• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Asset Turn Over terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Asset Turn Over terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH ASSET TURN OVER TERHADAP

RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA :

HESTY

ZEBRIYANI

NIM

:

050503087

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

“Pengaruh Asset Turn Over terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul tersebut belum pernah

dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa dalam konteks penulisan

skripsi level program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan jelas,

benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya

bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 15 September 2009

Yang membuat pernyataan

Nama: Hesty Zebriyani

(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran aktiva (asset turn over) terhadap rentabilitas pada perusahaan barang konsumsi yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2004-2007. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah asset turn over sebagai variabel independen dan return on asset (ROA) sebagai variabel dependen.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Penelitian dilakukan pada 33 perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel dari 35 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Data penelitian adalah data sekunder berupa laporan keuangan 33 perusahaan yang diterbitkan di BEI.

Penelitian menganalisis hubungan antara asset turn over dengan return on asset (ROA). Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian menunjukkan asset turn over mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

(4)

ABSTRACT

The objective of this research is to know the influence asset turn over to the rentability of the consumer goods companies that listed in BEI since 2004 up to 2007. Variable that used in this research are asset turn over as independent variable and return on asset as dependent variable.

This research is in consumer goods company that listed in BEI. This research is done on 33 companies that proper over the criterias of sampling taking from 35 consumer goods company that listed in BEI. The data of this research is secunder data like financial statement from the 33rd consumer goods company listed in BEI.

This research has analized the influence asset turn over to return on asset (ROA). The research used the linear regression with assumption test first.

The result of this research shows that asset turn over positively and significant influence to return on asset (ROA) of the consumer goods companies listed in BEI.

(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT...v

DAFTAR ISI ... ...vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Batasan Penelitian ... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 6

1. Asset ... 6

a. Pengertian Asset ... 6

b. Klasifikasi Asset ... 6

c. Asset Turn Over ... 11

(6)

a. Pengertian Rentabilitas... 11

b. Jenis-jenis Rentabilitas ... 1

2 c. Rasio Keuangan ... 13

d. Jenis-jenis Rasio Rentabilitas ... 14

3. Hubungan Asset Turn Over terhadap Rentabilitas ... 18

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

C. Jenis Data dan Sumber Data ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Identifikasi Variabel Penelitian ... 26

F. Definisi Operasional ... 27

G. Metode Analisis Data ... 28

H. Jadwal Penelitian ... 32

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 33

B. Statistik Deskriptif ... 40

C. Pengujian Asumsi Klasik ... 42

(7)

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Keterbatasan Penelitian ... 57

C. Saran ... 58

(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 21

Gambar 4.1 Grafik Histogram 1 (sebelum data ditransformasi) ... 44

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot 1(sebelum data ditransformasi) ... 45

Gambar 4.3 Grafik Histogram 2 (setelah data ditransformasi) ... 47

Gambar 4.4 Grafik Normal P-P Plot 2 (setelah data ditransformasi) ... 48

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringakasan Tinjauan Penelitian Terdahulu...19

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria...24

Tabel 3.2 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson...30

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian...32

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi...34

Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian Tahun 2004...35

Tabel 4.3 Data Variabel Penelitian Tahun 2005...36

Tabel 4.4 Data Variabel Penelitian Tahun 2006...38

Tabel 4.5 Data Variabel Penelitian Tahun 2007 ...39

Tabel 4.6 Descriptive Statistics...41

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test...43

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test...46

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi...50

Tabel 4.10 Analisis Hasil Regresi...52

Tabel 4.11 Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi...54

Tabel 4.12 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi ... 54

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan dan Sampel

Lampiran 2 Data Penelitian

Lampiran 3 Statistik Deskriptif

Lampiran 4 Uji Normalitas

Lampiran 5 Uji Heterokedastisitas

Lampiran 6 Uji Autokorelasi

Lampiran 7 Regression

(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran aktiva (asset turn over) terhadap rentabilitas pada perusahaan barang konsumsi yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2004-2007. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah asset turn over sebagai variabel independen dan return on asset (ROA) sebagai variabel dependen.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Penelitian dilakukan pada 33 perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel dari 35 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Data penelitian adalah data sekunder berupa laporan keuangan 33 perusahaan yang diterbitkan di BEI.

Penelitian menganalisis hubungan antara asset turn over dengan return on asset (ROA). Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

Hasil penelitian menunjukkan asset turn over mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.

(12)

ABSTRACT

The objective of this research is to know the influence asset turn over to the rentability of the consumer goods companies that listed in BEI since 2004 up to 2007. Variable that used in this research are asset turn over as independent variable and return on asset as dependent variable.

This research is in consumer goods company that listed in BEI. This research is done on 33 companies that proper over the criterias of sampling taking from 35 consumer goods company that listed in BEI. The data of this research is secunder data like financial statement from the 33rd consumer goods company listed in BEI.

This research has analized the influence asset turn over to return on asset (ROA). The research used the linear regression with assumption test first.

The result of this research shows that asset turn over positively and significant influence to return on asset (ROA) of the consumer goods companies listed in BEI.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, dunia ekonomi dan bisnis mengalami proses

globalisasi yang berlangsung dengan sangat cepat dan meluas. Proses

globalisasi ini dan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan

maju secara otomatis akan berdampak pada kelangsungan hidup

perusahaan. Kondisi ini akan mengakibatkan timbulnya persaingan yang

sangat ketat antar perusahaan yang ada. Di samping itu, kondisi ekonomi

global yang berubah semakin buruk saat ini membuat perusahaan mau

tidak mau harus memikirkan strategi yang benar-benar tepat dan efektif

dalam mencapai tujuannya.

Timbulnya persaingan ketat tersebut ditambah lagi dengan

pengaruh atau dampak krisis ekonomi global akan menimbulkan suatu

tantangan yang pasti sangat berat yang harus dihadapi oleh perusahaan.

Dengan kondisi seperti ini, perusahaan diharapkan tidak hanya bertahan

dalam bidang usahanya masing-masing, akan tetapi juga dapat

memperoleh laba yang semaksimal mungkin. Karena pada dasarnya tujuan

pendirian perusahaan yang utama adalah memperoleh laba semaksimal

mungkin. Dengan tercapainya tujuan mencapai laba maksimum tersebut

maka tujuan perusahaan yang lain juga dapat tercapai yaitu kelangsungan

(14)

Laba yang diperoleh perusahaab adalah berasal dari kegiatan

operasional/produksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi

permintaan pasar. Kegiatan operasional tersebut menghasilkan barang atau

jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan dan konsumen. Tentu saja,

perusahaan akan memperoleh hasil dari setiap penjualan barang atau jasa

kepada pelanggan dan konsumen. Penghasilan yang diperoleh tersebut

tidak selalu sama setiap waktu atau setiap tahun. Hal ini disebabkan oleh

banyak faktor seperti misalnya perubahan selera konsumen, kondisi

ekonomi dan keuangan, adanya barang substitusi, dan lain-lain.

