• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Komunikasi Pemasaran Sentra Kuliner Bangbarung, Bogor.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Komunikasi Pemasaran Sentra Kuliner Bangbarung, Bogor."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN

SENTRA KULINER BANGBARUNG BOGOR

MUHAMMAD DEMMY BUSTHOMI

I34100054

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Komunikasi Pemasaran Sentra Kuliner Bangbarung Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, 6 Oktober 2016

Muhammad Demmy Busthomi

(4)
(5)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(6)
(7)

ABSTRAK

MUHAMMAD DEMMY BUSTHOMI, Efektivitas Komunikasi Pemasaran Sentra Kuliner Bangbarung, Bogor. Dibimbing oleh NINUK PURNANINGSIH

Wisata Kuliner merupakan suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu, dengan berbagai macam tujuan tertentu guna memenuhi kebutuhan atau keinginan yang berhubungan dengan masakan dan makanan. Bauran komunikasi pemasaran, terdiri delapan model komunikasi pemasaran yaitu iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), acara dan pengalaman (sponsorship marketing), hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity), pemasaran langsung dan pemasaran interaktif (direct marketing), pemasaran dari mulut kemulut (word of mouth), penjualan personal (personal selling). Strategi komunikasi pemasaran ini bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan pada konsumen yaitu, perubahan pengetahuan, tahap perubahan sikap, dan tahap perubahan tingkah laku. Dalam penelitian ini, unit wisata kuliner yang diteliti adalah Sentra Kuliner Bangbarung, Bogor. Sentra Kuliner Bangbarung merupakan salah satu lokasi wisata kuliner di Kota Bogor serta pernah diliput diberbagai media dan menjadi bahan perbincangan di media sosial. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana efektifitas komunikasi pemasaran Sentra Kuliner Bangbarung yang dilakukan.

Kata kunci: kuliner, bauran komunikasi pemasaran, efektivitas komunikasi pemasaran

ABSTRACT

MUHAMMAD DEMMY BUSTHOMI. Marketing Communication Effectiveness

of Sentra Kuliner Bangbarung, Bogor. Supervised by NINUK PURNANINGSIH

The Culinary travel is a travel that doing it temporary, it is purposes in order to meet the needs or desires related to cooking and food. Marketing communications mix, consisting of eight models of marketing communications, advertising, sales promotion, sponsorship marketing, public relations and publicity, direct marketing, word of mouth marketing, personal selling. This marketing communication strategy aims to achieve three stages of change in the consumer, that is changes in knowledge, attitude change phases, and phase changes in behavior. In this study, the research unit is Sentra Kuliner Bangbarung. Sentra Kuliner Bangbarung is one of the culinary tourist sites in the city of Bogor and its had been covered in various media and become the subject of conversation in social media. Based on the above description, researchers interested in studying how marketing communication effectiveness of Sentra Kuliner Bangbarung.

(8)
(9)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN

SENTRA KULINER BANGBARUNG, BOGOR

MUHAMMAD DEMMY BUSTHOMI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(10)
(11)
(12)
(13)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi yang

berjudul “Efektivitas Komunikasi Pemasaran Sentra Kuliner Makanan

Jajanan Bangbarung Bogor” ini ditujukan untuk memenuhi syarat pengambilan

data lapangan dan skripsi pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terimakasih Penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya yang begitu besar sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Selaku pembimbing skripsi penulis, Ibu Ninuk Purnaningsih, yang telah sangat sabar membimbing penulis serta meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan masukan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Kepada keluarga penulis, Bapak Deden Jubaedi, Ibu Umi Kulsum, Atsa Suwardi, dan Alya Raisa Faiza, yang telah memberikan doa dan dukungan yang besar kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih juga kepada kepada keluarga besar dari ayah dan ibu yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan skirpsi ini. Tidak lupa pula kepada teman-teman penulis di SKPM 47, Audi, Ayu, Astri, Fuad, Bram, Riki, Bang Fingki, Jamal dan lain-lain yang penulis tidak bisa ucapkan satu persatu yang selalu memberikan semangat serta dukungan moril dan non-moril kepada penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak

Bogor, Oktober 2016

(14)
(15)

DAFTAR ISI

Efektifitas Komunikasi Pemasaran ... 8

Karakteristik Pengunjung ... 9

Kerangka Pemikiran ... 11

Hipotesis Penelitian ... 12

Definisi Operasional ... 13

PENDEKATAN LAPANGAN ... 16

Metode Penelitian ... 16

Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

Teknik Pengambilan Responden dan Informan ... 16

Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 17

GAMBARAN UMUM PENELITIAN ... 18

Profil Sentra Kuliner Bangbarung ... 18

Fasilitas dan Daya Sentra Kuliner Bangbarung ... 19

Bauran Komunikasi Pemasaran ... 22

Hubungan dengan masyarakat atau jasa ... 22

Iklan ... 23

Promosi Penjualan ... 23

Acara dan Pengalaman ... 23

Pemasaran Langsung dan Pemasaran Interaktif ... 24

Penjualan personal ... 25

Pemasaran dari mulut ke mulut ... 25

KARAKTERISTIK PENGUNJUNG SENTRA KULINER BANGBARUNG ... 26

Usia ... 26

Jenis Kelamin ... 27

Jenis Pekerjaan ... 27

Tingkat Pendapatan ... 27

Motivasi Berkunjung ... 28

(16)

Ragam Bauran Komunikasi Pemasaran ... 29

Frekuensi Penerimaan Pesan ... 29

Ekuitas Merek ... 30

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN ... 32

Aspek Kognitif ... 32

Aspek Afektif ... 32

Aspek Konatif ... 33

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN ... 35

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Kognitif ... 35

Pengaruh Usia terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Kognitif ... 37

Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Kognitif ... 37

Pengaruh Jenis Pekerjaan terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Kognitif ... 37

Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Kognitif ... 38

Pengaruh Motivasi terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Kognitif ... 38

Pengaruh Bauran Komunikasi terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Kognitif ... 38

Pengaruh Frekuensi Penerimaan Pesan terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Kognitif ... 38

Pengaruh Equitas Merek terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Kognitif ... 39

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Afektif ... 39

Pengaruh Usia terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Afektif ... 41

Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Afektif ... 41

Pengaruh Jenis Pekerjaan terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Afektif ... 41

Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Afektif ... 42

Pengaruh Motivasi terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Afektif ... 42

Pengaruh Bauran Komunikasi terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Afektif ... 42

Pengaruh Frekuensi terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Afektif ... 42

(17)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Pemasaran

berdasarkan Aspek Konatif ... 43

Pengaruh Usia terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Konatif ... 45

Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Konatif ... 45

Pengaruh Jenis Pekerjaan terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Konatif ... 45

Pengaruh Tingkat Pendapatan terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Konatif ... 45

Pengaruh Motivasi terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Konatif ... 46

Pengaruh Bauran Komunikasi terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Konatif ... 46

Pengaruh Frekuensi Penerimaan Pesan terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Konatif... 46

Pengaruh Equitas Merek terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Konatif ... 46

PENUTUP ... 48

Simpulan ... 48

Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN ... 53

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Place, Product, Price, dan Promotion menurut Lamb, Hair, dan Mc

Daniel (2006) ... 5

Tabel 2 Demografi Konsumen Menurut Sumarwan (2004) ... 9

Tabel 3 Definisi Operasional ... 13

Tabel 4. Pemilihan responden melalui Cluster Random Sampling ... 17

Tabel 5 Daftar UMKM yang terdata oleh Kelurahan tahun 2015 ... 19

Tabel 6 Karakteristik Pengunjung Sentra Kuliner Banbangbarung ... 26

Tabel 7 Ragam bauran komunikasi pemasaran ... 29

Tabel 8 Frekuensi penerima pesan ... 30

Tabel 9 Unsur Ekuitas Merek ... 31

Tabel 10 Jumlah dan persentase pengunjung Sentra Kuliner Bangbarung berdasarkan aspek kognitif ... 32

Tabel 11 Jumlah dan persentase pengunjung Sentra Kuliner Bangbarung berdasarkan aspek afektif ... 33

