• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pembobotan Kata Berbasis Sebaran untuk Temu Kembali Informasi Dokumen Bahasa Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Metode Pembobotan Kata Berbasis Sebaran untuk Temu Kembali Informasi Dokumen Bahasa Indonesia"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PEMBOBOTAN KATA BERBASIS SEBARAN

UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI

DOKUMEN BAHASA INDONESIA

PUTRI DEWI PURNAMA SARI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

METODE PEMBOBOTAN KATA BERBASIS SEBARAN

UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI

DOKUMEN BAHASA INDONESIA

PUTRI DEWI PURNAMA SARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

ABSTRACT

PUTRI DEWI PURNAMA SARI. Term Weight Method based on Term Distribution for Information Retrieval on Indonesian Documents. Supervised by JULIO ADISANTOSO.

Term weight algorithm plays an important role in the process of document searching, which is greatly influenced by the precision and recall results of the Search Engine. Currently, TF-IDF term weight algorithm is widely applied in language models to build the search engine systems. Since term frequency is not the only discriminator which is necessary to be considered in term weighting and make each weight suitable to indicate the term’s importance, term weighting algorithm based on term distribution has been developed. In a single document, a term with higher frequency and closer to hypo-dispersion distribution usually contains more semantic information and should be given higher weight. One the other hand, in collection of documents, the term with higher frequency and hypo-dispersion distribution usually contains less information. This research implements term weight based on term distribution, with Local Term Weight Algorithm and Global Term Weight Algorithm for the documents in Indonesian Language. The result of this research is a Search Engine with an average precision of 84.8%.

(4)

Judul Skripsi : Metode Pembobotan Kata Berbasis Sebaran untuk Temu Kembali Informasi Dokumen Bahasa Indonesia

Nama : Putri Dewi Purnama Sari

NRP : G64080076

Menyetujui: Pembimbing

Ir. Julio Adisantoso, M.Kom NIP. 19620714 198601 1 002

Mengetahui:

Ketua Departemen Ilmu Komputer

Dr. Ir. Agus Buono, M.Si, M.Kom NIP. 19660702 199302 1 001

(5)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wata’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Metode Pembobotan Kata Berbasis Sebaran untuk Temu Kembali Informasi Dokumen Bahasa Indonesia. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam tugas akhir ini, yaitu:

 Ayahanda Sudirman Limi, Ibunda Yetty Marianis, serta keluarga besar penulis (Maimunah, Okdista, Andi Saputra, Syarifah, Dadang K, Maulina, Saka, Syaqeela, dan Alee) yang selalu memberikan doa, nasihat, semangat, dan kasih sayang yang luar biasa kepada penulis.

 Bapak Ir. Julio Adisantoso, M.Kom selaku dosen pembimbing tugas akhir yang memberikan bimbingan, ide, dukungan, semangat serta kesabaran dalam pengerjaan tugas akhir ini.

 Bapak Toto H, S.Kom, M.Si selaku dosen pembimbing akademik penulis yang sabar.

 Bapak Ahmad Ridha, S.Kom, MS dan Bapak Sony H. Wijaya, S.Kom, M.Kom selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dan saran pada tugas akhir penulis.

 Rekan satu bimbingan Susi Handayani, Fania R K, Meri Marlina, Meriska Defriani, Anita, Hafidzhia Dzikrul A, Alfa Nugraha, Risky Utama P, dan Nofel Saputra. Terima kasih atas bantuan, kebersamaan dan semangatnya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

 Wido Aryo Andhika , Wangi Saraswati, Brenda K, Siska Susanti, Zola Mukhda, Aditya Nur J, Santia Risky K, Dyah Kenyar NH, Ihsan Mentaya, dan Abdul Rahman Halim. Terima kasih atas semangat dan dukungannya yang telah diberikan kepada penulis. Semoga kita bisa berjumpa kembali kelak sebagai orang-orang sukses.

 Seluruh staf dan pimpinan BEM KM IPB Bersahabat yang terus menyebarkan energi positif, khususnya Kementrian Budaya Olahraga dan Seni 2010-2011 (ka Dean, Bunda Icha, ka Andre, ka Ari, ka Nina, ka Indah, ka Rommy, ka Mitha, Ruri, Deni, Suci, Rahma, Amel, Rocky, Dziki, Eris), OMI 2011, IAC 2011 dan divisi Publikasi Dokumentasi Gebyar Nusantara 2011.

 Seluruh panitia OMI 2012 khususnya Cici, Tri, Alfi, Johan, BPH dan seluruh pimpinan OMI 2012 yang selalu memberikan kebersamaan dan dukungan mental kepada penulis selama melaksanakan tugas akhir ini.

 Seluruh keluarga besar KOST ARINI (kak Sarah, kak Nova, kak Rani, Ima, Ardini, Tika, Prista, Ayu, Timeh, Jay, Dita, dan Vio) yang selalu bersedia mendengarkan keluh kesah, dan memberikan semangat kepada penulis selama melaksanakan tugas akhir ini.

 Keluarga kecil penulis yaitu UROSITA (Ella Rahmadani, Fauziah Azzahro, Winahyu Hapsari, Fatima Rosniar, Ratna Anggun Kartika, dan Arini Khairiyah) yang sabar memberikan energi positif, dukungan dan semangat bagi penulis.

 Seluruh rekan-rekan Ilmu Komputer angkatan 45 atas segala kebersamaan, bantuan, canda tawa, dan kenangan indah serta semangat bagi penulis slama masa studi. Semoga kita semua bisa berjumpa kembali kelak sebagai orang-orang sukses.

Penulis berharap tugas akhir ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi bidang temu kembali informasi. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat kekurangan dalam berbagai hal. Penulis berharap adanya masukan yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Bogor, Agustus 2012

(6)

RIWAYAT HIDUP

Putri Dewi Purnama Sari dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 April 1991 dari pasangan Bapak Sudirman Limi dan Ibu Yetty Marianis. Pada tahun 2008, penulis lulus dari SMA Negeri 31 Jakarta dan menjadi mahasiswa di Departemen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama menjadi mahasiswa, penulis menjadi asisten praktikum di beberapa matakuliah, yaitu Penerapan Komputer (2009,2010,2012), Algoritma dan Pemrograman (2011) dan Bahasa Pemrograman (2011). Pada bulan Juli hingga Agustus 2011, penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Bogor.

Selain itu, penulis aktif menjadi anggota BEM KM IPB (Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor). Pada tahun 2009-2010 penulis sebagai staf Kementerian Pengembangan Sumberdaya Mahasiswa (PSDM). Penulis melaksanakan berbagai kegiatan mahasiswa salah satunya mengadakan sekolah kepemimpinan dan wirausaha bagi mahasiswa tingkat pertama IPB dengan nama Leadership and Enterpreneurship School (LES).

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 1

Ruang Lingkup ... 1

METODE Koleksi Dokumen ... 1

Pengindeksan ... 2

Tokenisasi ... 2

Pembuangan Stop words ... 2

Pembobotan sebaran kata ... 2

Kesamaan dokumen dan kueri ... 3

Evaluasi Sistem ... 4

Lingkungan Implementasi ... 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Koleksi Dokumen ... 4

Pengindeksan Dokumen ... 5

Tokenisasi ... 5

Pembuangan Stopword ... 5

Pembobotan Sebaran Kata ... 5

Kesamaan Dokumen dan Kueri ... 8

Pengujian Kinerja Sistem ... 8

Perbandingan Hasil Uji Kueri ... 9

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ... 10

Saran ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 10

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Relevant dan retrieved dokumen ... 4

2 Deskripsi dokumen uji ... 4

3 Contoh hasil parsing kalimat ... 5

4 Hasil perhitungan peluang(r) ... 6

5 Hasil perhitungan v dan n pada dokumen dok001 ... 6

6 Hasil perhitungan Uj, Sj, dan bobot lokal pada dokumen dok001 ... 6

7 Perbandingan hubungan distribusi dan bobot lokal ... 6

8 Hasil perhitungan peluang(r’) ... 7

9 Hasil perhitungan n’, chi’, dan Uj’ ... 7

10 Hasil perhitungan p’, dan Sj’ dengan N’=324 ... 7

11 Hasil perhitungan Uj’, Sj’ dengan persamaan(2) dan bobot global ... 7

12 Hasil perhitungan Uj’, Sj’ dengan persamaan(1) dan bobot Global ... 8

13 Perbandingan hubungan distribusi dan bobot global ... 8

14 Hasil perhitungan bobot lokal, global, dan sebaran kata pada dok001 ... 8

15 Perbedaan hasil AVP untuk proses parsing 3, 4, dan 5 kalimat ... 9

16 Perbandingan 15 kueri pada sistem ... 10

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Tahapan pembangunan sistem. ... 2

2 Contoh dokumen. ... 4

3 Grafik recall precision. ... 9

4 Perbandingan pembobotan sebaran kata dan TFIDF. ... 10

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Daftar kueri uji dan dokumen yang relevan ... 13

2 Contoh dokumen koleksi pengujian ... 14

3 Daftar stopword ... 15

4 Daftar AVP masing-masing kueri pada pengujian parsing 3 kalimat ... 19

5 Daftar AVP masing-masing kueri pada pengujian parsing 4 kalimat ... 20

6 Daftar AVP masing-masing kueri pada pengujian parsing 5 kalimat ... 21

7 Daftar AVP masing-masing kueri pada pengujian pembobotan TFIDF ... 22

8 Antarmuka halaman utama sistem pencarian jurnal hortikultura ... 23

9 Antarmuka hasil pencarian ... 23

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mesin pencari digunakan oleh pengguna untuk memberikan kemudahan dalam temu kembali informasi berdasarkan kueri tertentu. Informasi yang dikembalikan oleh mesin pencari berupa dokumen terurut sesuai kedekatan kueri dengan dokumen dalam koleksi. Mesin pencari telah banyak dikembangkan dengan berbagai metode dan sistem pengindeksan.

Pengindeksan adalah proses pembentukan

inverted index (Manning et al. 2008). Salah satu tahap dari pengindeksan adalah pembobotan, yaitu pemberian bobot pada kata dalam koleksi. Bobot tersebut menentukan kata apa saja yang menjadi penciri bagi masing-masing dokumen dalam koleksi. Pembobotan memegang peranan penting bagi sistem temu kembali informasi. Pembobotan kata yang kurang tepat dalam proses pengindeksan dapat menurunkan kinerja sistem secara keseluruhan.

Terdapat beberapa metode pembobotan kata yang digunakan dalam pengindeksan dokumen. Salah satu metode yang digunakan ialah TFIDF. Metode TFIDF menggunakan frekuensi kata pada dokumen sebagai penentu nilai bobot kata. Notasi SMART merupakan variasi dari pembobotan TFIDF. Notasi

SMART digunakan untuk membantu merepresentasikan kombinasi pembobotan kata. Contoh representasi kombinasi vektor dokumen dan kueri adalah ddd.qqq, ddd menggambarakan pembobotan kata dari vektor dokumen dan qqq menggambarkan pembobotan vektor kueri. Huruf tersebut merepresentasikan penggunaan rumus pada notasi SMART untuk menghitung frekuensi kata (hurufpertama), frekuensi dokumen (hurufkedua), dan proses normalisasi (hurufketiga) (Manning et al. 2008).

Beberapa penelitian pembobotan dokumen antara lain Ridha (2002) yang menggunakan istilah tunggal dengan pembobotan TFIDF dan BM25, Herdi (2010) menggunakan pembobotan TFIDF dan BM25 pada mesin pencari dengan framework Indri. Pada penelitian tersebut, hasil kinerja TFIDF dan BM25 memberi bobot sama pada sebuah kata, tanpa memperhatikan sebarannya.

Xia dan Chai (2011) mengungkapkan bahwa pada perhitungan bobot kata lokal yang diukur dalam suatu dokumen, kata yang mempunyai frekuensi tinggi dan distribusi

penyebaran luas seharusnya diberi bobot yang lebih tinggi dari kata yang frekuensinya rendah dan distribusi penyebaran intensif. Selain itu, pada perhitungan bobot kata global yang diukur pada seluruh koleksi dokumen, kata yang mempunyai frekuensi tinggi dan distribusi penyebarannya luas biasanya berisi sedikit informasi sehingga bobot yang diberikan pada kata tersebut rendah.

Berdasarkan Xia dan Chai (2011), penelitian ini akan mengimplementasikan pembobotan yang terfokus pada sebaran kata pada dokumen bahasa Indonesia. Pembobotan sebaran kata yang digunakan adalah sebaran kata lokal (dokumen) dan global (koleksi). Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah mengimplementasikan metode pembobotan kata menggunakan sebaran kata sebagai alternatif pembobotan dalam sistem IR dokumen Bahasa Indonesia.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1 Dokumen yang digunakan dalam penelitian adalah dokumen XML berbahasa Indonesia.

2 Dokumen yang relevan dengan kueri uji, ditentukan berdasarkan pustaka yang ada di lab Information Retrieval Ilmu Komputer IPB.

3 Kesalahan dalam pengetikan dalam korpus tidak diperhatikan.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yaitu: pengumpulan koleksi dokumen (korpus), pengindeksan dokumen, pengindeksan kueri, perhitungan ukuran kesamaan antara dokumen dan kueri, pemeringkatan dokumen, dan perhitungan evaluasi hasil temu-kembali sistem. Tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar1. Koleksi Dokumen

(10)

DOKUMEN DOKUMEN Pembobotan sebaran kata Pembobotan sebaran kata KUERI KUERI Pengindeksan kueri Pengindeksan kueri Kesamaan dokumen dan kueri Kesamaan dokumen dan kueri Tokenization Tokenization Pembuangan Stop words Pembuangan Stop words Pengindeksan Dokumen Matriks term-dokumen Matriks term-dokumen Matriks term-kueri Matriks term-kueri Peringkat dokumen Peringkat dokumen Evaluasi Evaluasi

Gambar 1 Tahapan pembangunan sistem. Pengindeksan

Proses pengindeksan terdiri atas proses tokenisasi, pembuangan stopwords, dan pembobotan (Manning et al. 2008). Pada penelitian ini metode pembobotan yang dilakukan adalah metode sebaran kata. Tokenisasi

Tokenisasi menerima masukan berupa rangkaian karakter dan memilahnya menjadi

token dengan aturan sebagai berikut:

1 Suatu token dimulai oleh huruf atau angka 2 Token dipisahkan oleh karakter whitespace

3 Karakter-karakter khusus yang mengikuti huruf atau angka akan dihilangkan. Pembuangan Stop words

Stop words adalah kata-kata umum yang biasanya muncul dalam jumlah yang besar dan dianggap tidak memiliki makna (Manning

et al. 2008). Pada penelitian ini stopwords diperoleh dari Herdi (2010).

Pembobotan sebaran kata

Pembobotan yang digunakan pada penelitian ini adalah pembobotan sebaran

kata. Input dari proses pembobotan sebaran kata adalah kata terpilih yang akan digunakan untuk membangun inverted index dari koleksi dokumen. Menurut Xia dan Chai (2011) pembobotan berdasarkan sebaran kata memiliki dua titik fokus, yaitu sebaran kata lokal(dalam suatu dokumen individu) dan sebaran kata global(dalam koleksi dokumen). Nilai bobot dari suatu kata terpilih adalah perkalian antara kedua pembobotan tersebut. Pembobotan Lokal

Pembobotan lokal terdiri dari luas distribusi seragam kata ke-j pada dokumen (Uj) dan perluasan penyebaran kata ke-j pada dokumen (Sj). Pada pembobotan kata lokal terdapat hubungan antara luas distribusi seragam kata dan bobot kata, yaitu positif non linear. Artinya, kata yang luas distribusi seragam tinggi mempunyai bobot kata yang tinggi.

Pada perhitungan luas distribusi seragam kata digunakan teori K.Pearson Chi Square

dengan rumus:

2 = v n 2

n

m

i=1

dengan

: frekuensi kata ke-j pada paragraf ke-i

: frekuensi kata ke-j di dokumen : peluang kata ke-j ada di paragraf ke-i

: frekuensi kata ke-j di paragraf ke-i jika kata ke-j tersebar

Nilai yang rendah menyatakan kata ke

j mendekati distribusi seragam. Nilai rendah tersebut bertentangan dengan hubungan distribusi seragam pada dokumen dan bobot kata, sehingga rumus distribusi seragam(Uj) adalah

Uj= 1 1

Uj = 1

1 ∑mi=1(v -n n )2

Pada perhitungan perluasan penyebaran kata (Sj) digunakan rumus:

Sj = l (1 ⁄ )

dengan :

: total paragraf yang mengandung term ke-j

(11)

Pembobotan lokal dari kata ke-j dalam dokumen d adalah

d l =l 1

d l = l 1 l (1 ⁄ )

1 ∑ vin 2

n

m i=1

Pembobotan Global

Pembobotan global terdiri atas luas distribusi seragam kata ke-j pada koleksi (Uj’) dan perluasan penyebaran kata ke-j pada koleksi (Sj’). Pada pembobotan global, terdapat hubungan antara luas distribusi seragam kata dan bobot kata, yaitu negatif non linear. Artinya, kata yang luas distribusi seragamnya tinggi mempunyai bobot kata yang rendah.

Pada perhitungan luas distribusi seragam kata, digunakan teori K.Pearson Chi Square

dengan rumus:

= ∑(v n )

2

n

m

i=1 dengan:

: frekuensi kata ke-j pada dokumen ke-i

: frekuensi kata ke-j di koleksi

’ : peluang kata ke-j ada di dokumen ke-i

: frekuensi kata ke-j di dokumen ke-i jika kata ke-j tersebar

Nilai yang rendah menyatakan kata ke-j mendekati distribusi seragam. Nilai rendah tersebut sesuai dengan hubungan distribusi seragam pada koleksi dan bobot kata, sehingga rumus distribusi seragam(Uj’) adalah

Uj =1

Uj =

1

(v-n )2

n m

i=1

Pada perhitungan perluasan penyebaran kata di koleksi (Sj’), digunakan rumus:

Sj’ = l 1

dengan :

: total dokumen yang mengandung term ke-j

: total dokumen pada koleksi

Pembobotan global dari kata ke-j dalam dokumen d adalah

d = l 2(1 )

Nilai menunjukkan penyebaran kata dalam koleksi, yang dapat juga menunjukkan kepentingan suatu kata dalam dokumen. Pada pembobotan TFIDF, nilai ini dapat disetarakan dengan d t=l d

t , N merupakan

total dokumen di koleksi dan merupakan total adalah total dokumen yang mengandung kata ke-j. Oleh karena itu, nilai Sj’ dapat dirumuskan sebagai

Sj’= l 1 …….(2) sehingga bobot global kata ke-j dalam dokumen d adalah

d =l (1 )

d =l 1 .l 1

Oleh karena itu, pembobotan sebaran kata ke-j

pada dokumen d adalah:

W

j,d

=

d l d ………….

(3)

Kesamaan dokumen dan kueri

Hasil matriks term-dokumen dokumen dan kueri akan diukur kesamaannya menggunakan ukuran kemiripan kosinus (Cosine Similarity). Ukuran kemiripan kosinus yang digunakan menggunakan persamaan(4). Nilai pengukuran kesamaan pada sistem akan mengembalikan dokumen relevan menurut sistem.

Ukuran kesamaan kosinus (cosine similarity) adalah sebuah model matematika yang digunakan untuk menghitung kesamaan antara kueri dan dokumen (Manning et al. 2008). Dokumen dan kueri dengan kata penciri digambarkan sebagai model vektor sehingga dapat dihitung kesamaannya (Salton 1989).

Kueri dan dokumen dinyatakan dalam vektor sebagai berikut:

)

,

,

,

(

w

q1

w

q2

w

qt

Q

dan

)

,

,

,

(

i1 i2 it

i

w

w

w

D

dengan wqj dan wij sebagai bobot istilah Tj dalam kueri Q dan dokumen Di. Dengan demikian koefisien kesamaan antara kueri dan dokumen dapat diperoleh dengan rumus inner product : sim , = ∑tj=1w .w

(12)

untuk dianggap relevan dengan istilah-istilah kueri tertentu dibandingkan dokumen-dokumen yang lebih pendek. Sehinggavektor dokumen perlu dinormalisasi. Ukuran kesamaan antara kueri Q dan dokumen Di menjadi persamaan:

sim , = ∑ w .w t

j=1

√∑tj=1w 2

….…(4)

Formula ini merepresentasikan kosinus sudut antara vektor kueri dan vektor dokumen sebagai vektor-vektor dalam ruang t dimensi, dengan t sebagai jumlah istilah unik dalam sistem (Salton 1989).

Evaluasi Sistem

. Pada proses evaluasi hasil temu-kembali dilakukan penilaian kinerja sistem dengan melakukan pengukuran recall-precision untuk menentukan tingkat keefektifan proses temu-kembali. Dua ukuran utama untuk keefektifan penemu kembalian yang telah digunakan sejak lama adalah recall dan precision (Salton 1989). Recall adalah perbandingan jumlah materi relevan yang ditemukembalikan terhadap jumlah materi yang relevan, sedangkan precision adalah perbandingan jumlah materi relevan yang ditemukembalikan terhadap jumlah materi yang ditemukembalikan.

Tabel 1 Relevant dan retrieveddocuments

Relevant non relevant

retrieved true positive(tp) false positive(fp)

Non retrieved

false negative

(fn)

true negative(tn)

Berdasarkan Tabel 1, recall (R) dan precision

(P) dapat dinyatakan sebagai persamaan sebagai berikut:

= t

t dan = t

t n

...(5)

Recall dan Precision dihitung berdasarkan persamaan(3). Average precision (AVP) dihitung berdasarkan 11 standard recall levels, yaitu 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100% dengan menggunakan interpolasi maksimum (Baeza-Yates & Ribeiro-Neto 1999).

Lingkungan Implementasi

Lingkungan implementasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

 Perangkat lunak:

1 Sistem operasi Windows 7 Professional sebagai sistem operasi, 2 PHP sebagai bahasa pemrograman, 3 XAMPP version 1.7.2 sebagai web

server, dan

4 Microsoft Office 2010 sebagai aplikasi yang digunakan untuk melakukan perhitungan dalam evaluasi sistem.  Perangkat keras:

1 Processor Intel Dual-Core 2.10 GHz 2 RAM 2 GB

3 Harddisk dengankapasitas 160 GB

HASIL DAN PEMBAHASAN

Koleksi Dokumen

Penelitian ini menggunakan 324 jurnal hortikultura yang berasal dari Laboratorium Temu Kembali Informasi Departemen Ilmu Komputer IPB. Deksripsi dokumen uji yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2. Gambar 2 dan Lampiran 2 menunjukkan contoh salah satu dokumen yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 2 Deskripsi dokumen uji

Dokumen bytes

Ukuran rata-rata dokumen 1329 Ukuran seluruh dokumen 430834 Ukuran dokumen terbesar 2866

Ukuran dokumen terkecil 445

Gambar 2 Contoh dokumen.

Koleksi dokumen memiliki format teks (*.txt) dengan struktur tag XML pada masing-masing dokumen. Tag XML yang digunakan dalam koleksi dokumen, yaitu:

 <DOC></DOC>, mewakili keseluruhan

dokumen. Di dalamnya terdapat tag lain yang mendeskripsikan isi dokumen secara lebih jelas.

<DOC>

<docId>dok001.txt</docId>

<content>Akhir-akhir ini kentang menjadi tanaman prioritas dan mempunyai nilai. ... </content>

(13)

 <docId></docId>, menunjukkan ID dari dokumen tanaman obat.

 <content></content>,

menunjukkan isi atau informasi dari dokumen.

Jumlah kueri uji yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 15 kueri uji yang berasal dari Laboratorium Temu Kembali Informasi. Daftar kueri uji yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Pengindeksan Dokumen

Pemrosesan dokumen dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: tokenisasi, pembuangan

stopword, dan pembobotan. Pembobotan yang dilakukan adalah pembobotan sebaran kata. Tokenisasi

Tahap tokenisasi dilakukan pada fungsi get_token. Fungsi tersebut melakukan pemecahan kata pada dokumen koleksi, penghilangan karakter yang bersifat separator seperti titik, koma, tanda seru, tanda tanya, dan karakter lainnya yang dianggap kurang representatif dalam mencirikan suatu dokumen.

Dokemen koleksi diproses secara sekuensial per karakter dari awal sehingga menghasilkan sebuah token. Tahapan untuk memperoleh token adalah sebagai berikut: 1 Sistem menggolongkan karakter menjadi 4

jenis, yaitu :

a whitespace, berarti karakter ini merupakan karakter pemisah token

b alpha, berarti karakter ini merupakan huruf

c numeric, berarti karakter ini merupakan angka

d other, berarti karakter ini tidak termasuk jenis-jenis a,b,dan c.

2 Sistem mengubah jenis karakter numeric

dan other menjadi whitespace.

3 Sistem melakukan pemisahan kata berdasarkan whitespace.

4 Kata yang dianggap token adalah yang mempunyai panjang lebih dari dua. Pembuangan Stopword

Pembuangan stopword dilakukan setelah proses tokenisasi pada dokumen koleksi. Prosesnya dengan melakukan perbandingan antara kata hasil tokenisasi dengan stopword. Jika terdapat stopword dalam daftar token, maka dilakukan penghapusan kata. Daftar

stopword yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Herdi (2010) dan dilampirkan

pada Lampiran 3. Hasil dari tahap ini akan digunakan sebagai input pada tahap selanjutnya yaitu pembobotan.

Pembobotan Sebaran Kata

Pembobotan yang dilakukan dalam skripsi ini adalah pembobotan sebaran kata. Pembobotan sebaran kata terdiri atas tiga tahap, yaitu pembobotan kata lokal, pembobotan kata global, dan perkalian antara lokal dan global. Pada tulisan ini, akan diberikan contoh 5 dokumen (dok001, dok002, dok003, dok006, dan dok248) dan 5 kata (organik, pupuk, kentang, tanaman, dan pertanian). Contoh tersebut digunakan untuk menggambarkan tahap pengerjaan dan hasil perhitungan pada penelitian ini.

Pembobotan Kata Lokal

Pembobotan kata lokal merupakan pencarian bobot kata berbasis sebaran pada suatu dokumen. Secara umum, bobot kata lokal terdiri atas 2 bagian, yaitu luas distribusi seragam kata (Uj) dan perluasan penyebaran kata (Sj) pada suatu dokumen. Untuk mengukur luas keseragaman sebaran kata digunakan teori K.Pearson Chi Square.

Tahap awal yang dilakukan pada penelitian ini untuk mendapatkan hasil Chi Square adalah membuat paragraf dari isi dokumen yang ada. Proses pembuatan paragraf pada penelitian ini adalah parsing

dokumen. Setiap paragraf berisi lima kalimat. Hasil dari proses parsing dokumen disimpan dalam parsing.txt. Parsing.txt digunakan sebagai input untuk mendapatkan frekuensi kata per paragraf pada setiap dokumen. Tabel 3 Contoh hasil parsing kalimat

Dokumen Jumlah

Kalimat

Jumlah Paragraf

dok001 11 3

dok002 11 3

dok003 4 1

dok006 9 2

dok248 17 4

Pada Tabel 3 dapat dilihat hasil parsing

kalimat pada 5 dokumen contoh. Tabel 3 juga menggambarkan bahwa jumlah paragraf yang dihasilkan oleh dokumen beragam, mulai dari satu paragraf hingga empat paragraf tergantung jumlah kalimat yang dimiliki oleh dokumen.

(14)

dokumen. Peluang ditentukan dengan jumlah kata pada paragraf(Ci) dibagi jumlah token pada dokumen(Cm). Hasil perhitungan dari 5 contoh dokumen dapat dilihat pada Tabel 4. Pada dok002, paragraf 2 memiliki jumlah kata lebih banyak sehingga peluang(r) paragraf 2 lebih besar dari paragraf lain. Dokumen yang hanya memiliki 1 paragraf(dok003), maka peluang(r) paragraf tersebut adalah 1. Pada dok248, paragraf 1 dan 3 memiliki jumlah kata yang sama, sehingga dihasilkan peluang(r) yang sama.

Tabel 4 Hasil perhitungan peluang(r) Dokumen Paragraf Jumlah

Kata r

dok001 1 42 0.442

2 44 0.463

3 9 0.095

dok002 1 45 0.346

2 71 0.546

3 14 0.108

dok003 1 40 1.000

dok006 1 62 0.564

2 48 0.436

dok248 1 50 0.338

2 40 0.270

3 50 0.338

4 8 0.054

Perhitungan selanjutnya adalah frekuensi kata pada setiap paragraf(v), dan dokumen(n). Hasil perhitungan dok001 pada kata organik, pupuk, kentang, tanaman, dan pertanian dapat dilihat pada Tabel 5. Nilai v, n, dan r

digunakan untuk menghitung nilai chi-square. Tabel 5 Hasil perhitungan v dan n pada

dokumen dok001

Kata v1 v2 v3 n chij

organik 2 5 1 8 1.197

pupuk 1 6 0 7 4.427

kentang 4 1 1 6 2.150

tanaman 2 0 0 2 2.523

pertanian 0 0 1 1 9.555 Kata organik mempunyai nilai chi-square(chij) yang terendah. Nilai terendah tersebut menyatakan kata organik mendekati distribusi seragam, dan memiliki nilai distribusi seragam(Uj) yang tinggi. Terbukti

pada Tabel 6 organik memiliki nilai U yang terbesar.

Pada perhitungan perluasan penyebaran kata(Sj) sebuah kata, harus dilihat kata tersebut tersebar di dokumen atau tidak. Nilai yang diperlukan adalah total paragraf yang mengandung kata tersebut(p) dan total paragraf pada dokumen(N). Berdasarkan Tabel 5 kata organik dan kentang merupakan kata yang tersebar di ke-3 paragraf sehingga nilai S adalah 1.

Proses terakhir tahap ini adalah perhitungan bobot kata lokal pada setip kata j ( ). Hasil tahap ini berupa lokal.txt yang digunakan pada tahap selanjutnya. Hasil perhitungan bobot kata lokal dapat dilihat pada Tabel 6. Kata organik mendapat nilai tertinggi, artinya organik merupakan kata penting dalam dokumen dok001. Sebaliknya pada kata pertanian mendapat nilai terendah, artinya pertanian bukan merupakan kata penting dalam dokumen dok001.

Tabel 6 Hasil perhitungan Uj, Sj, dan bobot lokal pada dokumen dok001

Kata Uj Sj Lokal

organik 0.455 1.000 0.54

pupuk 0.184 0.736 0.18

kentang 0.317 1.000 0.39

tanaman 0.283 0.415 0.16

pertanian 0.094 0.415 0.05 Tabel 7 Perbandingan hubungan distribusi

dan bobot lokal

Kata p n Uj Lokal

organik 3 8 0.455 0.54

pupuk 2 7 0.184 0.18

kentang 3 6 0.317 0.39

tanaman 1 2 0.283 0.16

(15)

Pembobotan Global

Proses pembobotan global adalah perhitungan bobot suatu kata berdasarkan sebaran kata dalam koleksi dokumen. Secara umum, bobot kata global terdiri atas 2 bagian, yaitu luas keseragaman sebaran kata(Uj’)

dan perluasan penyebaran kata(Sj’) pada koleksi dokumen. Untuk mengukur luas keseragaman sebaran kata digunakan teori

K.Pearson Chi Square.

Tahap awal perhitungan chi-square pada pembobotan kata global adalah proses perhitungan peluang dari setiap dokumen di koleksi apabila kata menyebar(r’). Hasil

peluang didapat dari pembagian jumlah kata di dokumen(Ci’) dibagi jumlah kata di koleksi(Cm’). Tabel 8 merupakan hasil perhitungan peluang(r’) pada 5 dokumen

contoh. Jumlah kata yang dimiliki oleh seluruh koleksi adalah 33452 kata. Nilai pada suatu dokumen tergantung pada jumlah kata yang dimiliki oleh dokumen tersebut. Dokumen dok248 memiliki jumlah kata terbanyak, sehingga peluang(r’) dok248

memiliki nilai tertinggi. Sebaliknya untuk dokumen dok003 memiliki jumlah kata terkecil sehingga peluang(r’) dok248

memiliki nilai terkecil.

Tabel 8 Hasil perhitungan peluang(r’)

Dokumen Jumlah kata

dok001 95 0.00283

dok002 130 0.00388

dok003 40 0.00119

dok006 110 0.00328

dok248 148 0.00442

Proses selanjutnya adalah perhitungan frekuensi kata pada setiap dokumen(v’), dan frekuensi kata pada suatu koleksi(n’). Nilai r’, v’ dan n’ digunakan untuk menghitung nilai

chi-square dari koleksi dokumen. Hasil perhitungan v’, n’, dan chi-square dari 5 contoh kata dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Hasil perhitungan n’, ch ’, dan Uj’

Kata n' ch ’ U'

organik 53 1358.72 1359.76 pupuk 272 2033.21 2034.28 kentang 82 1509.87 1510.92 tanaman 927 711.37 712.34 pertanian 29 413.71 414.71

Kata pertanian mempunyai nilai chi-square(chi) yang terendah. Nilai terendah menyatakan token pertanian mendekati distribusi seragam. Artinya untuk nilai chi-square(chi) yang rendah akan mendapat nilai distribusi seragam(Uj’) yang rendah. Terbukti pada Tabel 9 organik memiliki nilai U yang terkecil.

Pada perhitungan perluasan penyebaran kata pada koleksi dokumen(Sj’), sebuah kata harus dilihat kata tersebut tersebar di koleksi dokumen atau tidak. Nilai yang diperlukan adalah total dokumen yang mengandung kata tersebut(p’) dan total seluruh dokumen pada

koleksi(). Pada Tabel 10, kata tanaman berada pada 274 dokumen dengan total koleksi 324 dokumen. Oleh karena itu, tanaman memperoleh nilai yang kecil artinya koleksi tersebut tersebar di koleksi dokumen.

Tabel 10 Hasil perhitungan p’, dan Sj’ dengan

=324

Kata p' Sj'

organik 14 4.590

pupuk 58 2.719

kentang 22 3.975

tanaman 274 1.125

pertanian 25 3.803

Tabel 11 Hasil perhitungan Uj’, Sj’ dengan persamaan(2) dan bobot global

Kata Uj' Sj' Global

organik 1359.76 4.590 12.66

pupuk 2034.28 2.719 12.43

kentang 1510.92 3.975 12.55

tanaman 712.34 1.125 9.64

(16)

Berbeda dengan hasil pembobotan global dengan perhitungan pada Tabel 12, kata tanaman organik tidak mendapat bobot tinggi. Tabel 12 merupakan hasil perhitungan pembobotan global dengan perhitungan Sj’ menggunakan persamaan(1). Nilai terbesar diperoleh kata tanaman. Hal tersebut terjadi karena dengan persamaan(1), kata yang menyebar pada banyak dokumen dikoleksi menghasilkan yang tinggi sehingga tanaman mendapatkan bobot yang lebih besar. Hasil dari perhitungan ini tidak sesuai dengan teori pembobotan sebaran kata menurut Xia dan Chai (2011) sehingga, pada tahap selanjutnya digunakan hasil pada Tabel 11, yaitu dengan perhitungan Sj’ menggunakan persamaan (2).

Tabel 12 Hasil perhitungan Uj’, Sj’ dengan persamaan(1) dan bobot Global Kata Uj' Sj' Global organik 1359.76 0.061 6.39 pupuk 2034.28 0.237 8.92 kentang 1510.92 0.095 7.17 tanaman 712.34 0.884 9.30 pertanian 414.71 0.107 5.51 Pada Xia dan Chai (2011), hubungan antara luas distribusi seragam dan bobot kata pada suatu koleksi adalah korelasi negatif non linear. Pada penelitian ini, hal tersebut terbukti pada kata tanaman yang memiliki luas distribusi seragam yang tinggi dan bobot global yang rendah. Hasil perbandingan hubungan distribusi seragam dan bobot tersebut dapat dilihat pada Tabel 13

Tabel 13 Perbandingan hubungan distribusi seragam dan bobot global

Kata n' p' Global

organik 53 14 12.66

pupuk 272 58 12.43

kentang 82 22 12.55

tanaman 927 274 9.64

pertanian 29 25 10.62

Perkalian antara lokal dan global

Tahap terakhir dalam pembobotan persebaran kata adalah perhitungan nilai keseluruhan pembobotan persebaran kata. Perhitungan yang dilakukan pada tahap ini adalah perkalian dari pembobotan lokal dan pembobotan global menggunakan persamaan(3).

Hasil dari tahap ini disimpan dalam lokalglobal.txt. Hasil perhitungan pembobotan sebaran kata dapat diliihat pada Tabel 14. Berdasarkan pembobotan sebaran kata, organik memiliki nilai tertinggi pada dokumen dok001. Oleh karena itu, organik merupakan kata penciri dari dokumen dok001.

Tabel 14 Hasil perhitungan bobot lokal, global, dan sebaran kata pada dok001

Kata Lokal Global Sebaran Kata

organik 0.54 12.66 6.82

pupuk 0.18 12.43 2.28

kentang 0.39 12.55 4.99

tanaman 0.16 9.64 1.55

pertanian 0.05 10.62 0.59

Kesamaan Dokumen dan Kueri

Metode yang digunakan untuk pengukuran kesamaan adalah ukuran kesamaan kosinus. Pada tahap awal dalam pengukuran kesamaan dokumen, diperlukan kueri yang di masukkan ke dalam sistem oleh pengguna. Kueri diterima oleh sistem, dan dilakukan perubahan menjadi vektor kueri. Tahap selanjutnya adalah proses perhitungan kesamaan antara vektor dokumen dan kueri yang diimplementasikan menggunakan persamaan(4).

Pengujian Kinerja Sistem

Proses evaluasi dalam penelitian ini dilakukan pada koleksi jurnal hortikultura. Proses evaluasi pada koleksi jurnal hortikultura menggunakan 15 kueri uji yang terdapat pada Laboratorium Information Retrieval. Daftar kueri uji dan dokumen relevan yang digunakan pada penelitian ini terdapat pada Lampiran 1.

Pencarian dengan kueri uji ini dilakukan dengan melakukan pengukuran recall

-precision dari sistem. Recall adalah rasio dokumen relevan yang ditemukembalikan dan

precision adalah dokumen relevan yang ditemukembalikan. Perhitungan recall dan

(17)

dari Putra (2011) dengan modifikasi oleh penulis.

Gambar 3 merupakan grafik dari 11 titik

recall yang dihitung menggunakan interpolasi maksimum. Hasil temu kembali informasi menghasilkan nilai average precision (AVP) sebesar 0.848 yang artinya secara rata-rata pada tiap titik recall, 84.8% hasil temu-kembali relevan dengan kueri.

Gambar 3 Grafik recall precision.

Perbandingan Hasil Uji Kueri

Pada tahap evaluasi penelitian ini, dilakukan beberapa perbandingan hasil temu kembali pada kueri uji, yaitu perbandingan pembobotan sebaran kata menggunakan

parsing 3, 4, dan 5 kalimat, serta perbandingan pembobotan sebaran kata dengan TFIDF.

Penentuan jumlah kalimat pada pembuatan sebuah paragraf diduga akan mempengaruhi kinerja sistem dalam proses temu kembali dokumen. Penelitian ini melakukan 3 percobaan, yaitu membuat

parsing kalimat sebanyak 3, 4, dan 5 kalimat per paragraf. Proses parsing pada penelitian ini merupakan tahap awal pada pembobotan lokal.

Kinerja sistem pembobotan sebaran kata dengan parsing 3, 4, dan 5 kalimat memiliki hasil AVP yang berbeda. Perbedaan hasil AVP dapat ditunjukan oleh Tabel 13. AVP sistem dengan parsing sebanyak 3 kalimat sebesar 0.785, 4 kalimat sebesar 0.803, dan 5 kalimat sebesar 0.848. Pada Lampiran 4, 5 dan 6 dapat dilihat nilai AVP pada masing-masing kueri untuk parsing 3, 4, dan 5 kalimat.

Pada Tabel 15 terlihat bahwa AVP sistem yang melakukan parsing 5 kalimat per

paragraf memiliki nilai yang lebih tinggi, yaitu 0.848 atau 84,8%. Hal tersebut disebabkan oleh parsing 5 kalimat membuat setiap paragraf akan memiliki jumlah kalimat yang lebih banyak sehingga bobot dari kata penanda dokumen akan semakin bertambah. Selain itu, pada parsing 5 kalimat, dokumen harus memiliki jumlah kata yang banyak. Pada dokumen yang jumlah katanya sedikit,

parsing 5 kalimat kinerjanya menurun, terlihat pada kueri hama pengerek, lalat buah, dan pupuk npk. Pada kueri tersebut lebih cocok menggunakan parsing 3 atau 4. Karena

parsing 3 atau 4 kalimat, paragraf akan lebih banyak dan kata penciri lebih tersebar, sehingga bobot meningkat.

Tabel 15 Perbedaan hasil AVP untuk proses

parsing 3, 4, dan 5 kalimat Kueri

Jumlah kalimat per paragraf

3 4 5

cabai merah 0.622 0.801 0.687 buah tropika 0.508 0.675 0.730

padi 1.000 1.000 1.000

budidaya anggrek 0.227 0.555 1.000 kultur in vitro 0.280 0.336 0.474 fungisida 0.835 0.835 0.851 genotip 1.000 1.000 1.000 hama penggerek 0.894 0.864 0.769

jagung 1.000 1.000 1.000

pupuk npk 0.709 0.634 0.635 gladiol 1.000 1.000 1.000 tanah latosol 0.909 0.510 1.000 lalat buah 0.784 0.830 0.584

tunas 1.000 1.000 1.000

vaksin 1.000 1.000 1.000

Average

precision(AVP) 0.785 0.803 0.848 Kinerja sistem pembobotan sebaran kata dan TFIDF menghasilkan output yang berbeda. Secara umum, sistem sebaran kata menghasilkan AVP sebesar 0.848, sedangkan TFIDF menghasilkan AVP sebesar 0.833.

Pada penelitian ini, dapat dikatakan hasil pembobotan sebaran kata lebih tinggi. Perbandingan nilai AVP dari sebaran kata dan TFIDF dapat dilihat pada Gambar 4. Pada Lampiran 6 dan 7 dapat dilihat nilai AVP pada masing-masing kueri uji untuk pembobotan sebaran kata dan TFIDF. Tabel 16 merupakan hasil perbandingan dari 15 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

preci

si

o

n

(18)

kueri yang dimasukkan ke sistem sebaran kata dan TFIDF.

Gambar 4 Perbandingan pembobotan sebaran kata dan TFIDF.

Tabel 16 Perbandingan 15 kueri pada sistem

Kueri Sebaran

Kata TFIDF

cabai merah 0.687 0.586

buah tropika 0.730 0.440

padi 1.000 1.000

budidaya anggrek 1.000 0.636 kultur in vitro 0.474 0.535

fungisida 0.851 0.818

genotip 1.000 1.000

hama penggerek 0.769 0.909

jagung 1.000 1.000

pupuk npk 0.635 0.785

gladiol 1.000 1.000

tanah latosol 1.000 0.773

lalat buah 0.584 1.000

tunas 1.000 1.000

vaksin 1.000 1.000

Average

precision(AVP) 0.848 0.832 Berdasarkan Tabel 16, sistem pembobotan berdasarkan sebaran kata memiliki hasil yang lebih baik dari TFIDF. Namun, terdapat beberapa kueri dari sistem TFIDF yang memiliki nilai yang lebih baik dari sebaran kata. Kueri tersebut adalah kultur in vitro, hama pengerek, pupuk npk, dan lalat buah.

Hal tersebut disebabkan oleh jumlah kata yang terdapat pada gugus jawaban dari kueri tersebut sedikit. Jumlah kata yang sedikit berakibat pada sedikitnya jumlah paragraf

pada dokumen dan mengakibatkan kata penciri pada dokumen tidak tersebar. Pada penelitian ini, penciri yang tidak tersebar menyebabkan penciri dokumen mendapatkan bobot yang kecil dan kinerja sistem menurun.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1 Hasil akurasi sistem pembobotan sebaran kata lebih dari 80% dengan parsing 5 kalimat per paragraf.

2 Akurasi hasil pembobotan sebaran kata lebih besar dibandingkan pembobotan TFIDF untuk koleksi dokumen jurnal hortikultura, dengan sebaran kata 84.8% dan TFIDF 83.2%.

Saran

Pada penelitian ini, perhitungan pembobotan berdasarkan sebaran kata dilakukan pada seluruh token yang terdapat pada suatu dokumen maupun pada suatu koleksi. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan adanya pemilihan fitur sehingga hanya token tertentu yang dipilih untuk proses perhitungan.

DAFTAR PUSTAKA

Baeza-Yates R, Ribeiro-Neto B. 1999.

Modern Information Retrieval. New York: Addison-Wesley.

Herdi H. 2010. Pembobotan dalam proses pengindeksan dokumen bahasa Indonesia menggunakan framework Indri [Skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Manning CD, Raghavan P, Schutze H. 2008.

Introduction to Information Retrieval. Cambridge: Cambridge University Press. Putra DDP. 2011. Temu kembali model

Extended Boolean menggunakan P-Norm Model dan Belief Revision [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Ridha A. 2012. Pengindeksan otomatis dengan istilah tunggal untuk dokumen bahasa Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

preci

si

o

n

recall

(19)

Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Salton G. 1989. Automatic Text Processing: The Transformation, Analysis, and Retrieval of Information by Computer. Boston: Addison-Wesley.

T. Xia, Y. Chai. 2011. An improvement to TF-IDF: Term distribution based Term Weight Algorithm. Journal of Software

(20)
(21)

Lampiran 1 Daftar kueri uji dan dokumen yang relevan

Kueri Uji Dokumen Relevan

cabai merah dok053.txt, dok059.txt, dok061.txt, dok100.txt, dok124.txt, dok153.txt, dok169.txt, dok201.txt, dok212.txt, dok223.txt, dok232.txt, dok283.txt

buah tropika

dok025.txt, dok064.txt, dok079.txt, dok104.txt, dok106.txt, dok111.txt, dok113.txt, dok115.txt, dok128.txt, dok129.txt, dok131.txt, dok133.txt, dok140.txt, dok145.txt, dok158.txt, dok227.txt, dok238.txt, dok264.txt, dok286.txt, dok296.txt, dok301.txt

padi dok011.txt, dok089.txt, dok108.txt, dok243.txt budidaya anggrek dok023.txt, dok110.txt, dok186.txt

kultur in vitro dok023.txt, dok110.txt, dok161.txt, dok196.txt, dok248.txt, dok259.txt

fungisida dok055.txt, dok061.txt, dok070.txt, dok071.txt, dok125.txt, dok126.txt, dok129.txt, dok136.txt, dok283.txt, dok291.txt, dok308.txt

genotip

dok003.txt, dok015.txt, dok029.txt, dok037.txt, dok045.txt, dok047.txt, dok113.txt, dok179.txt, dok209.txt, dok210.txt, dok224.txt, dok225.txt, dok231.txt, dok232.txt, dok250.txt, dok255.txt, dok257.txt, dok305.txt, dok324.txt

hama penggerek dok051.txt, dok069.txt, dok140.txt, dok145.txt, dok247.txt, dok315.txt jagung dok051.txt, dok053.txt, dok065.txt, dok069.txt, dok076.txt, dok108.txt,

dok137.txt, dok145.txt, dok315.txt pupuk npk

dok004.txt, dok007.txt, dok012.txt, dok018.txt, dok056.txt, dok087.txt, dok100.txt, dok155.txt, dok157.txt, dok160.txt, dok164.txt, dok168.txt, dok189.txt, dok194.txt, dok244.txt

gladiol dok075.txt, dok099.txt, dok107.txt, dok125.txt, dok193.txt, dok199.txt, dok244.txt, dok245.txt, dok250.txt, dok251.txt, dok252.txt, dok322.txt tanah latosol dok024.txt, dok080.txt, dok324.txt

lalat buah dok064.txt, dok141.txt, dok148.txt, dok296.txt, dok304.txt

tunas

dok033.txt, dok043.txt, dok044.txt, dok079.txt, dok084.txt, dok090.txt, dok116.txt, dok117.txt, dok127.txt, dok155.txt, dok158.txt, dok161.txt, dok171.txt, dok172.txt, dok189.txt, dok193.txt, dok196.txt, dok205.txt, dok207.txt, dok213.txt, dok219.txt, dok220.txt, dok226.txt, dok228.txt, dok229.txt, dok248.txt, dok286.txt

(22)

Lampiran 2 Contoh dokumen koleksi pengujian <DOC>

<docId>dok001.txt</docId>

<content> Akhir akhir ini kentang menjadi tanaman prioritas dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Produksi umbi kentang di Indonesia masih rendah sehingga diperlukan upaya untuk menaikkan produksi dan mutu umbi. Kendala yang dihadapi petani kentang di dataran medium pada lahan sawah adalah kandungan bahan organik tanah rendah. Percobaan ini dilaksanakan pada musim kemarau di daerah Magelang. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh dari macam dan dosis pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kentang pada kondisi tersebut. Perlakuan terdiri atas dua faktor, yaitu lima macam pupuk organik dan lima macam dosis pupuk organik. Rancangan yang digunakan adalah split plot dengan tiga ulangan. Perlakuan macam pupuk organik sebagai petak utama dan dosis pupuk organik sebagai anak petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan hasil kentang. Penggunaan pupuk kandang kambing memberikan hasil yang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Implikasi dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa limbah pertanian/bahan organik dapat meningkatkan produksi kentang. </content>

(23)

Lampiran 3 Daftar stopword

acapkali apalagi begini berikut bukankah

ada apalah beginilah berikutnya bukanlah

adakah apanya begitu berjumlah bukannya

adakan apapun begitulah berkat buktikan

adalah arti begitupula berkenaan cara

adanya artian begitupun berkesan cerita

adapun artinya belakang berkesempatan ceritanya

aduh asalan belakangan berkesimpulan contoh

agak asalkan belum berlalu contohkan

agaknya asumsi belumlah berlalunya contohnya

agar asumsinya benar berlama cukup

aja atas benarkah berlangsung Cuma

akalan atasnya benarnya bermula daerah

akan atau berada bersama dahulu

akankah ataukah berakhir bersamaan dalam

akhir ataupun berakhirnya bertepatan dan

akhirnya awal berakibat beruntun dapat

akibat bagai berakibatkan berupa dapatkah

akibatkan bagaikan beralasan besarnya dapatkan

akibatnya bagaimana beralih beserta dapatlah

aku bagaimanakah beralihnya besok dari

ala bagaimanapun beranggapan besoknya darinya

alangkah bagi berapa betapa daripada

alasan baginya berapanya biar dekat

alasannya bagus berapapun biarlah dekatnya

alih bagusnya berarti biasa demi

alihkan bahkan berasumsi biasanya demikian

amat bahwa berbagai bicarakan demikianlah

amatlah baik berbagi bicaranya dengan

ambil baiknya berbanding bila dengannya

anda balik berbeda bilamana depan

andai banding berdampak bilang depannya

anggap bandingkan berdasarkan bisa di

anggapan banyak berhadapan bisakah dia

antar banyaknya berharap bisanya dialah

antara barangkali berhubung boleh dialami

antaranya baru berhubungan boro dialihkan

apa bawah beri buat diambil

apabila bawahnya berikan buatnya diambilkan

(24)

Lanjutan

dianggap dimulailah haruslah kapan lakukan

diantara dimulainya harusnya karena lalu

diantaranya dimungkinkan hendak karenanya lalui

diapakan dipaparkan hendaklah kata lama

dibagi dipersilahkan hendaknya katakan lanjut

dibagikan disaat hingga katakanlah lantaran

dibeberapa disebabkan how katanya lantas

diberbagai disejumlah ialah kau lebih

diberi diseluruh ingin kayak lepas

diberikan disertai ini kayaknya lewat

diberinya disertakan inilah ke lokasi

dibiarkan disimpulkan inipun kebanyakan maka

dibiasakan disitulah itu kebetulan makin

dibilang ditanggapi itulah kebiasaan mampu

dicontoh ditanya itupun kecil mampukah

dicontohkan ditanyakan iya kecuali mampunya

dicontohkannya dituturkan jadi kemana mana

didapat diucapkan jadikan kemanakah manakala

didapati dkk jadilah kembali manalagi

didapatkan dll jadinya kemudian manapun

didapatnya dsb jangan kemungkinan masa

didasarkan dua jarang kemungkinannya masih

digolongkan dulu jauh kenapa masihkah

digunakan dulunya jelaskan kenapakah masing

diharapkan empat jika kepada masuk

dijadikan enggak jikalau kepadanya masyarakat

dijadikannya engkau juga kepala mau

dikarenakan esok jumlah ketika maupun

dikasih gimana jumlahnya ketimbang melainkan

dikata habis justru khususnya melakukan

dikatakan habisan juta kini melalui

dikatakannya habiskan kabupaten kita melihat

dikategorikan habisnya kadang kondisi memang

dikembangkan hal kalau kurang memaparkan

diketahui hampir kalaupun lagi membagi

diketahuinya hanya kali lagian membagikan

dilaksanakan hanyalah kalian lagipula memberi

dilakukan hari kami lain memberikan

dimana harus kamu lainnya memberinya

(25)

Lanjutan

membolehkan menuju paparan sambil segera

membuat menunjukkan paparkan sambutannya sehabis

memeperoleh menurut paparnya sampai seharusnya

memiliki menurutnya para sana seharusnyalah

meminta menuturkan pasti sang sehingga

memperbolehkannya menyatakan pastilah sangat sehubungan

mempersilahkan menyebabkan pastinya sangatlah sejak

mempunyai menyebutkan pelak satunya sejauhmana

memungkinkan menyia pelbagai saya sejumlah

menanggapi mereka pemaparan sayangnya sekalian

menanggapinya merupakan pembagian seakan sekaligus

menanyakan meski pembagiannnya seandainya sekalipun

mencapai meskipun pendapat seantero sekarang

mencontohkan mesti pengalihan sebab sekata

mendapat mestinya pengambil sebabkan sekedar

mendapati misal pengambilan sebabnya sekeliling

mendapatkan misalkan pengandaian sebagai seketika

mendapatkannya misalnya per sebagaimana sekian

menerus mudah peralihan sebagainya sekitar

mengada mula percuma sebagian selagi

mengaku mulai peri sebaik selain

mengalami mulainya perihal sebaiknya selalu

mengalihkan mulanya perlahan sebaliknya selama

mengambil muncul perlu sebanyak selanjutnya

mengambilnya mungkin pernah sebelum selesai

menganggap mungkinkah persen sebelumnya selesaikah

menganggapnya namun pertamanya sebenarnya seluruh

mengapa nanti pinggir seberapa seluruhnya

mengatakan negara pula seberat semakin

mengembangkan nilai pulalah sebesar semampunya

mengenai nyaris pun sebetulnya semenjak

menggunakan nyiakan rata sebuah sementara

mengungkapkan oleh relevankah secara semestinya

meningkat orang rendah sedalam semisal

meningkatkan pada saat sedang semoga

menjadi padahal saatnya sedangkan semua

menjadikan padanannya saatnyalah sedapat semuanya

menjadikannya paling saja sedemikian semula

menjelang panjangnya salah sedikit seolah

(26)

Lanjutan

seorangpun sia tergolong untuk

sepadan sialnya terhadap usah

sepanjang siap terjadi usahlah

sepasang siapa terjadilah usai

sepele siapakah terjadinya usianya

sependapat siapapun terkadang waktu

seperti silahkan terkait waktulah

sepertinya singkatnya terkecuali waktunya

seputar sini terlalu walau

seraya sinilah terlebih walaupun

serba situ termasuk warga

serentak sosok ternyata yaitu

sering sosoknya tersebut yakni

seringkali suatu tertentu yang

seringkalinya sudah terus

seringlah sulit tetap

seringnya sungguh tetapi

serta sungguhpun tiap

sertanya supaya tiba

sesaat tak tidak

sesama tambahnya tidaklah

sesamamu tanggapan tidaknya

sesedikit tanggapannya tiga

seseorang tanggapnya tinggi

sesuai tanpa tutur

sesuatu tapi tuturnya

sesuatunya tatkala ucap

sesudah telah ucapan

sesudahnya tempat ucapannya

sesukanya tengah ucapkan

sesungguhnya tentang ucapnya

setelah tentu ujar

setelahnya tentunya ujarnya

seterusnya tepatnya umpamanya

setiap terbagi umum

setidak terbalik umumnya

setidaknya terbiasa ungkap

seusai terbilang ungkapan

sewaktu terdapat ungkapkan

(27)

Lampiran 4 Daftar AVP masing-masing kueri pada pengujian parsing 3 kalimat

Kueri Uji Titik Recall

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0

cabai merah 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.368 0.320 0.314 0.314 0.314 0.207

buah tropika 1.000 0.667 0.556 0.450 0.45 0.429 0.429 0.429 0.404 0.396 0.377

padi 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

budidaya anggrek 0.333 0.333 0.333 0.333 0.167 0.167 0.167 0.167 0.167 0.167 0.167

kultur in vitro 0.333 0.333 0.333 0.333 0.333 0.250 0.250 0.250 0.250 0.207 0.207

fungisida 1.000 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818

genotip 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

hama penggerek 1.000 1.000 1.000 1.000 0.833 0.833 0.833 0.833 0.833 0.833 0.833

jagung 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

pupuk npk 1.000 1.000 1.000 0.778 0.778 0.667 0.667 0.611 0.565 0.389 0.349

gladiol 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

tanah latosol 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.750 0.750 0.750 0.750

lalat buah 1.000 1.000 1.000 1.000 0.750 0.750 0.625 0.625 0.625 0.625 0.625

tunas 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

vaksin 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Rata-rata interpolasi maksimum

0.911 0.877 0.869 0.848 0.809 0.752 0.741 0.720 0.715 0.700 0.689

AVP 0.785

(28)

Lampiran 5 Daftar AVP masing-masing kueri pada pengujian parsing 4 kalimat

Kueri Uji Titik Recall

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0

cabai merah 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.357 0.239 0.211

buah tropika 1.000 1.000 1.000 1.000 0.600 0.524 0.500 0.459 0.459 0.452 0.435

padi 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

budidaya anggrek 1.000 1.000 1.000 1.000 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300 0.300

kultur in vitro 0.429 0.429 0.429 0.429 0.429 0.263 0.263 0.263 0.263 0.250 0.250

fungisida 1.000 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818

genotip 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

hama penggerek 1.000 1.000 0.833 0.833 0.833 0.833 0.833 0.833 0.833 0.833 0.833

jagung 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

pupuk npk 1.000 1.000 0.833 0.833 0.563 0.563 0.556 0.444 0.444 0.400 0.333

gladiol 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

tanah latosol 1.000 1.000 1.000 1.000 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231

lalat buah 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.625 0.625 0.625 0.625 0.625

tunas 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

vaksin 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Rata-rata interpolasi maksimum

0.962 0.950 0.928 0.928 0.785 0.769 0.742 0.732 0.689 0.677 0.669

AVP 0.803

(29)

Lampiran 6 Daftar AVP masing-masing kueri pada pengujian parsing 5 kalimat

Kueri Uji Titik Recall

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0

cabai merah 1.000 1.000 1.000 1.000 0.667 0.667 0.667 0.529 0.476 0.324 0.231

buah tropika 1.000 0.889 0.889 0.889 0.818 0.667 0.667 0.652 0.630 0.514 0.417

padi 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

budidaya anggrek 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

kultur in vitro 1.000 1.000 0.600 0.600 0.600 0.333 0.333 0.208 0.208 0.167 0.167

fungisida 1.000 1.000 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818

genotip 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

hama penggerek 0.800 0.800 0.800 0.800 0.800 0.800 0.800 0.714 0.714 0.714 0.714

jagung 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

pupuk npk 1.000 0.714 0.714 0.714 0.688 0.688 0.688 0.688 0.464 0.350 0.283

gladiol 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

tanah latosol 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

lalat buah 1.000 1.000 1.000 1.000 0.750 0.750 0.185 0.185 0.185 0.185 0.185

tunas 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

vaksin 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Rata-rata interpolasi maksimum

0.987 0.960 0.921 0.921 0.876 0.848 0.811 0.786 0.766 0.738 0.721

AVP 0.848

(30)

Lampiran 7 Daftar AVP masing-masing kueri pada pengujian pembobotan TFIDF

Kueri Uji Titik Recall

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0

cabai merah 1.000 1.000 0.533 0.533 0.533 0.533 0.533 0.526 0.526 0.393 0.333

buah tropika 0.636 0.636 0.636 0.636 0.346 0.333 0.333 0.333 0.333 0.311 0.303

padi 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

budidaya anggrek 1.000 1.000 1.000 1.000 0.667 0.667 0.667 0.250 0.250 0.250 0.250

kultur in vitro 1.000 1.000 1.000 1.000 0.294 0.294 0.294 0.294 0.294 0.207 0.207

fungisida 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818 0.818

genotip 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

hama penggerek 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.833 0.833 0.833 0.833 0.833 0.833

jagung 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

pupuk npk 1.000 1.000 1.000 1.000 0.800 0.800 0.750 0.750 0.750 0.412 0.375

gladiol 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

tanah latosol 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.375 0.375 0.375 0.375

lalat buah 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

tunas 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

vaksin 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Rata-rata interpolasi maksimum

0.964 0.964 0.933 0.933 0.831 0.819 0.815 0.745 0.745 0.707 0.700

AVP 0.833

(31)

Lampiran 8 Antarmuka halaman utama sistem pencarian jurnal hortikultura

Lampiran 9 Antarmuka hasil pencarian

(32)

ABSTRACT

PUTRI DEWI PURNAMA SARI. Term Weight Method based on Term Distribution for Information Retrieval on Indonesian Documents. Supervised by JULIO ADISANTOSO.

Term weight algorithm plays an important role in the process of document searching, which is greatly influenced by the precision and recall results of the Search Engine. Currently, TF-IDF term weight algorithm is widely applied in language models to build the search engine systems. Since term frequency is not the only discriminator which is necessary to be considered in term weighting and make each weight suitable to indicate the term’s importance, term weighting algorithm based on term distribution has been developed. In a single document, a term with higher frequency and closer to hypo-dispersion distribution usually contains more semantic information and should be given higher weight. One the other hand, in collection of documents, the term with higher frequency and hypo-dispersion distribution usually contains less information. This research implements term weight based on term distribution, with Local Term Weight Algorithm and Global Term Weight Algorithm for the documents in Indonesian Language. The result of this research is a Search Engine with an average precision of 84.8%.

(33)

METODE PEMBOBOTAN KATA BERBASIS SEBARAN

UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI

DOKUMEN BAHASA INDONESIA

PUTRI DEWI PURNAMA SARI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(34)

METODE PEMBOBOTAN KATA BERBASIS SEBARAN

UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI

DOKUMEN BAHASA INDONESIA

PUTRI DEWI PURNAMA SARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(35)
[image:35.595.110.296.74.435.2]

DOKUMEN DOKUMEN Pembobotan sebaran kata Pembobotan sebaran kata KUERI KUERI Pengindeksan kueri Pengindeksan kueri Kesamaan dokumen dan kueri Kesamaan dokumen dan kueri Tokenization Tokenization Pembuangan Stop words Pembuangan Stop words Pengindeksan Dokumen Matriks term-dokumen Matriks term-dokumen Matriks term-kueri Matriks term-kueri Peringkat dokumen Peringkat dokumen Evaluasi Evaluasi

Gambar 1 Tahapan pembangunan sistem. Pengindeksan

Proses pengindeksan terdiri atas proses tokenisasi, pembuangan stopwords, dan pembobotan (Manning et al. 2008). Pada penelitian ini metode pembobotan yang dilakukan adalah metode sebaran kata. Tokenisasi

Tokenisasi menerima masukan berupa rangkaian karakter dan memilahnya menjadi

token dengan aturan sebagai berikut:

1 Suatu token dimulai oleh huruf atau angka 2 Token dipisahkan oleh karakter whitespace

3 Karakter-karakter khusus yang mengikuti huruf atau angka akan dihilangkan. Pembuangan Stop words

Stop words adalah kata-kata umum yang biasanya muncul dalam jumlah yang besar dan dianggap tidak memiliki makna (Manning

et al. 2008). Pada penelitian ini stopwords diperoleh dari Herdi (2010).

Pembobotan sebaran kata

Pembobotan yang digunakan pada penelitian ini adalah pembobotan sebaran

kata. Input dari proses pembobotan sebaran kata adalah kata terpilih yang akan digunakan untuk membangun inverted index dari koleksi dokumen. Menurut Xia dan Chai (2011) pembobotan berdasarkan sebaran kata memiliki dua titik fokus, yaitu sebaran kata lokal(dalam suatu dokumen individu) dan sebaran kata global(dalam koleksi dokumen). Nilai bobot dari suatu kata terpilih adalah perkalian antara kedua pembobotan tersebut. Pembobotan Lokal

Pembobotan lokal terdiri dari luas distribusi seragam kata ke-j pada dokumen (Uj) dan perluasan penyebaran kata ke-j pada dokumen (Sj). Pada pembobotan kata lokal terdapat hubungan antara luas distribusi seragam kata dan bobot kata, yaitu positif non linear. Artinya, kata yang luas distribusi seragam tinggi mempunyai bobot kata yang tinggi.

Pada perhitungan luas distribusi seragam kata digunakan teori K.Pearson Chi Square

dengan rumus:

2 = v n 2

n

m

i=1

dengan

: frekuensi kata ke-j pada paragraf ke-i

: frekuensi kata ke-j di dokumen : peluang kata ke-j ada di paragraf ke-i

: frekuensi kata ke-j di paragraf ke-i jika kata ke-j tersebar

Nilai yang rendah menyatakan kata ke

j mendekati distribusi seragam. Nilai rendah tersebut bertentangan dengan hubungan distribusi seragam pada dokumen dan bobot kata, sehingga rumus distribusi seragam(Uj) adalah

Uj= 1 1

Uj = 1

1 ∑mi=1(v -n n )2

Pada perhitungan perluasan penyebaran kata (Sj) digunakan rumus:

Sj = l (1 ⁄ )

dengan :

: total paragraf yang mengandung term ke-j

(36)

Pembobotan lokal dari kata ke-j dalam dokumen d adalah

d l =l 1

d l = l 1 l (1 ⁄ )

1 ∑ vin 2

n

m i=1

Pembobotan Global

Pembobotan global terdiri atas luas distribusi seragam kata ke-j pada koleksi (Uj’) dan perluasan penyebaran kata ke-j pada koleksi (Sj’). Pada pembobotan global, terdapat hubungan antara luas distribusi seragam kata dan bobot kata, yaitu negatif non linear. Artinya, kata yang luas distribusi seragamnya tinggi mempunyai bobot kata yang rendah.

Pada perhitungan luas distribusi seragam kata, digunakan teori K.Pearson Chi Square

dengan rumus:

= ∑(v n )

2

n

m

i=1 dengan:

: frekuensi kata ke-j pada dokumen ke-i

: frekuensi kata ke-j di koleksi

’ : peluang kata ke-j ada di dokumen ke-i

:

Gambar

Gambar 1  Tahapan pembangunan sistem.
Tabel 2  Deskripsi dokumen uji
Tabel 3  Contoh hasil parsing kalimat
Tabel 6  Hasil perhitungan Uj, Sj, dan bobot    lokal pada dokumen dok001
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara garis besar yang dimaksud dengan Awig-awig adalah patokan- patokan tingkah laku, baik tertulis maupun tidak tertulis yang dibuat oleh masyarakat yang

Dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dan integritas laporan keuangan yang diukur menggunakan skor indeks konservatisme, didapatkan hasil penelitian bahwa

menunjukkan bahwa rata-rata head losses yang dihasilkan diameter penampang 1 inch menuju ¾ inch lebih tinggi serta semakin naiknya debit aliran head losses yang

Secara ringkas, dengan analisis Shift-share dapat dijelaskan bahwa perubahan suatu variabel regional siatu sektor di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dipengaruhi oleh

Kata humas adalah merupakan singkatan dari Hubungan Masyarakat, belum ada ilmuan yang dapat menafsirkan arti kata humas dengan memuaskan karena memang banyak

Sehingga pada diagram satu garis dapat ditulis bahwa busbar yang digunakan. adalah busbar CU 15 × 3 mm 2 per fasa dengan tambahan busbar

Dari sini, penulis ingin membahas adanya ketidaksiapan tuan rumah penyelenggara dalam menjadikan Sochi sebagai tempat bekerja yang ideal buruh migran asing dengan sesuai

Layout usulan merupakan rancangan dalam membangun model menggunakan software ProModel, dimana layout tersebut melibatkan aliran produksi dari pembuatan produk