• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN CITRA PERUSAHAAN (Kasus Program Temu Mitra Lingkungan 2010 PT Djarum)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN CITRA PERUSAHAAN (Kasus Program Temu Mitra Lingkungan 2010 PT Djarum)"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

(Kasus Program Temu Mitra Lingkungan 2010 PT Djarum)

ASTATIN FITRIANI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

(2)

ABSTRACT

ASTATIN FITRIANI. THE RELATION BETWEEN OF CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY PROGRAMME IMPLEMENTATION WITH CORPORATE IMAGE. A Case of Temu Mitra Lingkungan 2010 Programme PT Djarum. (Supervised by YATRI INDAH KUSUMASTUTI).

Corporate must focus on economic, social and environment aspects. So, needed effort to open co-operation relation with local stakeholders from Corporate Social Responsibility (CSR) programme. PR implement CSR programme to reach corporate purpose to build positive corporate image.

This research discuss about the relation between of CSR programme implementation take a study about TML (Temu Mitra Lingkungan) 2010 Programme from Djarum Bakti Lingkungan with corporate image. CSR Programme PT Djarum under of Public Affairs PT Djarum that have same function with PR. The objective of this study is to identification impelementation of TML 2010 PT Djarum, to know PT Djarum image and to analyse the relation between TML 2010 programme and PT Djarum image.

Based on this research, TML 2010 programme have positive relation with corporate image from build image’s factors are perception, cognition, motivation and attitude. Corporate image that result is positive.

(3)

RINGKASAN

ASTATIN FITRIANI. HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN CITRA PERUSAHAAN.

Kasus Program Temu Mitra Lingkungan 2010 PT Djarum. (Di bawah bimbingan

YATRI INDAH KUSUMASTUTI).

Dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan harus memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). PR dapat mencapai tujuan perusahaan yaitu membangun citra perusahaan yang positif dengan mengimplementasikan program CSR. Salah satu program CSR PT Djarum adalah program Temu Mitra Lingkungan (TML) 2010 yang merupakan program penghijauan di Dusun Ngeduk, Desa Soco, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus yang melibatkan mahasiswa se-Kabupaten Kudus.

Penelitian ini membahas hubungan antara implementasi program CSR PT Djarum dengan mengambil kasus program TML 2010 yang merupakan program dari Djarum Bakti Lingkungan yang berada di bawah Public Affairs PT Djarum. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi implementasi program TML 2010 PT Djarum, mengetahui citra PT Djarum yang terbentuk dikalangan peserta program TML 2010 PT Djarum dan menganalisis hubungan antara implementasi program TML 2010 PT Djarum terhadap citra PT Djarum di kalangan peserta program.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan kasus, sedangkan pendekatan kuantitatif berjenis penelitian survei dengan menggunakan kuesioner. Teknik pemilihan responden dilakukan dengan teknik simple random sampling. Jumlah responden sebanyak 72 orang yang merupakan peserta program TML 2010. Teknik pemilihan informan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan teknik bola salju (snowball sampling). Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data kuantitatif diolah dengan teknik scoring dengan menggunakan

Microsoft Excel 2007 kemudian dihitung dengan menggunakan Spearman Rank Order Correlation dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Data kualitatif

diolah melalui tiga jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian, PT Djarum telah mengimplementasikan program CSR dengan memiliki pandangan terhadap CSR yaitu adanya dorongan tulus dari dalam (internal driven) sedangkan model program CSR yang diterapkan PT Djarum masuk ke dalam model keterlibatan langsung. Implementasi program CSR PT Djarum yaitu program TML 2010 telah melalui empat tahapan penerapan CSR yaitu tahap perencanaan, implementasi, evaluasi dan pelaporan. Program TML 2010 mempunyai hubungan yang positif dengan citra melalui faktor pembentuk citra yaitu persepsi, kognisi, motivasi dan sikap. Citra perusahaan yang terbentuk adalah citra perusahaan yang positif.

(4)

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN CITRA PERUSAHAAN

(Kasus Program Temu Mitra Lingkungan 2010 PT Djarum)

Oleh

ASTATIN FITRIANI I34060682

Skripsi

Sebagai Bagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

(5)

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang disusun oleh:

Nama Mahasiswa : Astatin Fitriani

Nomor Pokok : I34060682

Judul Skripsi : Hubungan Antara Implementasi Program Corporate Social

Responsibility dengan Citra Perusahaan (Kasus Program

Temu Mitra Lingkungan 2010 PT Djarum)

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si NIP. 19660714 199103 2 002

Mengetahui, Ketua Departemen

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1 003

(6)

LEMBAR PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN CITRA PERUSAHAAN (Kasus Program Temu Mitra Lingkungan 2010 PT Djarum)” BELUM PERNAH

DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK ATAU LEMBAGA LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH TULISAN INI.

BOGOR, MEI 2010

ASTATIN FITRIANI I34060682

(7)

RIWAYAT HIDUP

Astatin Fitriani lahir di Demak pada tanggal 30 Desember 1987. Penulis merupakan anak tunggal dari ayah bernama Drs. Hadiyanto dan ibu bernama Chairul Ana Atmawati, S.Pd. Penulis mengenyam pendidikan di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dengan Mayor Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Penulis juga aktif mengikuti berbagai kegiatan. Diantaranya, pada tahun 2005 penulis mendapat gelar sebagai Putri Duta Wisata Kabupaten Kudus dan mewakili ke Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Penulis juga aktif bergabung dalam organisasi di IPB seperti IAAS (International Assotiation of Student in Agricultural and Related

Sciences) sebagai Staf Exchange Program, OMDA KKB MK (Ogranisasi Mahasiswa

Daerah Keluarga Kudus Bogor Menara Kota) sebagai Ketua Divisi Informasi dan Komunikasi, serta BEM FEMA (2007-2008) sebagai Staf Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kewirausahaan. Penulis juga pernah mengikuti berbagai macam pelatihan seperti Pelatihan Jurnalistik BEM KM IPB with Metro TV (2006), Quantum Memory Training (2007), LES (Leadership and Enterpreneurship School) Angkatan I (2006-2007), Citizen Journalist with Topik AnTV (2008) dan sebagainya. Penulis juga aktif dalam kegiatan kepanitiaan seperti INDEX (Indonesian Ecology

Expo) 2008 sebagai Staf Divisi Acara, INDEX 2009 sebagai Staf Divisi Hubungan

Masyarakat dan sebagainya. Penulis juga aktif menjadi MC (Master of Ceremony) pada acara MPKMB ”Agraris 44”, Pelatihan Sistem Manajemen Halal, Kompetisi Inovasi Agroteknologi UKM Forces dan sebagainya. Penulis juga menjadi Asisten Dosen Mata Kuliah Komunikasi Bisnis dan Komunikasi Massa di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Pada tahun 2009, penulis mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Berprestasi Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia, petunjuk dan kesabaranNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Implementasi Program Corporate Social Responsibility dengan Citra Perusahaan (Kasus Program Temu Mitra Lingkungan 2010 PT Djarum)” dengan baik. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat

mendapatkan gelar sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan

Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini menekankan pada hubungan antara implementasi program CSR PT Djarum dengan mengambil kasus program TML 2010 yang merupakan program dari Djarum Bakti Lingkungan, dengan citra perusahaan. Program CSR PT Djarum berada di bawah Public Affairs PT Djarum. Tujuan Skripsi ini untuk mengidentifikasi implementasi program TML 2010 PT Djarum, mengetahui citra perusahaan yaitu PT Djarum dan menganalisis hubungan antara implementasi program TML 2010 PT Djarum dengan citra perusahaan PT Djarum di kalangan peserta program. Skripsi ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terkait dan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan pustaka.

Bogor, Mei 2010

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian Skripsi ini, yaitu:

1. ALLAH SWT yang selalu memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

2. Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si selaku dosen pembimbing Skripsi yang senantiasa memberikan arahan, masukan dan bimbingan, selama proses penyelesaian Skripsi ini.

3. Ir. Anna Fatchiya selaku penguji utama dalam sidang Skripsi.

4. Ratri Virianita, S.Sos, M.Si selaku dosen penguji perwakilan departemen. 5. Ir Fredian Tonny Nasdian, MS sebagai Pembimbing Akademik yang telah

membimbing penulis selama menjalani studi di Departemen Sains KPM, FEMA, IPB.