Oleh karena itu, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

sangat diperlukan bagi berbagai pihak sebagai informasi penting dalam

mengambil keputusan. Kemampuan menghasilkan laba tersebut dapat

diukur dengan berbagai alat ukur yang telah tersedia seperti yang terdapat

dalam rasio profitabilitas/rentabilitas. Rasio profitabilitas/rentabilitas ini

terdiri dari banyak rasio tergantung dari apakah profitabilitas/rentabilitas

tersebut dihubungkan dengan total aktiva, modal sendiri, ataupun nilai

penjualan yang dicapai. Rasio-rasio inilah yang dipergunakan

berhubungan dengan penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam

menghasilkan laba. Dalam penelitian ini, penulis mencoba menggunakan

ROA (Return on Asset) yaitu rasio yang dipergunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

(15)

ROA merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam

menganalisis laporan keuangan perusahaan. Rasio ini dapat memberikan

ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan

efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh

pendapatan.

Sebagai bagian/komponen penting dalam menghitung ROA, aktiva

yang dimiliki perusahaan haruslah digunakan dengan efisien dan efektif.

Untuk mengetahui seberapa efektif dan efisienkah aktiva tersebut

digunakan, perusahaan dapat menghitungnya dengan menggunakan rasio

perputaran aktiva (asset turn over) yang dimiliki perusahaan. Rasio ini

menunjukkan apakah asset yang ada dalam perusahaan tersebut dapat

digunakan secara maksimal dalam menghasilkan penjualan.

Efektivitas dan efisiensi penggunaan aktiva ini berhubungan

dengan kemampuan menghasilkan laba. Karena jika semakin efektif dan

efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan

penjualan maka laba yang diperoleh pun akan semakin maksimal.

Penelitian ini dilakukan pada subbidang industri barang konsumsi

agar lebih spesifik dari industri manufaktur secara keseluruhan.

Perkembangan industri barang konsumsi juga berkembang pesat saat ini.

Peneliti akan menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah yang

(16)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merumuskan

masalah, yaitu “Apakah ada pengaruh Asset Turn Over terhadap Rentabilitas

pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”

C. Batasan Penelitian

Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka penulis membuat

batasan penelitian sebagai berikut:

1. Objek penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar

di BEI (Bursa Efek Indonesia) dan melaporkan laporan keuangannya

selama periode tersebut.

2. Periode penelitian adalah tahun 2004-2007.

3. Return on Asset yang berfokus pada aktiva.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Asset Turn Over terhadap Rentabilitas pada perusahaan barang konsumsi

yang terdaftar di BEI.

(17)

a. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti mengenai

pengaruh Asset Turn Over terhadap Rentabilitas.

b. Bagi perusahaan, sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi

pihak-pihak berkepentingan dalam menentukan kebijakan yang

berkaitan dengan Asset Turn Over.

c. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi untuk melakukan

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh Asset

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Asset

a. Pengertian Asset

Asset merupakan bentuk penanaman modal perusahaan.

Bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau atas kekayaan atau

jasa yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Harta

kekayaan tersebut harus dinyatakan dengan jelas, diukur dalam

satuan mata uang, dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau

kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas.

Menurut Dyckman et al (1999:174), “Aktiva adalah

manfaat ekonomi yang dapat terealisasi di masa depan yang

diperoleh atau diakuisisi oleh entitas tertentu sebagai hasil dari

transaksi atau kejadian masa lalu.” Sedangkan menurut Warren et

al (2005:63), “Aktiva (asset) adalah sumber daya yang dimiliki

oleh entitas bisnis atau usaha. Sumber daya ini dapat berbentuk

fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomis.

b. Klasifikasi Asset

Aktiva diklasifikasikan berdasarkan urutan likuiditas

(19)

dikonversi menjadi kas tanpa batasan diletakkan pada baris

paling atas. Aktiva dengan tingkat likuiditas rendah (kecil

kemumgkinan dapat dikonversi menjadi kas) diletakkan pada

baris paling bawah.

Menurut Jumingan (2006:17) aktiva perlu dikelompokkan

ke dalam beberapa bagian, yaitu:

1) Aktiva Lancar

2) Investasi Jangka Panjang 3) Aktiva Tetap

4) Aktiva Tidak Berwujud

5) Beban Biaya yang Ditangguhkan 6) Aktiva Tidak Lancar Lainnya

Berikut ini adalah penjelasan dari klasifikasi asset yang

telah dipaparkan sebelumnya:

1) Aktiva Lancar (Current Asset)

Menurut Dyckman et al (1999:177), “Aktiva lancar

mencakup kas dan aktiva lainnya yang diperkirakan dapat

direalisasi menjadi kas atau dijual atau digunakan selama satu

siklus operasi normal perusahaan atau dalam waktu satu

tahun sejak tanggal neraca (salah satu yang lebih lama).”

Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah kas (cash),

investasi jangka pendek (temporary investment), wesel tagih

(notes receivable), penghasilan yang masih akan diterima

(accruals receivable), persediaan barang (inventory), dan

(20)

2) Investasi Jangka Panjang (Long Term Investment)

Investasi jangka panjang dapat berupa saham dan

obligasi dari dan pinjaman kepada perusahaan lain, harta

kekayaan yang tidak digunakan dalam operasi rutin

perusahaan misalnya gedung yang disewakan kepada pihak

lain, mesin yang digunakan di waktu yang akan datang, dana

yang diperuntukkan bagi tujuan khusus selain pembayaran

utang jangka pendek, pinjaman kepada anak perusahaan atau

perusahaan afiliasi.

3) Aktiva Tetap (Fixed Asset)

Menurut Jumingan (2006:19), “ Aktiva tetap (fixed

asset) merupakan harta kekayaan yang berwujud, yang

bersifat relatif permanen, digunakan dalam operasi reguler,

lebih dari satu tahun, dibeli dengan tujuan untuk tidak dijual

kembali.”

Yang termasuk dalam kelompok aktiva tetap adalah

tanah (land), bangunan atau gedung (building), mesin-mesin

(machinery), perabot dan peralatan kantor (office furniture

and fixtures), perabot dan peralatan toko (store furniture and

fixtures), alat pengangkutan (delivery equipment), dan

(21)

4) Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Asset)

Djarwanto (2004:28) mengartikan aktiva tidak

berwujud sebagai hak-hak yang dimiliki perusahaan. Hak ini

diberikan kepada penemunya, penciptanya, atau

penerimanya. Pemilikan hak ini dapat karena menemukan

sendiri atau diperoleh dengan jalan membeli dari penemunya.

