Skripsi
Diajukan Ke Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
KHAIRUI IMAM GHOZALI NIM : 1110051100058
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
SKRIPSI
Dia.jukan kepada Fakultas ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Khairul Imam Ghozali
NIM: 1110051100058
Dosen Pembimbing
, t--D
lkw{,
/u
1
vAde Rina Farida. M. Si.
NIP: 19770513 2007012 018
KONSENTRASI JURNALTSTIK
JURUSAN
KOMUNIKASI
DAN PENYTARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU
DAKWAH
DAN
ILMU
KOMUNIKASI
UTN
SYARIF HIDAYATULLAH
Mei 2015. Skripsi ini telah diterirna sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Program Studi Konsentrasi Jurnalistik.
Jakarta,2T Mei 2015
Sidang Munaqasyah
SekretarisSidang
1
AnggotaPefrguji t
I
r-=--l
\
I
q--.\-
\
)*----iDr. Tantan lldrmansah. M. Si. NIP: 19760617200501 1006
Dosen Pembimbing
lkl'$
Ade Rina Farida. M.Si. NIP: I 97705132007 012018 Ketua Sidang199803 2 00 NIP: I 97 104122000032001
l. Shripsi ini merupakarr hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Stara
I
(Sl)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang belaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini hasil plagiat atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif H idayatullah Jakarta.
2.
1
Jakarta. 27 Mei20l5
i
pemikiran ICMI terhadap era perubahan di Indonesia dalam segala aspek. Dalam perkembangannya di
tahun Pemilu 2014, ROL sebagai media berideologi Islam turut memberitakan konflik internal Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) mengenai keputusan koalisi Pilpres.
Penelitan mengenai hubungan kedua institusi ini menjadi menarik karena keduanya sama-sama
secara historis didirikan oleh komunitas Islam. Selanjutnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana frame dan konstruksi harian Online Republika.com (ROL) dalam memberitakan konflik
internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengenai koalisi partai Pemilu 2014.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan paradigma konstruktivis yang
didukung oleh analisis framing konsep Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, teori Konstruksi Sosial,
sertakonsep media massa online.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam memberitakan konflik internal PPP dalam Pemilu
2014 lalu, ROL mengemas pemberitaan secara deskriptif deduktif, melakukan konstruksi realitas di
dalamnya dengan frame yang tertuju pada deskripsi dan pemaparan konflik tersebut. ROL adalah media
berideologi Islam yang dimaknai secara normatif yang selalu mengusung kaidah jurnalisme sehingga
mengangkat konflik internal PPP merupakan urgensi tersendiri bagi ROL agar partai Islam tetap
terjaganya sesuai fungsi dan perannya demi menciptakan Indonesia yang bersatu.
ii
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, berkah, pertolongan, hidayah serta kemudahannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shawalat serta salam juga tak lupa senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan seluruh keluarga, para sahabat, serta para pengikutnya dari awal sampai akhir zaman
Syukur Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Framing Pemberitaan Konflik Internal Partai Persatuan Pembangunan dalam
Menentukan Koalisi Pada Pemilu 2014 oleh Harian Online Republika.com (ROL), yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 (S1), di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama masa penelitian, penyusunan, penulisan, sampai masa penyelesaian skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M.A. Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Suparto, M. Ed, Ph.D. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dra. Hj. Raudhonah, M.Ag, serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Drs. Suhaimi, M.Siiii
waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memberikan banyak pelajaran, dan menyemangati penulis dengan kesabaran untuk dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
4.
Seluruh dosen pengajar dan staf akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.5.
Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang telah menyediakan buku serta fasilitas lainnya sehingga penulis mendapat banyak referensi dalam penelitian ini6.
Kedua orang tua tercinta, Ibu Ismah dan Bapak Jajang Kurniawan, atas segala doa, dukungan, serta kasih sayangnya yang tidak ada hentinya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini7.
Kedua kakak tercinta Indra jaya kurniawan dan Irawati Kurniawan, yang turut serta memberikan kemudahan dan pertolongan kepada penulis.8.
Harian Online Republika.com, khususnya kepada Mansyur Fakih selaku Redaktur Nasional Harian Online Republika.Com, yang sudah bersedia memberikan waktunya, untuk membantu dalam proses penelitian ini.iv
sebagai saudara sendiri, saudara Reza fadilah, saudara Dimas qumz, saudara Ahmad alghifari, saudara Maulana fitrah, saudara Kun f Syahidan, Saudara Kahfi Ibrahim, saudara deas, saudara Nur Hakim. serta sahabat lainnya yang tidak bisa di sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan, bantuan serta tawa candanya.
11.
Sahabat, Partner, Kekasih tercinta Aisyah Zhafira. Yang telah memberikan waktu, motivasi, semangat, serta bantuan yang luar biasa dengan kasih sayang yang tulus ikhlas.12.
Semua pihak yang telah berjasa dalam proses penelitian yang tidak bisa di sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membals segala kebaikan, ketulusan dan bantuan semua pihak yang banyakWassalamualaikum Wr. Wb
Ciputat, 25 Mei 2015
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Perumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian... 6
F. Tinjauan Pustaka ... 6
G. Metodologi Penelitian ... 9
H. Teknik Pengumpulan Data ... 11
I. Sistematika Penulisan ... 12
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KONSEPTUAL ... 14
A. Media Massa ... 14
B. Media Online ... 17
C. Konseptualisasi Berita ... 20
1. Pengertian Berita ... 20
2. Nilai-nilai Berita ... 22
2. Konflik dalam Islam ... 32
E. Konstruksi Sosial... 33
F. Konseptualisasi Framing ... 37
G. Konsep Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki ... 41
1. Struktur Sintaksis ... 43
2. Struktur Skrip ... 43
3. Struktur Tematik ... 44
4. Struktur Retoris ... 44
BAB III GAMBARAN UMUM HARIAN REPUBLIKA ONLINE ... 47
A. Sejarah Singkat ROL ... 47
B. Visi dan Misi ROL ... 49
C. Prinsip Dasar ROL ... 50
D. Produk ROL ... 51
E. Struktur Organisasi ROL ... 52
BAB IV Hasil Analisis Framing Pemberitaan Konflik Internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) oleh Harian Online Republika.com (ROL) ……… 54
A. Framing Berita Konflik Internal PPP dalam Menentukan Koalisi pada Pemilu 2014 olehHarian Online Republika (ROL) ... 54
B. Analisis Data Berita Konflik Internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam Menentukan Koalisi pada Pemilu 2014 di Harian Republika Online (ROL) ... ………….. 58
1. Analisis Berita 1 ... 58
2. Analisis Berita 2 ... 70
A. Kesimpulan ... 97
TABEL 1 Kelebihan dan Kekurangan Media
Online………...………..…19
TABEL 2 Dimensi Besar Framing ………...………39
TABEL 3 Daftar Berita…………...……….……...………...47
TABEL 4 Analisis Framing Berita 1………...……… ……..55
TABEL 5 Analisis Framing Berita 2………..………. ……...67
1
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat di masa
kini membuat informasi dan komunikasi menjadi kebutuhan penting dalam
masyarakat. Sehingga kemudian media massa yang berfungsi sebagai penyalur
dan perantara informasi tertuntut untuk bertransformasi mengikuti kebutuhan
tersebut. Pada akhirnya hal ini membuat teknologi dan media massa menjadi dua
hal yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan IPTEK memberikan dunia
jurnalistik ruang yang lebih untuk berproduksi, juga berdistribusi.Hal ini
kemudian terlaksana dalam bentuk media online.
