• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa dan Citra Perusahaan(Studi Kasus Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum Terhadap Peningkatan Citra Positif Perusahaan PT Djarum pada Mahasiswa US

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa dan Citra Perusahaan(Studi Kasus Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum Terhadap Peningkatan Citra Positif Perusahaan PT Djarum pada Mahasiswa US"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BEASISWA DAN CITRA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility

Beasiswa Djarum Terhadap Peningkatan Citra Positif Perusahaan PT Djarum pada Mahasiswa USU)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi

DISUSUN OLEH : ELISA MONIKA BANGUN

060904096

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : Elisa Monika Bangun NIM : 060904096

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa dan Citra Perusahaan

(Studi Kasus Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum Terhadap Peningkatan Citra Positif Perusahaan PT Djarum pada Mahasiswa USU)

Medan, Maret 2010

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dr. Iskandar Zulkarnain, M.Si Drs. Amir Purba, M.A 196609031990031004 195102191987011001

A.n. Dekan FISIP USU

(3)

Abstraksi

Penelitian ini berjudul Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Dan Citra Perusahaan (studi kasus pengaruh implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum terhadap peningkatan citra positif perusahaan pada mahasiswa USU) yang bertujuan menganalisis sejauhmana pengaruh implementasi program Corporate Social Responsibility beasiswa Djarum terhadap peningkatan citra positif perusahaan pada mahasiswa USU. Penelitian ini dilakukan pada bulan November.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori S-O-R (Stimulus-Organism-Respon), di mana Stimulus adalah Implementasi Program CSR Beasiswa, Organism adalah mahasiswa USU, dan Respon adalah peningkatan citra positif.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis dengan melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman. Teknik sampel dalam penelitian ini adalah total sampling, di mana keseluruhan populasi menjadi sampel penelitian.

Hasil uji hipotesa yang diperoleh dengan menggunakan SPSS 15.0 menunjukkan besarnya koefisien korelasi Rank Spearman yaitu nilai Rs lebih besar dari nol dan ini artinya Implementasi Program Coorporate Sosial Responsibility Beasiswa Djarum berhasil meningkatkan citra positif Perusahaan PT Djarum dan hubungan itu memiliki nilai yang cukup berarti.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur buat berkat dan karunia yang telah diberikan Tuhan Yesus Kristus Kristus kepada peneliti selama ini. Sungguh besar kuasa dan kemurahan Nya sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat meraih gelar kesarjanaan.

Peneliti juga ingin menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada orang tua, Bapak A.S. Bangun dan Ibu L. Ginting yang selalu mendoakan, menjaga, memberikan kasih sayang, semangat, nasehat dan dukungan. Sungguh tiada kata yang dapat menggambarkan betapa berharganya kedua orang tua bagi peneliti. Terima kasih juga peneliti ucapkan kepada adik tercinta Aldwin Pratama Bangun untuk setiap doa, semangat yang telah diberikan kepada peneliti. Kekuatan dan motivasi luar biasa juga didapatkan peneliti dari keluarga besar Bangun dan Ginting.

Pada kesempatan kali ini peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu diantaranya

1. Dekan FISIP USU, Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution

2. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU, Bapak Drs. Amir Purba, MA 3. Dosen Pembimbing Peneliti, Bapak Dr. Iskandar Z. M.Si yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan dan ilmunya dengan sabar bagi peneliti selama menyusun skripsi ini

4. Bapak Haris, sebagai dosen wali peneliti

(5)

6. Kak Hanim dan Kak Puan yang telah memberi semangat dan saran kepada peneliti.

7. Bapak Dody, sebagai pimpinan PT Djarum DSO Medan

8. Bapak Singgih, sebagai leader Beswan Djarum Medan, yang telah memberikan data dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh Karyawan PT Djarum, terima kasih buat kebersamaan dan kemudahan yang didapat selama penelitian.

10.Seluruh sahabat Beswan yang telah memberi doa dan dukungan.

11.Kak Icut, Kak Maya, dan Kak Ros yang telah membantu dalam urusan administrasi

12.Terima kasih buat Kelompok Kecil Miracle, Kak Mery, Nelvita, Erin, Darma, Ester, Mey, yang telah memberikan doa dan dukungan kepada peneliti.

13.Sahabat-sahabat peneliti, Sierra Putri Ardani, Darma Lestari Hutapea, dan Imaniuri Silaban. Terima kasih buat kebersamaan, kritikan dan kasih sayang selama ini. Peneliti berharap semoga kita dapat saling mendukung selamanya.

14.Terima kasih buat Kak Mirina, Kak Nova, Bang Ridho, Bang Doan yang telah memberi semangat dan bersedia menjawab pertanyaan peneliti seputar skripsi.

(6)

16.Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih banyak atas doa dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti mengharapkan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Medan, Maret 2010

(7)

DAFTAR ISI

I.10. Defenisi Variabel Operasional ... 21

I.11. Hipotesis ... 23

BAB II URAIAN TEORITIS ... 24

II.1 KOMUNIKASI ... 24

II.1.1. Pengertian Komunikasi ... 24

II.1.2. Proses Komunikasi ... 26

II.1.3. Hambatan Komunikasi ... 29

II.1.4. Ruang Lingkup Komunikasi ... 30

II. 2. PUBLIC RELATIONS ... 34

II. 2.1. Sejarah dan Perkembangan Public Relations ... 34

II. 2.2. Defenisi Public Relations ... 35

(8)

II.3. External Public relation ... 41

II. 3. 1. Jenis –jenis External Public Relations ... 43

II.4. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY... 45

II. 4.1. Pengertian Corporate Social Responsibility ... 45

II. 4 2. Bentuk Aktifitas Corporate Social Responsibility . 46 II. 4.3. Manfaat dari Corporate Social Responsibility ... 49

II.5. CITRA DAN CITRA PERUSAHAAN ... 50

II. 5.1. Pengertian Citra ... 50

II. 5.2. Manfaat Citra ... 51

II.6. MODEL S-O-R ... 53

BAB III METEODOLOGI PENELITIAN ... 56

III. 1. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 56

III. 1.1. PT. Djarum ... 56

III.1.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 56

III.1.1.2. Visi dan Misi PT. Djarum... 58

III.1.1.3. Visi dan Misi Djarum Bakti Pendidikan ... 59

III.1.1.4. Nilai – nilai Dalam Pengembangan Perusahaan ... 59

III.1.1.5. Produk PT Djarum ... 59

III.1.1.6. Jenis Program Djarum Bakti ... 60

III.1.1.7. Sertifikat dan Penghargaan ... 62

III. 1.2. Universitas Sumatera Utara ... 63

III. 2. Metode Penelitian ... 69

(9)

IV.2.3. Peningkatan Citra Positif PT. Djarum ... 81

IV. 3. Tabel Rekapitulasi ... 84

IV.4. Tabel Silang ... 86

IV.5. Penyajian Hipotesis ... 88

IV. 6. Pembahasan ... 90

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

V.1. Kesimpulan ... 92

V.2. Saran ... 93

(10)

Daftar Tabel

Tabel 1 Variabel Operasional………20

Tabel 2 Jenis Program CSR PT Djarum………61

Tabel 3 Usia………...77

Tabel 4 Jenis Kelamin………....77

Tabel 5 Fakultas……….78

Tabel 6 Departemen………...78

Tabel 7 Angkatan………...79

Tabel 8 Intensitas Program CSR Djarum Pendidikan di Kampus……….80

Tabel 9 Pendapat Responden tentang Kecukupan Intensitas Program CSR PT Djarum………80