6. Bapak Handojo Setyo selaku Head of Public Affairs PT Djarum yang telah memberikan ijin melakukan penelitian sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

7. Bapak Marwan Ardiansyah dan Mbak Pinrih Maharani, selaku Staff of Public

Affairs atas pengarahannya selama penelitian di PT Djarum.

8. Bapak Muhtarom selaku ketua program TML 2010 yang telah banyak membantu dalam memperkuat data dan bimbingan informalnya.

9. Mas Yusuf, Budi serta semua teman-teman Beswan selaku panitia program TML 2010 yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

10. Seluruh peserta TML 2010 yang telah memberikan sambutan yang hangat dan keluarga baru untuk penulis.

11. Mama dan Papa tercinta dan tersayang yang telah memberikan yang terbaik bagi putrimu, terima kasih atas doa yang selalu dipanjatkan, motivasi, kasih sayang dan perhatian yang sangat besar kepada penulis.

(10)

12. Muhammad Reza Maulana, S.KPm yang selalu menyemangati, memberi perhatian, kasih sayang dan doa kepada penulis sehingga penulis selalu semangat untuk cepat lulus kuliah.

13. Sahabat-sahabatku di KPM 43 untuk Lintang, Ani, Fini, Dwi, Nana, Lingga, Febi, Pitaloka, Ami, Erna, Nova, Ayu, Ina, Nir dan semua teman-teman KPM 43, kita semua adalah yang terbaik dari yang terbaik.

14. Teman-teman seperjuangan Skripsi, kepada Pita dan Andris yang selalu memberikan semangat untuk terus maju.

15. Adit sebagai teman seperjuangan selama magang di PT Djarum, terima kasih atas diskusi dan nasehat yang membangun dalam penulisan Skripsi ini.

16. Teman-teman kosan “Bateng 69” Ayun, Jamil, Ayu, Shifa, Mira, Ria, Mei, Poppy, Rena, Rahma, Rika dan Nadia yang senantiasa mendampingi penulis, menyemangati dan berjuang bersama dari awal kita masuk IPB, masuk asrama hingga nanti kita lulus bersama.

17. Semua anggota OMDA KKB MK dan HIMPUNAN ALUMNI KKB MK yang telah memberikan sebuah keluarga kedua selama penulis menjalankan studi di IPB.

18. Semua anggota IAAS (International Assotiation of Student in Agricultural

and Related Sciences) LC IPB, terima kasih telah memberikan tempat

berorganisasi internasional dan menemukan keluarga besar IAAS yang tidak akan terlupakan.

19. Seluruh staf pengajar Departemen Sains KPM, FEMA, IPB. 20. Seluruh staf penunjang Departemen Sains KPM, FEMA, IPB.

21. Semua teman-teman penulis dimana pun kalian berada yang senantiasa menjadi lawan bicara penulis. Kalian memang teman yang baik dan bisa memberikan warna di lembaran kehidupan ini.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Perumusan Masalah ... 5 1.3. Tujuan Penelitian ... 6 1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka ... 7

2.1.1. Public Relations (PR) ... 7

2.1.1.1. Pengertian PR ... 7

2.1.1.2. Peranan PR ... 8

2.1.1.3. Kegiatan-kegiatan PR ... 9

2.1.2. Corporate Social Responsibility (CSR) ... 9

2.1.2.1. Pengertian CSR ... 9

2.1.2.2. Tahap-tahap Penerapan CSR ... 10

2.1.2.3. Manfaat CSR ... 12

2.1.2.4. Pandangan Perusahaan terhadap CSR ... 13

2.1.2.5. Model CSR ... 14

2.1.3. Citra Perusahaan ... 15

2.1.3.1. Pengertian Citra ... 15

2.1.3.2. Jenis-jenis Citra ... 16

2.1.2.3. Proses Pembentukan Citra ... 17

(12)

Halaman

2.3. Hipotesis Penelitian ... 20

2.4. Definisi Oprasional ... 21

BAB III METODOLOGI 3.1. Pendekatan Penelitian ... 26

3.2. Teknik Pemilihan Responden dan Informan ... 26

3.3. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 27

3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 28

3.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

BAB IV PROFIL PERUSAHAAN 4.1. Profil PT Djarum ... 31

4.1.1. Sejarah PT Djarum ... 31

4.1.2. Tujuan Perusahaan ... 33

4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan ... 33

4.1.4. Nilai Inti Budaya Perusahaan ... 34

4.1.6. Proses Produksi ... 35

4.1.7. Produk PT Djarum dan Pemasarannya ... 37

4.1.8. Struktur Organisasi PT Djarum ... 38

4.2. Profil Public Affairs PT Djarum ... 39

4.2.1. Visi dan Misi Public Affairs PT Djarum ... 40

4.2.2. Struktur Organisasi Public Affairs PT Djarum ... 41

4.2.3. Tugas dan Fungsi Public Affairs PT Djarum ... 42

4.3. Profil CSR PT Djarum ... 43

4.3.1. Djarum Bakti Olahraga ... 43

4.3.2. Djarum Bakti Pendidikan ... 46

(13)

Halaman

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM CSR PT DJARUM (KASUS PROGRAM TML 2010 PT DJARUM)

5.1. Pandangan PT Djarum terhadap CSR ... 51

5.2. Model Program CSR PT Djarum ... 52

5.3. Sejarah Program TML PT Djarum ... 53

5.4. Tahapan Program TML 2010 PT Djarum ... 56

5.4.1. Tahap Perencanaan Program TML 2010 PT Djarum ... 56

5.4.2. Tahap Implementasi Program TML 2010 PT Djarum ... 61

5.4.3. Tahap Evaluasi Program TML 2010 PT Djarum ... 72

5.4.4. Tahap Pelaporan Program TML 2010 PT Djarum ... 74

BAB VI CITRA PERUSAHAAN 6.1. Karakteristik Responden ... 76

6.2. Tingkat Keterlibatan Peserta dalam Program TML 2010 PT Djarum ... 77

6.3. Proses Pembentukan Citra ... 79

6.3.1. Tingkat Persepsi Peserta Program TML 2010 PT Djarum ... 79

6.3.2. Tingkat Kognisi Peserta Program TML 2010 PT Djarum ... 81

6.3.3. Tingkat Motivasi Peserta Program TML 2010 PT Djarum ... 83

6.3.4. Tingkat Sikap Peserta Program TML 2010 PT Djarum ... 84

6.4. Tingkat Citra Perusahaan ... 86

BAB VII ANALISIS HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM TML 2010 DENGAN CITRA PERUSAHAAN ... 88

BAB VII PENUTUP 8.1. Kesimpulan ... 92

(14)

Halaman

DAFTAR PUSTAKA ... 94 LAMPIRAN ... 96

(15)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

Tabel 1. Jenis dan Jumlah Bibit yang Diberikan di Desa Soco ... 66

Tabel 2. Jumlah Peserta TML 2010 ... 69

Tabel 3. Perhitungan Persepsi Peserta Program TML 2010 ... 79

Tabel 4. Perhitungan Kognisi Peserta Program TML 2010 ... 81

Tabel 5. Perhitungan Motivasi Peserta Program TML 2010 ... 83

Tabel 6. Perhitungan Sikap Peserta Program TML 2010 ... 84

Tabel 7. Perhitungan Citra Perusahaan ... 86

Tabel 8. Hubungan Citra Perusahaan dengan Faktor Pembentuk Citra (Persepsi, Kognisi, Motivasi dan Sikap) ... 88

Lampiran Tabel 1. Time Schedule Program TML 2010 ... 99

Tabel 2. Hasil Perhitungan Scoring Kuesioner Faktor Pembentuk Citra ... 100

Tabel 3. Hasil Perhitungan Scoring Kuesioner Citra Perusahaan ... 102

(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

Gambar 1. Model Pembentukan Citra (Pengalaman mengenai Stimulus) ... 18

Gambar 2. Model Komunikasi dalam PR ... 19

Gambar 3. Kerangka Pemikiran ... 20

Gambar 4. Struktur Organisasi PT Djarum ... 38

Gambar 5. Struktur Organisasi Public Affairs PT Djarum ... 42

Gambar 6. Diagram Batang Jumlah Bibit yang Diberikan Program TML ... 55

Gambar 7. Stakeholders yang Terlibat pada Program TML 2010 ... 57

Gambar 8. Persentase Jenis Kelamin Responden ... 76

Gambar 9. Persentase Asal Universitas Responden ... 76

Gambar 10. Persentase Pengalaman Organisasi Responden ... 77

Gambar 11. Persentase Tingkat Keterlibatan Responden ... 78

Gambar 12. Persentase Tingkat Persepsi Peserta Program TML ... 80

Gambar 13. Persentase Tingkat Kognisi Peserta Program TML ... 82

Gambar 14. Persentase Tingkat Motivasi Peserta Program TML... 84

Gambar 15. Persentase Tingkat Sikap Peserta Program TML ... 85

Gambar 16. Persentase Citra Perusahaan ... 87

Lampiran Gambar 1. Kunjungan ke Perangkat Desa Soco ... 97

Gambar 2. Penanda (ajir) ... 97

Gambar 3. Malam Rembug ... 97

Gambar 4. Pemberian Hadiah ... 97

Gambar 5. Olah Raga Bersama ... 97

(17)