Elvinaro Ardiyanto mendefinisikan media massasebagai sarana dari
komunikasi massa yang pada dasarnya terbagi dalam dua kategori,yakni media
cetak dan media elektronik. Media cetak yakni surat kabar, tabloid dan majalah,
sedangkan media elektronik adalah radio, televisi, film dan media online.1
Dengan perkembangan dan kemudahan akses teknologi informasi yang
dapat di peroleh dengan mudah oleh masyarakat karena kuantitas media massa
pada saat ini, memberikan peluang bagi setiap orang untuk terlibat aktif dalam
kegiatan bermedia. Kecanggihan teknologi juga membuat masyarakat memiliki
1
kebebasan penuh untuk memilih dan sekaligus memaknai semua informasi yang
disajikan oleh media lokal, nasional, maupun internasional.
Setiap saat masyarakat dihadapkan oleh banyak informasi berita dan
hiburan, hingga tanpa sadar memilih dan mengkonsumsi sajian media yang tidak
sepenuhnya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.Isu dan informasi berganti
tiap detik, yang mana menjadi sebuah tuntutan teknologi dan globalisasi.Salah
satu yang berperan dalam hal ini adalah media massaonline yang menampilkan
berbagai realitas sosial yang terjadi ditengah-tengah kehidupan lewat penyajian
berita dan informasi yang begitu cepat.2
Media massa berperan strategis dalam menyampaikan informasi secara
serempak kepada publik, karena fungsi dasarnya sebagai penghantar dan penyebar
pengetahuan, penyelenggara kegiatan dalam lingkungan publik yang dapat
dijangkau setiap anggota masyarakat secara bebas, sukarela, umum dan murah,
hubugan antara pengirim dan penerima seimbang dan sama, serta mampu
menjangkau lebih banyak orang daripada institusi lainnya.3Hal ini juga dipertegas
dalam Undang-undang No. 40 tahun 1999 tentang Pers, yakni fungsi pers adalah
untuk menginformasikan, mendidik, menghibur dan melakukan pengawasan
sosial (social control) baik pada perilaku publik maupun penguasa.4
Kehadiran ikatan cendekiawan muslim se-Indonesia (IICMI) yang berdiri
di Malang pada tahun 1990,menginginkan sebuah wadah inspirasi umat Islam,
2
Elvinaro Ardiyanto, Komunikasi Massa, h. 100. 3
Denis McQuail, Mass Communication Theory, 5th ed. (London: SAGE Publication, 2005), h. 51.
4
serta menembus pembatasan ketat pemerintah untuk mengijinkan penerbitan saat
itu untuk mementingkan upaya-upaya tersebut berubah, sehingga pada 4 Januari
1993 lahirlah harian umum nasional Republika.5 Dengan motto “pegangan
kebenaran” yang menunjukan semangat baru untuk mempersiapkan masyarakat
indoneisa yang memasuki era baru,yaitu era perubahan di segala aspek.6
Media Online dalam bentuk portal berita online (news portal) menjadi
favorit baru masyarakat karena akomodatif atas beritanya yang beragam,
anti-main stream dan up to date.7ROL (republika online) merupakan portal berita yang
menyajikan informasi secara teks, audio, dan video, yang terbentuk berdasakan
teknologi hipermedia dan hiperteks yang hadir sejak 17 Agustus 1995, dua tahun
setelah Harian Republika terbit.ROL kini hadir dengan fitur percampuran
komunikasi media digital.8
ROLsebagai harian online nasional ikut serta memberitakan konflik
internal salah satu partai berbasis islam, yaitu Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) yang cukup menghebohkan di pertengahan tahun.Konflik bermula dari
sikap Suryadharma Ali yang menyatakan bahwa PPP berkoalisi dengan Partai
Gerindra, sedangkan belum ada persetujuan dari seluruh anggota Partai yag
terbiasa dilakukan dalam bentuk muktamar. Pernyataan sepihak ini mengundang
konflik dan kisruh internal antar pimpinan dan elite partai politik (parpol).Ketua
DPP PPP, Aunur Rofiq, menyatakan kisruh dan konflik internal PPP murni
5
Dokumen harian umum Republika,Republika 3 April 2011. 6
Dokumen harian umum Republika,Republika 3 April 2011. 7
Rachmat Widodo, Kredibilitas Pemberitaan Pada Portal Berita Online vivanews.com
(Semarang: UNDIP, 2012), h. 4. 8
disebabkan tindakan dan sikap politik Ketum PPP, Suryadharma Ali, yang
dianggap oleh jajaran pimpinan elite PPP lainnya telah melanggar AD/ ART
PPP.9
Sejumlah berita mengenai konflik partai yang berlambang kabah ini
diberitakan oleh media harian online republika.com secara terus-menerus selama
bulan April 2014 hingga bulan September 2014. Pada masa yang sama, dalam
tahun kampanye 2014 ini banyak media massa yang secara pragmatis digunakan
sebagai alat politik sehingga kredibilitas pemberitaannya melenceng jauh dari
etika jurnalistik dan profesionalisme karena latar belakang kepemilikannya.10
Pemberitaan konflik partai internal Partai persatuan pembangunan ini
bukan hanya di sajikan oleh ROL,media online lain pun turut memberitakan
pemberitaan tersebut dengan caranya masing-masing dalam
membingkainya.untuk itu penulis ingin mengetahui bagaimana cara ROL dalam
membingkai (frame) pemberitaan tersebut,sehingga dapat disajikan kepada
khalayak. Selain itu ROL adalah media online terkemuka yang telah diakui
keberadaan dan kredibilitasnya, namun hal ini menjadi menarik karena Republika
dan PPP sama-sama dua institusi berbeda yang didirikan oleh komunitas Islam.
Dari pemaparan yang telah disebutkan, kemudian peneliti menjadi tertarik untuk
melakukan penelitian analisis wacana pemberitaan Republika Online (ROL)
terhadap konflik PPP dengan judul Analisis Framing Pemberitaan Konflik
9
http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/05/05/n53rme-mengapa-ppp-dilanda-konflik-internal-antar-elite diakses pada tanggal 30 September 2014.
10
Internal Partai Persatuan Pembangunan dalam Menentukan Koalisi Pada
Pemilu 2014 oleh Harian Online Republika.com (ROL).
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan tidak terlalu meluas, maka penelitian dibatasi
pada pemberitaan konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam
menentukan koalisi pada pemilu 2014 oleh Harian Online Republika.com (ROL).
C.Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana framing pemberitaan Harian Online Republika.Com (ROL)
mengenai konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ketika
menentukan koalisi di Pemilu 2014?
2. Bagaimana harian online Republika (ROL) mengkonstruksi pemberitaan
konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP)?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana frame harian Online Republika.com (ROL)
dalam pemberitaan konflik internal partai persatuan pembangunan (PPP)
2. Untuk mengetahui bagaimana harian online republika.com (ROL)
mengkonstruksi konflik internal partai persatuan pembangunan (PPP)
dalam menentukan koalisi di pemilu 2014
E. Manfaat Penelitian
Manfaat Akademis
1. Menambah literatur kajian ilmu jurnalistik untuk serta memberikan
kontribusi pada pengembangan keilmuan komunikasi terutama
komunikasi massa melalui pendekatan analisis framing pemberitaan.
