PERAN PUSTAKAWAN TERHADAP PENGGUNA DALAM MENELUSUR INFORMASI DI LAYANAN REFERENSI PERPUSTAKAAN USU
KERTAS KARYA
DISUSUN
O L E H
MERITA ELVINA NIM: 092201032
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA
PROGRAM STUDI D3 ILMU PERPUSTAKAAN MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya : Peran Pustakawan terhadap Pengguna Dalam Menelusur Informasi di Layanan Referensi Perpustakaan USU
Oleh : Merita Elvina
NIM : 092201032
PROGRAM STUDI DIII PERPUSTAKAAN
Ketua Jurusan : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd
NIP : 19570407 198603 2 001
Tanda Tangan :
Tanggal :
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Kertas Karya : Peran Pustakawan Terhadap Pengguna Dalam Menelusur Informasi di Layanan Referensi Perpustakaan USU
Oleh : Merita Elvina
NIM : 092201032
Dosen Pembimbing : Hotlan Siahaan, S.sos, M.I.Kom
NIP : 19783312005012003
Tanda Tangan :
Tanggal :
Dosen Pembaca : Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd
NIP : 19570407 198603 2 001
Tanda Tangan :
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmad-Nya penulis dapat menempuh perkuliahan di Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini yang berjudul “Sistem Pengklasifikasian DDC pada perpustakaan Universitas Muhammadiyah (UMSU) Medan”.
Selama mengerjakan kertas karya ini penulis mendapatkan banyak pengalaman yang berharga, terutama untuk mengenal sekaligus mengetahui kemampuan dan kelemahan penulis dalam banyak hal. Kertas karya ini juga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengucapkan permohonan maaf atas kekurangan yang ada pada kertas karya ini.
Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan, baik moril dan materil dari berbagai pihak. Atas bantuan dan dukungan yang penulis terima, pada kesempatan ini penulis terlebih dahulu mengucapkan banyak terima kasih kepada ayah dan ibu yang tersayang atas semua yang terbaik diberikannya kepada penulis, semoga penulis kelak bisa membuat bangga kalian.
Dengan segala kerendahan hati, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak DR. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr Irawaty A Kahar, M.Si, selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis selama pelaksanaan penulisan kertas karya ini.
5. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum, selaku dosen wali penulis yang telah mendidik penulis selama menjalani masa perkuliahan di Program Studi Ilmu Perpustakaan. 6. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu perpustakaan
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik, membimbing dan membantu penulis selama mengikuti masa perkuliahan di Program Studi Ilmu Perpustakaan.
7. Buat kedua orangtua ku yang selama ini memberikan kasih sayang kepadaku. 8. Terimakasih buat teman terbaikku kak vina, dan buat semua teman sekelasku. 9. Setiap pribadi yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang turut membantu dalam menyelesaikan kertas karya ini. Terima kasih buat doa dan
dukungannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kertas karya ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran, kritik dan masukan untuk kesempurnaan kertas karya ini agar kertas karya ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Medan, Juni 2011 Penulis
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan, pengetahuan dan pengalamana kepada penulis, sehingga penulisan kertas karya ini dapat selesai dengan baik sebagai salah satu syarat untuk menempuh tugas akhir pada Program Studi Perpustakaan D-III Fakultas Ilmu Budaya USU Medan. Adapun judul dari kertas karya ini adalah “PERAN PUSTAKAWAN TERHADAP PENGGUNA DALAM MENELUSUR INFORMASI DI LAYANAN REFERENSI PERPUSTAKAAN USU”.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki kekurangan karena keterbatasan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis akan menerima saran-saran penulis akan menerima saran-saran ataupun kritikan yang sehat dari semua pihak untuk menyempurnakannya
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan dukungandan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini, antara lain:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Hotlan Siahaan,S. Sos, M.I.Kom, Dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan kertas karya ini.
3. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Perpustakaan D-III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan sekaligus Dosen pembaca
4. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, selaku Kepala Perpustakaan USU yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Perpustakaan USU.
6. Ayahanda, F. Simorangkir dan Ibunda E.M Br Hutagalung yang selalu memberikan motivasi serta selalu memberikan dukungan doa dan bantuan material bagi penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.
7. Kakanda dan adinda tersayang, Fransiska Ully dan Samuel Alfrido Simorangkir yang tetap setia memberikan semangan dan dukungan bagi penulis.
8. Ketua Tim dan staf layanan rujukan dan bantuan pengguna, Ibu Murniaty, S. Sos, yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan observasi serta memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan kertas karya ini.
9. Kepada teman-teman penulis yaitu Almusrin Alimardan, Frans, Mardyah Nasution, dan buat teman-teman sekelas yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis.
10.Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.
Akhir kata, semoga kertas karya ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi pengembangan Layanan Referensi di PerpustakaanUSU di masa mendatang.
Medan, Juni 2011 Penulis
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan Penulisan ... 4
1.3 Metode Pengumpulan data ... 4
1.4 Ruang Lingkup ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelayanan Referensi ... 6
2.2 Tujuan Pelayanan Referensi ... 7
2.3 Pra Pelayanan Referensi ... 7
2.4 Jenis-jenis koleksi referensi ... 8
2.4.1 Kamus/ Dictionary... 8
2.4.2 Ensiklopedi/ Encylopedia ... 11
2.4.3 Bibliografi/ Bibliography ... 15
2.4.4 Sumber Biografi ... 18
2.4.5 Indeks/ Abstrak ... 21
2.4.6 Buku Pedoman/Handbook/Manual dan Guidebook ... 24
2.4.7 Directori/ Directory ... 25
2.4.8 Almanak ... 27
2.4.9 Buku Tahunan ... 27
2.4.10 Sumber-sumber Ilmu bumi/Geographical Sources ... 29
2.4.11 Penerbitan Pemerintah... 31
2.5 Pelayanan Pemberian Informasi (Information Service) ... 32
2.5.1 Pelayanan Pemberian Bantuan ... 35
2.6 Bantuan Dalam Penelusuran ... 36
2.7 Pertanyaan yang sering diajukan ... 37
2.8 Kode etik pustakawan ... 37
2.9 Peran Pustakawan referensi... 38
BAB III PERAN PUSTAKAWAN TERHADAP PENGGUNA DALAM MENELUSUR INFORMASI PADA LAYANAN REFERENSI PERPUSTAKAAN USU 3.1 Pelayanan referensi di Perpustakaan USU ... 40
3.2 Tujuan pelayanan referensi di Perpustakaan USU ... 40
3.3 Tugas pelayanan referensi di Perpustakaan USU ... 40
3.4 Koleksi layanan referensi ... 42
3.5 Jenis kegiatan yang dilakukan di layanan referensi Perpustakaan USU 43 3.6 Jenis pertanyaan di layanan referensi Perpustakaan USU ... 44
3.7 Alur kerja prosedur menjawab pertanyaan referensi…. ... 47
3.8 Prosedur layanan referensi di Perpustakaan USU ... 48
3.8.2 Pelayanan referensi dalam diagram alir ... 49 3.9 Kendala-kendala yang dihadapi dalam layanan referensi di Perpustakaan USU ………...50 3.10 Peran pustakawan terhadap pengguna dalam menelusur informasi di
perpustakaan USU……….……...50 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ... 52 4.2 Saran... 53 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang dan masalah
Pelayanan referensi adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan diperpustakaan yang khusus melayankan/menyanjikan koleksi referensi kepada para pemakai/pengunjung perpustakaan. Serta dapat membantu para pemakai pengunjung menemukan informasi dengan cara antara lain menerima pertanyaan-pertanyaan dari para pemakai/ pengunjung perpustakaan dan kemudian menjawab kemudian menjawab dengan menggunakan koleksi referensi, lmana bimbingan untuk menemukan koleksi referensi dan mencari informasi yang dibutuhkan, lmana bimbingan kepada para pemakai tentang pengguna bahan pustaka koleksi referensi.
Untuk dapat mencapai pelayanan referensi yang baik, petugas referensi harus terampil, ramah dan cekatan, dan juga koleksi referensi harus memadai sesuai dengan keperluan pamakainya. Disamping itu petugas juga harus mampu sebagai pembuka jalan atau harus mempunyai pengetahuan dasar dalam pelayanan referensi, petugas harus mempunyai pengetahuan dasar dalam pelayanan referensi, petugas harus mampu menjawab pertanyaan pemakai atau dapat membimbing bagaimana cara menelusur informasi yang dibutuhkan.
Bila ada pertanyaan secara tidak langsung melalui surat, telepon dan media komunikasi lainnya kepada petugas referensi, petugas harus mengetahui identitas dan latar belakang sipenanya. Bila menggunakan telepon informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dapat langsung dijawab dan bila menggunakan surat, harus ada tenggang waktu menjawab 2 (dua) atau 3 (tiga) minggu dan biaya dibebankan kepada pengguna. Bila informasi yang dibutuhkan tidak ada pada referensi maka harus diadakan penelusuran untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh sipenanya.
Di layanan referensi Perpustakaan USU terdapat jenis-jenis koleksi referensi antara lain kamus, ensiklopedi, bibliografi, sumber biografi, indeks dan abstrak, buku pedoman, direktori, lmanac, buku tahunan, sumber-sumber ilmu bumi, serta terbitan pemerintah. Bagian layanan referensi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) selain memiliki koleksi tercetak juga memiliki koleksi elektronik, serta memiliki fasilitas akses internet gratis bagi pengguna. Koleksi referensi tidak boleh dipinjam atau dibawa pulang. Dengan kata lain koleksi referensi hanya dapat dibaca ditempat atau di fotokopi.
Adapun pokok permasalahan yang dibahas dalam kertas karya adalah bagaimana peran pustakawan terhadap pengguna dalam menelusuri informasi dilayanan referensi Perpustakaan USU.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Adapun yang menjadi tujuan penulisan kertas karya ini adalah:
1. Untuk mengetahui peranan pustakawan terhadap pengguna dalam menelusuri informasi di layanan referensi di perpustakaan USU
2. Untuk mengetahui kegiatan layanan referensi di perpustakaan USU
3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam layanan referensi di perpustakaan USU
1.3 METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penulisan kertas karya ini metode yang dipergunakan dalam pengumpulan data adalah:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Data diperoleh melalui berbagai lmanacal yang sesuai dengan masalah yang dibahas dalam kertas karya ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
1.4 RUANG LINGKUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian pelayanan referensi
Menurut Lasa (1994: 33) referensi berasal dari bahasa Inggris ”reference” berarti menunjuk kepada, menyebut. Sering diartikan pula dengan acuan, rujukan, sebab jenis koleksi ini sengaja dipersiapkan untuk memberikan informasi, penjelasan dalam hal-hal tertentu. Mungkin informasi itu meliputi kata, pokok masalah ,tempat, pustaka, nama tokoh, petunjuk, ukuran dan lain sebagainya. Jenis koleksi ini tidak perlu dipelajari secara keseluruhan sebagaimana buku teks maupun buku fiksi. Karena jenis ini banyak peminatnya dan sering diperlukan, maka pada umumnya tidak boleh dipinjam untuk dibawa pulang. Kecuali itu mungkin ada pertimbangan lain, misalnya jenis koleksi harganya mahal dan kadang sulit dicari.
Untuk memudahkan pengenalan, maka dibedakan dengan koleksi lain dengan lmana kode R pada sandi pustaka yang tertulis pada punggung buku, kartu buku maupun kartu katalog buku. Sebaiknya koleksi ini disendirikan dalam almari/rak khusus dan lebih baik lagi jika disediakan ruang khusus referensi.
Sedangkan menurut Depdikbud (1982: 37) pelayanan referensi adalah suatu kegiatan pelayanan untuk membantu pemakai perpustakaan menemukan informasi dengan cara menjawab dengan menggunakan koleksi referensi.
Buku-buku yang disusun dan disediakan untuk keperluan khusus ini dapat diketahui lman-ciri khasnya antara lain:
a. Disusun untuk keperluan khusus misalnya keperluan konsultasi, memberikan ketenangan singkat, memberikan data yang akurat dan lain sebagainya.
b. Jenis koleksi ini tidak perlu dibaca, dipelajari secara keseluruhan seperti buku teks maupun buku fiksi.
c. Disusun dengan cara tertentu. Misalnya: alfabetis, kronologis, maupun berdasarkan subjek. Cara ini untuk mempermudah proses temu kembali akan informasi.
2.2 Tujuan pelayanan Referensi
Pelayanan ini lebih dititik beratkan pada pelayanan individu agar mereka mampu mendayagunakan sumber-sumber rujukan itu. Kemandirian ini sangat penting untuk memperlancaar tugas-tugas keperpustakaan. Juga mereka akan lebih menghemat tenanga dan waktu.
Lebih dari itu, pelayanan ini memiliki tujuan-tujuan antara lain:
a. Membimbing pengguna jasa perpustakaan agar memanfaatkan semaksimal mungkin akan koleksi yang dimilik suatu perpustakaan. Mereka diharapkan mampu mandiri dalam menggunakan sumber tersebut.
b. Memilihkan sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu.
c. Member pengarahan kepada pengguna untuk memperluas wawasan mereka dalam suatu topik karena penjelasan suatu masalah diberikan oleh beberapa sumber daya dengan gaya yang berbeda.
d. Mendayagunakan sumber rujukan semaksimal mungkin dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
e. Tercapainya efisiensi tenaga, biaya dan waktu.
2.3 Pra Pelayanan Referensi
Mengingat pelayanan referensi ini memerlukan jawaban yang tepat, teliti dan akurat, maka pustakawan perlu mengetahui kiat-kiat dalam pelayanannya. Untuk itu lebih dulu perlu:
1. Mengetahui tipe tiap jenis koleksi referensi
Koleksi referensi yang hanya memberikan informasi singkat itu dipersiapkan untuk memberikan jawaban dan penjelasan pada malah tertentu. Kamus misalnya hanya akan memberikan jawaban tentang kata yang meliputi arti, penggunaan, lawan kata, bahkan sampai sejarah kata itu sendiri kadang dicantumkan.
tertentu. Sedangkan lmanac akan menampilkan beberapa peristiwa penting, data dan statistik. Kedudukan pustakawan disini adalah memberikan pengarahan kepada pembaca untuk menelusur ke sumber atau koleksi yang lebih tepat.
2. Mengetahui cara penggunaan koleksi referensi
Ketepatan dan kecepatan penemuan kembali suatu informasi, sangat dipengaruhi oleh ketrampilan dan pengetahuan seseorang dalam menggunakan sumber. Sebab tiap jenis koleksi referensi mempunyai cara penggunaan sendiri-sendiri. Untuk itu perlu diketahui bagaimana informasi
a. Jawaban langsung/direct service
Apabila seorang peminat ingin mencari topik atau masalah yang diperlukan maka dapat ditemukan langsung pada jenis-jenis buku referensi itu. Artinya tidak perlu mencari pada sumber yang lain. Jenis ini misalnya kamus, ensiklopedi, biografi, dan lain-lain.
b. Jawaban tidak langsung/indirect service
Pembaca dipersilahkan mencari lebih lanjut kesumber yang ditunjukkan apabila ingin mendapatkan informasi yang lebih lengkap tentang suatu masalah. Sumber ini hanya memberikan pengarahan atau jawaban sementara misalnya berupa indeks, bibliografi, katalog, induk majalah/KIM dan lainnya.
2.4 Jenis-jenis koleksi referensi
Menurut Lasa Hs (1994: 38) untuk menjawab persoalan-persoalan yang sering muncul dalam berbagai bidang, maka dipersiapkan jenis-jenis koleksi referensi antara lain:
2.4.1 Kamus/dictionary
grafik maupun gambar untuk memperjelas arti. Kamus dan buku-buku bahasa merupakan kunci untuk mengetahui arti atau makna, cara mengucapkan kata maupun penggunaan kata itu sendiri.
Kamus akan memberikan jawaban segala sesuatu tentang kata yang meliputi:
1. Definisi, batasan dan arti suatu kata dapat dicari pada kamus. Disana diberikan arti kata dengan bahasa itu sendiri atau bahasa lain bahkan sering diberikan arti dalam beberapa bahasa.
2. Cara mengucapkan kata. Kamus yang ditunjukkan kepada orang yang bukan pemakai bahasa asing, biasanya diberi tanda ucapan agar pengucapan kata-kata itu dapat dilakukan dengan benar.
3. Penggunaan kata. Cara penggunaan kata dalam suatu kalmat akan memudahkan pengertian tentang kata itu sendiri, disamping untuk menanamkan rasa bahasa padao orang lain.
Pada kamus yang besar, contoh-contoh diberikan dalam jumlah yang cukup. Hal ini dimaksudkan agar pembaca betul-betul memahami arti kata itu serta cara penggunaannya.
1. Kata sederhana, bentuk tunggal, bentuk jamak. Asal usul kata itu sendiri sering dicantumkan dalam kamus.
2. Sinonim, antonim maupun homonim. Kata-kata yang sama atau hamper sama bahkan lawan kata dicantumkan pula dalam kamus. Dengan demikian akan membimbing pembaca dalam penggunaan kamus itu sendiri.
3. Singkatan-singkatan, tanda maupun symbol dalam kamus yang lengkap, diberikan kepanjangan kata-kata yang dicantumkan serta arti kata tersebut.
4. Kata-kata baru serta arti baru dari kata-kata lama. Kamus yang baik adalah yang dapat mencantumkan kata-kata baru beserta artinyal. Oleh karena itu penyusunan kamus memerlukan revisi terus menerus untuk mengikuti perkembangan kata-kata. 5. Gambar-gambar benda. Untuk memberikan makna yang jelas dalam suatu
Kamus dapat dibagi menjadi jenis-jenis seperti berikut:
1. Kamus Bahasa
a. Bahasa nasional artinya bahasa sebuah negara atau bahasa yang digunakan di berbagai negara. Bahasa ini dibiasa disebut bahasa pergaulan seperti Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia. Kamus bahasa nasional dapat dibagi lagi meliputi: 1) Etimologis artinya menunjukkan asal usul kata serta menelusur
perkembangan makna kata dalam masa-masa itu. Contoh ialah Oxford English Dictionary, 13 jilid tambah 3 suplemen.
2) Mutakhir, hanya memberikan makna yang berlaku dewasa ini misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia, Concise Oxford Dictionary of current English.
b. Dwibahasa artinya kamus yang memuat kata-kata dari satu bahasa umum memberian makna atau sinonimnya dalam bahasa lain. Contoh Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia.
c. Banyak bahasa artinya semua kamus yang memuat kata dari sebuah bahasa disertai padanannya dalam dua bahasa lain atau lebih. Lazimnya hanya memberikan padannya saja tidak memberikan sinonim maupun antonim. Contoh Kamus Inggris-Indonesia-Arab.
4. Kamus Khusus
Merupakan kamus yang hanya mendaftar istilah yang lazim digunakan dalam sebuah bidang pengetahuan. Kamus semacam ini menyajikan informasi mengenai masing-masing topik, karenanya lebih mengarah ke ensiklopedia dari pada ke kamus. Contoh Black’s Bible dictionary serta New Grove dictionary of music and musicians.
3. Kamus biografi
Kamus biografi dapat dibagi menjadi 3 kelompok berupa:
b. Nasional dan umum, dapat dibagi lagi menjadi:
1) Mutakhir hanya mencakup tokoh yang masih hidup saja, misalnya Who’s who in Asia.
2) Retrospektif, hanya memuat biografi tokoh yang sudah meninggal saja seperti Dictionary of national biography dan Who was who.
c. Spesialis mencakup tokoh yang tergabung dalam profesi tertentu, bidang ilmu pengetahuan atau strata terntu dalam masyarakat.
Contohnya: Burke’s royal family of the world, Who’s who in broadcasting.
2.4.2 Ensiklopedi/ encyclopedia
Salah satu koleksi referensi yang banyak dipergunakan pemakai adalah ensiklopedi. Jenis karya ini merupakan karya universal, menyeluruh yang berisi ukuran ringkas tentang berbagai cabang ilmu atau bidang ilmu pengetahuan. Entri-entrinya disusun alfabetis seperti pada kamus dan uraiannya dalam bentuk artikel-artikel yang terpisah.
Kata ensiklopedi dari Bahasa Inggris “encyclopedia” yang sering ditulis dengan “Encyclopedia, Cyclopaedia, Cyclopedia” yang berarti pendidikan umum. Kata “Encycllopedia” dari bahasa Yunani kuno “Encyklos” yang berarti umum dan dari kata “Paedia” yang berarti pendidikan.
Memang pada mulanya ensiklopedi berarti pelajaran atu petunjuk dalam lingkungan seni dan ilmu pengetahuan. Pengertian ini berlaku sampai sekarang. Sebab ensiklopedi merupakan wadah untuk mengumpulkan bermacam-macam ilmu pengetahuan.
menyajikan banyak artikel dibawah topik kecil danmenggunakan penunjukan silang/cross reference. Cross reference ini memberikan bimbingan kepada pembaca agar membaca subjek yang gayut.
Mengingat cakupannya yang sangat luas itu, maka ensiklopedi disusun oleh beberapa ahli. Mereka bekerja tekun, teliti bertahun-tahun sesuai dengan bidang keahlian masing-masing di bawah pengawasan beberapa editor dan dikoordinasikan oleh pemimpin editor/chief editor. Sering pula pada tiap akhir artikel ditulis nama penulis sebagai rasa tanggung jawab terhadap tulisan itu. Disamping itu tidak sedikit ensiklopedi yang menyertakan daftar bacaan yang dianjurkan dan dicantumkan pada akhir artikel atau bagian akhir ensiklopedi.
Karya yang dipersiapkan untuk mampu menjawab berbagai persoalan itu tidak tiap tahun. Sedangkan dari segi lain, ensiklopedi dituntut untuk menampilkan sesuatu yang lebih baru, lebih lengkap dan lebih akurat. Oleh karena itu hampir sebagian besar ensiklopedi mencanangkan akurat. Oleh karena itu hampir sebagian besar ensiklopedi mencanangkan program revisi berkesinambungan/continous revision. Program ini antara lain dengan cara menerbitkan terbitan tambahan tahunan/annual supplement, buku tahunan/yearbook serta lembaran-lembaran lepas berisi tambahan, perbaikan artikel-artikel yang pernah dimuat. Ini untuk menjaga kekinian/up to dateness suatu ensiklopedi.
Untuk mempermudah pencarian topik-topik dalam ensiklopedi biasanya dilengkapi dengan indeks/index. Indeks ini ada yang dicantumkan pada akhir bagian, jilid ensiklopedi. Akan tetapi ada pula yang ditulis pada bagian, jilid terakhir ensiklopedi itu. Sebab satu set ensiklopedi bisa terdiri dari puluhah jilid/volume.
Suatu karya yang pertama kali pantas disebut ensiklopedi adalah karya Johann Heirich Alsted yang diterbitkan pada tahun 1630 di Switzerland.
1. Evaluasi ensiklopedi
a. Kepengarangan/authority
Dalam hal kepengarangan ini meliputi semua pihak yang terkait atau ikut mengambil bagian dan ikut bertanggung jawab atas isi maupun materi ensiklopedi itu.
Pihak-pihak itu antara lain : 1. Penerbit publisher
Perlu dilihat reputasi penerbitnya, distribusi buku-bukunya dan terbitan lain yang pernah diterbitkannya.
2. Redaksi/editor
Hendaknya dipertimbangkan reputasi redaksinya, pendidikan, pengalaman maupun karya-karya yang lain.
3. Penyumbang artikel, naskah/constributors
Sebaiknya diperhatikan pula bagaimana pendidikan, pengalaman serta reputasi para penyumbang naskah itu.
4. Ringkasan analisis
Sering dicantumkan komentar ,analisa para ahli terhadap artikel-artikel yang dimuat dalam ensiklopedi itu. Komentar ini perlu diperhatikan dan sangat menentukan bobot tulisan.
b. Ruang lingkup/scope
Dalam menilai ensiklopedi hendaknya juga diperhatikan ruang lingkup, cakupan yang meliputi:
1. Tujuan
Untuk mengetahui tujuan penyusunan ensiklopedi dapat dibaca pada kata pengantar, pendahuluan maupun daftar isi.
2. Ringkasan
3. Perencanaan
Kejadian-kejadian, fakta artikel itu sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi atau tidaknya. Apakah urainya itu juga cocok dengan perkembangan sosial, saat itu atau tidaknya.
4. Susunan
Untuk susunan itu perlu dipertimbangkan apakah: a. Tujuan
Untuk mengetahui tujuan penyusunan ensiklopedi dapat dibaca pada kata pengantar, pendahuluan maupun daftar isi.
b. Ringkasan
Perlu diperhatikan pula adanya kritik,komentar para ahli terhadap artikel maupun uraian yang dimuatnya.
c. Perencanaan
Kejadian-kejadian, fakta artikel itu sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi atau tidaknya. Apakah uraiannya itu juga cocok dengan perkembangan sosial, politik saat itu atau tidaknya.
d. Susunan
Untuk susunan ini perlu dipertimbangkan apakah:
1) Terbatas pada subjek tertentu atau bidang yang beraneka ragam 2) Menampilkan subjek luas dan disusun alfabetis atau tidaknya 3) Disusun berdasarkan klasifikasi dan lain-lain
4) Keseimbangan
Dalam artikel yang dimuat perlu adanya keseimbangan antara yang kuno dan modern, antara teknologi dan kemanusiaan maupun antarbidang yang lain. e. Indeks/index
Perlu diperhatikan macam indeks yang dipergunakan suatu ensiklopedi, misalnya:
4) Indeks klas/classification index. f. Penunjukkan silang/cross reference
Ensiklopedi yang baik akan selalu dilengkapi dengan penunjukan silang/cross reference yang lengkap dan saling mengacu antara satu subjek dngan subjek yang lain. Sistem penunjukkan ini sering ditandai dengan see/lihat atau see also/lihat juga.
g. Kebenaran statistik data yang dibuatnya
Perlu dicek statistik serta nama nergara, tokoh yang dicantumkannya sesuai atau tidaknya.
h. Bentuk format
Dalam memilih ensiklopedia hendaknya juga diperhatikan: 1) Jilidannya dngan kertas tipis, tebal serta jenis kertasnya. 2) Tipe huruf dan ukurannya.
3) Ilustrasi yang me liputi kualitas kertas dan ukurannya. i. Unsur lain
1) Bibliografinya: apakah daftar pustaka yang dicantumkan itu berkaitan dengan naskah atatu tidak.
2) Revisi: apakah penerbit itu juga menerbitkan terbitan revisinya yang disebut suplemen atau tidak, atau dalam bentuk yearbook dan lainnya. Suplemen, istilah ini biasanya merupakan penyajian topik dalam bentuk lmanac yang terbit tiap kuartal.
The loase-leaf insertion, istilah ini biasanya digunakan oleh penerbit
buku-buku referensi bidang hukum dan kedokteran.
The Yearbook, istilah ini banyak digunakan oleh beberapa penerbit
ensiklopedi “Encyclopedia Americana, Brittanica, Colliers danWorld Book”
2.4.3 Bibliografi/bibliography
menulis tentang buku. Juga dapat diartikan sebagai daftar pustaka yag disusun menurut aturan maupun pola tertentu.
Bibliografi sebagai ilmu, berarti ilmu yang menyelidiki sejarah dan teknikpenulisan karya karya tertulis. Yakni buku-buku kuno, manuskrip-manuskrip itu diteliti sedimikianrupa untuk diketahui usul-usulnya, jumlah halaman dan tahun penulisannya.
Dari pembicaraan tentang pustaka ini akan berkembang menjadi pembicaraan tentang isinya. Kemudian akan muncul diskusi buku, bedah buku, resensi buku, di media cetak, media elektronik maupun dengan cara tatap muka.
1. Tujuan penyusunan bibliografi
Bibliografi sangat berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pustaka. Sebab para ilmuwan dan para ahli akan dapat mengikuti perkembangan pengetahuan dalam bidangnya. Sedangkan perpustakaan sendiri tidak akan berfungsi dengan baik apabila tidak memiliki sarana ini. Karena perpustakaan harus dapat melaksanakan penyebaran informasi terutama yang berkaitan dengan informasi keilmuan.
Lebih dari itu, bibliografi disusun dengan tujuan:
a. Menyebarkan informasi perbukuan kepada masyarakat secara luas, terutama kepada mereka yang berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan.
b. Ikut mempercepat perkembangan ilmu pengetahuan. Karena pada dasarnya bibliografi itu merupakan daftar kumulasi ilmu pengetahuan yang telah ditemukan manusia sejak dahulu. Sebab ilmu pengetahuan itu bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba begitu saja. Akan tetapi perkembangannya memerlukan waktu yang cukup lama dengan suatu proses dan bertumpu pada teori basis, rumus sebelumnya. c. Memudahkan pencari informasi akan lokasi buku, majalah maupun terbitan lain
yang mereka perlukan. Mereka tidak perlu mendatangi toko buku satu ke toko buku yang lain andaikata mereka mau memanfaatkan bibliografi di suatu perpustakaan.
d. Menghindarkan kemungkinan adanya duplikasi penelitian.
Penelitian yang baik akan lebih dulu mencari topik, judul penelitian pada bibliografi sebelum mereka melakukan penelitian. Apabila tidak dilakukan studi pustaka atau mengecek dulu pada bibliografi sangat mungkin terjadi pengulangan penelitian yang berarti pemborosan. Sebab apa yang pernah diteliti orang lalu diteliti lagi akibat kecerobohan peneliti kedua itu.
e. Sebagai saran dalam pengadaan dan pemilihan buku.
Dari bibliografi itu dapat diketahui isi ringkas maupun judul buku dan mempercepat proses pengadaan buku.
2. Evaluasi bibliografi
Evaluasi bibliografi ini sangat penting bagi pengadaan suatu perpustakaan. Sebab koleks ini akan memberikan informasi tentang terbitan. Dalam memilih bibliografi perlu diperhatikan:
a. Otoritas penyusunan
Perlu diketahui lebih jauh tentang siapa lembaga penerbit yang menerbitkan bibliografi itu. Apakah selama ini penyusun bibliografi itu memang telah punya otoritas tertentu dalam bidangnya.
b. Penyusunan
Sistem penyusunan bibliografi mempengaruhi penggunaan. Cara penyusunan yang baik adalah yang mudah dipergunakan dan dapat didekati dengan hanya mengenal salah seorang pengarang misalnya.
Untuk itu perlu diteliti apakah ada sistem temu kembali dengan pendekatan: 1) Pengarang pertama, kedua, dst
2) Judul 3) Subjek 4) Regional 5) Penerbit 6) Geografis 7) Nomor ISBN
c. Ruang lingkup
Bibliografi yang baik adalah yang mampu mencakup ruang lingkup yang lebih luas. Oleh karena itu hendaknya diperhatikan:
1) Subjek 2) Bahasa 3) Waktu 4) Tempat d. Entri
Dalam penulisan entri dan uraian lain perlu diperhatikan pula apakah uraian data bibliografi telah mengandung lmana-unsur yang:
1) Lengkap 2) Tepat 3) Jelas 4) Konsisten 5) Beranotasi e. Bentuk
Perlu diperhatikan pula faktor bentuk bibliografi serta data fisik yang lain sebab faktor ini juga mempengaruhi daya tarik penggunaan. Faktor itu antra lain:
1) Tata wajah/layout 2) Sampul
3) Pemilihan huruf 4) Kertas
5) Ciri khas/special features
Tiap terbitan memiliki lman khas tersendiri. Faktor ini juga perlu diperhatikan, apakah memiliki faktor lebih dari yang lain.
2.4.4 Sumber Biografi
riwat hidup seseorang atau beberapa orang sejak kecil sampai dewasa yang ditulis seobjektif mungkin. Riwayat hidup ini ditulis sendiri atau ditulis oleh orang lain. Riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh pelakunya disebut autobiografi.
Banyak orang terpandang, orang berjasa, memiliki catatan kenangan perjalanan hidup diusia 70 tahun. Biasanya ditulis oleh orang-orang beken yang dekat dengan sang tokoh dalam arti yang luas dan tak jarang yang ditulis sendiri. Dalam biografi ini akan sangat membantu mereka yang ingin mengetahui sejarah tokoh tertentu secara pasti. Pemikiran pokok mereka dapat diketahui melalui sumber ini.
Dalam perkembangan keilmuan, sering mengacu padap penemuan rumus maupun teori yang pernah ditemukan oleh pakar bidang tertentu. Dengan mengacu pada teori maupun rumus itu dapat diketahui secara pasti arah pengembangan bidang.
Pengalaman seorang tokoh mungkin dapat dipergunakan sebagai pelajaran berharga bagi orang lain. Keberhasilannya mengatasi masalah, akan membuat orang lain mengetahui kiat-kiat yang telah ditempuhnya. Kesuksesan dalam meniti karir, mungkin sekali dapat memacu pembaca dalam menggapai cita-cita mereka yang masih jauh. 1. Fungsi sumber biografi
Koleksi referensi ini dipersiapkan sedemikian rupa dengan harapan akan berfungsi sebagai:
a. Pengenalan tokoh ahli tertentu. Dengan pengenalan ini apabila seseorang mendapatkan kesulitan dalam bidang tertentu maka dapat menghubungi tokoh tersebut apabila masih hidup. Apabila tokoh itu telah meninggal, maka masalah pemikiran bidang tertentu itu dapat dicari pada teman sejawat atau bekas siswa maupun mahasiswanya.
b. Menghubungkan tokoh satu dengan tokoh yang lain dan diharapkan akan terjadi interaksi antarbidang mereka.
d. Bahan rujukan dalam arti luas. Dengan mengetahui riwayat hidup pengalaman mencapai karir seseorang, tentunya akan menarik untuk disimak. Perjuangan hidup yang penuh liku-liku itu akan menjadi pelajaran tersendiri bagi orang lain.
Sumber-sumber biografi itu dapat berupa buku sendiri seperti: Who’s who in Indonesia karya O.G.Roeder, ataupun berupa artikel tulisan dalam ensiklopedi, kamus biografi maupun terbitan berkala yang sering memuat tokoh-tokoh itu.
2. Cakupan
Dari segi cakupan, sumber biografi dapat dibagi menjadi: a. Universal, umum
Yakni biografi yang mencakup sejumlah nama dari berbagai bangsa, agama, bidang ilmu, bahasa maupun keahlian.
Contoh:
1) Webter’s biographical dictionary (berisi contoh-contoh negara sedunia termasuk yang masih hidup saat ini)
2) The international who’s who 3) Who’s who ini the world 4) Current biography
Biography ini terbit tiap bulan, berisi nama-nama orang terkenal yang masih hidup waktu itu terutama tokoh-tokoh dalam berita. Keterangan-keterangan ini dikutip dari harian maupun majalah.
b. Biografi nasional
Yakni biografi yang mencantumkan sejumlah nama,tokoh dalam bidangnya dalam suatu negara.
Contoh:
Apa dan siapa jumlah orang-orang Indonesia 1981-1982 Biografi ini:
1) Disusun oleh redaksi majalah berita mingguan TEMPO
2) Mula-mula disusun untuk mengatasi kesulitan redaksi dalam melukiskan tokoh dalam berita
a) Nama yang dikenal secara nasional b) Sangat penting dalam profesinya
c) Mereka yang tercatat penting dalam sejarah modern Indonesia c. Biografi khusus
Biografi yang hanya mencantumkan nama-nama orang yang ahli atau tokoh dalam bidang tertentu.
Contoh:
a. Who’s who in computing b. Who’s who in consulting
c. Dictionary of scientific biography
3.4.5 Indeks/abstrack 1. Indeks
Indeks dapat diartikan sebagai tanda atau petunjuk indikasi. Misalnya IP= indeks prestasi berarti menunjukkan prestasinya juga misalnya indeks bahan makanan, indeks harga dan lain sebagainya.
WJS Poerwodarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia/KUBI (1976) halaman 378 menulis bahwa indeks adalah petunjuk, daftar nama, buku dsb, yang bisa dimuat pada penghabisan buku.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) terbitan balai pustaka halaman 329 disebutkan bahwa indeks diartikan:
a. Daftar kata atau istilah yang terdapat dibuku cetakan (biasanya pada bagian akhir buku) tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman,tempat, kata atau istilah ditemukan.
b. Daftar harga sekarang dibandingkan dengan harga sebelumnya menurut prosentase untuk mengetahui turun naiknya harga barang indeks biaya hidup di Jakarta setiap tahun naik.
c. Daftar berita penting hari ini yang dihalaman depan.
berupa nama orang, subjek dan lain sebagainya. Penyajian indeks sangat beragam, yakni ada yang disusun alfabetis pada akhir buku, indeks pada buku yang berjilid pada ensiklopedi pada majalah dan ada indeks artikel.
Sedangkan Engkin Mudyono dalam bukunya ”Jasa Penelusuran Literatur Skunder” menyatakan bahwa indeks adalah sejumlah entri (topik, nama pengarang, tempat dan lainnya) yang disajikan dalam sebuah buku atau sejumlah buku yang disusun alfabetis dan menunjukkan lokasi masing-masing entri itu dalam buku yang bersangkutan dan keterangan lain.
Indeks dapat pula diartikan sebagai petunjuk yang berupa angka atau huruf maupun tanda lain untuk memberikan pengarahan pada pencari informasi bahwa informasi yang lebih lengkap dapat diemukan pada sumber yang ditunjuk tanda itu. Indeks disusun dan dipersiapkan sedemikian rupa dengan harapan agar dapat difungsikan sebagai:
1) Yang memberikan pengarahan kepada pembaca bahwa informasi yang lebih lengkap dapat ditemukan ada sumber yang ditunjuk itu. Dengan bantuan indeks ini, suatu subjek, nama orang, nama tempat dapat segera ditemukan dengan tepat.
2) Apabila diperhatikan dengan cermat bahwa dalam penyusunan ensiklopedi memang penulisannya sudah alfabatis. Namun sedimikian untuk memudahkan pencarian entri mawsih dilengkapi dengan indeks. Sebab topik-topik yang rinci dari suatu tajuk masih tersembunyi dalam uraian tajuk itu.
3) Sebagai contoh misalnya dibawah tajuk COMPUTER dalam McGraw Hill encyclopedia of lmanac and technology terdapat beberapa penunjukan yang informasi nya tersebar dalam beberapa jilid.
COMPUTER 3 359 – 360
Accuracy 3 359
Analog see analog computer
Automation 3 677
Digital see digital computer
Simulation 12 340
Keterangan:
Angka yang dicetak tebal menunjukkan volume/jilid.Sedangkan angka yang dicetak tipis menunjukkan halaman yang terdapat pada jilid itu.
4) Mengungkapkan suatu masalah secara lengkap dan detail.
Dengan petunjuk yang disiapkan itu dapat diketahui suatu persoalan secara lengkap. Sebab indeks itu disusununtuk mengungkapkan suatu subjek topik yang mungkin sekali terdapat di berbagai sumber.
2. Abstrak
Abstak sering diartikan dengan sari karangan ,ringkasan karya tulis. Karya ini dilengkapi data bibliogafi sehingga memudahkan proses temu kembali karena adanya indentifikasi tertentu. Susunan sari karangan ini pada umumnya berisi:
a. Judul asli atau terjemahan dalam bahasa inggris b. Nama pengarang, penulis
c. Alamat instansi, lembaga tempat penulisan itu bekerja
d. Data bibliografis seperti: judulu naskah,majalah, volume, nomor,tahun terbit dan lain-lain
e. Uraian
f. Nama penyusun abstrak Abstrak dapat dibagi menjadi:
1) Abstrak ini disusun sedemikian rupa dan hanya memberikan informasi sngkat. Dengan membaca abstrak ini seseorang dapat menentukan sendiri apakah akan membaca naskah asli/original publicationnya atau tidak.
2) Sinopsis/summary, synopsis
Macam abstrak ini hampir sama dengan indicative abstracts, akan tetapi agak panjang dan berisi garis besar karangan asli
3) Abstrak informating/informative abstracks
Berisi ringkasan data pokok atau pendapat pokok dari karangan aslinya. Contoh:
c) Indonesian abstracts d) Tropical abstracts
3.4.6 Buku pedoman/handbook/manual & guidebook
Yang dimaksud buku pedoman atau pegangan disini berbeda dengan buku pegangan untuk mengajar bagi guru-guru SD-SMTA. Akan tetapi jenis ini pada umumnya berisi uraian yang dapat dipergunakan untuk mengerjakan sesuatu. Juga merupakan petunjuk ringkas tetapi menyeluruh dalam satu bidang. Di dalam buku ini petunjuk-petunjuknya diberikan secara mendalam dan dilengkapi dengan gambar-gambar agar mudah digunakan.
Koleksi ini sangat berguna terutama bagi mereka yang sedang mendalami bidang tertentu. Para peneliti/research worker pun akan banyak mendapat pertolongan melalui buku ini.
1. Manual
Yang disebut manual pada prinsipnya hampir sama dengan handbook. Hanya saja manual ini memberikan instruksi/perintah tentang cara mengerjakan sesuatu, bagaimana mengindentifikasi sesuatu dan bagaimana cara menulis materi tertentu. Contoh
a. Glenn’s auto repair manual
Buku ini akan memberikan petunjuk bagaimana cara mereparasi, memperbaiki mobil.
b. The manual of cultivated plants
Buku ini akan menolong anda dalam menentukan indentitas/identifikasi suatu tanaman.
Jenis koleksi referensi ini dipersiapkan sedemikian rupa dengan tujuan:
1) Memberikan penjelasan yang rinci dan sedetail mugkin dalam satu bidang. 2) Membimbing pembaca untuk lebih memperdalam bidang cakupan handbook ini. 3) Merupakan sarana untuk memerisa maupun menguji data bagi pemakai dalam
4) Merupakan petunjuk bagi mereka untuk melakukan tugas maupun mengoperasikan suatu alat.
5) Mempermudah dan mempercepat dalam mendapatkan fakta dan data.
6) Memberikan petunjuk rujukan, tanggal, kutipan-kutipan maupun corak literature. Contoh:
a) Indonesia Handbook
Mencakup keterangan-keterangan tentang berbagai bidang dIndonesia seperti bidang almanak, pemerintahan, sejarah dan lain-lain.
b) Handbook of applicable mathematics c) Banker’s management Handbook d) Handbook of chemistry and physics
2. Guidebook
Buku ini dipersiapkan untuk para wisatawan atau mereka yang akan mengunjungi daerah, negara lain. Disini dicakup tentang tempat-tempat rekreasi, pusat pendidikan, stasiun, terminal, jalur kereta api, bank, rumah sakit, kantor polisi dan lain-lain.
2.4.7 Directori/directory
Koleksi ini berupa daftar nama-nama orang, lembaga, organisasi maupun perkumpulan lain yang disusun alfabetis maupun sistematis. Dicantumkan pula data pendukung lainnya seperti: alamat, profesi, pendidikan dan lain-lain. Jenis ini berguna terutama untuk menghubungi orang-orang tertentu maupun akan mengunjungi lembaga tertentu.
Menyusun direktori memerlukan ketekunan dan kecermatan tersendiri. Lebih jauh penyiapan direktori ini dengan tujuan:
1. Memberikan kepastian informasi alamat tentang seorang tokoh maupun lembaga yang dapat dihubungi sewaktu-waktu
3. Dengan adanya data tersebut diharapkan akan mempercepat pertukaran informasi keilmuan. Dengan demikian akan dapat dipercepat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Contoh-contoh dan keterangan singkat: Direktori Perpustakaan Indonesia 1970-1971
a. Berisi keterangan-keterangan tentang 434 perpustakaan di Indonesia meliputi Perpustakaan Umum, Perpustakaan Khusus dan lain sebagainya.
b. Disertai dengan indeks nama kota nama perpustakaan Direktori of special libraries in Indonesia
a. Berisi nama-nama Perpustakaan Khusus, Perpustakaan tinggi dan Perpustakaan lembaga.
b. Dititikberatkan pada kekhususan/special koleksinya, maka perpustakaan lembaga dicantumkan pula.
c. Keterangan-keterangan tentang perpustakaan meliputi: alamat, jumlah staf dengan pendidikannya, jam buka, jumlah dan macam koleksi, jenis pelayanan yang diberikan.
d. Disusun alafabetis, nama kota.
Direktori nasional : sumber informasi lingkungan hidup
a) Diterbitkan oleh Diterbitkan oleh kantor menteri negara pengawasan pembangunan & lingkungan hidup dan PDIN LIPI dengan tujuan untuk mempermudah pengenalan sumber informasi, pengelolaan serta kegiatan dalam bidang lingkungan hidup di Indonesia.
b) Disusun alfabetis kelompok organisasi pemerintah dan non pemerintah yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup.
2.4.8 Almanak
Almanak mula-mula diartikan sebagai kalender, penanggalan dalam waktu satu tahun. Kemudia arti ini berkembang menjadi catatan peristiwa dalam berbagai bidang selama waktu tertentu. Pada umumnya, almanak menyajikan fakta, statistik serta informasi dasar tentang berbagai hal sejak soal-soal pertanian sampai pada binatang. Almanak merupakan bahan rujukan tentang kependudukan, bisnis, olahraga serta soal-soal statistik pertanian. Bagi ilmuwan, almanak sangat membantu kegiatan mereka. Sebagian dicatat pula tentang gerakan benda-benda angkasa seperti bulan, bintang, matahari, planet.
Almanak sangat berguna bagi mereka yang berkecimpung dalam pemerintahan. Karena peristiwa penting dalam pemerintahan seperti pemilu, pergantian kabinet, sidang umum MPR tak lepas dari catatan almanak ini. Bahkan kejadian alam, geografis seperti gempa bumi, banjir besar, letusan gunung dapat dibaca kembali pada almanak ini.
Peristiwa olahraga seperti kejuaraan all England, piala sepak bola Eropa, PON, SEA games dapat kita simak kembali melalui lmanac ini. Lebih dari itu, di lmanac juga sering dicantumkan pula pengetahuan tertentu yang kira-kira diminati umum. Almanak terbit setahun sekali.
Contoh-contoh:
1. Almanak Indonesia, 1968
Diterbitkan oleh biro pusat statistik, berisi angka-angka statistik bidang pemerintahan.
2. Almanak Djakarta, 1971/1972
a. Diterbitkan oleh Badan penerbit lmanac Jakarta b. Berisi segala informasi tentang DKI Jakarta
c. Dicantumkan pula daftar bank pemerintah maupun swasta di Jakarta
2.4.9 Buku Tahunan/yearbook/annual
penting atau perkembangan-perkembangan baru dalam satu tahun. Sedangkan ”yearbook” diartikan sebagai publikasi tahunan yang berisi informasi mutakhir yang disajikan dalam bentuk deskripsi atau bentuk statistik.
Terbitan-terbitan ini mencakup bidang sosial, organisasi profesi perdagangan, pendidikan dan ilmu pengetahuan. Sering pula menampilkan kejadian/events yang terjadi setahun lalu dalam bentuk ringkasan artikel, tabel maupun bentuk penyajian ringkas yang lain. Terbitan ini kadang berfungsi sebagai terbitan tambahan/lmanacal suatu ensiklopedi. Yakni suatu terbitan tahunan yang lmanac oleh penerbit ensiklopedi dengan tujuan melengkapi informasi ensiklopedi itu dengan perkembangan dan penemuan baru.
Pada beberapa negara asing diterbitkan buku tahunan sebagai catatan kegiatan penting secara nasional maupun internasional. Sebagai contoh adalah penerbitan the statistical abstracts of the united states, terbitan departemen perdagangan Amerika Serikat. Disini dicakup statistik tentang kegiatan sosial, politik dan perkembangan ekonomi di Amerika Serikat.
Buku ini akan berfungsi untuk:
1. Melengkapi dan menyempurnakan terbitan sebelumnya, terutama buku tahunan yang diterbitkan oleh penerbit ensiklopedi.
2. Dokumentasi kegiatan ilmiah tahunan.
3. Peristiwa penting dalam pemerintahan, perekonomian dan keilmuan dapat diungkap kembali dan ditelusuri lagi melalui terbitan ini.
4. Catatan ringkas segala kejadian selama satu tahun terakhir. Dalam hal ini termasuk proyek-proyek penelitian yang telah selesai maupun yang sedang berjalan.
Contoh-contoh dan keterangan:
a. Statistik Indonesia (Statistik Yearbook of Indonesia) Jakarta : biro pusat statistik 1)Ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.
b. Statistik Perkebunan Indonesia 1984-1989 d. Diterbitkan oleh Dirjen Perkebunan RI.
e. Dicantumkan luar areal, volume dan nilai ekspor.
f. Komoditi yang dicantumkan meliputi: karet, kelapa, I, cengkeh, kapas, pinang, kemiri, dan lain-lain.
g. Disertai grafik dan gambar untuk mempermudah pemanfaatan.
2.4.10 Sumber-sumber Ilmu bumi/geographical sources
Sumber informasi ini akan memberikan keterangan tentang kota, pulau, gunung, danau, sungai dan sumber-sumber alam maupun hasil karya manusia yang berkaitan dengan kealaman. Koleksi ini sangat berguna untuk penelitian sumber daya alam, penjelajahan, peperangan, pariwisata, transportasi maupun kepentingan keilmuan yang lain.
Sumber ilmu bumi ini dapat dibagi menjadi: 1. Gazeter/gazetters
Yakni kamus ilmu bumi yang berupa daftar nama tempat yang disusun alfabetis. Disana disajikan informasi tiap-tiap tempat seperti lokasinya, statistiknya, sejarah maupun kebudayaannya.
Sebelum menggunakan gazeter ini sebaiknya dipahami lebih dahulu halaman-halaman penolongnya, daftar singkatan, cara penyusunan materi serta lembaran tambahan yang sering dimuat dalam apendiks.
Salah satu contoh gazeter ialah: Columbia lmanacal gazetter of the world dengan editor Leon eltzer. Disini dapat ditemukan nama-nama kota seperti Bandung, Yogyakarta, Semarang dan kota-kota lain di Indonesia.
2. Buku petunjuk/guidebook
Guidebook ini sering menyajikan informasi secara dekskriptif yang tidak ditemukan pada uraian gazeter maupun peta. Sebagian besar disusun dengan memperhatikan faktor perjalanan.
Contoh-contoh:
a. Guide to America, diterbitkan oleh American Automobile Associotion b. Sunday times travel and holiday guides
c. New world guide to the American Republics 3. Altas/atlases
Yakni suatu jilidan peta, lukisan, tabel dan lain-lain sebagainya dengan atau tanpa penjelasan deskriptif. Terbitan ini dapat berupa terbitan tersendiri atau bisa pula merupakan bagian dari suatu atau beberapa jilid terbitan.
Kita juga mendapatkan peta dimuat di ensiklopedi, majalah maupun surat kabar. Kata ”atlas” pertama kali dipergunakan oleh lmanac. Atlas juga menunjukkan tokoh mitos Yunani yang digambarkan sebagai orang yang gagah berani dan kuat yang sedang memanggul bola dunia di pudaknya.
Karena berisi gambar-gambar, grafik, table, nama-nama negara itulah, lalu dikategorikan sebagai koleksi buku-buku referensi.
Contoh
a. Encyclopedia Britanica World Atlas
b. The Advances altas of modern geography. Peta ini disusun oleh John. W. Bartholomew seorang kartograper berasal dari Inggris. Peta yang dianggap modern ini menampilkan tipe-tipe proyeksi peta, peta khusus untuk dunia penerbangan, peta astronomi dan peta eksplorasi dunia.
Evaluasi sumber-sumber ilmu bumi
Untuk memilih sumber-sumber geografi yang baik perlu diketahui criteria tertentu misalnya:
1) Kepengarangan/authority
a) Reputasi penerbit b) Staf redaksi
c) Reputasi para kartograper
d) Bibliografi maupun pengakuan ahli yang lain 2) Lingkup/scope
a) Nasional, regional atau internasional b) Macam peta : politik atau alam
c) Sebagai terbitan tambahan : gazeter, peta, kependudukan, ilustrasi, etnografi, astronomi ataukah berdiri sendiri
3) Tahun
a) cetakan, hak cipta, tahun revisi, atlas secara keseluruhan b) Rencana revisi
2.4.11 Penerbitan pemerintah
Terbitan ini menyajikan informasi yang perlu diketahui oleh masyakarat pada umumnya. Sumber informasi ini tidak dijual belikan di toko-toko buku meskipun isinya diperlukan masyarakat. Penerbitan resmi ini merupakan informasi resmi dalam bidang-bidang pertanian, statistik, peraturan perundangan, pendidikan, pertahanan dan lainnya. Bahkan data statistik dalam almanak juga biasanya berdasarkan sumber resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Secara garis besar, terbitan ini mencakup:
1. Kegiatan pemerintah yang perlu diketahui oleh masyarakat awam seperti: pemilihan umum, sensus penduduk, lmana lmanac dan lain-lain.
2. Informasi resmi yang dapat dipergunakan sebagai bahan studi maupun penelitian. 3. Perundang-undangan, peraturan, ketetapan pemerintah yang harus diketahui oleh
2.5 Pelayanan Pemberian Informasi (Information Service)
Menurut Trimo (1992: 60) tampaknya memang tidak mudah untuk memberikan perbedaan antara pelayanan referensi dengan pelayanan informasi yang diberikan oleh suatu perpustakaan; hal ini banyak diakibatkan oleh adanya kemajuan-kemajuan dan perkembangan-perkembangan yang terakhir dalam lmana pemberian pelayanan referensi yang cenderung bersifat inklusif pada dewasa ini. Kenyataan seperti ini dapat kita lihat pada pandangan-pandangan yang diberikan oleh beberapa pakar dalam dunia perpustakaan, misalnya saja pendapat-pendapat dari:
1. Donald Davinson, dalam bukunya yang berjudul reference Service (1980, p, 11) yang mengatakan ”reference and information service in the activity undertaken by librarians and associated types of staff from reference libraries,using collections mada available for home reading or other use outside the library”. Pernyataan atau pendapat ini jelas-jelas tidak berusaha membedakan antara pelayanan referensi dengan pelayanan informasi serta seakan-akan kedua jenis layanan itu dijalankan oleh para pustakawan referensi pada setiap perpustakaan.
2. William A.katz dalam bukunya yang berjudul I ntroduction the Reference work : vol II, Reference service (1969, p, 6) mencoba memberikan pengertian tentang pelayanan informasi ini dalam rangka pembedaan antara reference work, reference service dan information service. Ia berpendapat antara lain; bahwa pelayanan
informasi itu adalah istilah yang secara lmanac masih baru dalam bidang pelayanan referensi. Dan bila ditinjau dari segi karakteristiknya maka ia merupakan suatu perluasan dari reference work yang pada hakikatnya lebih ditunjukkan kepada penelusuran informasi secara ekstensif serta yang memanfaatkan metode-motode ilmiah. Disini dituntut potensi staf pelayanan referensi yang berpendidikan berpredikat subject specialist yang menguasai metode-metode penelitian serta bibliografi know how!
banyak perpustakaan dari kedua jenis lembaga tadi sudah mulai ditinggalkan jenis-jenis layanan tradisional tertentu agar dapat peka, cepat dan tepat memenuhi permintaan-permintan informasi dari para pemakai jenis layanan perpustakaan. Tuntutan dari masyarakat pemakai sumber informasi atas kualitas pustakawan sebagai komunika dan mediator, yang berusaha menghubungkan para pemakai informasi dengan sumber-sumber informasi dan keanekaragaman jenis informasi yang dicari oranglah yang antara lain menyebabkan timbulnya pergeseran-pergeseran atas pengertian atau batasan pelayanan referensi dan pelayanan informasi tersebut diatas.
Untuk jelasnya maka pergeseran –pergeseran itu dapat digambarkan sebagai berikut:
A B C
>=========> >========>
Pada tahap-tahap a dan b, pustakawan boleh dikatakan hanya sebagai mediator saja dan kualifikasi pustakawan masih banyak pada tingkat generalist disertai tuntutan untuk memahami sipencari informasi itu. Pada tahap c terutama pada perpustakaan-perpustakaan besar dan telah berkembang dengan baik, pustakawan referensi lebih bertindak sebagai komunikator dan mediator antara khasanah ilmu pengetahuan dengan para pemakai jasa layanan perpustakaan serta berkualitas sebagai subjek spesialis. Di negara kita sendiri, kondisinya masih pada tahap-tahap a dan b, walaupun ada beberapa perpustakaan khusus kita telah mulai beranjak ke arah tahap c.
perpustakaan, misalnya jenis-jenis pertanyaan atau permintaan informasi yang tertera di bawah ini:
a. Siapa pustakawan pada kantor cabang? b. Dimana alamat Bapeda di Jawa timur? c. Apakah ada buku-buku tentang kurikulum?
d. Dimana saya dapat meminjam buku Panduan UMPTN?
Sudah tentu permintan-permintaan informasi terebut dijawab di meja peminjaman perpustakaan yang bersangkutan, tidak perlu harus melibatkan pustakawan referensinya!
Coba bandingkan mereka dengan permintaan-permintaan informasi tertera dibawah ini yang hanya dapat djawab oleh seorang pustakawan referensi terutama seorang spesialis, pada suatu perpustakaan perguruan tinggi.
1) Dapatkah anda membantu saya mencarikan teori belajar yang dikemukakan oleh piaget dan apa latar belakangnya?
2) Siapakah yang mengemukakan prinsip the media is the message dan apa landasan teoretisnya?
3) Dapatkan anda membantu saya mencarikan apa hasil-hasil temuan terakhir dari penelitian-penelitian di bidan teori kognitif?
4) Saya membutuhkan informasi tentang program-program pendidikan orang dewasa yang dilaksanakan pada musim panas di Amerika Serikat atau kanada yang mungkin memberikan beberapa fasilitas tertentu bagi peserta luar negeri, dapatkah anda membantu saya?
Ditinjau dari materi dan kualitas permintaan informasi tersebut sudah tentu untuk dapat memenuhi permintaan informasi itu diperlukan cara/teknik penelusuran informasi tertenu dan pada pihak pustakawan referensi dituntut pengetahuannya di bidang subjek yang bersangkutan. Itulah sebabnya maka permintaan informasi ini tidak dapat ditangani oleh petugas dimeja peminjaman/sirkulasi.
pelayanan referensi di unit bagian referensi agar dapat dihindari terjadinya tumpang-tindih pekerjaan antara kedua unit/bagian tersebut.
Disamping itu, yang termasuk kedalam bentuk pelayanan informasi ini adalah misalnya buku-buku penuntun cara-cara meggunakan perpustakaan termasuk peraturan-peraturan peminjaman, bahan-bahan pustaka, pembuatan dan pemasangan petunjuk-petunjuk atau guides pada ruang stock dan katalog, mengedarkan daftar tambahan buku baru, buku-buku panduan dalam mendayagunakan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan (misalnya, penggunaan koleksi-koleksi bahan pustaka tertentu, fasilitas photocopy computer dan sebagainya), mengadakan pajangan/pameran buku-buku atau dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan objek/peristiwa tertentu lengkap dengan informasi-informasi yang berkaitan dan pemanjangan sampul buku-buku baru agar diketahui oleh para pembaca.
2.6 Pelayanan Pemberian Bantuan
Termasuk dalam jenis pelayanan ini adalah antara lain pembuatan label-label atau etiket-etiket yang akan menunjukkan kepada para pengunjung perpustakaan penggolongan bidang-bidang ilmu pengetahuan di perpustakaan tersebut, membantu para pembaca dalam memperluas minat dalam membacanya, memperbaiki mutu pembaca para mahasiswa, mengadakan pameran buku-buku baru yang akan menarik perhatian para pengunjung. Khususnya bagi perpustakaan-perpustakaan IKIP di Indonesia yang memiliki sekolah-sekolah laboratorium hendaknya diingat bahwa pelayanannya haruslah diperluas hingga dapat melayani sekolah-sekolah tersebut. Dalam hal yang terakhir ini, perpustakaan dapat mengadakan story hours dan ruandi dengan khusus untuk anak-anak didik sekolah tadi dengan tujuan memberikan bimbingan kepada mereka agar minat, selera dan kecakapan membaca mereka bertambah.
Ketiga bentuk pelayanan tersebut di atas tadi hanyalah merupakan sebagian saja dari macam-macam pelayanan yang dapat dan mungkin dilaksanakan oleh suatu perpustakaan perguruan tinggi. Bagi setiap perpustakaan, bentuk-bentuk pelayanan apa dan bagaimana tahapan yang akan diberikan itu bergantung sepenuhnya pada beberapa faktor, yakni tenaga yang tersedia di perpustakaan yang bersangkutan, kekuatan koleksinya, fasilitas yang ada pada perpustakaan tersebut dan faktor geografisnya. Di samping itu perlu diperhatikan bahwa semua pelayananan ini membutuhan adanya inisiatif kebijaksanaan, dan know how dari kepala perpustakaan universitas atau institute yang bersangkutan di samping adanya kerja sama yang bak dan saling mengerti antara staf pengajar, kepala perpustakaan pusat dan pimpinan universitas atau instiut yang bersangkutan.
2.6 Bantuan dalam penelusuran
sebaiknya mencari dalam ensiklopedi atau buku pengantar sederhana, apa arti subyek itu. Sebelum ia mulai mencari informasi yang diminta. Penelusuran diadakan selagi penanya hadir, ia terus diminta pendapat selama pencarian dilakukan.
Pertanyaan yang dapat dijawab dengan menggunakan buku referens, meminta dari petugas pengetahuan tentang buku-buku tersebut. Untuk permintaan akan informasi yang lebih mendalam, dari itu diperlukan teknik pencarian dengan cara yang tepat guna. Pertama harus ditinjau apa yang ada di perpustakaan dengan melihat katalog perpustakaan. Jika itu pun belum memuaskan, perlu diperiksa dalam buku referens, apakah ada penunjukkan ke literature lain. Pemahaman pustakawan mengenal perpustakaan lain atau sumber lain yang mungkin memiliki lmanacal itu sangatlah diperlukan.
2.7 Pertanyaan yang sering diajukan
Syahrial-Pamunjak (2000: 109) seringnya pertanyaan diajukan kabur maksudnya. Pustakawan dengan sopan dan sabar harus mewawancari penanya sampai jelas, bagian apa yang sebenarnya menjadi pokok persoalan. Meskipun kedengaran sederhana saja, penanganannya harus sama teliti dicarinya mungkin sangat penting. Pertanyaan yang agak sulit mencari jawabannya atau tidak terjawab, baiknya dicatat dalam buku tulis khusus atau pada formulir yang kemudian di simpan menurut subyek pertanyaan. Jika pertanyaan yang serupa kelak diajukan lagi, keterangan itu dapat digunakan. Juga dapat dilihat pertanyaan macam apa yang selalu kembali diajukan. Kalau koleksi buku referens yang dimiliki tidak mencukupi untuk menjawab pertanyaan yang selalu timbul kembali, catatan ini dapat digunakan sebagai pedoman penambahan judul buku referens yang baru.
2.8 Kode Etik Pustakawan
Kode etik pustakawan Indonesia hanya berlaku bagi pustakawan Indonesia. Yang dimaksud dengan pustakawan dalam kode etik adalah pustakawan yang dinyatakan dalam AD/ART IPI. Pustakawan ialah “seorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan pengetahuan kepustakawan,yang dimilikinya melalui pendidikan”.
Dalam pembukaannya, kode etik pustakawan Indonesia terdiri dari tiga alinea: 1. Alinea pertama,
“Pustakawa Indonesia adalah seorang yang berkarya secara profesional di bidang perpustakaan dan dokumentasi yang sadar pentingnya sosialisasi profesi pustakawan kepada masyarakat luas, dan perlu menyusun etika sebagai pedoman kerja”
Dalam alinea ini terdapat tida pernyataan/penegasan IPI,sebagai berikut: 1. Batasan/definisi pustakawan.
2. Perlunya sosialisasi profesi pustakawan kepada masyarakat luas (public) 3. Perlunya etika profesi sebagai pedoman kerja.
2. Alinea kedua,
“Di alam keterbukaan informasi, perlu ada kebebasan intelektual dan memperluas akses informasi bagi kepentingan masyarakat luas. Pustakawan ikut melaksanakan kelancaran arus informasi dan pemikiran yang bertanggung jawab bagi keperluan generasi sekarang dan yang akan datang. Pustakawan berperan aktif melakukan tugas sebagai pembawa perubahan dan meningkatkan kecerdasan masyarakat untuk mengantisipasi perkembangan dan perubahan di masa datang”.
2.9 Peran pustakawan Referensi
Menurut Hermawan (2006: 57) peranan pustakawan dalam melayani penggunanya sangat beragam. Dalam banyak hal pustakawan memainkan berbagai peran (berperan ganda) yang dapat disingkat dengan akronim emas yaitu:
1. Educator
2. Manajer
Mengelola informasi pada satu sisi dengan pengguna informasi disisi lain. Sebagai manajer pustakawan harus mempunyai jiwa kepemimpinan. Kemampuan memimpin dan menggerakkan, serta mampu bertindak seagai coordinator dan integrator dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.
3. Administrator
Sebagai administrator pustakawan harus mampu menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program perpustakaan, serta dapat melakukan analisis atas hasil yang telah dicapai kemudian melakukan upaya-upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
4. Supervisor
Sebagai pustakawan harus:
a. Dapat melaksanakan pembinaan profesional.
BAB III
PERANAN PUSTAKAWAN TERHADAP PENGGUNA DALAM MENELUSUR INFORMASI PADA LAYANAN REFERENSI PERPUSTAKAAN USU 3.1 Pelayanan referensi di perpustakaan USU
Pelayanan referensi berdiri semenjak didirikannya perpustakaan USU. Layanan referensi memiliki 5299 eksemplar yang terdiri dari kamus, ensiklopedi, bibliografi, sumber biografi, indeks, handbook, direktori, almanak, buku tahunan, sumber-sumber ilmu bumi dan penerbitan pemerintah. Selain koleksi tercetak, layanan referensi juga memiliki layanan non-book berupa CD yang memilik jumlah koleksi sebanyak 2305 eksemplar yang terdiri dari karya umum, filsafat, ilmu sosial, bahasa, ilmu murni, teknologi (ilmu terapan), kesenian, kesusastraan dan geografi.
Layanan referensi juga memiliki fasilitas layanan internet gratis yang bisa digunakan bagi setiap pengguna. Koleksi layanan referensi tidak boleh dipinjam hanya diperbolehkan memfotokopi dan membaca diruangan layanan referensi USU.
3.2 Tujuan pelayanan referensi di Perpustakaan USU
Pelayanan ini lebih ditititk beratkan pada layanan individu agar mereka mendayagunakan sumber-sumber rujukan itu. Kemandirian ini sangat penting untuk mampu memperlancar tugas-tugas keperpustakaan. Juga mereka akan lebih menghemat tenaga dan waktu.
Pelayanan ini memiliki tujuan-tujuan antara lain:
1. Memungkinkan pengguna menemukan informasi dengan cepat dan tepat
2. Memungkinkan pengguna menemukan informasi dengan pilihan yang lebih luas 3. Memungkinkan pengguna menggunakan koleksi referensi dengan lebih tepat guna
3.3 Tugas pelayanan referensi di Perpustakaan USU
1. Menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan umum yang masuk di perpustakaan layanan referensi.
Disini pustakawan referensi berfungi sebagai “information” dan bantuan pengguna.
2. Menjawab pertanyaan-pertanyaan pengguna dengan menggunakan koleksi referensi yang ada.
3. Membantu pengguna menelusur koleksi referensi dan mencari informasi pada koleksi referensi tersebut.
4. Membimbing pengguna dalam menggunakan koleksi referensi apabila pengguna tersebut tidak mengetahuinya.
5. Melayani pengguna internet yang terdapat di layanan referensi dan membantu mereka menelusur literatur-literatur online yang dibutuhkan/dicari apabila pengguna meminta bantuan.
6. Melakukan kegiatan “bimbingan pemakai perpustakaan” melalui kegiatan orientasi perpustakaan yang dilakukan secara rutin setiap tahun pada saat penerimaan mahasiswa baru USU ataupun oleh Prodi-prodi di USU secara insidental.
7. Melakukan kegiatan library tour kepada setiap tamu yang ingin mengetahui tentang koleksi, fasilitas, dan saran Perpustakaan USU.
8. Membuat formulir-formulir kegiatan pelayana referensi.
9. Mengumpulkan data yang berasal dari formulir-formulir kegiatan sehari-hari sebagai dasar untuk pembuatan statistik kegiatan dan pelaporan kepada pemimpin.
3.4 Koleksi layanan Referensi
1. Jumlah koleksi tercetak referensi di Perpustakaan USU
No. Jenis Koleksi Judul Eksemplar
1. Kamus 75 148
2. Ensiklopedi 128 270
3. Bibliografi 800 2455
4. Sumber biografi 90 140
5. Indeks 599 1700
6. Buku pedoman/handbook/manual dan guidebook 93 210
7. Direktori 85 120
8. Almanak 52 80
9. Buku tahunan 64 95
10. Sumber-sumber ilmu bumi 82 120
11. Penerbitan pemerintah 71 186
Koleksi referensi juga memiliki koleksi non tercetak seperti CD yang berjumlah 2.305 keping yang terdiri dari:
No Jenis koleksi Keping
1 000 Karya umum 845
2 100 Filsafat 166
3 300 Sosial 190
4 400 Bahasa 196
5 500 Ilmu murni 147
6 600 Ilmu teknologi 186
7 700 Kesenian 369
8 800 Kesusastraan 122
9 900 Geografi 84
Sumber: Bagian layanan referensi di Perpustakaan USU
3.5 Jenis kegiatan yang dilakukan di layanan referensi Perpustakaan USU Berdasarkan dari wawancara bersama ketua tim layanan rujukan dan bantuan pengguna maka dapat dijelaskan jenis-jenis kegiatan yang dilakukan di layanan referensi Perpustakaan USU, kegiatan pelayanan referensi dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis kegiatan pokok dengan kegiatan masing-masing seperti berikut:
1. Kegiatan Pokok Pelayanan Referensi
b. Memberikan informasi yang bersifat spesifik yang untuk itu diperlukan bahan pustaka koleksi referensi yang ada di perpustakaan.
c. Memberikan bantuan penelusur informasi sampai ditemukan informasi yang dibutuhkan para pemakai baik melalui bahan pustaka koleksi referensi perpustakaan yang lain.
d. Memberikan bantuan untuk menelusur bahan pustaka koleksi referensi yang diperlukan oleh pemakai perpustakaan dengan menggunakan katalog, bibliografi, komputer dan alat-alat penelusuran lainnya.
e. Memberikan bantuan pengarahan kepada para pemakai perpustakaan untuk menemukan pokok-pokok bahasa pengetahuan tertentu yang terdapat di dalam bahan pustaka koleksi referensi.
f. Memberikan bimbingan kepada para pemakai untuk mengenal berbagai jenis bahan pustaka koleksi referensi, mengetahui bagaiman cara menggunakan masing-masing dan mengetahui cara memilih yang tepat untuk menemukan informasi yang mereka masing-masing butuhkan.
2. Kegiatan Penunjang Pelayanan Referensi
a. Menjalin hubungan hubungan kerja sama yang baik dengan perpustakaan lain atau lembaga pemberi layanan jasa informasi lain, dalam bidang kegiatan pemberian layanan jasa penggunaan informasi.
b. Menyelenggarakan pendidikan secara formal dan klasikal untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para pemakai perpustakaan tentang bagaimana cara memilih bahan pustaka koleksi referensi yang tepat dan berbobot ilmiah sesuai dengan kebutuhan dan tentang bagaimana cara menggunakan untuk mencari informasi yang dikehendaki.
c. Memperkenalkan koleksi perpustakaan kepada masyarakat umum dengan cara: 1) Menyelenggarakan pameran perpustakaan
d. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan statistik pelaksanaan kegiatan pelayanan referensi dalam bentuk tabel-tabel dan grafik-grafik, untuk digunakan sebagai bahan informasi ataupun sebagai bahan untuk pembuatan laporan.
3.6 Jenis pertanyaan di layanan referensi Perpustakaan USU
Atas dasar sumber referensi yang dipergunakan untuk menjawabnya, pertanyaan referensi dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan. Tabel di bawah ini memberikan garis besar klasifikasi dan jenis pertanyaan referensi, serta sumber referensi yang dapat digunakan untuk menjawabnya.
Klasifikasi pertanyaan Jenis pertanyaan Sumber referensi
Bahasa terminology. Arti, asal kata, definisi, pengerjaan,
pengucapan, singkatan, istilah,
kata-kata asing, sinonim, antonim,
lambing dan simbol, dialek.
Kamus
Pemilihan bahan pustaka. Buku terbaik, bidang pengetahuan
tertentu, terbitan tertentu, reviu,
perincian bibliografis bahan
pustaka, lokasi bahan pustaka.
Bibliografi, indeks, abstrak.
Data, peristiwa kegiatan. Kejadian-kejadian, statistik, tradisi,
kebiasaan, catatan kegiatan.
Almanak, buku tahunan.
Latar belakang, pedoman. Informasi umum, bahan untuk
belajar sendiri, cara mengerjakan
sendiri.
Ensiklopedi, buku
pegangan, manual, brosur,
pamphlet.
Orang/pribadi. Pemimpin, spesialis, profesional,
pengarang, orang-orang terkenal.
Sumber biografi, direktori.
Organisasi dan lembaga. Tujuan, keanggotaan, kegiatan,
struktur, nama pejabat, alamat.