Tabel 10 Pendapat Responden tentang manfaat kegiatan Pendidikan PT Djarum kampus………..81

Tabel 11 Penilaian Responden terhadap perhatian PT Djarum terhadap kehidupan sosial sekitarnya……….81

Tabel 12 Pendapat Responden jika muncul isu negatif seputar PT Djarum ………..82

Tabel 13 Tanggapan Responden terhadap kegiatan CSR sebagai Tanggung jawab sosial……….83

Tabel 14 Tabel Rekapitulasi………84

Tabel 15 Hubungan antara intensitas program CSR pendidikan dan pemenuhan tanggung jawab sosial………...86

Tabel 16 Hubungan antara efektifitas keseluruhan Program CSR Pendidikan dan tanggapan mengenai tidak bersedia ikut partisipasi dlm CSR……….87

(11)

Daftar Gambar

Gambar 1 Teori S-O-R………... 17

(12)

Daftar Lampiran

1. Surat Izin Penelitian 2. Keterangan Fotron Cobols 3. Tabel Fotron Cobols

4. Tabel Uji Validitas dan Realibilitas 5. Kuesioner

(13)

Abstraksi

Penelitian ini berjudul Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Dan Citra Perusahaan (studi kasus pengaruh implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum terhadap peningkatan citra positif perusahaan pada mahasiswa USU) yang bertujuan menganalisis sejauhmana pengaruh implementasi program Corporate Social Responsibility beasiswa Djarum terhadap peningkatan citra positif perusahaan pada mahasiswa USU. Penelitian ini dilakukan pada bulan November.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori S-O-R (Stimulus-Organism-Respon), di mana Stimulus adalah Implementasi Program CSR Beasiswa, Organism adalah mahasiswa USU, dan Respon adalah peningkatan citra positif.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional yang mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang, dan uji hipotesis dengan melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman. Teknik sampel dalam penelitian ini adalah total sampling, di mana keseluruhan populasi menjadi sampel penelitian.

Hasil uji hipotesa yang diperoleh dengan menggunakan SPSS 15.0 menunjukkan besarnya koefisien korelasi Rank Spearman yaitu nilai Rs lebih besar dari nol dan ini artinya Implementasi Program Coorporate Sosial Responsibility Beasiswa Djarum berhasil meningkatkan citra positif Perusahaan PT Djarum dan hubungan itu memiliki nilai yang cukup berarti.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan industri saja, setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan pengelolaan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Perusahaan dan industri berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor lingkungan hidup.

(15)

sering dikenal dengan sebutan Corporate Social Responsibility (CSR). Perusahaan tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan semata melainkan sudah meliputi aspek keuangan, aspek sosial dan aspek lingkungan.

Konsep sebutan Corporate Social Responsibility atau dalam bahasa Indonesia dikatakan tanggung jawab sosial perusahaan yang disingkat CSR belakangan ini memang sedang marak-maraknya dilaksanakan perusahaan baik di Indonesia maupun luar negeri. Tanggung jawab sosial perusahaan menunjukkan kepedulian perusahaan terhadap pentingnya pihak-pihak lain secara lebih luas daripada kepentingan perusahaan saja. Tanggung jawab sosial dari perusahaan merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk di dalamnya adalah pelanggan atau customer, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier, bahkan juga kompetitor. Pengembangan program-program sosial perusahaan dapat berupa bantuan fisik, pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat (community development), beasiswa dan sebagainya.

(16)

tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability.

Secara umum Corporate Social Responsibility merupakan peningkatan kualitas kehidupan mempunyai adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat dinikmati, memanfaatkan serta memelihara lingkungan hidup. Atau dengan kata lain merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas.

Sebagai sebuah konsep, CSR boleh dikatakan menjadi konsep yang tengah hangat karena tengah ramai dibicarakan, dipeluk erat dan didorong banyak promotornya. CSR saat ini trend global di mana-mana, perusahaan berlomba-lomba melaksanakannya tidak hanya di Indonesia tetapi juga di internasional. Penerapan CSR tidak lagi dianggap sebagai cost, melainkan investasi perusahaan.

PT. Djarum adalah sebuah perusahaan berpusat di perusahaan rokok terbesar di

kecil dalam bidanDjarum Gramophon pada tahun

(17)

tahun tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun yang dua-duanya merupakan putra Oei.

Selain dunia rokok, Djarum juga dikenal aktif terlibat dalam dunia pemain kelas dunia seperti sejak tahun 1998 perusahaan Djarum juga telah menguasai sebagian besar saham

PT Djarum sendiri telah melakukan program CSR sejak tahun 1969 dengan membangun Pusat Pelatihan Bulutangkis di Kudus. Tahun 1977, Djarum membantu pemerintah daerah setempat melakukan penghijauan kota Kudus dan disusul dengan berbagai kegiatan pemeliharaan lingkungan hidup lainnya. Secara garis besar, program CSR PT Djarum dibagi menjadi 3 yaitu Djarum Bakti Olahraga, Djarum Bakti Lingkungan dan Djarum Bakti Pendidikan. Namun program CSR Djarum tidak hanya terbatas pada 3 bidang tersebut. Apabila daerah-daerah di sekitarnya mengalami musibah bencana alam, Djarum menerjunkan Tim Relawan Djarum untuk membantu masyarakat yang menjadi korban bencana tersebut.

(18)

mahasiswa-mahasiswi strata satu berprestasi tinggi dari berbagai Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Para calon penerima beasiswa Djarum tersebut diseleksi secara ketat dan harus memenuhi persyaratan IQ dan EQ sehingga mereka memiliki kecerdasan emosional dalam proses meraih prestasi.

Selain mendapat bantuan biaya pendidikan, para penerima beasiswa Djarum (Beswan Djarum) juga menerima manfaat lain berupa program pengembangan karakter yang merupakan kelebihan dari Program Beasiswa Djarum, yaitu dengan mengikuti seminar/lokakarya, pelatihan-pelatihan, leadership, motivasi, outbound, practical skills, maupun kewirausahaan (entrepreneur skill) dan lain-lain agar para Beswan Djarum bisa mandiri dan menjadi pemimpin arif.

Setiap setahun sekali, kecerdasan mereka diasah melalui Lomba Karya Tulis Beswan Djarum (LKT-BD) untuk mengasah kemampuan dan kualitas berpikir kreatif dan inovatif. Seluruh Beswan Djarum juga berkesempatan untuk berkunjung ke pabrik PT Djarum di Kota Kudus sekaligus menghadiri malam pelantikan sebagai Beswan Djarum dalam satu perhelatan Silaturahmi Nasional. Inilah yang membedakan beasiswa Djarum dengan beasiswa – beasiswa lainnya

(19)

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dikemukakan perusahan masalah sebagai berikut :

“Sejauhmanakah pengaruh implementasi program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum terhadap peningkatan citra positif perusahaan pada mahasiswa USU?”

I.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas sehinggga menghasilkan urain yang sistematis, maka peneliti membetasi masalah yang diteliti. Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas, terarah sehingga tidak mengaburkan penelitian.

Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah :

a. penelitian terbatas pada program Corporate Social Responsibility PT. Djarum bidang pendidikan

b. Objek Penelitian ini adalah mahasiswa USU dengan kategori: 1. pernah menerima dan sudah selesai beasiswanya.

2. mahasiswa yang sedang menerima beasiswa.

3. mahasiswa yang pernah melamar beasiswa Djarum tapi tidak lulus.