2. Sebagai bahan rujukan penelitian yang bermanfaat selanjutnya dalam
kajian yang sama.
Manfaat Praktis
1. Sebagai karya ilmiah yang dapat memberikan kontribusi pada masyarakat
umumnya yang menjadi praktisi media online, serta peneliti ilmu
jurnalistik dalam menganalisis pemberitaan yang dilakukan media massa.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini memakai tiga skripsi sebagai tinjauan pustaka.Tinjauan
pustaka pertama adalah skripsi yang ditulis oleh Donie Kadewandana berjudul
Konstruksi Realitas di Media Massa (Analisis Framing terhadap Pemberitaan
Baitul Muslimin Indonesia PDI-P di Harian Kompas dan Republika) pada tahun
2008. Skripsi ini meneliti bagaimana pemberitaan Harian Kompas dan Republika
perbedaan struktur wacana framing (sintaksis,skrip,tematik,retoris) dalam
pemberitaan kedua harian tersebut. Metodologi yang digunakan dalam skripsi ini
adalah paradigma konstruksionis, pendekatan kualitatif, sifat penelitian
eksplanatif, dan analisis data menggunakan framing, model Zhongdang Pan dan
Gerald M. Kosicki. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa masing-masing
Republika dan Kompas memiliki framing yang berbeda mengenai cara
pemberitaannya, Republika lebih menekankan sisi ke-Islaman dan nasionalisme,
sedangkan Kompas lebih kepada nasionalisme dan pluralisme dan halus dalam
menampilkan wacana Islam.11
Kedua, skripsi yang ditulis oleh Yusuf Nurdin berjudul Analisis Framing
Pemberitaan Pelecehan Seksual di Taman Kanak-Kanak Jakarta Internasioal
School (JIS) pada Media Indonesia, tahun 2014.12Skripsi ini meneliti bagaimana
harian Media indonesia mengemas pemberitaan pelecehan seksual di taman
kanak-kanak JIS dan apakah terdapat struktur wacana framing dalam pemberitaan
Harian Media Indonesia. Metodologi yang digunakan dalam skripsi ini adalah
paradigma konstruksionis, pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif, dan
analisis data menggunakan framing, model Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Media Indonesia
mengkonstruksi pemberitaan pelecehan seksual yang terjadi di taman
kanak-kanak Jakarta Internaional School (JIS) seringkali menggunakan judul berita
11
Donie Kadewandana, Konstruksi Realitas di Media Massa: Analisis Framing terhadap Pemberitaan Baitul Muslimin Indonesia PDI-P di Harian Kompas dan Republika (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2008).
12
yangcendrung membela korban, serta frame Media Indonesia dalam pemberitaan
ini lebih tertuju kepada tindakan tegas yang harus dilakukan pemerintah, terutama
Kemendikbud dan pihak kepolisian dalam menangani kasus terebut. Media
Indonesia lebih cendrung terhadap korban pelecehan dan juga pemberian saran
terhadap pemerintah dalam melanjuti kasus yang terjadidi taman kanak-kanak
Jakarta International school (JIS).
Ketiga adalah Skripsi yang di tulis oleh Rezza Fadhillah, Fakultas Ilmu
Dakwah Dan Ilmu komunikasi Jurusan Jurnalistik tahun 2013 dengan judul
Konstruksi Berita Kekerasan Densus 88 Kepada Terduga Teroris di Poso
(Analisis Framing pada Harian Republika), penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaiman konstruksi, framing, pembingkaian pemberitaan kekerasan
Densus 88 kepada terduga teroris di Poso. Terdapat persamaan dengan skripsi
terdahulu yaitu sama-sama menggunakan Framing Model Zhongdang Pan dan
Gerald M Kosicki.13
Ketiga skripsi yang telah disebutkan memiliki kesamaan dengan peneliti,
yakni menggunakan framing sebagai teknik analisa, namun menjadi berbeda dan
istimewa karena dalam skripsi ini peneliti memiliki objek penelitian politik yakni
konflik internal PPP pada Pemilu 2014, dan menggunakan harian online
Republika.com (ROL) sebagai unit analisa.
13
G. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Lexy J. Moleong yang mengutip Bogdan dan Bilken menyatakan bahwa
paradigma adalah kumpulan proposisi yang mengarahkan cara berpikir dalam
penelitian. Yakni, paradigma merupakan salah satu metode atau cara berpikir
yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian baik itu pra maupun
pasca penelitian14agar penelitian dilakukan dengan terarah.
Pada studi mengenai bahasa yang ditemui oleh peneliti, ada beberapa
paradigma dalam analisisnya antara lain paradigma positivisme-empiris,
paradigma kritisdan paradigma konstruktivisme.
Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme, yakni ketika bahasa
tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan
yang dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pernyataan.Konstruktivisme
justru menganggap subjek sebagai faktorsentral dalam kegiatan wacana serta
hubungan-hubungan sosialnya.15
14
LexyJ.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: PT RemajaRosdakarya, 1997), h. 30
15
Paradigma konstruktivisme ini adalah cara berpikir bagi peneliti dalam
penelitian, bahwa segala peristiwa maupun berita yang ada tidak terjadi sebagai
realitas murni, tetapi terdapat konstruksi-konstruksi realitas sosial.16
Penelitian ini menggunakan analisis framing, yaitu analisis yang melihat
wacana sebagai hasil dari konstruksi realitas sosial, maka penelitian ini termasuk
ke dalam paradigma konstruktivis.17Menurut pengertian lainnya, framing adalah
pendekatan untuk melihat bagaimana realitas dibentuk dan dikonstruksi oleh
media. Proses pembentukan konstruksi realitas itu, hasil akhirnya adalah adanya
bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal.18
Analisis framing yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis
framing model Model Gamson dan Modigliani (1987), yang mendefinisikan
frame sebagai organisasi gagasan sentral atau alur cerita yang mengarahkan
makna peristiwa-peristiwa yang di hubungkan dengan suatu isu.19
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan
sebuah makna dari gejala-gejala sosial di dalam masyarakat. Objekan analisis
dalam pendekatan kualitatif adalah makna dari gejala-gejala sosial dan budaya
16
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Realitas Media (Yogyakarta: LkiS, 2005), h. 36
17
Ibid., h. 36 18
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media(Yogyakarta:LkiS, 2005), h. 66.
19
dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk
memperoleh gambaran mengenai kategorisasi tertentu.20
Menurut Crasswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu
pertama, peneliti kualitatif lebih memperhatikan proses dari pada hasil. Kedua,
peneliti kualitatif lebih memperhatikan interpretasi.Ketiga, peneliti kualitatif
merupakan alat utama dalam pengumpulan data dan analisis data serta peneliti
kualitatif harus terjun langsung kelapangan, melakukan observasi di lapangan.
