• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis framing pemberitaan konflik internal partai persatuan pembangunan dalam menentukan koalisi pada pemilu 2014 oleh harian online republika.com

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis framing pemberitaan konflik internal partai persatuan pembangunan dalam menentukan koalisi pada pemilu 2014 oleh harian online republika.com"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Ke Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

KHAIRUI IMAM GHOZALI NIM : 1110051100058

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

SKRIPSI

Dia.jukan kepada Fakultas ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Khairul Imam Ghozali

NIM: 1110051100058

Dosen Pembimbing

, t--D

lkw{,

/u

1

v

Ade Rina Farida. M. Si.

NIP: 19770513 2007012 018

KONSENTRASI JURNALTSTIK

JURUSAN

KOMUNIKASI

DAN PENYTARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU

DAKWAH

DAN

ILMU

KOMUNIKASI

UTN

SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

Mei 2015. Skripsi ini telah diterirna sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Program Studi Konsentrasi Jurnalistik.

Jakarta,2T Mei 2015

Sidang Munaqasyah

SekretarisSidang

1

Anggota

Pefrguji t

I

r-=--l

\

I

q--.

\-

\

)*----i

Dr. Tantan lldrmansah. M. Si. NIP: 19760617200501 1006

Dosen Pembimbing

lkl'$

Ade Rina Farida. M.Si. NIP: I 97705132007 012018 Ketua Sidang

199803 2 00 NIP: I 97 104122000032001

(4)

l. Shripsi ini merupakarr hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Stara

I

(Sl)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang belaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini hasil plagiat atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif H idayatullah Jakarta.

2.

1

Jakarta. 27 Mei20l5

(5)

i

pemikiran ICMI terhadap era perubahan di Indonesia dalam segala aspek. Dalam perkembangannya di

tahun Pemilu 2014, ROL sebagai media berideologi Islam turut memberitakan konflik internal Partai

Persatuan Pembangunan (PPP) mengenai keputusan koalisi Pilpres.

Penelitan mengenai hubungan kedua institusi ini menjadi menarik karena keduanya sama-sama

secara historis didirikan oleh komunitas Islam. Selanjutnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana frame dan konstruksi harian Online Republika.com (ROL) dalam memberitakan konflik

internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengenai koalisi partai Pemilu 2014.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan paradigma konstruktivis yang

didukung oleh analisis framing konsep Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, teori Konstruksi Sosial,

sertakonsep media massa online.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam memberitakan konflik internal PPP dalam Pemilu

2014 lalu, ROL mengemas pemberitaan secara deskriptif deduktif, melakukan konstruksi realitas di

dalamnya dengan frame yang tertuju pada deskripsi dan pemaparan konflik tersebut. ROL adalah media

berideologi Islam yang dimaknai secara normatif yang selalu mengusung kaidah jurnalisme sehingga

mengangkat konflik internal PPP merupakan urgensi tersendiri bagi ROL agar partai Islam tetap

terjaganya sesuai fungsi dan perannya demi menciptakan Indonesia yang bersatu.

(6)

ii

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, berkah, pertolongan, hidayah serta kemudahannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shawalat serta salam juga tak lupa senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan seluruh keluarga, para sahabat, serta para pengikutnya dari awal sampai akhir zaman

Syukur Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Analisis Framing Pemberitaan Konflik Internal Partai Persatuan Pembangunan dalam

Menentukan Koalisi Pada Pemilu 2014 oleh Harian Online Republika.com (ROL), yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 (S1), di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama masa penelitian, penyusunan, penulisan, sampai masa penyelesaian skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1.

Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M.A. Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Suparto, M. Ed, Ph.D. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dra. Hj. Raudhonah, M.Ag, serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Drs. Suhaimi, M.Si
(7)

iii

waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memberikan banyak pelajaran, dan menyemangati penulis dengan kesabaran untuk dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

4.

Seluruh dosen pengajar dan staf akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.

5.

Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang telah menyediakan buku serta fasilitas lainnya sehingga penulis mendapat banyak referensi dalam penelitian ini

6.

Kedua orang tua tercinta, Ibu Ismah dan Bapak Jajang Kurniawan, atas segala doa, dukungan, serta kasih sayangnya yang tidak ada hentinya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

7.

Kedua kakak tercinta Indra jaya kurniawan dan Irawati Kurniawan, yang turut serta memberikan kemudahan dan pertolongan kepada penulis.

8.

Harian Online Republika.com, khususnya kepada Mansyur Fakih selaku Redaktur Nasional Harian Online Republika.Com, yang sudah bersedia memberikan waktunya, untuk membantu dalam proses penelitian ini.
(8)

iv

sebagai saudara sendiri, saudara Reza fadilah, saudara Dimas qumz, saudara Ahmad alghifari, saudara Maulana fitrah, saudara Kun f Syahidan, Saudara Kahfi Ibrahim, saudara deas, saudara Nur Hakim. serta sahabat lainnya yang tidak bisa di sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan, bantuan serta tawa candanya.

11.

Sahabat, Partner, Kekasih tercinta Aisyah Zhafira. Yang telah memberikan waktu, motivasi, semangat, serta bantuan yang luar biasa dengan kasih sayang yang tulus ikhlas.

12.

Semua pihak yang telah berjasa dalam proses penelitian yang tidak bisa di sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membals segala kebaikan, ketulusan dan bantuan semua pihak yang banyak

Wassalamualaikum Wr. Wb

Ciputat, 25 Mei 2015

(9)

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Perumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Tinjauan Pustaka ... 6

G. Metodologi Penelitian ... 9

H. Teknik Pengumpulan Data ... 11

I. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KONSEPTUAL ... 14

A. Media Massa ... 14

B. Media Online ... 17

C. Konseptualisasi Berita ... 20

1. Pengertian Berita ... 20

2. Nilai-nilai Berita ... 22

(10)

2. Konflik dalam Islam ... 32

E. Konstruksi Sosial... 33

F. Konseptualisasi Framing ... 37

G. Konsep Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki ... 41

1. Struktur Sintaksis ... 43

2. Struktur Skrip ... 43

3. Struktur Tematik ... 44

4. Struktur Retoris ... 44

BAB III GAMBARAN UMUM HARIAN REPUBLIKA ONLINE ... 47

A. Sejarah Singkat ROL ... 47

B. Visi dan Misi ROL ... 49

C. Prinsip Dasar ROL ... 50

D. Produk ROL ... 51

E. Struktur Organisasi ROL ... 52

BAB IV Hasil Analisis Framing Pemberitaan Konflik Internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) oleh Harian Online Republika.com (ROL) ……… 54

A. Framing Berita Konflik Internal PPP dalam Menentukan Koalisi pada Pemilu 2014 olehHarian Online Republika (ROL) ... 54

B. Analisis Data Berita Konflik Internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam Menentukan Koalisi pada Pemilu 2014 di Harian Republika Online (ROL) ... ………….. 58

1. Analisis Berita 1 ... 58

2. Analisis Berita 2 ... 70

(11)

A. Kesimpulan ... 97

(12)
[image:12.612.69.529.109.593.2]

TABEL 1 Kelebihan dan Kekurangan Media

Online………...………..…19

TABEL 2 Dimensi Besar Framing ………...………39

TABEL 3 Daftar Berita…………...……….……...………...47

TABEL 4 Analisis Framing Berita 1………...……… ……..55

TABEL 5 Analisis Framing Berita 2………..………. ……...67

(13)

1

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat di masa

kini membuat informasi dan komunikasi menjadi kebutuhan penting dalam

masyarakat. Sehingga kemudian media massa yang berfungsi sebagai penyalur

dan perantara informasi tertuntut untuk bertransformasi mengikuti kebutuhan

tersebut. Pada akhirnya hal ini membuat teknologi dan media massa menjadi dua

hal yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan IPTEK memberikan dunia

jurnalistik ruang yang lebih untuk berproduksi, juga berdistribusi.Hal ini

kemudian terlaksana dalam bentuk media online.

Elvinaro Ardiyanto mendefinisikan media massasebagai sarana dari

komunikasi massa yang pada dasarnya terbagi dalam dua kategori,yakni media

cetak dan media elektronik. Media cetak yakni surat kabar, tabloid dan majalah,

sedangkan media elektronik adalah radio, televisi, film dan media online.1

Dengan perkembangan dan kemudahan akses teknologi informasi yang

dapat di peroleh dengan mudah oleh masyarakat karena kuantitas media massa

pada saat ini, memberikan peluang bagi setiap orang untuk terlibat aktif dalam

kegiatan bermedia. Kecanggihan teknologi juga membuat masyarakat memiliki

1

(14)

kebebasan penuh untuk memilih dan sekaligus memaknai semua informasi yang

disajikan oleh media lokal, nasional, maupun internasional.

Setiap saat masyarakat dihadapkan oleh banyak informasi berita dan

hiburan, hingga tanpa sadar memilih dan mengkonsumsi sajian media yang tidak

sepenuhnya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.Isu dan informasi berganti

tiap detik, yang mana menjadi sebuah tuntutan teknologi dan globalisasi.Salah

satu yang berperan dalam hal ini adalah media massaonline yang menampilkan

berbagai realitas sosial yang terjadi ditengah-tengah kehidupan lewat penyajian

berita dan informasi yang begitu cepat.2

Media massa berperan strategis dalam menyampaikan informasi secara

serempak kepada publik, karena fungsi dasarnya sebagai penghantar dan penyebar

pengetahuan, penyelenggara kegiatan dalam lingkungan publik yang dapat

dijangkau setiap anggota masyarakat secara bebas, sukarela, umum dan murah,

hubugan antara pengirim dan penerima seimbang dan sama, serta mampu

menjangkau lebih banyak orang daripada institusi lainnya.3Hal ini juga dipertegas

dalam Undang-undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers, yakni fungsi pers adalah

untuk menginformasikan, mendidik, menghibur dan melakukan pengawasan

sosial (social control) baik pada perilaku publik maupun penguasa.4

Kehadiran ikatan cendekiawan muslim se-Indonesia (IICMI) yang berdiri

di Malang pada tahun 1990,menginginkan sebuah wadah inspirasi umat Islam,

2

Elvinaro Ardiyanto, Komunikasi Massa, h. 100. 3

Denis McQuail, Mass Communication Theory, 5th ed. (London: SAGE Publication, 2005), h. 51.

4

(15)

serta menembus pembatasan ketat pemerintah untuk mengijinkan penerbitan saat

itu untuk mementingkan upaya-upaya tersebut berubah, sehingga pada 4 Januari

1993 lahirlah harian umum nasional Republika.5 Dengan motto “pegangan

kebenaran” yang menunjukan semangat baru untuk mempersiapkan masyarakat

indoneisa yang memasuki era baru,yaitu era perubahan di segala aspek.6

Media Online dalam bentuk portal berita online (news portal) menjadi

favorit baru masyarakat karena akomodatif atas beritanya yang beragam,

anti-main stream dan up to date.7ROL (republika online) merupakan portal berita yang

menyajikan informasi secara teks, audio, dan video, yang terbentuk berdasakan

teknologi hipermedia dan hiperteks yang hadir sejak 17 Agustus 1995, dua tahun

setelah Harian Republika terbit.ROL kini hadir dengan fitur percampuran

komunikasi media digital.8

ROLsebagai harian online nasional ikut serta memberitakan konflik

internal salah satu partai berbasis islam, yaitu Partai Persatuan Pembangunan

(PPP) yang cukup menghebohkan di pertengahan tahun.Konflik bermula dari

sikap Suryadharma Ali yang menyatakan bahwa PPP berkoalisi dengan Partai

Gerindra, sedangkan belum ada persetujuan dari seluruh anggota Partai yag

terbiasa dilakukan dalam bentuk muktamar. Pernyataan sepihak ini mengundang

konflik dan kisruh internal antar pimpinan dan elite partai politik (parpol).Ketua

DPP PPP, Aunur Rofiq, menyatakan kisruh dan konflik internal PPP murni

5

Dokumen harian umum Republika,Republika 3 April 2011. 6

Dokumen harian umum Republika,Republika 3 April 2011. 7

Rachmat Widodo, Kredibilitas Pemberitaan Pada Portal Berita Online vivanews.com

(Semarang: UNDIP, 2012), h. 4. 8

(16)

disebabkan tindakan dan sikap politik Ketum PPP, Suryadharma Ali, yang

dianggap oleh jajaran pimpinan elite PPP lainnya telah melanggar AD/ ART

PPP.9

Sejumlah berita mengenai konflik partai yang berlambang kabah ini

diberitakan oleh media harian online republika.com secara terus-menerus selama

bulan April 2014 hingga bulan September 2014. Pada masa yang sama, dalam

tahun kampanye 2014 ini banyak media massa yang secara pragmatis digunakan

sebagai alat politik sehingga kredibilitas pemberitaannya melenceng jauh dari

etika jurnalistik dan profesionalisme karena latar belakang kepemilikannya.10

Pemberitaan konflik partai internal Partai persatuan pembangunan ini

bukan hanya di sajikan oleh ROL,media online lain pun turut memberitakan

pemberitaan tersebut dengan caranya masing-masing dalam

membingkainya.untuk itu penulis ingin mengetahui bagaimana cara ROL dalam

membingkai (frame) pemberitaan tersebut,sehingga dapat disajikan kepada

khalayak. Selain itu ROL adalah media online terkemuka yang telah diakui

keberadaan dan kredibilitasnya, namun hal ini menjadi menarik karena Republika

dan PPP sama-sama dua institusi berbeda yang didirikan oleh komunitas Islam.

Dari pemaparan yang telah disebutkan, kemudian peneliti menjadi tertarik untuk

melakukan penelitian analisis wacana pemberitaan Republika Online (ROL)

terhadap konflik PPP dengan judul Analisis Framing Pemberitaan Konflik

9

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/05/05/n53rme-mengapa-ppp-dilanda-konflik-internal-antar-elite diakses pada tanggal 30 September 2014.

10

(17)

Internal Partai Persatuan Pembangunan dalam Menentukan Koalisi Pada

Pemilu 2014 oleh Harian Online Republika.com (ROL).

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan tidak terlalu meluas, maka penelitian dibatasi

pada pemberitaan konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam

menentukan koalisi pada pemilu 2014 oleh Harian Online Republika.com (ROL).

C.Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana framing pemberitaan Harian Online Republika.Com (ROL)

mengenai konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ketika

menentukan koalisi di Pemilu 2014?

2. Bagaimana harian online Republika (ROL) mengkonstruksi pemberitaan

konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP)?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana frame harian Online Republika.com (ROL)

dalam pemberitaan konflik internal partai persatuan pembangunan (PPP)

(18)

2. Untuk mengetahui bagaimana harian online republika.com (ROL)

mengkonstruksi konflik internal partai persatuan pembangunan (PPP)

dalam menentukan koalisi di pemilu 2014

E. Manfaat Penelitian

Manfaat Akademis

1. Menambah literatur kajian ilmu jurnalistik untuk serta memberikan

kontribusi pada pengembangan keilmuan komunikasi terutama

komunikasi massa melalui pendekatan analisis framing pemberitaan.