Gambar 7. Warga Dusun Ngeduk ... 98

Halaman Gambar 8. Pembagian Sertifikat ... 98

Gambar 9.Wawancara dengan Ketua TML 2010 ... 98

Gambar 10. Pamflet TML 2010 ... 98

Gambar 11. Spanduk TML 2010 ... 98

Gambar 12. Kliping Harian Radar Kudus pada Tanggal 21 Februari 2010 ... 104

Gambar 13. Kliping Harian Radar Kudus pada Tanggal 22 Februari 2010 ... 106

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Public Relations atau yang biasa disingkat PR merupakan salah satu aspek

penting di setiap perusahaan, baik perusahaan milik pemerintah maupun swasta. PR muncul karena adanya tuntutan kebutuhan dari perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Kebanyakan perusahaan, kini mengakui peranan PR cukup menonjol dalam kegiatan-kegiatan perusahaan.

Dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja, namun juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Upaya perusahaan dalam meningkatkan peran mereka dalam pembangunan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan membutuhkan sinergi multipihak yang solid dan baik. Sinergi yang diharapkan adalah adanya hubungan yang baik antara perusahaan dengan komunitas atau masyarakat. Hubungan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antar stakeholders. Perusahaan dalam usahanya beradaptasi dengan komunitas lokal akan berusaha memahami kepentingan lokal yang ada dalam rangka membina hubungan kerjasama yang baik antar stakeholders. Usaha membuka jalinan hubungan kerjasama dengan stakeholder lokal pada dasarnya merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau

Corporate Social Responsibility (CSR).

Tanudjaja (2006) mengatakan bahwa CSR dapat diartikan sebagai komitmen industri untuk mempertanggungjawabkan dampak operasi dalam dimensi sosial,

(19)

ekonomi dan lingkungan, serta menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkunganya. Penerapan CSR di Indonesia telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan CSR bagi Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2007. Undang-Undang ini berlaku sejak tanggal 16 Agustus 2007. Dalam Pasal 74 ayat (1) disebutkan bahwa Perseroan Terbatas (PT) yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumberdaya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Penjelasan dari Pasal 74 ayat (1) dijelaskan bahwa kewajiban CSR ini bertujuan untuk menciptakan hubungan perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat.

Konsep CSR telah melahirkan tantangan baru bagi PR. Melalui program ini, PR dapat mengimplementasikan program CSR untuk mencapai tujuan perusahaan yang sejalan dengan tujuan PR. Tujuan PR adalah membentuk goodwill, toleransi (tolerance), saling kerjasama (mutual understanding) dan saling menghargai (mutual

appreciation), serta memperoleh opini publik yang favorable, image yang tepat

berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik hubungan ke dalam atau

internal relations maupun hubungan keluar atau external relations (Ruslan, 2001).

Jadi, program CSR dapat membangun citra perusahaan yang positif.

Citra perusahaan merupakan cara pandang berbagai pihak, baik internal maupun eksternal terhadap perusahaan. Citra perusahaan dibentuk dengan cara mengidentifikasikan keinginan masyarakat tentang citra perusahaan.

Berbagai perusahaan berusaha membentuk citra terhadap publiknya. Salah satu perusahaan tersebut adalah PT Djarum. PT Djarum adalah sebuah perusahaan

(20)

rokok di Indonesia yang berpusat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. PT Djarum mempunyai tanggung jawab sosial yang tinggi karena PT Djarum telah melaksanakan CSR sejak tahun 1969. Bermula dari kepedulian kepada bidang olahraga terutama bidang bulu tangkis, PT Djarum mulai merambah kepeduliannya dibidang pelestarian lingkungan dengan melakukan kegiatan penghijauan. Kemudian merambah lagi ke bidang pendidikan. CSR PT Djarum dikenal dalam tiga Djarum Bakti yaitu Djarum

Bakti Olahraga, Djarum Bakti Lingkungan dan Djarum Bakti Pendidikan.1

Djarum Bakti Lingkungan telah melaksanakan banyak kegiatan, salah satunya adalah program Temu Mitra Lingkungan (TML). Berawal dari program Temu Anak Mitra Lingkungan (TAML) yang merupakan program pembinaan generasi penerus bangsa yaitu anak-anak Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mulai ditanamkan kecintaannya terhadap lingkungan melalui penghijauan. Kegiatan yang diadakan meliputi pengenalan tanaman, pelatihan pembibitan, penanaman dan perawatan tanaman penghijauan. Kegiatan TAML ini kemudian berkembang menjadi program Temu Mitra Lingkungan (TML) yang melibatkan mahasiswa se-Kabupaten Kudus sebagai perserta. Peserta diberikan kesempatan untuk belajar langsung dengan terjun ke lapangan langsung menanam tanaman untuk melestarikan lingkungan. Program TML telah berlangsung selama pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 di lokasi yang

berbeda dalam Kawasan Gunung Muria, Kabupaten Kudus.2

1 Hasil wawancara dengan Bapak MA selaku Public Affairs PT Djarum pada tanggal 21 Februari 2010.

(21)

PT Djarum merupakan satu dari tiga perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Data pada tahun 2007, produksi rokok PT Djarum mencapai + 39,457 milyar

batang/tahun.3 Namun, pada tahun 2008 muncul isu mengenai fatwa haram MUI

terhadap rokok. Ada pihak yang menentang dan ada juga pihak yang mendukung. Salah satunya, fatwa ini didukung oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak yang berharap ditetapkannya fatwa haram bagi rokok yang dapat menekan angka perokok dikalangan anak. Pada bulan Juli 2008, diselenggarakan rapat koordinasi mengenai fatwa tersebut di Padang, Sumatra Barat. Namun, belum ada keputusan final dari

MUI Pusat.4 Hal ini menimbulkan kekhawatiran dalam Public Affairs PT Djarum

terhadap citra perusahaan yang terbentuk dimasyarakat. Padahal disisi lain, PT Djarum juga telah memberikan sumbangsih bagi masyarakat melalui program CSR PT Djarum dalam bentuk Djarum Bakti.

Berdasarkan uraian di atas, hubungan antara implementasi program CSR dengan citra perusahaan yaitu PT Djarum, merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Karena banyaknya program CSR PT Djarum maka penelitian ini lebih memfokuskan pada program TML 2010 sebagai suatu kasus. Program TML 2010 yang merupakan program penanaman tanaman penghijauan dan tanaman produktif di Dusun Ngeduk, Desa Soco, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus yang melibatkan mahasiswa se-Kabupaten Kudus

3 Company Profile PT Djarum, 2008. 4

(22)

1.2. Perumusan Masalah

PT Djarum merupakan salah satu perusahaan yang telah mengimplementasikan CSR dalam menjalankan usahanya. Kegiatan CSR PT Djarum dilaksanakan di bawah Public Affairs yang berfungsi sebagai Public Relations PT Djarum. Kegiatan CSR PT Djarum meliputi Djarum Bakti Olahraga, Djarum Bakti Pendidikan dan Djarum Bakti Lingkungan. Berbagai program CSR telah dilaksanakan PT Djarum terutama oleh Djarum Bakti Lingkungan yang dilaksanakan di Kabupaten Kudus. Salah satu program CSR yang dilaksanakan PT Djarum adalah program TML yang merupakan program penghijauan di Kawasan Gunung Muria, Kabupaten Kudus. Program ini melibatkan mahasiswa se-Kabupaten Kudus.