Keempat, peneliti kualiatif menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses
interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar.21
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu data primer dan
sekunder. Data primer merupakan sasaran utama dalam analisis, sedangkan data
sekunder diperlukan guna mempertajam analisis data primer, sekaligus dapat
dijadikan bahan pendukung ataupun pembanding:
Data primer (Primary Sources), yaitu data utama, yang diperoleh langsung
dari pemberitaan di Harian ROL berupa data keras yakni hasil pemberitaan ROL
mengenai konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan hasil
wawancara langsung dengan Redaktur Nasional ROL. Data utama ini didapat
dengan caramelakukan kajian dokumen, yakni sebagai sarana pembantu peneliti
20
Bungin, Sosiologi Komunikasi (Jakarta: Kencana Pranada Media Grup, 2006), h. 302. 21
dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat,
pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan
bahan-bahan tulisan lainnya.
Data sekunder (Secondary-Sources), yaitu dengan mencari referensi berupa
literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini seperti skripsi, jurnal, buku,
dan internet dengan metode yang serupa dengan pencarian data primer.
I. Sistematika Penulisan
Skripsi ini akan ditulis dalam lima bab, dan berikut sistematika penulisan
tiap bab dengan sub bab nya sebagai berikut:
BAB I Pendahuluanyang menjabarkan latar belakang mengapa
pemberitaan republika online terhadap konflik koalisi PPP
diangkat, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka (reading review), metodologi
penelitian yang menjabarkan paradigma dan pendekatan penelitian
serta teknik pengumpulan data, kemudian sistematika penulisan.
BAB II Kajian Teoretis dan Konseptualmengenai konseptualisasi
framing, konseptualisasi berita, dan teori konflik.
BAB III Deskripsi Umum Harian Republika Online (ROL)yang meliputi
BAB IV Analisisi Framing Berita Harian Online Republika (ROL)
terhadap Konflik Internal Partai Persatuam Pembangunan
(PPP) Mengenai Koalisi Partai dDalam Pilpres 2014 yang
membahas tentang pengemasan Harian Republika Online (ROL)
terhadap konflik internal koalisi PILPRES 2014 PPP dan
bagaimana ROL melakukan framing berita (pembingkaian)
terhadap konflik tersebut.
BAB V Kesimpulan dan Saranmengenai hasil penelitian yang merupakan
14
A. Media Massa
Media Massa kini sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat,
rasa ingin tahu terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar menjadikan media
massa cetak maupun elektronik menjadi kebutuhan masyarakat luas. Rasa ingin
tahu terhadap apa yang terjadi dalam lingkungan sekitar inilah yang merupakan
sifat dasar yang dimiliki oleh setiap individu. Pada era informasi saat ini rasa
ingin tahu tersebut dapat dipenuhi dengan mudah diberbagai media massa.
Masyarakat memanfaatkan media massa untuk berbagai keperluan, sesuai dengan
fungsi media massa. Para pengkaji sosiologi media menunjukan bagaimana
masyarakat sebenarnya memiliki ketergantungan pada media untuk memperoleh
informasi tentang peristiwa yang terjadi di dunia.
Media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti tengah atau
perantara.Massa berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang berarti kelompok
atau kumpulan. Dengan demikian, pengertian media massa adalah perantara atau
alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama lain.22Media
massajuga merupakan sebuah institusi atau lembaga yang memiliki serangkaian
kegiatan produksi budaya dan informasi yang dilaksanakan oleh berbagai tipe
22
komunikasi massa untuk di salurkan kepada khalayak sesuai dengan peraturan dan
kebiasaan yang berlaku.23
Pengertian Media massa secara umum adalah media informasi yang terkait
dengan masyarakat digunakan untuk berhubungan dengan khalayak umum,
dikelola secara professional yang bertujuan mencari keuntungan. Menurut
pendapat Kurt Lang dan Gladsy Engel Lang, media massa memaksakan perhatian
terhadap isu-isu tertentu. Media massa membangun citra publik tentang
figur-figur politik. Media massa(mass media) dapat berupa surat kabar, video, CD rom,
computer, TV, radio dan lain sebagainya.24
Menurut Joseph R. Domminick dalam Onong Uchjana Effendy25, ada dua
tahap untuk memperoleh kejelasan mengenai fungsi komunikasi massa atau media
massa. Pertama, kita dapat menggunakan persepektif seorang sosiolog dan
meneropong melalui lensa lebar seraya mempertimbangkan fungsi-fungsi yang
ditunjukan oleh media massa bagi keseluruhan masyarakat (pendekatan ini
kadang-kadang disebut makroanalisis). Titik pandang ini terfokus kepada tujuan
yang jelas dari komunikator dan menekankan tujuan yang tampak itu melekat
pada isi media. Kedua, sebaliknya kita dapat melihatnya melalui lensa close-up
kepada khalayak secara perseorangan, dan meminta kepadanya agar memberikan
laporan mengenai bagaimana mereka mengunakan media massa (pendekatan ini
dinamakan mikroanalisis)
23
Vincent Moscow, The Political Economy of Communication (London: Sage Publications, 1996) h. 150.
24
Lynn H Turner, Pengantar Ilmu Komunikasi dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2008), h.41.
25
Berikut merupakan fungsi media massa atau komunikasi massa menurut
Joseph R. Dominick:26
a. Pengawasan (Surveillance)
Media massa menyampaikan pesan-pesannya, baik dalam bentuk
informasi maupun berita secara terus menerus untuk membuat masyarakat
menyadari perkembangan di dalam lingkungannya. Fungsi pengawasan ini
terbagi menjadi dua: Pertama, pengawasan peringatan (warning or
bewarw surveillance), pengawasan ini terjadi jika media menyampaikan
informasi kepada kita mengenai ancaman depresi, meningkatnya inflasi
atau bahaya serangan militer. Kedua, pengawasan Instrumental
(instrumental surveillance), yaitu berkaitan dengan penyebaran informasi
yang berguna bagi kehidupan sehari-hari.Berita tentang harga barang
kebutuhan pokok di pasar, film yang di pertunjukan di bioskop,
produk-produk terbaru adalah contoh pengawasan instrumental.
b. Interpretasi (Interpretation)
Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga
informasi beserta interpretasi/tafsiran mengenai suatu peristiwa
tertentu.contoh dari fungsi ini adalah tajuk rencana atau editorial surat
kabar.
26
c. Hubungan (Linkage)
Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat
di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh
saluran perseorangan. Contohnya hubungan para elit partai politik dengan
pengikut-pengikutnya ketika membaca berita surat kabar mengenai
partainya yang dikagumi oleh para pengikutnya itu.
d. Sosialisasi
Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values)
yang mengacu kepada cara-cara di mana seseorang mengadopsi perilaku
dan nilai-nilai dari satu kelompok.
e. Hiburan (Entertainment)
Media menghadirkan tayangan-tayangan yang bersifat menghibur
bagi pembacanya, yang berguna untuk melepaskan penat dari aktifitas
keseharian maupun setelah melihat berita-berita berat.
