UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH ASSET TURN OVER TERHADAP
RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH:
NAMA :
HESTY
ZEBRIYANI
NIM
:
050503087
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
“Pengaruh Asset Turn Over terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul tersebut belum pernah
dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa dalam konteks penulisan
skripsi level program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan jelas,
benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, 15 September 2009
Yang membuat pernyataan
Nama: Hesty Zebriyani
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran aktiva (asset turn over) terhadap rentabilitas pada perusahaan barang konsumsi yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2004-2007. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah asset turn over sebagai variabel independen dan return on asset (ROA) sebagai variabel dependen.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Penelitian dilakukan pada 33 perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel dari 35 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Data penelitian adalah data sekunder berupa laporan keuangan 33 perusahaan yang diterbitkan di BEI.
Penelitian menganalisis hubungan antara asset turn over dengan return on asset (ROA). Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian menunjukkan asset turn over mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
ABSTRACT
The objective of this research is to know the influence asset turn over to the rentability of the consumer goods companies that listed in BEI since 2004 up to 2007. Variable that used in this research are asset turn over as independent variable and return on asset as dependent variable.
This research is in consumer goods company that listed in BEI. This research is done on 33 companies that proper over the criterias of sampling taking from 35 consumer goods company that listed in BEI. The data of this research is secunder data like financial statement from the 33rd consumer goods company listed in BEI.
This research has analized the influence asset turn over to return on asset (ROA). The research used the linear regression with assumption test first.
The result of this research shows that asset turn over positively and significant influence to return on asset (ROA) of the consumer goods companies listed in BEI.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT...v
DAFTAR ISI ... ...vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Batasan Penelitian ... 4
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 6
1. Asset ... 6
a. Pengertian Asset ... 6
b. Klasifikasi Asset ... 6
c. Asset Turn Over ... 11
a. Pengertian Rentabilitas... 11
b. Jenis-jenis Rentabilitas ... 1
2 c. Rasio Keuangan ... 13
d. Jenis-jenis Rasio Rentabilitas ... 14
3. Hubungan Asset Turn Over terhadap Rentabilitas ... 18
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 23
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
C. Jenis Data dan Sumber Data ... 25
D. Teknik Pengumpulan Data ... 26
E. Identifikasi Variabel Penelitian ... 26
F. Definisi Operasional ... 27
G. Metode Analisis Data ... 28
H. Jadwal Penelitian ... 32
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 33
B. Statistik Deskriptif ... 40
C. Pengujian Asumsi Klasik ... 42
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57
B. Keterbatasan Penelitian ... 57
C. Saran ... 58
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 21
Gambar 4.1 Grafik Histogram 1 (sebelum data ditransformasi) ... 44
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot 1(sebelum data ditransformasi) ... 45
Gambar 4.3 Grafik Histogram 2 (setelah data ditransformasi) ... 47
Gambar 4.4 Grafik Normal P-P Plot 2 (setelah data ditransformasi) ... 48
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Ringakasan Tinjauan Penelitian Terdahulu...19
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria...24
Tabel 3.2 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson...30
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian...32
Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi...34
Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian Tahun 2004...35
Tabel 4.3 Data Variabel Penelitian Tahun 2005...36
Tabel 4.4 Data Variabel Penelitian Tahun 2006...38
Tabel 4.5 Data Variabel Penelitian Tahun 2007 ...39
Tabel 4.6 Descriptive Statistics...41
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test...43
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test...46
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi...50
Tabel 4.10 Analisis Hasil Regresi...52
Tabel 4.11 Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi...54
Tabel 4.12 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi ... 54
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan dan Sampel
Lampiran 2 Data Penelitian
Lampiran 3 Statistik Deskriptif
Lampiran 4 Uji Normalitas
Lampiran 5 Uji Heterokedastisitas
Lampiran 6 Uji Autokorelasi
Lampiran 7 Regression
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran aktiva (asset turn over) terhadap rentabilitas pada perusahaan barang konsumsi yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2004-2007. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah asset turn over sebagai variabel independen dan return on asset (ROA) sebagai variabel dependen.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Penelitian dilakukan pada 33 perusahaan yang memenuhi kriteria pengambilan sampel dari 35 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Data penelitian adalah data sekunder berupa laporan keuangan 33 perusahaan yang diterbitkan di BEI.
Penelitian menganalisis hubungan antara asset turn over dengan return on asset (ROA). Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian menunjukkan asset turn over mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
ABSTRACT
The objective of this research is to know the influence asset turn over to the rentability of the consumer goods companies that listed in BEI since 2004 up to 2007. Variable that used in this research are asset turn over as independent variable and return on asset as dependent variable.
This research is in consumer goods company that listed in BEI. This research is done on 33 companies that proper over the criterias of sampling taking from 35 consumer goods company that listed in BEI. The data of this research is secunder data like financial statement from the 33rd consumer goods company listed in BEI.
This research has analized the influence asset turn over to return on asset (ROA). The research used the linear regression with assumption test first.
The result of this research shows that asset turn over positively and significant influence to return on asset (ROA) of the consumer goods companies listed in BEI.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, dunia ekonomi dan bisnis mengalami proses
globalisasi yang berlangsung dengan sangat cepat dan meluas. Proses
globalisasi ini dan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan
maju secara otomatis akan berdampak pada kelangsungan hidup
perusahaan. Kondisi ini akan mengakibatkan timbulnya persaingan yang
sangat ketat antar perusahaan yang ada. Di samping itu, kondisi ekonomi
global yang berubah semakin buruk saat ini membuat perusahaan mau
tidak mau harus memikirkan strategi yang benar-benar tepat dan efektif
dalam mencapai tujuannya.
Timbulnya persaingan ketat tersebut ditambah lagi dengan
pengaruh atau dampak krisis ekonomi global akan menimbulkan suatu
tantangan yang pasti sangat berat yang harus dihadapi oleh perusahaan.
Dengan kondisi seperti ini, perusahaan diharapkan tidak hanya bertahan
dalam bidang usahanya masing-masing, akan tetapi juga dapat
memperoleh laba yang semaksimal mungkin. Karena pada dasarnya tujuan
pendirian perusahaan yang utama adalah memperoleh laba semaksimal
mungkin. Dengan tercapainya tujuan mencapai laba maksimum tersebut
maka tujuan perusahaan yang lain juga dapat tercapai yaitu kelangsungan
Laba yang diperoleh perusahaab adalah berasal dari kegiatan
operasional/produksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi
permintaan pasar. Kegiatan operasional tersebut menghasilkan barang atau
jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan dan konsumen. Tentu saja,
perusahaan akan memperoleh hasil dari setiap penjualan barang atau jasa
kepada pelanggan dan konsumen. Penghasilan yang diperoleh tersebut
tidak selalu sama setiap waktu atau setiap tahun. Hal ini disebabkan oleh
banyak faktor seperti misalnya perubahan selera konsumen, kondisi
ekonomi dan keuangan, adanya barang substitusi, dan lain-lain.