I.4 Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(20)

b. Untuk mengetahui respon atau tanggapan masyarakat terhadap implementasi program beasiswa Djarum.

c. Untuk mengetahui pengaruh implementasi program Corporate Social Responsibility beasiswa Djarum dalam peningkatan citra positif pada mahasiswa USU.

I.5 Manfaat penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah:

a. secara teoritis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti mengenai ilmu komunikasi khususnya tentang Corporate Social Responsibility sebagai bagian dari ilmu komunikasi.

b. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di departemen Ilmu komunikasi FISIP USU khususnya mengenai Corporate Social Responsibility dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pembacanya.

c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapatmemberikan kontribusi/masukan yang positif bagi praktisi public relation.

I.6 Kerangka Teori

(21)

Menurut Kerlinger menyatakan teori merupakan himpunan konstruk (konsep), definisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004 : 6). Dengan adanya kerangka teori peneliti akan memiliki landasan dalam menemukan tujuan arah penelitiannya. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah:

1. Komunikasi

Komunikasi merupakan dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat berhubungan satu dengan yang lain, baik secara individu, maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan diri antar manusia (Effendy, 2003 : 8). Komunikasi juga dapat diartika sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruruh mempegeruhi satu dengan yang lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi (Cangara, 2002 : 20).

Komunikasi merupakan unsur penting bagi kehidupan manusia. Hal ini sangat diperlihatkan dalam rangka menjalin hubungan dengan sesama dengan sifat manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Komunikasi digunakan sebagai jembatan yang menghubungkan manusia yang sat dengan yang lainnya (Effendy, 2003 :270).

(22)

setepat-tepatnya asas-asas pentransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap (Effendy, 2003 : 13).

Secara etimologi istilah komunikasi dalam bahasa Inggris, yaitu communication berasal dari bahasa latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama yang dimaksud adalah sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2003 : 30). Dari hal tersebut, dapat diartikan jika terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan, maka komunikasi tidak akan terjadi.

Lasswel menerangkan bahwa cara terbaik untuk menerangkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : Who Says What In Which Channel to Whom With What effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa). Jawaban dari pertanyaan paradigmatic Lasswell merupakan unsur-usur proses komunikasi yang meliputi: komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek

(Effendy , 2003: 254).

Adapun fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagai berikut: 1. Pengamatan lingkungan.

2. Korelasi kelompok-kelompok dalam masyarakat ketika menghadapi lingkungan.

3. transmisi warisan sosial dari generasi sosial satu ke generasi social lainnya (Effendy 2003: 254).

(23)

menyerapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan orang lain. Dengan demikian suatu tindakan yang dilakukan tersebut memberikan suatu dampak sosial bagi masyarakat.

Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap. Pendapat dan tingkah laku komunikator melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya, dengan kata lain pihak komunikan merasa adanya persamaan antara komunikator dengannya, sehingga dengan demikian komunikan bersedia taat kepada pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator.

2. Public Relation (PR)

Istilah public relation diperkenalkan oleh Ivy Ledbetter Lee pada tahun 1906. Gagasan Lee yang ditampilkannya saat itu adalah apa yang dinamakan olehnya Declaration of Principle yang memuat asas khalayak tidak dapat diabaiknoleh manajemen industri dan dianggap bodoh oleh pers (Effendy, 2003: 106). Selain itu, ia akan berjanji menyediakan berbagai informasi yang cepat serta akurat khususnya mengenai segala sesuatu yang bernilai tinggi dan menyangkut kepentingan umum sehingga memang perlu diketahui segenap masyarakat. Hal ini kemudian menjadi salah satu fungsi utama dari kegiatan public relation.

(24)

berkesinambungan dan teratur sehingga terdapat pengertian dan pemahaman dari pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan utamanya adalah menciptakan dan memelihara saling pengertian dengan maksud untuk memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak lain yang turut berkepentingan. Sebaliknya, organisasi juga harus memahami kelompok atau individu yang terlibat di dalamnya (Jefkins 2004 : 9).

Selain itu pengertian publik relation menurut Rex F. Harlow yaitu, fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahamaan bersama, penerimaan mutual dan kerjasama antar organisasi dan publiknya; PR melibatkan manajemen problem atau manajemen isu; PR membantu manajemen agar tetap responsif dan mendapat informasi terkini tentang opini publik; PR mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; PR membantu manajemen mengikuti tetap perkembangan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, PR dalam hal ini adalah system peringatan diniuntuk mengantisipasi arah perubahan (trends); dan PR menggunakan riset dan komunikasi yng sehat sebagai alat utamanya (Cutlip, 2006 : 5).

Onong Uchjana Effendy (2006 : 132) mengemukakan ciri-ciri public relation sebagai berikut:

- Komunikasi yang dirancangkan berlangsung dua arah.

- Kegiatan yang dilakukan terdiri atas penyebaran informasi, penggiatan persuasi, dan pengkajian pendapat umum.

- Tujuan yang hendak dicapai ialah tujuan perusahaan.

(25)

- Efek yang diharapkan adalah terbitnya yang harmonis antara perusahaan dan khalayak.

Berdasarkan ciri-ciri public relations tersebut jelas bahwa public relations mendukung tercapainya tujuan perusahaan yang melibatkan seluruh komponen perusahaan yang bersangkutan baik ke dalam maupun ke luar.

3. External Public Relations

External public relations dilakukan dengan khalayak di luar perusahaan di mana suatu keharusan yang mutlak karena masing-masing akan saling membutuhkan. Khalayak mana yang akan menjadi sasaran pembinaan bergantung pada sifat dan ruang perusahaan itu sendiri. Menurut Effendy (2003: 136-137) terdapat beberapa khalayak yang sama-sama menjadi sasaran kegiatan semua perusahaan sehingga senantiasa harus menjalin hubungan yang tetap, yakni:

- Hubungan dengan masyarakat sekitar (community relation). - Hububgan dengan jawatan pemerintahan (government relation). - Hubungan dengan pers (perss relation).

Sesuai dengan tujuan utamanya, public relations akan dituntut untuk mengembangkan atau menjalin hubungan baik dengan semua pihak, tidak hanya hubungan dengan pihak internal perusahaan, tetapi sama pentingnya dengan pihak eksternal.

(26)

4. Corporate Social Responsibility (CSR)

Istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970an dan semakin popular setelah kehadiran buku cannibals with FORKS: The triple Botton Line in 21st Century Business (1998) karya John Elkington mengembangkan 3 komponen penting suistabinable development, yakni economic growth, environment protection dan social equity yang ditugaskan the world Commission On Environmental and development (WCED) dalam brunrtland Report (1987), Elkington mengemas CSR dalam 3 fokus yakni 3P, singkatan dari profit, planet dan people. Perusahaan yang baik tuidak hanya mengejar keuntungan ekonomi belaka (profit) melainkan pula memiliki kepedulian terhadap ketertarikan lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people) (http://mamrh.wordpress.com/2008/07/21/53).

Secara umum Corporate Social Responsibility merupakan peningkatan kualitas kehidupan mempunyai adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat dinikmati, memanfaatkan serta memelihara lingkungan hidup. Atau dengan kata lain merupakan cara perusahaan mengatur proses usah untuk memproduksi dampak positif pada komonitas atau citra yang baik.

Salah satu definisi CSR Asia berbunyi “Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, social dan longkungan serasa menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholders” (Ruslan: 1999).

(27)

dilakukan demi kesejahteraan masyarakat dan demi dampak jangka panjang yaitu terbentuknya citra positif perusahaan di mata masyarakat.