B. Media Online
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau
“pengantar”.Association for Education and Communication Technology (AECT)
mendefinisikan media sebagai segala bentuk yang di pergunakan untuk suatu
proses penyaluran informasi. Sedangkan National Education Association (NEA)
mendefinisikan media sebagai sesuatu yang dapat dimanipulasikan, dilihat,
baik dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat dipengaruhi efektifitas program
instruksional.27
John M. Echols dan Hasan Shadily memberikan definisi mengenai online,
yakni on berarti sedang berlangsung dan line berarti garis, barisan, jarak dan
tema.28 Singkatnya, online berarti proses pengaksesan informasi yang sedang
berlangsung melalui media intenet
Menurut Harris Poll, lebih 137 juta orang Amerika melaksanakan seluruh
kegiatan mereka melalui dunia internet. Pada tahun 1992 hanya 9% orang yang
belum memanfaatkan internet. Saat ini perkirakan pengguna internet lebih dari
tiga jam perharinya.29Internet yang kini menjadi bagian dan kebutuhan penting
dalam kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan sehari-hari.
Seiring teknologi yang berkembang melalui internet yang merupakan sebuah
media dengan segala karakteristiknya, internet mmiliki teknologi, cara
penggunaan, lingkup layanan dan isi serta citra (image) tersendiri.
Media online merupakan media yang menggunakan internet. Sepintas
orang akan menilai media online merupakan media elektronik, tetapi para pakar
memisahkannya dalam kelompok tersendiri. Alasannya, media online
menggunakan gabungan proses media cetak dengan menulis informasi yang di
27
Asnawir dan Usman M Basyiruddin, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). h. 11.
28
John M. Echols dan Hasan Shadily, English Indonesia Dictionary (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 360.
29
salurkan melalui sarana elektronik, tetapi juga behubungan dengan komunikasi
personal yang terkesan perorangan30
Dalam dunia jurnalistik pun internet melahirkan ilmu jurnalistik baru yaitu
jurnalisme online.Jurnalisme online ini menggunakan laporan jurnalistik dengan
menggunakan teknologi internet yang disebut media online yang menyajikan
informasi cepat dan mudah diakses oleh masyarakat luas di mana saja dan kapan
saja.
Di bawah ini adalah tabel kelebihan dan kekurangan media online sebagai
penjelas urgensi media online dalam skripsi ini dan deskripsi progres
[image:31.595.103.517.228.671.2]perkembangan media online di Indonesia.
Tabel II.I
Kelebihan dan Kekurangan Media Online
Kelebihan Media Online31 Kekurangan Media Online32
informasinya lebih “personal”, dapat di akses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Tentu dengan syarat; ada sarannya, berupa seperangkat computer dan jaringan internetnya. Informasi yang disebarkan dapat di-update setiap saat. Lebih dari itu, media online juga melengkapi fasilitas pencarian berita dan pengarsipan berita yang dapat di akses dengan mudah.
Media online harus menggunakan perangkat komputer dan jaringan internet yang hingga saat ini biayanya cukup mahal di Indonesia. Saat ini, belum seluruh wilayah di Indonesia memiliki jaringan internet, di samping diperlukan keahlian khusus guna memanfaatkannya, dan mungkin juga belum banyak orang yang menguasainya.
Sumber: Mondry, Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik.
30
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2008), h. 13
31
Ibid., hal. 22. 32
C. Konseptualisasi Berita
1. Pengertian Berita
Totok Djunarto dalam Manajemen Penerbitan Pers menulis bahwa berita
berasal dari bahasa sanskerta, yakni Vrit yang dalam bahasa inggris disebut write,
yang arti sebenarmya ialah ada atau terjadi. Sebagian menyebutnya dengan vritta,
berarti “kejadian” atau “yang telah terjadi”.Vritta dalam bahasa Indonesia
kemudian menjadi berita atau warta.33
Paul De Massener dalam buku Here’s The News: Unesco Associate
menyatakan bahwa news atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan
menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Charneley dan James M. Neal
menjelaskan bahwa berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini,
kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting, menarik, masih baru
dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak.34
Ada beberapa definisi tentang berita dari pakar ilmuwan dan penulis, di
antaranya:
a. Dean M. Spencer mendefinisikan berita sebagai suatu kenyataan atau ide
yang benar dan dapat menarik perhatian sebagai pembaca.
33
Totok Djunarto, Manajemen Penerbitan Pers (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), cet ke-1, h. 46.
34
b. Dr. Wiliar C Balayer, berita adalah sesuatu yang termasuk (baru) yang
dipilih wartawan untuk dimuat dalam media cetak oleh karena itu, ia dapat
menarik atau mempunyai makna dan dapat menarik minat bagi pembaca
kabar tersebut.
c. William S. Maaulsby menyebutkan berita sebagai suatu penuturan secara
benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru
terjadi
d. Eric C. Hesfwood, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang
penting dan menarik perhatian pembaca.
e. Djafar H. Assegaf mengartikan berita sebagai laporan tentang fakta atau
ide yang termasa dan terpilih oleh staf redaksi suatu media massa untuk
disiarkan dengan harapan dapat menarik perhatian khalayak.
Sementara J.B Wahyudi mendefinisikan berita sebagai laporan tentang
perisitwa atau pendapat yang memiliki nilai penting dan menarik bagi sebagian
khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa.
Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak dipublikasikan secara
periodik.35
Berita dapat didefinisikan sebagai perisitwa yang di laporkan.Segala yang
didapat di lapangan dan sedang dipersiapkan untuk dilaporkan, belum dapat
disebut berita.Wartawan yang menonton dan menyaksikan peristiwa, belum tentu
35
telah menemukan perisitwa. Wartawan harus bisa menemukan peristiwa setelah
memahami proses atau jalan cerita, yaitu harus tahu apa(what) yang terjadi, siapa
(who) yang terlibat, bagaimana kejadian itu terjadi (how), kapan (when) terjadi, di
mana (where) peristiwa itu terjadi, dan mengapa (why) sampai bisa terjadi. Unsur
tersebut bersinergi sehingga dapat menjadi sebuah berita.36Dengan demikian,
berita adalah fakta, opini, pesan, serta informasi yang mengandung nilai-nilai
yang diumumkan dan diinformasikan yang menarik perhatian sejumlah orang
yang memiliki pertimbangan, di antaranya.37
a. Akurat, singkat, padat dan sesuai kenyataan
b. Tepat waktu dan aktual
c. Obyektif, sama dengan fakta yang sebenarnya, tanpa opini dari penulis
d. Menarik, disajikan dengan kata-kata dan kalimat yang khas, segar dan
enak dibaca
e. Baru
2. Nilai-nilai berita
Nilai berita merupakan elemen-elemen dari berita sebagai patokan bagi
wartawan untuk memutuskan berita mana yang pantas untuk diliput dan mana
yang tidak.Nilai berita dalam suatu berita juga menjadi sebuah ukuran yang
36
Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan (Yogyakarta: Andi Publisher, 2005), h. 18.
37
menentukan berita tersebut layak diterbitkan atau tidak. Menurut Eriyanto, hanya
ada beberapa peristiwa yang mempunyai ukuran-ukuran atau nilai-nilai tertentu
saja yang layak dan bisa disebut sebagai berita.38 Nilai berita tersebut di antaranya
adalah:39
a. Immediacy atau biasa disebut timelines:
terkait dengan kesegaran peristiwa yang dilaporkan.
b. Proximity
keterdekatan peristiwa dengan pembaca dalam keseharian hidup
mereka. Karena biasanya orang-oarang akan tertarik dengan berita
yang menyangkut dengan kehidupan mereka.
c. Consequence
berita yang mengubah kehidupan pembaca adalah yang mengandung
nilai konsekuensi.
d. Conflict
peristiwa perang, demonstrasi, atau kriminalitas merupakan contoh
elemen konflik di dalam pemberitaan.
e. Oddity:
peristiwa yang tidak biasa terjadi adalah sesuatu hal yang akan
diperhatikan segera oleh masyarakat.