Oleh karena itu, kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
sangat diperlukan bagi berbagai pihak sebagai informasi penting dalam
mengambil keputusan. Kemampuan menghasilkan laba tersebut dapat
diukur dengan berbagai alat ukur yang telah tersedia seperti yang terdapat
dalam rasio profitabilitas/rentabilitas. Rasio profitabilitas/rentabilitas ini
terdiri dari banyak rasio tergantung dari apakah profitabilitas/rentabilitas
tersebut dihubungkan dengan total aktiva, modal sendiri, ataupun nilai
penjualan yang dicapai. Rasio-rasio inilah yang dipergunakan
berhubungan dengan penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba. Dalam penelitian ini, penulis mencoba menggunakan
ROA (Return on Asset) yaitu rasio yang dipergunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
ROA merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam
menganalisis laporan keuangan perusahaan. Rasio ini dapat memberikan
ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan
efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh
pendapatan.
Sebagai bagian/komponen penting dalam menghitung ROA, aktiva
yang dimiliki perusahaan haruslah digunakan dengan efisien dan efektif.
Untuk mengetahui seberapa efektif dan efisienkah aktiva tersebut
digunakan, perusahaan dapat menghitungnya dengan menggunakan rasio
perputaran aktiva (asset turn over) yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
menunjukkan apakah asset yang ada dalam perusahaan tersebut dapat
digunakan secara maksimal dalam menghasilkan penjualan.
Efektivitas dan efisiensi penggunaan aktiva ini berhubungan
dengan kemampuan menghasilkan laba. Karena jika semakin efektif dan
efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan
penjualan maka laba yang diperoleh pun akan semakin maksimal.
Penelitian ini dilakukan pada subbidang industri barang konsumsi
agar lebih spesifik dari industri manufaktur secara keseluruhan.
Perkembangan industri barang konsumsi juga berkembang pesat saat ini.
Peneliti akan menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah yang
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis merumuskan
masalah, yaitu “Apakah ada pengaruh Asset Turn Over terhadap Rentabilitas
pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”
C. Batasan Penelitian
Agar tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka penulis membuat
batasan penelitian sebagai berikut:
1. Objek penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar
di BEI (Bursa Efek Indonesia) dan melaporkan laporan keuangannya
selama periode tersebut.
2. Periode penelitian adalah tahun 2004-2007.
3. Return on Asset yang berfokus pada aktiva.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
Asset Turn Over terhadap Rentabilitas pada perusahaan barang konsumsi
yang terdaftar di BEI.
a. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti mengenai
pengaruh Asset Turn Over terhadap Rentabilitas.
b. Bagi perusahaan, sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi
pihak-pihak berkepentingan dalam menentukan kebijakan yang
berkaitan dengan Asset Turn Over.
c. Bagi pihak lain, sebagai bahan referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh Asset
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Asset
a. Pengertian Asset
Asset merupakan bentuk penanaman modal perusahaan.
Bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau atas kekayaan atau
jasa yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Harta
kekayaan tersebut harus dinyatakan dengan jelas, diukur dalam
satuan mata uang, dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau
kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas.
Menurut Dyckman et al (1999:174), “Aktiva adalah
manfaat ekonomi yang dapat terealisasi di masa depan yang
diperoleh atau diakuisisi oleh entitas tertentu sebagai hasil dari
transaksi atau kejadian masa lalu.” Sedangkan menurut Warren et
al (2005:63), “Aktiva (asset) adalah sumber daya yang dimiliki
oleh entitas bisnis atau usaha. Sumber daya ini dapat berbentuk
fisik ataupun hak yang mempunyai nilai ekonomis.
b. Klasifikasi Asset
Aktiva diklasifikasikan berdasarkan urutan likuiditas
dikonversi menjadi kas tanpa batasan diletakkan pada baris
paling atas. Aktiva dengan tingkat likuiditas rendah (kecil
kemumgkinan dapat dikonversi menjadi kas) diletakkan pada
baris paling bawah.
Menurut Jumingan (2006:17) aktiva perlu dikelompokkan
ke dalam beberapa bagian, yaitu:
1) Aktiva Lancar
2) Investasi Jangka Panjang 3) Aktiva Tetap
4) Aktiva Tidak Berwujud
5) Beban Biaya yang Ditangguhkan 6) Aktiva Tidak Lancar Lainnya
Berikut ini adalah penjelasan dari klasifikasi asset yang
telah dipaparkan sebelumnya:
1) Aktiva Lancar (Current Asset)
Menurut Dyckman et al (1999:177), “Aktiva lancar
mencakup kas dan aktiva lainnya yang diperkirakan dapat
direalisasi menjadi kas atau dijual atau digunakan selama satu
siklus operasi normal perusahaan atau dalam waktu satu
tahun sejak tanggal neraca (salah satu yang lebih lama).”
Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah kas (cash),
investasi jangka pendek (temporary investment), wesel tagih
(notes receivable), penghasilan yang masih akan diterima
(accruals receivable), persediaan barang (inventory), dan
2) Investasi Jangka Panjang (Long Term Investment)
Investasi jangka panjang dapat berupa saham dan
obligasi dari dan pinjaman kepada perusahaan lain, harta
kekayaan yang tidak digunakan dalam operasi rutin
perusahaan misalnya gedung yang disewakan kepada pihak
lain, mesin yang digunakan di waktu yang akan datang, dana
yang diperuntukkan bagi tujuan khusus selain pembayaran
utang jangka pendek, pinjaman kepada anak perusahaan atau
perusahaan afiliasi.
3) Aktiva Tetap (Fixed Asset)
Menurut Jumingan (2006:19), “ Aktiva tetap (fixed
asset) merupakan harta kekayaan yang berwujud, yang
bersifat relatif permanen, digunakan dalam operasi reguler,
lebih dari satu tahun, dibeli dengan tujuan untuk tidak dijual
kembali.”