Perusahaan perlu mengetahui hubungan antara implementasi program CSR dengan citra perusahaan yang terbentuk. Hal ini penting dilakukan karena salah satu tujuan utama Public Affairs PT Djarum adalah pembentukan citra perusahaan yang positif. Program TML 2010 merupakan salah satu program yang diadakan PT Djarum sehingga perlu diketahui hubungan implemetasi program CSR terutama program TML 2010 terhadap citra perusahaan dikalangan peserta program agar perusahaan dapat melakukan perbaikan program jika citra perusahaan negatif.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan berkaitan dengan program CSR dan citra perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi program TML 2010 PT Djarum?

2. Bagaimana citra perusahaan yang terbentuk dikalangan peserta program TML 2010 PT Djarum?

(23)

3. Bagaimana hubungan antara implementasi program TML 2010 PT Djarum terhadap citra PT Djarum dikalangan peserta program?

1.3. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah diatas, dapat diambil tujuan penelitian yaitu: 1. Mengidentifikasi implementasi program TML 2010 PT Djarum.

2. Mengetahui citra perusahaan yang terbentuk dikalangan peserta program TML 2010 PT Djarum.

3. Menganalisis hubungan antara implementasi program TML 2010 PT Djarum terhadap citra perusahaan dikalangan peserta program.

1.4. Manfaaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang bermanfaat bagi berbagai pihak yang berminat maupun yang terkait dengan program CSR khususnya kepada:

1. Peneliti yang ingin mengkaji lebih jauh mengenai hubungan antara implementasi program CSR dengan citra perusahaan.

2. Kalangan akademisi, dapat menambah literatur dalam mengkaji program CSR.

3. Kalangan non-akademisi, pemerintah dan swasta dapat bermanfaat sebagai sebuah bahan pertimbangan dalam menerapkan program CSR yang dapat mempengaruhi citra perusahaan.

(24)

BAB II

PENDEKATAN TEORITIS

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Public Relations (PR) 2.1.1.1 Pengertian PR

Institute of Public Relations dalam Jefkins (2003) menyatakan definisi PR

adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Pernyataan Meksiko (The Mexican Statement) dalam Jefkins (2003) menyatakan bahwa praktik PR adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memperkirakan setiap kemungkinan konsekuensinya, memberi masukan masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayaknya.

Definisi PR menurut Jefkins (2003) adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Public Relation News yang dikutip oleh Cutlip dkk (2005) mendefinisikan PR secara oprasional yaitu fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap masyarakat, mengenali kebijakan dan prosedur individu atau organisasi dalam kepentingan masyarakat dan merencanakan serta melaksanakan program tindakan untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan masyarakat.

(25)

2.1.1.2.Peranan PR

Ada empat peranan utama yang dituntut dari petugas PR menurut Ruslan (2008) yaitu sebagai berikut:

1. Communicator

Sebagai juru bicara organisasi, PR berkomunikasi secara intensif melalui media dan kelompok masyarakat. Hampir semua teknik komunikasi antar personal (personal communication) dipergunakan, komunikasi lisan, komunikasi tatap muka sebagai mediator maupun persuasif.

2. Relationship

Kemampuan PR membangun hubungan positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal maupun eksternal. Relationship yang tidak harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan publik yang pada akhirnya mengancam kelangsungan bisnis perusahaan. Selain itu, relationship juga berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama dan toleransi antara kedua belah pihak.

3. Backup management

Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan departemen lain dalam perusahaan demi terciptanya tujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan.

4. Good image maker

Menciptakan citra perusahaan dan publisitas positif merupakan prestasi, reputasi dan menjadi tujuan utama aktivitas PR dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra perusahaan.

(26)

2.1.1.3 Kegiatan-kegiatan PR

Kegiatan-kegitan yang dilakukan PR merupakan langkah penting dalam menjaga eksistensi perusahaan. Kegiatan yang dilakukan seorang PR tersebut dapat berupa kegiatan internal dan eksternal perusahaan. Suhandang (2004) menyebutkan bahwa titik berat kegiatan PR adalah kepentingan dan kepercayaan publiknya. Praktisi PR harus berusaha menciptakan dan memelihara hubungan yang bermanfaat bagi publiknya. Kegiatan PR bertujuan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, jasa baik, kepercayaan dan penghargaan dari publik khususnya serta masyarakat pada umumnya. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan bersikap simpatik, terbuka dalam menerima saran, kritik atau opini publik. Jika hal ini dapat dilakukan akan memberikan keuntungan bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Salah satu kegiatan eksternal PR yang dapat dilakukan perusahaan untuk

meningkatkan citra perusahaan adalah program CSR. CSR merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan kepada publiknya terutama masyarakat.

2.1.2 Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.2.1 Pengertian CSR

Tanudjaja (2006) mengatakan bahwa CSR dapat diartikan sebagai komitmen industri untuk mempertanggungjawabkan dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan, serta menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkunganya. Melaksanakan CSR secara konsisten dalam jangka panjang akan menumbuhkan penerimaan masyarakat terhadap kehadiran perusahaan.

(27)

Definisi CSR sangatlah beragam, bergantung pada visi dan misi perusahaan yang disesuaikan dengan needs, desire, wants dan interest komunitas. Berikut ini beberapa definisi CSR yang dikutip oleh Rahman (2009):

a) Melakukan tindakan sosial (termasuk kepedulian terhadap lingkungan hidup, lebih dari batas-batas yang dituntut peraturan undang-undang (Chanbers dalam Iriantara, 2004).

b) Komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat yang lebih luas (Trinidad & Tobacco Bureau of Standarts).

c) Komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas setempat (local) dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup (The World Bussiness

Council for Suistanable Development).

2.1.2.2.Tahap-tahap Penerapan CSR

Menurut Wibisono (2007) umumnya terdapat empat tahapan CSR yang diterapkan perusahaan yaitu:

1. Tahap perencanaan

Tahap ini terdiri dari tiga langkah utama, yaitu Awareness Building, CSR

(28)

langkah utama membangun kesadaran pentingnya CSR dan komitmen menejemen, upaya ini dapat berupa seminar, lokakarya dan lain-lain. CSR

Assessement merupakan upaya memetakan kondisi perusahaan dan

mengidentifikasikan aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif. Langkah selanjutnya membangun CSR Manual Building, dapat melalui benchmarking, menggali dari referensi atau meminta bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan. Pedoman ini diharapkan mampu memberikan kejelasan dan keseragaman pola pikir dan pola tindak seluruh elemen perusahaan guna tercapainya pelaksanaan program yang terpadu, efektif dan efisien.

2. Tahap implementasi

Pada tahap ini terdapat beberapa poin yang penting diperhatikan, yaitu pengorganisasian (organizing) sumber daya, penyusunan (staffing), pengarahan (direction), pengawasan atau koreksi (controlling), pelaksanaan sesuai rencana dan penilaian (evaluation) tingkat pencapaian tujuan. Tahap implementasi terdiri dari tiga langkah utama, yaitu sosialisasi, pelaksanaan dan internalisasi. Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan kepada komponen perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan implementasi CSR. Agar efektif, upaya ini perlu dilakukan dengan suatu tim khusus yang dibentuk langsung berada di bawah pengawasan salah satu direktur atau CEO yang ditunjuk sebagai CSR Champion di perusahaan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan pedoman

(29)

CSR yang ada. Internalisasi mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR di dalam seluruh proses bisnis perusahaan.

3. Tahap evaluasi

Tahap evaluasi perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR.

4. Tahap pelaporan

Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk keperluan pengambilan keputusan maupun keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

2.1.2.3.Manfaat CSR

CSR mendatangkan berbagai manfaat bagi perusahaan dan masyarakat yang terlibat dalam menjalankannya. Menurut Wibisono (2007) manfaat bagi perusahaan yang berupaya menerapkan CSR, yaitu dapat mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan, layak mendapatkan social licence to operate, mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan akses sumberdaya, membentangkan akses menuju market, mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki hubungan dengan regulator, meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan, serta berpeluang mendapatkan penghargaan.

Menurut Sukada (2007), manfaat CSR diantaranya bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki CSR yang baik berkesempatan mendapatkan sumber daya manusia terbaik, produktivitas pekerja di perusahaan bereputasi baik dicatat lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang bereputasi lebih rendah selain juga jauh lebih

(30)

loyal, mendapatkan kesempatan investasi yang lebih tinggi di masa depan dan sebagainya. Manfaat CSR bagi komunitas menurut Ambadar (2008), yaitu dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, kelembagaan, tabungan, konsumsi dan investasi dari rumah tangga warga komunitas.