38
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: LkiS, 2005), Cet. ke-3, h. 106.
39
f. Sex
seks sering menjadi elemen utama dari sebuah pemberitaan, tetapi
sering pula seks menjadi elemen tambahan bagi pemberitaan
tertentu, seperti pada berita olahraga, selebriti dan kriminal.
g. Emotion
elemenemotion ini kadang dinamakan elemen human interest.
h. Prominence
elemen ini adalah unsur keterkenalan selalu menjadi incaran
pembuat berita.
i. Suspence
menunjukan sesuatu yang ditunggu-tunggu, terhadap sebuah
peristiwa oleh masyarakat. Kejelasan mengenai suatu fakta sangat
dituntut oleh masyarakat.
j. Progress
ini adalah elemen “perkembangan” suatu peristiwa yang ditunggu oleh masyarakat.
3. Kategori Berita
Proses kerja dan produksi berita adalah sebuah konstruksi. Sebagai sebuah
konstruksi ia menentukan mana yang layak dan mana yang disebut berita atau
tidak selain nilai berita, prinsip lain dalam proses produksi berita yakni kategori
lima kategori berita. Kategori tersebut digunakan untuk membedakan isi berita
dan kategori subjek peristiwa yang menjadi berita. Kelima kategori tersebut
digambarkan sebai berikut:40
1. Hard news. Berita mengenai peristiwa yang terjadi pada saat itu.
Kategori berita ini sangat dibatasi oleh waktu dan aktualisasi. Semakin
cepat diberitakan semakin baik. Bahkan ukuran keberhasilan dari
kategori ini adalah kecepatannya.
2. Soft news. Kategori ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan kisah
manusiawi (Human Interest). Pada jenis berita ini tidak dibatasi oleh
waktu. Ia bisa diberitakan kapan saja.
3. Spot news. Spot news adalah sub klasifikasi dan kategori yang bersifat
hard news. Dalam spot news, peristiwa yang diliput tidak bisa
direncanakan.
4. Developing news. Developing news adalah sub klasifikasi dari hard
news yang umumnya berhubungan dengan peristiwa yang tidak terduga
seperti spot news. Tetapi dalam developing news dimasukan elemen
lain, seperti peristiwa yang diberitakan adalah bagian dari rangkaian
berita yang akan diteruskan keesokan hari atau dalam berita selanjunya.
40
5. Continuing news. Adalah sub klasifikasi lain dari hard news. Dalam
contining news, peristiwa-peristiwa yang bisa diprediksi dan
direncanakan
4. Jenis-jenis Berita
Jenis-jenis berita dapat digolongkan menjadi lima bagian:41
a. Straight News: Berita langsung (straight news) adalah berita yang
ditulis apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar
halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini.
b. Deep News: Berita yang mendalam, dan dikembangkan dengan
pendalaman hal-hal yang ada disudut permukaan.
c. Investigation News: Berita yang dikembangkan berdasarkan
penelitian dari berbagai sumber.
d. Interpretative News: Berita yang dikembangkan berdasarkan
pendapat wartawan, bedasarkan fakta yang ditemukan dilapangan.
e. Opinion News: Berita mengenai pendapat seseorang, biasanya
pendapat para tokoh atau cendikiawan mengenai suatu isu atau
hal-hal tersebut.
41
D. Konflik
1. Konflik secara Umum
Konflik merupakan suatu bentuk interaksi di mana tempat, waktu dan
intensitas tunduk pada perubahan. Sosiolog Lewis A. Coser menyebutkan bahwa
konflik merupakan proses instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan
pemeliharaan struktur sosial. Konflik dapat secara positif fungsional sejauh ia
bergerak memperkuat disfungsional melawan struktur.42Konflik juga dapat
merupakan proses yang bersifat instrumental dalam pembentukan, penyatuan dan
pemeliharaan struktur sosial. Selain itu, konflik dapat pula menempatkan dan
menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok.43
Menurut Soerjono Soekanto, konflik merupakan suatu proses sosial di mana
orang per orangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya
dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan. Dari
berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik berlangsung dengan
melibatkan orangorang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan
ancaman kekerasan.Dalam bentuk ekstrimnya, konflik dilangsungkan tidak hanya
sekadar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi. Konflik juga bertujuan
sampai tahap pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang
sebagai lawan atau saingannya.
Teori konflik merupakan perubahan sosial yang tidak terjadi melalui proses
penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya
42
Lewis Coser, The Function of Social Conflict (New York: Free Press, 1956), h. 23 43
konflik yang menghasilkan kompromi yang berbeda dengan kondisi semula.44
Teori ini berdasarkan pada pemilikan sarana produksi sebagai unsur pokok
pemisahan kelas dalam masyarakat.Teori ini merupakan antitesis dariteori
struktural fungsional, di mana teori struktural fungsional sangat
mengedepankan keteraturan dalam masyarakat sedangkan teori konflik melihat
pertikaian dan konflik dalam sistem sosial. Teori konflik menegaskan bahwa
masyarakat tidak akan selamanya berada pada keteraturan. Teori ini menyebutkan
bahwa konflik membicarakan mengenai otoritas yang berbeda-beda sehingga
melahirkan superordinasi dan subordinasi.Perbedaan antara superordinasi dan
subordinasi dapat menimbulkan konflik karena adanya perbedaan
kepentingan.Oleh sebabnya, teori konflik masyarakat disatukan dengan
“paksaan”.Maksudnya, keteraturan yang terjadi di masyarakat sebenarnya karena
adanya paksaan (koersi).Oleh karena itu, teori konflik lekat hubungannya dengan
dominasi, koersi, dan power.Terdapat dua tokoh sosiologi modern yang
berorientasi serta menjadi dasar pemikiran pada teori konflik, yaitu Lewis A.
Coser dan Ralf Dahrendorf.
Dalam teori Coser, ia merumuskan suatu pemikiran yang disebut dngan
katup penyelamat (safety value). Katup penyelamat berfungsi sebagai jalan ke luar
yang meredakan permusuhan, yang tanpa itu hubungan- hubungan di antara
pihak-pihak yang bertentangan akan semakin menajam.Katup Penyelamat ialah
salah satu mekanisme khusus yang dapat dipakai untuk mempertahankan
44
kelompok dari kemungkinan konflik sosial.Katup penyelamat merupakan
sebuah institusi pengungkapan rasa tidak puas atas sebuah sistem atau struktur.45
Berikut ini merupakan faktor-faktor penyebab konflik:
a. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik.Artinya, setiap orang memiliki
pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan
pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini
dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani
hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman,
tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa
terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
b. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk
pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran
dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu
pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu
konflik.
45
c. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan
yang berbeda.Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan,
masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan
yang berbeda-beda.
d. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika
perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan
tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada
masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang
mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada
masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat
berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai kekerabatan
bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi
formal perusahaan.Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis
dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat
berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan
istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara
cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di
perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat
yang telah ada.