2. Sebagai bahan rujukan penelitian yang bermanfaat selanjutnya dalam

kajian yang sama.

Manfaat Praktis

1. Sebagai karya ilmiah yang dapat memberikan kontribusi pada masyarakat

umumnya yang menjadi praktisi media online, serta peneliti ilmu

jurnalistik dalam menganalisis pemberitaan yang dilakukan media massa.

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini memakai tiga skripsi sebagai tinjauan pustaka.Tinjauan

pustaka pertama adalah skripsi yang ditulis oleh Donie Kadewandana berjudul

Konstruksi Realitas di Media Massa (Analisis Framing terhadap Pemberitaan

Baitul Muslimin Indonesia PDI-P di Harian Kompas dan Republika) pada tahun

2008. Skripsi ini meneliti bagaimana pemberitaan Harian Kompas dan Republika

(19)

perbedaan struktur wacana framing (sintaksis,skrip,tematik,retoris) dalam

pemberitaan kedua harian tersebut. Metodologi yang digunakan dalam skripsi ini

adalah paradigma konstruksionis, pendekatan kualitatif, sifat penelitian

eksplanatif, dan analisis data menggunakan framing, model Zhongdang Pan dan

Gerald M. Kosicki. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa masing-masing

Republika dan Kompas memiliki framing yang berbeda mengenai cara

pemberitaannya, Republika lebih menekankan sisi ke-Islaman dan nasionalisme,

sedangkan Kompas lebih kepada nasionalisme dan pluralisme dan halus dalam

menampilkan wacana Islam.11

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Yusuf Nurdin berjudul Analisis Framing

Pemberitaan Pelecehan Seksual di Taman Kanak-Kanak Jakarta Internasioal

School (JIS) pada Media Indonesia, tahun 2014.12Skripsi ini meneliti bagaimana

harian Media indonesia mengemas pemberitaan pelecehan seksual di taman

kanak-kanak JIS dan apakah terdapat struktur wacana framing dalam pemberitaan

Harian Media Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam skripsi ini adalah

paradigma konstruksionis, pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif, dan

analisis data menggunakan framing, model Zhongdang Pan dan Gerald M.

Kosicki. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Media Indonesia

mengkonstruksi pemberitaan pelecehan seksual yang terjadi di taman

kanak-kanak Jakarta Internaional School (JIS) seringkali menggunakan judul berita

11

Donie Kadewandana, Konstruksi Realitas di Media Massa: Analisis Framing terhadap Pemberitaan Baitul Muslimin Indonesia PDI-P di Harian Kompas dan Republika (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2008).

12

(20)

yangcendrung membela korban, serta frame Media Indonesia dalam pemberitaan

ini lebih tertuju kepada tindakan tegas yang harus dilakukan pemerintah, terutama

Kemendikbud dan pihak kepolisian dalam menangani kasus terebut. Media

Indonesia lebih cendrung terhadap korban pelecehan dan juga pemberian saran

terhadap pemerintah dalam melanjuti kasus yang terjadidi taman kanak-kanak

Jakarta International school (JIS).

Ketiga adalah Skripsi yang di tulis oleh Rezza Fadhillah, Fakultas Ilmu

Dakwah Dan Ilmu komunikasi Jurusan Jurnalistik tahun 2013 dengan judul

Konstruksi Berita Kekerasan Densus 88 Kepada Terduga Teroris di Poso

(Analisis Framing pada Harian Republika), penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaiman konstruksi, framing, pembingkaian pemberitaan kekerasan

Densus 88 kepada terduga teroris di Poso. Terdapat persamaan dengan skripsi

terdahulu yaitu sama-sama menggunakan Framing Model Zhongdang Pan dan

Gerald M Kosicki.13

Ketiga skripsi yang telah disebutkan memiliki kesamaan dengan peneliti,

yakni menggunakan framing sebagai teknik analisa, namun menjadi berbeda dan

istimewa karena dalam skripsi ini peneliti memiliki objek penelitian politik yakni

konflik internal PPP pada Pemilu 2014, dan menggunakan harian online

Republika.com (ROL) sebagai unit analisa.

13

(21)

G. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Lexy J. Moleong yang mengutip Bogdan dan Bilken menyatakan bahwa

paradigma adalah kumpulan proposisi yang mengarahkan cara berpikir dalam

penelitian. Yakni, paradigma merupakan salah satu metode atau cara berpikir

yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian baik itu pra maupun

pasca penelitian14agar penelitian dilakukan dengan terarah.

Pada studi mengenai bahasa yang ditemui oleh peneliti, ada beberapa

paradigma dalam analisisnya antara lain paradigma positivisme-empiris,

paradigma kritisdan paradigma konstruktivisme.

Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme, yakni ketika bahasa

tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan

yang dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pernyataan.Konstruktivisme

justru menganggap subjek sebagai faktorsentral dalam kegiatan wacana serta

hubungan-hubungan sosialnya.15

14

LexyJ.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: PT RemajaRosdakarya, 1997), h. 30

15

(22)

Paradigma konstruktivisme ini adalah cara berpikir bagi peneliti dalam

penelitian, bahwa segala peristiwa maupun berita yang ada tidak terjadi sebagai

realitas murni, tetapi terdapat konstruksi-konstruksi realitas sosial.16

Penelitian ini menggunakan analisis framing, yaitu analisis yang melihat

wacana sebagai hasil dari konstruksi realitas sosial, maka penelitian ini termasuk

ke dalam paradigma konstruktivis.17Menurut pengertian lainnya, framing adalah

pendekatan untuk melihat bagaimana realitas dibentuk dan dikonstruksi oleh

media. Proses pembentukan konstruksi realitas itu, hasil akhirnya adalah adanya

bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal.18

Analisis framing yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis

framing model Model Gamson dan Modigliani (1987), yang mendefinisikan

frame sebagai organisasi gagasan sentral atau alur cerita yang mengarahkan

makna peristiwa-peristiwa yang di hubungkan dengan suatu isu.19

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan

sebuah makna dari gejala-gejala sosial di dalam masyarakat. Objekan analisis

dalam pendekatan kualitatif adalah makna dari gejala-gejala sosial dan budaya

16

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Realitas Media (Yogyakarta: LkiS, 2005), h. 36

17

Ibid., h. 36 18

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media(Yogyakarta:LkiS, 2005), h. 66.

19

(23)

dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk

memperoleh gambaran mengenai kategorisasi tertentu.20

Menurut Crasswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu

pertama, peneliti kualitatif lebih memperhatikan proses dari pada hasil. Kedua,

peneliti kualitatif lebih memperhatikan interpretasi.Ketiga, peneliti kualitatif

merupakan alat utama dalam pengumpulan data dan analisis data serta peneliti

kualitatif harus terjun langsung kelapangan, melakukan observasi di lapangan.