Tabel 12 Jumlah dan persentase pengunjung Sentra Kuliner Bangbarung berdasarkan aspek konatif ... 33

Tabel 13 Hasil uji statistik analisa regresi linier faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi pemasaran berdasarkan aspek kognitif ... 36

Tabel 14 Signifikansi pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi pemasaran berdasarkan aspek kognitif pengunjung ... 37

Tabel 15 Hasil uji statistik analisa regresi linier faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi pemasaran berdasarkan aspek afektif ... 40

Tabel 16 Signifikansi pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi pemasaran berdasarkan aspek afektif pengunjung ... 41

Tabel 17 Hasil uji statistik analisa regresi linier faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi pemasaran berdasarkan aspek konatif ... 44

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tahapan Pencapaian Tujuan Komunikasi menurut Kusumastuti (2009) ... 5

Gambar 2 Tahapan Kesadaran Merek menurut Aaker (1991) ... 7

Gambar 3 Kerangka Pemikiran Efektivitas Komunikasi Pemasaran Sentra Kuliner Bangbarung ... 11

Gambar 4 Perjalanan Menuju Sentra Kuliner dari Stasiun Bogor ... 20

Gambar 5 Perjalanan menuju Sentra Kuliner Bangarung dari Pintu Tol Lingkar Luar Bogor ... 21

Gambar 6 Perjalanan menuju Sentra Kuliner Bangbarung dari Pintu Tol Bogor ... 21

Gambar 7 Pemetaan Fasilitas Sentra Kuliner Bangbarung ... 22

Gambar 8. Bangbarung Festival ... 23

Gambar 9. Panguyuban Kreatif ... 24

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian ... 55

Lampiran 2. Jadwal Penelitian ... 57

Lampiran 3. Hasil Uji Statistik ... 58

Lampiran 4. Daftar Nama dan Karakteristik Responden ... 61

(21)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia memiliki berbagai macam kuliner yang khas serta mencerminkan kebudayaan suatu daerah itu sendiri, seperti Pempek khas Palembang, Pecel Pincuk dari Madiun, Tahu Campur khas Lamongan, Soto Banjar, Sate Madura dan Coto Makassar. Kuliner khas Indonesia ini telah diperkenalkan di berbagai pameran kuliner dari dalam maupun luar negeri. Tidak hanya untuk melestarikan keberagaman kuliner, pameran ini juga bertujuan untuk menarik para wisatawan untuk berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia. Dengan begitu pertumbuhan bisnis kuliner di indonesia dapat mengalami perkembangan. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2012 pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai angka 8% dan pada tahun 2013 menjadi 13% Dengan adanya pertumbuhan bisnis pada sektor kuliner, maka akan menumbuhkan rantai usaha dan meningkatkan permintaan produk pertanian.

Pertumbuhan bisnis pada sektor kuliner di indonesia turut mempengaruhi salah satu kota penyangga ibukota Jakarta, yaitu Kota Bogor. Kedekatan wilayah ini pula yang telah menjadikan Kota Bogor telah destinasi wisata masyarakat ibukota dalam mengisi akhir pekan maupun hari libur. Pemerintah Kota Bogor saat ini telah merevitalisasi berbagai ruang terbuka publik dan tentunya selain memperindah sudut kota juga bertujuan untuk menarik wisatawan agar mengunjugi Kota Bogor itu sendiri. Revitalisasi juga dilakukan di tempat wisata kuliner di Bogor, terlihat dari perubahan Kota Pecinan Kota Bogor yang berlokasi di Jln Surya Kencana. Bima Arya selaku Walikota Bogor, pernah menyatakan

dalam peresmian revitalisasi ruang terbuka publik “Air Mancur” bahwa masih

banyak tempat kuliner yang tersebar di Kota Bogor seperti di Surya Kencana, Taman Kencana Gang Selot, dan Bangbarung.

Peran komunikasi pemasaran dalam dunia kuliner sangat berpengaruh karena mampu membuat produk dapat dikenal baik oleh khalayak luas. Komunikasi pemasaran merupakan suatu usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar (Kotler & Keller, 2009). Menambahkan, menurut Tjiptono (2008) komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen tentang produk dan merek yang mereka gunakan Agar komunikasi pemasaran berjalan secara efektif, perlunya strategi dalam menjalankan pemasaran ini. Menurut Kusumastuti (2009) strategi komunikasi pemasaran bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan, yaitu tahap perubahan pengetahuan, tahap perubahan sikap, dan tahap perubahan tingkah laku.

(22)

(2010) adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi. sehingga faktor eksternal maupun internal konsumen sangat mempengaruhi segala tindakannya.

Dalam komunikasi pemasaran sering dikaitkan dengan bauran komunikasi pemasaran. Kotler dan Keller (2009) menggunakan istilah bauran komunikasi pemasaran, terdiri delapan model komunikasi pemasaran yaitu iklan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), acara dan pengalaman (sponsorship marketing), hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity), pemasaran langsung dan pemasaran interaktif (direct marketing), pemasaran dari mulut kemulut (wordofmouth), penjualan personal (personalselling).

Bauran komunikasi yang dilakukan oleh berbagai pelaku usaha turut meningkatkan nilai suatu merek dari suatu produk. Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang dan jasa kepada perusahaan atau pelanggan. Menurut Aaker (2001), ekuitas merek dikelompokkan menjadi 5 kategori, yaitu Kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek, dan aset-aset hak milik merek lain, mewakili aset distribusi seperti paten, dan saluran distribusi.

Sentra Kuliner Bangbarung merupakan salah satu destinasi wisata kuliner yang turut diperkenalkan oleh Walikota Bogor. Sentra Kuliner ini berlokasi sepanjang di Jln H Achmad Sobana dan waktu operasinya mulai dari pagi hari (jam 05.00 mulai kaki lima membuka tokonya) hingga malam hari (jam 22.00). Sentra Kuliner Bangbarung telah ditetapkan sebagai salah satu pusat destinasi kuliner yang dijalankan oleh beberapa kumpulan UKM, pengusaha, organisasi masyarakat, serta memperkenalkan berbagai kuliner yang dimiliki kota Bogor. Sentra Kuliner Bangbarung memiliki berbagai macam makanan jajanan olahan pertanian yang disajikan oleh pedagang kaki lima hingga tempat makan non-PKL yang memiliki tempat makan yang nyaman, sehingga memiliki berbagai variasi rasa dan harga dan semua kalangan mampu untuk menjangkaunya.

(23)

Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibangun beberapa masalah penelitian yang dapat dirumuskan oleh pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana karakteristik konsumen serta karakteristik komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Sentra kuliner Bangbarung Bogor?

2. Bagaimana efektivitas komunikasi pemasaran yang dilakukan Sentra Kuliner Bangbarung Bogor?

3. Bagaimana karakteristik konsumen dan karakteristik komunikasi pemasaran dalam mempengaruhi efektifitas komuikasi pemasaran yang dilakukan oleh Sentra kuliner Bangbarung Bogor?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini di antaranya adalah untuk:

1. Menganalisis karakteristik konsumen serta karakteristik komunikasi pemasaran sentra kuliner Bangbarung, Bogor

2. Menganalisis efektivitas komunikasi pemasaran sentra kuliner Bangbarung 3. Menganalisis karakteristik konsumen dan karakteristik komunikasi pemasaran dalam mempengaruhi efektifitas komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Sentra Kuliner Bangbarung, Bogor..

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:

1. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber referensi mengenai peran pemerintah serta pelaku usaha dalam menggunakan komunikasi pemasaran ada agar tidak kalah dengan pesaing dan mampu untuk menjaga eksistensi usahanya

2. Bagi pelaku usaha, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menerapkan bauran komunikasi pemasaran untuk mempertahankan eksistensi perusahaan.

3. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait komunikasi pemasaran.

4.