Akibat-akibat konflik antara lain:
a. Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang
mengalami konflik dengan kelompok lain.
b. Keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
c. Perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam,
benci, saling curiga dan sebagainya.
d. Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
e. Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam
konflik.
Solusi Penyelesaian Konflik:
a. Meningkatkan komunikasi dan saling pengertian antara
kelompok-kelompok yang mengalami konflik.
b. Mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih bisa saling menerima
keragaman yang ada di dalamnya.
c. Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk memisahkan
mereka untuk melakukan negosiasi berdasarkan kepentingan-kepentingan
mereka daripada posisi tertentu yang sudah tetap.
d. Membantu pihak-pihak yang mengalami konflik untuk mengidentifikasi
dan mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, dan
menghasilkan pilihan-pilihan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu.
2. Islam Melihat Konflik
Apabila kita kembali menelaah Al-Qur‟anul karim dan hadits-hadits Nabi
saw. Kita akan menemukan, bahwa aspek sosial menempati posisi yang sangat
penting setelah akidah, sesuai dengan penjelasan kebanyakan ayat Al-Qur‟an,
hadits Nabi serta penjelasan tarikh-tarikh hukum Islam.46 Dalam kitab sunnah atau
buku fiqh, selain akan mendapatkan masalah-masalah yang berhubungan dengan
kewajiban bermasyarakat dan bermuamalah, kita juga akan menemukan keunikan
syariat sosial. Berikut uraian beberapa contoh hadistsosial yang bisa
menimbulkan konflik atau pertentang antar individu maupun sosial.:
a. Berprasangka Buruk:
“Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasullah saw bersabda „Jauhkanlah dirimu
dari prasangka karena prasangka adalah sedusta-dustanya pembicaraan.
janganlah saling mengintai dan meraba-raba kesalahan orang lain,
janganlah saling mendengki,saling membenci dan saling membelakangi.
Jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara, sebagaimana Allah telah
46
memerintahkannya kepadamu. Orang Islam adalah saudara orang Islam
lainnya,jangnlah menganiayanya, merendahkannya dan menghinanya.
Cukuplah kejahatan seseorang dengan menghinakan saudaranya yang
Islam. Setiap orang Islam atas orang Islam lainnya haram hartanya,
darahnya,dan kehormatannya. Ssesungguhnya Allah tidak memandang
kepada tubuh dan rupamu, tetapi Allah memandang hati dan
amalmu.Takwa itu disini, nabi menunjukkan dadanya.‟” (H.R. Malik,
Bukhari dan Muslim)
b. Hasad atau Dengki:
“Dari Abu Hurairah ra, Rasullah saw bersabda, „Jauhkanlah dirimu dari
perbuatan hasud , sebab perbuatan hasud akan memakan kebaikan
sebagaimana api memakan kayu bakar.‟Atau beliau berkata ,‟memakan
rumput “ ( H.R. Abu Dawud dan Baihaqi ).
c. Ghibah:
“Dari Abu Hurairah ra bahwa sesungguhnya Rasullah saw bersabda,
„Apakah kamu mengetahui, apa ghibah itu?‟ Mereka berkata, „Allah dan
Rasul-Nya lebih mengetahui.‟Beliau bersabda, „Kamu menceritakan
saudaramu dengan ucapan yang tidak disenangi.‟ Beliau ditanya,
„Beritakanlah kepadaku bagaimana jika aku yang diceritakan olehku
benar ada pada saudaraku?‟ Beliau bersabda, ‟Jika yang dikatakanmu itu
benar ada padanya, maka sesungguhnya kamu mengumpatnya.Dan jika
yang dikatakan olehmu tidak ada padanya, maka, sesungguhnya kamu
E. Konstruksi Sosial
Gagasan teori konstruksi realitas sosial pertama kali diperkenalkan oleh
Peter Berger bersama Thomas Luckmann dalam bukunya yang berjudul The
Social Construction of Reality,47 diterjemahkan sebagai Pembentukan Realitas
Secara Sosial.hasil konstruksi sosial dalam komunikasi tertentu.48Berger dan
Luckmannmemahami dunia kehidupan (life world) selalu dalam proses dialektik
antara the self (individu) dan dunia sosio kultural. Proses dialektik itu mencakup
tiga momensimultan, yaitu eksternalisasi (penyesuaian diri dengan dunia sosio
kultural sebagai produk manusia), objektivasi (interaksi dengan dunia
intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami institusionalisasi), dan
internalisasi(individu mengidentifikasi dengan lembaga-lembaga sosial atau
organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya).49
Konstruksi sosial media massa diambil dari pendekatan konstruksi sosial
atas realitas Peter L Berger dan Luckmann dengan melihat fenomena media massa
dalam proses eksternalisasi, objektivasi, internalisasi. Menurut pandangan Berger
dan Luckman, tahapan-tahapan dalam proses konstruksi sosial media massa itu
terjadi melalui tahap menyiapkan materi, tahap sebaran konstruksi, tahap
47
Peter L. Berger dan Thomas Luckman, Tafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan (Jakarta: LP3ES, 1991), h. 75.
48
Stephen W. Littlejhon, Theories of Human Communication, seventh edition (USA: Wadsworth Publishing Company, 2001), h. 175-176.
49
pembentukan konstruksi dan tahap konfirmasi.50 Berikut penjelasan mengenai
tahapan-tahapan dalam proses konstruksi sosial media massa:
1. Tahap menyiapkan materi konstruksi: dalam hal ini ada tiga tahapan
penting yaitu keberpihakan media massa kepada kapitalisme,
keberpihakan semua kepada masyarakat dan keberpihakan kepentingan
umum.
2. Tahap sebaran konstruksi: tahap ini dilakukan melalui strategi media
masa. Prinsip dasar dari tahap ini adalah semua informasi harus sampai
kepada khalayak secara tepat berdasarkan agenda media.
3. Tahap pembentukan konstruksi realitas: pada tahap ini berlangsung
melalui konstruksi realitas pembenaran, kesediaan dikonstruksi oleh media
massa dan sebagai pilihan konsumtif.
4. Tahap konfirmasi: konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun
penonton member argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya
untuk terlibat dalam pembentukan kontruksi.51
Max Weber melihat realitas sosial sebagai perilaku sosial yang memiliki
makna subjektif, karenanya perilaku memiliki tujuan dan motivasi.Pada dasarnya
realitas itu tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran individu, baik di dalam maupun di
luar realitas tersebut. Realitas sosial memiliki makna di saat realitas sosial
50
Burhan Bungin, Sosial Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2007), h. 205-212.
51
dikonstruksi dan dimaknakan oleh individu lain sehingga memantapkan realitas
itu secara objektif. Individu yang mengkonstruksi realitas dan mengkonstruksi
dalam dunia realitas, memantapkan realitas itu berdasarkan subjektivitas individu
lain dalam institusi sosialnya.52
Pada konteks media cetak ada tiga tindakan dalam mengkonstruksi realitas,
yang hasil akhirnya berpengaruh terhadap pembentukan citra suatu realitas,
yaitu:53
1. Pemilihan atau kata simbol. Walaupun media cetak biasanya
melaporkan, namun jika dalam pemilihan kata istilah atau simbol secara
umum yang memiliki arti tertentu di masyarakat, tentu akan menarik
perhatian masyarakat tersebut.