Hak- hak ini dilindungi oleh undang-undang.

Yang termasuk dalam aktiva tidak beruwujud

(intangible asset) adalah hak cipta (copyrights), hak

sewa/kontrak (leaseholds), hak monopoli (franchises), hak

paten, merek dagang (trademarks), biaya organisasi

(organization costs) dan goodwill.

5) Biaya yang Ditangguhkan (Deffered Charges)

Biaya yang ditangguhkan umumnya muncul karena

pembayaran di muka beban jangka panjang. Beban ini

memiliki manfaat ekonomis di masa yang akan datang yang

dapat ditentukan dengan meyakinkan.

Biaya yang ditangguhkan (deffered charges) adalah

pengeluaran-pengeluaran atau biaya yang mempunyai

manfaat jangka panjang, dimana pembebanannya sebagai

biaya usaha berlangsung untuk beberapa tahun atau

(22)

yang ditangguhkan adalah biaya penataan ulang mesin, biaya

penerbitan obligasi, biaya pensiun dibayar dimuka, atau

pembayaran di muka asuransi.

6) Aktiva Tidak Lancar Lainnya (Other Non-Current Asset)

Aktiva tidak lancar lainnya (other non-current

asset) adalah harta kekayaan perusahaan lain yang tidak

termasuk pada kelompok-kelompok aktiva tersebut

sebelumnya (Djarwanto, 2004:34). Perbedaan utama antara

aktiva lancar atau jangka pendek dengan aktiva tidak lancar

atau jangka panjang adalah:

a) Aktiva jangka panjang tidak habis digunakan dalam

siklus operasi tunggal.

b) Manajemen bermaksud memiliki atau menggunakan

aktiva jangka panjang melebihi periode satu tahun dari

tanggal neraca atau satu siklus operasi normal (jika lebih

panjang).

Yang termasuk dalam aktiva tidak lancar lainnya

adalah uang kas pada bank tertutup atau di negara asing,

investasi lain-lain yang tidak termasuk dalam investasi jangka

(23)

c. AssetTurnOver

Rasio perputaran aktiva mengukur perputaran semua

aktiva perusahaan. Menurut Abdullah (2005:56), “Rasio

perputaran total aktiva dipergunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva

yang dimiliki guna menghasilkan penjualan tertentu.” Menurut

Harahap (2008:309), “Rasio ini menunjukkan perputaran total

aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa

jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan.”

Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan dengan

total aktiva. Adapun rumus untuk menghitung rasio ini adalah

sebagai berikut:

Aktiva

Total

Bersih

Penjualan

Over

Turn

Asset

2. Rentabilitas

a. Pengertian Rentabilitas

Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu

perbandingan antara laba yang diperoleh dalam operasi

perusahaan dengan modal. Menurut Harahap (2008:34), “Rasio

rentabilitas atau disebut profitabilitas menggambarkan

kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua

kemampuan yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,

(24)

Rentabilitas dapat pula diartikan untuk menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode

tertentu. Ada pula yang menyebutkan bahwa rentabilitas juga

berkenaan dengan perbandingan laba dengan aktiva atau modal

yang mengashilkan laba tersebut. Rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba disebut juga

dengan operatingratio.

b. Jenis-jenis Rentabilitas

Kartadinata (1983:66) membagi rentabilitas ke dalam dua

bagian yakni:

1) Rentabilitas Ekonomi

2) Rentabilitas Modal Sendiri atau ReturnonEquity

Rentabilitas ekonomi mengukur kemampuan aktiva

perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Karena

hasil operasi yang ingin diukur maka dipergunakan laba sebelum

bunga dan pajak. Aktiva yang dipergunakan untuk mengukur

kemampuan memperoleh laba operasi adalah aktiva operasional.

Kalau perusahaan mempunyai aktiva non-operasional, aktiva ini

perlu dikeluarkan dari perhitungan. Masalah yang timbul dalam

perhitungan rentabilitas ekonomi adalah apakah kita

(25)

atau rata-rata. Apabila dimungkinkan sebaiknya digunakan

angka rata-rata.

Rentabilitas Modal Sendiri mengukur seberapa banyak

keuntungan yang menjadi pemilik modal sendiri. Karena itu

dipergunakan angka laba setelah pajak. Angka modal sendiri

juga sebaiknya dipergunakan angka rata-rata.

c. Rasio Keuangan

Adapun rasio keuangan dapat digolongkan menjadi tiga

kategori, yaitu sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas, bertujuan menguji kecukupan dana, solvency

perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban

yang segera harus dipenuhi. Yang termasuk rasio ini adalah

rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio),

perputaran piutang (receivables turnover), perputaran

persediaan (inventoryturnover).

2. Rasio profitabilitas atau rentabilitas, bertujuan mengukur

efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan

untuk memperoleh keuntungan. Misalnya marjin keuntungan

(profit margin), marjin laba bruto (gross profit margin),

perputaran aktiva (operating asset turnover), imbalan hasil

dari investasi (return on investment), rentabilitas modal

(26)

3. Rasio pemilikan, berkaitan langsung atau tidak langsung

dengan keuntungan dan likuiditas. Mambantu pemilik saham

dalam mengevaluasi aktivitas dan kebijaksanaan perusahaan

yang berpengaruh terhadap harga saham di pasaran. Misalnya

earning per share, nilai buku per saham (book value per

share), rasio dividen, dan sebagainya.

d. Jenis-jenis Rasio Rentabilitas 1) Profit Margin (Marjin Laba)

Angka ini menunjukkan berapa besar persentase

pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan

(Haarahap, 2008:304). Menurut Husnan dan Pudjiastuti

(1999:75), “Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan

operasional yang bisa diperoleh dari setiap rupiah penjualan.”

Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap

kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukuo

tinggi. Adapun rumusnya adalah:

% 100 Penjualan

Bersih Pendapatan Laba

Marjin  

2) Gross Profit Marjin (Marjin Laba Kotor)

Rasio ini dipergunakan untuk mengukur berapa besar

laba kotor yang dihasilkan dengan total nilai penjualan bersih

(27)

menunjukkan bahwa perusahaan mampu menekan Harga

Pokok Penjualan pada persentase dibawah kenaikan

penjualan. Adapun rumus untuk menghitung rasio ini adalah

sebagai berikut:

%

100

Penjualan

Kotor

Laba

Margin

Profit

Gross

3) Operating Profit Margin (Marjin Laba OPerasi)

Abdullah (2005:55) menyatakan bahwa rasio ini

sering disebut juga sebagai pure profit dalam arti bahwa

profit yang dihasilkan benar-benar murni dari hasil operasi

perusahaan sebelum diperhitungkan dengan kewajiban

lainnya. Rasio ini mengukur kemampuan menghasilkan laba

operasi dari sejumlah penjualan yang dicapai. Adapun rumus

untuk menghitung rasio ini adalah:

%

100

Penjualan

Operasi

Laba

Margin

Profit

Operating

4) Asset Turn Over

Harahap (2008:305) menyatakan bahwa rasio ini

menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume

penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini

berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih

(28)

ini menunjukkan perusahaan semakin efisien dalam

penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Adapun

rumus untuk mengukur rasio ini adalah:

Aktiva

Total

Bersih

Penjualan

Over

Turn

Asset

5) Return on Investment

Abdullah (2005:57) menyatakan bahwa rasio ini

sering juga disebut return on total asset dipergunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki. Adapun rumus

untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:

%

100

Aktiva

Total

Pajak

Setelah

Bersih

Laba

ROI

6) Return on Equity

Return on Equity merupakan rasio pengukuran

terhadap penghasilan yang dicapai bagi pemilik perusahaan

(baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham

preferen) atas modal yang diinvestasikan pada perusahaan

(Abdullah, 2005:60). Semakin tinggi ROE maka semakin

tinggi pula penghasilan yang diterima pemilik perusahaan

(29)

perusahaan. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:

%

100

Sendiri

Modal

Bersih

Laba

ROE

7) Return on Total Asset

Harahap (2008:305) menyatakan bahwa rasio ini

menunjukkan berapa besar laba bersih yang diperoleh

perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Brigham dan

Houston (2001:90) menyatakan bahwa rasio laba bersih

terhadap total aktiva mengukur pengembalian atas modal

aktiva (ROA) setelah bunga dan pajak.

%

100

Aktiva

Total

Bersih

Laba

ROA

8) Basic Earning Power

Menurut Harahap (2008:305), “Rasio ini

mrnunjukksn kemampuan perusahaan memperoleh laba

diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak

dibandingkan dengan total aktiva.” Semakin besar rasio ini

semakin baik. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah

(30)

9) Earning Per Share

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum

dikurangi dengan bunga dan pajak dibandingkan dengan total

aktiva (Harahap, 2008:305). Semakin besar rasio ini semakin

baik.

Pada umumnya, para pemegang saham atau calon

pemegang saham sangat berkepentingan dengan Earning Per

Share. Guna menghitung EPS perlu dihitung berapa besar

laba bersih untuk pemegang saham biasa. Untuk itu laba

bersih sesudah pajak harus dikurangi dengan dividen

preferem stock. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah

sebagai berikut:

Saham

Jumlah

an

Bersangkut

Saham

Bagian

Laba

EPS

3. Hubungan Asset Turn Over terhadap Rentabilitas

Asset turn over menggambarkan rasio perputaran total

aktiva dipergunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan

dalam menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki guna

menghasilkan penjualan tertentu. Asset harus dikelola dengan baik

yaitu dapat digunakan seefektif dan seefisien mungkin dalam

menghasilkan laba. Perputaran aktiva (asset turn over) yang tinggi

(31)

aktiva digunakan maka penjualan yang ada juga semakin

meningkat. 

Secara otomatis jika penjualan meningkat maka laba yang

diperoleh pun semakin meningkat. Dengan demikian jika kita

menghitung ROA maka nilai ROA tersebut pun akan semakin

meningkat karena penjualan yang dihasilkan semakin meningkat.

ROA yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik

dalam menghasilkan laba. Rumus ROA adalah membagikan laba

bersih dengan total aktiva. Dilihat dari perhitungan ROA yang

melibatkan total aktiva, maka aktiva berpengaruh terhadap ROA.

[image:31.595.154.547.495.750.2]

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2. 1

Ringakasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel

yang digunakan Hasil Penelitian Endry Leeguer (2008)

Pengaruh aktiva produktif terhadap tingkat rentabilitas pada bank-bank yang terdaftar di BEI

aktiva produktif (kredit, surat berharga, dan penempatan pada bank lain) dan rentabilitas

Secara simultan (bersama-sama) diketahui bahwa variabel kredit, surat-surat berharga, dan penempatan pada bank lain memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat rentabilitas pada bank-bank

(32)

Marselina Sinaga (2008)

Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan

Perputaran Aktiva Operasi terhadap Tingkat Rentabilitas pada Industri Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di

Bursa Efek Jakarta. Modal kerja, Perputaran Aktiva Operasi, dan Rentabilitas

Secara simultan (bersama-sama), modal kerja dan perputaran aktiva operasi

bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat rentabilitas pada industri otomotif dan komponennya

yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Indri, Yuliafitri, Koesmawan, dan Amilin (2005) Analisis Pengaruh Efektivitas Modal Kerja Dan Operating Asset Turn Over

Terhadap Tingkat Rentabilitas Pada Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang

Tercatat Di BEJ

Efektivitas modal kerja,

operating

asset turn

over dan rentabilitas

Efektivitas modal kerja dan operating asset turn over

secara individu tidak berpengaruh terhadap rentabilitas perusahaan. Secara simultan, efektivitas

modal kerja dan operating asset turn over memiliki

pengaruh signifikan terhadap rentabilitas.

(33)

B. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar

berikut ini:

X Y

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Penulis, 2009

Keterangan:

Variabel X : Asset Turn Over

Variabel Y : Rentabilitas

Asset turn over merupakan gambaran bagaimana semua/total

aktiva (asset) yang ada dalam perusahaan dapat digunakan dapat

secara efisien dan efektif dalam menghasilkan penjualan. Semakin

tinggi tingkat perputaran aktivanya maka penjualannya pun semakin

tinggi sehingga laba yang dihasilkan pun akan semakin tinggi.

ROA merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk

mengukur profitabilitas/rentabilitas perusahaan. Artinya, ROA dapat

dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba yang optimal dilihat dari posisi aktiva yang

dimiliki oleh sebuah perusahaan. Aktiva yang ada dalam perusahaan

haruslah dikelola dengan baik agar dapat semakin efektif dan efisien

(34)

dalam menghasilkan penjualan. Asset turn over yang tinggi

menunjukkan return on asset yang baik.

2. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji

kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat

mempermudah dalam menganalisis. Hipotesis pada penelitian ini adalah:

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Peneliti menggunakan desain kausal yang berguna untuk

menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel

lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

(Umar, 2003:30).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sularso (2003:67), “Populasi adalah kelompok keseluruhan

orang, peristiwa, atau sesuatu yang ingin diteliti oleh peneliti.” Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2007 yaitu sebanyak 35

perusahaan.

Menurut Sularso (2003:67), “Sampel adalah beberapa anggota atau

bagian yang dipilih dari populasi.” Penelitian ini menggunakan sampel yang

ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan

(purposive sampling). Menurut Jogiyanto (2004:79), “Purposive sampling

yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria

tertentu.” Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah

(36)

1. Perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di BEI.

2. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI dan tidak sedang dalam proses

delisting periode 2004-2007.