Yang termasuk dalam kelompok aktiva tetap adalah
tanah (land), bangunan atau gedung (building), mesin-mesin
(machinery), perabot dan peralatan kantor (office furniture
and fixtures), perabot dan peralatan toko (store furniture and
fixtures), alat pengangkutan (delivery equipment), dan
4) Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Asset)
Djarwanto (2004:28) mengartikan aktiva tidak
berwujud sebagai hak-hak yang dimiliki perusahaan. Hak ini
diberikan kepada penemunya, penciptanya, atau
penerimanya. Pemilikan hak ini dapat karena menemukan
sendiri atau diperoleh dengan jalan membeli dari penemunya.
Hak- hak ini dilindungi oleh undang-undang.
Yang termasuk dalam aktiva tidak beruwujud
(intangible asset) adalah hak cipta (copyrights), hak
sewa/kontrak (leaseholds), hak monopoli (franchises), hak
paten, merek dagang (trademarks), biaya organisasi
(organization costs) dan goodwill.
5) Biaya yang Ditangguhkan (Deffered Charges)
Biaya yang ditangguhkan umumnya muncul karena
pembayaran di muka beban jangka panjang. Beban ini
memiliki manfaat ekonomis di masa yang akan datang yang
dapat ditentukan dengan meyakinkan.
Biaya yang ditangguhkan (deffered charges) adalah
pengeluaran-pengeluaran atau biaya yang mempunyai
manfaat jangka panjang, dimana pembebanannya sebagai
biaya usaha berlangsung untuk beberapa tahun atau
yang ditangguhkan adalah biaya penataan ulang mesin, biaya
penerbitan obligasi, biaya pensiun dibayar dimuka, atau
pembayaran di muka asuransi.
6) Aktiva Tidak Lancar Lainnya (Other Non-Current Asset)
Aktiva tidak lancar lainnya (other non-current
asset) adalah harta kekayaan perusahaan lain yang tidak
termasuk pada kelompok-kelompok aktiva tersebut
sebelumnya (Djarwanto, 2004:34). Perbedaan utama antara
aktiva lancar atau jangka pendek dengan aktiva tidak lancar
atau jangka panjang adalah:
a) Aktiva jangka panjang tidak habis digunakan dalam
siklus operasi tunggal.
b) Manajemen bermaksud memiliki atau menggunakan
aktiva jangka panjang melebihi periode satu tahun dari
tanggal neraca atau satu siklus operasi normal (jika lebih
panjang).
Yang termasuk dalam aktiva tidak lancar lainnya
adalah uang kas pada bank tertutup atau di negara asing,
investasi lain-lain yang tidak termasuk dalam investasi jangka
c. AssetTurnOver
Rasio perputaran aktiva mengukur perputaran semua
aktiva perusahaan. Menurut Abdullah (2005:56), “Rasio
perputaran total aktiva dipergunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aktiva
yang dimiliki guna menghasilkan penjualan tertentu.” Menurut
Harahap (2008:309), “Rasio ini menunjukkan perputaran total
aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa
jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan.”
Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan dengan
total aktiva. Adapun rumus untuk menghitung rasio ini adalah
sebagai berikut:
Aktiva
Total
Bersih
Penjualan
Over
Turn
Asset
2. Rentabilitas
a. Pengertian Rentabilitas
Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu
perbandingan antara laba yang diperoleh dalam operasi
perusahaan dengan modal. Menurut Harahap (2008:34), “Rasio
rentabilitas atau disebut profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua
kemampuan yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
Rentabilitas dapat pula diartikan untuk menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu. Ada pula yang menyebutkan bahwa rentabilitas juga
berkenaan dengan perbandingan laba dengan aktiva atau modal
yang mengashilkan laba tersebut. Rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba disebut juga
dengan operatingratio.
b. Jenis-jenis Rentabilitas
Kartadinata (1983:66) membagi rentabilitas ke dalam dua
bagian yakni:
1) Rentabilitas Ekonomi
2) Rentabilitas Modal Sendiri atau ReturnonEquity
Rentabilitas ekonomi mengukur kemampuan aktiva
perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Karena
hasil operasi yang ingin diukur maka dipergunakan laba sebelum
bunga dan pajak. Aktiva yang dipergunakan untuk mengukur
kemampuan memperoleh laba operasi adalah aktiva operasional.
Kalau perusahaan mempunyai aktiva non-operasional, aktiva ini
perlu dikeluarkan dari perhitungan. Masalah yang timbul dalam
perhitungan rentabilitas ekonomi adalah apakah kita
atau rata-rata. Apabila dimungkinkan sebaiknya digunakan
angka rata-rata.
Rentabilitas Modal Sendiri mengukur seberapa banyak
keuntungan yang menjadi pemilik modal sendiri. Karena itu
dipergunakan angka laba setelah pajak. Angka modal sendiri
juga sebaiknya dipergunakan angka rata-rata.
c. Rasio Keuangan
Adapun rasio keuangan dapat digolongkan menjadi tiga
kategori, yaitu sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas, bertujuan menguji kecukupan dana, solvency
perusahaan, kemampuan perusahaan membayar kewajiban
yang segera harus dipenuhi. Yang termasuk rasio ini adalah
rasio lancar (current ratio), rasio tunai (quick ratio),
perputaran piutang (receivables turnover), perputaran
persediaan (inventoryturnover).
2. Rasio profitabilitas atau rentabilitas, bertujuan mengukur
efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan. Misalnya marjin keuntungan
(profit margin), marjin laba bruto (gross profit margin),
perputaran aktiva (operating asset turnover), imbalan hasil
dari investasi (return on investment), rentabilitas modal
3. Rasio pemilikan, berkaitan langsung atau tidak langsung
dengan keuntungan dan likuiditas. Mambantu pemilik saham
dalam mengevaluasi aktivitas dan kebijaksanaan perusahaan
yang berpengaruh terhadap harga saham di pasaran. Misalnya
earning per share, nilai buku per saham (book value per
share), rasio dividen, dan sebagainya.
d. Jenis-jenis Rasio Rentabilitas 1) Profit Margin (Marjin Laba)
Angka ini menunjukkan berapa besar persentase
pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan
(Haarahap, 2008:304). Menurut Husnan dan Pudjiastuti
(1999:75), “Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan
operasional yang bisa diperoleh dari setiap rupiah penjualan.”
Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukuo
tinggi. Adapun rumusnya adalah:
% 100 Penjualan
Bersih Pendapatan Laba
Marjin
2) Gross Profit Marjin (Marjin Laba Kotor)
Rasio ini dipergunakan untuk mengukur berapa besar
laba kotor yang dihasilkan dengan total nilai penjualan bersih
menunjukkan bahwa perusahaan mampu menekan Harga
Pokok Penjualan pada persentase dibawah kenaikan
penjualan. Adapun rumus untuk menghitung rasio ini adalah
sebagai berikut:
%
100
Penjualan
Kotor
Laba
Margin
Profit
Gross
3) Operating Profit Margin (Marjin Laba OPerasi)
Abdullah (2005:55) menyatakan bahwa rasio ini
sering disebut juga sebagai pure profit dalam arti bahwa
profit yang dihasilkan benar-benar murni dari hasil operasi
perusahaan sebelum diperhitungkan dengan kewajiban
lainnya. Rasio ini mengukur kemampuan menghasilkan laba
operasi dari sejumlah penjualan yang dicapai. Adapun rumus
untuk menghitung rasio ini adalah:
%
100
Penjualan
Operasi
Laba
Margin
Profit
Operating
4) Asset Turn Over
Harahap (2008:305) menyatakan bahwa rasio ini
menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume
penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini
berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih
ini menunjukkan perusahaan semakin efisien dalam
penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Adapun
rumus untuk mengukur rasio ini adalah:
Aktiva
Total
Bersih
Penjualan
Over
Turn
Asset
5) Return on Investment
Abdullah (2005:57) menyatakan bahwa rasio ini
sering juga disebut return on total asset dipergunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keseluruhan aktiva perusahaan yang dimiliki. Adapun rumus
untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
%
100
Aktiva
Total
Pajak
Setelah
Bersih
Laba
ROI
6) Return on Equity
Return on Equity merupakan rasio pengukuran
terhadap penghasilan yang dicapai bagi pemilik perusahaan
(baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham
preferen) atas modal yang diinvestasikan pada perusahaan
(Abdullah, 2005:60). Semakin tinggi ROE maka semakin
tinggi pula penghasilan yang diterima pemilik perusahaan
perusahaan. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
%
100
Sendiri
Modal
Bersih
Laba
ROE
7) Return on Total Asset
Harahap (2008:305) menyatakan bahwa rasio ini
menunjukkan berapa besar laba bersih yang diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Brigham dan
Houston (2001:90) menyatakan bahwa rasio laba bersih
terhadap total aktiva mengukur pengembalian atas modal
aktiva (ROA) setelah bunga dan pajak.
%
100
Aktiva
Total
Bersih
Laba
ROA
8) Basic Earning Power
Menurut Harahap (2008:305), “Rasio ini
mrnunjukksn kemampuan perusahaan memperoleh laba
diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak
dibandingkan dengan total aktiva.” Semakin besar rasio ini
semakin baik. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah
9) Earning Per Share
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum
dikurangi dengan bunga dan pajak dibandingkan dengan total
aktiva (Harahap, 2008:305). Semakin besar rasio ini semakin
baik.
Pada umumnya, para pemegang saham atau calon
pemegang saham sangat berkepentingan dengan Earning Per
Share. Guna menghitung EPS perlu dihitung berapa besar
laba bersih untuk pemegang saham biasa. Untuk itu laba
bersih sesudah pajak harus dikurangi dengan dividen
preferem stock. Adapun rumus untuk menghitungnya adalah
sebagai berikut:
Saham
Jumlah
an
Bersangkut
Saham
Bagian
Laba
EPS
3. Hubungan Asset Turn Over terhadap Rentabilitas
Asset turn over menggambarkan rasio perputaran total
aktiva dipergunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan
dalam menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki guna
menghasilkan penjualan tertentu. Asset harus dikelola dengan baik
yaitu dapat digunakan seefektif dan seefisien mungkin dalam
menghasilkan laba. Perputaran aktiva (asset turn over) yang tinggi
aktiva digunakan maka penjualan yang ada juga semakin
meningkat.
Secara otomatis jika penjualan meningkat maka laba yang
diperoleh pun semakin meningkat. Dengan demikian jika kita
menghitung ROA maka nilai ROA tersebut pun akan semakin
meningkat karena penjualan yang dihasilkan semakin meningkat.
ROA yang tinggi menunjukkan kinerja perusahaan yang baik
dalam menghasilkan laba. Rumus ROA adalah membagikan laba
bersih dengan total aktiva. Dilihat dari perhitungan ROA yang
melibatkan total aktiva, maka aktiva berpengaruh terhadap ROA.
[image:31.595.154.547.495.750.2]B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2. 1
Ringakasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Judul Variabel
yang digunakan Hasil Penelitian Endry Leeguer (2008)
Pengaruh aktiva produktif terhadap tingkat rentabilitas pada bank-bank yang terdaftar di BEI
aktiva produktif (kredit, surat berharga, dan penempatan pada bank lain) dan rentabilitas
Secara simultan (bersama-sama) diketahui bahwa variabel kredit, surat-surat berharga, dan penempatan pada bank lain memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat rentabilitas pada bank-bank
Marselina Sinaga (2008)
Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan
Perputaran Aktiva Operasi terhadap Tingkat Rentabilitas pada Industri Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta. Modal kerja, Perputaran Aktiva Operasi, dan Rentabilitas
Secara simultan (bersama-sama), modal kerja dan perputaran aktiva operasi
bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat rentabilitas pada industri otomotif dan komponennya
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Indri, Yuliafitri, Koesmawan, dan Amilin (2005) Analisis Pengaruh Efektivitas Modal Kerja Dan Operating Asset Turn Over
Terhadap Tingkat Rentabilitas Pada Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang
Tercatat Di BEJ
Efektivitas modal kerja,
operating
asset turn
over dan rentabilitas
Efektivitas modal kerja dan operating asset turn over
secara individu tidak berpengaruh terhadap rentabilitas perusahaan. Secara simultan, efektivitas
modal kerja dan operating asset turn over memiliki
pengaruh signifikan terhadap rentabilitas.
B. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
X Y
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber: Penulis, 2009
Keterangan:
Variabel X : Asset Turn Over
Variabel Y : Rentabilitas
Asset turn over merupakan gambaran bagaimana semua/total
aktiva (asset) yang ada dalam perusahaan dapat digunakan dapat
secara efisien dan efektif dalam menghasilkan penjualan. Semakin
tinggi tingkat perputaran aktivanya maka penjualannya pun semakin
tinggi sehingga laba yang dihasilkan pun akan semakin tinggi.