2. Pembingkaian suatu berita. Pada media cetak selalu terdapat tuntutan
teknis, seperti keterbatasan kolom dan halaman karena tuntutan dari
kaidah jurnalistik kemudian berita selalu disederhanakan melalui
mekanisme pembingkaian atau framing.
3. Penyediaan ruang. Semakin besar ruang yang diberikan maka akan
semakin besar pula perhatian yang akan diberikan oleh khalayak.54
Kita dapat melihat bahwa bahasa memberi sebutan yang dipakai untuk
membedakan objek.Bagaimana benda-benda dikelompokan bergantung pada
52
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi dan Keputusan Konsumen Serta Kritik Terhadap Peter L Berger & Thomas Luckmann (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 12.
53
Eriyanto, Analisis Framing, h.27. 54
penggunaan realitas sosial tertentu.Begitu juga bagaimana kita memahami
objek-objek dan bagaimana kita berperilaku terhadapnya sengat bergantung pada realitas
sosial yang memegang peranan.55
F. Konseptualisasi Framing
Framing merupakan versi terbaru dari pendekatan analisis wacana,
khususnya untuk menganalisis media.Gagasan mengenai framing pertama kali
dilontarkan oleh Beterson tahun 1955. Pada mulanya frame dimaknai sebagai
struktur konsptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan
politik, kebijakan, dan wacana serta menyediakan kategori-kategori standar untuk
mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh
Goffman pada 1974, yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan
perilaku (strips of behavior) yang membimbing individu dalam membaca
realitas.56
Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas dibentuk dan
dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan dan konstruksi realitas ini, hasil
akhirnya adalah bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah
tampak. Akibatnya, khalayak lebih mudah mengingat aspek-aspek yang tidak
disajikan secara menonjol, bahkan tidak diberitakan, menjadi terlupakan dan sama
sekali tidak diperhatikan oleh khalayak.57
55
Ibid., h. 2-4. 56
Alex Sobur,Analisis Teks Media, h. 161-162. 57
Dalam persepektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah
cara- cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati
strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam agar lebih bemakna,
lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi
khalayak sesuai persepektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan
untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan
wartawan ketika nmenyeleksi isu dan menulis berita.58
Cara pandang atau persepektif itu pada akhirnya mementukan fakta apa
yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak
dibawa ke mana berita tersebut.59Oleh karenanya, berita menjadi manipulatif dan
bertujuan mendominasi keberadaan subjek sebagai sesuatu yang legitimate
objektif, alamiah, wajar, atau tak terelakkan.60 Jadi, framing adalah cara yang
digunakan untuk menganalisis dan mengetahui bagaimana konstruksi dari suatu
peristiwa yang dilakukan oleh media massa, yang kemudian dikemas menjadi
sebuah berita. Pada dasarnya, framing itu metode untuk melihat cara bercerita
(story telling) media massa atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara
pandang” terhadap realitas yang dijadikan berita.“Cara melihat” ini berpengaruh
pada hasil akhir dari konstruksi realitas.Dengan menggunakan analisis framing,
kita dapat mengetahui bagaimana media mengkonstruksikan suatu peristiwa
menjadi sebuah berita untuk disebarluaskan kepada khalayak, dan juga bagaimana
58
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 162 59
Bimo Nugroho, Eriyanto, Franz sudiarsis, Politik Media Mnegemas Berita (Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 1999), h. 21.
60
membingkai suatu realitas sesuai dengan pandangan wartawan dan media itu
[image:51.595.103.518.201.742.2]sendiri.
Tabel II.II
Dimensi Besar Framing
TOKOH DEFINISI
Robert N. Entman
(1993)
Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga
bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol
dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan
penempatan informasi-informasi dalam konteks yang
khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi
lebih besar dari pada sisi lain
William A. Gamson
(1992)
Cara berbicara atau gugusan ide-ide yang terorganisir
sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu
wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah
kemasan (package). Kemasan itu semacam skema atau
semacam struktur pemahaman yang digunakan
individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan
yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna
pesan-pesan yang ia terima.
Todd Gitlin
(1980)
Strategi bagaimana realitas/dunia dibentuk dan
disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan
kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa
ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol
dan menarik perhatian khalayak pembaca. Itu
presentasi aspek tertentu dari realitas
David E. Snow and
Robert Benford
Pemberitaan makna untuk menafsirkan peristiwa dan
kondisi yang relevan. Frame mengorganisasikan
system kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci
tertentu, anak kalimat, citra tertentu, sumber informasi
dan kalimat tertentu.
Amy Binder Skema interpretasi yang digunakan oleh individu
untuk menempatkan, menafsirkan, mengindenfikasi,
dan melabeli peristiwa secara langsung atau tidak
langsung. Frame mengorganisir peristiwa yang
kompleks ke dalam bentuk dan pola yang mudah
dipahami dan membantu individu untuk mengerti
makna peristiwa.
Zhongdang Pan dan
Gerald M. Kosicki
(1993)
Strategi konstruksi dan memproses berita. Perangkat
kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi,
menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan
rutinitas dan konvensi pembentukan berita.
Sumber: Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media (h. 67-68)
Ada dua aspek yang digunakan dalam pendekatan analisis framing, yaitu
pertama, memilih fakta/realitas. Proses memilih fakta ini didasarkan pada asumsi,
wartwan tidak mungkin melihat peristiwa tanpa perspektif.61 Dalam memilih fakta
ini selalu terkandung dua kemungkinan yaitu apa yang dipilih (included) dan apa
yang dibuang (excluded). Penekanan pada aspek tertentu itu dilakukan dengan
memilih angel tertentu, fakta tertentu dan melupakan fakta lain, pada intinya
61
peristiwa dilihat dari sisi tertentu. Akibatnya, pemahaman dan konstruksi atas
suatu peristiwa bisa jadi berbeda antara suatu media dengan media lain.
Kedua, menuliskan fakta, proses ini berhubungan dengan bagaimana fakta
yang dipilih itu disajikan kepada khalayak. Ide itu diungkapkan kata, kalimat, foto
dan sebagainya.Elemen menulis fakta ini berhubungan dengan penonjolan
realitas.Pemakaian kata, kalimalimat atau foto merupakan implikasi dari memilih
aspek tertentu dari realitas.Akibatnya, realitas yang disajikan secara menonjol
memungkinkan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak
dalam memahami suatu realitas.
Melalui framing, jurnalis dapat mengemas perisitwa yang kompleks
menjadi perisiwa yang mudah dipahami dengan menggunakan perspekif tertentu
dan lebih menarik perhatian para pembaca. Laporan berita yang ditulis wartawan
pada akhirnya menampilkan apa yang dianggap penting, apa yang perlu
ditonjolkan, dan apa yang perlu disampaikan oleh wartawan kepada para
pembaca.
G. Konsep Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
Dalam skripsi ini penulis menggunakan framing model Zhongdang Pan dan
Gerald M. Kosicki.Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame
yang berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide.Frame ini adalah suatu ide yang
dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita, seperti kutipan
sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu kedalam teks secara
suatu peristiwa dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks. <