) biaya pra-akad diakui sebagai biaya ditangguhkan dan
diperhitungkan sebagai biaya istishna` jika akad
ditandatangani, tetapi jika akad tidak ditandatangani, maka
biaya tersebut dibebankan pada periode berjalan; dan
(2) biaya istishna` yang terjadi selama periode laporan keuangan,
diakui sebagai aktiva istishna` dalam penyelesaian pada saat
terjadinya.
(3) Pengakuan dan pengukuran biaya istishna` pararel adalah
sebagai berikut:
• Biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan
subkontraktor kepada bank;
• Biaya tidak langsung yang berhubungan dengan akad
(termasuk biaya pra-akad) yang dialokasikan secara
objektif;
• Semua biaya akibat subkontraktor tidak dapat memenuhi
kewajibannya, jika ada; dan
• biaya istishna` pararel diakui sebagai aktiva istishna`
dalam penyelesaian pada saat diterimanya tagihan dari
sub-kontraktor sebesar jumlah tagihan.
• Tagihan setiap termin dari bank kepada pembeli akhir
diakui sebagai piutang istishna` dan sebagai termin
istishna` (istishna` billing) pada pos lawannya.
Pengakuan dan Pendapatan dan Keuntungan Istishna` dan Istishna` Pararel
a) Pendapatan istishna` adalah total harga yang disepakati dalam
akad antara bank dan pembeli akhir, termasuk margin keuntungan.
Margin keuntungan adalah selisih antara pendapatan istishna`
dengan harga pokok istishna`. Pendapatan istishna` diakui dengan
menggunakan metode persentase penyelesaian atau metode akad
b) Jika metode persentase penyelesaian digunakan, maka:
(1) Bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang
telah diselesaikan dalam periode tersebut diakui sebagai
pendapatan istishna` pada periode yang bersangkutan.
(2) Bagian margin keuntungan istishna` yang diakui selama
periode pelaporan ditambahkan kepada aktiva istishna`
dalam penyelesaian
(3) Pada akhir periode harga pokok istishna` diakui sebesar
biaya istishna` yang telah dikeluarkan sampai dengan periode
tersebut.
c) Jika estimasi persentase penyelesaian akad dan biaya untuk
penyelesaiannya tidak dapat ditentukan secara rasional pada akhir
periode laporan keuangan, maka digunakan metode akad selesai
dengan ketentuan sebagai berikut:
(1) tidak ada pendapatan istishna` yang diakui sampai dengan
pekerjaan tersebut selesai
(2) tidak ada harga pokok istishna` yang diakui sampai dengan
pekerjaan tersebut selesai
(3) tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna`
(4) pengakuan pendapatan istishna`, harga pokok istishna`, dan
keuntungan dilakukan hanya pada akhir penyelesaian
pekerjaan.
Penyelesaian Awal
a) Jika pembeli akhir melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh
tempo dan bank memberikan potongan, maka bank menghapus
sebagian keuntungannya sebagai akibat penyelesaian tersebut.
b) Penghapusan sebagian keuntungan akibat penyelesaian awal
piutang istishna` dapat diperlakukan sebagai:
(1) potongan secara langsung dan dikurangkan dari piutang
istishna` pada saat pembayaran; atau
(2) penggantian (reimbursed) kepada pembeli sebesar jumlah
keuntungan yang dihapuskan tersebut setelah menerima
pembayaran piutang istishna` secara keseluruhan.
Perubahan Pesanan dan Klaim Tambahan
Pengukuran perubahan pesanan dan klaim tambahan adalah
sebagai berikut:
a) nilai dan biaya akibat perubahan pesanan yang disepakati oleh
bank dan pembeli akhir ditambahkan kepada pendapatan istishna`
dan biaya istishna`.
b) jika kondisi pengenaan klaim tambahan yang dipersyaratkan
setiap klaim akan menambah biaya istishna`, sehingga pendapatan
istishna` akan berkurang sebesar jumlah penambahan biaya akibat
klaim tambahan;
c) perlakuan akuntansi poin a dan b juga berlaku pada istishna`
pararel, akan tetapi biaya perubahan pesanan dan klaim tambahan
ditentukan oleh sub-kontraktor dan disetujui bank berdasarkan
akad istishna` pararel.
Beban Pemeliharaan dan Penjaminan Barang Pesanan
Beban pemeliharaan dan penjaminan barang pesanan diakui pada
saat terjadinya dan diperhitungkan dengan pendapatan istishna`.
Bank sebagai Pembeli
a) Bank mengakui aktiva istishna` dalam penyelesaian sebesar
jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui
hutang istishna` kepada penjual.
b) Apabila barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau
kesalahan penjual dan mengakibatkan kerugian bank, maka
kerugian itu dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek yang
telah diserahkan penjual. Apabila kerugian tersebut melebihi
garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai
piutang jatuh tempo kepada sub-kontraktor.
c) Jika bank menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai
jumlah uang yang telah dibayarkan kepada sub-kontraktor, maka
jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh
tempo kepada sub-kontraktor.
d) Jika bank menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi, maka barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang
lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan. Selisih yang
terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
e) Dalam istishna` pararel, jika pembeli akhir menolak menerima
barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi yang
disepakati, maka barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih
rendah antara nilai wajar dan harga pokok istishna`. Selisih yang
terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.
b. Jurnal
Jurnal ini merupakan transaksi istishna` dengan pembayaran pada saat penyerahan aktiva istishna`
a) Pengakuan biaya pra-akad
(1) Pada saat dikelua