(24)

PENDEKATAN TEORITIS

Tinjauan Pustaka

Komunikasi Pemasaran

Komunikasi Pemasaran berupakan gabungan dari 2 kata yang memiliki makna yang berbeda, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi menurut Theodorson dan Theodorson dalam McQuall dan Windahl (1981) menjelaskan bahwa sebuah penyampaian informasi, ide, sikap, atau emosi dari satu orang atau kelompok ke orang atau kelompok lainnya. Pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan mejanlankan suatu proses, harga, promosi, serta distribusi sejumlah barang dan jasa, untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi (Kotler 2001). Sehingga dapat katakan komunikasi pemasaran merupakan penyampaian pesan yang mencangkup informasi mengenai produk atau jasa yang ditawarkan pihak produsen kepada individu atau organisasi yang menjadi sasaran tujuan penjualan.

Menurut Kottler dan Keller (2006) komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen – langsung atau tidak lansung – tentang produk dan merek yang mereka gunakan. Tjiptono (2008) menambahkan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal produk yang ditawarkan bersangkutan.

(25)

Bauran Komunikasi Pemasaran

Bauran komunikasi pemasaran merupakan salah satu strategi dalam bauran pemasaran namun berfokus kepada mempromosikan produk suatu produsen kepada khalayak. Mengutip pernyataan Lamb, Hair, dan Mc Daniel (2006) dalam Rangkuti (2010) menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah strategi produk, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju. Bauran pemasaran juga terkenal akan 4P, yaitu Place, Product, Price, dan

Promotion, jika digabung dengan aplikasi pemasaran yang berhubungan dengan konsumen atau disebut 4C di mana Product akan menjadi Costumer Solution,

Price menjadi Costumer Cost, Place menjadi Convenience, dan Promotion

menjadi Communication

Tabel 1 Place, Product, Price, dan Promotion menurut Lamb, Hair, dan Mc Daniel (2006)

Four of P Four of C

Place Convienience

Product Costumer Solution

Price Costumer Cost

Promotion Comunication

TAHAPAN PENCAPAIAN TUJUAN KOMUNIKASI

Awareness Stage

Interest Stage

Loyalty Stage

STRATEGI KOMUNIKASI

Knowledge Change Strategy

Attitude Change Strategy

Behavior Change Strategy

(26)

Menurut Kotler dan Keller (2009) terdapat delapan model bauran komunikasi pemasaran yakni iklan, promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat, publisitas, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut kemulut, penjualan personal. (1) Iklan, semua bentuk terbayar dari prestasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas; (2) Promosi penjualan, berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu; (3) Hubungan masyarakat atau jasa, beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individunya; (4) Event, pengalaman dan publisitas, Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu; (5) Pemasaran interaktif, kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa; (6) Pemasaran langsung, penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan meminta respons atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu; (7) Pemasaran dari mulut ke mulut, komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antarmasyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau menggunakan produk jasa; (8) Penjualan personal, interaksi tatap muka dengan salah satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan.

Berman et al. (1998) mengatakan bahwa bauran penjualan eceran adalah kegiatan yang terdiri dari lokasi toko, prosedur operasi barang dan jasa yang ditawarkan, harga, suasana toko, pelayanan, dan distribusi. Untuk fungsi dari perdagangan eceran penulis mengacu pada teori dari Davidon et al (1988) yaitu: (1) Menyediakan produk dan jasa yang di antisipasi untuk memenuhi dan keinginan konsumen; (2) Menawarkan produk dan jasa untuk dikonsumsi individu dan keluarga memperoleh nilai pertukaran melalui penanganan transaksi yang efisien, penanganan lokasi; (3) Menyediakan waktu pembelian yang menyenangkan, dan informasi yazng berguna untuk untuk membuat keputusan serta haga yang bersaing.

Dalam hasil penelitian Relita Lisa, pemasaran Lapis Bogor Sangkurian dilakukan melalui komunikasi personal dan menggunakan media komunikasi, antara lain: mengikuti pameran, leaflet, brosur, banner, pemberian sampel produk gratis untuk pengunjung, liputan melalui media cetak dan media elektronik, pemasaran langsung di outlet, pelaksanaan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh waraniaga, dan promosi melalui jejaring sosial (website, facebook, dan

twitter).

Equitas Merek

(27)

dalam Setyaningsih (2008) menjelaskan bahwa persepsi kualitas muncul ketika konsumen mengakui perbedaan dan keunggulan sebuah merek dibandingkan merek lain. Penulis menyatakan bahwa ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang dan jasa kepada perusahaan atau pelanggan. Menurut Aaker (2001), ekuitas merek dikelompokkan menjadi 5 kategori, yaitu Kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek, dan aset-aset hak milik merek lain, mewakili aset distribusi seperti paten, dan saluran distribusi.

Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Menurut Aaker dalam Maya Widjaja et al. (2007) kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu. Dalam membangun kesadaran merek terdapat 4 tahapan kesadaraan merek menurut Aaker (1991), yaitu Unaware of Brand, Brand Recognition, Brand Recall, Top of Minds.

Fase unaware of brand, fase di mana konsumen tidak mengenal merek sama sekali dan juga tahapan paling rendah dalam tingkatan kesadaran merek. Setelah fase unaware of brand, terdapat fase brand recognition di mana ketika pertama kali ditanya, konsumen tidak mengingat merek yang diajukan, akan tetapi setelah dsebutkan nama merek yang diajukan, konsumen tersebut kembali ingat akan merek tersebut. Fase yang lebih tinggi dari sebelumnya adalah fase Brand Recall, tahapan ini menekankan kepada ingatan konsumen terhadap berbagai merek dengan satu jenis produk. Fase tingat kesadaran merek yang paling tinggi adalah

top of mind, tahap ini menekankan pada merek yang muncul pertama kali dibenak konsumen jika dikaitkan dengan suatu produk tertentu.

Asosiasi Merek (Brand Association)

Menurut Aaker dalam Maya Widjaja et al. (2007) asosiasi merek adalah segala sesuatu yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan ingatan konsumen terhadap suatu merek. Susanto menambahkan (2004) di mana hal-hal lain yang penting dalam asosiasi yang menunjukan fakta bahwa produk dapat digunakan untuk mengekspresikan gaya hidup, kelas sosial, dan peran professional; atau, yang mengekspresikan asosiasi-asosiasi yang memerlukan aplikasi produk dan tipe-tipe orang menggunakan produk tersebut, toko yang menjual produk atau wiraniaganya.

(28)

Kesan Kualitas (Perceived Quality)

Menurut Susanto dalam Maya Widjaja et al. (2007) kesan kualitas dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Terdapat dimensi-dimensi yang mempengaruhi kesan kualitas produk dan kualitas jasa menurut Aaker (1991), yaitu untuk kualitas produk terdapat performance, features, conformance, reability, durability, serviceability, fit and finish. Untuk dimensi kualitas jasa penulis mengacu pada teori Zeithaml & Bitner (2003), di mana terdapat 5 aspek yaitu reliability, responsiveness, assurance, emphaty, tangibles.

Kesetiaan Merek (Brand Loyalty)

Menurut Ford dalam Maya Widjaja et al. (2007) loyalitas merek dapat dilihat dari seberapa sering orang membeli merek itu dibandingkan dengan merek lainnya. Menurut Aaker (1991) terdapat tahapan-tahapan dalam di mana konsumen menjadi setia dalam suatu merek, yaitu konsumen peka terhadap perubahan harga (tidak ada loyalitas merek), konsumen yang bersifat kebiasaaan (Tidak ada masalah untuk beralih), konsumen yang puas dengan biaya peralihan, menyukai merek, konsumen komitmen.

Hasil dari penelitian Sekar Anjani (2014) ditemukan bahwa dimensi ekuitas merek yang memiliki persepsi baik menurut konsumen UKM manisan

buah “Harapan Berkah” adalah kualitas merek, yang kedua citra merek, ketiga

kesadaran merek, dan yang terkahir loyalitas merek. Kualitas merek (brand quality) merupakan dimensi ekuitas merek yang memiliki persepsi paling baik dari ketiga dimensi lainnya. Hal ini dikarenakan kualitas merek dapat dinilai langsung oleh konsumen setelah mencoba produk manisan pala itu sendiri. Kualitas yang dapat dirasakan langsung oleh konsumen contohnya adalah dari segi rasa, harga, kebersihan, serta daya tahan produk.