2.1.2.4.Pandangan Perusahaan terhadap CSR

Wibisono (2007) menjelaskan bahwa perusahaan memiliki berbagai cara pandang dalam memandang CSR. Berbagai cara pandang perusahaan terhadap CSR, yaitu:

1. Sekedar basa-basi atau keterpaksaan

Perusahaan mempraktekan CSR karena external driven (faktor eksternal),

environmental driven (karena terjadi masalah lingkungan dan reputation driven (karena ingin mendongkrak citra perusahaan).

2. Sebagai upaya memenuhi kewajiban (compliance)

CSR dilakukan karena terdapat regulasi, hukum dan aturan yang memaksa perusahaan menjalankannya.

3. Dorongan yang tulus dari dalam (internal driven)

CSR diimplementasikan karena adanya dorongan yang tulus dari dalam (internal driven). Perusahaan menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya saja, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ini karena dalam kegiatan CSR itu ada nuansa member dan berkomunikasi

(31)

dengan masyarakat. Jadi semata-mata tulus karena niat berbuat baik saja. Bahwa kemudian efek positif ke arah pembentukan citra itu sudah seharusnya.

2.1.2.5.Model CSR

Merujuk pada Saidi dan Abidin (2004) dalam Suharto (2006), ada empat model CSR yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu:

2. Keterlibatan langsung

Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan kepada masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti

Corporate Secretary atau Public Affairs Manager atau menjadi bagian dari

tugas pejabat PR.

3. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan

Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya perusahaan-perusahaan menyediakan dana awal dan dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.

4. Bermitra dengan pihak lain

Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasai non-pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media

(32)

massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

5. Mendukung atau bergabung dalam suatu lembaga

Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat hibah pembangunan. Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercaya oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama.

2.1.3. Citra Perusahaan 2.1.3.1.Pengertian Citra

Citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai citra. Citra perusahaan didapat dari semua publiknya, baik yang internal maupun eksternal. Tugas perusahaan dalam rangka membentuk citranya adalah dengan mengidentifikasi citra seperti apa yang ingin dibentuk di mata masyarakat. Jefkin (2003) menyimpulkan bahwa citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.

Citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Rakhmat (2000) menyebutkan bahwa

(33)

citra adalah penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut persepsi. Solomon dalam Rakhmat (2000) mengemukakan sikap pada seseorang atau sesuatu bergantung pada citra tentang obyek tersebut.

2.1.3.2.Jenis-jenis Citra

Jefkins dan Yadin (2003) mengungkapkan tentang lima jenis citra, sebagai berikut:

1. Citra bayangan (mirror image)

Citra bayangan adalah citra yang terdapat pada pihak internal mengenai anggapannya terhadap pihak eksternal. Namun citra ini seringkali tidak tepat karena hanya merupakan fantasi pihak internal.

2. Citra yang berlaku (current image)

Citra ini berkebalikan dengan citra bayangan. Citra yang berlaku merupakan pandangan pihak ekstrenal terhadap organisasi. Citra tersebut juga tidak selalu tepat karena terbatasnya pengetahuan pihak eksternal sehingga seringkali pandangannya bersifat negatif.

3. Citra yang diharapkan (wish image)

Citra yang diharapkan adalah citra yang diharapkan oleh pihak manajemen. Citra tersebut juga tidak selalu sama dengan kenyataan namun berkonotasi lebih baik.

4. Citra perusahaan (corporate image)

Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Citra perusahaan terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat

(34)

meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial dan komitmen mengadakan riset.

5. Citra majemuk (multiple image)

Citra majemuk seringkali muncul karena banyaknya pegawai dan cabang perusahaan yang kemungkinan bisa melunturkan citra perusahaan. Untuk mengatasinya, maka upaya perusahaan adalah menyeragamkan setiap pakaian pegawai, logo dan warna perusahaan pada alat transportasi dan aksesoris lainnya.

2.1.3.3 Proses Pembentukan Citra

Citra merupakan kesan seseorang tentang suatu objek setelah dipertimbangkan dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Kesan terhadap suatu objek akan membentuk sikap orang tersebut pada objek dan sikap kemudian akan terwujud dalam tindakan. Sikap dan tindakan yang terjadi didasarkan pada penyelidikan tentang dasar-dasar kognitif.

Efek kognitif komunikasi dapat ikut mempengaruhi proses pembentukan citra. Danasaputra dalam Soemirat dan Ardianto (2002) menjelaskan tentang proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi seperti digambarkan dalam Gambar 1. Gambar 1 terlihat bahwa PR dalam pembentukan citra merupakan sebuah proses input dan output. Input yang

(35)

diberikan berupa stimulus rangsang dan output yang diberikan adalah respon perilaku. Proses pembentukan citra terjadi dalam melalui persepsi, kognisi, motivasi dan sikap.

Respon yang terjadi atas stimulus bisa positif ataupun negatif. Respon negatif mengakibatkan proses berhenti sedangkan respon positif akan mengakibatkan sebuah bentuk komunikasi yang berkelanjutan. Persepsi, kognisi, motivasi dan sikap dapat dikatakan sebagai sebuah tahapan yang memiliki definisi berbeda. Persepsi dalam hal ini diartikan sebagai sebuah pemaknaan karena telah melakukan pengamatan pada lingkungan. Persepsi seseorang akan positif jika stimulus memenuhi kognisi orang itu. Kognisi merupakan keyakinan diri seseorang terhadap stimulus karena telah mengerti. Pada akhirnya, motivasi dan sikap yang akan menentukan tindakan orang tersebut. Motivasi adalah dorongan untuk melakukan sesuatu agar tujuannya tercapai. Sikap bukanlah perilaku melainkan kecenderungan cara-cara berperilaku karena telah memiliki persepsi. Jadi sikap merupakan sebuah proses evaluasi, namun masih bisa diubah atau diperkuat. Proses pembentukan citra pada akhirnya akan menghasilkan sikap, pendapat, tanggapan atau perilaku tertentu.

Gambar 1 Model Pembentukan Citra (Pengalaman mengenai Stimulus)

Kognisi Persepsi Sikap Motivasi Respon Perilaku Stimulus Rangsang

(36)

Proses pembentukan citra akan menghasilkan sikap seseorang atau masyarakat terhadap organisasi atau perusahaan. Sikap masyarakat terhadap suatu perusahaan diketahui dengan melakukan suatu penelitian agar perusahaan mengetahui dan dapat memenuhi keinginan masyarakat sebagai salah satu publiknya.

Gambar 2 menunjukkan orientasi dari PR yaitu membangun citra (image

building) yang dapat dilihat sebagai model komunikasi dalam PR. Gambar 2 Model Komunikasi dalam PR

Komunikator Efek Bidang/ divisi Public Relation

Kegiatan-kegiatan Publik-publik PR Citra publik terhadap perusahaan Pesan Komunikan Sumber Perusahaan Lembaga Organisasi

Sumber: Soemirat dan Ardianto (2002) 2.2. Kerangka Pemikiran

Implementasi program CSR yang dilakukan suatu perusahaan mempunyai hubungan dengan citra perusahaan tersebut. Implementasi program CSR, yaitu program TML 2010 dipengaruhi oleh model program CSR, yaitu keterlibatan langsung, berbentuk yayasan atau organisasi, bermitra dan bergabung dengan yayasan lain serta pandangan terhadap program CSR yang terdiri dari eksternal

driven, compliance dan internal driven. Implementasi program CSR juga melalui

tahap-tahap, yaitu tahap perencanaan, implementasi, evaluasi dan pelaporan. Implementasi program CSR tersebut akan berhubungan dengan citra perusahaan melalui proses pembentukan citra. Proses pembentukan citra terdiri dari tingkat

(37)

persepsi, kognisi, motivasi dan sikap peserta terhadap program. Maka terbentuklah citra perusahaan dikalangan peserta program apakah citra perusahaan yang terbentuk positif atau negatif.

Gambar 3 Kerangka Pemikiran

Keterangan:

: mempengaruhi

2.3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis pengarah penelitian adalah diduga ada hubungan antara implementasi program CSR dan citra perusahaan.