5. Citra Perusahaan

Menurut Seitel kebanyakan perusahaan meyakini bahwa citra perusahaan yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang (Ardianto, 2004: 111).

Menurut Bill Canton dalam Sukatendel mengatakan bahwa citra adalah: “kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan: kesan yang dengan sengaja diciptakan suatu obyek, orang atau organisasi”. Jadi, ungkapan Sukatendel citra itu dengan sengaja perlu diciptakan bernilai positif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah:

a. Kata benda: gambar, rupa dan gambaran.

b. Gambar yang dimiliki oleh orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk.

c. Kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi.

Menurut Jefkins, (2004: 20) ada beberapa jenis citra, yakni:

a. citra bayangan (mirror image), yaitu citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap perusahaannya.

b. citra yang berlaku (current image), yaitu suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar yang dianut oleh perusahaan.

(28)

d. citra perusahaan (corporate image), yaitu citra suatu perusahaan secara keseluruhan, bukan sekedar citra atas produk dan pelayanan.

e. citra majemuk (multiple image), yaitu setiap perusahaan atau organisasi memiliki banyak unit dan pegawai (anggota). Masing-masing individu itu memiliki perangai dan perilaku tersendiri sehingga memunculkan suatu citra perusahaan secara keseluruhan.

Rangkaian kegiatan publik relation suatu perusahaan bertujuan untuk mencapai sasaran utama yaitu citra positif perusahaan dimana dapat menggunakan tolak ukur sebagai berikut :

1. kepercayaan

dalam perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan tidak terlepas dari dukungan publiknya yaitu adanya kepercayaan. Artinya, kepercayaan menjadi kelanjutan nafas kehidupan sebuah perusahaan.

2. realitas

realistik, jelas terwujud, dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden

3. kerjasama saling menguntungkan

suatu kegiatan dilaksanakan mendatangkan kesuksesan dan keuntungan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.

4. kesadaran

(29)

6. Model S-O-R

Dalam penelitian ini, model komunikasi yang digunakan adalah model S-O-R, (Stimulus-Organisem-Respon). Model ini mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti melalui suatu analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy (2003: 254) efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan yang erat antara pesan-pesan media dan reaksi audiens. Dalam proses perubahan sikap, maka sikap komunikan hanya dapat berubah apabila stimulus yang menerpanya melebihi apa yang pernah dialaminya.

Prof. Dr. Mar’ at (Effendy, 2003: 255) dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap baru, ada tiga variabel penting yaitu:

(30)

Berdasarkan uraian di ata, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan I Model S-O-R

Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepad komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung apabila ada perhatian komunikan.

Setelah komunikan mengelolanya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

Sehubungan dengan penjelasan di atas, teori S-O-R dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Stimulus : Implementasi program Corporate Social Responsibility beasiswa Djarum

- Organism : Mahasiswa USU dengan kategori:

1. pernah menerima dan sudah selesai beasiswanya. 2. mahasiswa yang sedang menerima beasiswa

3. mahasiswa yang pernah melamar beasiswa Djarum tetapi tidak lulus Respon

Organism

• Perhatian,

• Pengertian,

(31)

- Response : Efek yang ditimbulkan pada Mahasiswa USU melalui implementasi/pelaksanaan Corporate Social Responsibility beasiswa Djarum dalam meningkatkan citra positif perusahaan.

1.3 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan hasi pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dengan kerangka konsep, akan menuntun penelitian dalam merumuskan hipotesis (Nawawi, 1995: 40).

Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dipersoalkan dengan mengubahnya menjadi variabel.

Variable-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas

Variabel bebas (independent variable) adalah gejala atau factor atau unsure yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsure lain (Nawawi, 1995: 56).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependent variable) adalah sejumlah gejala atau atau faktor atau unsure yang ditentukan atau dipengaruhi ada atau atau ditentukan adanya variabel bebas bukan karena adanya variabel lain (Nawawi, 1995: 37).

(32)

3. Variabel Antara

Variabel anatara adalah variabel yang mengantarai variabel bebas dan varibel terikat. Variabel antara dalam penelitian ini adalah mahasiswa USU.

I.8 Model Teoritis

Variable-variabel yang telah dikelompokkan dala kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis

Variable Antara Z Nama

Usia Jurusan Jenis kelamin

Variable Terikat Y Peningkatan Citra

PT Dj Variable Bebas X

(33)

1.9. Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dibuat operasional variable yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian sebagai berikut:

(34)

1.10 Definisi Variabel Operasional

Definisi operasional merupkan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksana mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang amat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995: 46).

Definisi variabel-variabel dalam penelitian adalah:

1. Variabel Bebas (Implementasi Program Corporate Social Responsibility)

1. Kegiatan: Kegiatan-kegiatan atau program CSR yang dilakukan oleh Public Relations PT Djarum.

2. Intensitas: tingkat keseringan pesan/ informasi/ kebijakan perusahaan dan tingkat keseringan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya eksternal di masyarakat.

3. Tujuan Kegiatan: visi dan misi yang harus dibangun pada setiap kegiatan atau program.

4. Komunikator : penilaian terhadap petugas Public Relations PT. Djarum a. Capability : kemampuan berkomunikasi petugas Public Relations

PT.

Djarum dalam menyampaikan pesan/informasi/kebijakan perusahaan.

(35)

c. Clarity : kejelasan pesan yang disampaikan oleh petugas Public Relations PT Djarum.

d. Credibility: nilai kepercayaan publik terhadap petugas Public Relations PT Djarum.

2. Variabel Terikat (Peningkatan Citra Perusahaan)

a. Kepercayaan: kesan dan pendapat atau penilaian positif khalayak/masyarakat terhadap PT. Djarum.

b. Realitas: realistik, jelas terwujud, dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden seperti pemberian bantuan fisik atau non fisik.

c. Kejelasan saling menguntungkan: saling memberikan keuntungan sesama pihak baik bagi pihak perusahaan maupun khalayak ramai. d. Kesadaran: adanya kesdaran khalayak tentang dan perhatian

terhadap produk atau segala sesuatu yang berkaitan dengan PT. Djarum.

3. Variabel Antara : Karakteristik Responden ~. Nama : nama responden

~. Usia : usia responden

~. Jenis kelamin : jenis kelamin responden pria/wanita ~. Departemen : departemen pendidikan responden ~. Fakultas : fakultas responden

(36)

I.11 Hipotesis

Hipotesis ialah suatu proporsi, kondisi atau prinsip yang sementara waktu dianggap benar dan barangkali tanpa keyakinan, agar bisa ditarik suatu konsekuensi yang logis dan dengan cara ini kemudian diadakan pengujian (testing) tentang kebenarannya dengan menggunakan data empiris (empirical data) hasil penelitian (Supranto, 2003: 49-50). Selain itu, ada juga pendapat menurut Bungin, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan. Dengan hipotesis, penelitian menjadi tidak mengambang karena dibimbing oleh hipotesis tersebut (Bungin, 2001: 90). Hipotesis yang didapat dalam penelitian ini adalah:

(37)

BAB II

URAIAN TEORITIS II.1. KOMUNIKASI

II.1.1. Pengrtian Komunikasi

Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik secara individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia (Effendy, 2003:8). Komunikasi juga dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling berpengaruh mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi (Cangara, 2002:20).