Keempat, peneliti kualiatif menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses

interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar.21

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu data primer dan

sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam analisis, sedangkan data

sekunder diperlukan guna mempertajam analisis data primer, sekaligus dapat

dijadikan bahan pendukung ataupun pembanding:

Data primer (Primary Sources), yaitu data utama, yang diperoleh langsung

dari pemberitaan di Harian ROL berupa data keras yakni hasil pemberitaan ROL

mengenai konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan hasil

wawancara langsung dengan Redaktur Nasional ROL. Data utama ini didapat

dengan caramelakukan kajian dokumen, yakni sebagai sarana pembantu peneliti

20

Bungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta: Kencana Pranada Media Grup, 2006), h. 302. 21

(24)

dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat,

pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan

bahan-bahan tulisan lainnya.

Data sekunder (Secondary-Sources), yaitu dengan mencari referensi berupa

literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini seperti skripsi, jurnal, buku,

dan internet dengan metode yang serupa dengan pencarian data primer.

I. Sistematika Penulisan

Skripsi ini akan ditulis dalam lima bab, dan berikut sistematika penulisan

tiap bab dengan sub bab nya sebagai berikut:

BAB I Pendahuluanyang menjabarkan latar belakang mengapa

pemberitaan republika online terhadap konflik koalisi PPP

diangkat, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka (reading review), metodologi

penelitian yang menjabarkan paradigma dan pendekatan penelitian

serta teknik pengumpulan data, kemudian sistematika penulisan.

BAB II Kajian Teoretis dan Konseptualmengenai konseptualisasi

framing, konseptualisasi berita, dan teori konflik.

BAB III Deskripsi Umum Harian Republika Online (ROL)yang meliputi

(25)

BAB IV Analisisi Framing Berita Harian Online Republika (ROL)

terhadap Konflik Internal Partai Persatuam Pembangunan

(PPP) Mengenai Koalisi Partai dDalam Pilpres 2014 yang

membahas tentang pengemasan Harian Republika Online (ROL)

terhadap konflik internal koalisi PILPRES 2014 PPP dan

bagaimana ROL melakukan framing berita (pembingkaian)

terhadap konflik tersebut.

BAB V Kesimpulan dan Saranmengenai hasil penelitian yang merupakan

(26)

14

A. Media Massa

Media Massa kini sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat,

rasa ingin tahu terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar menjadikan media

massa cetak maupun elektronik menjadi kebutuhan masyarakat luas. Rasa ingin

tahu terhadap apa yang terjadi dalam lingkungan sekitar inilah yang merupakan

sifat dasar yang dimiliki oleh setiap individu. Pada era informasi saat ini rasa

ingin tahu tersebut dapat dipenuhi dengan mudah diberbagai media massa.

Masyarakat memanfaatkan media massa untuk berbagai keperluan, sesuai dengan

fungsi media massa. Para pengkaji sosiologi media menunjukan bagaimana

masyarakat sebenarnya memiliki ketergantungan pada media untuk memperoleh

informasi tentang peristiwa yang terjadi di dunia.

Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau

perantara.Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok

atau kumpulan. Dengan demikian, pengertian media massa adalah perantara atau

alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain.22Media

massajuga merupakan sebuah institusi atau lembaga yang memiliki serangkaian

kegiatan produksi budaya dan informasi yang dilaksanakan oleh berbagai tipe

22

(27)

komunikasi massa untuk di salurkan kepada khalayak sesuai dengan peraturan dan

kebiasaan yang berlaku.23

Pengertian Media massa secara umum adalah media informasi yang terkait

dengan masyarakat digunakan untuk berhubungan dengan khalayak umum,

dikelola secara professional yang bertujuan mencari keuntungan. Menurut

pendapat Kurt Lang dan Gladsy Engel Lang, media massa memaksakan perhatian

terhadap isu-isu tertentu. Media massa membangun citra publik tentang

figur-figur politik. Media massa(mass media) dapat berupa surat kabar, video, CD rom,

computer, TV, radio dan lain sebagainya.24

Menurut Joseph R. Domminick dalam Onong Uchjana Effendy25, ada dua

tahap untuk memperoleh kejelasan mengenai fungsi komunikasi massa atau media

massa. Pertama, kita dapat menggunakan persepektif seorang sosiolog dan

meneropong melalui lensa lebar seraya mempertimbangkan fungsi-fungsi yang

ditunjukan oleh media massa bagi keseluruhan masyarakat (pendekatan ini

kadang-kadang disebut makroanalisis). Titik pandang ini terfokus kepada tujuan

yang jelas dari komunikator dan menekankan tujuan yang tampak itu melekat

pada isi media. Kedua, sebaliknya kita dapat melihatnya melalui lensa close-up

kepada khalayak secara perseorangan, dan meminta kepadanya agar memberikan

laporan mengenai bagaimana mereka mengunakan media massa (pendekatan ini

dinamakan mikroanalisis)

23

Vincent Moscow, The Political Economy of Communication (London: Sage Publications, 1996) h. 150.

24

Lynn H Turner, Pengantar Ilmu Komunikasi dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2008), h.41.

25

(28)

Berikut merupakan fungsi media massa atau komunikasi massa menurut

Joseph R. Dominick:26

a. Pengawasan (Surveillance)

Media massa menyampaikan pesan-pesannya, baik dalam bentuk

informasi maupun berita secara terus menerus untuk membuat masyarakat

menyadari perkembangan di dalam lingkungannya. Fungsi pengawasan ini

terbagi menjadi dua: Pertama, pengawasan peringatan (warning or

bewarw surveillance), pengawasan ini terjadi jika media menyampaikan

informasi kepada kita mengenai ancaman depresi, meningkatnya inflasi

atau bahaya serangan militer. Kedua, pengawasan Instrumental

(instrumental surveillance), yaitu berkaitan dengan penyebaran informasi

yang berguna bagi kehidupan sehari-hari.Berita tentang harga barang

kebutuhan pokok di pasar, film yang di pertunjukan di bioskop,

produk-produk terbaru adalah contoh pengawasan instrumental.

b. Interpretasi (Interpretation)

Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga

informasi beserta interpretasi/tafsiran mengenai suatu peristiwa

tertentu.contoh dari fungsi ini adalah tajuk rencana atau editorial surat

kabar.

26

(29)

c. Hubungan (Linkage)

Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat

di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh

saluran perseorangan. Contohnya hubungan para elit partai politik dengan

pengikut-pengikutnya ketika membaca berita surat kabar mengenai

partainya yang dikagumi oleh para pengikutnya itu.

d. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values)

yang mengacu kepada cara-cara di mana seseorang mengadopsi perilaku

dan nilai-nilai dari satu kelompok.

e. Hiburan (Entertainment)

Media menghadirkan tayangan-tayangan yang bersifat menghibur

bagi pembacanya, yang berguna untuk melepaskan penat dari aktifitas

keseharian maupun setelah melihat berita-berita berat.

B. Media Online

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau

“pengantar”.Association for Education and Communication Technology (AECT)

mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang di pergunakan untuk suatu

proses penyaluran informasi. Sedangkan National Education Association (NEA)

mendefinisikan media sebagai sesuatu yang dapat dimanipulasikan, dilihat,

(30)

baik dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat dipengaruhi efektifitas program

instruksional.27

John M. Echols dan Hasan Shadily memberikan definisi mengenai online,

yakni on berarti sedang berlangsung dan line berarti garis, barisan, jarak dan

tema.28 Singkatnya, online berarti proses pengaksesan informasi yang sedang

berlangsung melalui media intenet

Menurut Harris Poll, lebih 137 juta orang Amerika melaksanakan seluruh

kegiatan mereka melalui dunia internet. Pada tahun 1992 hanya 9% orang yang

belum memanfaatkan internet. Saat ini perkirakan pengguna internet lebih dari

tiga jam perharinya.29Internet yang kini menjadi bagian dan kebutuhan penting

dalam kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan sehari-hari.