Dalam menguji data kuantitatif, dibuatlah hipotesis uji yaitu:

1. Semakin tinggi atau positif tingkat persepsi peserta terhadap program maka semakin positif citra perusahaan yang terbentuk.

Proses Pembentukan Citra:

-Tingkat persepsi peserta terhadap program -Tingkat kognisi peserta terhadap program -Tingkat motivasi peserta terhadap program -Tingkat sikap peserta terhadap program

Implementasi Program CSR (Program TML 2010)

Pandangan terhadap Program CSR: -External Driven

-Compliance -Internal Driven

Model Program CSR: -Keterlibatan Langsung -Yayasan atau Organisasi -Bermitra

-Bergabung dengan Lembaga

Citra Perusahaan: -Positif

-Negatif

Tahap-Tahap Penerapan Program CSR: -Tahap Perencanaan

-Tahap Implementasi -Tahap Evaluasi -Tahap Pelaporan

(38)

2. Semakin tinggi tingkat kognisi peserta terhadap program maka semakin positif citra perusahaan yang terbentuk.

3. Semakin tinggi tingkat motivasi peserta terhadap program maka semakin positif citra perusahaan yang terbentuk.

4. Semakin tinggi atau positif tingkat sikap peserta terhadap program maka semakin positif citra perusahaan yang terbentuk.

2.4. Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Jenis kelamin dinyatakan dari jenis kelamin peserta program TML 2010. Jenis kelamin dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

- Laki-laki : 1

- Perempuan : 2

2. Tingkat pengalaman organisasi adalah seberapa banyak peserta program TML 2010 bergabung dengan organisasi selama di universitas.

Perhitungan tingkat pengalaman organisasi, sebagai berikut:

Max= 5 Min= 1 Σk= 3

N= Max - Min = 5 – 1 = 4 = 1 Σk 3 3

Sehingga skor tingkat pengalaman organisasi dibagi menjadi tiga kategori, dengan skor sebagai berikut:

‐ Tidak : 0 ‐ Rendah : 1 ‐ Sedang : 2

(39)

‐ Tinggi : 3 ≤ x ≤ 5

3. Tingkat keterlibatan peserta dalam program adalah seberapa jauh peran serta responden pada program TML 2010.

Pengukuran keterlibatan diukur dengan menggunakan skala likert, yaitu:

- Ya : 3

- Ragu-ragu : 2

- Tidak : 1

Perhitungan tingkat keterlibatan peserta dalam program, sebagai berikut: Max= 15 Min= 9 Σk= 3

N= Max - Min = 15 – 9 = 6 = 2 Σk 3 3

Sehingga skor tingkat keterlibatan peserta dalam program dibagi menjadi tiga kategori, dengan skor sebagai berikut:

‐ Rendah : x ≤ 10 ‐ Sedang : 11 ≥ x ≥ 12 ‐ Tinggi : 13 ≤ x ≤ 15

4. Tingkat persepsi peserta terhadap program adalah sebuah pemaknaan peserta karena telah melakukan pengamatan pada program TML 2010.

Pengukuran persepsi diukur dengan menggunakan skala likert, yaitu:

- Ya : 3

- Ragu-ragu : 2

- Tidak : 1

Perhitungan tingkat persepsi peserta terhadap program, sebagai berikut: Max= 15 Min= 9 Σk= 3

(40)

N= Max - Min = 15 – 9 = 6 = 2 Σk 3 3

Sehingga skor tingkat persepsi peserta terhadap program dibagi menjadi tiga kategori, dengan skor sebagai berikut:

‐ Rendah : x ≤ 10 ‐ Sedang : 11 ≥ x ≥ 12 ‐ Tinggi : 13 ≤ x ≤ 15

5. Tingkat kognisi peserta terhadap program merupakan keyakinan diri peserta terhadap pengetahuan yang diberikan pada program TML 2010.

Pengukuran kognisi diukur dengan menggunakan skala likert, yaitu:

- Tahu : 3

- Ragu-ragu : 2

- Tidak Tahu : 1

Perhitungan tingkat kognisi peserta terhadap program, sebagai berikut: Max= 15 Min= 9 Σk= 3

N= Max - Min = 15 – 9 = 6 = 2 Σk 3 3

Sehingga skor tingkat kognisi peserta terhadap program dibagi menjadi tiga kategori, dengan skor sebagai berikut:

‐ Rendah : x ≤ 10 ‐ Sedang : 11 ≥ x ≥ 12 ‐ Tinggi : 13 ≤ x ≤ 15

6. Tingkat motivasi peserta terhadap program adalah dorongan peserta untuk melakukan sesuatu agar tujuan dari program TML 2010 tercapai.

(41)

- Setuju : 3

- Ragu-ragu : 2

- Tidak Setuju : 1

Perhitungan tingkat motivasi peserta terhadap program, sebagai berikut: Max= 15 Min= 9 Σk= 3

N= Max - Min = 15 – 9 = 6 = 2 Σk 3 3

Sehingga skor tingkat kognisi peserta terhadap program dibagi menjadi tiga kategori, dengan skor sebagai berikut:

‐ Rendah : x ≤ 10 ‐ Sedang : 11 ≥ x ≥ 12 ‐ Tinggi : 13 ≤ x ≤ 15

7. Tingkat sikap peserta terhadap program adalah kecenderungan cara-cara berperilaku peserta.

Pengukuran sikap diukur dengan menggunakan skala likert, yaitu:

- Setuju : 3

- Ragu-ragu : 2

- Tidak Setuju : 1

Perhitungan tingkat sikap peserta terhadap program, sebagai berikut: Max= 15 Min= 9 Σk= 3

N= Max - Min = 15 – 9 = 6 = 2 Σk 3 3

Sehingga skor tingkat sikap peserta terhadap program dibagi menjadi tiga kategori, dengan skor sebagai berikut:

(42)

‐ Sedang : 11 ≥ x ≥ 12 ‐ Tinggi : 13 ≤ x ≤ 15

8. Tingkat citra perusahaan adalah cara pandang peserta terhadap perusahaan. Pengukuran citra diukur dengan menggunakan skala likert, yaitu:

- Setuju : 3

- Ragu-ragu : 2

- Tidak Setuju : 1

Perhitungan tingkat citra perusahaan, sebagai berikut: Max= 15 Min= 9 Σk= 3

N= Max - Min = 15 – 9 = 6 = 2 Σk 3 3

Sehingga skor tingkat citra perusahaan dibagi menjadi tiga kategori, dengan skor sebagai berikut:

‐ Rendah : x ≤ 10 ‐ Sedang : 11 ≥ x ≥ 12 ‐ Tinggi : 13 ≤ x ≤ 15

(43)

BAB III

METODOLOGI

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan implementasi program CSR dengan citra perusahaan. Menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif yang dilakukan berjenis penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok. (Singarimbun dan Effendi, 1989).

Menurut Moleong (2006), pendekatan kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena sosial tertentu melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman yang mendalam. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi implementasi program CSR yang dilakukan PT Djarum terutama pada program TML 2010.

3.2. Teknik Pemilihan Responden dan Informan

Subyek dalam penelitian ini dibedakan menjadi responden dan informan. Responden dalam penelitian ini adalah peserta program TML 2010, yaitu mahasiswa se-Kabupaten Kudus. Program TML 2010 ini berlokasi di Dusun Ngeduk, Desa Soco, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Unit analisis responden yang dipilih adalah unit analisis individu. Responden dipilih dengan mengunakan teknik Simple Random

Sampling. Penentuan jumlah sampel atau responden ditentukan berdasarkan hasil

perhitungan menggunakan Rumus Slovin dalam Sarwono (2006) adalah sebagai berikut:

(44)

n = N 1 + N e2

Keterangan:

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

e : nilai kritis (batas ketelitian) yang digunakan sebesar 10%

Populasi adalah peserta TML yang terlibat sebesar 250 peserta yang terdiri dari mahasiswa se-Kabupaten Kudus. Sehingga dari hasil perhitungan menggunakan Rumus Slovin dengan nilai kritis sebesar 10% maka diperoleh jumlah sampel yang diambil, sebagai berikut:

n = 250

1 + (250 x 0,01) = 71,428

Untuk mempermudah perhitungan maka jumlah sampel yang diambil dibulatkan menjadi 72 orang. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan tabel acak.

Informan berasal dari Public Affairs PT Djarum sebagai divisi yang

menjalankan program CSR dan ketua program TML 2010. Informan dalam penelitian

ini dipilih secara secara sengaja (purposive) dengan teknik bola salju (snowball

sampling).

3.3. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer didapatkan melalui wawancara, pengamatan berperan serta dan kuesioner.

(45)

Data sekunder yang dikumpulkan merupakan dokumen-dokumen yang terkait dengan data-data bentuk kegiatan CSR yang dilaksanakan PT Djarum, yaitu meliputi: 1. Profil Perusahaan PT Djarum

2. Profil Public Affairs PT Djarum 3. Profil Program CSR PT Djarum 4. Data Program TML

3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data kuantitatif didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden yang terlebih dahulu dilakukan scoring kemudian dihitung dengan menggunakan

Spearman Rank Order Correlation untuk mengetahui hubungan antara faktor

pembentuk citra dengan citra perusahaan. Pengolahan data dilakukan dengan

software komputer Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for Windows. Sistem scoring dibuat konsisten yaitu semakin tinggi skor semakin tinggi kategorinya.

Setelah dijumlahkan, selanjutnya data dikategorikan dengan menggunakan teknik

scoring secara normatif yang dikategorikan berdasarkan interval kelas (Sarwono,

2006):

N= Max – Min

Σk

Keterangan :

N = batas selang

Max = nilai maksimum yang diperoleh dari jumlah skor Min = nilai minimum yang diperoleh dari skor

(46)

Pengelompokkan kategori, sebagai berikut:

Rendah atau kurang : x< skor min + interval kelas

Sedang : skor min + interval kelas ≤ x’ ≤ skor min + 2 interval

kelas

Tinggi atau baik : x’’ ≥ skor minimum + 2 interval kelas

Setelah scoring, kemudian dilakukan Spearman Rank Order Correlation untuk melihat hubungan atau korelasi antara faktor-faktor pembentuk citra yaitu persepsi, kognisi, motivasi dan sikap dengan citra perusahaan. Untuk melihat hubungan tersebut dalam Sarwono (2006) digunakan rumus sebagai berikut:

rhoxy = 6 Σ D2 N (N2 – 1)

Keterangan:

rhoxy = Koefisien Korelasi

D = Difference (perbedaan antar rank) N = Jumlah Responden

Data yang didapatkan dari pendekatan kualitatif diolah melalui tiga jalur analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992 dikutip Sitorus 1998). Penjabaran tahapan analisis data kualitatif tersebut adalah sebagai berikut: (1) reduksi data, merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data ”kasar” yang muncul dari beberapa catatan tertulis di lapangan. Reduksi dalam proses pengumpulan data mencakup kegiatan meringkas data yang ada didalam catatan lapangan, mengkode hasil catatan lapang dikaitkan dengan

(47)

pertanyaan penelitian, membuat gugus-gugus pembahasan dalam matriks kasar untuk mempermudah analisis, membuat partisi dan menulis memo didalam catatan lapang. Reduksi ditujukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengeliminasi yang tidak diperlukan serta mengorganisir data untuk memperoleh kesimpulan akhir, (2)

penyajian data, data yang telah direduksi kemudian disajikan dengan penyusunan

sekumpulan informasi sehingga memungkinkan untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel, gambar serta berbagai kutipan penjelasan dari subyek penelitian, (3) penarikan kesimpulan, dalam hal ini juga meliputi verifikasi atas kesimpulan tersebut. Artinya, selama proses pengumpulan data dengan tetap meninjau data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya untuk memastikan bahwa data yang dibutuhkan sudah lengkap, sehingga penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan tepat berdasarkan data-data yang sudah terkumpul.

3.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Public Affairs PT Djarum yang berada di Jalan Ahmad Yani 28, Kabupaten Kudus dan lokasi penanaman program TML 2010 yang berada di Dusun Ngeduk, Desa Soco, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Penelitian ini difokuskan pada Public Affairs PT Djarum yang mempunyai fungsi yang sama dengan PR karena program CSR berada di bawah Public Affairs. Penelitian dan pra survei dilakukan sejak tanggal 25 Januari 2010 sampai dengan 15 Maret 2010. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive). PT Djarum dipilih menjadi lokasi penelitian karena PT Djarum menerapkan program CSR dalam menjalankan usahanya sejak tahun 1969.

(48)

BAB IV

PROFIL PERUSAHAAN

5 4.1. Profil PT Djarum

4.1.1. Sejarah PT Djarum

Sejarah PT Djarum bermula dari Oei Wie Gwan yang sebelum memiliki Djarum telah berusaha dalam bidang pembuatan mercon Merk Leo. Waktu itu ia mempunyai hubungan dengan para pejuang pada masa kemerdekaan, sehingga kemudian tumbuh gagasan membuat rokok untuk konsumsi militer.

Oei Wie Gwan adalah pebisnis yang berasal dari Rembang. Ia mulai mengembangkan bisnisnya yang masih terbilang kecil dan banyak terjun ke lapangan, mulai dari meramu tembakau, saus sampai ke pemasaran. Pada tanggal 21 April 1951, secara formal perusahaan rokok Djarum didirikan berbentuk badan hukum sebagai Perusahaan Perseorangan. Produk yang dihasilkan baru empat merk yaitu Djarum, Merata, Kotak Ajaib dan Kembang Tanjung yang merupakan Sigaret Kretek Tangan (SKT). Tahun 1955, perusahaan mulai memperluas usahanya dengan menambah dua lokasi produksi yang menghasilkan produk Djarum lainnya, yaitu rokok klobot. Tahun 1962, terjadi perluasan lagi dengan menambah satu lokasi produksi sehingga produksinya telah mencapai 329 juta batang per tahun.

Perkembangan ini sempat mengalami hambatan. Pada tahun 1963, setelah terjadi perluasan satu lokasi produksi, pabrik terbakar habis dan tahun itu pula Oie Wie Gwan meninggal dunia di Semarang tanpa sempat mengetahui pabriknya telah terbakar dan yang tertinggal hanya di satu lokasi, yaitu di Kliwon, Kabupaten Kudus.

(49)

Akhirnya seluruh kegiatan dipindahkan disana dan tiga tahun kemudian kegiatan produksi dipusatkan di Jetak dan Gribig, Kabupaten Kudus.

Pengggunaan nama Djarum bukan diberikan oleh Oie Wie Gwan, melainkan sudah melekat pada pabrik yang telah dibelinya. Djarum yang dimaksudkan disini adalah djarum pada gramophone pemutar piringan hitam model kuno. Di bawah nahkoda dua saudara Bambang dan Budi Hartono, terjadi perkembangan usaha mulai tahun 1963. Bersama karyawan-karyawan setia Djarum, mereka membangun sisa-sisa kebakaran hingga mampu melewati masa-masa genting di tahun 1965-1966. Pada tahun 1967, dilakukan perluasan produk sekaligus dilakukan konsolidasi pertama, yaitu dengan masuknya Ir. Julius Hadinata ke Djarum. Sebagai lulusan Belanda, Julius benyak melakukan pembenahan. Mulai ada pembagian tugas yang jelas, mesin-mesin dengan teknologi baru didatangkan dari Inggris dan Jerman Barat, terutama untuk pengolahan tembakau dan pengangkatan beberapa manajer profesional. Pada tahun itu pula produksi melonjak tiga kali lipat (dilihat dari tahun 1965). Pada tahun 1968, bersama dengan perluasan dua lokasi produksi diperkenalkan produk baru dengan nama Admiral dan VIP Biru. Gebrakan pertama, total produksi yang berhasil terjual sekitar tiga miliar batang.

Dua tahun kemudian muncul beberapa merk baru seperti VIP President, VIP International, VIP Agung, VIP Diplomat, VIP Sultan, Granat dan Nahkoda. Tahun 1973, Djarum mulai ambil bagian dalam kegiatan ekspor, antara lain Amerika Serikat, Arab Saudi, Jepang, Singapura dan Malaysia.