(38)

Di antara sosiolog, ahli psikologi dan ahli politik di Amerika Serikat,yang menaruh perhatian terhadap perkembangan komunikasi adalah Carl I. Hovland yang memberi pengertian tentang komunikasi. Menurut Hovland, komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas penyampaian informasi serta pembentukan sikap dan pendapat (Effendy, 2003:10). Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi itu meliputi proses penyampaian pesan, pembentukan kepercayaan, sikap, pendapat dan tingkah laku publik. Sedangkan menurut Wilbur Schramm seorang ahli linguistik, mengatakan communication berasal dari kata Latin “communis” yang artinya common atau sama. Jadi menurut Schramm jika mengadakan komunikasi dengan suatu pihak, maka kita menyatakan gagasan kita untuk memperoleh commones dengan pihak lain mengenai suatu objek tertentu (Amir Purba, 2006:30).

Laswell menerangkan bahwa bahwa cara terbaik untuk menerangkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect (Siapa Mengatakan Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa). Jawaban dari pertanyaan paradigmatik Laswell merupakan unsur-unsur proses komunikasi yang meliputi : komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek (Effendy, 2003:253). Paradigma tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Who (Siapa) : Komunikator; orang yang menyampaikan pesan 2. Says What : Pernyataan yang didukung oleh lambing-lambang 3. In Which Channel : Media; sarana atau saluran yang mendukung pesan

yang disampaikan.

(39)

4. To Whom : Komunikan; orang yang menerima pesan. 5. With What Effect : Efek dampak sebagai pengaruh pesan atau dapat

juga dikatakan sebagai hasil dari proses komunikasi.

II.1.2. Proses Komunikasi

Kategori-kategori proses komunikasi ditinjau dari dua perspektif: 1. Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis

(40)

2. Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistis

Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau “melemparkan” dengan bibir kalau lisan atau tangan jika pesan lukisannya sampai ditangkap oleh komunikan. Penangkapan pesan dari komunikator kepada komunikan itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau mata, atau inder-indera lainnya.

Proses komunikasi dalam perspektif ini kompleks atau rumit, sebab bersifat situasional, bergantung pada situasi atau komunikasi itu berlangsung. Adakalanya komunikannya seorang, maka komunikasi dalam situasi ini dinamakan komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, kadang-kadang komunikannya sekelompok orang: komunikasi dalam situasi ini disebut komunikasi kelompok: acapakali pula komunikannya tersebar dalam jumlah yang relatif banyak sehingga untuk menjangkaunya diperlukan suatu media atau sarana, maka komunikasi dalam situasi seperti ini dinamakan komunikasi massa (Effendy, 2003:30).

Untuk lebih jelasnya proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi dua:

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan mempergunakan suatu lambang (simbol) sebagai media atau saluran. Lambang ini umumnya bahasa, tetapi dalam situasi-situasi komunikasi tertentu lambang-lambang yang dipergunakan dapat berupa kial (gesture), yakni gerakan anggota tubuh, gambar, warna dan lain sebagainya. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi ini mampu “menerjemahkan” pikiran ataupun perasaan komunikator kepada komunikan.

b. Proses komunikasi secara sekunder

(41)

dan banyak. Kalau komunikan jauh, dipergunakan surat maupun telepon; jika banyak dipakailah perangkat pengeras suara; apabila jauh dan banyak; dipergunakan surat kabar, radio atau televisi.

Komunikasi sekunder ini semakin lama semakin efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi komunikasi yang semakin canggih, yang ditopang pula oleh teknologi-teknologi lainnya yang bukan teknologi komunikasi.

c. Proses komunikasi secara linear

Istilah linear mengandung makna lurus. Jadi proses linear berarti perjalanan dari satu titik ke titik lain secara lurus. Dalam konteks komunikasi, proses linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Komunikasi linear ini berlangsung baik dalam situasi komunikasi tatap muka (face to face communication) maupun dalam situasi komunikasi bermedia (mediated communication).

Proses komunikasi secara linear umumnya berlangsung pada komunikasi bermedia, kecuali komunikasi melalui telepon. Komunikasi melalui telepon hampir tidak pernah berlangsung secara linear, melainkan dialogis, Tanya jawab dalam bentuk percakapan.

d. Proses komunikasi secara sirkular

Sirkular sebagai jembatan dari perkataan “circular” secara harfiah berarti bulat, bundar atau keliling sebagai lawan dari perkataan linear tadi yang bermakna lurus. Dalam konteks komunikasi yang dimaksudkan dengan proses secara sirkular itu adalah terjadinya feedback atu umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan kepada komunikator. Oleh karena itu ada kalanya feedback tersebut mengalir dari komunikan ke komunikator itu adalah “response” atau tanggapan komunikan terhadap pesan yang akan dia terima dari komunikator. Konsep umpan balik ini dalam proses komunikasi amat penting karena dengan terjadinya umpan balik komunikator mengetahui apakah komunikasinya itu berhasil atau gagal, dengan kata lain, dengan kata lain perkataan apakah umpan baliknya positif atau negatif. Bila positif ia patut gembira, sebaliknya jika negatif menjadi permasalahan, sehingga ia harus mengulang lagi dengan perbaikan gaya komunikasinya lagi sampai menimbulkan umpan balik positif (Effendy, 2003:40).

(42)

II.1.3. Hambatan Komunikasi

Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif. Bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi yang harus menjadi perhatian bagi komunikator kalau ingin komunikasinya sukses (Effendy,2003:45).

a. Gangguan

Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh ialah gangguan suara ganda (interfensi) pada pesawat radio, gambar meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layer televisi, huruf yang tidak jelas, jalur huruf yang hilang atau terbalik atau halaman yang sobek pada surat kabar. Sedangkan gangguan semantik adalah jenis gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik ini tersaring ke dalam pesan istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, maka akan lebih banyak gangguan semantik dalam pesannya. Gangguan semantic terjadi dalam sebuah pengertian.

b. Kepentingan

Interest atau kepentingan akan mebuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap. Perasaan, pikiran dan tingkah laku kita merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan (Effendy, 2003:47).

c. Motivasi Terpendam

(43)

d. Prasagka

Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan terberat bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syakwasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu ras, seperti sering kita dengar, melainkan juga terhadap agama, pendirian politik, pendek kata suatu perangsang yang dalam pengalaman pernah memberi kesan yang tidak enak.

II.1.4. Ruang Lingkup Komunikasi

Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan meneliti kegiatan-kegiatan komuikasi manusia yang luas ruang lingkup dan banyak dimensinya. Berikut ini adalah penjelasan komunikasi berdasarkan konteksnya:

1. Bidang Komunikasi

a). Komunikasi Sosial (social communication)

b). Komunikasi Organisasi/Manajemen (organization/managemen communication)

c). Komunikasi Bisnis (business communication) d). Komunikasi Politik (political communication)

e). Komunikasi Internasional (international communication) f). Komunikasi Antar budaya (intercultural communication) g). Komunikasi Pembangunan (development communication) h). Komunikasi Tradisional (traditional communication) 2. Sifat Komunikasi

(44)

b). Komunikasi Nirverbal (nonverbal communication) 1. Komunikasi Kial (gestural/body communication) 2. Komunikasi gambar (pictorial communication) 3. Lain-lain

c). Komunikasi Tatap Muka (face-to-face-communication) d). Komunikasi Bermedia (mediated communication) 3. Tatanan Komunikasi

a). Komunikasi Pribadi (personal Communication)

1. Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication) 2. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) b). Komunikasi Kelompok (group communication)

1. Komunikasi Kelompok Kecil (small group communication) a. Ceramah

b. Forum

c. Simposium (symposium)

d. Diskusi panel (panel discussion) e. Seminar

f. Curahsaran (brainstorming) g. Lain-lain

(45)

c). Komunikasi Massa (mass communication)