Efektifitas Komunikasi Pemasaran

Produsen perlu melakukan komunikasi pemasaran secara efektif agar informasi yang diberikan dapat diterima baik oleh konsumen. Konsumen yang menerima informasi komunikasi pemasaran dengan baik ini akan tertarik dan ingin mencoba produk yang produsen tawarkan. Namun, Komunikasi pemasaran tidak selalu mencoba untuk menarik konsumen yang baru, tetapi dapat juga perperan sebagai pengingat bagi konsumen lama yang telah merasakan produk sebelumnya hingga dapat mengunjungi dan tertarik kembali. Sehingga dapat dikatakan komunikasi pemasaran yang efektif adalah komunikasi yang mampu merubah sikap, tingkahlaku, dan pengetahuan konsumen.

(29)

Terdapat 3 aspek indikator efektivitas komunikasi pemasaran pada hasil penelitian Fadila (2015), yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek kognitif. Aspek kognitif merupakan pengetahuan dan persepsi yang dimiliki oleh konsumen. Aspek afektif adalah aspek yang berhubungan dengan emosi dan sikap yang dimiliki konsumen. Aspek konatif yang meliputi pola – pola tindakan, kebiasaan, dan tingkah laku konsumen. Efendi (2000) menyatakan komunikasi pemasaran dapat dikatakan efektif apabila menimbulkan dampak dalam ketiga aspek tersebut, kognitif, afektif, dan kognitif.

Karakteristik Pengunjung

Sumarwan (2010) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi. sehingga faktor eksternal maupun internal konsumen sangat mempengaruhi segala tindakannya. Perilaku konsumen dalam bertindak dipengaruhi oleh karakteristik social, ekonomi, dan demografi konsumen itu sendiri. Demografi dapat menggambarkan dan dapat membedakan karakteristik suatu penduduk. Menurut Sumarwan (2004) Variabel demografi dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Demografi Konsumen Menurut Sumarwan (2004) Karakteristik Demografi Definisi

1. Usia Usia merupakan lamanya konsumen itu hidup, mulai dari lahir di dunia hingga saat ini. Konsumen yang memiliki perbedaan usia juga memiliki perbedaan selera serta kesukaan terhadap suatu merek. Berdasarkan siklus hidupnya, konsumen akan mencapai tahapan tahapan berikut ini: Bayi, Batita, Balita, Anak Usia Sekolah, Remaja Awal, Remaja Lanjut, Dewasa Awal, Dewasa Lanjut, Separuh Baya, Tua, Lanjut Usia

2. Jenis Kelamin Jenis kelamin adalah sifat fisik yang dimiliki oleh konsumen itu sendiri. Jenis kelamin terbagi menjadi 2 yaitu laki – laki dan perempuan.

3. Pekerjaan Pekerjaan merupakan kegiatan utama responden untuk memperoleh pendapatan. Perbedaan dalam pekerjaan memiliki cara berfikir, cara pandang, serta persepsi konsumen dalam menilai suatu yang produk berbeda pula, karena pekerjaan didapat berdasarkan tingkat pendidikan konsumen yang diperoleh sebelumnya.

4. Pendapatan

(30)
(31)

Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka pemikiran ini menjelaskan bahwa efektivitas komunikasi pemasaran dipengaruhi oleh karakteristik konsumen serta karakteristik komunikasi pemasaran. Karakteristik konsumen diteliti karena Efektivitas komunitasi pemasaran merupakan cara agar tujuan komunikasi pemasaran dapat tercapai. Efektifitas tandai ketika terdapat perubahan sikap pada diri konsumen dalam aspek kognitif, afektif, dan konatif. Perubahan sikap pada konsumen disesuai dengan karakterisiknya masing masing seperti atas usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, serta motivasi. Model-model bauran komunikasi pemasaran pada sentra kuliner Bangbarung perlu diidentifikasi agar mengetahui seberapa besar pesan yang diterima konsumen dapat mempengaruhi sikap dari konsumen dalam memilih produk yang mereka butuhkan. Berikut kerangka pemikiran pada gambar. 3 berdasarkan pada uraian di atas.

Gambar 3 Kerangka Pemikiran Efektivitas Komunikasi Pemasaran Sentra Kuliner Bangbarung

: Mempengaruhi X1 Karakteristik Konsumen

- Usia (X1.1)

- Jenis Kelamin (X1.2)

- Jenis Pekerjaan (X1.3)

- Tingkat Pendapatan (X1.4)

- Motivasi (X1.5)

X2 Karakteristik Komunikasi Pemasaran

- Bauran Komunikasi Pemasaran (X2.1)

- Frekuensi penerimaan pesan (X2.2)

- Equitas Merek (X2.3)

Y : Efektifitas

Komunikasi Pemasaran

- Kognitif (Y1)

- Afektif (Y2)

(32)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

(33)

Definisi Operasional

Definisi operasional untuk masing-masing variabel sebagai berikut: Tabel 3 Definisi Operasional

(34)
(35)
(36)

PENDEKATAN LAPANGAN

Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan melalui metode penelitian survei dan kuesioner kepada responden yakni pengunjung yang dipilih secara purposive. Untuk pendekatan kualitatif dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam dengan pihak staff kelurahan Tegalgundil, Bogor Utara. Menurut Singarimbun dan Effendi (2008), penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada konsumen Sentra Kuliner Bangbarung. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan berbagai pertimbangan, antara lain:

a. Sentra Kuliner Bangbarung ramai dikunjungi oleh masyarakat terutama ketika bulan puasa pada setiap tahunnya, juga diliput di salah satu koran online, tribunews(dot)bogor,

b. Sentra Kuliner Bangbarung pernah diliput di majalah dan televisi terutama pada acara-acara kuliner ketika mengunjungi Kota Bogor (transtv, trans7), c. Sentra Kuliner Bangbarung dikatakan sebagai salah satu tempat wisata

kuliner Kota Bogor oleh Walikota Bogor, Bima Arya.

Penelitian ini dilakukan terhitung dari bulan Januari hingga Juli 2016 Jadwal pelaksanaan penelitian mulai dari penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi terlampir pada lampiran 2.

Teknik Pengambilan Responden dan Informan

(37)

banyak pada akhir pekan (Sabtu & Minggu) daripada hari biasanya. Berdasarkan informasi tersebut dibuatlah tabel berdasarkan weekday dan weekend.

Tabel 4. Pemilihan responden melalui Cluster Random Sampling

Dummy Tabel Responden yg diteliti

Week

Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas dan total responden yang diteliti sebesar 60 orang, ditentukan jumlah responden yang diteliti pada weekend sebanyak 33 orang dan pada weekday sebanyak 27 orang. Sebanyak 60 responden yang teliti merupakan konsumen yang mudah didekati konsumen.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan sekumpulan data secara visual baik dalam bentuk gambar serta tulisan. Data kuantitatif yang diperoleh dari kuesioner ditabulasi dengan program Microsof Exel 2010, kemudian dianalisis secara statistik deskriptif. Hasil analisis diinterprestasikan untuk memperoleh suatu kesimpulan. Kemudian data hasil kuesioner yang dilakukan di Sentra Kuliner Bangbarung diuji menggunakan uji korelasi Analisis Regresi Linear Berganda. Uji korelasi Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk melihat hubungan yang nyata antar variabel dengan data berbentuk interval. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistical Program for

Social Sciences) for Windows version 17.0 untuk mempermudah dalam

pengolahan data.

× % = , %

(38)

Profil Sentra Kuliner Bangbarung

Sentra Kuliner Bangbarung telah bediri sejak tahun 1985 dan saat itu masih dikelola oleh PT Podomoro. Pada awalnya PT Podomoro memiliki projek

perumahan yang bernama Perumahan “Bantarjati” dan menamakan jalan-jalan di perumahan tersebut dengan nama – nama pondasi rumah dalam bahasa sunda.

Jalan utama di perumahan tersebut dinamakan Jln “Bangbarung” yang berarti

gerbang pintu utama. Rumah – rumah di sepanjang pinggiran Jln Bangbarung inilah telah direncanakan sebagai tempat tinggal serta ada beberapa tempat dijadikan sebuah tempat usaha bagi penduduk disekitar. Selain nama bangbarung, terdapat nama jalan palayu, pamikul, drupada, palupuh, artzimar dan lain-lain, namun daerah tersebut hanya direncanakan sebagai lingkungan tempat tinggal oleh pengembang.

Seiring berkembangnya tempat kuliner di Jln Bangbarung, Perumahan Bantarjati, Bogor, pada tahun 2011, Pemerintah kota Bogor mulai memetakan zona wilayah di berbagai kawasan kota Bogor. Pemerintah kota Bogor melihat potensi wisata kuliner di Jln Bangbarung dan menentukan lokasi tersebut sebagai

“Zona Usaha”. Selain mementukan zona di lingkungan Perumahan Bangbarung,

Pemerintah Kota Bogor juga mengganti nama jalan di lokasi tersebut dengan nama Jln H. Achmad Sobana. Namun hingga saat ini masyarakat bogor lebih mengenal lingkungan tersebut dengan kawasan Bangbarung. Pada tahun 2015 Sentra Kuliner Bangbarung telah memiliki 15 UMKM yang terdata di kelurahan

berkomoditi kuliner, mulai dari bakso, ayam geprek, “roti, kue & pastry”, jajanan

kecil-kecilan, kue kering, serta makanan jadi dan warung nasi. Selain UMKM, terdapat cafe dan tempat makan sentra kuliner Bangbarung seperti Imah Nini, Abuba Steak, Es Buah Pak Ewok, Sop Duren lodaya, Sop Duren Rancamaya, Ayam Geprek istimewa, Nasi Goreng Mafia, Happy Cow Steak, Suju Ramen, dan Bebek H Slamet.

(39)

Tabel 5 Daftar UMKM yang terdata oleh Kelurahan tahun 2015 No Nama

UMKM Nama Pemilik Jenis Komoditi Alamat

1 Ba'so

Boboho Agus Mukimanto Bakso

Jl H Acmad Sobana,

Kelana Sumiati ATK & Jajanan Jl Artzimar II Rt.03/02

4 Warung

Nasi Sadam Suryanti Warung Nasi

Jl H Acmad Sobana RT.02/02

5 Warung

Nasi Tuti/Eme Warung Nasi

Jl H Acmad Sobana

Catering Endang Yanthie Makanan Jadi

Jl Palupuh Raya No.19 RT.02/06

8 Bakso Bragi Pariadi Bakso Jl Palupuh Raya No.39 RT 04/07

9 Nonanuni Nia Yuniar Roti, Kue &

Pastri Jl Palayu 2 RT.02/07

10 Putri Kurnia Mawardie Taher FC & ATK Jl H Achmad Sobana,

Asep Yana Warung Nasi Jl Artizmar I RT.03.10

13 Warung

Nasi Kuning Ruminah Warung Nasi Jl Artizmar I RT.03.10

14 RM

Manjabal Teddy Gustedi Tempat Makan

Jl Yudistira Kav. RT.05/14

15 Tahu

Bandung Mumuh Produk Tahu Jl Artizmar III RT.03/02

Fasilitas dan Daya Sentra Kuliner Bangbarung

Sebagai salah satu destinasi wisata kuliner di daerah Bogor ini, Sentra Kuliner Bangbarung memiliki daya tarik tersendiri dalam menarik pengunjung. Perlunya sarana dan prasarana yang memadai agar eksistensi Sentra Kuliner Bangbarung tetap terjaga dan mampu bersaing dengan sentra kuliner lainnya, berikut fasilitas yang disediakan.

(40)

dari makanan yang sajikan. Konsumen dapat membeli makanan dengan harga dibawah dari Rp 10.000,00 di tempat pedagang kaki lima. Selanjutnya adalah tempat makan yang dimiliki perseorangan, di mana biasanya sang pemilik menjajakan serta memasak langsung di tempat makan tersebut. Tempat makan ini telah terdata dalam data UMKM yang dimiliki oleh kelurahan. Pemilik tempat makan ini mematok sendiri harga makanan yang yang terjangkau, dengan harga yang tidak lebih dari Rp 25.000,00, konsumen bisa memesan makanan yang mengenyangkan. Tempat makan selanjutnya adalah tempat makan yang dikelola oleh pengusaha besar, di mana tempat makan ini memiliki struktur organisasi dalam memanajemen usahanya. Tempat makan ini biasanya memiliki tempat makan permanen yang nyaman, pelayanan yang cepat, serta kebersihannya terjamin. Harga makanan yang dipatok pun bervariatif tergantung menu yang ditawarkan di tempat makan ini, mulai dari Rp 20.000,00 hingga diatas Rp 100.000,00 pun tersedia di tempat ini.

2. Lokasi yang strategis. Lokasi Sentra Kuliner Bangbarung dapat dikatakan strategis bagi lingkungan usaha kuliner. Sentra Kuliner Bangbarung berada ditengah – tengah lokasi pemukiman. Banyak dari masyarakat dari pemukiman menjadi pelanggan setia karena jarak rumah konsumen tidak terlalu jauh dari tempat makan di Sentra Kuliner Bangbarung ini. Selain itu, di dekat lingkungan Sentra Kuliner Bangbarung terdapat berbagai sekolah, mulai dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK, dan Madrasah. Murid, guru, serta orang tua/wali murid sering melewati serta jajan sentra kuliner ini. Hal ini terlihat dari mayoritas responden dari penelitian ini adalah sebagai guru/PNS. 3. Akses yang mudah dijangkau. Posisi Sentra Kuliner Bamgbarung diapit oleh 2 pintu tol, pintu tol dari arah Sentul dan dari arah Jagorawi. Dari arah kedua pintu tersebut bahkan tidak sampai 15 menit menuju sentra kuliner ini apabila jalanan lancar. Angkutan kota (angkot) juga beroperasi melintasi Sentra Kuliner Bangbarung, yakni angkot no 08a dan 08b. Angkutan Kota no 09 dan 05 juga beroperasi melewati Sentra Kuliner Bangbarung, namun tidak memasuki lingkungan sentra kuliner ini.

(41)

Gambar 5 Perjalanan menuju Sentra Kuliner Bangarung dari Pintu Tol Lingkar Luar Bogor

Gambar 6 Perjalanan menuju Sentra Kuliner Bangbarung dari Pintu Tol Bogor

4. Masjid dengan lahan parkir yang luas. Terdapat masjid di dalam Sentra Kuliner Bangbarung, yaitu Masjid Ar-Rahman. Masjid ini didirikan pada tahun 1987 dan diresmikan sendiri oleh mantan presiden Indonesia yaitu Soeharto.

5. Beauty shop. Tak hanya kuliner, berbagai toko busana muslim, salon, klinik kecantikan, dan tempat cukur juga turut menghiasi Sentra Kuliner Bangbarung ini.

(42)

pengobatan di lingkungan Sentra Kuliner Bangbarung bervasiasi, mulai buka dari pagi hingga tutup, dan ada pula yang buka 24 jam.

7. Minimart. Berbagai macam minimart dapat ditemui di Sentra Kuliner Bangbarung, mulai dari alfamart, indomart, griyamart, dan alfamidi. Terdata sebanyak 1 toko indomart, griyamart, alfamidi dan 2 toko alfamart.

8. Bengkel motor dan AC mobil, terdata sebanyak 2 bengkel motor dan 1 bengkel AC mobil yang berusaha di Sentra Kuliner Bangbarung.

9. Taman Corat Coret. Taman ini baru saja diresmikan awal tahun 2016 oleh Walikota Bogor, Bima Arya. Taman ini difungsikan sebagai sarana anak muda untuk menyalurkan karya grafiti mereka. Pada akhir pekan, tempat ini penuhi oleh anak muda yang ingin sekedar kumpul-kumpul dan juga berselfie dengan berbagai macam grafiti yang ditampilkan.

Bauran Komunikasi Pemasaran

Hubungan dengan masyarakat atau jasa

Pihak dari kelurahan bermitra dengan berbagai organisasi masyarakat, mulai dari perkumpulan selobang, panguyuban perempatan, serta kalam (organisasi kepemudaan Bangbarung). Acara yang dihasilkan dari kemitraan ini salah satunya adalah perizinan IPRT untuk kehalalan produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM sekitar.Perizinan IPRT ini diselenggarakan oleh BPOM yang dibantu oleh Kelurahan Tegalgundil Bogor. Dalam perizinan IPRT ini masyarakat dibina mulai dari menjaga mutu, kemasan, kesehatan, dan kebersihan produk sehingga produk yang dihasilkan UMKM ini aman dikonsumsi oleh

Kuning = Taman Corat Coret Hijau Muda = Masjid Ar-Rahman

Pink = Beauty Shop Ungu = Bengkel Motor

Abu-Abu = Klinik Dokter Merah = Bengkel Ac Mobil

Hijau = Butik Busana Muslim Biru = Mini Mart

(43)

konsumen. Selain perizinan IPRT, masyarakat juga mendapatkan pembinaan koperasi. Masyarakat dibantu modal usaha bagi mereka yang kekurangan modal. Iklan

Iklan mengenai Sentra Kuliner Bangbarung biasanya merupakan liputan dari berbagai media dan tidak direncanakan secara khusus untuk mendongrak popularitas Sentra Kuliner Bangbarung ini. Meskipun tidak melakukan iklan secara khusus, Tempat makan seperti Sop Duren Lodaya, Abuba Steak, Ayam geprek istimewa, dan tempat makan besar lainnya melakukan iklan dengan secara masing – masing, sesuai strategi komunikasi pemasaran yang di tentukan oleh pihak perusahaan tempat makan tersebut.

Promosi Penjualan

Sama halnya dengan promosi penjualan, pihak pemerintah tidak pernah melakukan promosi kepada konsumen. Promosi penjualan dilakukan oleh masing-masing pengelola tempat makan di Sentra Kuliner Bangbarung.

Acara dan Pengalaman

Pada tahun 2011, organisasi kepemudaan yang aktif di Kelurahan Tegalgundil, KALAM (Komunitas Peduli Kampoeng Halaman), mengadakan acara di Sentra Kuliner Bangbarung dalam rangka menyambut hari jadi Kota Bogor yang ke- 529. Acara rakyat tersebut melibatkan seluruh warga kelurahan tegal gundil dan menamakan acara tersebut sebagai “Bangbarung Festival”. Acara tersebut diisi oleh berbagai lomba serta beragam pertunjukkan. Acara Bangbarung Festival ini berlangsung selama 3 hari yakni pada tanggal 3-5 juni.

Gambar 8. Bangbarung Festival

(44)

Gambar 9. Panguyuban Kreatif

Khusus pada bulan Ramadhan, berbagai macam makanan jajanan mulai dijajakan mulai dari depan alfamart hingga perempatan pamikul palayu. Hal ini dilakukan dalam rangka meramaikan bulan ramadhan dan telah menjadi rutin dari tahun ketahun. Bazaar yang berdiri dipinggiran sepanjang jln H Achmad Sobana ini dipadati oleh berbagai pedagang kaki lima yang menjual berbagai jenis makanan, mulai dari jajanan kecil, kerak telor, berbagai tumis - tumisan, es kelapa, es buah, dan lain lain, kerap menimbulkan kemacetan di kedua arah di Sentra Kuliner Bangbarung. Bazaar ini buka dari pukul 15.00 hingga 18.30.

Gambar 10. Bazaar Ramadhan Pemasaran Langsung dan Pemasaran Interaktif

Pada pemasaran langsung dan pemasaran interaktif hanya dilakukam oleh pelaku usaha kuliner yang non-PKL. Dalam pelaksanaan pemasaran langsung adanya iklan yang langsung tertuju pada konsumen, seperti menyebar flyers dan brosur serta mengirimkan informasi mengenai promosi secara langsung kepada konsumen pelanggang Abuba. Untuk pemasaran interaktif, Sop Duren Lodaya sering berkomunikasi dengan pelanggannya melalui media sosial, seperti twitter, facebook, atau instagram, mulai dari men-share photo pelanggannya, share

promosi-promosi terbaru, hingga pertanyaan dan kuis berhadiah.

(45)

Penjualan personal

Semua pelaku usaha di Sentra Kuliner Bangbarung melakukan penjualan personal, di mana pelaku usaha dengan pelanggan bertemu langsung dan melakukan komunikasi yang bersifat interaktif. Hal ini biasanya dilakukan oleh para pelaku usaha PKL, di mana pemilik langsung turun tangan melayani konsumen yang datang untuk menikmati makanan yang dijajakan. Pemilik juga selalu menawarkan bahan makanan tambahan, seperti penjual ketoprak dengan seruan “mau pakai telor mas/mbak?” atau pelaku usaha bubur kacang hijau

dengan seruan “campur mas/mbak?”, kepada setiap pelanggan yang membeli produk mereka.

Untuk pelaku usaha non-PKL atau menengah keatas, pegawai kuliner yang turun untuk menyapa dan menanyakan menu yang dipesan oleh konsumen. Tak jarang pula konsumen pun bertanya-tanya mengenai informasi mengenai produk kuliner serta promosi yang sedang dilakukan oleh kuliner tersebut. Dengan melakukan pembelian secara langsung dan secara tatap muka, para pelaku usaha kuliner dapat mendapat efek langsung atau timbal balik dari konsumen atas kepuasaan mereka dari mulai pelayanan hingga kuliner yang disajikan.

Pemasaran dari mulut ke mulut

(46)

BANGBARUNG

Karakteristik pengunjung restoran Sentra Kuliner Bangbarung terdiri dari jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan motivasi pengunjung. Hasil penelitian yang dilakukan pada 60 pengunjung Sentra Kuliner Bangbarung.

Tabel 6 Karakteristik Pengunjung Sentra Kuliner Banbangbarung Karakteristik

Pegawai Swasta dan Wiraswasta 15 25.0

Total 60 100.0 sejak lahir hingga menjadi responden penelitian pada bulan Juni. Karakteristik pengunjung berdasarkan usia ini dibagi atas 3 kategori; yakni remaja lanjut (16-18 tahun), dewasa (19 – 35 tahun), dan tua (36 – 60 tahun)

(47)

didominasi oleh responden yang berumur kisaran 36 – 60 tahun yang tergolong

dalam kategori “usia tua”, sebesau 50 persen secara keseluruhan. Usia dalam kategori separuh baya mayoritas memiliki pekerjaan sebagai PNS, namun ada pula responden yang bekerja sebagai wirausaha serta lainnya seperti ibu rumah tangga dan guru honorer. Pada kelompok usia tua ini, responden cenderung memilih untuk membeli makanan yang dekat dari tempat tinggal atau tempat kerja

Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan sifat fisik seseorang sejak lahir serta tercatat dalam kartu indetitas yang dimiliki oleh responden, yakni laki-laki dan perempuan.

Berdasarkan tabel 5, pengunjung Sentra Kuliner Bangbarung didominasi oleh pengunjung perempuan dibandingkan laki-laki, di mana perempuan mendapatkan 65 persen dari total responden yang mengunjungi Sentra Kuliner Bangbarung, sedangkan laki-laki hanya mendapatkan nilai sebesar 35 persen. Pengunjung perempuan lebih sering datang bersama teman-temannya yang didominasi oleh perempuan. Sebagian laki – laki mengunjungi Sentra Kuliner Bangbarung datang bersama pasangannya untuk menikmati kuliner yang tersedia di sentra kuliner ini, adapula pengunjung yang datang sendirian untuk menikmati kuliner pada waktu jam makan siang.

Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan adalah kegiatan utama responden untuk memperoleh pendapatan, di mana terdiri dari 3 katagori; tidak bekerja (pelajar, ibu rumah tangga), PNS (Guru PNS dan Non-PNS) , pegawai swasta dan wiraswasta. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 5.

Mayoritas pengunjung yang datang ke Sentra Kuliner Bangbarung memiliki jenis pekerjaan sebagai PNS, di mana responden yang memiliki pekerjaan sebagai PNS sebanyak 51.7 persen dari keseluruhan ini lebih tinggi dibandingkan jenis pekerjaan lainnya. Lokasi Sentra Kuliner Bangbarung sendiri sangat dekat dengan berbagai sekolah, dari tingkat SD, SMP, MTs, dan SMA, sehingga guru yang berstatus sebagai PNS maupun non-PNS memilih untuk membeli makanan dekat dengan tempat pekerjaannya.

Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan adalah rata rata uang (rupiah) yang didapat oleh konsumen dalam setiap bulan. Pada penelitian ini, pengelompokan tingkat pendapatan berdasarkan kondisi lapang sehingga didapat tiga kategori; rendah( Rp 350.000,00 – Rp 1.000.000,00), sedang (Rp 1.000.001 – Rp 4.000.000,00), dan tinggi (Rp 4.000.001,00 – Rp 6.000.000,00).Karakteristik konsumen berdasarkan tingkat pendapatan dapat dilihat pada tabel 5.

(48)

kalangan PNS yang memang mengunjungi kawasan Sentra Kuliner Bangbarung karena dekat dengan tempat kerja mereka.

Motivasi Berkunjung

Tingkat motivasi berkunjung adalah dorongan seseorang untuk berkunjung dan melakukan pembelian di Sentra Kuliner Bangbarung. Tingkat motivasi dalam penelitian ini adalah keputusan terkait nilai-nilai dalam benak konsumen tentang Sentra Kuliner Bangbarung, faktor eksternal konsumen, serta rasa keingintahuan setelah mendapatkan informasi mengenai Sentra Kuliner Banangbarung. Karakteristik responden Sentra Kuliner Bangbarung berdasarkan tingkat motivasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.

(49)

KARAKTERISTIK KOMUNIKASI PEMASARAN

Ragam Bauran Komunikasi Pemasaran

Ragam bauran komunikasi pemasaran adalah berbagai media yang digunakan untuk membujuk serta mengingatkan konsumen mengenai informasi pemasaran produknya. Media yang digunakan antara lain melalui kerabat dekat, majalah, leaflet atau brosur, radio, website, media sosial, dan lain sebagainya. Berikut ragam bauran komunikasi pemasaran mengenai Sentra Kuliner Bangbarung ketika konsumen mengunjungi Sentra Kuliner Bangbarung pada tabel 6.

Tabel 7 Ragam bauran komunikasi pemasaran

Bauran komunikasi Jumlah Persentase (%)

WOM 48 80.0

Media Cetak 7 11.7

Media Luar Ruang 11 18.3

Media Elekronik 5 8.3

Media Internet 23 38.3

Hasil yang diperoleh dari tabel tersebut menunjukkan, mayoritas responden menerima informasi Sentra Kuliner Lodaya melalui kerabat dekat (word of mouth) di mana persentase yang ditunjukkan dari keseluruhan konsumen adalah 80 persen. Responden yang menerima bauran komunikasi melalui media internet sebesar 38.3 persen, media internet ini responden menerima informasi melalui media sosial seperti instagram, dan dari website kuliner di Sentra Kuliner Bangbarung. Lalu melalui media luar ruang yakni sebesar 18.3 persen. Responden yang memiliki kedekatan jarak dengan tempat kerjanya selalu melihat tempat kuliner di sepanjang Sentra Kuliner Bangbarung secara disengaja maupun disengaja, sehingga responden tersebut secara tidak langsung menerima informasi yang disebarkan di baliho-baliho serta spanduk yang dipasang oleh kuliner tertentu.

Frekuensi Penerimaan Pesan

(50)

Tabel 8 Frekuensi penerima pesan

Frekuensi penerima pesan Jumlah Persentase (%)

Rendah (1-2kali) 25 41.7

Sedang (3-4kali) 16 26.7

Tinggi (≥ 5 kali) 19 31.6

Total 60 100.0

Berdasarkan tabel 7, sebanyak 41% responden dari keseluruhan responden yang memiliki frekuensi penerimaan yang rendah. Hal ini dikarenakan mayoritas responden hanya menerima sedikit berbagai bauran komunikasi, di mana informasi yang diterima 1 kali dalam sebulan. Responden yang menerima informasi dalam 1 kali dalam sebulan ini mendapat informasi melalui kerabat dekat dan lainnya

Ekuitas Merek

Ekuitas merek adalah kualitas merek yang didefinisikan sebagai penilaian subjektif dari konsumen mengenai keunggulan dan manfaat yang dirasakan suatu produk. Ekuitas merek memiliki 5 unsur yang dapat diteliti, yakni kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas, kesetiaan merek dan aset aset hak milik merek lain. Pada penelitian ini unsur yang dapat diteliti hanyalah kesedaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas dan kesetiaan merek, sedangkan pada aset aset yang berkenaan dengan hak milik merek lain tidak dapat diteliti karena informasi pada unsur tersebut hanya dimiliki oleh pengusaha dari merek tertentu. Dalam unsur ekuitas merek memiliki 3 kategori yakni rendah, sedang, dan tinggi.

(51)

mengunjungi Sentra Kuliner Bangbarung juga tidak begitu tinggi, sehingga pada unsur kesetiaan merek pada responden pada kategori sedang.

Tabel 9 Unsur Ekuitas Merek

Unsur Ekuitas

Merek Kategori

Jumlah Responden (orang)

Persentase (%)

Kesadaran Merek

Rendah (Skor 6-7) 1 1.7

Sedang (Skor 8-10) 33 55.0

Tinggi (Skor 11-12) 26 43.3

Total 60 100.0

Asosiasi Merek

Rendah (Skor 6-7) 0 0

Sedang (Skor 8-10) 11 17.3

Tinggi (Skor 11-12) 49 82.7

Total 60 100.0

Kesan Kualitas

Rendah (Skor 6-7) 4 6.7

Sedang (Skor 8-10) 36 60.0

Tinggi (Skor 11-12) 20 33.3

Total 60 100.0

Kesetiaan Merek

Rendah (Skor 6-7) 14 23.3

Sedang (Skor 8-10) 44 73.4

Tinggi (Skor 11-12) 2 3.3

(52)

Aspek Kognitif

Kognitif merupakan tingkat pengetahuan dan persepsi konsumen mengenai Sentra Kuliner Bangbarung. Aspek kognitif responden dinilai atas tiga kategori, yaitu rendah (skor 5 - 8), sedang (skor 9 - 12), dan tinggi (skor 13 - 15).

Tabel 10 Jumlah dan persentase pengunjung Sentra Kuliner Bangbarung berdasarkan aspek kognitif

Kognitif Jumlah Persentase (%)

Rendah (Skor 5-8) 1 1.7

Sedang (Skor 9-12) 27 45.0

Tinggi (Skor 13-15) 32 53.3

Total 60 100.0

Tabel diatas memperlihatkan bahwa aspek kognitif yang diterima konsumen ketika menerima bauran komunikasi pemasaran sebesar 1,7 persen pada kategori rendah, 45.0 persen pada kategori sedang, dan 53.3 persen pada kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa responden memiliki pengetahuan serta ketertarikan terhadap informasi terbaru mengenai sentra kuliner bangbarung. Bauran komunikasi yang dilakukan Sentra Kuliner Bangbarung telah mampu memberikan infomasi yang sesuai serta dibutuhkan oleh responden. Hal ini didasari atas pengetahuan responden yang saat ini mampu mengenali alamat serta ciri-ciri lingkungan Sentra Kuliner Bangbarung, makananan serta tempat makan apa saja yang tersedia disana, serta berbagai media yang digunakan untuk melakukan promosi serta memberi informasi terkini di Sentra Kuliner Bangbarung. Dengan begitu responden dapat mengetahui berbagai kelebihan dari bauran komunikasi yang dilaksanakan Sentra Kuliner Bangrung, salah satunya adalah lokasinya yang strategis dan makanan yang disediakan bervariasi.