3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama

periode 2004-2007.

4. Data perusahaan tersebut lengkap dengan variabel yang diteliti.

Berdasarkan teknik tersebut, maka perusahaan yang menjadi sampel

[image:36.595.111.539.413.751.2]

dalam penelitian ini berjumlah 33 perusahaan.

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria

No. Perusahaan Kriteria

1 2 3 4

1. PT Ades Watres Indonesia Tbk √ √ √ √

2 PT Aqua Golden Mississipi Tbk

3 PT BAT Indonesia Tbk

4 PT Bentoel Internasional Investama Tbk

5 PT Britol-Myers Squibb Indonesia Tbk

6 PT Cahaya Kalbar Tbk

7 PT Darya Varia Laboratoria Tbk

8 PT Davomas Abadi Tbk

9 PT Delta Djakarta Tbk

10 PT Gudang Garam Tbk √ √ √ √

11 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk √ √ √ √

12 PT Indofarma (Persero) Tbk √ √ √ √

13 PT Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √

14 PT Kalbe Farma Tbk √ √ √ √

15 PT Kedaung Indah Can Tbk √ √ √ √

(37)

17 PT Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ √ √

18 PT Langgeng Makmur Industri Tbk √ √ √ √

19 PT Mandom Indonesia Tbk √ √ √ √

20 PT Mayora Indah Tbk √ √ √ √

21 PT Merck Tbk √ √ √ √

22 PT Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √

23 PT Mustika Ratu Tbk √ √ √ √

24 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ √ √

25 PT Pyridam Farma Tbk √ √ √ √

26 PT Saralee Bodycare Indonesia Tbk √ √ x x

27 PT Schering Plough Indonesia Tbk √ √ √ √

28 PT Sekar Bumi Tbk √ √ x x

29 PT Sekar Laut Tbk

30 PT Siantar Top Tbk √ √ √ √

31 PT Tunas Baru Lampung Tbk √ √ √ √

32 PT Tempo Scan Tbk √ √ √ √

33 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ √

34 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk √ √ √ √

35 PT Unilever Indonesia Tbk

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009

C. Jenis dan Sumber Data

Menurut jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder. Menurut Umar (2003:60), “Data sekunder merupakan data

primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik,

diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan

oleh pihak lain”. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah

informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian yaitu:

1. Informasi mengenai Asset Turn Over.

(38)

Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam

penelitian ini termasuk data time series yaitu sekumpulan data dari suatu

fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu,

misalnya mingguan, bulanan atau tahunan dan data cross-section yaitu

sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja

(Umar, 2003:61). Penelitian ini menggunakan data selama 4 tahun (series)

yaitu tahun 2004-2007. Data yang digunakan oleh peneliti bersumber dari

situs resmi BEI, yaitu www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market

Directory (ICMD).

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti

adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa

catatan-catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan

dengan penelitian ini.

E. Identifikasi Variabel Penelitian

Menurut Erlina dan Mulyani (2007:33), “ Variabel adalah sesuatu

yang dapat membedakan atau mengubah nilai.”

1. Variabel Independen (bebas)

Menurut Umar (2005:50), “Variabel independen (bebas) adalah variabel

yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain.” Variabel

(39)

2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen (tergantung) adalah variabel yang dijelaskan

atau dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2003:50). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah Rentabilitas.

F. Definisi Operasional 1. Asset Turn Over

Harahap (2008:305) menyatakan bahwa rasio ini menggambarkan

perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini

semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan

meraih laba. Atau dengan kata lain semakin tinggi rasio ini maka hal ini

menunjukkan perusahaan semakin efisien dalam penggunaan aktiva

dalam menghasilkan penjualan. Adapun rumus untuk mengukur rasio ini

adalah:

Aktiva

Total

Bersih

Penjualan

Over

Turn

Asset

2. Return on Asset (ROA)

Return on asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rumus

perhitungan ROA adalah sebagai berikut:

%

100

Aktiva

Total

Bersih

Laba

(40)

G. Metode Analisis Data

Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk

dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS. Adapun

metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari empat buah uji yaitu uji normalitas,

heterokedasitas, autokorelasi dan multikolinearitas. Akan tetapi, penulis

hanya menggunakan tiga buah uji dikarenakan variabel penelitian yang

hanya berjumlah dua yang terdiri dari satu buah variabel dependen dan

satu buah variabel independen.

a. Uji Normalitas

Menurut Erlina dan Mulyani (2007:103), “Tujuan uji

normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.” Cara

yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji

Kolmogrov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria

pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau

(41)

normal dan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka

residual tidak memiliki distribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut

Ghozali (2005:110) sebagai berikut:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Heterokedasitas

Menurut Ghozali (2005:111), “Uji heterokedasitas bertujuan

untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang

lain.” Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heterokedasitas.

Dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya

heterokedasitas menurut Ghozali (2005:110), yaitu:

(1) Jika ada pola tertentu, sperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan tel terjadi heterokedasitas.

(42)

c. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2005:95) uji autokorelasi menguji apakah

dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada

tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin

Watson (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi

[image:42.595.182.504.385.558.2]

dilihat dalam tabel 3. 2:

Tabel 3.2

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl≤d≤du

Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl<d<4

Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du≤d≤4-dl

Tidak ada korelasi positif atau

negatif Tidak ditolak du<d<4-du

Sumber: Ghozali, 2005:96

2. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk memperkirakan atau meramalkan

hubungan antara dua variabel dengan membuat sebuah asumsi ke dalam

suatu bentuk fungsi tertentu (fungsi linier). Dimana variabel dependen

(43)

sehingga dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik atau turunnya

variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan

variabel independen.

Dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel dependen, yaitu

return on asset (ROA) dan satu variabel independen, yaitu Asset Turn

Over, maka yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

sederhana. Persamaan umum regresi sederhana adalah sebagai berikut:

Y = a + bX

Dimana:

Y = Return on Asset (ROA)

X = Asset Turn Over

a = intercept/konstanta

b = angka arah (koefisien regresi)

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan uji signifikansi parsial

(t-test). Uji ini dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen terhadap satu variabel dependen. Uji ini

digunakan untuk menguji variabel independen, yaitu Asset Turn Over.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ketentuan

sebagai berikut:

Jika thitung < α 0,05; maka H1 diterima

(44)

H. Jadwal Penelitian

[image:44.595.158.491.194.480.2]

Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian

Mei 2009

Juni 2009

Juli 2009

Agst 2009

Sept 2009 Pengajuan Judul

Rencana Proposal

Bimbingan Proposal

Seminar Proposal

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

(45)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 30

November 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES)

resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun

2004-2007 perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel masih terdaftar di BEJ,

tetapi karena data penelitian diambil pada tahun 2008, maka peneliti

menggunakan nama BEI. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik

purposive sampling diperoleh 33 perusahaan. Berikut tabel perusahaan

(46)
[image:46.595.118.564.133.752.2]

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

No Emiten Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal Listing

1 ADES PT Ades Watres Indonesia, Tbk 6 Maret 1985 13 Juni 1994 2 AQUA PT Aqua Golden Mississipi, Tbk 23 Februari 1973 1 Maret 1990

3 BATI PT BAT Indonesia, Tbk 23 September 1979 20 Desember 1979

4 RMBA

PT Bentoel Internasional Investama,

Tbk 19 Januari 1979 5 Maret 1990

5 SQBI

PT Britol-Myers Squibb Indonesia,

Tbk 8 Juli 1970 29 Maret 1983

6 CEKA PT Cahaya Kalbar, Tbk 3 Februari 1986 9 Juli 1996

7 DVLA PT Darya Varia Laboratoria, Tbk 5 Februari 1976 11 Nopember 1984

8 DAVO PT Davomas Abadi, Tbk 4 Maret 1968 22 Desember 1994

9 DLTA PT Delta Djakarta, Tbk 15 Juni 1970 30 Januari 1989

10 GGRM PT Gudang Garam, Tbk 30 Juni 1971 27 Agustus 1990

11 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk 19 Oktober 1963 15 Agustus 1990 12 INAF PT Indofarma (Persero), Tbk 2 Januari 1996 17 April 2001

13 INDF PT Indofood Sukses Makmur, Tbk 14 Agustus 1990 14 Juli 1994

14 KLBF PT Kalbe Farma, Tbk 10 September 1966 30 Juli 1991

15 KICI PT Kedaung Indah Can, Tbk 11 Januari 1974 28 Oktober 1993 16 KDSI PT Kedawung Setia Industrial, Tbk 9 Januari 1973 29 Juli 1996 17 KAEF PT Kimia Farma (Persero), Tbk 16 Agustus 1971 4 Juli 2001

18 LMPI PT Langgeng Makmur Industri, Tbk 30 Nopember 1972 17 Oktober 1994 19 TCID PT Mandom Indonesia, Tbk 5 Nopember 1969 30 September 1993

20 MYOR PT Mayora Indah, Tbk 17 Februari 1977 4 Juli 1990

21 MERK PT Merck, Tbk 14 Oktober 1970 23 Juli 1981

22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia, Tbk 3 Juni 1929 15 Desember 1981

23 MRAT PT Mustika Ratu, Tbk 14 Maret 1978 27 Juli 1995

24 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk 16 April 1974 18 Oktober 1994

25 PYFA PT Pyridam Farma, Tbk 27 Nopember 1976 16 Oktober 2001

26 SCPI PT Schering Plough Indonesia, Tbk 1 Nopember 1970 8 Juni 1990

27 SKLT PT Sekar Laut, Tbk 19 Juli 1979 08 September 1933

28 STTP PT Siantar Top, Tbk 12 Mei 1987 16 Desember 1986

29 TBLA PT Tunas Baru Lampung, Tbk 22 Desember 1973 15 Februari 2000

30 TSCP PT Tempo Scan, Tbk 20 Mei 1970 19 Juni 1994

31 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 31 Mei 1991 11 Juni 1997

32 ULTJ

PT Ultrajaya Milk Industry & Trading

Company, Tbk 2 Nopember 1970 2 Juli 1990

33 UNVR PT Unilever Indonesia, Tbk 5 Desember 1933 11 Januari 1982

(47)

Periode penelitian dimulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007

sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 132 sampel. Berikut ini

akan dijelaskan mengenai data variabel penelitian yang dianalisis dalam

[image:47.595.119.557.266.746.2]

penelitian ini.

Tabel 4.2

Data Variabel Penelitian Tahun 2004

No Emiten Perusahaan Asset Turn

Over (ATO) ROA

1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk 1.219243132 -0.01151

2 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk 1.986484733 0.13655

3 BATI PT BAT Indonesia Tbk 0.823389875 -0.02512

4 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk 2.159691767 0.041359

5 SQBI PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 1.143900435 0.208301

6 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk 0.578487524 -0.08365

7 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 0.989846764 0.115524

8 DAVO PT Davomas Abadi Tbk 0.654125716 0.062713

9 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 0.776680059 0.085025

10 GGRM PT Gudang Garam Tbk 1.179701476 0.08694

11 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 1.526095633 0.172256

12 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk 1.316265369 0.013817

13 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 1.143564983 0.024128

14 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 1.131339435 0.123418

15 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk 0.517431623 -0.10687

16 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk 1.431942828 0.059882

17 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 1.641321414 0.066262

18 LMPI PT Langgeng Makmur Industri Tbk 0.466103717 -0.09974

19 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 1.694902869 0.174637

20 MYOR PT Mayora Indah Tbk 1.07611924 0.066456

21 MERK PT Merck Tbk 1.862362676 0.285527

22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 1.273148778 0.154547

23 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 0.828350643 0.044667

24 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 1.50291404 0.00517

25 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 0.482307137 0.020328

26 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk 1.914489864 -0.00568

(48)

28 STTP PT Siantar Top Tbk 0.06082701 0.060827

29 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.880864568 0.01217

30 TSCP PT Tempo Scan Tbk 1.107467989 0.151521

31 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.667089945 0.261851

32 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk 0.420172826 0.003395

33 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 2.463553762 0.401465

[image:48.595.112.560.113.223.2]

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2004 perusahaan yang

mempunyai tingkat perputaran aktiva (asset turn over) yang paling tinggi

adalah PT Unilever Indonesia Tbk, yaitu sebesar 2,463553762 dan yang

terendah adalah PT Siantar Top Tbk, yaitu sebesar 0,06082701. Untuk ROA,

perusahaan yang mempunyai nilai tertinggi adalah PT Unilever Indonesia Tbk

sebesar 40,14% dan yang terendah adalah PT Sekar Laut Tbk, yaitu sebesar

[image:48.595.122.555.483.758.2]

-37,92%.