1. Komunikasi Media Massa Cetak (printed mass media communication) a. Surat kabar (daily)

b. Majalah (magazine)

2. Komunikasi Media Massa Elektronik (electronic mass media communication)

a. Radio b. Televisi c. Film d. Lain-lain

d). Komunikasi Medio (medio communication) 1. Surat

2. Telepon 3. Pamflet 4. Poster 5. Spanduk

6. Lain-lain media yang tidak termasuk media massa 4. Tujuan Komunikasi

a). Mengubah sikap (to change the attitude)

b). Mengubah opini/pandangan/pendapat (to change the opinion) c). Mengubah Perilaku (to change the behaviour)

(46)

5. Fungsi Komunikasi

a). Menginformasikan (to inform) b). Mendidik (to educate)

c). Menghibur (to entertain) d). Mempengaruhi (to influence) 6. Teknik Komunikasi

a). Komunikasi informatif (informative communication) b). Komunikasi persuasif (persuasif communication) c). Komunikasi pervasif (pervasive communication) d). Komunikasi koersif (coersive communication) e). Komunikasi instruktif (instructive communication) f). Komunikasi manusiawi (human relations)

7. Metode Komunikasi

a). Jurnalisme/jurnalistik (journalism) b). Hubungan masyarakat (public relations) c). Periklanan (advertising)

d). Propaganda

e). Perang urat syaraf (phsylogical warfare) f). Perpustakaan (library)

(47)

II.2. PUBLIC RELATIONS

II.2.1. Sejarah dan Perkembangan Public Relations

Istilah public relations sebenarnya baru dikenal pada abad ke-20, namun gejalanya sudah tampak sejak abad-abad sebelumnya, bahkan sejak manusia masih primitif.

Unsur-unsur dasarnya memberi informasi, membujuk dan mengintegrasikan khalayak selalu tampak dalam kehidupan masyarakat sejak zaman dahulu. Di zaman purbakala orang berhubungan dengan orang lain yang berjauhan tempatnya melalui tanda-tanda berupa asap api di atas gunung atau tabuh-tabuhan, tiada lain untuk menarik perhatian dari orang lain atas dasar memelihara hubungan baik dengan sesamanya. Prinsip public relations telah pula dilakukan oleh orang-orang Yunani dan Romawi dengan dasar-dasar vox populi (suara rakyat) dan respublica (kepentingan umum). (Suhandang, 2004:16).

(48)

II.2.2. Definisi Public Relations (PR)

Public Relations terdiri dari dua buah kata yaitu public dan relations.

Dalam bahasa Indonesia, kata pertama berarti publik, kata kedua berarti hubungan-hubungan. Jadi, public relations berarti hubungan-hubungan dengan publiknya. Istilah publik sukar di-Indonesiakan, dan sampai sekarang belum ada khusus serta baku. Adapun pengertian public mengacu kepada sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama pula.

(49)

berkepentingan. Sebaliknya, organisasi juga harus memahami setiap kelompok atau individu yang terlibat di dalamnya (Jefkins, 2004 :9).

Selain itu ada juga pengertian Public Relations menurut Rex F. Harlow yaitu fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerja sama antara organisasi dan publiknya; PR melibatkan manajemen problem atau manajemen isu; PR membantu manajemen agar tetap responsif dan mendapat informasi terkini tentang opini publik; PR mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; PR membantu manajemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, PR dalam hal ini adalah sebagai sistem peringatan dini untuk mengantisipasi arah perubahan (trends); dan PR menggunakan riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya (Cutlip, 2006 :5).

II.2.3. Fungsi dan tujuan Public Relations

Public relationmerupan Fungsi manajemen dan dalam struktur organisasi public relations merupakan salah atau bagian atau divisi dari organisasi.Karena itu,tujuan public relations sebagai bagian struktual organisasi tentu saja tidak dapat lepas dari tujuan organisasinya sendiri (Iriantara 2004:56-57).

(50)

b.Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan eksternal.

c. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publiknya kepada organisasi.

d. Melayani public dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum e. Operasionalisasi dan organisasi public relasions adalah bagaimana membina

hubungan yang baik dengan publicnya, untuk mancegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak publiknya.

Menurut Cutlip dan center ( dalam Ruslan 2005 : 83), dalam peranan public relations ketika berkomunikasi di kenal dengan “ the 7 C’s of Communication” yaitu

a). Crebility

komunikasi di mulai dengan membangun suatu kepercayaan. Oleh karena itu, untuk membangun iklim kepercayaan itu di mulai dari kinerja, baik pihak komunikator dan pihak komunikan akan menerima pesanan itu berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya, begitu juga tujuannya.

b). Contex

(51)

c). Content

Pesanan yang akan disampaikan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki kecocokan dengan system nilai-nialai yang berlaku bagi banyak orang dan bermanfaat.

d). Clarity

Pesan dalam berkomunikasi itu disusun dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh atau mempunyai arti antara komunikator dengan komunikannya. e). Contunuity and consistency

Komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan dan bervariasi, yang merupakan kontribusi bagi fakta yang ada dengan sikap penyesuaian melalui proses belajar.

f). Channel

menggunakan media sebagai saluran pesan yang setepat mungkin dan efektif dalam menyampaikan pesan yang di maksud.

g). Capability of audience

(52)

Menurut H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran public relations adalah :

1) Membangun identitas dan citra perusahaan (building corporate identity and image)

- Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif

- Mendukung kegiatan komunikasi timbale balik dua arah dengan berbagai pihak.

2) Menghadapi krisis ( facing krisis )

- Menangani keluhan ( complain ) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk menejemen krisis.

3) Mempromosikan aspek kemasyarakatan ( promotion public causes ) - Mempromosikan kepentingan public

- Mendukung kegiatan kampanye social anti merokok, serta menghindari obat-obat terlarang, dan sebagainya

( Ruslan, 2005 : 23-24 )

II. 2.4 Peran PR dalam Corporate Social Responsibility

Seringkali praktisi hubungan masyarakat memainkan peran kunci dalam fungsi filantropi perusahaan, adakalanya menjadi pejabat yang bertanggung jawab atas fungsi itu. Lazimnya peran hubungan masyarakat mencakup hal-hal berikut ini :

1. Menggelar peristiwa-peristiwa yang sesuai untuk membantu kontribusi yang

(53)

2. Membantu kampanye atau usaha kers amal dengan nasehat strategi

Komunikasi, menyiapkan materi cetak atau audiovisual dan mengiklankan dukungan atau meningkatkan publisitas.

3. Memimpin proyek atau kampanye atau betindak sebagai wakil pejabat senior perusahaan.

4. Memeriksa perkara-perkara komunitas yang bermacam-macam untuk menentukan bagaimana dan dimana perusahaan dapat memberi bantuan terbaik.

5. Membimbing bukan mengarahkan, pendekatan partisipatf yang melibatkan unsure pokok komunitas dalam mengalokasikan kontribusi-kontribusi perusahaan (Cutlip, 2006 : 375-376 ).