Seiring teknologi yang berkembang melalui internet yang merupakan sebuah

media dengan segala karakteristiknya, internet mmiliki teknologi, cara

penggunaan, lingkup layanan dan isi serta citra (image) tersendiri.

Media online merupakan media yang menggunakan internet. Sepintas

orang akan menilai media online merupakan media elektronik, tetapi para pakar

memisahkannya dalam kelompok tersendiri. Alasannya, media online

menggunakan gabungan proses media cetak dengan menulis informasi yang di

27

Asnawir dan Usman M Basyiruddin, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). h. 11.

28

John M. Echols dan Hasan Shadily, English Indonesia Dictionary (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 360.

29

(31)

salurkan melalui sarana elektronik, tetapi juga behubungan dengan komunikasi

personal yang terkesan perorangan30

Dalam dunia jurnalistik pun internet melahirkan ilmu jurnalistik baru yaitu

jurnalisme online.Jurnalisme online ini menggunakan laporan jurnalistik dengan

menggunakan teknologi internet yang disebut media online yang menyajikan

informasi cepat dan mudah diakses oleh masyarakat luas di mana saja dan kapan

saja.

Di bawah ini adalah tabel kelebihan dan kekurangan media online sebagai

penjelas urgensi media online dalam skripsi ini dan deskripsi progres

[image:31.595.103.517.228.671.2]

perkembangan media online di Indonesia.

Tabel II.I

Kelebihan dan Kekurangan Media Online

Kelebihan Media Online31 Kekurangan Media Online32

informasinya lebih “personal”, dapat di akses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Tentu dengan syarat; ada sarannya, berupa seperangkat computer dan jaringan internetnya. Informasi yang disebarkan dapat di-update setiap saat. Lebih dari itu, media online juga melengkapi fasilitas pencarian berita dan pengarsipan berita yang dapat di akses dengan mudah.

Media online harus menggunakan perangkat komputer dan jaringan internet yang hingga saat ini biayanya cukup mahal di Indonesia. Saat ini, belum seluruh wilayah di Indonesia memiliki jaringan internet, di samping diperlukan keahlian khusus guna memanfaatkannya, dan mungkin juga belum banyak orang yang menguasainya.

Sumber: Mondry, Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik.

30

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2008), h. 13

31

Ibid., hal. 22. 32

(32)

C. Konseptualisasi Berita

1. Pengertian Berita

Totok Djunarto dalam Manajemen Penerbitan Pers menulis bahwa berita

berasal dari bahasa sanskerta, yakni Vrit yang dalam bahasa inggris disebut write,

yang arti sebenarmya ialah ada atau terjadi. Sebagian menyebutnya dengan vritta,

berarti “kejadian” atau “yang telah terjadi”.Vritta dalam bahasa Indonesia

kemudian menjadi berita atau warta.33

Paul De Massener dalam buku Here’s The News: Unesco Associate

menyatakan bahwa news atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan

menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Charneley dan James M. Neal

menjelaskan bahwa berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini,

kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting, menarik, masih baru

dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak.34

Ada beberapa definisi tentang berita dari pakar ilmuwan dan penulis, di

antaranya:

a. Dean M. Spencer mendefinisikan berita sebagai suatu kenyataan atau ide

yang benar dan dapat menarik perhatian sebagai pembaca.

33

Totok Djunarto, Manajemen Penerbitan Pers (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), cet ke-1, h. 46.

34

(33)

b. Dr. Wiliar C Balayer, berita adalah sesuatu yang termasuk (baru) yang

dipilih wartawan untuk dimuat dalam media cetak oleh karena itu, ia dapat

menarik atau mempunyai makna dan dapat menarik minat bagi pembaca

kabar tersebut.

c. William S. Maaulsby menyebutkan berita sebagai suatu penuturan secara

benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru

terjadi

d. Eric C. Hesfwood, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang

penting dan menarik perhatian pembaca.

e. Djafar H. Assegaf mengartikan berita sebagai laporan tentang fakta atau

ide yang termasa dan terpilih oleh staf redaksi suatu media massa untuk

disiarkan dengan harapan dapat menarik perhatian khalayak.

Sementara J.B Wahyudi mendefinisikan berita sebagai laporan tentang

perisitwa atau pendapat yang memiliki nilai penting dan menarik bagi sebagian

khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa.

Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak dipublikasikan secara

periodik.35

Berita dapat didefinisikan sebagai perisitwa yang di laporkan.Segala yang

didapat di lapangan dan sedang dipersiapkan untuk dilaporkan, belum dapat

disebut berita.Wartawan yang menonton dan menyaksikan peristiwa, belum tentu

35

(34)

telah menemukan perisitwa. Wartawan harus bisa menemukan peristiwa setelah

memahami proses atau jalan cerita, yaitu harus tahu apa(what) yang terjadi, siapa

(who) yang terlibat, bagaimana kejadian itu terjadi (how), kapan (when) terjadi, di

mana (where) peristiwa itu terjadi, dan mengapa (why) sampai bisa terjadi. Unsur

tersebut bersinergi sehingga dapat menjadi sebuah berita.36Dengan demikian,

berita adalah fakta, opini, pesan, serta informasi yang mengandung nilai-nilai

yang diumumkan dan diinformasikan yang menarik perhatian sejumlah orang

yang memiliki pertimbangan, di antaranya.37

a. Akurat, singkat, padat dan sesuai kenyataan

b. Tepat waktu dan aktual

c. Obyektif, sama dengan fakta yang sebenarnya, tanpa opini dari penulis

d. Menarik, disajikan dengan kata-kata dan kalimat yang khas, segar dan

enak dibaca

e. Baru

2. Nilai-nilai berita

Nilai berita merupakan elemen-elemen dari berita sebagai patokan bagi

wartawan untuk memutuskan berita mana yang pantas untuk diliput dan mana

yang tidak.Nilai berita dalam suatu berita juga menjadi sebuah ukuran yang

36

Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan (Yogyakarta: Andi Publisher, 2005), h. 18.

37

(35)

menentukan berita tersebut layak diterbitkan atau tidak. Menurut Eriyanto, hanya

ada beberapa peristiwa yang mempunyai ukuran-ukuran atau nilai-nilai tertentu

saja yang layak dan bisa disebut sebagai berita.38 Nilai berita tersebut di antaranya

adalah:39

a. Immediacy atau biasa disebut timelines:

terkait dengan kesegaran peristiwa yang dilaporkan.

b. Proximity

keterdekatan peristiwa dengan pembaca dalam keseharian hidup

mereka. Karena biasanya orang-oarang akan tertarik dengan berita

yang menyangkut dengan kehidupan mereka.

c. Consequence

berita yang mengubah kehidupan pembaca adalah yang mengandung

nilai konsekuensi.

d. Conflict

peristiwa perang, demonstrasi, atau kriminalitas merupakan contoh

elemen konflik di dalam pemberitaan.

e. Oddity:

peristiwa yang tidak biasa terjadi adalah sesuatu hal yang akan

diperhatikan segera oleh masyarakat.

38

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LkiS, 2005), Cet. ke-3, h. 106.

