Informasi Dokumen
- Penulis:
- Pratiwi Putri Lestari
- Pengajar:
- Dr. Rumondang Bulan, MS
- Dr. Zuhrina Masyithah, ST, MSc
- Prof.Dr.Ir.Setiaty Pandia
- Dr. Halimatuddahliana, ST, MSc
- Sekolah: Universitas Sumatera Utara
- Mata Pelajaran: Teknik Kimia
- Topik: Pemanfaatan Minyak Goreng Jelantah Pada Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair
- Tipe: tesis
- Tahun: 2010
- Kota: Medan
Ringkasan Dokumen
I. PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang pentingnya pemanfaatan minyak goreng jelantah dalam pembuatan sabun cuci piring cair. Minyak goreng bekas yang sering digunakan dalam rumah tangga berpotensi mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengolah kembali minyak goreng bekas menjadi produk yang lebih berguna, yaitu sabun cuci piring cair, yang dapat membantu mengurangi limbah dan meningkatkan kesadaran tentang penggunaan sumber daya yang berkelanjutan.
1.1 Latar Belakang
Minyak goreng merupakan bahan pokok yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan berulang kali dapat menyebabkan perubahan sifat minyak dan berpotensi membahayakan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah minyak goreng bekas menjadi sabun cuci piring cair, yang tidak hanya memberikan solusi terhadap limbah, tetapi juga menciptakan produk yang bermanfaat.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini berfokus pada pengaruh pemakaian minyak jelantah terhadap kualitas sabun yang dihasilkan, termasuk kadar asam lemak bebas, bilangan iodin, kadar air, dan warna. Hal ini penting untuk menentukan seberapa efektif pemanfaatan minyak goreng bekas dalam pembuatan sabun.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode pembuatan sabun cuci piring cair dari minyak goreng bekas, menganalisis kualitas minyak yang telah dimurnikan, serta mengevaluasi pengaruh variabel seperti konsentrasi KOH dan temperatur terhadap hasil akhir sabun.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif pengelolaan limbah minyak goreng bekas dan memberikan informasi tentang pembuatan sabun cuci piring cair yang sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Hal ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya daur ulang bahan-bahan yang tidak terpakai.
1.5 Lingkup Penelitian
Lingkup penelitian ini mencakup pemanfaatan minyak goreng bekas dari penggorengan tahu dan tempe, serta proses pemurnian dan pembuatan sabun cuci piring cair yang dilakukan di laboratorium kimia. Variabel yang diteliti termasuk konsentrasi KOH, temperatur, dan jenis pewarna yang digunakan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memberikan tinjauan tentang lemak dan minyak, serta proses pembuatan sabun cuci piring cair. Penjelasan mengenai karakteristik minyak goreng dan bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan minyak goreng bekas sangat penting untuk memahami latar belakang penelitian ini.
2.1 Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida yang memiliki peran penting dalam kehidupan. Pengetahuan tentang struktur kimia lemak dan minyak, serta perbedaan antara lemak jenuh dan tidak jenuh, sangat diperlukan untuk memahami proses saponifikasi dalam pembuatan sabun.
2.2 Kandungan Minyak Goreng
Minyak goreng mengandung berbagai senyawa, terutama lemak. Memahami komposisi minyak goreng dan standar mutu yang berlaku sangat penting dalam penelitian ini untuk memastikan kualitas sabun yang dihasilkan memenuhi syarat.
2.3 Jenis Bahan Pangan yang Digoreng
Tahu dan tempe merupakan bahan pangan yang umum digoreng di Indonesia. Pengetahuan tentang karakteristik bahan pangan ini membantu dalam memahami bagaimana minyak goreng bekas dapat mempengaruhi kualitas sabun cuci piring cair.
2.4 Bahaya Minyak Goreng Bekas
Penggunaan minyak goreng bekas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian ini menyoroti bahaya yang ditimbulkan oleh konsumsi minyak yang telah digunakan berulang kali dan pentingnya pemanfaatan kembali untuk mengurangi limbah.
2.5 Pemurnian Minyak Goreng Bekas
Proses pemurnian minyak goreng bekas meliputi penghilangan bumbu, netralisasi, dan pemucatan. Memahami tahapan ini sangat penting untuk memastikan bahwa minyak yang digunakan dalam pembuatan sabun memenuhi standar kualitas yang diperlukan.
2.6 Karbon Aktif
Karbon aktif berperan penting dalam proses pemucatan minyak goreng. Pengetahuan tentang sifat dan penggunaan karbon aktif dalam pemurnian minyak goreng bekas sangat relevan untuk meningkatkan kualitas sabun yang dihasilkan.
2.7 Sabun Cair
Sabun cair dihasilkan dari proses saponifikasi lemak atau minyak. Memahami proses ini dan sifat-sifat sabun yang dihasilkan sangat penting untuk penelitian ini, terutama dalam konteks pembuatan sabun cuci piring cair.
2.8 Sabun Cuci Piring Cair Bertindak Membersihkan
Sabun memiliki kemampuan untuk mengangkat kotoran dari permukaan. Memahami mekanisme kerja sabun dalam membersihkan sangat penting untuk mengevaluasi efektivitas sabun cuci piring cair yang dihasilkan dari minyak goreng bekas.
2.9 Bahan Pewarna
Bahan pewarna yang digunakan dalam pembuatan sabun cuci piring cair dapat mempengaruhi daya tarik produk. Penelitian ini mengeksplorasi penggunaan pewarna alami dan buatan untuk meningkatkan kualitas sabun.
2.10 Penentuan Karakterisasi atau Mutu Sabun Cuci Piring Cair
Karakterisasi sabun cuci piring cair dilakukan untuk menentukan kualitas produk akhir. Memahami parameter yang digunakan dalam pengujian mutu sangat penting untuk memastikan bahwa sabun yang dihasilkan memenuhi standar.
III. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian ini mencakup lokasi penelitian, bahan dan peralatan yang digunakan, serta prosedur yang diikuti dalam pembuatan sabun cuci piring cair dari minyak goreng bekas. Penjelasan yang jelas tentang metodologi sangat penting untuk memastikan reproduktifitas dan validitas hasil penelitian.
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di beberapa lokasi, termasuk laboratorium kimia FMIPA USU. Memilih lokasi yang tepat sangat penting untuk memastikan bahwa penelitian dapat dilakukan dengan baik dan hasil yang diperoleh dapat diandalkan.
3.2 Bahan dan Peralatan
Bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi minyak goreng bekas, KOH, karbon aktif, dan berbagai alat laboratorium. Memastikan ketersediaan bahan dan peralatan yang sesuai sangat penting untuk keberhasilan penelitian.
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian mencakup langkah-langkah dalam pemurnian minyak goreng bekas dan pembuatan sabun cuci piring cair. Memahami prosedur ini penting untuk memastikan bahwa setiap langkah dilakukan dengan benar untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
3.4 Bagan Alir Penelitian
Bagan alir penelitian memberikan gambaran visual tentang proses yang dilakukan. Ini membantu dalam memahami alur kerja dan memastikan bahwa semua langkah penelitian diikuti dengan benar.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bagaimana kualitas sabun cuci piring cair yang dihasilkan dari minyak goreng bekas dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Pembahasan mengenai analisis yang dilakukan memberikan wawasan tentang efektivitas pemanfaatan minyak goreng bekas dalam pembuatan sabun.
4.1 Analisa Kadar Asam Lemak Bebas (FFA)
Analisis kadar asam lemak bebas pada minyak goreng bekas menunjukkan bahwa kadar FFA dapat berkurang setelah proses pemurnian. Ini penting untuk memastikan bahwa sabun yang dihasilkan tidak mengandung asam lemak bebas yang berlebihan.
4.2 Analisa Bilangan Iodin (IV)
Bilangan iodin digunakan untuk menentukan derajat ketidakjenuhan minyak. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemurnian minyak goreng bekas dapat meningkatkan kualitas minyak yang digunakan dalam pembuatan sabun.
4.3 Analisa Warna
Analisis warna pada sabun cuci piring cair menunjukkan bahwa penggunaan karbon aktif dalam pemurnian berhasil mengurangi warna yang tidak diinginkan. Ini penting untuk estetika produk akhir.
4.4 Analisa Kadar Air (%)
Kadar air dalam sabun cuci piring cair harus dijaga agar tidak melebihi batas yang ditetapkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar air sabun yang dihasilkan memenuhi standar yang ditetapkan.
4.5 Analisa Bilangan Penyabunan
Bilangan penyabunan menunjukkan jumlah KOH yang diperlukan untuk menyabunkan minyak. Hasil analisis menunjukkan bahwa sabun cuci piring cair yang dihasilkan memiliki bilangan penyabunan yang sesuai dengan standar.
4.6 Analisa Banyak Busa
Analisis banyak busa pada sabun cuci piring cair menunjukkan bahwa sabun yang dihasilkan memiliki kemampuan berbusa yang baik. Ini penting untuk efektivitas produk dalam membersihkan.
4.7 Uji Daya Cuci
Uji daya cuci dilakukan untuk mengevaluasi seberapa efektif sabun dalam menghilangkan kotoran. Hasil menunjukkan bahwa sabun cuci piring cair yang dihasilkan mampu membersihkan dengan baik.
4.8 Uji Kualitas Warna Sabun Cuci Piring Cair Dengan Penambahan Pewarna Alami
Uji kualitas warna menunjukkan bahwa penambahan pewarna alami tidak mempengaruhi kualitas sabun secara signifikan. Ini menunjukkan bahwa pewarna alami dapat digunakan tanpa mengurangi efektivitas sabun.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa minyak goreng bekas dapat dimanfaatkan dengan baik untuk pembuatan sabun cuci piring cair. Penelitian ini memberikan saran untuk penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan limbah minyak goreng dan pengembangan produk yang lebih berkelanjutan.
5.1 Kesimpulan
Minyak goreng bekas dapat dimanfaatkan menjadi sabun cuci piring cair yang berkualitas baik. Proses pemurnian yang tepat dapat meningkatkan kualitas minyak dan hasil akhir sabun.
5.2 Saran
Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai variabel lain yang dapat mempengaruhi kualitas sabun, serta potensi penggunaan minyak goreng bekas dalam produk lain yang lebih berkelanjutan.