II. 2.5. Proses Public Relations

Proses dalam kegiatan public relations merupakan proses yang berkelanjutan. Bukan sebuah proses yang terhenti begitu satu kegiatan diselesaikan atau satu objek terselesaikan. Proses public relations yang dirumuskan oleh utlip & Center dan Lesly hanya berbeda dalam rinciannya saja,.Namun unsure – unsur dalam proses diuraikan oleh public relations itu

(54)

Proses public relations

Pengimpulan Fakta

Defenisi Permasalahan

Perencanaan dan Progra

Aksi dan Komunikasi

Evaluasi

Gambar Proses Public Relations

II.3 External Public Relations

(55)

Bagi suatu perusahaan hubungan-hubungan untuk dengan public di luar perusahaan itu merupakan suatu keharusan di dalam usaha untuk :

a. Memperluas langganan b. Memperkenalkan produksi c. mencari modal dan hubungan

d. memperbaiki hubungan dengan serikat-serikat buruh, mencegah pemogokan- pemogokan dan mempertahankan karyawan-karyawan yang cakep,efektif dan produktif kerjanya ( Abdurrachman, 1995 :38 )

Berasarkan itu, tugas penting external relations adalah mengadakan komunikasi yang efektif, yang sifatnya informatif dan persuasif, yang ditujukan kepada publik di luar badan itu.

Publik ekstern yang menjadi sasaran public relations ialah para pelanggan (cutumer), khalayak sekitar ( community ), instansi pemerintahan ( government ), pers (press), dan lain-lain di luar kelompok-kelompok tersebut harus senantiasa diadakan kominikasi dalam rangka memelihara dan membina hubungan yang harmonis dengan mereka. Hubungan baik dengan mereka sama pentingnya dengan publuk intern; turut menentukan sukses tidaknya tujuan yang dicapai oleh suatu organisasi

( Efendi, 2002 : 150 ).

Komunukasi yang di selenggarakan oleh external public relation harus timbal balik juga. Sebab public mempunyai hak untuk mengetahui keadan sebenarnya tentang sesuatu yang menyangkut kepentingannya .

(56)

dengan public. Tanpa terpengaruh oleh “ aperance “ , “ personality “ , kata – kata mereka dan sebagainya (Abdurrachman, 1995 : 39).

II.3.1. Jenis – jenis External Public Relations

Menurut Effendy (2002 : 152) terdapat beberapa khalayak yang sama – sama menjadi sasaran kegiatan semua perusahaan sehingga harus senantiasa menjalin hubungan yang tetap, yakni :

1. Hubungan dengan masyarakat sekitar ( community relation )

Yang di maksud dengan khalayak sekitar komplek organisasi (perusahaan, jawatan, dan lain – lain). Komunikasi dengan komunitas ini perlu senantiasa dilakukan, oleh karena mereka pada sewaktu mungkin diperlukan. Umpamanya saja di sekitar kompleks itu terdapat pos tentara, pos polisi, klinik dan lain – lain patut dihubungisekali – sekali, selain mengadakan hubungan baik ketua rukun setempat maupun camat yang membawahinya .

2. Hubungan dengan jawatan pemerintah (government relation)

(57)

berulang tahun, mengirimkan kalender atau agenda tahunan, mengadakan pertandingan olah raga dan lain sebagainya.

3. Hubungan dengan pers ( press relation )

Penting sekali dalam public relations bagi seorang PRO (Public Relation Officer ) untuk mempunyai hubungan yang baik dengan para pemimpin atau wakil surat kabar, majalah colomnist, penulis-penulis feature, pemimpin radio atau televise dan sebagainya. Namun hubungan pribadi antara seorang PRO dengan petugas-petugas pers tadi bukan berate PRO itu harus mendapatkan pelayanan yang istimewa dari mereka. Misalnya, tulisan-tulisan yang tidak memenuhi syarat untuk disiarkan dengan melalui media itu harus di siarkan. Hubungan pribadi harus dipelihara dan harus berdasarkan integritas profesi

( Abdurrachman, 1995 : 38 ).

4. hubungan dengan pelanggan ( customer relation )

“ Sukses yang besar yang diproleh suatu perusahaan ialah mendapatkan pelanggan, bukan penjualannya itu sendiri. Setiap barang dapat saja dijual untuk satu kali kepada seorang pembel, akan tetapi sebuah perusahaan dikatakan sukses apabila dia bias meningkatkan jumlah pelanggannya yang membeli berulang-ulang “ demikianlah Lew Han, seorang penguasa terkenal di Amerika Selatan.

(58)

II.4. CORPORETE SOCIAL RESPONSIBILITY II.4.1. Pengertian Corporate Social Responsibility

Defenisi Corporate Social Responsibility ( CSR ) menurut World Bank yaitu

“ CSR is the commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development “. CSR adalah komitmen bisnis untuk kontribusi pengembangan ekonomi bekerja dengan karyawan dan representative mereka, komunitas local dan masyarakat secara luas untuk meningkatkan kualitas kehidupan, dimana keduanya baik untuk bisnis dan pengembangan Menurut The WorldCouncil for Sustainable Development, Corporate Social Responsibility adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan ( Erni, 2007 : 1111 )

(59)

II.4.2. Bentuk Program Corporate Social Responsibility

Kegiatan program yang dilakukan perusahaan dal;am konteks tanggung jawab sosialnya dapat dikategorikan dalam tiga bentuk :

1. Publik Relation yakni usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada komunitas tentang kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.

2. Strategi Defenisi yakni usaha yang di lakukan perusahaan guna menangkis anggapan negatif komunitas luas yang sudah tertanam terhadap kegiatan perusahaan terhadap karyawannya, dan biasa untuk melawan ‘serangan ‘ negatif dari anggapan komunitas yang sudah terlanjur berkembang.

3. Kinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benar-benar berasal dari visi perusahaan ( Rudito, 2007 : 210 )

Bentuk implementasi Corporate Social Responsibility dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Konsumen, dalam bentuk persamaan material yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya.

2. Karyawan dalam bentuk persaman hak dan kewajiban atas seluruh karyawan tanpa membedakan ras, suku, agama, dan golongan.

3. Komunitas dan lingkungan, dalam bentuk kegiatan kemanusiaan maupun lingkungan hidup, baik di lingkungan sekitar perusahaan maupun di daerah lain yang membutuhkan.

(60)

Setidaknya ada empat ruang lingkup tanggung jawab social perusahaan yaitu :

1. Keterlibatan perusahaan dalam kegfiatan social yang berguna bagi kepentingan masyarakat luas.

2. Keuntungan ekonomis, karena akan menimbulkan citra positif bagi perusahaan, hal ini akan membuat masyarakat lebih menerima kehadiran perusahaan.

3. Memenuhi aturan hokum yang berlaku dalam suatu masyarakat, baik dalam kegiatan bisnis atau kegiatan social, agar bisnis bias berjalan secara teratur.

4. Hormat pada hak dan kepentingan stakeholder atau pihak-pihak tertentu yang terkait dengan kepentingan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan perusahaan ( Ernawan, 2007 : 114 ) Menurut Yusuf Wibisono dalam Bukunya Membedah Konsep & Aplikasi CSR ( 2007, 138-139 ) implemntasi program CSR dapt dikelola berdasarkan pola sebagai berikut :

1. Program sentralisasi

(61)

2. Progaram desentralisasi

Kegiatan di laksanakan di luar area perusahaan. Perusahaan berperan sebagai pendukung kegiatan tersebut baik dalam bentuk bantuan dana, material maupun sponsorship.

3. Program kombinasi

Pola ini dapat dilakukan terutama untuk program-progaram pemberdayaan masyarakat, dimana inisiatif, pendanaan maupun pelaksanaan kegiatan dilakukan secara partisipatoris dengan beneficiaries.

Mekanisme pelaksanaan program atau kegiatan Corporate Social Responsibility dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Bottom Up Process

Program berdasar pada permintaan beneficiaries, yang kemudian dilakukan evaluasi oleh perusahaan.

2. Top Down Process

Program berdasar pada survey / pemeriksaan seksama oleh perusahaan, yang disepakati oleh beneficiaries.

3. Partisipatif

Program dirancang bersama antara perusahaan dan beneficiaries

(62)

II..4.3. Manfaat dari Corporate Social Responsibility

Manfaat corporate social responsibility menurut Arif Budimanta, dalam bukunya CSR terdiri atas:

1. Mempertahankan dan mendongkrak repurasi atau citra merek perusahaan 2. Mendapatkan lisensi unruk beroperasi secara social

3. Mereduksi resiko demi kepentingan positif perusahaan 4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha 5. Membuka peluang pasar yang luas

6. Mereduksi biaya misalnya terkait dengan pembuangan limbah 7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholder

8. Memperbaiki hubungan dengan regulator

9. Menigkatkan semangat dan produktivitas karyawan

10.Peluang mendapatkan penghargaan (Budimanta, 2005:6-7))

(63)

II.5. CITRA DAN CITRA PERUSAHAAN II.5.1. Pengertian Citra

Citra merupakan tujuan pokok sebuah perusahaan. Terciptanya suatu citra perusahaan (corporate image) yang baik dimata khalayak atau publiknya akan banyak menguntungkan. Misalnya, akan menularkan “citra” yang serupa kepda semua produk barang dan jasa yang dihasilkannya., termasuk bagi para pekerjanya akan menjadi suatu kebanggan tersendiri, akan menimbulkan sense of belonging terhadap company tempat mereka bekerja (Ruslan 1999:50).

Pengertian citra itu sendiri abstrak atau itangible, tetapi wujudnya bias dirasakan dari hasil peneilaian, penerimaan kesadaran dan pengertian, baik semacam tanda “respect”. dari publik sekelilingnya atau dari masyarakat luas terhadap perusahaan sebagai sebuah badan usaha ataupun terhadap personelnya (dipercaya, professional dan dapat diandalkan dalam penberian pelayanan baik).

(64)

Menurut Bill Canton dalam Sukatendel mengatakan bahwa citra adalah: “citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri public terhadap perusahaan : kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi”. Jadi, ungkap sukatendel citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar benilai positif. Citra perusahaan adalah citra dari sutu organisasi secara keseluruhan, jadi

bukan citra atas produk dan pelayanannya. (jefkins, 2004: 19). Citra perusahaan terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meninkatkan citra perusahaan antara lain:

a. Sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang b. Keberhasilan dibidang keuangan yang pernah diraihnya c. Keberhasilan ekspor

d. Hubungan industri yang baik

e. Reputasi sebagai pencita lapangan kerja dalam jumlah besar f. Kesediaan turut memikul tanggun jawab sosial

g. Komitmen mengadakan riset

II.5.2. Manfaat Citra

Mau tidak mau setiap perusahaan mempuyai citra dimasyarakat. Citra itu sendiri dapat beperingkat baik, sedang atau buruk bisa berupa citra positif dan citra negative. Dampak peringkat citra yang berlainan tersebut terhadap keberhasilan kegiatan bisnis. Citra buruk akan melahirkan dampak negative bagi operasi bisnis perusahaan bersaing. Citra yang baik merupakan investasi perusahaan dalam jangka panjang.

(65)

1. daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap (mid and long sustainable competitive position)

2. menjadi perisai selama massa kritis (an insurance for adverse times) 3. menjadi daya tarik eksekutif handal (attracting the best executives available)

4. meningkatkan efektifitas strategi pemasaran (increasing the effectiveness of marketing instruments)

5. penghematan biaya operasional (cost saving) Ada 4 hal dalam mengukur suatu citra perusahaan yaitu: 1. Kepercayaan

Dalam perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan tidak terlepas dari dukungan publiknya yaitu adanya kepercayaan. Artinya kepercayaan menjadi kelanjutan nafas kehidupan sebuah perusahaan. Kesan dan pendapat atau penilaian positif khalayak/ masyarakat terhadap PT Djarum.

2. Realitas

Realistic, jelas terwujud, dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggung jawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden.

3. Kerjasama saling menguntungkan

(66)

4. Kesadaran

Adanya kesadaran khalayak tentang dan perhatian terhadap produk yang dihasilkan

II. 6. MODEL S-O-R

Semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, tidak mengherankan, karena objej material dan psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi(Effendy, 2003:254). Dalam penelitian ini model komunikasi yang digunakan adalah:

a. Pesan (Stimulus, S)

b. Komunikasi (Organism, O) c. Efek (Response, R)

(67)

Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, simana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan yang erat antara pesan-pesan media dan reaksi audiens. Dalam proses perubahan sikap, maka sikap komunikan hanya dapat berubah apabila stimulus yang menerpanya benar-benar melebihi apa yang pernah dialaminya.

Prof.Dr. Mar’at (Effendy, 2003 : 255) dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap baru, ada tiga variabel penting yaitu;

1. Perhatian 2. pengertian 3. penerimaan

Berdasarkan uraian diatas, maka proses komunikasi dalam teori S-O-R ini dapat digambarkan sebagai berikut:

ssssss

Stimulus ORGANISM

- PERHATIAN - PENGERTIAN - PENERIMAAN

Response

(68)

Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung apabila ada perhatian dari komunikan.Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy, 2003 : 256).

Sehubungan dengan penjelasan diatas, teori S-O-R dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Stimulus : Implementasi program Corporate Social Responsibility beasiswa Djarum

- Organism : Mahasiswa USU dengan kategori:

1. Pernah menerima dan sudah selesai beasiswanya. 2. Mahasiswa yang sedang menerima beasiswa

3. Mahasiswa yang pernah melamar beasiswa Djarum tetapi tidak lulus

(69)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1.1. PT Djarum

III.1.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Djarum adalah sebuah perusahaan pabriknya berpusat di tiga perusahaan rokok terbesar di da kecil dalam bidang Djarum Gramophon pada tahun mengubah namanya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan kretek dengan merek "Djarum" yang ternyata sukses di pasaran. Setelah kebakaran hampir memusnahkan perusahaan pada tahun Djarum kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya. Pada tahun tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun yang dua-duanya merupakan putra Oei.

Gambar

Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap tergantung pada
Gambar Proses Public Relations
Tabel di atas menunjukkan sebanyak 24 orang (46,15%) responden yang
Tabel 4 Departemen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara Program Corporate Social Responsibilty dengan Citra Positif Perusahaan PT.

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) HOTEL PURI ASRI DENGAN CITRA PERUSAHAAN (Studi Korelasi Pada Masyarakat Desa Banyuwangi, Magelang).

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY EXPENDITURE, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE, DAN CORPORATE GOVERNANCE

Seperti diketahui 73,3% keputusan nasabah terhadap citra perusahaan BNI Syariah dapat dijelaskan oleh variabel kualitas layanan dan corporate social responsibility , artinya

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh corporate social responsibility dan citra perusahaan terhadap ekuitas

Philip Kotler dan Nancy Lee (2005) juga mengatakan bahwa Corporate Social Responsibility memiliki kemampuan untuk meningkatkan citra perusahaan karena jika perusahaan

Hasil penelitian membuktikan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Image (Citra Merek) di bank syariah kota

Hubungan antara implementasi program TML 2010 dengan pembentukkan citra perusahaan yang positif dapat dilihat juga dari beberapa tanggapan peserta yang menyatakan hal positif