ROA merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur profitabilitas/rentabilitas perusahaan. Artinya, ROA dapat
dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba yang optimal dilihat dari posisi aktiva yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan. Aktiva yang ada dalam perusahaan
haruslah dikelola dengan baik agar dapat semakin efektif dan efisien
dalam menghasilkan penjualan. Asset turn over yang tinggi
menunjukkan return on asset yang baik.
2. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji
kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat
mempermudah dalam menganalisis. Hipotesis pada penelitian ini adalah:
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Peneliti menggunakan desain kausal yang berguna untuk
menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
(Umar, 2003:30).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sularso (2003:67), “Populasi adalah kelompok keseluruhan
orang, peristiwa, atau sesuatu yang ingin diteliti oleh peneliti.” Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2007 yaitu sebanyak 35
perusahaan.
Menurut Sularso (2003:67), “Sampel adalah beberapa anggota atau
bagian yang dipilih dari populasi.” Penelitian ini menggunakan sampel yang
ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan
(purposive sampling). Menurut Jogiyanto (2004:79), “Purposive sampling
yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria
tertentu.” Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah
1. Perusahaan manufaktur yang bergerak di sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI.
2. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI dan tidak sedang dalam proses
delisting periode 2004-2007.
3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit selama
periode 2004-2007.
4. Data perusahaan tersebut lengkap dengan variabel yang diteliti.
Berdasarkan teknik tersebut, maka perusahaan yang menjadi sampel
[image:36.595.111.539.413.751.2]dalam penelitian ini berjumlah 33 perusahaan.
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan yang Memenuhi Kriteria
No. Perusahaan Kriteria
1 2 3 4
1. PT Ades Watres Indonesia Tbk √ √ √ √
2 PT Aqua Golden Mississipi Tbk √ √ √ √
3 PT BAT Indonesia Tbk √ √ √ √
4 PT Bentoel Internasional Investama Tbk √ √ √ √
5 PT Britol-Myers Squibb Indonesia Tbk √ √ √ √
6 PT Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ √
7 PT Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ √ √
8 PT Davomas Abadi Tbk √ √ √ √
9 PT Delta Djakarta Tbk √ √ √ √
10 PT Gudang Garam Tbk √ √ √ √
11 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk √ √ √ √
12 PT Indofarma (Persero) Tbk √ √ √ √
13 PT Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √
14 PT Kalbe Farma Tbk √ √ √ √
15 PT Kedaung Indah Can Tbk √ √ √ √
17 PT Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ √ √
18 PT Langgeng Makmur Industri Tbk √ √ √ √
19 PT Mandom Indonesia Tbk √ √ √ √
20 PT Mayora Indah Tbk √ √ √ √
21 PT Merck Tbk √ √ √ √
22 PT Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √
23 PT Mustika Ratu Tbk √ √ √ √
24 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ √ √
25 PT Pyridam Farma Tbk √ √ √ √
26 PT Saralee Bodycare Indonesia Tbk √ √ x x
27 PT Schering Plough Indonesia Tbk √ √ √ √
28 PT Sekar Bumi Tbk √ √ x x
29 PT Sekar Laut Tbk √ √ √ √
30 PT Siantar Top Tbk √ √ √ √
31 PT Tunas Baru Lampung Tbk √ √ √ √
32 PT Tempo Scan Tbk √ √ √ √
33 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ √
34 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk √ √ √ √
35 PT Unilever Indonesia Tbk √ √ √ √
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
C. Jenis dan Sumber Data
Menurut jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder. Menurut Umar (2003:60), “Data sekunder merupakan data
primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik,
diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan
oleh pihak lain”. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah
informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian yaitu:
1. Informasi mengenai Asset Turn Over.
Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam
penelitian ini termasuk data time series yaitu sekumpulan data dari suatu
fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu,
misalnya mingguan, bulanan atau tahunan dan data cross-section yaitu
sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja
(Umar, 2003:61). Penelitian ini menggunakan data selama 4 tahun (series)
yaitu tahun 2004-2007. Data yang digunakan oleh peneliti bersumber dari
situs resmi BEI, yaitu www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market
Directory (ICMD).
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti
adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa
catatan-catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan
dengan penelitian ini.
E. Identifikasi Variabel Penelitian
Menurut Erlina dan Mulyani (2007:33), “ Variabel adalah sesuatu
yang dapat membedakan atau mengubah nilai.”
1. Variabel Independen (bebas)
Menurut Umar (2005:50), “Variabel independen (bebas) adalah variabel
yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain.” Variabel
2. Variabel Dependen (terikat)
Variabel dependen (tergantung) adalah variabel yang dijelaskan
atau dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2003:50). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah Rentabilitas.
F. Definisi Operasional 1. Asset Turn Over
Harahap (2008:305) menyatakan bahwa rasio ini menggambarkan
perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini
semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan
meraih laba. Atau dengan kata lain semakin tinggi rasio ini maka hal ini
menunjukkan perusahaan semakin efisien dalam penggunaan aktiva
dalam menghasilkan penjualan. Adapun rumus untuk mengukur rasio ini
adalah:
Aktiva
Total
Bersih
Penjualan
Over
Turn
Asset
2. Return on Asset (ROA)
Return on asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rumus
perhitungan ROA adalah sebagai berikut:
%
100
Aktiva
Total
Bersih
Laba
G. Metode Analisis Data
Keseluruhan data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk
dapat memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS. Adapun
metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari empat buah uji yaitu uji normalitas,
heterokedasitas, autokorelasi dan multikolinearitas. Akan tetapi, penulis
hanya menggunakan tiga buah uji dikarenakan variabel penelitian yang
hanya berjumlah dua yang terdiri dari satu buah variabel dependen dan
satu buah variabel independen.
a. Uji Normalitas
Menurut Erlina dan Mulyani (2007:103), “Tujuan uji
normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.” Cara
yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji
Kolmogrov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria
pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau
normal dan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka
residual tidak memiliki distribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut
Ghozali (2005:110) sebagai berikut:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Heterokedasitas
Menurut Ghozali (2005:111), “Uji heterokedasitas bertujuan
untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang
lain.” Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heterokedasitas.
Dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya
heterokedasitas menurut Ghozali (2005:110), yaitu:
(1) Jika ada pola tertentu, sperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan tel terjadi heterokedasitas.
c. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2005:95) uji autokorelasi menguji apakah
dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada
tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin
Watson (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
[image:42.595.182.504.385.558.2]dilihat dalam tabel 3. 2:
Tabel 3.2
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl≤d≤du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl<d<4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du≤d≤4-dl
Tidak ada korelasi positif atau
negatif Tidak ditolak du<d<4-du
Sumber: Ghozali, 2005:96
2. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk memperkirakan atau meramalkan
hubungan antara dua variabel dengan membuat sebuah asumsi ke dalam
suatu bentuk fungsi tertentu (fungsi linier). Dimana variabel dependen
sehingga dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik atau turunnya
variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan
variabel independen.
Dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel dependen, yaitu
return on asset (ROA) dan satu variabel independen, yaitu Asset Turn
Over, maka yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
sederhana. Persamaan umum regresi sederhana adalah sebagai berikut:
Y = a + bX
Dimana:
Y = Return on Asset (ROA)
X = Asset Turn Over
a = intercept/konstanta
b = angka arah (koefisien regresi)
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan uji signifikansi parsial
(t-test). Uji ini dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel independen terhadap satu variabel dependen. Uji ini
digunakan untuk menguji variabel independen, yaitu Asset Turn Over.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ketentuan
sebagai berikut:
Jika thitung < α 0,05; maka H1 diterima
H. Jadwal Penelitian
[image:44.595.158.491.194.480.2]Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian
Mei 2009
Juni 2009
Juli 2009
Agst 2009
Sept 2009 Pengajuan Judul
Rencana Proposal
Bimbingan Proposal
Seminar Proposal
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 30
November 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES)
resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun
2004-2007 perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel masih terdaftar di BEJ,
tetapi karena data penelitian diambil pada tahun 2008, maka peneliti
menggunakan nama BEI. Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik
purposive sampling diperoleh 33 perusahaan. Berikut tabel perusahaan
Tabel 4.1
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi
No Emiten Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal Listing
1 ADES PT Ades Watres Indonesia, Tbk 6 Maret 1985 13 Juni 1994 2 AQUA PT Aqua Golden Mississipi, Tbk 23 Februari 1973 1 Maret 1990
3 BATI PT BAT Indonesia, Tbk 23 September 1979 20 Desember 1979
4 RMBA
PT Bentoel Internasional Investama,
Tbk 19 Januari 1979 5 Maret 1990
5 SQBI
PT Britol-Myers Squibb Indonesia,
Tbk 8 Juli 1970 29 Maret 1983
6 CEKA PT Cahaya Kalbar, Tbk 3 Februari 1986 9 Juli 1996
7 DVLA PT Darya Varia Laboratoria, Tbk 5 Februari 1976 11 Nopember 1984
8 DAVO PT Davomas Abadi, Tbk 4 Maret 1968 22 Desember 1994
9 DLTA PT Delta Djakarta, Tbk 15 Juni 1970 30 Januari 1989
10 GGRM PT Gudang Garam, Tbk 30 Juni 1971 27 Agustus 1990
11 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk 19 Oktober 1963 15 Agustus 1990 12 INAF PT Indofarma (Persero), Tbk 2 Januari 1996 17 April 2001
13 INDF PT Indofood Sukses Makmur, Tbk 14 Agustus 1990 14 Juli 1994
14 KLBF PT Kalbe Farma, Tbk 10 September 1966 30 Juli 1991
15 KICI PT Kedaung Indah Can, Tbk 11 Januari 1974 28 Oktober 1993 16 KDSI PT Kedawung Setia Industrial, Tbk 9 Januari 1973 29 Juli 1996 17 KAEF PT Kimia Farma (Persero), Tbk 16 Agustus 1971 4 Juli 2001
18 LMPI PT Langgeng Makmur Industri, Tbk 30 Nopember 1972 17 Oktober 1994 19 TCID PT Mandom Indonesia, Tbk 5 Nopember 1969 30 September 1993
20 MYOR PT Mayora Indah, Tbk 17 Februari 1977 4 Juli 1990
21 MERK PT Merck, Tbk 14 Oktober 1970 23 Juli 1981
22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia, Tbk 3 Juni 1929 15 Desember 1981
23 MRAT PT Mustika Ratu, Tbk 14 Maret 1978 27 Juli 1995
24 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga, Tbk 16 April 1974 18 Oktober 1994
25 PYFA PT Pyridam Farma, Tbk 27 Nopember 1976 16 Oktober 2001
26 SCPI PT Schering Plough Indonesia, Tbk 1 Nopember 1970 8 Juni 1990
27 SKLT PT Sekar Laut, Tbk 19 Juli 1979 08 September 1933
28 STTP PT Siantar Top, Tbk 12 Mei 1987 16 Desember 1986
29 TBLA PT Tunas Baru Lampung, Tbk 22 Desember 1973 15 Februari 2000
30 TSCP PT Tempo Scan, Tbk 20 Mei 1970 19 Juni 1994
31 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk 31 Mei 1991 11 Juni 1997
32 ULTJ
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company, Tbk 2 Nopember 1970 2 Juli 1990
33 UNVR PT Unilever Indonesia, Tbk 5 Desember 1933 11 Januari 1982
Periode penelitian dimulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007
sehingga data penelitian secara keseluruhan berjumlah 132 sampel. Berikut ini
akan dijelaskan mengenai data variabel penelitian yang dianalisis dalam
[image:47.595.119.557.266.746.2]penelitian ini.
Tabel 4.2
Data Variabel Penelitian Tahun 2004
No Emiten Perusahaan Asset Turn
Over (ATO) ROA
1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk 1.219243132 -0.01151
2 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk 1.986484733 0.13655
3 BATI PT BAT Indonesia Tbk 0.823389875 -0.02512
4 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk 2.159691767 0.041359
5 SQBI PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 1.143900435 0.208301
6 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk 0.578487524 -0.08365
7 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 0.989846764 0.115524
8 DAVO PT Davomas Abadi Tbk 0.654125716 0.062713
9 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 0.776680059 0.085025
10 GGRM PT Gudang Garam Tbk 1.179701476 0.08694
11 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 1.526095633 0.172256
12 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk 1.316265369 0.013817
13 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 1.143564983 0.024128
14 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 1.131339435 0.123418
15 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk 0.517431623 -0.10687
16 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk 1.431942828 0.059882
17 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 1.641321414 0.066262
18 LMPI PT Langgeng Makmur Industri Tbk 0.466103717 -0.09974
19 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 1.694902869 0.174637
20 MYOR PT Mayora Indah Tbk 1.07611924 0.066456
21 MERK PT Merck Tbk 1.862362676 0.285527
22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 1.273148778 0.154547
23 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 0.828350643 0.044667
24 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 1.50291404 0.00517
25 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 0.482307137 0.020328
26 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk 1.914489864 -0.00568
28 STTP PT Siantar Top Tbk 0.06082701 0.060827
29 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.880864568 0.01217
30 TSCP PT Tempo Scan Tbk 1.107467989 0.151521
31 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.667089945 0.261851
32 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk 0.420172826 0.003395
33 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 2.463553762 0.401465
[image:48.595.112.560.113.223.2]Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2004 perusahaan yang
mempunyai tingkat perputaran aktiva (asset turn over) yang paling tinggi
adalah PT Unilever Indonesia Tbk, yaitu sebesar 2,463553762 dan yang
terendah adalah PT Siantar Top Tbk, yaitu sebesar 0,06082701. Untuk ROA,
perusahaan yang mempunyai nilai tertinggi adalah PT Unilever Indonesia Tbk
sebesar 40,14% dan yang terendah adalah PT Sekar Laut Tbk, yaitu sebesar
[image:48.595.122.555.483.758.2]-37,92%.