39

(36)

f. Sex

seks sering menjadi elemen utama dari sebuah pemberitaan, tetapi

sering pula seks menjadi elemen tambahan bagi pemberitaan

tertentu, seperti pada berita olahraga, selebriti dan kriminal.

g. Emotion

elemenemotion ini kadang dinamakan elemen human interest.

h. Prominence

elemen ini adalah unsur keterkenalan selalu menjadi incaran

pembuat berita.

i. Suspence

menunjukan sesuatu yang ditunggu-tunggu, terhadap sebuah

peristiwa oleh masyarakat. Kejelasan mengenai suatu fakta sangat

dituntut oleh masyarakat.

j. Progress

ini adalah elemen “perkembangan” suatu peristiwa yang ditunggu oleh masyarakat.

3. Kategori Berita

Proses kerja dan produksi berita adalah sebuah konstruksi. Sebagai sebuah

konstruksi ia menentukan mana yang layak dan mana yang disebut berita atau

tidak selain nilai berita, prinsip lain dalam proses produksi berita yakni kategori

(37)

lima kategori berita. Kategori tersebut digunakan untuk membedakan isi berita

dan kategori subjek peristiwa yang menjadi berita. Kelima kategori tersebut

digambarkan sebai berikut:40

1. Hard news. Berita mengenai peristiwa yang terjadi pada saat itu.

Kategori berita ini sangat dibatasi oleh waktu dan aktualisasi. Semakin

cepat diberitakan semakin baik. Bahkan ukuran keberhasilan dari

kategori ini adalah kecepatannya.

2. Soft news. Kategori ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan kisah

manusiawi (Human Interest). Pada jenis berita ini tidak dibatasi oleh

waktu. Ia bisa diberitakan kapan saja.

3. Spot news. Spot news adalah sub klasifikasi dan kategori yang bersifat

hard news. Dalam spot news, peristiwa yang diliput tidak bisa

direncanakan.

4. Developing news. Developing news adalah sub klasifikasi dari hard

news yang umumnya berhubungan dengan peristiwa yang tidak terduga

seperti spot news. Tetapi dalam developing news dimasukan elemen

lain, seperti peristiwa yang diberitakan adalah bagian dari rangkaian

berita yang akan diteruskan keesokan hari atau dalam berita selanjunya.

40

(38)

5. Continuing news. Adalah sub klasifikasi lain dari hard news. Dalam

contining news, peristiwa-peristiwa yang bisa diprediksi dan

direncanakan

4. Jenis-jenis Berita

Jenis-jenis berita dapat digolongkan menjadi lima bagian:41

a. Straight News: Berita langsung (straight news) adalah berita yang

ditulis apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar

halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini.

b. Deep News: Berita yang mendalam, dan dikembangkan dengan

pendalaman hal-hal yang ada disudut permukaan.

c. Investigation News: Berita yang dikembangkan berdasarkan

penelitian dari berbagai sumber.

d. Interpretative News: Berita yang dikembangkan berdasarkan

pendapat wartawan, bedasarkan fakta yang ditemukan dilapangan.

e. Opinion News: Berita mengenai pendapat seseorang, biasanya

pendapat para tokoh atau cendikiawan mengenai suatu isu atau

hal-hal tersebut.

41

(39)

D. Konflik

1. Konflik secara Umum

Konflik merupakan suatu bentuk interaksi di mana tempat, waktu dan

intensitas tunduk pada perubahan. Sosiolog Lewis A. Coser menyebutkan bahwa

konflik merupakan proses instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan

pemeliharaan struktur sosial. Konflik dapat secara positif fungsional sejauh ia

bergerak memperkuat disfungsional melawan struktur.42Konflik juga dapat

merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan

pemeliharaan struktur sosial. Selain itu, konflik dapat pula menempatkan dan

menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok.43

Menurut Soerjono Soekanto, konflik merupakan suatu proses sosial di mana

orang per orangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya

dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan. Dari

berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik berlangsung dengan

melibatkan orangorang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan

ancaman kekerasan.Dalam bentuk ekstrimnya, konflik dilangsungkan tidak hanya

sekadar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi. Konflik juga bertujuan

sampai tahap pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang

sebagai lawan atau saingannya.

Teori konflik merupakan perubahan sosial yang tidak terjadi melalui proses

penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya

42

Lewis Coser, The Function of Social Conflict (New York: Free Press, 1956), h. 23 43

(40)

konflik yang menghasilkan kompromi yang berbeda dengan kondisi semula.44

Teori ini berdasarkan pada pemilikan sarana produksi sebagai unsur pokok

pemisahan kelas dalam masyarakat.Teori ini merupakan antitesis dariteori

struktural fungsional, di mana teori struktural fungsional sangat

mengedepankan keteraturan dalam masyarakat sedangkan teori konflik melihat

pertikaian dan konflik dalam sistem sosial. Teori konflik menegaskan bahwa

masyarakat tidak akan selamanya berada pada keteraturan. Teori ini menyebutkan

bahwa konflik membicarakan mengenai otoritas yang berbeda-beda sehingga

melahirkan superordinasi dan subordinasi.Perbedaan antara superordinasi dan

subordinasi dapat menimbulkan konflik karena adanya perbedaan

kepentingan.Oleh sebabnya, teori konflik masyarakat disatukan dengan

“paksaan”.Maksudnya, keteraturan yang terjadi di masyarakat sebenarnya karena

adanya paksaan (koersi).Oleh karena itu, teori konflik lekat hubungannya dengan

dominasi, koersi, dan power.Terdapat dua tokoh sosiologi modern yang

berorientasi serta menjadi dasar pemikiran pada teori konflik, yaitu Lewis A.

Coser dan Ralf Dahrendorf.

Dalam teori Coser, ia merumuskan suatu pemikiran yang disebut dngan

katup penyelamat (safety value). Katup penyelamat berfungsi sebagai jalan ke luar

yang meredakan permusuhan, yang tanpa itu hubungan- hubungan di antara

pihak-pihak yang bertentangan akan semakin menajam.Katup Penyelamat ialah

salah satu mekanisme khusus yang dapat dipakai untuk mempertahankan

44

(41)

kelompok dari kemungkinan konflik sosial.Katup penyelamat merupakan

sebuah institusi pengungkapan rasa tidak puas atas sebuah sistem atau struktur.45

Berikut ini merupakan faktor-faktor penyebab konflik:

a. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.

Setiap manusia adalah individu yang unik.Artinya, setiap orang memiliki

pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan

pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini

dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani

hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.

Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman,

tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa

terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

b. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk

pribadi-pribadi yang berbeda.

Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran

dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu

pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu

konflik.

45

(42)

c. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.

Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan

yang berbeda.Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan,

masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda.

Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan

yang berbeda-beda.

d. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika

perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan

tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada

masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang

mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada

masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat

berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai kekerabatan

bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi

formal perusahaan.Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis

dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat

berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan

istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara

cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di

(43)

perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat

yang telah ada.

Akibat-akibat konflik antara lain:

a. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang

mengalami konflik dengan kelompok lain.

b. Keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.

c. Perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam,

benci, saling curiga dan sebagainya.

d. Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.

e. Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam

konflik.

Solusi Penyelesaian Konflik:

a. Meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara

kelompok-kelompok yang mengalami konflik.

b. Mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima

keragaman yang ada di dalamnya.

c. Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk memisahkan

(44)

mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan-kepentingan

mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetap.

d. Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk mengidentifikasi

dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, dan

menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.

2. Islam Melihat Konflik

Apabila kita kembali menelaah Al-Qur‟anul karim dan hadits-hadits Nabi

saw. Kita akan menemukan, bahwa aspek sosial menempati posisi yang sangat

penting setelah akidah, sesuai dengan penjelasan kebanyakan ayat Al-Qur‟an,

hadits Nabi serta penjelasan tarikh-tarikh hukum Islam.46 Dalam kitab sunnah atau

buku fiqh, selain akan mendapatkan masalah-masalah yang berhubungan dengan

kewajiban bermasyarakat dan bermuamalah, kita juga akan menemukan keunikan

syariat sosial. Berikut uraian beberapa contoh hadistsosial yang bisa

menimbulkan konflik atau pertentang antar individu maupun sosial.:

a. Berprasangka Buruk:

“Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasullah saw bersabda „Jauhkanlah dirimu

dari prasangka karena prasangka adalah sedusta-dustanya pembicaraan.

janganlah saling mengintai dan meraba-raba kesalahan orang lain,

janganlah saling mendengki,saling membenci dan saling membelakangi.

Jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara, sebagaimana Allah telah

46

(45)

memerintahkannya kepadamu. Orang Islam adalah saudara orang Islam

lainnya,jangnlah menganiayanya, merendahkannya dan menghinanya.

Cukuplah kejahatan seseorang dengan menghinakan saudaranya yang

Islam. Setiap orang Islam atas orang Islam lainnya haram hartanya,

darahnya,dan kehormatannya. Ssesungguhnya Allah tidak memandang

kepada tubuh dan rupamu, tetapi Allah memandang hati dan

amalmu.Takwa itu disini, nabi menunjukkan dadanya.‟” (H.R. Malik,

Bukhari dan Muslim)

b. Hasad atau Dengki:

“Dari Abu Hurairah ra, Rasullah saw bersabda, „Jauhkanlah dirimu dari

perbuatan hasud , sebab perbuatan hasud akan memakan kebaikan

sebagaimana api memakan kayu bakar.‟Atau beliau berkata ,‟memakan

rumput “ ( H.R. Abu Dawud dan Baihaqi ).

c. Ghibah:

“Dari Abu Hurairah ra bahwa sesungguhnya Rasullah saw bersabda,

„Apakah kamu mengetahui, apa ghibah itu?‟ Mereka berkata, „Allah dan

Rasul-Nya lebih mengetahui.‟Beliau bersabda, „Kamu menceritakan

saudaramu dengan ucapan yang tidak disenangi.‟ Beliau ditanya,

„Beritakanlah kepadaku bagaimana jika aku yang diceritakan olehku

benar ada pada saudaraku?‟ Beliau bersabda, ‟Jika yang dikatakanmu itu

benar ada padanya, maka sesungguhnya kamu mengumpatnya.Dan jika

yang dikatakan olehmu tidak ada padanya, maka, sesungguhnya kamu

(46)

E. Konstruksi Sosial

Gagasan teori konstruksi realitas sosial pertama kali diperkenalkan oleh

Peter Berger bersama Thomas Luckmann dalam bukunya yang berjudul The

Social Construction of Reality,47 diterjemahkan sebagai Pembentukan Realitas

Secara Sosial.hasil konstruksi sosial dalam komunikasi tertentu.48Berger dan

Luckmannmemahami dunia kehidupan (life world) selalu dalam proses dialektik

antara the self (individu) dan dunia sosio kultural. Proses dialektik itu mencakup

tiga momensimultan, yaitu eksternalisasi (penyesuaian diri dengan dunia sosio

kultural sebagai produk manusia), objektivasi (interaksi dengan dunia

intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami institusionalisasi), dan

internalisasi(individu mengidentifikasi dengan lembaga-lembaga sosial atau

organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya).49

Konstruksi sosial media massa diambil dari pendekatan konstruksi sosial

atas realitas Peter L Berger dan Luckmann dengan melihat fenomena media massa

dalam proses eksternalisasi, objektivasi, internalisasi. Menurut pandangan Berger

dan Luckman, tahapan-tahapan dalam proses konstruksi sosial media massa itu

terjadi melalui tahap menyiapkan materi, tahap sebaran konstruksi, tahap

47

Peter L. Berger dan Thomas Luckman, Tafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan (Jakarta: LP3ES, 1991), h. 75.

48

Stephen W. Littlejhon, Theories of Human Communication, seventh edition (USA: Wadsworth Publishing Company, 2001), h. 175-176.

49

(47)

pembentukan konstruksi dan tahap konfirmasi.50 Berikut penjelasan mengenai

tahapan-tahapan dalam proses konstruksi sosial media massa:

1. Tahap menyiapkan materi konstruksi: dalam hal ini ada tiga tahapan

penting yaitu keberpihakan media massa kepada kapitalisme,

keberpihakan semua kepada masyarakat dan keberpihakan kepentingan

umum.

2. Tahap sebaran konstruksi: tahap ini dilakukan melalui strategi media

masa. Prinsip dasar dari tahap ini adalah semua informasi harus sampai

kepada khalayak secara tepat berdasarkan agenda media.

3. Tahap pembentukan konstruksi realitas: pada tahap ini berlangsung

melalui konstruksi realitas pembenaran, kesediaan dikonstruksi oleh media

massa dan sebagai pilihan konsumtif.

4. Tahap konfirmasi: konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun

penonton member argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya

untuk terlibat dalam pembentukan kontruksi.51

Max Weber melihat realitas sosial sebagai perilaku sosial yang memiliki

makna subjektif, karenanya perilaku memiliki tujuan dan motivasi.Pada dasarnya

realitas itu tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran individu, baik di dalam maupun di

luar realitas tersebut. Realitas sosial memiliki makna di saat realitas sosial

50

Burhan Bungin, Sosial Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2007), h. 205-212.

51

(48)

dikonstruksi dan dimaknakan oleh individu lain sehingga memantapkan realitas

itu secara objektif. Individu yang mengkonstruksi realitas dan mengkonstruksi

dalam dunia realitas, memantapkan realitas itu berdasarkan subjektivitas individu

lain dalam institusi sosialnya.52

Pada konteks media cetak ada tiga tindakan dalam mengkonstruksi realitas,

yang hasil akhirnya berpengaruh terhadap pembentukan citra suatu realitas,

yaitu:53

1. Pemilihan atau kata simbol. Walaupun media cetak biasanya

melaporkan, namun jika dalam pemilihan kata istilah atau simbol secara

umum yang memiliki arti tertentu di masyarakat, tentu akan menarik

perhatian masyarakat tersebut.

2. Pembingkaian suatu berita. Pada media cetak selalu terdapat tuntutan

teknis, seperti keterbatasan kolom dan halaman karena tuntutan dari

kaidah jurnalistik kemudian berita selalu disederhanakan melalui

mekanisme pembingkaian atau framing.

3. Penyediaan ruang. Semakin besar ruang yang diberikan maka akan

semakin besar pula perhatian yang akan diberikan oleh khalayak.54

Kita dapat melihat bahwa bahasa memberi sebutan yang dipakai untuk

membedakan objek.Bagaimana benda-benda dikelompokan bergantung pada

52

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi dan Keputusan Konsumen Serta Kritik Terhadap Peter L Berger & Thomas Luckmann (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 12.

53

Eriyanto, Analisis Framing, h.27. 54

(49)

penggunaan realitas sosial tertentu.Begitu juga bagaimana kita memahami

objek-objek dan bagaimana kita berperilaku terhadapnya sengat bergantung pada realitas

sosial yang memegang peranan.55

F. Konseptualisasi Framing

Framing merupakan versi terbaru dari pendekatan analisis wacana,

khususnya untuk menganalisis media.Gagasan mengenai framing pertama kali

dilontarkan oleh Beterson tahun 1955. Pada mulanya frame dimaknai sebagai

struktur konsptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan

politik, kebijakan, dan wacana serta menyediakan kategori-kategori standar untuk

mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh

Goffman pada 1974, yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan

perilaku (strips of behavior) yang membimbing individu dalam membaca

realitas.56

Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas dibentuk dan

dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan dan konstruksi realitas ini, hasil

akhirnya adalah bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah

tampak. Akibatnya, khalayak lebih mudah mengingat aspek-aspek yang tidak

disajikan secara menonjol, bahkan tidak diberitakan, menjadi terlupakan dan sama

sekali tidak diperhatikan oleh khalayak.57

55

Ibid., h. 2-4. 56

Alex Sobur,Analisis Teks Media, h. 161-162. 57

(50)

Dalam persepektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah

cara- cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati

strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam agar lebih bemakna,

lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi

khalayak sesuai persepektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan

untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan

wartawan ketika nmenyeleksi isu dan menulis berita.58

Cara pandang atau persepektif itu pada akhirnya mementukan fakta apa

yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak

dibawa ke mana berita tersebut.59Oleh karenanya, berita menjadi manipulatif dan

bertujuan mendominasi keberadaan subjek sebagai sesuatu yang legitimate

objektif, alamiah, wajar, atau tak terelakkan.60 Jadi, framing adalah cara yang

digunakan untuk menganalisis dan mengetahui bagaimana konstruksi dari suatu

peristiwa yang dilakukan oleh media massa, yang kemudian dikemas menjadi

sebuah berita. Pada dasarnya, framing itu metode untuk melihat cara bercerita

(story telling) media massa atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara

pandang” terhadap realitas yang dijadikan berita.“Cara melihat” ini berpengaruh

pada hasil akhir dari konstruksi realitas.Dengan menggunakan analisis framing,

kita dapat mengetahui bagaimana media mengkonstruksikan suatu peristiwa

menjadi sebuah berita untuk disebarluaskan kepada khalayak, dan juga bagaimana

58

Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 162 59

Bimo Nugroho, Eriyanto, Franz sudiarsis, Politik Media Mnegemas Berita (Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 1999), h. 21.

60

(51)

membingkai suatu realitas sesuai dengan pandangan wartawan dan media itu

[image:51.595.103.518.201.742.2]

sendiri.

Tabel II.II

Dimensi Besar Framing

TOKOH DEFINISI

Robert N. Entman

(1993)

Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga

bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol

dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan

penempatan informasi-informasi dalam konteks yang

khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi

lebih besar dari pada sisi lain

William A. Gamson

(1992)

Cara berbicara atau gugusan ide-ide yang terorganisir

sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna

peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu

wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah

kemasan (package). Kemasan itu semacam skema atau

semacam struktur pemahaman yang digunakan

individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan

yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna

pesan-pesan yang ia terima.

Todd Gitlin

(1980)

Strategi bagaimana realitas/dunia dibentuk dan

disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan

kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa

ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol

dan menarik perhatian khalayak pembaca. Itu

(52)

presentasi aspek tertentu dari realitas

David E. Snow and

Robert Benford

Pemberitaan makna untuk menafsirkan peristiwa dan

kondisi yang relevan. Frame mengorganisasikan

system kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci

tertentu, anak kalimat, citra tertentu, sumber informasi

dan kalimat tertentu.

Amy Binder Skema interpretasi yang digunakan oleh individu

untuk menempatkan, menafsirkan, mengindenfikasi,

dan melabeli peristiwa secara langsung atau tidak

langsung. Frame mengorganisir peristiwa yang

kompleks ke dalam bentuk dan pola yang mudah

dipahami dan membantu individu untuk mengerti

makna peristiwa.

Zhongdang Pan dan

Gerald M. Kosicki

(1993)

Strategi konstruksi dan memproses berita. Perangkat

kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi,

menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan

rutinitas dan konvensi pembentukan berita.

Sumber: Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media (h. 67-68)

Ada dua aspek yang digunakan dalam pendekatan analisis framing, yaitu

pertama, memilih fakta/realitas. Proses memilih fakta ini didasarkan pada asumsi,

wartwan tidak mungkin melihat peristiwa tanpa perspektif.61 Dalam memilih fakta

ini selalu terkandung dua kemungkinan yaitu apa yang dipilih (included) dan apa

yang dibuang (excluded). Penekanan pada aspek tertentu itu dilakukan dengan

memilih angel tertentu, fakta tertentu dan melupakan fakta lain, pada intinya

61

(53)

peristiwa dilihat dari sisi tertentu. Akibatnya, pemahaman dan konstruksi atas

suatu peristiwa bisa jadi berbeda antara suatu media dengan media lain.

Kedua, menuliskan fakta, proses ini berhubungan dengan bagaimana fakta

yang dipilih itu disajikan kepada khalayak. Ide itu diungkapkan kata, kalimat, foto

dan sebagainya.Elemen menulis fakta ini berhubungan dengan penonjolan

realitas.Pemakaian kata, kalimalimat atau foto merupakan implikasi dari memilih

aspek tertentu dari realitas.Akibatnya, realitas yang disajikan secara menonjol

memungkinkan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak

dalam memahami suatu realitas.

Melalui framing, jurnalis dapat mengemas perisitwa yang kompleks

menjadi perisiwa yang mudah dipahami dengan menggunakan perspekif tertentu

dan lebih menarik perhatian para pembaca. Laporan berita yang ditulis wartawan

pada akhirnya menampilkan apa yang dianggap penting, apa yang perlu

ditonjolkan, dan apa yang perlu disampaikan oleh wartawan kepada para

pembaca.

G. Konsep Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

Dalam skripsi ini penulis menggunakan framing model Zhongdang Pan dan

Gerald M. Kosicki.Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame

yang berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide.Frame ini adalah suatu ide yang

dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita, seperti kutipan

sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu kedalam teks secara

(54)

suatu peristiwa dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks. <

Gambar

TABEL 1  Kelebihan
Tabel II.I
Tabel II.II
grafik dan perangkat lain untuk membentu dirinya menggungkapkan pemaknaan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Riyanto., 2004, Pengembangan Pecinan Semarang sebagai Tempat Wisata Warisan Budaya Berdasarkan Persepsi Mayarakat, Tugas Akhir, Tidak dipublikasikan, PWK, UNDIP.. Rossi, Aldo.,

Jasa Raharja (Persero) sebagai lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah dalam pelaksanan Program Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan memiliki peranan dan tanggung

Solusi persamaan Laplace homogen pada cakram dalam koordinat polar merupakan hal yang sederhana untuk didapatkan, meskipun demikian untuk model elektroda lengkap merupakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan kendaraan ringan berpengaruh (p &lt; 0.05) terhadap tingkat kebisingan, dengan persamaan regresi Y = 101,130 - 0,689X yang artinya

Menggunakan Power Window Motor berbasis Programmable Logic Controller ”, yang di ajukan sebagai syarat menyelesaikan studi pada program Diploma III Jurusan Teknik

Dari hasil analisis menggunakan one way ANOVA tidak ditemukan perbedaan yang bermakna antara derajat merokok dengan WHR.Namun berdasarkan penelitian Canoy et

Radiasi bahan pangan menggunakan sinar dengan panjang gelombang &lt; 200 nm, seperti sinar beta, sinar gamma, dan sinar X.. Radiasi sering disebut cold sterilization, karena

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran inkuiri menggunakan KIT IPA terhadap