Tabel 4.3

Data Variabel Penelitian Tahun 2005

No Emiten Perusahaan Asset Turn

Over (ATO) ROA

1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk 0.684359111 -0.5677

2 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk 2.135052786 0.0881

3 BATI PT BAT Indonesia Tbk 0.957084837 0.028

4 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk 1.181217956 0.0587

5 SQBI PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 1.010868938 0.0548

6 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk 0.721113754 -0.0647

7 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 0.981489892 0.13

8 DAVO PT Davomas Abadi Tbk 0.641648915 0.0516

9 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 0.804650512 0.1049

10 GGRM PT Gudang Garam Tbk 1.122848403 0.0854

11 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 2.066264307 0.1997

12 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk 1.318443258 0.0185

13 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 1.26907503 0.0084

(49)

15 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk 0.576906969 -0.063

16 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk 1.639473633 -0.0192

17 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 1.542483746 0.0449

18 LMPI PT Langgeng Makmur Industri Tbk 0.519450976 0.258

19 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 1.658001525 0.1702

20 MYOR PT Mayora Indah Tbk 1.168644255 0.0313

21 MERK PT Merck Tbk 1.771951006 0.2646

22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 1.481813047 0.1512

23 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 0.715979948 0.0293

24 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 1.363981559 0.4165

25 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 0.517820658 0.0174

26 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk 1.793072885 -0.0117

27 SKLT PT Sekar Laut Tbk 1.771389319 0.9364

28 STTP PT Siantar Top Tbk 1.344029764 0.0223

29 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.84098325 0.0043

30 TSCP PT Tempo Scan Tbk 1.064889279 0.1265

31 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.642767054 0.0001

32 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk 0.567368404 0.0036

33 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 2.600526344 0.3749

[image:49.595.110.558.119.436.2]

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2005 perusahaan yang

mempunyai tingkat perputaran aktiva (asset turn over) yang paling tinggi

adalah PT Unilever Indonesia Tbk, yaitu sebesar 2,600526344 dan yang

terendah adalah PT Pyridam Farma Tbk, yaitu sebesar 0,517820658. Tingkat

perputaran tertinggi baik tahun 2004 dan 2005 tetap dipegang oleh PT

Unilever Indonesia Tbk. Untuk ROA, perusahaan yang mempunyai nilai

tertinggi adalah PT Sekar Laut Tbk sebesar 93,64% dan yang terendah adalah

PT Ades Waters Indonesia Tbk, yaitu sebesar -56,77%. Untuk ROA, PT Sekar

Laut Tbk. pada tahun 2004 memiliki ROA paling rendah, tapi pada tahun

(50)
[image:50.595.115.556.171.741.2]

Tabel 4.4

Data Variabel Penelitian Tahun 2006

No Emiten Perusahaan Asset Turn

Over (ATO) ROA

1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk 0.57895504 -0.5489

2 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk 2.094470072 0.0614

3 BATI PT BAT Indonesia Tbk 0.832960489 -0.1016

4 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk 1.276230217 0.062

5 SQBI PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 1.176889438 0.2084

6 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk 1.392637012 0.0545

7 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 1.034685884 0.0942

8 DAVO PT Davomas Abadi Tbk 0.611782041 0.0725

9 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 0.68708879 0.0758

10 GGRM PT Gudang Garam Tbk 1.211947536 0.0464

11 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 2.333770965 0.2789

12 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk 1.494569326 0.0222

13 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 1.361773004 0.0406

14 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 1.312875757 0.1031

15 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk 0.535550838 -0.1057

16 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk 0.395463904 0.0167

17 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 1.736181231 0.0349

18 LMPI PT Langgeng Makmur Industri Tbk 0.531933978 0.0065

19 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 1.415702266 0.1489

20 MYOR PT Mayora Indah Tbk 1.269178989 0.0602

21 MERK PT Merck Tbk 1.724807498 0.3061

22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 1.459826951 0.1205

23 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 0.775910315 0.0312

24 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 1.804501982 0.0411

25 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 0.737863005 0.0208

26 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk 1.251673714 -0.0252

27 SKLT PT Sekar Laut Tbk 2.046299491 0.0489

28 STTP PT Siantar Top Tbk 1.187632688 0.0309

29 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.582676389 0.0258

30 TSCP PT Tempo Scan Tbk 1.100825974 0.1099

31 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.916256258 0.0004

32 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk 0.66867592 0.0118

33 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 2.450333117 0.3722

(51)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada tahun 2006 perusahaan yang

mempunyai tingkat perputaran aktiva (asset turn over) tertinggi adalah PT

Unilever Indonesia Tbk, yaitu sebesar 2,450333117 dan yang terendah adalah

PT Kedawung Setia Industrial Tbk, yaitu sebesar 0,395463904. Tingkat

perputaran tertinggi baik tahun 2004, 2005 dan 2006 tetap dipegang oleh PT

Unilever Indonesia Tbk. Untuk ROA, perusahaan yang mempunyai nilai

tertinggi adalah PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 37,22% dan yang terendah

[image:51.595.117.556.376.758.2]

adalah PT Ades Waters Indonesia Tbk, yaitu sebesar -54,89%.

Tabel 4.5

Data Variabel Penelitian Tahun 2007

No Emiten Perusahaan Asset Turn

Over (ATO) ROA

1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk 0.735893176 -0.8662

2 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk 2.189670569 0.0548

3 BATI PT BAT Indonesia Tbk 0.985588833 -0.0506

4 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk 1.188343156 0.0629

5 SQBI PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 1.144337979 0.2294

6 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk 1.324201761 0.0402

7 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 0.908308008 0.089

8 DAVO PT Davomas Abadi Tbk 0.723811284 0.0539

9 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 0.742493316 0.0799

10 GGRM PT Gudang Garam Tbk 1.176750623 0.0603

11 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 1.899661695 0.2311

12 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk 1.261259121 0.011

13 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.943470869 0.0332

14 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 1.36329703 0.1373

15 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk 0.79818313 0.1961

16 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk 1.701946006 0.0268

17 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 1.705898259 0.0218

18 LMPI PT Langgeng Makmur Industri Tbk 0.570123677 0.0233

19 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 1.404216364 0.1534

20 MYOR PT Mayora Indah Tbk 1.494019304 0.0748

(52)

22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 1.573729366 0.1357

23 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 0.797862806 0.0352

24 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 2.056951948 -0.0296

25 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 0.910523693 0.0183

26 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk 1.32501668 0.02

27 SKLT PT Sekar Laut Tbk 1.297500913 0.0314

28 STTP PT Siantar Top Tbk 1.160174971 0.0301

29 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.7505563 0.0396

30 TSCP PT Tempo Scan Tbk 1.126549101 0.1004

31 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.969475764 0.0306

32 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk 0.82680914 0.0222

33 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 2.35213689 0.3684

[image:52.595.111.551.111.322.2]

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada tahun 2007 perusahaan yang

mempunyai tingkat perputaran aktiva (asset turn over) tertinggi adalah PT

Unilever Indonesia Tbk, yaitu sebesar 2,35213689 dan yang terendah adalah

PT Langgeng Makmur Industri Tbk, yaitu sebesar 0,570123677. Tingkat

perputaran tertinggi baik tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007 tetap dipegang

oleh PT Unilever Indonesia Tbk. Untuk ROA, perusahaan yang mempunyai

nilai tertinggi adalah PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 36,84% dan yang

terendah adalah PT Ades Waters Indonesia Tbk, yaitu sebesar -86,62%. ROA

yang paling rendah untuk tahun 2005, 2006, dan 2007 tetap dipegang oleh PT

Ades Waters Indonesia Tbk.

B. Statistik Deskriptif

Peneliti menggunakan metode statistik deskriptif dalam penelitian ini,

yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya

(53)

penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean),

dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel

[image:53.595.111.519.267.353.2]

dependen.

Tabel 4.6

Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ATO 132 .060827010 2.600526344 1.20411258374 .514493842069

ROA 132 -.86620 .93640 .0657484 .17475149

Valid N (listwise) 132

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ROA memiliki nilai minimum negatif.

Perputaran aktiva (asset turn over) memiliki nilai minimum positif.

Sedangkan untuk nilai maksimum dan nilai rata-rata semua positif untuk

perputaran aktiva (asset turn over) dan ROA. Berikut ini adalah perincian data

deskriptif yang telah diolah:

1. Variabel Asset Turn Over memiliki nilai minimum sebesar 0,060827010,

nilai maksimum sebesar 2,600526344, nilai rata-rata sebesar

1,20411258374, dan standar deviasi sebesar 0,514493842069 dengan

jumlah sampel sebanyak 132.

2. Variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar -0,8662, nilai maksimum

sebesar 0,9364, nilai rata-rata sebesar 0,0657484, dan standar deviasi

(54)

C. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi

memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan

perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan

adalah sebagai berikut.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual

berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji

apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

H1 : Data residual tidak berdistribusi normal

Dalam uji Kolmogrov Smirnov, pedoman yang digunakan dalam

pengambilan keputusan yaitu:

a. Jika nilai signifikansi < 0.05 maka distribusi data tidak normal

(55)
[image:55.595.144.441.182.365.2]

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 132

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .15816098

Most Extreme Differences Absolute .144

Positive .138

Negative -.144

Kolmogorov-Smirnov Z 1.651

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009

Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh besarnya nilai K-S

adalah 1,651 dan signifikan pada 0,009. Nilai signifikansi lebih kecil dari

0,05, maka H0 ditolak yang berarti data residual berdistribusi tidak

normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh

adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat

menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier

menurut Erlina (2007:106) yaitu:

a.Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,

b. Lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

c. Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu

nilai tertentu.

Data residual yang terdistribusi tidak normal juga dapat dilihat melalui

(56)
[image:56.595.127.461.189.424.2]

Gambar 4.1 Grafik Histogram (1) Sumber: Data yang diolah penulis, 2009

Grafik histogram menunjukkan bahwa data residual terdistribusi

tidak normal. Hal ini dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan

distribusi data tidak mengikuti garis diagonal yang seharusnya. Hal ini

juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik

Normal P-P Plot . Grafik Normal P-P Plot menunjukkan titik-titik dalam plot terlihat menyebar jauh dari garis diagonal baik di atas maupun di

bawah garis diagonal. Grafik Normal P-P Plot dapat dilihat sebagai

(57)
[image:57.595.128.505.197.432.2]

Gambar 4.2

Grafik Normal P-P Plot (1) Sumber: Data yang diolah penulis, 2009

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis

melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) yaitu dari

persamaan ROA = f(ROA) menjadi LN_ROA = f(LN_ROA).

Transformasi data ke dalam bentuk logaritma normal menyebabkan data

yang bernilai negatif tidak dapat ditransformasi sehingga menghasilkan

missing values. Setiap data yang terdapat missing values akan dihilangkan

(58)

Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini

adalah hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Dengan Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 113

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.24210126

Most Extreme Differences Absolute .087

Positive .087

Negative -.075

Kolmogorov-Smirnov Z .921

Asymp. Sig. (2-tailed) .365

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.8 diperoleh besarnya nilai

K-S sebesar 0,921 dan signifikan pada 0,365. Nilai signifikan lebih besar

dari 0,05, maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi

normal. Setelah data terdistribusi secara normal, maka dilajutkanlah uji

asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik

[image:58.595.145.450.250.430.2]
(59)
[image:59.595.127.464.188.425.2]

Gambar 4.3 Histogram (2)

Grafik Histogram Setelah Data Ditransformasi Sumber: Data yang diolah penulis, 2009

Grafik histogram pada gambar 4.3 menunjukkan distribusi normal

karena grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi

normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan

grafik normal P-Plot. Pada grafik Normal P-P Plot, terlihat titik-titik

menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati

dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam

(60)
[image:60.595.128.502.198.476.2]

Gambar 4.4

Grafik Normal P-P Plot (2)

Grafik Normal P-P Plot Setelah Data Ditransformasi Sumber: Data yang diolah penulis, 2009

2. Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala

heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara

SRESID dan ZPRED yang dihasilkan dari pengolahan data dengan

menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(61)

2) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang terartur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas

Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot

[image:61.595.133.508.314.557.2]

berikut ini:

Gambar 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Data yang diolah penulis, 2009

Dari gambar scatterplot di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak

(62)

sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas

pada model regresi.

3. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat

korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan

kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi.

Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu

pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional dan/atau time

series. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien

korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang

Gambar

Tabel 2. 1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teknik budidaya green butterhead secara hidroponik sistem NFT dengan media tanam rockwool yang dilakukan yakni dimulai dari pemilihan lokasi, pembersihan instalasi

Mengawali kata terindah saya pada hari yang penuh bahagia izinkan saya mengucapkan salam rindu untuk almamaterku dan menyampaikan terima kasih atas semua pihak yang

Isi pikir adalah suatu hal yang ada di pikiran pasien apakah terdapat gangguan seperti obsesi (pikiran yang selalu muncul walaupun pasien berusaha menghilangkannya), depersonalisasi

Sebab itu, pengaruh yang ditimbulkan televisi bagi pemirsa juga beraneka ragam, bisa berpengaruh ke arah yang positif dan sebaliknya bisa juga berpengaruh negatif, hal

Perencanaan pajak yang baik adalah dengan cara memanfaatkan aturan-aturan yang terkait untuk dicari penghematan pajaknya. Pada dasarnya semua jenis pajak dapat

U teoriji, bilo koje javno pitanje može biti locirano u oblasti koja obuhvata nepolitizovano (što znači da se država ne bavi tim pitanjem, te ono ni na koji način nije deo

impact on the bird flu outbreak, especially poultry sectors that use inputs in the production process. 2) Decline in the poultry sector productivity have a negative impact on

Expert Tip – if you frequently use the same reports, you can avoid the need to keep using the Select report Dialog Box and the Select output settings Dialog Box by creating