Tabel 4.3
Data Variabel Penelitian Tahun 2005
No Emiten Perusahaan Asset Turn
Over (ATO) ROA
1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk 0.684359111 -0.5677
2 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk 2.135052786 0.0881
3 BATI PT BAT Indonesia Tbk 0.957084837 0.028
4 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk 1.181217956 0.0587
5 SQBI PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 1.010868938 0.0548
6 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk 0.721113754 -0.0647
7 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 0.981489892 0.13
8 DAVO PT Davomas Abadi Tbk 0.641648915 0.0516
9 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 0.804650512 0.1049
10 GGRM PT Gudang Garam Tbk 1.122848403 0.0854
11 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 2.066264307 0.1997
12 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk 1.318443258 0.0185
13 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 1.26907503 0.0084
15 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk 0.576906969 -0.063
16 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk 1.639473633 -0.0192
17 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 1.542483746 0.0449
18 LMPI PT Langgeng Makmur Industri Tbk 0.519450976 0.258
19 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 1.658001525 0.1702
20 MYOR PT Mayora Indah Tbk 1.168644255 0.0313
21 MERK PT Merck Tbk 1.771951006 0.2646
22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 1.481813047 0.1512
23 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 0.715979948 0.0293
24 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 1.363981559 0.4165
25 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 0.517820658 0.0174
26 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk 1.793072885 -0.0117
27 SKLT PT Sekar Laut Tbk 1.771389319 0.9364
28 STTP PT Siantar Top Tbk 1.344029764 0.0223
29 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.84098325 0.0043
30 TSCP PT Tempo Scan Tbk 1.064889279 0.1265
31 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.642767054 0.0001
32 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk 0.567368404 0.0036
33 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 2.600526344 0.3749
[image:49.595.110.558.119.436.2]Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2005 perusahaan yang
mempunyai tingkat perputaran aktiva (asset turn over) yang paling tinggi
adalah PT Unilever Indonesia Tbk, yaitu sebesar 2,600526344 dan yang
terendah adalah PT Pyridam Farma Tbk, yaitu sebesar 0,517820658. Tingkat
perputaran tertinggi baik tahun 2004 dan 2005 tetap dipegang oleh PT
Unilever Indonesia Tbk. Untuk ROA, perusahaan yang mempunyai nilai
tertinggi adalah PT Sekar Laut Tbk sebesar 93,64% dan yang terendah adalah
PT Ades Waters Indonesia Tbk, yaitu sebesar -56,77%. Untuk ROA, PT Sekar
Laut Tbk. pada tahun 2004 memiliki ROA paling rendah, tapi pada tahun
Tabel 4.4
Data Variabel Penelitian Tahun 2006
No Emiten Perusahaan Asset Turn
Over (ATO) ROA
1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk 0.57895504 -0.5489
2 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk 2.094470072 0.0614
3 BATI PT BAT Indonesia Tbk 0.832960489 -0.1016
4 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk 1.276230217 0.062
5 SQBI PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 1.176889438 0.2084
6 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk 1.392637012 0.0545
7 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 1.034685884 0.0942
8 DAVO PT Davomas Abadi Tbk 0.611782041 0.0725
9 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 0.68708879 0.0758
10 GGRM PT Gudang Garam Tbk 1.211947536 0.0464
11 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 2.333770965 0.2789
12 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk 1.494569326 0.0222
13 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 1.361773004 0.0406
14 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 1.312875757 0.1031
15 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk 0.535550838 -0.1057
16 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk 0.395463904 0.0167
17 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 1.736181231 0.0349
18 LMPI PT Langgeng Makmur Industri Tbk 0.531933978 0.0065
19 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 1.415702266 0.1489
20 MYOR PT Mayora Indah Tbk 1.269178989 0.0602
21 MERK PT Merck Tbk 1.724807498 0.3061
22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 1.459826951 0.1205
23 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 0.775910315 0.0312
24 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 1.804501982 0.0411
25 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 0.737863005 0.0208
26 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk 1.251673714 -0.0252
27 SKLT PT Sekar Laut Tbk 2.046299491 0.0489
28 STTP PT Siantar Top Tbk 1.187632688 0.0309
29 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.582676389 0.0258
30 TSCP PT Tempo Scan Tbk 1.100825974 0.1099
31 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.916256258 0.0004
32 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk 0.66867592 0.0118
33 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 2.450333117 0.3722
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada tahun 2006 perusahaan yang
mempunyai tingkat perputaran aktiva (asset turn over) tertinggi adalah PT
Unilever Indonesia Tbk, yaitu sebesar 2,450333117 dan yang terendah adalah
PT Kedawung Setia Industrial Tbk, yaitu sebesar 0,395463904. Tingkat
perputaran tertinggi baik tahun 2004, 2005 dan 2006 tetap dipegang oleh PT
Unilever Indonesia Tbk. Untuk ROA, perusahaan yang mempunyai nilai
tertinggi adalah PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 37,22% dan yang terendah
[image:51.595.117.556.376.758.2]adalah PT Ades Waters Indonesia Tbk, yaitu sebesar -54,89%.