Pada tahun 1976, mulai terdapat perubahan selera konsumen dengan kegemaran masyarakat akan Sigaret Kretek Mesin (SKM). Djarum mengantisipasi

(50)

perubahan selera konsumen tersebut dengan meluncurkan produk Djarum Filter

Special, Djarum Filter Deluxe dan Djarum Filter King Size. Dua tahun kemudian

disusul dengan peluncuran Djarum Super yaitu, rokok kretek filter yang populer. Pesatnya permintaan konsumen terhadap produk-produk Djarum memacu peningkatan proses mekanisasi seiring dengan peningkatan produksi Sigaret Kretek Tangan (SKT). Kini produk SKM dan SKT Djarum telah menjadi salah satu pemasok pangsa pasar rokok terbesar di Indonesia. Kesuksesan tersebut membuat Djarum melakukan langkah-langkah pengembangan, seperti peningkatan produksi, kinerja perusahaan dan inovasi produk untuk menjadi yang terbaik dalam industri rokok. Pada tahun 1983, Djarum berubah menjadi PT (Perseroan Terbatas).

4.1.2. Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan adalah dwi tunggal artinya selain mencari keuntungan juga memberi keuntungan. Hal ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan

PT Djarum memiliki visi dan misi dalam menjalankan usahanya. Visi PT

Djarum, yaitu hadir untuk memuaskan kebutuhan merokok para perokok. Misi PT Djarum terdiri dari tiga hal, yaitu:

1. Kepemimpinan dalam pasar dengan cara menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi secara konsisten dan inovatif untuk memuaskan konsumen. 2. Penciptaan citra positif yang kuat untuk perusahaan.

(51)

3. Menejemen profesional yang berdedikasi dan sumber daya manusia yang kompeten.

Salah satu misi perusahaan adalah penciptaan citra positif yang kuat untuk perusahaan. Sehingga citra positif yang terbentuk merupakan salah satu tujuan dari PT Djarum.

4.1.4. Nilai Inti Budaya Perusahaan

PT Djarum juga memiliki nilai inti budaya perusahaan yang terdiri dari lima hal, yaitu:

1. Fokus kepada pelanggan

Mendengarkan pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara terbaik yang dapat dilakukan.

2. Profesionalisme

Profesionalisme lebih merupakan suatu sikap dan bukan hanya suatu perangkat kemampuan. Seorang profesional adalah orang yang bekerja dengan sikap yang baik dan melakukannya dengan cara yang terbaik dan juga memiliki perhatian yang serius.

3. Organisasi yang terus belajar

Organisasi yang belajar dari karyawan internal, pelanggan eksternal dan lingkungan sekitarnya secara terus menerus. Belajar adalah kepentingan seluruh jenjang. Dilandasi sikap keterbukaan dan saling percaya sehingga orang berani melakukan perubahan dan percobaan tanpa merasa terancam.

(52)

4. Satu keluarga

Suatu himpunan orang yang mempunyai pertalian khas dan mau hidup bersama dengan tata cara yang disepakati bersama untuk mencapai satu tujuan.

5. Tanggung jawab sosial

Tanggung jawab sosial adalah peka dan peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan dalam kehidupan berbisnis.

PT Djarum merupakan perusahaan yang mengutamakan pelanggan dengan profesional. PT Djarum juga menyadari bahwa perusahaan ini adalah organisasi yang terus belajar bersama-sama dalam satu keluarga. Salah satu hal terpenting dengan mengajarkan pentingnya tanggung jawab sosial yang tidak akan bisa terlepas dari suatu perusahaan.

4.1.5. Proses Produksi

Proses produksi di PT Djarum dikenal dua macam teknik produksi rokok, yaitu Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM). SKT adalah rokok tidak berfilter yang dibuat dengan menggunakan tenaga manusia mulai dari pembentukan sampai batangan dan pengepakan. Produk yang menggunakan SKT antara lain Djarum 76 dan Djarum Coklat. SKM adalah rokok berfilter yang dibuat dengan menggunakan tenaga mesin dari proses awal sampai akhir. SKM menghasilkan produk rokok, misalnya Djarum Super, LA Lights, Djarum Black dan

(53)

Salah satu bahan terpenting dalam pembuatan rokok adalah tembakau (Nicotiana tabacum L). Terdapat berbagai cara untuk menikmati tembakau, yaitu antara lain dikulum (chewing tobacco), dihirup tembakaunya (snuffing tobacco), dihisap dengan dilinting (roll your own tobacco), dihisap dengan pipa (pipe tobacco), dihisap asapnya yang telah melewati air (water pipe tobacco) dan salah satu cara yang paling terkenal sampai saat ini adalah dihisap sebagai rokok (smoking

cigarette). Smoking cigarette memiliki berbagai variasi bentuk dan rasa sesuai selera

sekelompok orang tertentu. Para perokok di Asia menyukai virginia atau oriental

blend, bangsa Amerika menyukai American blend, bangsa India menghisap bidis dan

bagi bangsa Indonesia terkenal dengan rokok kretek. Penentuan grade tembakau dilakukan biasanya berdasarkan pengamatan elemen-elemen kualitas dan mengacu pada posisi daun tembakau, yaitu:

1. Pucuk (tips) 2. Atas (upper leaf) 3. Tengah (middle leaf) 4. Bawah (lower leaf) 5. Samparan (sand leaf)

Selain menggunakan material tembakau, produksi rokok kretek juga memerlukan material cengkeh sebagai bahan bakunya. Penggunaan cengkeh (Syzigium aromaticum L) telah dikenal lebih dari 2000 tahun yang lalu sebagai rempah-rempah, obat dan bahan dasar untuk rokok kretek, serta dalam industri parfum dan pembuatan kandi. Lebih dari separuh hasil cengkeh di Indonesia untuk kebutuhan bahan baku rokok kretek. Ada lagi bahan dasar rokok kretek adalah

(54)

Cigarette Paper (kertas tipis pembungkus rokok) dan saus yang sudah diformulasikan

untuk dicampurkan kedalam campuran tembakau dan cengkeh. Saus dibagi menjadi dua jenis, yaitu casing dan flavour.

Durasi kerja yang dilakukan adalah selama 300 hari dalam 1 tahun. Selama tahun 2007 produksi rokok PT Djarum mencapai + 39,457 milyar batang/tahun dan cukai rokok yang harus dibayar ke negara mencapai lebih dari 7 triliun rupiah/tahun.

4.1.6. Produk PT Djarum dan Pemasarannya

Pada awal pendirian, Oei Wei Gwan melakukan pengawasan pencampuran tembakau, cengkeh dan saus untuk menjaga kualitas rokok kretek. Hasilnya, rokok-rokok yang diproduksi PT Djarum mampu merebut hati konsumen di pasar rokok-rokok. Berikut adalah merk Djarum yang masih beredar di pasaran:

• Kategori SKT (Sigaret Kretek Tangan)

Produk: Djarum Coklat, Djarum 76 dan Djarum Istimewa. • Kategori SKM (Sigaret Kretek Mesin)

Produk: Djarum Super, LA Lights, LA Lights Menthol, Djarum Black, Djarum

Black Cappuccino, Djarum Black Tea, Djarum Mezzo, Bali Hai, Djarum Special, Djarum Cherry, Djarum Vanilla dan Djarum Splash.

• Kategori SPM (Sigaret Premium Mesin) Produk: Premium International

• Kategori Cerutu

Gambar

Gambar 3 Kerangka Pemikiran
Gambar 4 Struktur Organisasi PT Djarum
Gambar 5 Struktur Organisasi Public Affairs PT Djarum
Gambar 12 Persentase Tingkat Persepsi Peserta Program TML 2010
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa dalam membentuk citra positif perusahaan di benak masyarakat sekitar tidak dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran, inovasi dan hubungan dengan

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) adalah salah satu bentuk implementasi CSR yang dilakukan oleh Perum Peruri sebagai salah satu perusahaan Badan Usaha

Adapun implikasi hasil penelitian ini yaitu, (1) Dari hasil penelitian pengaruh implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap peningkatan citra PT Semen

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah ada tidaknya hubungan positif antara pengaruh pemahaman masyarakat tentang implementasi CSR program penghijauan PT

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Sun et al ., 2010 bahwa hubungan antara pengungkapan dan kesadaran lingkungan perusahaan berpengaruh signifikan dan positif

Penelitian yang dilakukan oleh Sibarani (2010) menunjukkan hubungan positif signifikan antara variabel corporate governance yaitu secara simultan kepemilikan

Corporate Social Responsibility dan Citra Perusahaan (Study Korelasional Mengenai Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Tirta Sibayakindo Berastagi

Tujuan penelitian ini adalah (1) Menga nalisis hubungan antara prasyarat partisipasi dengan partisipasi masyarakat dalam implementasi program CSR; (2) Menganalisis