Aspek Afektif

(53)

Tabel 11 Jumlah dan persentase pengunjung Sentra Kuliner Bangbarung berdasarkan aspek afektif

Afetif Jumlah Persentase (%)

Rendah (Skor 4-9) 0 0

Sedang (Skor 10-15) 46 76.7

Tinggi (Skor 16-20) 14 23.3

Total 60 100.0

Tabel 10 diatas menunjukkan bahwa mayoritas konsumen memiliki tingkat aspek afektif yang sedang, di mana sebanyak 76.7 persen dari keseluruhan. Hasil ini menunjukan bahwa Sentra Kuliner Bangbarung kurang diminati oleh responden. Bauran komunikasi pemasaran yang dilakukan tidak mampu untuk meningkatkan minat responden. Hal ini dikarenakan responden yang tidak setuju apabila tertarik untuk mengunjungi kembali Sentra Kuliner Bangbarung. Pelayanan konsumen yang kurang baik seperti kemacetan dan kurangnya lahan parkir menjadi salah satu kendala konsumen ketika mengunjungi Sentra Kuliner Bangbarung. Bauran komunikasi pemasaran memang kurang meningkatkan minat responden, namun tidak ditemukan responden yang tidak tertarik dalam aspek konatif ini. Kategori rendah dalam aspek kognitif ini menunjukkan 0.00 persen pada responden. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh dari tingkat pengetahuan (kognitif) responden yang tinggi mengenai Sentra Kuliner Bangbarung. Mayoritas responden setuju bahwa mereka senang mendengar informasi – informasi dalam berbagai bauran komunikasi pemasaran Sentra Kuliner Bangbarung.

Aspek Konatif

Aspek konatif adalah tindakan konsumen untuk melakukan pembelian kuliner di Sentra Kuliner Bangbarung. Aspek konatif diukur atas tiga kategori, rendah (skor 4 - 9), sedang (skor 10 - 15), tinggi (skor 16 - 20).

Tabel 12 Jumlah dan persentase pengunjung Sentra Kuliner Bangbarung berdasarkan aspek konatif

Konatif Jumlah Persentase (%)

Rendah (Skor 4-9) 0 0

Sedang (Skor 10-15) 49 81.7

Tinggi (Skor 16-20) 11 18.3

Total 60 100.0

(54)
(55)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS

KOMUNIKASI PEMASARAN

Efektivitas komunikasi pemasaran adalah tingkat keberhasilan pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan menggunakan media pemasaran dalam upaya mencapai tujuan komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran dapat dikatakan efektif, apabila pesan tersampaikan dengan baik, dan menimbulkan timbal balik berupa kognitif (pengetahuan), efektif (sikap), dan kognitif (perilaku). Pada penelitian ini efektivitas komunikasi pemasaran dapat dipengaruhi melalui karakteristik pengunjung dan karakteristik komunikasi pemasran. Karakteristik pengunjung terdiri dari ; usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan tingkat motivasi. Karakteristik komunikasi pemasaran yang dibagi menjadi; Bauran Komunikasi Pemasaran, frekuensi penerimaan pesan, dan ekuitas merek. Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi pemasaran dilakukan dengan memasukan semua faktor variabel independen, kemudian dihubungkan dengan efektivitas komunikasi pemasaran yang merupakan variabel dependen, setelah itu dapat dilihat pengaruh dari masing-masing aspek kognitif, afektif, dan kognitif.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Pemasaran Berdasarkan Aspek Kognitif

Aspek kognitif adalah pengetahuan maupun persepsi pengunjung mengenai Sentra Kuliner Bangbarung yang diperoleh dari informasi berbagai media. Dalam bagian ini akan dibahas mengenai faktor faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi pemasaran berdasarkan aspek kognitif konsumen dengan variabel pengaruh yaitu usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, motivasi, bauran komunikasi, frekuensi penerimaan pesan dan ekuitas merek. Uji hipotesis pengaruh usia terhadap aspek kognitif pengunjung dapat dijabarkan sebagai berikut:

= Usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, motivasi, bauran komunikasi, frekuensi penerimaan pesan dan ekuitas merek tidak berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi pemasaran pada aspek kognitif pengunjung

(56)

Y= -1,802E-15 – 0,037 X1 + 0,186 X2– 0,175 X3– 0,212 X4 + 0,030 X5– 0,057

X6 + 0,076 X7– 0,57 X8

Persamaan 1. Pengaruh karakteristik pengunjung dan karakteristik komunikasi pemasran terhadap aspek kognitif pengunjung

Keterangan : karakteristik pengunjung dan karakteristik komunikasi pemasaran bernilai 0, maka nilai skor efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada aspek kognitif bernilai sebesar 1.802E – 15. Berdasarkan hasil uji statistik regresi linear berganda, nilai signifikansi yang didapat dari pengaruh (usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, motivasi, bauran komunikasi, frekuensi penerimaan pesan dan ekuitas merek) terhadap variabel terpengaruh (efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada aspek kognitif) ditlis pada tabel 12.

Tabel 13 Hasil uji statistik analisa regresi linier faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi pemasaran berdasarkan aspek kognitif

Variabel t Sig Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(57)

Tabel 14 Signifikansi pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi pemasaran berdasarkan aspek kognitif pengunjung

Variabel Pengaruh Arah Pengaruh

Usia (X1) Tidak signifikan Negatif

Jenis kelamin (X2) Tidak signifikan Positif

Jenis pekerjaan (X3) Tidak signifikan Negatif

Tingkat pendapatan (X4) Tidak signifikan Negatif

Motivasi (X5) Tidak signifikan Positif

Bauran komunikasi (X6) Tidak signifikan Negatif

Frekuensi (X7) Tidak signifikan Positif

Equaitas merek (X8) Tidak signifikan Negatif

Pengaruh Usia terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Kognitif

Hipotesis tersebut akan diuji berdasarkan nilai signifikasi yang telah diperoleh melalui analisis regresi linier. Pada Tabel 12 memperlihatkan bahwa nilai signifikasi usia (x1) sebesar 0,823, maka dapat disimpulkan bahwa variabel usia (x1) terima H0 karena nilai signifikansi variabel usia >0.05. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terlihat adanya pengaruh usia terhadap tingkat pengetahuan pengunjung. Informasi mengenai Sentra Kuliner Bangbarung tidak terbatas usia tertentu, melainkan bisa diterima atau dapat dipahami oleh berbagai kalangan.

Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Kognitif

Hipotesis tersebut akan diuji berdasarkan nilai signifikasi yang telah diperoleh melalui analisis regresi linier. Pada Tabel 12 memperlihatkan bahwa nilai signifikasi jenis kelamin (x2) sebesar 0,250, maka dapat disimpulkan bahwa variabel jenis kelamin (x2) terima H0 karena nilai signifikansi variabel jenis kelamin >0.05. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terlihat adanya pengaruh jenis kelamin terhadap tingkat pengetahuan pengunjung. Informasi mengenai Sentra Kuliner Bangbarung ternyata tidak terbatas jenis kelamin tertentu, melainkan bisa diterima atau diminati baik oleh laki-laki dan perempuan. Pengaruh Jenis Pekerjaan terhadap Efektivitas Komunikasi Pemasaran berdasarkan Aspek Kognitif

Gambar

Gambar 1. Tahapan Pencapaian Tujuan Komunikasi menurut Kusumastuti
Tabel 2  Demografi Konsumen Menurut Sumarwan (2004)
Gambar 3 Kerangka Pemikiran Efektivitas Komunikasi Pemasaran Sentra Kuliner
Tabel 3  Definisi Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pertambahan tinggi, diameter batang dan berat basah semai dari perlakuan kombinasi antara inokulasi jamur endomikoriza dan intensitas cahaya adalah yang terbaik

Pengaruh Corporate Governance, Karakter Eksekutif, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Penghindaran Pajak (Studi Pada Perusahaan Pertanian Dan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bei

Oleh karena itu, diperlukan pemilihan secara cermat agar ungkapan metaforis yang dipilih adalah ungkapan metaforis bahasa Jawa dialek Semarang. Data yang telah

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengidentifikasi proses penanganan custom clearance akibat kesalahan pemberitahuan impor barang pada PT Mitra Kargo

Hubungan antara kekuatan otot lengan dengan hasil lompat jauh gaya jongkok terjadi karena pada saat menumpu gerakan ayunan lengan sangat membantu menambah ketinggian dan juga

Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga dalam Putusan Pengadilan Negri.. Sebagai Implementasi Hak-Hak

– Otoritas peneliti Indonesia akses terhadap bahan penelitian belum diapresiasi sebagai “power” dan “sharing” dalam kerjasama penelitian. • Peluang yang ada justru

Masyarakat lokal di Pulau Seram yaitu di Desa Besi, kecamatan Seram Utara, kabupaten Maluku Tengah dan Desa Hualoy, kecamatan Kairatu, kabupaten Seram Bagian Barat memanfaatkan