Tabel 4.5
Data Variabel Penelitian Tahun 2007
No Emiten Perusahaan Asset Turn
Over (ATO) ROA
1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk 0.735893176 -0.8662
2 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk 2.189670569 0.0548
3 BATI PT BAT Indonesia Tbk 0.985588833 -0.0506
4 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk 1.188343156 0.0629
5 SQBI PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 1.144337979 0.2294
6 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk 1.324201761 0.0402
7 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk 0.908308008 0.089
8 DAVO PT Davomas Abadi Tbk 0.723811284 0.0539
9 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 0.742493316 0.0799
10 GGRM PT Gudang Garam Tbk 1.176750623 0.0603
11 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 1.899661695 0.2311
12 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk 1.261259121 0.011
13 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.943470869 0.0332
14 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 1.36329703 0.1373
15 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk 0.79818313 0.1961
16 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk 1.701946006 0.0268
17 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 1.705898259 0.0218
18 LMPI PT Langgeng Makmur Industri Tbk 0.570123677 0.0233
19 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 1.404216364 0.1534
20 MYOR PT Mayora Indah Tbk 1.494019304 0.0748
22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 1.573729366 0.1357
23 MRAT PT Mustika Ratu Tbk 0.797862806 0.0352
24 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 2.056951948 -0.0296
25 PYFA PT Pyridam Farma Tbk 0.910523693 0.0183
26 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk 1.32501668 0.02
27 SKLT PT Sekar Laut Tbk 1.297500913 0.0314
28 STTP PT Siantar Top Tbk 1.160174971 0.0301
29 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 0.7505563 0.0396
30 TSCP PT Tempo Scan Tbk 1.126549101 0.1004
31 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0.969475764 0.0306
32 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk 0.82680914 0.0222
33 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk 2.35213689 0.3684
[image:52.595.111.551.111.322.2]Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada tahun 2007 perusahaan yang
mempunyai tingkat perputaran aktiva (asset turn over) tertinggi adalah PT
Unilever Indonesia Tbk, yaitu sebesar 2,35213689 dan yang terendah adalah
PT Langgeng Makmur Industri Tbk, yaitu sebesar 0,570123677. Tingkat
perputaran tertinggi baik tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007 tetap dipegang
oleh PT Unilever Indonesia Tbk. Untuk ROA, perusahaan yang mempunyai
nilai tertinggi adalah PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 36,84% dan yang
terendah adalah PT Ades Waters Indonesia Tbk, yaitu sebesar -86,62%. ROA
yang paling rendah untuk tahun 2005, 2006, dan 2007 tetap dipegang oleh PT
Ades Waters Indonesia Tbk.
B. Statistik Deskriptif
Peneliti menggunakan metode statistik deskriptif dalam penelitian ini,
yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya
penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean),
dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel
[image:53.595.111.519.267.353.2]dependen.
Tabel 4.6
Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ATO 132 .060827010 2.600526344 1.20411258374 .514493842069
ROA 132 -.86620 .93640 .0657484 .17475149
Valid N (listwise) 132
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa ROA memiliki nilai minimum negatif.
Perputaran aktiva (asset turn over) memiliki nilai minimum positif.
Sedangkan untuk nilai maksimum dan nilai rata-rata semua positif untuk
perputaran aktiva (asset turn over) dan ROA. Berikut ini adalah perincian data
deskriptif yang telah diolah:
1. Variabel Asset Turn Over memiliki nilai minimum sebesar 0,060827010,
nilai maksimum sebesar 2,600526344, nilai rata-rata sebesar
1,20411258374, dan standar deviasi sebesar 0,514493842069 dengan
jumlah sampel sebanyak 132.
2. Variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar -0,8662, nilai maksimum
sebesar 0,9364, nilai rata-rata sebesar 0,0657484, dan standar deviasi
C. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi
memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.
Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan
perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual
berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji
apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal
H1 : Data residual tidak berdistribusi normal
Dalam uji Kolmogrov Smirnov, pedoman yang digunakan dalam
pengambilan keputusan yaitu:
a. Jika nilai signifikansi < 0.05 maka distribusi data tidak normal
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 132
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .15816098
Most Extreme Differences Absolute .144
Positive .138
Negative -.144
Kolmogorov-Smirnov Z 1.651
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh besarnya nilai K-S
adalah 1,651 dan signifikan pada 0,009. Nilai signifikansi lebih kecil dari
0,05, maka H0 ditolak yang berarti data residual berdistribusi tidak
normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh
adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat
menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier
menurut Erlina (2007:106) yaitu:
a.Lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,
b. Lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
c. Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu
nilai tertentu.
Data residual yang terdistribusi tidak normal juga dapat dilihat melalui
Gambar 4.1 Grafik Histogram (1) Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Grafik histogram menunjukkan bahwa data residual terdistribusi
tidak normal. Hal ini dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan
distribusi data tidak mengikuti garis diagonal yang seharusnya. Hal ini
juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik
Normal P-P Plot . Grafik Normal P-P Plot menunjukkan titik-titik dalam plot terlihat menyebar jauh dari garis diagonal baik di atas maupun di
bawah garis diagonal. Grafik Normal P-P Plot dapat dilihat sebagai
Gambar 4.2
Grafik Normal P-P Plot (1) Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis
melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) yaitu dari
persamaan ROA = f(ROA) menjadi LN_ROA = f(LN_ROA).
Transformasi data ke dalam bentuk logaritma normal menyebabkan data
yang bernilai negatif tidak dapat ditransformasi sehingga menghasilkan
missing values. Setiap data yang terdapat missing values akan dihilangkan
Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Berikut ini
adalah hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Dengan Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 113
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.24210126
Most Extreme Differences Absolute .087
Positive .087
Negative -.075
Kolmogorov-Smirnov Z .921
Asymp. Sig. (2-tailed) .365
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.8 diperoleh besarnya nilai
K-S sebesar 0,921 dan signifikan pada 0,365. Nilai signifikan lebih besar
dari 0,05, maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi
normal. Setelah data terdistribusi secara normal, maka dilajutkanlah uji
asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik
[image:58.595.145.450.250.430.2]Gambar 4.3 Histogram (2)
Grafik Histogram Setelah Data Ditransformasi Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Grafik histogram pada gambar 4.3 menunjukkan distribusi normal
karena grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan
grafik normal P-Plot. Pada grafik Normal P-P Plot, terlihat titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati
dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam
Gambar 4.4
Grafik Normal P-P Plot (2)
Grafik Normal P-P Plot Setelah Data Ditransformasi Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
2. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED yang dihasilkan dari pengolahan data dengan
menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
2) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang terartur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas
Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot
[image:61.595.133.508.314.557.2]berikut ini:
Gambar 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Data yang diolah penulis, 2009
Dari gambar scatterplot di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak
sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi.
3. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan
kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi.
Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu
pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional dan/atau time
series. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien
korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang