• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Grading Histopatologi (Gleason Score) Dan Level PSA Pada Kanker Prostat Di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik – Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Antara Grading Histopatologi (Gleason Score) Dan Level PSA Pada Kanker Prostat Di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik – Medan"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA GRADING HISTOPATOLOGI

(GLEASON SCORE) DAN LEVEL PSA PADA KANKER PROSTAT

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H.ADAM MALIK – MEDAN

T E S I S

OLEH

FACHRUL JUNAIDI

NO CHS/NIM. 18137/067102006

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN ANTARA GRADING HISTOPATOLOGI

(GLEASON SCORE) DAN LEVEL PSA PADA KANKER PROSTAT

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H.ADAM MALIK – MEDAN

T E S I S

OLEH

FACHRUL JUNAIDI

NO.CHS/NIM. 18137/067102006

Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Keahlian Dalam Bidang Ilmu Bedah

Pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

(5)
(6)
(7)

PERNYATAAN

HUBUNGAN ANTARA GRADING HISTOPATOLOGI (GLEASON SCORE)

DAN LEVEL PSA PADA KANKER PROSTAT DI

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK – MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, September 2012

(8)

ABSTRACT

Objective: Prostate cancer is the cancer with the prevalence and the second most cases the cause of death in adult males in America. To decrease morbidity and mortality, screening with serum PSA checks had been enhanced. Increased PSA values assessed by histological characteristics of epithelial cells. Gleasons System (GGS) is one of the grade system that is widely used in prostate cancer. In this research we want to find a relationship between histopathological grading and PSA values in prostate cancer in H. Adam Malik Hospital, Medan.

Subject and Methods: This research is a retrospective analytic of 33 patient who were diagnosed with prostate cancer from July 2010 to June 2012 at the H. Adam Malik Hospital, Medan. Distribution of age, PSA levels and Gleason score were described.

Results: There were 66 patients excluded from the analysis based on the inclusion criterion from this research. Further assessment of the 33 samples was found to be the average age of the patients was 65.3 (SD ± 7.50) years. The average value of PSA was 42.7 (SD ± 35.50) ng/ml . The age of patients with adenocarcinoma of the prostate at the most were 56-60 years (24.2%) and 66-67 years (24.2%), followed by ages 71-75 years (18.2%), 61-65 years (18.2%),76–80 years and 81-85 years (each 3.0%) . The highest number of patients on the value of PSA were 6-15 ng/mL (27.3%), the next were 16-25 ng/ml and 96-105 ng/ml (21.2%), 36-45 ng/ml (9.1%), 26-35 ng/ml, 46-55 ng/ml and 56-65 ng/ml (6.1%) and the lowest value of PSA 86-95 ng/ml (3.0%). Distribution of prostatic adenocarcinoma patients by Gleason score, the most of the patients score were 6 (33.3%), the next were score 4 (30.1%), score 5 (15.2%), and a score of 7 (9.1%), while the number of patients in at least score 8 and 9 are each each two (6.1%). The results of statistical tests found a significant association between PSA values with Gleasons grading system (r = 0,392, p = 0.024).

Conclusions: Relationship between the value of PSA with Gleasons grading system showed a moderate and positive patterned meaning the higher the value, the higher the PSA Gleasons grading system.

(9)

ABSTRAK

Objektif : Kanker prostat merupakan kanker dengan prevalensi dan kasus kedua terbanyak yang menyebabkan kematian pada laki-laki dewasa di Amerika. Untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian, screening dengan pemeriksaan PSA serum telah banyak dilakukan. Peningkatan nilai PSA dipengaruhi oleh karakteristik histologi dari sel epitel. Gleason Grading System (GGS) merupakan salah satu grading system yang banyak digunakan pada kanker prostat. Pada penelitian ini kami ingin mengetahui hubungan antara grading histopatologi dan nilai PSA pada kanker prostat di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan.

Subjek dan Metode : Penelitian ini merupakan analitik retrospetif dari 33 pasien yang didiagnosa dengan kanker prostat dari Juli 2010 sampai Juni 2012 di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan. Dalam penelitian ini juga dijelaskan Distribusi usia, level PSA dan Skor Gleason.

Hasil : Terdapat 66 pasien yang dikeluarkan dari analisis dasar yang sesuai dengan keteria inklusi dari penelitian ini. Kemudian dilakukan penilaian pada 33 sampel dijumpai usia rata pasien adalah 65.3 (SD ± 7.50) tahun. Dan rata-rata nilai PSA adalah 42.7 (SD ± 35.50) ng/ml. Usia pasien dengan adenocarsinoma prostat yang tertinggi pada usia 56-60 tahun (24.2%) dan usia 66-67 tahun (24.2%), diikuti usia 71-75 tahun (18.2%), usia 61-65 tahun (18.2%), usia 76 – 80 tahun dan 81 – 85 tahun (masing-masing 3,0%). Jumlah pasien yang terbanyak memiliki nilai PSA 6-15 ng/mL (27.3%), kemudian 16-25 ng/ml dan 96-105 ng/ml (21.2%), 36-45 ng/ml (9.1%), 26-35 ng/ml, 46-55 ng/ml dan 56-65 ng/ml (6.1%) dan nilai PSA yang terendah 86-95 ng/ml (3.0%). Distribusi skor gleason pada pasien dengan adenocarsinoma prostat, pasien yang terbanyak dengan skor 6 (33.3%), kemudian skor 4 (30.1%), skor 5 (15.2%), dan skor 7 (9.1%), sementara jumlah pasien dengan skor 8 and 9 masing-masing 2 (6.1%). Hasil dari uji statistik ditemukan hubungan yang signifikan antara nilai PSA dengan gleason grading sistem (r = 0,392, p = 0.024).

Kesimpulan : Hubungan antara nilai PSA dengan gleason grading sistem menunjukan kekuatan sedang dan bersifat positif yang berarti tingginya nilai PSA diikuti nilai gleason grading sistem.

(10)

KATA PENGANTAR

“ Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam keadaan merugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan saling

menasehati dalam kebaikan dan saling menasehati dalam kesabaran (QS. Al’Ashr : 1-3) “

Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT penulis panjatkan, karena berkat segala rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini yang merupakan salah satu persyaratan tugas akhir untuk memperoleh keahlian dalam bidang Ilmu Bedah di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. Selawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW.

Dengan selesainya penulisan tesis ini, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

Kedua orang tua, ayahanda Alm. M. Yusuf dan ibunda Almh. Mariamah, terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulus-tulusnya, yang telah membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil dengan penuh kesabaran, kasih sayang dan perhatian, dengan diiringi doa dan dorongan yang tiada hentinya sepanjang waktu, memberikan contoh yang sangat berharga dalam menghargai dan menjalani kehidupan.

(11)

Kepada Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara dan Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Bedah di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Ketua Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dr. Emir T Pasaribu, SpB(K)ONK dan Sekretaris Departemen, dr. Erjan Fikri, SpB,SpBA sekaligus pembimbing penulisan tesis. Ketua Program Studi Ilmu Bedah, dr. Marshal SpB,SpBTKV dan Sekretaris Program Studi Ilmu Bedah, dr. Asrul S, SpB-KBD, yang telah bersedia menerima, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama penulis menjalani pendidikan.

dr. Syah Mirsya Warli, SpU dan dr. Bungaran Sihombing, SpU. Guru di Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Pembimbing penulisan tesis, terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya yang dapat penulis sampaikan, yang telah sabar membimbing, mendidik, membuka wawasan penulis, senantiasa memberikan dorongan dan motivasi yang tiada hentinya dengan penuh bijaksana dan tulus ikhlas disepanjang waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Prof. Aznan Lelo, PhD, SpFK, yang telah membimbing, membantu dan meluangkan waktu dalam membimbing statistik serta dr. Jamaluddin, SpPA membimbing dalam bidang patologi anatomi dari tulisan tugas akhir ini.

(12)

Rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada guru-guru saya : Prof. Bachtiar Surya, SpB-KBD, Prof. Iskandar Japardi, SpBS(K), Prof. Adril A Hakim, SpS,SpBS(K), Prof. Nazar Moesbar, SpB,SpOT, Prof. Hafas Hanafiah, SpB,SpOT, Alm.Prof Usul Sinaga, SpB, Alm.Prof Buchari Kasim, SpBP, dr. Syahbuddin Harahap, SpB, dr. Gerhard Panjaitan, SpB(K)Onk, DR. dr. Humala Hutagalung, SpB(K)Onk, dr. Harry Soejatmiko, SpB,SpBTKV, dr. Edi Sutrisno, SpBP, dr. Chairiandi Siregar, SpOT, dr. Liberti Sirait, SpB-KBD, dr. Riahsyah Damanik, SpB(K)Onk, dr.Tiur Purba, SpB, dr. Kamal B Siregar, SpB(K)Onk, dr. Jaelani, SpBP, dr. Djafar Tarigan, SpB-KBD, dr. Rasidi Siregar, SpB, dr. Suhelmi, SpB, dr. Ramotan Purba, SpB, dr. Nazwir Nazar, SpB, dr. Manan, SpOT, dr. Azwarto, SpB, dr. Albiner S, SpB(K)Onk, dr. Robert Siregar, SpB, dr. Nasrun, SpB, dr. Afdol, SpB, dr. Erina Outri, SpB, dr. Marahakim, SpB, dr. Amrin Hakim, SpB, dr. Mahyono, SpB, SpBA, dr. Djeni Bjantoro, SpB, SpBA, Alm.dr.Daten Bangun, SpB dan seluruh guru bedah saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, di lingkungan RSUP H Adam Malik, RSU Pirngadi Medan dan di semua tempat yang telah mengajarkan ketrampilan bedah pada diri saya. Semua telah tanpa pamrih memberikan bimbingan, koreksi dan saran kepada penulis selama mengikuti program pendidikan ini.

Buat abang dan kakak bedah saya, dr. Adi Muradi, SpB-KBD, dr. Budi Irwan, SpB-KBD, dr. Suyatno, SpB(K)Onk, dr. Doddy P, SpBTKV, dr. M. Ihsan, SpBS, dr. Mahyudanil, SpBS, dr. Ridha D, SpBS, dr. Aswadi Tanjung, SpB(K)V, dr. Suzie I, SpBS, dr. Frank B, SpBP, dr. Utama, SpBP, dr. M. Iqbal P. Nasution,

SpBA. Terima kasih buat semua ―tips n trik bertahan hidup‖ di sekolah bedah. Buat saudara-saudaraku satu kapal Martanta Tarigan, Dandi, Jimmy, Ari, Reymond dan Dedy. Terima kasih saudaraku, mudah-mudahan pertemuan kita yang tidak sengaja di bedah ini bisa menjadi tali silaturahmi, persaudaraan yang nanti bisa di bagi sampai akhir zaman.

(13)

Para pegawai dilingkungan Departemen Ilmu Bedah FK USU, dan para tenaga kesehatan yang berbaur berbagi pekerjaan memberikan pelayanan Bedah di RSUP H Adam Malik, RSU Pirngadi, RSU Sri Pamela Tebing Tinggi, RSUD Blangkejeren, RSUD Sepirok, RSU Balige, RSUD Panyabungan, dan di semua tempat yang pernah bersama penulis selama penulis menimba ilmu.

Mohon maaf penulis pada semua orang, atas kesalahan ucapan dan perbuatan yang telah terjadi. Akhirnya hanya Allah SWT yang dapat membalas segala kebaikan.

Semoga ilmu yang penulis peroleh selama pendidikan spesialisasi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, September 2012 Penulis

(14)

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama Lengkap : Fachrul Junaidi

2. Nama Panggilan : Fachrul

3. Tempat / Tanggal Lahir : Kuala Simpang / 10 Februari 1975

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Agama : Islam

6. Golongan Darah : A

7. Status : Kawin

8. Nama Orang Tua

Ayah : M. Yusuf (Alm)

Ibu : Mariamah (Almh)

9. Alamat : Dusun Satelit Graha,

Desa Kebun Tanah Terban Kecamatan Karang Baru

Kabupaten Aceh Tamiang - Aceh

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Taman Siswa – Lhokseumawe : 1981 - 1987 2. SMP Taman Siswa – Lhokseumawe : 1987 - 1990 3. SMA Taman Siswa – Lhokseumawe : 1990 - 1993 4. Fakultas Kedokteran – Unsyiah : 1993 - 2001

5. Spesialis Bedah – USU : 2006 - 2012

III. RIWAYAT PEKERJAAN

(15)

DAFTAR ISI

1.4. Tujuan Penelitian ... 1.4.1. Tujuan umum... 1.4.2. Tujuan khusus ... 1.5. Manfaat Penelitian ... 1.5.1. Bidang akademik/ilmiah ... 1.5.2. Bidang pengembangan penelitian...

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Epidemiologi dan Insidensi ... 2.2. Prostate Specific Antigen (PSA) ... 2.3. Gleason Geading System .…...

METODE PENELITIAN

(16)

BAB IV

BAB V

3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 3.4.1. Kriteria inklusi ... 3.4.2. Kriteria eksklusi ... 3.5. Total Sampling ... 3.6. Definisi Operasional ...

3.6.1. PSA (Prostate Specific Antigen) ... 3.6.2. Grading Histopatologi (Gleason Score) ... 3.7. Variabel yang dinilai ... 3.8. Cara Kerja ...

3.8.1. Pemeriksaan Klinis ... 3.8.2. Pemeriksaan PSA (Prostate Specific Antigen) ... 3.8.3. Pemeriksaan Histopatologi ... 3.9. Rencana Pengolahan dan Analisa Data ... 3.10. Hasil yang diharapkan ... 3.11. Alur Penelitian ... 3.12. Kerangka Konsep ...

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(17)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.

2. 3.

4.

Molecular Forms of Prostate-Specific Antigen ...

The five patterns according to the original Gleason Five ... ISUP Modified Gleason System ...

Analisis korelasi dan regresi nilai PSA dengan Gleason score di RS H. Adam Malik Medan thn 2010 – 2012 ...

11

14 17

(18)

DAFTAR GAMBAR

Usia kanker prostat disesuaikan dengan tingkat kematian per 100000 laki-laki dari beberapa negara pada tahun 2000 ...

Influence of age and prostate-specific antigen on the chance of curable prostate cancer among men with nonpalpable disease ...

Gambar yang memperlihatkan original Gleason Grading ... Adenocarcinoma Prostat-Gleason pattern 1 (H&E,x200) ... Adenocarcinoma Prostat-Gleason pattern 2 (H&E,x100) ...

Adenocarcinoma Prostat-Gleason pattern 3 (A:H&E,x200; B:H&E,x400) ... Adenocarcinoma Prostat-Gleason pattern 4 (H&E,x100) ...

Adenocarcinoma Prostat-Gleason pattern 5 (H&E,x200) ... Hasil yang Diharapkan ... Alur Penelitian ...

Kerangka konsep ... Distribusi frekuensi pasien berdasarkan hasil pemeriksaan PA ..

Distribusi frekuensi penderita adenocarcinoma prostat berdasarkan usia ...

Distribusi frekuensi penderita adenocarcinoma prostat berdasarkan nilai PSA ... Distribusi frekuensi penderita adenocarcinoma prostat berdasarkan Gleason score ...

Prediksi hubungan Antara Grading Histopatologi (Gleason Score) dan Level PSA dengan Regression line ...

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1.

2. 3.

4. 5. 6.

7.

Susunan Peneliti ...

Jadwal Penelitian ... Naskah Penjelasan kepada Orang Tua /Kerabat Pasien lainnya..

Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) ... Persetujuan dari Komisi Etika Penelitian ... Rekap PSA dan Histopatologi ...

Hasil SPSS ...

39

40 41

42 43 44

(20)

ABSTRACT

Objective: Prostate cancer is the cancer with the prevalence and the second most cases the cause of death in adult males in America. To decrease morbidity and mortality, screening with serum PSA checks had been enhanced. Increased PSA values assessed by histological characteristics of epithelial cells. Gleasons System (GGS) is one of the grade system that is widely used in prostate cancer. In this research we want to find a relationship between histopathological grading and PSA values in prostate cancer in H. Adam Malik Hospital, Medan.

Subject and Methods: This research is a retrospective analytic of 33 patient who were diagnosed with prostate cancer from July 2010 to June 2012 at the H. Adam Malik Hospital, Medan. Distribution of age, PSA levels and Gleason score were described.

Results: There were 66 patients excluded from the analysis based on the inclusion criterion from this research. Further assessment of the 33 samples was found to be the average age of the patients was 65.3 (SD ± 7.50) years. The average value of PSA was 42.7 (SD ± 35.50) ng/ml . The age of patients with adenocarcinoma of the prostate at the most were 56-60 years (24.2%) and 66-67 years (24.2%), followed by ages 71-75 years (18.2%), 61-65 years (18.2%),76–80 years and 81-85 years (each 3.0%) . The highest number of patients on the value of PSA were 6-15 ng/mL (27.3%), the next were 16-25 ng/ml and 96-105 ng/ml (21.2%), 36-45 ng/ml (9.1%), 26-35 ng/ml, 46-55 ng/ml and 56-65 ng/ml (6.1%) and the lowest value of PSA 86-95 ng/ml (3.0%). Distribution of prostatic adenocarcinoma patients by Gleason score, the most of the patients score were 6 (33.3%), the next were score 4 (30.1%), score 5 (15.2%), and a score of 7 (9.1%), while the number of patients in at least score 8 and 9 are each each two (6.1%). The results of statistical tests found a significant association between PSA values with Gleasons grading system (r = 0,392, p = 0.024).

Conclusions: Relationship between the value of PSA with Gleasons grading system showed a moderate and positive patterned meaning the higher the value, the higher the PSA Gleasons grading system.

(21)

ABSTRAK

Objektif : Kanker prostat merupakan kanker dengan prevalensi dan kasus kedua terbanyak yang menyebabkan kematian pada laki-laki dewasa di Amerika. Untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian, screening dengan pemeriksaan PSA serum telah banyak dilakukan. Peningkatan nilai PSA dipengaruhi oleh karakteristik histologi dari sel epitel. Gleason Grading System (GGS) merupakan salah satu grading system yang banyak digunakan pada kanker prostat. Pada penelitian ini kami ingin mengetahui hubungan antara grading histopatologi dan nilai PSA pada kanker prostat di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan.

Subjek dan Metode : Penelitian ini merupakan analitik retrospetif dari 33 pasien yang didiagnosa dengan kanker prostat dari Juli 2010 sampai Juni 2012 di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan. Dalam penelitian ini juga dijelaskan Distribusi usia, level PSA dan Skor Gleason.

Hasil : Terdapat 66 pasien yang dikeluarkan dari analisis dasar yang sesuai dengan keteria inklusi dari penelitian ini. Kemudian dilakukan penilaian pada 33 sampel dijumpai usia rata pasien adalah 65.3 (SD ± 7.50) tahun. Dan rata-rata nilai PSA adalah 42.7 (SD ± 35.50) ng/ml. Usia pasien dengan adenocarsinoma prostat yang tertinggi pada usia 56-60 tahun (24.2%) dan usia 66-67 tahun (24.2%), diikuti usia 71-75 tahun (18.2%), usia 61-65 tahun (18.2%), usia 76 – 80 tahun dan 81 – 85 tahun (masing-masing 3,0%). Jumlah pasien yang terbanyak memiliki nilai PSA 6-15 ng/mL (27.3%), kemudian 16-25 ng/ml dan 96-105 ng/ml (21.2%), 36-45 ng/ml (9.1%), 26-35 ng/ml, 46-55 ng/ml dan 56-65 ng/ml (6.1%) dan nilai PSA yang terendah 86-95 ng/ml (3.0%). Distribusi skor gleason pada pasien dengan adenocarsinoma prostat, pasien yang terbanyak dengan skor 6 (33.3%), kemudian skor 4 (30.1%), skor 5 (15.2%), dan skor 7 (9.1%), sementara jumlah pasien dengan skor 8 and 9 masing-masing 2 (6.1%). Hasil dari uji statistik ditemukan hubungan yang signifikan antara nilai PSA dengan gleason grading sistem (r = 0,392, p = 0.024).

Kesimpulan : Hubungan antara nilai PSA dengan gleason grading sistem menunjukan kekuatan sedang dan bersifat positif yang berarti tingginya nilai PSA diikuti nilai gleason grading sistem.

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kanker prostat merupakan kanker dengan prevalensi dan kasus kanker

kedua terbanyak yang menyebabkan kematian pada laki-laki dewasa di Amerika (Amer, 2005). Prostate Specific Antigen (PSA) merupakan serine protease yang dihasilkan oleh ductal dan acinal epithelial dari sel normal,

hiperplasi dan jaringan maligna dari prostat. Oleh karena pengaruh proses patologi dimana integritas sel mengalami kerusakan akan menyebabkan

peningkatan nilai PSA yang kemudian akan masuk kedalam sistem sirkulasi, seperti pada hiperplasi, inflamasi, tumor, yang mana ini semua penyebab terbanyak peningkatan PSA (Veličković Lj dkk, 2001). Untuk menurunkan

morbiditas dan mortalitas, screening dengan pemeriksaan PSA pada serum makin ditingkatkan penggunaannya (Carter H B dkk, 1992). Pengukuran

PSA, diperkenalkan pertamakali pada tahun 1986, merupakan revolusi didalam mendeteksi kanker prostat dan mempunyai peran didalam

(23)

Penelitian yang panjang telah menunjukan bahwa awal peningkatan serum PSA biasanya digunakan cut-off 4 ng/ml yang telah ada 5-10 tahun

sebelum kanker postat tampak secara klinis (Carter H B dkk, 1992, Stenman U-H, 1994). Pada tingkatan ini banyak kanker prostat masih lokal secara klinis dan potensial diobati dengan radikal terapi (Catalona WJ dkk, 1994).

Penelitian telah menunjukan bahwa setiap gram jaringan kanker prostat akan meningkatkan nilai PSA rata-rata 2,3 ng/ml sementara setiap

gram jaringan hiperplasi dengan parameter yang sama sepuluh kali lebih rendah dibandingkan dengan jaringan kanker (Walsh PC, 1990). Peningkatan nilai PSA dinilai dengan karakteristik histologi epithelial sel. Pada proses

neoplastik peningkatan PSA serum tergantung kepada diferensiasi dari sel tumor. Tumor prostat dengan less diferensiasi dapat menyebabkan

konsentrasi PSA yang rendah dibandingkan dengan well diferensiasi (Gleave ME dkk,1992).

Gleasons system (GGS) merupakan salah satu dari grade system yang banyak digunakan pada kanker prostat (Gleason DF, 1992). Dasar dari Gleasons system digambarkan dengan lima gambaran histologi yang mana

menggunakan gambaran mikroskopi, analisis arsitektur kelenjar, derajat diferensiasi kelenjar, invasi jaringan ikat, akan tetapi bukan derajat dari

anaplasia inti (Poel HG, 1991).

Pada peneltian ini kami ingin mencari hubungan antara grading histopatologi dan nilai PSA pada kanker prostat di RSUP H.Adam Malik

(24)

1.2.Rumusan Masalah.

Apakah ada hubungan antara grading histopatologi (Gleason Score)

dan level PSA pada kanker prostat di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.3.Hipotesa

Ada hubungan antara grading histopatologi (Gleason Score) dan level PSA pada kanker prostat di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.4.Tujuan Penelitian 1.4.1.Tujuan Umum.

Mengetahui distribusi grading histopatologi (Gleason Score) dan level PSA pada kanker prostat di RSUP H.Adam Malik Medan

1.4.2.Tujuan khusus.

Mengetahui hubungan antara grading histopatologi (Gleason Score) dan

level PSA pada kanker prostat di RSUP H. Adam Malik Medan.

1.5.Manfaat Penelitian

1.5.1.Bidang Akademik/ilmiah.

Memberikan informasi data awal kepada Divisi Bedah Urologi tentang

(25)

1.5.2.Bidang Pengembangan Penelitian.

Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain terutama yang berhubungan

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Epidemiologi dan Insidensi.

Kanker prostat merupakan salah satu penyakit kanker yang terbanyak pada laki-laki dewasa. Penyakit ini juga merupakan penyebab kematian kedua terbanyak yang disebabkan oleh kanker pada laki-laki dewasa di Amerika

Serikat, setelah kanker paru dan pada tahun 2007 diperkirakan ± 218.890 kasus baru yang didiagnosa dan 27.050 meninggal dunia yang disebabkan

oleh kanker prostat (Jemal A dkk, 2007). Satu dari sepuluh laki-laki dewasa akan terdiagnosa dengan kanker prostat dalam hidupnya dan sepertiganya

akan meninggal dunia (Greenlee RT dkk, 2000).

Insiden kanker prostat telah meningkat secara substansial pada banyak negara pada akhir decade ini. 15 sampai 20 tahun sebelumnya, kemungkinan

seorang terdiagnosa dengan kanker prostat adalah 4%-6% pada banyak negara industri. Mortalitas memiliki range yang konstan dari 2%-3.5% pada

beberapa negara. Oleh karena itu kanker prostat merupakan masalah kesehatan yang serius (Wilson S S dkkl, 2004, Jemal A, 2004).

Beberapa faktor penyebab kanker prostat telah diidentifikasi, seperti pertambahan usia. Kemungkinan perkembangan kanker prostat bagi laki-laki

dewasa di bawah usia 40 tahun adalah 1 : 10.000, usia 40 – 59 adalah 1 : 103 dan usia 60 – 79 adalah 1: 8. Bagi orang Afrika-Amerika merupakan paling

(27)

keluarga dengan kanker prostat juga dapat meningkatkan resiko relatif kanker prostat. Onset usia penyakit pada keluarga dengan kanker prostat memiliki

pengaruh resiko relatif pada pasien. Jika onset usia 70 tahun, resiko relatif meningkat 4 kali, jika onset usia 60 tahun resiko relatif meningkat 5 kali, dan jika onset usia 50 tahun resiko relatif meningkat menjadi 7 kali. Walaupun

bias diagnostik antar negara, perbedaan insidensi ini tampak nyata. Perbedaa ini bisa disebabkan adanya perbedaan pada pola diet (Chan JM dkk, 2005).

Studi epidemologi menunjukan insiden kanker prostat secara klinis signifikan menjadi lebih rendah di daerah dimana penduduk mengkonsumsi rendah lemak dan makanan sayuran. Selain itu, penelitian migran menunjukan bila

laki-laki yang datang dari negeri dengan resiko rendah berpindah ke Amerika dan mulai mengkonsumsi diet bangsa barat, rata-rata resiko kanker prostat

jadi meningkat. Intake lemak total, intake lemak hewan, intake daging merah dihubungkan dengan peningkatan resiko kanker prostat, sedangkan asupan

ikan berhubungan dengan penurunan resiko (Carter BS dkk, 1993).

Riwayat keluarga, ras, dan faktor lingkungan dinilai sebagai faktor resiko kanker prostat. Kira-kira 15 – 25 % pasien didiagnosis dengan kanker

prostat dilaporkan memiliki satu hubungan darah relatif dengan diagnosa yang sama (Kim HL dkk, 2000, Moyad MA, 2002). Laki-laki dewasa dengan

bapak atau saudara laki-laki yang menderita kanker prostat mempunyai resiko dua kali menderita kanker prostat dibandingkan dengan laki-laki dewasa yang tidak memiliki riwayat kanker prostat. Penduduk Afrika-Amerika memiliki

(28)

putih, sementara bangsa Hispanic dan Asia memiliki insiden yang lebih rendah dari orang kulit putih. Pada penelitian ilmiah memperkirakan bahwa

resiko kanker prostat yang rendah disebabkan oleh diet rendah lemak, suplemen nutrisi antara lain lycopene, vitamin E dan selenium (Surveillance dkk, 2007).

Kanker prostat di Amerika Serikat menunjukan suatu pergolakan dalam dua dekade terakhir. Sebelum diperkenalkan skrening prostate specific

antigen (PSA) pada pertengahan tahun 1980-an, insiden telah meningkat, mencapai 119 per 100.000 pada tahun 1986. Kemudian, setelah diperkenalkan skrening PSA, insiden mencapai duakali lipat, puncaknya pada

237 per 100.000 pada tahun 1992 (Surveillance dkk, 2008). Sementara itu, mortalitas kanker prostat di Amerika Serikat menurun secara stabil,

penurunan mencapai 37 % sejak tahun 1992, dari 39,2 per 100.000 menjadi 24,6 per 100.000. penurunan angka kematian paling menonjol pada pria

berusia 65-69; pada angka kematian kelompok usia ini menurun 46 %. Namun, penurunan substantial telah terjadi dalam semua kelompok umur dengan penurunan 30% yang diamati pada pria berusia 50-59 tahun dan

(29)

Penggunaan skrening PSA di Amerika Serikat telah secara dramatis meningkatkan kemungkinan bahwa seorang pria akan didiagnosa dengan

kanker prostat dalam hidupnya. Didasari pada insiden kanker prostat pada tahun 2002-2004, kemungkinan seumur hidup terdiagnosa kanker prostat adalah 17%, naik dari sebelumnya 9% pada tahun 1984-1986 (Surveillance

dkk, 2007).

Gambar 1. Usia kanker prostat disesuaikan dengan tingkat kematian per 100000

laki-laki dari beberapa negara pada tahun 2000.

(30)

2.2. Prostate Specific Antigen (PSA)

Test PSA telah merevolusi dalam mendeteksi serta pemantauan

pengobatan kanker prostat. Namun, penerapannya dalam deteksi dini masih diperdebatkan terutama skrening kanker prostat pada populasi laki-laki dewasa yang asimtomatik (Kirby R dkk, 2004).

Penelitian pada awal 1980-an telah memperlihatkan bahwa serum Prostate Specific Antigen (PSA) memiliki sentifitas tes untuk kanker prostat

tahap lanjut dan bermanfaat sebagai biomarker untuk memonitor progrestifitas pada kanker prostat. Pada akhir tahun 1980-an penelitian juga menunjukan bahwa PSA juga bisa sebagai biomarker sensitif untuk kanker

prostat stadium awal dan penilaian serum bisa ditujukan kepada deteksi dini kanker prostat (WJ Catalona dkk, 1991, TA Stamey dkk, 1987) .

Prostate Specific Antigen (PSA) merupakan suatu glycoprotein yang dihasil oleh sel epithel pada acini dan duktus dari kelenjar prostat. PSA

berkonsentrasi dijaringan prostat dan PSA serum normalnya sangat rendah. Kerusakan pada arsitektur jaringan prostat normal seperti pada prostatic disease, inflamasi atau trauma, akan menyebabkan banyaknya jumlah PSA

yang masuk ke dalam sirkulasi. Peningkatan level PSA serum dijadikan sebagai marker penting pada beberapa prostate disease antara lain benign

(31)

oleh sel epithel luminal dari duktus prostat, acini dan kelenjar dari periuretral

(Montironi R dkk, 2000).

Penelitian juga telah menunjukan bahwa PSA hadir pada serum dalam beberapa bentuk molecular (Christensson A et al, 1990, Christensson A et al, 1993). Penelitian terdahulu menggambarkan keuntungan potensial pada

penggunaan bentuk molecular PSA untuk meningkatkan manfaat klinis test PSA pada deteksi dini kanker prostat. Penelitian juga telah memperlihatkan

kegunaan bentuk PSA yang lebih spesifik yang terdapat pada serum yang dapat meningkatkan kemampuan dari PSA untuk membedakan antara pasien dengan kanker prostat dan yang jinak (Stenman U-H dkk, 1991, Luderer AA,

1995).

Penemuan keberadaan PSA di dalam serum dalam beberapa bentuk

molekular menambah manfaat klinik pada test PSA. Bentuk yang besar termasuk di dalamnya non komplek atau free PSA dan komplek PSA dengan

serine protease inhibitor α1-antichymotrypsin (ACT) dan α2-macroglobulin

(32)

Tabel 1. Molecular Forms of Prostate-Specific Antigen (Lilja H dkk, 1991)

Formal Name Common Name

All immunodetectable forms in serum, primarily f-PSA and PSA-ACT

Noncomplexed PSA; may be proteolytically active or inactive in seminal fluid, only inactive in serum

PSA covalently bound to α1-antichymotrypsin inhibitor; synonymous with PSA complex: major immunodetectable form in serum

PSA covalently linked and encapsulated by α2 -macroglobulin; not detected in immunoassays; synonymous with occult PSA

PSA covalently bound to protein C inhibitor; minor component in seminal fluid; not detected in serum PSA covalently bound to α1-antitrypsin; trace component in serum

PSA covalently bound to inter-alpha-typsin inhibitor; trace component in serum

PSA : Prostate-specific antigen

Modified from McCormack and associates

(33)

Dalam rangka meningkatkan deteksi dini kanker prostat, PSA serum yang dianjurkan pada cut off 3 ng/ml. Lodding dkk (1998) melaporkan bahwa

lebih kurang 15% dari kanker prostat dideteksi dengan pemeriksaan level PSA serum antara 3 dan 4 ng/ml memiliki pertumbuhan extraprostat. Selanjutnya, untuk ambang PSA 3 ng/ml, rata-rata negatif biopsi meningkat,

Hessel et al memperkirakan 70-80% (Hessels D dkk, 2004).

Thompson et al for the Prostate Cancer Prevention Trial, dilaporkan

pada randomised, prostpective study pada 18.882 laki-laki dewasa berumur > 55 tahun, dengan level PSA < 3.0 ng/ml dan DRE normal selama 7 tahun dengan dilakukan pemeriksaan DRE dan PSA setiap tahun dilakukan dari

tahun 1993 sampai tahun 2003 pada 221 center di Amerika. Biopsi dianjurkan pada PSA > 4.0 ng/ml atau DRE yang abnormal (Thompson IM dkk, 2005).

Amerika Urologic Association merekomendasikan biopsi jarum pada prostat pada laki-laki dengan nilai PSA lebih dari 4 ng/ml, atau pada DRE di

jumpai prostat yang tidak normal (AUA Commentary, 2000).

2.3. Gleason Greading System

Hasil biopsi menyediakan informasi yang sangat penting bagi pasien dan dokter yang akan menjadi dasar dalam mengambil keputusan managemen

perawatan. Disamping level PSA pra biopsi, tumor volum ( persentase cor biopsi dan jumlah nilai core positif) dan grade histologi tumor termasuk faktor yang sangat penting. Peningkatan berat tumor dan poor histologic

(34)

meningkatkan kegagalan pengobatan dan kesalahan diagnosis (Sebo TJ dkk, 2000).

Analisa histologi didasari pada Gleason greading system dimana dijadikan sebagai gold standard untuk klasifikasi adenocarcinoma prostat

(Gleason DF, 1992).

Gleason grading system pada kanker prostate merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk penelitian dan penggunaan sehari-hari oleh

dokter di seluruh dunia. Metode ini dikembangkan oleh Dr. Donald F Gleason, Seorang pathologist di Minnesota, dan anggota administration cooperative urological research group (VACURG) (Gleason DF, 1990).

Gleason grading system sepenuhnya berdasarkan pada susunan pola histologi dari sel karsinoma pada pewarnaan H&E potongan jaringan prostat.

Khususnya, metode ini merupakan salah satu kategori gambaran histologi pada pembesaran rendah ( x 10-40 ) dengan tingkat difensiasi kelenjar dan

gambaran pertumbuhan tumor pada jaringan ikat prostat. Sembilan gambaran pertumbuhan di gabungkan ke dalam lima grade dan digambarkan oleh DR Gleason. Lima gambaran dasar digunakan untuk menghasilkan skor histologi,

(35)

Gambar 3. Gambar yang memperlihatkan original Gleason Grading

Tabel 2. The five patterns according to the original Gleason Five The five patterns according to the original Gleason Five(Gleason DF,1990)

Pattern 1 :

Very well-differentiated, small, closely packed, uniform glands in essentially circumscribed masses

Pattern 2 :

Similar to pattern 1 but with moderate variation in size and shape of glands and more atypia in the individual cells; cribriform pattern may be present, still essentially circumscribed, but more loosely arranged

Pattern 3 :

Similar to pattern 2 but marked irregularity in size and shape of glands, with tiny glands or individual cells invading stroma away from circumscribed masses or solid cords and masses with easily identifiable glandular differentiation within most of them

Pattern 4 :

Lange clear cells growing in diffuse pattern resembling hypernephroma; may show gland formation

Pattern 5 :

(36)

Gambar 4

Adenocarcinoma Prostat-Gleason pattern 1 (H&E,x200)

Gambar 5

Adenocarcinoma Prostat-Gleason pattern 2 (H&E,x100)

Gambar 6

(37)

Gambar 7

Adenocarcinoma Prostat-Gleason pattern 4 (H&E,x100)

Gambar 8

(38)

Tabel 3. ISUP Modified Gleason System.

ISUP Modified Gleason System. (Epstein Jl et al, 2005)

Pattern 1 :

Circumscribed nodule of closely packed but separate, uniform, rounded to oval, medium-sized acini (larger glands than pattern 3)

Pattern 2 :

Like pattern 1, fairly circumscribed, yet at the edge of the tumor nodule there may be minimal infiltration

Glands are more loosely arranged and not quite as uniform as Gleason pattern 1

Pattern 3 :

Discrete glandular units

Typically smaller glands than seen in Gleason pattern 1 or 2 Infiltrates in and amongst nonneoplastic prostate acini Marked variation in size and shape

Smoothly circumscribed small cribriform nodules of tumor

Pattern 4 :

Fused microacinar glands

III-defined glands with poorly formed glandular lumina Large cribriform glands

Cribriform glands with an irregular border Hypernephromatoid

Pattern 5 :

Essentially no glanular differentiation, composed of solid sheets, cords or single cells Comedocarcinoma with central necrosis surrounded by papillary, cribriform, or solid

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain/Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan Deskriptif Analitik Cross Sectional dengan

melakukan pemeriksaan klinis, PSA dan pemeriksaan histopatologi dari hasil biopsi transrektal jaringan prostat.

3.2. Tempat dan Waktu 3.2.1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di Sub Bagian Bedah Urologi dan bagian Patologi Anatomi FK USU / RSUP H. Adam Malik – Medan.

3.2.2 Waktu

Waktu Penelitian : Selama 5 (lima) bulan, periode Maret s/d Juli 2012.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh laki-laki diduga sebagai penderita kanker prostat yang berobat ke sub Divisi Bedah Urologi RSUP H. Adam Malik Medan, dari bulan Juli 2010 sampai dengan Juni 2012.

3.3.2 Sampel

(40)

3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.4.1. Kriteria Inklusi

- Penderita Kanker Prostat yang sudah dilakukan pemeriksaan PSA - Penderita Kanker Prostat yang dilakukan pemeriksaan histopatologi

dengan biopsi transrektal.

- Penderita dengan histopatologi Adenocarcinoma Prostat - Cut off PSA > 4 ng/ml

3.4.2. Kreteria Eksklusi

- Penderita tidak dalam pengobatan penghambat 5-α reductase, LHRH, anti androgen.

- Penyakit infeksi prostat, seperti prostatitis. - Penderita menolak ikut penelitian.

- Penderita dengan data yang tidak lengkap.

3.5 Total Sampling

Jumlah sampel diambil berdasarkan jumlah penderita kanker prostat yang berobat ke Divisi Bedah Urologi RSUP H. Adam Malik Medan, periode

(41)

3.6 Definisi Operasional

3.6.1 PSA (Prostate Specific Antigen)

Adalah merupakan suatu glycoprotein yang dihasil oleh sel epithel pada acini dan duktus dari kelenjar prostat. PSA berkonsentrasi dijaringan prostat dan PSA serum normalnya sangat rendah. Kerusakan pada

arsitektur jaringan prostat normal seperti pada prostatic disease, inflamasi atau trauma, akan menyebabkan banyaknya jumlah PSA yang

masuk ke dalam sirkulasi. Cut off PSA > 4 ng/ml.

3.6.2 Grading Histopatologi (Gleason Score)

Adalah merupakan analisa histologi didasari pada Gleason greading

system dimana dijadikan sebagai gold standard untuk klasifikasi adenocarcinoma prostat. Dimana lima gambaran dasar digunakan untuk

menghasilkan skor histologi, yang mana memiliki range antara 2 sampai 10, dengan menambah primary grade pattern dan secondary

grade pattern.

3.7 Variabel yang dinilai

1. PSA (Prostate Specific Antigen) : Variabel Dependent.

(42)

3.8 Cara Kerja

Data dikumpulkan melalui pemeriksaan klinis, pemeriksaan PSA

(Prostate Specific Antigen) dan pemeriksaan histopatologi dari biopsi transrektal prostat pada penderita kanker prostat yang rawat jalan maupun inap di Divisi Bedah Urologi RSUP H. Adam Malik - Medan.

3.8.1 Pemeriksaan Klinis

Penderita datang ke poli atau rawat inap subdivisi bedah urologi RSUP

H. Adam Malik – Medan dengan keluhan LUTS (Lower Urinary Tract Syndrom) kemudian dilakukan anamnesis dan pemeriksaan DRE (Digital Rectal Examination).

3.8.2 Pemeriksaan PSA (Prostate Specific Antigen)

Penderita dengan dijumpai pembesaran kelenjar prostat dilakukan

pemeriksaan PSA dengan pengambilan sampel darah sebanyak 3 ml dimasukan kedalam tabung anti koagulan pada suhu kamar hingga beku

lebih kurang selama 30 menit, selanjutnya dilakukan pemutaran dengan centrifiuge dengan kecepatan 3.000 rpm selama 15 menit untuk mendapatkan serum jernih dan dari serum dilakukan pemeriksaan PSA

(43)

3.8.3 Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan Histopatologi melalui pengambilan biopsi transrektal

jaringan prostat, dilakukan bila PSA lebih dari 4 ng/ml. Sampel dimasukan kedalam larutan formalin 10% dan dikirim ke bagian Divisi Patologi Anatomy Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.

Pada proses jaringan difiksasi selama 24 jam kemudian dimasukan ke dalam alat Tissue Tek Express X50 selama 80 menit dilanjutkan

pembuatan blok parafin dan microtom sebesar 3-5 mikron dan dilakukan pewarnaan hematoxilin-Eosin (H&E).

3.9. Rencana Pengolahan dan Analisa Data

Data yang telah dikumpul, dicatat dan diolah dengan menggunakan

komputer program SPSS, dengan melakukan Pearson’s coefficient of linear

correlation (

r

xy) dan regresi linier.

3.10 Hasil yang Diharapkan

Gambar 9. Grafik Hasil yang Diharapkan

(44)

3.11. Alur Penelitian

Gambar 10. Alur Penelitian

Biopsi Transrektal

Grading System (Gleason Score)

2 - 10 Histopatologi Adenocarcinoma (+)

Eklusi Sampel

Histopatologi Adenocarcinoma (-)

PSA < 4,0 ng/ml PSA > 4,0 ng/ml

Klinis (+) - LUTS (lower urinary truct

syndrome)

- DRE : Pembesaran Prostat Pasien Divisi Urologi RSUP H. Adam Malik

(45)

3.12. Kerangka Konsep

Kanker prostat grading histopatologi/gleason

score

Level PSA

(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP H Adam Malik Medan dengan

mengambil data pasien yang menderita pembesaran prostat dari bulan Juli 2010 sampai dengan bulan Juni 2012. Dalam kurun waktu ini, dari data diambil sampel penelitian sebanyak 99 pasien yang memenuhi kriteria klinis

dan nilai level PSA > 4 ng/dl. Terhadap semua sampel ini dilakukan pencatatan Grading Histopatologi (Gleason Score) dari hasil biopsi

transrektal.

Gambar 12. Distribusi frekuensi pasien berdasarkan hasil pemeriksaan PA

(47)

Dari gambar 1 diketahui bahwa hasil histopatologi pasien sebagian besar adalah Benigna Prostat Hyperplasia (BPH) sebanyak 50 pasien, diikuti

oleh Adenocarcinoma prostat (33 pasien), Prostat Intraepithelial Neoplasma (PIN 8 pasien), Prostatitis (3 pasien) dan Stroma jar ikat, Urothelial carcinoma, Maligna smear, Metastase karsinoma (masing-masing 1 pasien),

sementara hasil biopsi dengan Sediaan belum adekuat (1 pasien).

4.1.1 Distribusi Penderita Adenocarcinoma Prostat Berdasarkan Usia

(48)

Distribusi frekuensi penderita adenocarcinoma prostat berdasarkan usia dari Gambar 2 terlihat bahwa pasien penderita adenocarcinoma prostat

paling banyak berusia 56 – 60 tahun (24.2%) dan 66 – 67 tahun (24.2%), selanjutnya usia 71-75 tahun (18.2%) dan 61-65 tahun (18.2%), usia 51 – 55 tahun (9,1%), usia 76 – 80 tahun dan 81 – 85 tahun (masing-masing 3,0%).

Rata-rata usia pasien penderita adenocarcinoma prostat adalah 65.3 ±7.50 tahun.

4.1.2 Distribusi Level PSA Penderita Adenocarcinoma Prostat

Gambar 14. Distribusi frekuensi penderita adenocarcinoma prostat

6-15 16-25 26-35 36-45 46-55 56-65 86-95 96-105

(49)

Distribusi level PSA penderita adenocarcinoma prostat pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa jumlah pasien penderita adenocarcinoma prostat paling

banyak pada nilai PSA 6-15 ng/ml sebanyak 27,3% (9 pasien), nilai PSA 16-25 ng/ml dan 96-105 ng/ml sebanyak 21,2% (7 pasien), nilai PSA 36-45 ng/ml sebanyak 9,1% (3 pasien), nilai PSA 26-35 ng/ml, 46-55 ng/ml dan

56-65 ng/ml 6,1 % (masing-masing 2 pasien) dan sementara nilai PSA 86-95 ng/ml sebanyak 3,0% (1 pasien). Rata-rata nilai PSA penderita

adenocarcinoma prostat yang ikut dalam penelitian ini adalah 42.7 ±35.50 ng/ml.

4.1.3 Distribusi Grading Histopatologi (Gleason Score)

Gambar 15. Distribusi frekuensi penderita adenocarcinoma prostat berdasarkan Gleason score

score 4 score 5 score 6 score 7 score 8 score 9

(50)

Distribusi frekuensi penderita adenocarcinoma prostat berdasarkan Gleason Score pada Gambar 4 memperlihatkan bahwa pasien

adenocarcinoma prostat memiliki Grading Histopatologi yang terbanyak pada score 6 (33,3%), selanjutnya score 4 (30.1%), score 5 (15.2 %), dan score 7 (9.1 %), sedangkan jumlah pasien paling sedikit di score 8 dan 9 yaitu

masing-masing 2 (6.1%).

Pada uji Normalitas data terhadap variabel Gleason Score dan PSA

menunjukan distribusi normal sehingga digunakan uji korelasi Pearson dan regresi linier sederhana. Hasil analisa data didapati bahwa hubungan PSA terhadap nilai Gleason score menunjukkan hubungan dengan kekuatan

korelasi sedang (r = 0.392), p value 0.024 dan berpola positif, dimana semakin bertambah nilai Gleason Score maka akan diikuti dengan

pertambahan nilai PSA. Dengan nilai koefisien determinasi R² = 0.154. (tabel 1)

Tabel 4. Analisis korelasi dan regresi nilai PSA dengan Gleason score di RS H. Adam Malik Medan thn 2010 – 2012.

Variabel r R2 Persamaan garis P value

PSA 0.392 0.154 PSA = - 8.864+ (9.268 x Gleason) 0.024

(51)

Nilai Gleason

Grafik prediksi hubungan Gleason score terhadap PSA dapat dilihat pada Gambar 16 dibawah ini.

Gambar 16. Prediksi hubungan Antara Grading Histopatologi (Gleason Score) dan Level PSA dengan Regression line.

4.2 Pembahasan

PSA merupakan merupakan tumor marker yang banyak digunakan untuk diagnostik kanker prostat, yang mana dipengaruhi oleh proses patologi

prostat (Radic S .2000). The American Urologic Association merekomendasikan biopsi jarum pada prostat pada laki-laki dengan nilai PSA lebih dari 4 ng/ml, atau pada DRE di jumpai prostat yang tidak normal (AUA

Commentary, 2000).

(52)

Pada hasil penelitian yang dilakukan dari 99 sampel yang sesuai dengan kreteria klinis dan nilai level PSA > 4 ng/dl didapat 33,3% yang

terdiagnosa Adenocarsinoma prostat dan 66,7% bukan merupakan Adenocarsinoma prostat. Hasil histopatologi pasien sebagian besar adalah Benigna Prostat Hyperplasia (BPH) sebanyak 50 pasien, Adenocarcinoma

prostat 33 pasien, Prostat Intraepithelial Neoplasma (PIN) 8 pasien, Prostatitis 3 pasien dan yang lainnya masing-masing 1 pasien. Walaupun PSA

merupakan relatively organ-specific untuk prostat, akan tetapi bukan merupakan spesific malignant neoplasms pada prostat (Aaron Caplan dkk. 2002).

Dari penelitian terlihat bahwa usia pasien penderita adenocarcinoma prostat paling banyak 56 – 60 tahun dan 66 – 67 tahun (24.2%), selanjutnya

usia 71-75 tahun (18.2%) dan 61-65 tahun (18.2%), usia 76 – 80 tahun dan 81

– 85 tahun (masing-masing 3,0%). Rata-rata usia pasien penderita

adenocarcinoma prostat adalah 65.3±7.50 tahun. The American Cancer Society merekomendasikan untuk memulai melakukan screening kanker prostat pada usia 50 tahun (The American Cancer Society.2012). Walaupun

data penelitian juga menunjukan screening awal yang dilakukan sebelum usia 50 tahun dapat meningkatkan kesempatan didalam mendeteksi kanker prostat

(53)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sladana Zivkovic tahun 2004 terhadap 40 pasien menunjukan adanya hubungan positif kuat antara Grading

Histopatologi (Gleason Score) dan level PSA. (Zivkovic S, 2004). Sementara pada penelitian lain dikatakan bahwa Gleason Score tidak memiliki korelasi dengan nilai PSA (Basso D dkk.2000).

Dari penelitian ini yang dilakukan untuk mencari hubungan antara Grading Histopatologi (Gleason Score) dan level PSA, didapat 33 sampel

dengan Adenocarsinoma prostat dengan hasil normalitas variabel data berdistribusi normal dan dalam analisa data , hasilnya antara Grading Histopatologi (Gleason Score) dan nilai PSA menunjukkan hubungan yang

bermakna dengan kekuatan korelasi sedang dan berpola positif artinya dimana pertambahan nilai level PSA akan diikuti dengan penambahan

Grading Histopatologi (Gleason Score) (r=0.392, p=0.024).

Sementara Perbedaan tingkat kekuatan hubungan ini menurut asumsi

(54)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara Grading Histopatologi (Gleason Score) dengan nilai level

PSA dan bersifat positif dimana pertambahan nilai level PSA akan diikuti dengan penambahan Grading Histopatologi (Gleason Score).

5.2 Saran

1. Dalam hal penajaman hasil data yang akan diambil untuk kepentingan

penelitian, perlu adanya peningkatan jumlah sampel.

(55)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Aaron Caplan: Prostate-Specific Antigen and the Early Diagnosis of Prostate Cancer: Pathology Patterns Reviews. Am J Clin Pathol 2002.

Amer. Cancer Soc., Cancer Facts and Figures 2005 Atlanta, GA, 2005.

American Cancer Society: Cancer Facts & Figures 2003. Atlanta, GA: American Cancer Society, 2003.

American Cancer Society. Cancer Facts & Figures 2012. Atlanta, Ga: American Cancer Society; 2012.

AUA Commentary. ―Prostate-specific antigen best practice policy.‖ Oncology,2000; 14(2):267.

Basso D, Fogar P, Piva MG, Novaglica F, Mazza S, Brayer-Galen T et al. Total PSA, free PSA/total PSA ratio and molecular PSA detection in prostate cancer; which is clinically effective and when? Urology 2000;55(5):710-5. Börgermann C, Loertzer H, Hammerer P, et al. [Problems, objective, and

substance of early detection of prostate cancer]. Urologe A 2010 Feb;49(2):181-9.

Carter BS, Bova GS, Beaty TH, et al: Hereditary prostate cancer: Epidemiologic and clinical features. J Urol 150:797, 1993.

Carter HB, Epstein JI, Partin AW: Influence of age and prostate-specific antigen on the chance of curable prostate cancer among men with nonpalpable disease. Urology 1999; 53:126–30

Carter HB, Pearson JD, Metter EJ, Brant LJ, Chan DW, Adres R, et al., Longitudinal evaluation of prostate specific antigen levels in men with and without protate disease, JAMA (1992); 267:pp2,215-2,220.

(56)

Chan JM, Gann PH, Giovannucci EL: Role of diet in prostat cancer development and progression. J Clin Oncol 2005;23(32):8152-60.

Christensson A, Bjork T, Nilsson O, Dahlen U, Matikainen M, Cockett ATK, et

al. Serum prostate specific antigen complexed to α1-antichymotrypsin as an indicator of prostate cancer. J Urol 1993;150:100-105.

Christensson A, Laurell CB, Lilja H. Enzymatic activity of prostate specific antigen and its reactions with extracellular serine proteinase inhibitors. Eur J Biochem 1990; 194:755-763.

Epstein Jl: Allsbrook WC, Jr, Amin MB, Egevad LL, ISUP Grading Commitee: The 2005 International Society of Urological Pathology (ISUP) Consensus Conference on Gleason Grading of Prostatic Carcinoma. Am J Surg Pathol 2005, 29:1228-1242.

Gleason DF. ―Histologic grading of prostate cancer: a perspective.‖

HumanPathology, 1992; 23(3):273.9

Gleason DF. Histologic grading of prostate cancer: a perspective. Hum Path 1992;23:273-9.

Gleason DF. Histologic grading of prostatic carcinoma.In: Bostwick DG (ed). Pathology of the Prostate.Churchill Livingstone: New York, 1990, pp 83– 93.

Gleave ME, Hseih J, Wu H, Echenbach AC von, Chung LWK. Serum prostate specific antigen levels in mice bearing human prostate LNCaP. Tumors are determinated by tumor volume and endocrine and growth factors. Cancer Res 1992;52:1598-605.

Greenlee RT, Murray T, Bolden S, et al. Cancer satistics, 2000. CA Cancer J Clin. 2000;50:7-33.

Hessels D, Verhaegh GW, Schalken JA, Witjes JA. ―Applicability of biomarkers in the early diagnosis of prostate cancer.‖ Expert Rev Mol Diagn,2004; 4:513-26.

(57)

Jemal A, Siegel R, Ward E, et al. Cancer statistics, 2007. CA Cancer J Clin 2007; 57:43-66.

Jemal A, Tiwari R C, Murray T, Ghafoor A, Ward E, et al. Cancer statistics, 2004, CA Cancer J. Clin. (2004); 54: pp. 8-29.

Kim HL,Steinberg GD: New insights and candidate genes and their implication for care of patient with hereditary prostate cancer. Curr Urol Rep 1:9, 2000.

Kirby R, Fitzpatrick J. ―Prostate-specific antigen testing for the early detection of

prostate cancer.‖ BJU Int, 2004; 94(7):966-7.

Lilja H, Christensson A, Dahlěn U, Matikainen M-T, Nilsson O, Pettersson K, et al. Prostate-specific antigen in serum occurs predominantly in complex

with α1-antichymotrypsin. Clin Chem 1991;37:1618-1625.

Luderer AA, Chen YT, Soriano TF, Kramp WJ, Carlson G, Cuny C, et al. Measurement of the proportion of free to prostate specific antigen improves diagnostic performance of prostate specific antigen in the diagnostic gray zone of total prostate specific antigen. Urology 1995;46:187-194.

Montironi R, Mazzucchelli R, Algaba F. Prostate-specific antigen as a marker of prostate disease. Virchows Arch. 2000;436:297-304.

Moyad MA: Selenium and vitamin E supplements of prostate cancer: Evidence or embellishment? Urology 59:9,2002.

Newcomer LM, Stanford JL, Blumenstein BA, Brawer Mk. Temporal trends in rates of prostate cancer: declining incidence of advanced stage disease, 1974-1994. J Urol 1997; 158: 1427-1430.

Poel HG, Schalken JA, Debruyne FMJ. Image analisys and grading of prostate adenocarcinoma. W J Urol 1991;9:86-94.

(58)

Sebo TJ, Bock BJ, Cheville JC, Lohse C,Wollan P, Zincke H. ―The percent of

cores positive for cancer in prostate needle biopsy specimens is strongly

predictive of tumor stage and volume at radical prostatectomy.‖ Journal of

Urology, 2000; 163(1):174.

Stenman U-H, Hakama M, Knekt P, Aromaa A, TeppoL, Leinonen J, Serum concentrations of prostate specific antigen and its complex with a 1-antichymotrypsin before diagnisis of prostate cancer, Lancet (1994);344:pp 1,594-1,598.

Stenman U-H, Leinonen J, Alfthan H, Rannikko S, Tuhkanen K, Alfthan O. A

complex between prostate specific antigen and α-antichymotrypsin is the major form of prostate specific antigen in serum of patients with prostatic cancer. Cancer Res 1991;51:222-226.

Surveillance, Epidemiology, and End Results (SEER) Program

(www.seer.cancer.gov) SEER∗Stat Database: Incidence—SEER 9 Regs

Limited-Use, Nov 2006 Sub (1973–2005), National Cancer Institute,

DCCPS, Surveillance Research Program, Cancer Statistics Branch,

released April 2008, based onthe November 2007 submission.

Surveillance, Epidemiology, and End Results (SEER) Program

(www.seer.cancer.gov) SEER∗StatDatabase: Mortality—All COD,

Public-Use With State, Total U.S. (1969–2005), National CancerInstitute,

DCCPS, Surveillance Research Program, Cancer Statistics Branch,

released April 2008.Underlying mortality data provided by NCHS

(www.cdc.gov/nchs).

Surveillance, Epidemiology, and End Results (SEER) Program

(www.seer.cancer.gov). Prevalence database: ―US Estimated Complete Prevalence Counts on 1/1/2005‖. National Cancer Institute, DCCPS,

Surveillance Research Program, Statistical Research and Applications

Branch, released April 2008, based on the November 2007 SEER data

(59)

TA Stamey, N Yang, AR Hay, JE McNeal, FS Freiha, E Redwine. Prostate-specific antigen as a serum marker for adenocarcinoma of the prostate. N Engl J Med 317:909-916, 1987.

Thompson IM, Ankerst DP, Chi C, Lucia MS, Goodman PJ, Crowley JJ,

ParnesHL, Coltman CA Jr. ―Operating characteristics of prostate-specific

antigen in menwith an initial PSA level of 3.0 ng/ml or lower.‖

JAMA,2005; 294(1):66-70.

Veličković Lj, Katić V, Tasić D, Kutlešić Č, Dimov D, ĐorĎević B et al. Prostate

specific antigen (PSA) in neoplastic dan hiperplastic prostate tissue. Arch Oncol 2001;9(1):100-1.

Walsh PC. Why make an early diagnosis of prostate cancer. J Urol 1990;147:853-4.

Wilson S S, Crawford E d, Screening for prostate cancer, Clin. Prostate Cancer (2004); 3:pp.21-25.

WJ Catalona, DS Smith, TL Ratliff, KM Dodds, DE Coplen, JJ Yuan, JA Petros, Gl Andriole. Measurement of prostate-specific antigen in serum as a screening test for prostate cancer. N Engl J Med 324:1156-1161, 1991. Zickovic s. Correlation between prostate-specific antigen and histopathological

(60)

LAMPIRAN

1. Susunan Peneliti

Peneliti

a. Nama Lengkap : dr. Fachrul Junaidi

b. Fakultas : Kedokteran

c. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

Pembimbing I

a. Nama Lengkap : dr. Syah Mirsya warli, SpU

b. NIP : 19650505 199503 1 001

c. Fakultas : Kedokteran

d. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara e. Bidang Keahlian : Bedah Urologi

Pembimbing II

a. Nama Lengkap : dr. Bungaran Sihombing, SpU

b. NIP : 19551008 198303 1 013

c. Fakultas : Kedokteran

(61)

2. Jadwal Penelitian

Maret 2012

April 2012

Mei 2012

Juni 2012

Juli 2012

PERSIAPAN

PELAKSANA PENYUSUNAN LAPORAN

(62)

3. Naskah Penjelasan Kepada Orang Tua/Kerabat Pasien Lainnya

Yth. Bapak / Ibu ...

Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri. Kami dokter Fachrul Junaidi dan kawan-kawan, bertugas di Departemen Ilmu Bedah FK USU / RSUP H Adam Malik Medan. Saat ini kami sedang melaksanakan penelitian tentang hubungan antara grading histopatologi (Gleason Score) dan level PSA pada kanker prostat.

Bersama ini kami mohon izin kepada Bapak / Ibu / Orang Tua / Kerabat dari ... untuk melakukan pendataan tentang kondisi kesehatan anak / Kerabat Bapak / Ibu tersebut. Kami juga memohon izin kepada Bapak / Ibu untuk melakukan pemeriksaan tersebut diatas pada anak / kerabat yang sedang menjalani penanganan dari penyakit yang dideritanya tersebut.

Persetujuan keikutsertaan Bapak / Ibu terhadap pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan penelitian ini dituangkan dalam naskah Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP). Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian Bapak / Ibu, diucapkan terima kasih.

Hormat Kami, Peneliti

(63)

4. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP)

Saya yang bertandatangan dibawah ini : Nama : ... Umur : ...tahun L / P

Alamat : ... Hubungan dengan pasien : Bapak / Ibu / Anak / Hubungan kerabat lainnya

PERSETUJUAN

untuk dilakukan pendataan tentang kondisi kesehatan anak / kerabat Bapak / Ibu tersebut. Kami juga memohon izin kepada Bapak / Ibu untuk melakukan pemeriksaan terhadap anak / kerabat saya :

Nama : ..., Umur : ... tahun Alamat : ...

yang tujuan, sifat dan perlunya pemeriksaan tersebut diatas, serta resiko yang dapat ditimbulkannya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya mengerti sepenuhnya.

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Yang memberikan penjelasan

dr. ...

Medan, ... 2012 Yang membuat pernyataan persetujuan

(64)
(65)

R E K A P P S A d a n H I S T O P A T O L O G I

R S U P H. Adam Malik - Medan

( Juli 2010 s/d Juni 2012)

Tahun : 2010

NO TANGGAL NO. MR NAMA UMUR PSA Total GLEASON

SCORE HASIL PA

1 30 Juni 2010 435768 Muka Sidabariba 64 tahun 45,8 ng/mL - Benign Hyperplasia Prostat 2 22 Juni 2010 434688 Hisar Manik 68 tahun 1,5 ng/mL - Benign Hyperplasia Prostat 3 28 Agustus 2010 442347 M. Nur Cut 60 tahun 24,1 ng/mL 9 Adenocarcinoma Prostat 4 16 September 2010 442702 Paimin 64 tahun 21,8 ng/mL 4 Adenocarcinoma Prostat 5 29 September 2010 446540 Siloaman Purba 51 tahun 48,1 ng/mL - BenignHyperplasia Prostat 6 04 Oktober 2010 447048 Amiruddin Pohan 68 tahun 21,9 ng/mL - Benign Hyperplasia Prostat 7 30 Oktober 2010 450304 Osman Sinaga 69 tahun 22,3 ng/mL - Benign Hyperplasia Prostat 8 09 Nopember 2010 451408 Imam 71 tahun 10,4 ng/mL - Benign Hyperplasia prostat 9 16 Nopember 2010 451832 Misnan 80 tahun 27,5 ng/mL - Malignant Smear 10 25 Nopember 2010 453107 Djakaris Situmorang 66 tahun 100,0 ng/mL - Benign Hyperplasia Prostat 11 01 Desember 2010 305495 Erlaba Sinuhaji 64 tahun 10,8 ng/mL - Benign Hyperplasia prostat 12 09 Desember 2010 454480 Ruslan Effendi 67 tahun 100,0 ng/mL - Benign Hyperplasia prostat 13 31 Desember 2010 456565 Djalianus Munthe 74 tahun 21,7 ng/mL 4 Adenocarcinoma Prostat

(66)

R E K A P P S A d a n H I S T O P A T O L O G I

R S U P H. Adam Malik - Medan

( Juli 2010 s/d Juni 2012)

Tahun : 2011

NO TANGGAL NO.

MR NAMA UMUR PSA Total

GLEASON

SCORE HASIL PA

(67)
(68)

41 15 Nopember 2011 493761 Musti 65 tahun 9,3 ng/mL - Benign Prostat Hyperplasia 42 24 Nopember 2011 495254 Jemu 67 tahun 8,3 ng/mL - Benign Prostat Hyperplasia (BPH) 43 25 Nopember 2011 491418 Yahman 64 tahun 12,0 - Benign Hyperplasia Prostat 44 30 Nopember 2011 495975 Marisi Marpaung 56 tahun 100,0 ng/mL - Sediaan mungkin belum adekuat 45 05 Desember 2011 496485 Jantoni Pandiangan 50 tahun 13,1 ng/mL - Benign Hyperplasia Prostat 46 08 Desember 2011 496800 Humala Limbong 62 tahun 15,3 ng/mL - Benign Hyperplasia prostat 47 08 Desember 2011 491387 Lermin Gultom 65 tahun 7,8 ng/mL - Bening Hyperplasia prostat 48 13 Desember 2011 495671 M. Djuned 72 tahun 56 ng/dl 6 Adenocarcinoma Prostat 49 16 Desember 2011 497444 Rimun 71 tahun 10,8 ng/mL - Benign Hyperplasia Prostat

50 19 Desember 2011 432669 Sahrin Daulay 70 tahun 5,9 ng/mL -

Prostat Intra Epithelial Neoplasma (PIN)

(69)

R E K A P P S A d a n H I S T O P A T O L O G I

R S U P H. Adam Malik - Medan

( Juli 2010 s/d Juni 2012)

Tahun : 2012

NO TANGGAL NO.

MR NAMA UMUR PSA Total

GLEASON

SCORE HASIL PA

1 03 Januari 2012 496259 Ribun Hutabarat 66 tahun 21,9 ng/mL - Benign Hyperplasia prostat 2 07 Januari 2012 496892 Emta Kembaren 67 tahun 13,8 ng/mL - benign hyperplasia prostat 3 07 Januari 2012 477634 Amirullah 58 tahun Tidak ada - benign hyperplasia prostat 4 17 Januari 2012 501251 Arosakhi Gulo 50 tahun 10,9 ng/mL - benign hyperplasia prostat 5 18 Januari 2012 501563 Ambi 72 tahun 8,3 ng/mL - Prostatitis

6 18 Januari 2012 501496 M. Kanan Sitepu 66 tahun 8,0 ng/mL - Prostat Intraepithelial Neoplasma 7 26 Januari 2012 502236 M. Thaib. HB 71 tahun 13,5 ng/mL - Benign Hyperplasia prostat 8 27 Januari 2012 502515 Tanwir Meha 66 tahun 24,7 ng/mL - benign hyperplasia prostat 9 03 Februari 2012 216245 Yusuf Rezeki Tarigan 74 tahun 89,4 ng/mL 7 Adenocarcinoma prostat 10 13 Februari 2012 504462 Pematang Situmorang 70 tahun 6,0 ng/mL 5 Adenocarcinoma Prostat 11 14 Februari 2012 502932 Kasrun 73 tahun 6,5 ng/mL - Benign Hyperplasia prostat 12 14 Februari 2012 504433 Ojahan Pakpahan 51 tahun 15,4 ng/mL - Benign Hyperplasia prostat 13 18 Februari 2012 505085 Kasnadi 62 tahun 23,4 ng/mL - Prostatitis

(70)

17 06 Maret 2012 506648 Ngatimin 60 tahun 11,8 ng/mL - Prostat Intraepithelial Neoplasia 18 10 Maret 2012 505218 Rahman Abdul Manaf 52 tahun 6,7 ng/mL - Prostatitis

19 12 Maret 2012 507472 Khaidir 76 tahun 16,9 ng/mL 4 Adenocarcinoma Prostat 20 14 Maret 2012 505361 Tigo Kaloan H 71 tahun 45,3 ng/mL 6 Adenocarcinoma Prostat 21 17 Maret 2012 508338 Ridwan 58 tahun 100,0 ng/mL 6 Adenocarcinoma Prostat 22 20 Maret 2012 508622 Makdin Sihotang 61 tahun 100,0 ng/mL 7 Adenocarcinoma Prostat 23 20 Maret 2012 508627 Sudin 58 tahun 60,3 ng/mL 6 Adenocarcinoma Prostat 24 21 Maret 2012 508816 Bosar Hutagalung 67 tahun 29,3 ng/mL 4 Adenocarcinoma Prostat 25 22 Maret 2012 508783 Tumpal Tampubolon 69 tahun 6,4 ng/mL 5 Adenocarcinoma Prostat

26 07 April 2012 510608

Budiman Lumban

Toruan 70 tahun 38,7 ng/mL 5 Adenocarcinoma Prostat 27 26 April 2012 512714 Syahbuddin 76 tahun 12,1 ng/mL - Benign Hyperplasia prostat 28 28 April 2012 469175 Salimin 69 tahun 11,8 ng/mL 4 Adenocarcinoma Prostat 29 05 Mei 2012 513828 Abanuddin 58 tahun 13,0 ng/mL - Benign Hyperplasia prostat

30 24 Mei 2012 515895 Edison Sitepu 65 tahun 12,6 ng/mL -

Prostat Intraepithelial Neoplasia (PIN)

(71)

Statistics

99 98 99 99 33 33

0 1 0 0 66 66

65.3030 42.6284 1.6566 2.4545 42.7667 2.5455

65.0000 15.5000 2.0000 2.0000 29.3000 2.0000

65.00 100.00 2.00 2.00 100.00 1.00

7.60968 133.34245 .47727 2.22359 35.50092 1.58293

Valid

score hasil PA Nilai PSA kategori PSA

(72)
(73)
(74)

Frequency Table

(75)
(76)

Explore

Case Processing Summary

33 33.3% 66 66.7% 99 100.0%

Nilai PSA

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

(77)

Explore

Frequencies

Case Processing Summary

33 33.3% 66 66.7% 99 100.0%

Nilai Gleason

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Gambar

Gambar 1. Usia kanker prostat disesuaikan dengan tingkat kematian per 100000                  laki-laki dari beberapa negara pada tahun 2000
Gambar 2.  Carter HB, Epstein JI, Partin AW: Influence of age and prostate-          Specific antigen  on  the  chance  of  curable   prostate   cancer                    among  men  with nonpalpable disease
Tabel 2. The five patterns according to the original Gleason Five
Gambar 4 Adenocarcinoma Prostat-
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu data demografi yang berisi identitas pasien kanker kolorektal dengan tindakan kolostomi, dan konsep diri yang terdiri dari beberapa

Analisa distribusi kanker payudara berdasarkan stadium TNM Berdasarkan hasil penelitian, dari 212 orang penderita kanker payudara di tahun 2012-2013, stadium sistem TNM yang

Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder pasien kanker serviks yang dirawat di RSUP H.Adam Malik pada tahun 2012.. Tempat dan Waktu Penelitian

Desember 2013 dengan pengambilan data dari rekam medis penderita kanker serviks yang di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012.. Pengambilan data menggunakan metode

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran histopatologi karsinoma kolorektal yang paling banyak di Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum Pusat haji Adam Malik, Medan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran histopatologi karsinoma kolorektal yang paling banyak di Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum Pusat haji Adam Malik, Medan

Di Indonesia sendiri, menurut data dari GLOBOCAN Project, kanker kolorektal menempati urutan ketiga kanker terbanyak, setelah kanker payudara dan kanker paru.. Adapun angka

Berdasarkan tabel 4.4 menyatakan bahwa dari hasil uji analisa dengan menggunakan uji Chi Square dijumpai nilai p = 0.620 (p&gt;0,05) yang artinya menyatakan